BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah penerapan metode brainstorming (Variabel X) dan aktivitas belajar peserta diklat (variabel Y).
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa angket.
1) Uji validitas
Uji valliditas yang digunakan menguji angket dengan menghitung nilai validitas dari setiap butir soal yang ada dalam angket. Dalam hal ini dimana angket diberikan kepada sampel para peserta diklat sertifikasi pekerja sosial sebanyak 25 responden, kemudian skor-skor yang diperoleh dari angket tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari rank spearman dengan bantuan program SPSS.
Adapun hasil perhitungan uji validitas adalah sebagai berikut : Tabel 4.1
Uji Validitas angket metode brainstorming
No item R hit R tabel keterangan VAR00001 0.711 0.396 valid VAR00002 0.715 0.396 valid VAR00003 0.732 0.396 valid VAR00004 0.730 0.396 valid VAR00005 0.735 0.396 valid
VAR00006 0.723 0.396 valid VAR00007 0.731 0.396 valid VAR00008 0.747 0.396 valid VAR00009 0.729 0.396 valid VAR00010 0.721 0.396 valid VAR00011 0.735 0.396 valid VAR00012 0.711 0.396 valid VAR00013 0.718 0.396 valid VAR00014 0.728 0.396 valid VAR00015 0.753 0.396 valid VAR00016 0.718 0.396 valid VAR00017 0.724 0.396 valid VAR00018 0.735 0.396 valid VAR00019 0.715 0.396 valid VAR00020 0.766 0.396 valid VAR00021 0.748 0.396 valid VAR00022 0.725 0.396 valid VAR00023 0.757 0.396 valid VAR00024 0.714 0.396 valid VAR00025 0.714 0.396 valid VAR00026 0.730 0.396 valid VAR00027 0.723 0.396 valid VAR00028 0.726 0.396 valid VAR00029 0.727 0.396 valid VAR00030 0.722 0.396 valid
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila r hitung > r tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel Uji r maka soal tersebut valid dalam hal ini t tabel dengan N = 25 dan α = 0.05 adalah 0.396
Dari hasil uji validitas dapat diambil kesimpulan dari 30 soal yang telah dibuat oleh peeliti untuk angket meode brainstorming bahwa dari 30 soal semua soal adalah valid.
Tabel 4.2
Uji Validitas angket aktivitas belajar
No item R hit R tabel keterangan VAR00001 0.809 0.396 valid VAR00002 0.809 0.396 valid VAR00003 0.815 0.396 valid VAR00004 0.814 0.396 valid VAR00005 0.802 0.396 valid VAR00006 0.847 0.396 valid VAR00007 0.817 0.396 valid VAR00008 0.816 0.396 valid VAR00009 0.815 0.396 valid VAR00010 0.810 0.396 valid VAR00011 0.798 0.396 valid VAR00012 0.812 0.396 valid VAR00013 0.813 0.396 valid VAR00014 0.801 0.396 valid VAR00015 0.800 0.396 valid VAR00016 0.805 0.396 valid VAR00017 0.798 0.396 valid VAR00018 0.807 0.396 valid VAR00019 0.806 0.396 valid VAR00020 0.816 0.396 valid VAR00021 0.807 0.396 valid VAR00022 0.798 0.396 valid
VAR00023 0.812 0.396 valid VAR00024 0.798 0.396 valid VAR00025 0.804 0.396 valid VAR00026 0.812 0.396 valid VAR00027 0.811 0.396 valid VAR00028 0.807 0.396 valid VAR00029 0.810 0.396 valid VAR00030 0.813 0.396 valid
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa apabila r hitung > r tabel
dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel uji r maka soal tersebut valid dalam hal ini t tabel dengan N = 25 dan α = 0.05 adalah 0.396.
Dari hasil uji validitas dapat diambil kesimpulan dari 30 soal yang telah dibuat oleh peeliti untuk angket aktivitas belajar bahwa dari 30 soal semua soal adalah valid.
2) Uji realibilitas
Metode uji realibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji realibilitas Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS.
Tabel 4.3
Uji Reliabilitas angket metode brainstorming
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.736 30
Dari tabel perhitungan realibilitas dengan menggunakan bantuan SPSS dapat diketahui bahwa nilai reliabilitasnya pada angket metode brainstorming adalah 0.736. untuk melihat apakah instrument tersebut reliabel atau tidak, digunakan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika r hitung > r tabel maka instrument yang digunakan reliabel. Nilai r tabel dari N = 25 pada α = 5% adalah 0.396. berdasarkan hasil pengujian dengan program SPSS diketahui bahwa nilai koefisien alpha sebesar 0.736 dan nilai r tabel adalah 0.396. dengan demikian nilai r hitung > r tabel atau 0.736 > 0.396 maka instrument angket untuk metode brainstorming yang digunakan dinyatakan reliabel.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas angket aktivitas belajar
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.815 30
Dari tabel perhitungan realibilitas dengan menggunakan bantuan SPSS dapat diketahui bahwa nilai realibilitasnya pada angket metode brainstorming adalah 0.815. untuk melihat apakah instrument tersebut reliabel atau tidak, digunakan r tabel dengan tingkat kepercayaan 95%.
Jika r hitung > r tabel maka instrument yang digunakan reliabel. Nilai r tabel dari N = 25 pada α = 5% adalah 0.396. berdasarkan hasil pengujian
dengan program SPSS diketahui bahwa nilai koefisien alpha sebesar 0.815 dan nilai r tabel adalah 0.396. dengan demikian nilai r hitung > r tabel atau 0.815 > 0.396 maka instrument angket untuk metode brainstorming yang digunakan dinyatakan reliabel.
3) Deskripsi data metode brainstorming
Dari hasil penelitian diperoleh skor data metode brainstorming sebagai berikut :
Tabel 4.5
Deskripsi Data Metode Brainstorming
Sub variabel x
Sum 3021
Mean 1.208432
St. Deviasi 5.55038
Max 135
Min 113
Data tersebut diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada 25 responden (peserta diklat sertifikasi pekerja sosial)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa untuk instrumen angket, diketahui bahwa nilai sum sebesar 3021 nilai mean sebesar 1.208432 nilai standar deviasi sebesar
5,55 Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 135 dan nilai minimum sebesar 113.
4) Deskripsi data aktivitas belajar peserta diklat
Pada pengumpulan data aktivitas belajar peserta diklat, penulis menggunakan angket sehinga diperoleh skor data aktivitas belajar yang diuraikan kedalam sub-sub variabel, minat dan perhatian (Y1), memberikan ide dan pendapat (Y2), dan memecahkan masalah (Y3), sebagai berikut :
Tabel 4.6
Deskripsi Data aktivitas belajar
Sub variabel Y1 Y2 Y3
Sum 1003 1010 984
Mean 40.1200 40.4000 39.3600 St. Deviasi 1.90000 2.56580 2.76707
Max 46 44 44
Min 36 35 32
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa untuk instrumen angket, diketahui bahwa variabel (Y1) nilai sum sebesar 1003 nilai mean sebesar 40.1200 nilai standar deviasi sebesar 1,90 Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 46 dan nilai minimum sebesar 36.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa untuk instrumen angket, diketahui bahwa variabel (Y2) nilai sum sebesar 1010 nilai mean sebesar 40.4000 nilai standar deviasi sebesar 2,56 Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 44 dan nilai minimum sebesar 35.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa untuk instrumen angket, diketahui bahwa variabel (Y3) nilai sum sebesar 984 nilai mean sebesar 39.3600 nilai standar deviasi sebesar 2,76 Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 44 dan nilai minimum sebesar 32.
5) Uji hipotesis
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan antara penerapan metode branstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial.
Teknik analisis data menurut Sambas Ali dan Maman Abdurrahman (2007:52) adalah :
Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau
menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji korelasi Rank Spearman karena data yang diperoleh adalah berupa data ordinal yang diperoleh dari angket dengan jenis skala Likert, sejalan dengan pendapat Sambas Ali dan Maman Abdurrahman (2007:57) bahwa “skala Likert merupakan jenis skala pengukuran yang menyediakan data berbentuk ordinal.” Uji koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk menguji hubungan dari dua variabel yang diteliti, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (metode brainstorming) dan variabel Y (aktivitas belajar peserta diklat).
Setelah tahap pengujian kualitas data yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data dilakukan selanjutnya pelaksanaan penelitian (pengambilan data) setelah data didapat dan ditabulasi selanjutnya dilakukan pengujuan hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan agar dapat diketahui kesesuaian antara hipotesis yang telah dirumuskan dengan hasil data yang didapat dari penelitian. Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji non parametrik dengan menggunakan rumus Rank Spearman dengan bantuan program perhitungan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0.
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008:257).
Tabel 4.7
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Uji signifikansi dapat diperoleh dengan cara:
Jika taraf siginifikansi < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika taraf siginifikansi > α, maka H0 dierima dan H1 ditolak.
Hipotesis umum ditunjukan dengan adanya metode branstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat sebagai berikut :
Hipotesis Nol (H0: ρ = 0)
Penerapan metode brainstorming tidak berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Hipotesis Kerja (H1: ρ ≠ 0)
Penerapan metode brainstorming berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Korelasi antara penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat sertifikasi pekerja sosial
Tabel 4.8
Uji Hipotesis Korelasi X dan Y
Correlations
Metode Brainstorming
Aktivitas Belajar Spearman's rho Metode
Brainstorming
Correlation Coefficient 1.000 .549**
Sig. (2-tailed) . .004
N 25 25
Aktivitas Belajar
Correlation Coefficient .549** 1.000
Sig. (2-tailed) .004 .
N 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi sebesar 0.549 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.004 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95% adapun tingkat kriteria pengujian:
1. Jika taraf signifikansi < α, maka h0 ditolak dan h1 diterima 2. Jika taraf signifikansi > α, maka h0 diterima dan h1 ditolak
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.004 < α (0.05) maka hipotesis kerja h1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara metode brainstorming dengan aktivitas belajar pesertsa diklat. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai korelasi sebesar 0.549 yang termasuk kedalam kategori sedang (0.40-0.599).
Hipotesis khusus sebagai berikut :
1) Korelasi antara penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial Hipotesis Nol (H0: ρ XY1 = 0)
Penerapan metode brainstorming tidak berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek minat dan perhatian peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Hipotesis Kerja (H1: ρ XY1 ≠ 0)
Penerapan metode brainstorming berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek minat dan perhatian peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Tabel 4.9
Uji Hipotesis Korelasi X dan Y1
Correlations
Metode brainstorming
Minat &
perhatian Spearman's rho Metode
brainstorming
Correlation Coefficient 1.000 .471*
Sig. (2-tailed) . .017
N 25 25
Minat &
perhatian
Correlation Coefficient .471* 1.000
Sig. (2-tailed) .017 .
N 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi sebesar 0.471 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.017 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95% adapun tingkat kriteria pengujian:
1. Jika taraf signifikansi < α, maka h0 ditolak dan h1 diterima 2. Jika taraf signifikansi > α, maka h0 diterima dan h1 ditolak
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.017 <
α (0.05) maka hipotesis kerja h1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai korelasi sebesar 0.471 yang termasuk kedalam kategori sedang (0.40-0.599).
2) Korelasi antara penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial
Hipotesis Nol (H0: ρ XY2 = 0)
Penerapan metode brainstorming tidak berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek memberikan idea tau pendapat peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Hipotesis Kerja (H1: ρ XY2 ≠ 0)
Penerapan metode brainstorming berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek memberikan ide atau pendapat peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Tabel 4.10
Uji Hipotesis Korelasi X dan Y2
Correlations
Metode brainstorming
Memberikan ide / pendapat Spearman's rho Metode
brainstorming
Correlation Coefficient 1.000 .428*
Sig. (2-tailed) . .033
N 25 25
Memberikan ide / pendapat
Correlation Coefficient .428* 1.000
Sig. (2-tailed) .033 .
N 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi sebesar 0.428 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.033 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95% adapun tingkat kriteria pengujian:
1. Jika taraf signifikansi < α, maka h0 ditolak dan h1 diterima 2. Jika taraf signifikansi > α, maka h0 diterima dan h1 ditolak
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.033 <
α (0.05) maka hipotesis kerja h1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai korelasi sebesar 0.428 yang termasuk kedalam kategori sedang (0.40-0.599).
3) Korelasi antara penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial Hipotesis Nol (H0: ρ XY3 = 0)
Penerapan metode brainstorming tidak berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek memecahkan masalah peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Hipotesis Kerja (H1: ρ XY3 ≠ 0)
Penerapan metode brainstorming berhubungan secara signifikan dengan aktivitas belajar aspek memecahkan masalah peserta diklat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial .
Tabel 4.11
Uji Hipotesis Korelasi X dan Y3
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai koefisiensi korelasi sebesar 0.582 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis umum sebesar 0.002 pada tingkat taraf kepercayaan 0.05 atau 95% adapun tingkat kriteria pengujian:
1. Jika taraf signifikansi < α, maka h0 ditolak dan h1 diterima 2. Jika taraf signifikansi > α, maka h0 diterima dan h1 ditolak
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.002 <
α (0.05) maka hipotesis kerja h1 diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat. Hubungan ini ditunjukan dengan nilai korelasi sebesar 0.582 yang termasuk kedalam kategori sedang (0.40-0.599).
Correlations
Metode brainstorming
Memecahkan masalah Spearman's rho Metode
brainstorming
Correlation Coefficient 1.000 .582**
Sig. (2-tailed) . .002
N 25 25
Memecahkan masalah
Correlation Coefficient .582** 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .
N 25 25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan memperbaiki kemampuan pengetahuan. Landasan hukum untuk pelaksanaan pembinaan pegawai melalui program pendidikan dan pelatihan ialah undang-undang no.43 tahun 1999, pasal 31 berbunyi : ” untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan”.
Dalam pendidikan dan pelatihan terdapat berbagai unsur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi dan dalam pelaksanaan terdapat proses pembelajaran yang menjadi inti dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. proses pembelajaran yang berlangsung harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh sebuah pendidikan dan pelatihan.
Proses pembelajaran yang berlangsung tidak lepas dari metode belajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Banyak sekali metode – metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal ini dikhususkan kegiatan pembelaran yang ada dalam sebuah pendidikan dan pelatihan misalnya ceramah, diskusi, brainstorming, role playing.
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial merupakan unit terkecil pelaksana teknis di bidang pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial di lingkungan Departemen sosial yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada kepala badan pelatihan dan pengembangan sosial. Proses pembelajaran di lembaga pendidikan dan pelatihan ini banyak di dominasi dengan menggunakan metode brainstorming dalam menyampaikan materi yang diberikan.
Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan penelitian tentang hubungan antara penerapan metode brainstorming dengan aktivitas belajar peserta diklat.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terkumpul dengan teknik pengambilan data angket diperoleh sebagai berikut :
1) Gambaran umum hubungan penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian hipotesis yang menggunakan rumus Rank Spearman, didapatkan hasil bahwa penerapan metode brainstorming secara signifikan berhubungan dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek minat dan perhatian pada mata pelatihan permasalahan sosal dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial dengan kecenderungan sampel memberikan respon terhadap ketertarikan, minat dan perhatian terhadap materi yang disampaikan ketika proses pembelajaran dimulai.
Hal tersebut sejalan dengan Roestiyah (2008:73-75) bahwa,
“banyak sekali manfaat dari menggunakan metode brainstorming salah satunya adalah Meningkatkan partisipasi minat dan perhatian siswa dalam menerima pelajaran”.
Metode pembelajaran yang tepat dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih efektif, hal tersebut berlaku ketika instruktur menerapkan metode brainstorming pada diklat sertifikasi pekerja sosial, dimana para peserta diklat dengan fokus memperhatikan materi dan partisipasi dan minat mereka tidak berkurang.
Materi yang disampaikan perlu adanya minat dan perhatian dari pesertanya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan pendapat Gage dan Berliner dalam kajian teori belajar pengolahan informasi yang mengungkapkan bahwa, “tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar”.
Perhatian adalah memusatkan pikiran dan perasaan emosional secara fisik dan psikis terhadap sesuatu yang menjadi pusat perhatiannya.
Perhatian dapat muncul secara spontan, dapat juga muncul karena direncanakan. Dalam proses pembelajaran perhatian akan muncul dari diri siswa apabila pelajaran yang diberikan meupakan bahan pelajaran yang menarik dan dibutuhkan siswa. Namun jika perhatian alami itu tidak muncul maka tugas guru untuk membangkitkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Bentuk perhatian direfleksikan dengan cara melihat secara penuh perhatian, meraba, menganalisis, dan juga aktivitas-aktivitas lain dilakukan melalui kegiatan fisik dan psikis.
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek belajar. Pemilihan cara kerja perhatian oleh anak didik dapat dibimbing oleh pihak pendidik atau lingkungan belajarnya dalam proses pembelajaran. Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian anak didik.
Menurut Stern (1950:653) perhatian terdiri dari:
- Perhatian menurut cara kerjanya terdiri dari perhatian spontan yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subjek dan perhatian retleksif yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek
- Perhatian menurut intensitasnya terdiri dari perhatian intensif yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsangan atau keadaan yang menyertai aktifitas atau pengalaman batin dan perhatian tidak intensif yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin
- Perhatian menurut luasnya terdiri dari perhatian terpusat atau konsentratif yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup objek yang sangat terbatas dan perhatian terpencar yaitu perhatian yan gpada suatu saat tertuju kepada lingkup objek yang luas dan tertuju kepada bermacam-macam objek
2) Gambaran umum hubungan penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian hipotesis yang menggunakan rumus Rank Spearman, didapatkan hasil bahwa penerapan metode brainstorming secara signifikan berhubungan dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memberikan ide atau pendapat masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial.
Metode brainstorming banyak memiliki kelebihan dalam proses kegiatan belajar-mengajar salah satunya dapat membuat peserta diklat untuk memberikan ide atau pendapat sehingga semua yang ada dalam pikiran peserta diklat dapat disampaikan
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Roestiyah (2008 : 73-75) bahwa, “banyak sekali manfaat dari menggunakan metode brainstorming yaitu salah satunya Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru”.
Ide atau pendapat yang terlontarkan dari peserta diklat saat terjadinya proses brainstorming dapat dijadikan referensi untuk orang lain juga dalam memecahkan suatu permasalahan dan jika ide-ide terkumpul maka pemikiran peserta diklat dapat meluas sama dengan menurut Dalam buku yang terkenal,
Buku applied imagination karangan Alex Osborn (2001) menjelaskan bahwa, “teknik brainstorming mampu membuat individu
menghasilkan ide dua kali lebih banyak dibanding bila bekerja sendirian”.
Hal ini membuktikan bahwa dalam brainstorming dapat memberikan ide-ide agar terkumpul dan membuat peserta didik menjadi luas pengetahuannya.
Ide adalah pencerminan (refleksi/manifestasi) dari kenyataan objektif. Ide merupakan dunia materil yang dicerminkan otak manusia dan diterjemahkan dalam bentuk-bentuk pikiran yang merupakan salah satu proses perkembangan praktek sosial manusia.
Menurut Hume (2004) ide atau gagasan adalah “gambaran salinan atau samaran dari kesan, misalnya apa yang kita dapatkan ketika berpikir atau mengingat kesan”.
3) Gambaran umum hubungan penerapan metode brainstroming dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam diklat sertifikasi pekerja sosial
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil pengujian hipotesis yang menggunakan rumus Rank Spearman, didapatkan hasil bahwa penerapan metode brainstorming secara signifikan berhubungan dengan aktivitas belajar peserta diklat pada aspek memecahkan masalah pada mata pelatihan permasalahan sosial dalam pendidikan dan pelatihan sertifikasi pekerja sosial.
Metode brainstorming yang memiliki kelebihan yaitu dalam Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para peserta didik menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maier dalam Depdikbud (1983:29) yaitu:
Pemecahan masalah sebagai tujuan diskusi pemecahan masalah merupakan tujuan utama dari diskusi masalah-masalah yang tepat untuk pembelajaran dengan metode curah pendapat adalah masalah yang menghasilkan banyak alternatif pemecahan dan juga masalah yang mengandung banyak variabel. Banyaknya alternatif dan atau variabel tersebut dapat memancing anak untuk berfikir.
Tidak semua permasalahan dapat dipecahkan dengan mudah.
Namun hal tersebut dapat diimbangi dengan bagaimana cara kita untuk menyikapinya. Dalam kegiatan belajar mengajar setiap materi memerlukan pemecahan masalah untuk itu metode brainstorming sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran. Menurut Branca,N.A. dalam Krulik, S. & Reys, R. E. (1980:3-6) bahwa:
Istilah memecahkan masalah (problem solving) sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu dan memiliki pengertian yang berbeda-beda pula. Secara garis besar terdapat tiga macam interpretasi istilah pemecahan masalah dalam pembelajaran, yaitu (1) pemecahan masalah sebagai tujuan (as a goal), (2) pemecahan masalah sebagai proses (as a process), dan (3) pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar (as a basic skill).
Pertama, pemecahan masalah sebagai tujuan. Pemecahan masalah sebagai tujuan merupakan hal yang paling penting dalam pembelajaran, yaitu tentang bagaimana menyelesaikan masalah (solve problems) merupakan “alasan utama” (primary reason) dalam belajar.
Kedua, pemecahan masalah sebagai proses. Pemecahan masalah sebagai proses adalah pengaplikasikan segala pengetahuan yang dimiliki pada situasi yang baru dan tidak biasa. Dalam interpretasi ini, yang perlu diperhatikan adalah metode, prosedur, strategi dan heuristik yang digunakan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut menghasilkan beberapa prinsip dasar atau petunjuk dalam belajar problem solving dan aplikasi dalam pengajaran.
Ketiga, pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar. Pemecahan masalah sebagai keterampilan dasar adalah pemecahan masalah yang lebih dari sekedar menjawab tentang pertanyaan.