• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD

)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PANDEGLANG,

Menimbang : a. bahwa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2004 tentang Desa sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005, Badan Permusyawaratan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf “a”, perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang tentang Badan Permusyawaratan Desa;

Mengingat: : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(2)

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165);

7. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG dan

BUPATI PANDEGLANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA (BPD).

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Daerah adalah Kabupaten Pandeglang;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

(3)

3. Bupati adalah Bupati Pandeglang;

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten;

5. Camat adalah Camat di Wilayah Kabupaten Pandeglang;

6. Desa atau disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa;

9. Pemuka masyarakat adalah pemuka-pemuka masyarakat yang diambilkan dari kalangan adat, agama, organisasi sosial politik, golongan profesi dan unsur pemuka masyarakat lainnya yang memenuhi persyaratan;

10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

BAB II

KEDUDUKAN DAN FUNGSI

Pasal 2

BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Pasal 3

(1) BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

(2) Pelaksanaan fungsi BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dalam peraturan tata tertib.

(3) Tata tertib ditetapkan dengan Keputusan BPD.

BAB III

KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN

Pasal 4

(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.

(2) Anggota BPD dapat terdiri dari Ketua Rukun Warga, Pemangku Adat, Golongan Profesi, Pemuka Agama dan Tokoh atau Pemuka Masyarakat lainnya.

(4)

(3) Jumlah anggota BPD ditentukan berdasarkan jumlah penduduk Desa yang bersangkutan dengan ketentuan :

a. jumlah penduduk sampai dengan 3500 jiwa, 5 (lima) orang anggota;

b. 3501 sampai dengan 5000 jiwa, 7 (tujuh) orang anggota;

c. 5001 sampai dengan 6500 jiwa, 9 (sembilan) orang anggota;

d. Jumlah penduduk lebih dari 6500 jiwa, 11 (sebelas) orang anggota;

Pasal 5

(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris.

(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus.

(3) Rapat Pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota termuda.

BAB IV

TUGAS, WEWENANG, HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama Tugas dan Wewenang

Pasal 6 BPD mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa;

c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;

d. Menetapkan hasil pemilihan Kepala Desa;

e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

f. Menyusun Tata Tertib BPD.

g. Mengajukan Rancangan Peraturan Desa;

h. Menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;

i. Menyampaikan saran/pertimbangan kepada Kepala Desa.

Bagian Kedua Hak dan Kewajiban

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BPD mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

1. BPD mempunyai hak:

a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa;

b. Menyatakan pendapat

(5)

2. Anggota BPD mempunyai hak:

a. Mengajukan rancangan Peraturan Desa;

b. Mengajukan pertanyaan;

c. Menyampaikan usul dan pendapat;

d. Memilih dan dipilih; dan e. Memperoleh tunjangan.

3. Kewajiban BPD :

a. Menyampaikan informasi hasil kinerjanya kepada masyarakat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;

b. Penyampaian hasil kinerja BPD dapat dilakukan melalui pertemuan, media cetak dan atau papan pengumuman.

4. Kewajiban Anggota BPD :

a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

e. Memproses Pemilihan Kepala Desa;

f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.

i. Menyampaikan informasi hasil kinerjanya kepada masyarakat dan Bupati melalui Camat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

BAB V

MEKANISME PELAKSANAAN PENETAPAN ANGGOTA BPD

Bagian Pertama Panitia Musyawarah

Pasal 8

(1) Camat atas nama Bupati memberitahukan secara tertulis kepada BPD mengenai akan berakhirnya masa jabatan BPD 3 (tiga) bulan sebelum berakhir masa jabatan dan tembusannya disampaikan kepada Kepala Desa yang bersangkutan.

(2) Untuk pencalonan dan musyawarah penetapan anggota BPD, Kepala Desa membentuk Panitia Musyawarah yang terdiri dari anggota/tokoh masyarakat dan Perangkat Desa sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang dan ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa.

(3) Panitia Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempersiapkan Musyawarah penetapan anggota BPD yang baru 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan BPD lama

(6)

(4) Panitia Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut.

a. Ketua merangkap anggota;

b. Sekretaris merangkap anggota;

c. Anggota.

(5) Panitia Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas:

a. Menentukan dan menetapkan quota jumlah perwakilan Anggota BPD dari masing- masing wilayah;

b. Menerima pendaftaran bakal calon;

c. Menerima dan melakukan penelitian administrasi persyaratan bakal calon untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak diajukan dalam Rapat Musyawarah Penetapan;

d. menetapkan jadwal proses Musyawarah Penetapan anggota BPD;

e. Melaksanakan Rapat Musyawarah Penetapan;

f. Menetapkan hasil penentuan Calon Anggota BPD dalam Rapat Musyawarah Penetapan;

g. Membuat Berita Acara Musyawarah.

(6) Panitia Musyawarah tidak diperbolehkan untuk dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Anggota BPD.

Bagian Kedua Pencalonan

Pasal 9

(1) Anggota BPD ditetapkan secara musyawarah dan mufakat dari calon yang diajukan dari dan oleh kalangan adat, agama, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, golongan profesi, unsur pemuka masyarakat yang mewakili Dusun/Kampung dan memenuhi persyaratan.

(2) Mekanisme pencalonan anggota BPD sebagai berikut:

a. Pemerintah Desa menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kekosongan keanggotaan BPD;

b. Dengan dipimpin oleh Ketua Panitia Musyawarah, unsur-unsur masyarakat yang ada di masing-masing Kampung bermusyawarah untuk selanjutnya mengajukan Bakal Calon Anggota BPD kepada Panitia Musyawarah;

c. Panitia Musyawarah setelah menerima pengajuan bakal calon, selanjutnya menyampaikan daftar isian persyaratan yang harus dilengkapi oleh bakal calon;

d. Berkas persyaratan yang telah dipenuhi bakal calon, disampaikan kepada Panitia Musyawarah;

e. Panitia Musyawarah mengadakan seleksi administratif untuk menetapkan calon yang berhak ikut dalam musyawarah untuk selanjutnya mengumumkan kepada masyarakat Desa;

(7)

f. Bakal calon yang telah memenuhi persyaratan, oleh Panitia Musyawarah ditetapkan sebagai calon yang berhak ikut dalam musyawarah, dengan jumlah maksimal calon sebanyak 2 (dua) kali jumlah quota Anggota BPD desa yang bersangkutan;

g. Panitia Musyawarah menetapkan jadwal Rapat Musyawarah Penetapan Anggota BPD dan mengumumkan kepada masyarakat.

Pasal 10

Persyaratan anggota BPD adalah penduduk Desa Warga Negara Republik Indonesia dengan syarat-syarat :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945;

c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan yang mengkhianati Pancasila dan UUD 1945;

d. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP dan atau sederajat;

e. Berumur sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun pada saat pendaftaran;

f. Sehat jasmani dan rohani;

g. Berkelakuan baik, jujur dan adil;

h. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana;

i. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;

j. Mengenal daerah dan dikenal oleh masyarakat Desa setempat;

k. Bertempat tinggal/berdomisili di desa setempat, yang dibuktikan dengan KTP;

l. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD dan mengisi formulir pendaftaran.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Musyawarah

Pasal 11

(1) Penetapan Anggota BPD dilaksanakan dengan menggunakan sistem musyawarah dan mufakat dengan mengedepankan asas kebersamaan dan keseimbangan/keterwakilan.

(2) Anggota BPD yang baru, ditetapkan dalam Rapat Musyawarah penetapan anggota BPD yang dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan BPD yang lama.

(3) Anggota BPD hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Panitia Musyawarah.

(4) Penetapan anggota BPD dilaksanakan melalui tahap pencalonan sampai dengan penetapan calon terpilih.

(5) Rapat Musyawarah Penetapan Anggota BPD dilaksanakan di wilayah desa yang bersangkutan dengan dihadiri oleh Aparat Pemerintah Kecamatan setempat.

(8)

Bagian Keempat Penetapan Calon Terpilih

Pasal 12

(1) Penetapan anggota BPD dilaksanakan dalam forum Rapat Musyawarah yang diikuti oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, para Ketua RW/RT, Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat dan oleh para Calon Anggota BPD.

(2) Rapat Musyawarah dipimpin oleh Ketua Panitia Musyawarah serta dihadiri oleh Unsur Muspika dan atau Aparat Kecamatan setempat.

(3) Mekanisme musyawarah dan mufakat adalah :

a. Ketua Panitia Musyawarah mengumumkan dalam Forum Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), nama-nama peserta/Calon Anggota BPD yang akan dimusyawarahkan serta dimufakatkan untuk ditetapkan sebagai Anggota BPD;

b. Keterwakilan wilayah dapat diwujudkan melalui pemilihan Anggota BPD yang dapat berasal dari salah satu unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (2) yang berasal dari seluruh wilayah di desa;

c. Musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada huruf ”a” di atas, sedapat mungkin menghindari proses penetapan dengan cara voting (pemungutan suara);

(4) Calon anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Panitia Musyawarah dan diajukan melalui Camat untuk dapat disahkan oleh Bupati dengan menerbitkan Keputusan Bupati tentang Peresmian/Pengesahan Anggota BPD terpilih.

Pasal 13

(1) Sebelum memangku jabatannya, Anggota BPD mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Susunan kata-kata sumpah/janji anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

” Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Ketua dan atau Anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

BAB VI

RAPAT DAN TATA TERTIB BPD

Pasal 14

(1) Dalam menetapkan Peraturan Desa, BPD mengadakan rapat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD.

(2) Peraturan Tata Tertib BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD.

(3) Pedoman penyusunan mekanisme tata tertib BPD ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

(9)

BAB VII

PEMBERHENTIAN, MASA KEANGGOTAAN DAN PENGGANTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD

Pasal 15

(1) Anggota BPD dapat diberhentikan oleh Bupati atas usul bersama Kepala Desa dan Ketua atau Wakil Ketua BPD karena:

a. Meninggal dunia;

b. Atas permintaan sendiri;

c. Tidak lagi memenuhi syarat dan atau melanggar sumpah/janji;

d. Berakhir masa jabatan dan telah dilantik BPD yang baru;

e. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Desa;

f. Berstatus terdakwa atau terpidana yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

g. Pindah domisili / bertempat tinggal di luar desa yang bersangkutan;

(2) Usul bersama sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Bupati setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Camat setempat.

Pasal 16

(1) Masa jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal peresmian.

(2) Apabila masa jabatan anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) telah berakhir, yang bersangkutan dapat dicalonkan kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Pasal 17 (1) Anggota BPD berhenti antar waktu karena :

a. Meninggal dunia;

b. Permintaan sendiri secara tertulis kepada Ketua BPD;

c. Bertempat tinggal di luar desa yang bersangkutan (pindah keluar Desa);

d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Peraturan Daerah ini;

e. Dinyatakan melanggar sumpah/janji sebagai anggota BPD berdasarkan keputusan BPD;

f. Terkena ketentuan larangan rangkap jabatan.

g. Berstatus terdakwa atau terpidana yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

(10)

(2) Pergantian anggota dan unsur pimpinan BPD antar waktu yang berhenti sebagaimana dimaksud ayat (1) diusulkan oleh BPD kepada Bupati, dan penggantinya diambil dari salah satu calon Anggota BPD yang tidak terpilih dalam Rapat Musyawarah pembentukan BPD setelah mendapat rekomendasi Camat.

(3) Calon anggota BPD antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disumpah dan dilantik oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(4) Musyawarah Penetapan BPD yang baru dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum anggota BPD yang lama habis masa jabatannya.

(5) Masa Jabatan keanggotaan BPD penganti adalah sisa waktu yan belum dijalankan oleh Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.

BAB VIII

PENYERAPAN DAN PENYALURAN ASPIRASI Pasal 18

(1) Dalam upaya menggali dan menampung aspirasi masyarakat, Anggota BPD dapat memperoleh informasi secara formal maupun informal.

(2) Informasi secara formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui mekanisme dengar pendapat dalam forum rapat, maupun menerima informasi dan atau aspirasi secara tertulis dari masyarakat.

(3) Informasi ataupun aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dirumuskan dan kemudian ditindaklanjuti oleh BPD kepada pihak terkait.

(4) Tindaklanjut aspirasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan secara normatif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX KEUANGAN

Pasal 19

(1) Pimpinan dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan Desa.

(2) Tunjangan Pimpinan dan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).

Pasal 20

(1) Untuk kegiatan BPD disediakan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan setiap tahun dalam APB Desa.

(11)

BAB X

LARANGAN DAN PENYIDIKAN Bagian Pertama

Larangan

Pasal 21

(1) Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa.

(2) Pimpinan dan Anggota BPD dilarang:

a. Sebagai pelaksana proyek desa;

b. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;

c. Melakukan Korupsi, Kolusi, Nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;

d. Menyalahgunakan wewenang;

e. Melanggar sumpah/janji jabatan; dan

f. Bertempat tinggal/berdomisili di luar desa yang bersangkutan.

Bagian Kedua Penyidikan

Pasal 22

(1) Tindakan penyidikan Aparat Hukum terhadap Pimpinan dan anggota BPD baru dapat dilaksanakan setelah adanya persetujuan tertulis dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Hal-hal yang dikecualikan adalah :

a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;

b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.

(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan secara tertulis oleh atasan penyidik kepada Bupati dengan tembusan Camat paling lama 3 (tiga) hari.

BAB XI

SEKRETARIAT BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Bagian Pertama Kedudukan

Pasal 23

(1) Dalam pelaksanaan tugas, pimpinan BPD dibantu oleh Sekretariat BPD.

(2) Sekretariat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Sekretaris BPD dan dibantu oleh staf.

(3) Staf Sekretariat BPD berjumlah paling banyak 3 (tiga) orang dan ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan BPD, setelah mendapat persetujuan Kepala Desa.

(12)

Bagian Kedua Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 24

Sekretariat BPD mempunyai tugas pokok membantu BPD dalam melaksanakan kegiatannya.

Pasal 25

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada pasal 24 Sekretaris BPD mempunyai fungsi :

a. Membantu Ketua dan anggota BPD dalam melaksanakan tugas-tugas kewajibannya;

b. Melakukan usaha-usaha dan kegiatan dalam rangka mempererat hubungan kerja BPD dengan Kepala Desa sebagai unsur Pemerintahan Desa;

c. Memimpin, mengatur dan membina kerjasama serta mengintegrasikan dan mensinkronisasikan seluruh penyelenggaraan tugas Sekretariat BPD;

d. Mengurus rencana, menelaah dan mengkoordinasikan kebijaksanaan Ketua BPD;

e. Melaksanakan urusan Tata Usaha, Rumah Tangga serta mengelola keuangan dan perlengkapan BPD maupun Sekretariat BPD;

f. Mempersiapkan penyelenggaraan dan membuat Risalah rapat-rapat yang diselenggarakan oleh BPD;

g. Memelihara serta membina keamanan dan ketertiban ke dalam.

h. Mengatur, mengurus dan memelihara data Peraturan Perundang-undangan Pusat, Daerah, dan Desa.

BAB XII PEMBINAAN

Pasal 26

(1) Pemerintah Kabupaten dalam rangka pembinaan memfasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

(2) Memfasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai upaya memberdayakan Pemerintahan Desa melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 27

Anggota Badan Perwakilan Desa yang ada pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, tetap menjalankan tugas sampai berakhir masa jabatannya.

(13)

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 29

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 13 Tahun 2000 tentang Badan Perwakilan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2000 Nomor 15 Seri D.7), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 30

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang.

Disahkan di Pandeglang pada tanggal 12 Maret 2007

BUPATI PANDEGLANG,

Cap/Ttd

A. DIMYATI NATAKUSUMAH

Diundangkan di Pandeglang pada tanggal 13 Maret 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG,

Cap/Ttd

ENDJANG SADINA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI D.2

Mur-Lembaran Daerah BPD 07

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana strategi pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rangka

Sertifikasi benih merupakan unsur yang sangat penting bagi perbenihan karena untuk pemeliharaan kemurnian mutu benih dari suatu varietas dan serta menyediakan secara kontinu

Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan-gangguan atau terlampau banyaknya zat besi

Uraian diatas merupakan salah satu contoh konsep representasi dalam media, khususnya iklan. Produser iklan nampaknya ingin memberikan bingkai tentang gambaran kecantikan wanita yang

Keunggulan Economic Value Added (EVA) menurut Mulia (2002: 133), yaitu (1) memfokuskan pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi, (2)

garis B), profil B’ (hilangnya lung sliding dengan garis B), profil C (konsolidasi paru yang ekuivalen dengan gambaran garis pleura yang tebal dan

Homogenisasi Peralatan tidak steril Penggunaan alat yang telah disterilisasi Bukan CCP Tidak terdapat penggumpalan susu Pemantauan peralatan secara berkala

6 untuk menyimpan data kendaraan yang di- pesan oleh Customer , Tabel Uang Muka untuk menyimpan data uang muka yang akan dibayarkan, Tabel Angsuran untuk menyimpan data