• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ni Luh Resi Meilifa Abdi Putri. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ni Luh Resi Meilifa Abdi Putri. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS-1 SMA

NEGERI 3 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Ni Luh Resi Meilifa Abdi Putri

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia e-mail: resimap@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) meningkatkan hasil belajar siswa, dan (3) tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja berjumlah 37 siswa. Data mengenai aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan metode observasi, data mengenai hasil belajar siswa dikumpulkan dengan metode tes, sedangkan data mengenai tanggapan siswa dikumpulkan dengan metode kuisioner. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pada siklus I, aktivitas belajar siswa berada pada kategori cukup aktif dengan nilai rata-rata sebesar 7,84 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65,94. (2) Pada siklus II, terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Dimana pada siklus ini diperoleh nilai rata-rata aktivitas sebesar 9,92 pada kategori aktif dan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 82,16. (3) Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting diperoleh skor rata-rata tanggapan siswa sebesar 46,25 dengan kategori sangat positif.

Kata kunci: Aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran probing-prompting, dan tanggapan siswa ABSTRACT

This research is aimed at (1) enhancing students learning activity, (2) enhancing students study result, and (3) students response toward the implementation of probing-prompting. This study was classroom action research which was done in two cycles. The subject of this study was the students in grade 11th of Social-Science 1 class with the total number of students was 37 students. The data of students learning activity were collected through observation method and the data of studdents study result were collected through test method. However, the sata of students response were collected through questioner method. The collected data were analyzed by descriptive quantitative analysis. The result of this study shows that (1) in cycle I, the students learning activity was in fairly active category with average score was 7,84 and the average score of students study result was 65,94. (2) In cycle II, there was enhancement of students learning activity where in this cycle was obtained the average score of activity was 9,92 in active category and the average score of students study result was 82,16. (3) The students response toward the implementation of probing-prompting learning model was obtained the average score of students response was 46,25 with very positive category.

Key word: Learning activity, probing-prompting learning model, students response, and study result

(2)

PENDAHULUAN

Model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru pengarunya sangat besar terhadap keberhasilan belajar

siswa, sebab guru harus

mengoperasionalkan kurikulum yang berlaku menjadi program pembelajaran yang didukung oleh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pemilihan model serta strategi mengajar yang efektif dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap situasi belajar yang bervariasi dan siswa terhindar dari situasi pembelajaran yang membosankan.

Observasi awal di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja pada mata pelajaran Ekonomi tahun pelajaran 2016/2017 menggambarkan proses pembelajaran belum mencapai tujuan yang maksimal,hal ini tercermin dari aktivitas dan hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa tercermin pada antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran yang rendah. Sedangkan rendahnya hasil belajar siswa tampak dari rata-rata nilai ulangan harian siswa pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Rata-rata nilai hasil belajar siswa adalah 63,24 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Negeri 3 Singaraja adalah 80. Jumlah siswa yang berhasil mencapai dan melampui KKM sebanyak 7 orang (18,92%) dari total jumlah siswa sebanyak 37 orang. Hal ini menyebabkan banyak siswa yang harus mengikuti remidi untuk memenuhi KKM sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS-1 diperoleh beberapa informasi bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan oleh rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas. Terkait dengan kondisi tersebut ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas yaitu: (1) siswa kurang mampu untuk mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan gejala-gejala ekonomi yang terjadi di masyarakat. (2) Interaksi antara guru dengan siswa belum berjalan optimal, hal ini dikarenakan siswa masih takut bertanya

dan mengemukakan pendapat, sehingga siswa hanya terpaku pada penyelesaian masalah yang diberikan oleh guru. (3) Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran masih rendah. Indikasi ini dapat dilihat dari siswa masih membaca- baca buku Ekonomi pada saat guru sedang menerangkan materi pelajaran, sehingga mereka tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik.

Melihat permasalahan di atas, dipandang perlu bagi siswa untuk mempelajari mata pelajaran Ekonomi. Mata pelajaran Ekonomi adalah bagian dari mata pelajaran di sekolah yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas (Yudhistira, 2012). Selain itu, ilmu ekonomi mengembangkan taori-teori untuk menjelaskan fakta secara rasional.

Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode pemecahan masalah. Metode pemecahan masalah cocok digunakan dalam analisis ekonomi sebab obyek dalam ilmu ekonomi adalah permasalahan dasar ekonomi.

Permasalahan dasar ekonomi tersebut yaitu barang apa yang harus diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang diproduksi. Ketiga permasalahan dasar tersebut pada intinya berangkat dari adanya kelangkaan sumber- sumber ekonomi. Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik.

Berpijak dari permasalahan tersebut di atas, maka dipandang perlu meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep Ekonomi melalui penerapan suatu model pembelajaran yang berpusat pada upaya menumbuh kembangkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran probing-prompting.

Menurut Ngalimun (2014:165) “model pembelajaran probing-prompting merupakan suatu model pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir

(3)

yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari, digunakan agar dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca”.

Praktik pembelajaran menggunakan probing-prompting disajikan melalui serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang menggali pengetahuan siswa serta membimbing ke arah perkembangan yang diharapkan (Ngalimun, 2014). Pertanyaan- pertanyaan yang mengarah pada siswa mendorong siswa untuk selalu aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikirnya. Model pembelajaran ini menuntut dan mengarahkan kemampuan berpikir siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Semua siswa dilibatkan dalam pertanyaan yang diberikan oleh guru secara acak, sehingga seluruh siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model ini mengikuti perkembangan kemampuan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kurang akan dibimbing dengan pertanyaan yang lebih mudah.

Begitu juga siswa yang lebih mampu, maka akan diarahkan dan ditingkatkan pemahamannya dengan pertanyaan lebih sulit. Melalui model pembelajaran probing- prompting siswa dibimbing untuk selalu aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir secara komperehensif. Dengan demikian, secara teoritis penerapan model probing- prompting diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa.

METODE

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) berupa penerapan model pembelajaran probing-prompting di suatu kelas, dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa di kelas XI-IPS 1 SMA Negeri 3 Singaraja. Penelitian ini dibagi dalam beberapa siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan yang meliputi perencanaan tindakan, pelaksanan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.

Subyek penelitian ini adalah siswa- siswi kelas XI IPS-1 tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 37 siswa. Objek dalam penelitian ini yaitu: (1) aktivitas siswa dalam pembelajaran Ekonomi, (2) hasil belajar Ekonomi siswa, dan (3) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yang digunakan berupa data hasil belajar siswa serta data aktivitas belajar siswa dan data tanggapan siswa yang telah dikuantitatifkan setlah diterapkan model pembelajaran probing-prompting. Menurut sumbernya data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan dalam penelitian ini yaitu metode observasi, metode tes, metode kuisioner (angket), dan metode dokumentasi.

Instrumen penelitian dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Instrumen Penelitian

Jenis data Metode Instrumen

Aktivitas belajar siswa Observasi Lembar Observasi

Hasil belajar Tes Tes hasil belajar

Tanggapan siswa Kuisioner Angket respon siswa

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Data yang akan dianalisis pada penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut.

(1) Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar Ekonomi secara individu dianalisis berdasarkan presentase kemunculan tiap item aktivitas belajar kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Kriteria

penggolongan aktivitas belajar disusun berdasarkan nilai rata-rata mean ideal (Mi), standar devisiasi ideal (Sdi) dan skor aktivitas belajar siswa (x). Mean ideal (Mi) adalah sebesar x (15 + 0) = 7,5 dan Standar Deviasi ideal (Sdi) adalah sebesar x (15 – 0) = 2,5. Dari data aktivitas yang terkumpul, selanjutnya ditentukan rata-rata persentase aktivitas ( X ) siswa dengan rumus sebagai berikut.

(4)

X = x 100%

Keterangan:

X = rata-rata persentase aktivitas belajar siswa

x = jumlah seluruh presentase aktivitas belajar siswa secara individu

n= banyaknya siswa

(2) Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa didapatkan setelah diterapkannya model pembelajaran probing-prompting dapat dihitung dengan menghitung skor rata-rata kelas ( X ) dengan rumus sebagai berikut.

X = N

X Keterangan:

X = nilai rata-rata (mean)

X = jumlah total skor siswa N = jumlah siswa

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat ditentukan dengan menghitung daya serap siswa (DSS) dan ketuntasan belajar (KB) dengan menggunakan rumus.

DSS = x 100%

KB = x 100%

Jumlah soal yang digunakan dalam tes hasil belajar siswa adalah 20 butir soal.

Setiap butir soal memiliki skor 10 sehingga total skor maksimal adalah 200.

Selanjutnya skor mentah tersebut

dikonversi menjadi nilai (hasil belajar) dengan membagi 2 skor mentah tersebut, sehingga skor maksimum yang diperoleh kemudian dikualifikasikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 80.

(3) Analisis Data Respon Siswa

Pada akhir pelaksanaan tindakan, siswa diberikan angket yang berfungsi untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing- prompting. Angket tanggapan siswa terdiri dari 10 pertanyaan, yang masing-masing memiliki jawaban dengan skor yaitu 5 untuk jawaban dengan pilihan sangat setuju (SS), 4 untuk jawaban setuju (S), 3 untuk jawaban ragu-ragu (RR), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS) dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Skor tanggapan maksimal yang dapat diberikan oleh siswa adalah 50 dan skor tanggapan minimal yang dapat diberikan oleh siswa adalah 5.

Kemudian skor respon siswa yang sudah didapat dihitung untuk mencari nilai rata- rata Mean ideal (Mi), Standar deviasi idela (Sdi), dan skor respon siswa. Rumus untuk menghitung Mi dan Sdi adalah sebagai berikut.

Mi = (skor tertinggi + skor terendah) Sdi = (skor tertinggi – skor terendah)

Data respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing- prompting kemudian digolongkon kedalam lima jenjang kategori seperti Tabel 2.

Tabel 2. Kategori Penggolongan Respon Siswa

Kriteria Kategori

X≥ Mi + 1,5 Sdi Sangat positif

Mi + 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 1,5 Sdi Positif Mi – 0,5 Sdi ≤ X < Mi + 0,5 Sdi Cukup positif Mi – 1,5 Sdi ≤ X < Mi – 0,5 Sdi Kurang positif

X< Mi – 1,5 Sdi Sangat kurang positif Keterangan:

Mi = (skor tertinggi + skor terendah) Sdi = (skor tertinggi – skor terendah)

Hasil yang diperoleh melalui kuisioner tersebut dipresentasikan dengan skor tertinggi ideal adalah 50 dan skor terendah

ideal adalah 10. Dengan demikian perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal adalah sebagai berikut.

Mi = (skor tertinggi + skor terendah)

= (50 + 10) = 30

Sdi = (skor tertinggi – skor terendah)

= (50 – 10) = 6,66

(5)

Dari data respon siswa yang dikumpulkan akan dihitung rata-rata skor respon siswa dengan rumus sebagai berikut.

Xrespon = N

X Keterangan:

X respon: skor rata-rata respon belajar seluruh siswa

X : jumlah skor respon seluruh siswa N : banyak siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan rumusan masalah, maka paparan hasil penelitian mengacu pada tiga

permasalahan yakni, (1) aktivitas belajar pada mata pelajaran ekonomi dengan penerapan model pembelajaran probing- prompting, (2) hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi dengan penerapan model pembelajaran probing-prompting dan (3) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting pada mata pelajaran ekonomi. Pada siklus I materi yang diberikan adalah ketenagakerjaan. Sedangkan pertemuan pada siklus II, materi yang diberikan adalah upah dan pengangguran. Tiap siklus dirinci menjadi tiga kali pertemuan yang dibagi menjadi dua kali pertemuan unjuk kerja dan satu kali pertemuan tes akhir siklus.

Perolehan data aktivitas belajar siswa pada siklus I seperti tampak pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Siklus I

Kategori Seberan Aktivitas Belajar Siswa

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Jumlah Siswa Presentase Jumlah Siswa Presentase

Sangat Aktif 3 8,11% 6 16,21%

Aktif 8 21,62% 7 18,92%

Cukup Aktif 12 32,43% 17 45,95%

Kurang Aktif 12 32,43% 7 18,92%

Sangat Kurang Aktif 2 5,41% 0 0,00%

Jumlah Siswa 37 100,00% 37 100,00%

Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang mampu dicapai oleh siswa adalah 90, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Sebaran data hasil belajar

siswa pada siklus I seperti tampak pada Tabel 4. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 65,94 dengan kategori hasil belajar adalah cukup.

Tabel 4. Data Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi Siklus I Rentangan Nilai Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

85 – 100 Sangat Baik 4 10,82%

75 – 84 Baik 9 24,32%

65 – 74 Cukup 9 24,32%

41 – 64 Kurang 14 37,84%

0 – 40 Sangat Kurang 1 2,70%

Total 37 100,00%

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran ekonomi dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu 80 pada Tabel 5

(6)

Tabel 5. Sebaran Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siklus I

Keterangan Jumlah Siswa Presentase

Tuntas 13 orang 35,14%

Tidak Tuntas 24 orang 64,86%

Jumlah 37 orang 100,00%

Perolehan data aktivitas belajar siswa pada siklus II seperti tampak pada Tabel 6.

Tabel 6. Data Aktivitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Siklus II Kategori

Seberan Aktivitas Belajar Siswa

Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua

Jumlah Siswa

Presentase Jumlah Siswa

Presentase

Sangat Aktif 4 10,81% 13 35,14%

Aktif 18 48,65% 19 51,35%

Cukup Aktif 11 29,73% 5 13,51%

Kurang Aktif 4 10,81% 0 0,00%

Sangat Kurang Aktif 0 0,00% 0 0,00%

Jumlah Siswa 37 100,00% 37 100,00%

Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang mampu dicapai oleh siswa adalah 95, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70. Sebaran data hasil belajar

siswa pada siklus II seperti tampak pada Tabel 7. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 82,16 dengan kategori hasil belajar adalah baik.

Tabel 7. Data Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi Siklus II

Rentangan Nilai Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase

85 – 100 Sangat Baik 18 48,65%

75 – 84 Baik 16 43,24%

65 – 74 Cukup 3 8,11%

41 – 64 Kurang 0 0,00%

0 – 40 Sangat Kurang 0 0,00%

Total 37 100,00%

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran ekonomi dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu 80 pada Tabel 8.

Tabel 8. Sebaran Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siklus II

Keterangan Jumlah Siswa Presentase

Tuntas 32 orang 86,49%

Tidak Tuntas 5 orang 13,51%

Jumlah 37 orang 100,00%

Dari angket yang dibagikan pada siswa pada akhir siklus II, dapat diketahui bahwa tanggapan siswa yang berada pada kategori sangat positif sebanyak 30 orang siswa (81,08%), kategori positif sebanyak 7 orang siswa (18,92%). Tidak ada siswa yang memberikan tanggapan cukup positif

(0,00%), tanggapan kurang positif (0,00%), serta tanggapan sangat kurang positif (0,00%). Rata-rata tanggapan siswa terhadap model pembelajaran probing- prompting adalah sebesar 42,65 dengan kriteria tanggapan siswa adalah sangat positif seperti tampak pada Tabel 9.

(7)

Tabel 9. Data Tanggapan Siswa

Kategori Jumlah Siswa Persentase

Sangat Positif 30 81,08%

Positif 7 18,92%

Cukup Positif 0 0,00%

Kurang Positif 0 0,00%

Sangat Kurang Positif 0 0,00%

Jumlah 37 100,00%

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan penerapan model pembelajaran probing-prompting, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa dari sebelum tindakan (refleksi awal) dengan setelah tindakan pada siklus I. Rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada observasi awal sebesar 6,19 dengan kategori kurang aktif menjadi cukup aktif pada siklus I. Pada siklus I pertemuan pertama, rata-rata nilai aktivitas belajar siswa sebesar 7,30 dan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan sebesar 8,38, sehingga nilai rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 7,84 dengan kategori cukup aktif.

Meskipun telah terjadi peningkatan aktivitas belajar pada siklus I, akan tetapi hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih belum memuaskan sehingga masih perlu untuk diadakan perbaikan. Berdasarkan hasil tindakan, penerapan model pembelajaran probing- prompting mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari adanya kenaikan nilai rata-rata kelas dari 63,24 pada observasi awal menjadi 65,94 pada akhir siklus I yang berada pada kategori cukup. Ketuntasan belajar klasikal juga meningkat sebesar 16,22% dari 18,92%

pada observasi awal menjadi 35,14% pada akhir siklus I.

Pada tindakan siklus II pertemuan pertama rata-rata nilai aktivitas belajar siswa sebesar 9,24 dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 10,60 sehingga rata-rata nilai aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 9,92 dengan kategori aktif dibandingkan pada siklus I, skor rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 7,84 dengan kategori cukup aktif. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan dari sebelumnya. Sistem pembagian anggota kelompok diskusi secara acak oleh guru, pemberian tambahan nilai atau reward kepada siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dengan mengintegrasikan model pembelajaran probing-prompting dengan model pembelajaran lain seperti model pembelajaran snowball throwing dan model pembelajaran talking stick ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Penentuan anggota kelompok secara acak oleh guru mampu menciptakan situasi diskusi kelompok yang lebih baik, dimana setiap siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam kelompok tersebut dapat langsung membantu menjelaskan materi atau permasalahan yang belum dimengerti oleh anggota kelompok yang memiliki kemampuan kurang. Dengan adanya tambahan nilai atau reward sangat memacu siswa untuk lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan, sedangkan dengan mengintegrasikan model pembelajaran probing-prompting dengan model pembelajaran lain ternyata mampu menciptakan suasana belajar yang tidak menegangkan sehingga siswa mampu untuk mengkontruksi pemahaman yang dimiliki dengan materi yang sedang dipelajari melalui serangkaian pertanyaan yang diberikan oleh guru. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari 65,94 pada akhir siklus I menjadi 82,16 pada akhir siklus II dengan kategori baik.

Selain itu, ketuntasan belajar klasikal juga mengalami peningkatan yang dapat dikatakan sangat tinggi yaitu sebesar 51,35% dari 35,14% pada akhir siklus I menjadi 86,49% pada akhir siklus II.

Dengan adanya penerapan model pembelajaran probing-prompting menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini

(8)

ditunjukkan dengan peningkatan skor rata- rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus II sebesar 2,08. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus II juga mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 16,22.

Berdasarkan analisis data aktivitas dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I sampai dengan siklus II tersebut, maka pelaksanaan tindakan yang dilakukan dapat dikatakan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-I SMA Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat terjadi karena penerapan model pembelajaran probing-prompting dapat membantu siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya sendiri dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari melalu serangkaian pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

Dengan model pembelajaran ini siswa dituntut untuk selalu siap dalam mengikuti proses pembelajaran karena guru akan menunjuk siswa secara acak dalam memberikan pertanyaan sehingga seluruh siswa terlibat dalam proses tanya jawab.

Hal ini sejalan dengan pendapat Ngalimun (2014) yang menyatakan bahwa model pembelajaran probing-prompting bersifat untuk menuntun dan menggali pengetahuan setiap siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari melalui serangkain pertanyaan yang disajikan oleh guru, sehingga akan terjadi proses berpikir dan membantu siswa agar dapat mengingat apa yang telah mereka baca.

Analisis tanggapan siswa menunjukkan bahwa rata-rata skor tanggapan siswa adalah sebesar 46,25.

Berdasarkan kriteria penggolongan tanggapan siswa yang telah ditetapkan maka tanggapan siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja terhadap penerapan model pembelajaran probing-prompting tergolong sangat positif. Hal ini berarti bahwa siswa menggemari penerapan model pembelajaran probing-prompting dan siswa memandang bahwa model pembelajaran probing-prompting cocok diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

Dari paparan di atas, secara umum model pembelajaran probing-prompting

telah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja serta dapat menumbuhkan tanggapan positif siswa.

Dengan kata lain, penelitian ini sudah dapat menjawab pertanyaan dari rumusan masalah sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu: (1) penerapan model pembelajaran probing-prompting dapat meningkatkan aktivitas belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 7,84 yang berada pada kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II, sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 9,92 yang berada pada kategori aktif. (2) Penerapan model pembelajaran probing- prompting dapat meningkatkan hasil belajar pada Mata Pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 65,94 yang berada pada kategori cukup, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 13 orang (35,14%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 24 orang (64,86%).

Ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan sebesar 16,22% dari 18,92%

pada observasi awal menjadi 35,14% pada akhir siklus I, sedangkan pada siklus II rata- rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 82,16 yang berada pada kategori baik dengan ketuntasan belajar 86,49%. Ketuntasan belajar klasikal juga mengalami peningkatan yang dapat dikatakan sangat tinggi yaitu sebesar 51,35% dari 35,14% pada akhir siklus I menjadi 86,49% pada akhir siklus II. (3) dengan penerapan model pembelajaran probing-prompting dapat menumbuhkan tanggapan positif pada Mata Pelajaran Ekonomi siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 dengan rata-rata tanggapan siswa sebesar

(9)

46,25 yang berada pada kategori sangat positif.

Saran

Berdasarkan simpulan yang dipaparkan di atas, maka dapat diungkapkan saran-saran yaitu: (1) model pembelajaran probing-prompting ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam melaksanakan pembelajaran oleh guru ekonomi SMA Negeri 3 Singaraja sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih variatif dan tidak menoton. Dengan menerapkan model pembelajaran probing- prompting ini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan memperhatikan beberapa hal yaitu guru harus mampu menyajikan pertanyaan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan guru harus

dapat menciptakan suasana kelas yang

tidak tegang dengan cara

mengkolaborasikan model pembelajaran probing-prompting dengan model pembelajaran lain. (2) Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subyek penelitian selanjutnya lebih mempersiapkan diri dengan materi yang akan dipelajari agar saat proses pembelajaran berlangsung dapat memahami pembelajaran yang diberikan. (3) Bagi pembaca yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran probing-prompting pada bidang ilmu ekonomi maupun bidang ilmu lainnya, diharapkan untuk menambah siklus dalam tindakan agar mendapatkan hasil yang lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Bungin, Burham. 2001.

Metode Penelitian Kualitatif.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

---. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Ekowati. Pembelajaran IPS dan Ekonomi.

Tersedia pada:

http://ekowati52.wordpress.com (diakses 7 Mei 2016).

Furchan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu- isu Metodis dan Paradigmatis.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Kardi, Soeparman dan Mohamad Nur. 2000.

Pengajaran Langsung. Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Koyan, I Wayan. 2012. Buku Ajar 2012 Statistik Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

(10)

Nurkencana, Wayan dan Sunartana. 1992.

Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:

Usaha Nasional.

Pedoman penilaian SMA Negeri 3 Singaraja. 2015

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sagala, Saiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Septianingsih, Isnaini. 2009. Upaya Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Probing- Prompting (PTK di SMPN 3 Boyolali Kelas VIII F Semester II Pada Sub Pokok Bahasan Kubus Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi (tidak diterbitkan).

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slavin, E Roberts. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik cetakan VIII. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. 2004. Penelitian dan Penilaian Dalam Pendidikan. Bandung: CV Sunar Baru.

Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sukardi. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Aksara.

Sukidin, dkk. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilo. 2011. Aktivitas-aktivitas Belajar Siswa. Tersedia pada http//:susilofy wordpress.com

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka.

Swarjawa, I Wayan Eka. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Probing- Prompting Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Sebatu Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Tim Instruktur PKG. 1992. Penelitian.

Yogyakarta: Depdiknas.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Widianto, Tintus. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Probing-Prompting Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 1 Tawangmangu. Skripsi (tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yudhistira, Ardana. 2012. Pembelajaran

Ekonomi. tersedia pada

http://ardanayudhistira.blogspot.co.id/

2012/03/pembelajaran-ekonomi.html (diakses 6 Februari 2016).

Danin, Sudarwan. 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

(11)

Gambar

Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Siklus I
Tabel 6. Data Aktivitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi Siklus II Kategori

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dimana variabel Suku Bunga SBI dan Inflasi mempengaruhi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 94%, maka ini dapat

Petrosea Tbk., PT 549 Poltec Indonesia, CV 549 Prima Traktor Indonusa, PT 550 Prima Unggul Persada, PT 550 PwC Indonesia 551 Resindo Resources Indonesia, PT 551 Sandvik Mining

Matrix Factor (MF) analit dan baku dalam, dihitung dengan membandingkan luas puncak analit/baku dalam pada sampel yang mengandung matriks (diukur dengan menggunakan blanko

Pada ketetapan kurikulum 2013, pendekatan saintifik dianjurkan untuk dite- rapkan dalam pembelajaran.Pembelajaran IPA berbasis pendekatan saintik bukan hal baru dalam dunia pen-

Hasil perhitungan reliabilitas Alpha berstrata menunjukkan bahwa seluruh dimensi NEO PI-R memiliki koefisien reliabilitas &gt;0,7 yang artinya seluruh dimensi

Pengaruh Perceived Ease of Use berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Towards Using pada penggunaan mesin CDM Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attitude

Penelitian ini akan menguji apakah IOS dan kebijakan deviden memiliki pengaruh langsung yang posititif pada nilai peruasahaan, dan apakah kebijakan deviden memediasi

Peneliti menemukan siswa baru sedang melaksanakan test tertulis yang di laksanakan didalam kelas terlihat beberapa siswa mengerjakan test dengan serius, Hal ini