• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

(Wike, 2019) yang berjudul “Pengaruh Faktor Modal, Jam Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pedagang Pasar Pagi Perundam II Sriwijaya Kota Bengkulu)”

menyimpulkan bahwa hasil analisis data dari 45 sampel pedagang pasar pagi dengan menggunakan hasil t menunjukan bahwa modal (X1) secara persial berpemgaruh positif terhadap pendapatan UMKM. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,647 lebih besar dari t-tabel, 2,019 yang menjelaskan bahwa modal berpengaruh terhadap X1 adalah indikator 01 sebesar 180. Maka dapat disimpulkan Ha diterima. Jam kerja (X2) juga secara persial berpengaruh positif terhadap pendapatan UMKM, dengan t- hitung sebesar 2,523 lebih besar dari t-tabel 2,019 yang menjelaskan bahwa jam kerja berpengaruh terhadap X2 adalah indikator 01 sebesar 189. Maka Ha disimpulkan diterima. Sedangkan X3 yaitu lama usaha berpengaruh positif juga berpengaruh positif juga dengan pendapatan, dengan t-hitung sebesar 1,306 lebih kecil dari t-tabel 2,019 yang menjelaskan bahwa lama usaha tidak berpengaruh posistif pada pendapatan dan indikator X3 adalah indikator 01 sebesar 197. Dari seseluruhan hasil uji F bahwa X1,X2, dan X3 secara bersama sama berpengaruh terhadap pendapatan UMKM (Y) dimana F-hitung sebesar 11,674 dengan tingkat signifikan 0,000.

(2)

(Rani, 2019) yang berjudul “Pengaruh Modal dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang di Pasar Tradisional Pasar Minggu”

menyimpulkam bahwa pengalaman bisnis berpengaruh posistif dan signifikan terhadap pendaptan pedagang karena factor ini sangat penting bagi pedangan kecil, semakin banyak pengalaman bisnis maka akan semkain bermacam pengalaman dan mengenal karakter perilau konsumen sehingga meraka bisa lebih baik dalam menawarkan dagangannya. Selain itu , modal juga berpengaruh posistif dan signifikan terhadap pendapatan para pedagang karena denagan adanya modal usaha yang semakin besar akan mendorong para pedagang untuk lebih berinovasi dalam penjualannya.

(Isni, 2016) yang berjudul “Pengaruh Modal, Lokasi, dan Jenis Dagangan Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman” menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif modal terhadap pendapatan pasar prambanan kabupaten sleman. Sumbangan efektif (SE%) variable modal memberikan pengaruh terhadap variable pendapatan sebesar 76,67 dari total pengaruh keselurusan koefisien determinan 𝑅2 yaitu 94,20%, terdapat pengaruh positif lokasi terhadap pendapatan pedagang pasar prambanan kabupaten sleman Sumbangan Efektif (SE%) variable lokasi memberikan pengaruh terhadap variable pendapatan sebesar 9,46%

dari total pengaruh keseluruhan nilai 𝑅2 yaitu 94,20%. Terdapat juga pengaruh jenis dagangan terhadap pendaptan pedagang pasar prambanan, sumbangan efektif (SE%) varibel jenis dagandan meberikan pengaruh terhadap variable pendapatan sebesar 5,07% dari total pengaruh

(3)

keseluruhan nilai 𝑅2 yaitu 94,20%. Dan yang terakhir terdapat pengaruh positif modal lokasi dan jenis dagangan terhadap pendapatan pedagang pasar pramvana kabupaten sleman, besarnya pengaruh dapat dilihat melalui koefisien (𝑅2) sebesat 0,942 yang bdrati bahwa variasi variable bebas dapat menjelaskan variable terikat sebesat 94,20 sedangkan sisanya 5,80%

dijelaskan oleh variable lain yang tidak diteliti.

(IMP Rusmusi, 2018) yang berjudul “Pengaruh Modal, Jam Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang di Pasar Ikan Hias Restu Purwokerto Utara”. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda atau ordinary least square yang hasilnya pedagang dengan modal usaha sebesar Rp. 200.000- Rp 300.000 memiliki nilai presentase terbesar yaitu 67,57persen dengan total 25 pedagang. Responden dengan modal usaha Rp. 400.000 – Rp 500.000 memiliki nilai presentase 29,73 persen dengan total 11 pedagang, sedangkan responden dengan modal usaha lebih daru Rp. 600.000 memiliki presentase terkecil yaitu 2,70 persen dengan total 1 pedagang. Modal yang digunakan pedagang dalam penelitian ini adalah modal perhari sehingga biaya yang dikeluarkan untuk berjualan tidak terlalu besar, karakteristik lama usaha pedagang dalam penelitian ini sebagian besar responden telah menjalani usahanya kurang dari 10 tahun sebesar 40,54 persen dengn total 15 pedagang. Responden dengan lama usaha 10-11 tahun sebesar 18,92 persen dengan total 7 pedagang.

Sedangkan responden deangan lama usaha lebih dari 11 tahun sebesar 40,54 persen dengan total 15 pedagang. Sedangkan jam kerja para pedagang

(4)

dalam penelitian ini mempunyai 7 – 8 jam perhari dengan presentase sebesar 32,43 persen dengan total 12 pedagang, responden yang memiliki jam kerja 9 – 10 jam perhari memiliki presentase terkecil sebesar 13,51 persen dengan total 5 pedagang. Pendapatan pedagang dalam penelitian ini antara Rp.

100.000 samapai Rp. 190.000 yaitu sebanyak 19 orang atau sebesar 51,35 persen. Pedagang yang pendapatannya dibawah Rp. 100.000 sebanyak 4 orang atau 10,81 persen, selanjutnya pedagang yang pendapatannya antara Rp. 200.000 sampai Rp. 290.000 sebanyak 1o org sebanyak 27,03 pesen dan pendapatan >Rp.300.000 sebanyak 4 org sebesar 10,81 persen. Pendapatan yang diperoleh bersifat relative sama, keran semua responden meiliki peluang yang sama dalam memeroleh penfhasilan. Secara simultan modal usaha, jam kerja dan lama usaha memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang ikan hias di Pasar Ikan Hias Mina Restu. Secara parsial varibel modal usaha, jam kerja dan lama usaha memiliki pengaruh yang posistif dan signifikan terhadap pendapatan. Faktor yang memiliki pengaruh dominan pada penelitian ini adalah varinbel modal.

(Wahyu, 2016) yang berjudul “Analisis Pendapatan Pedagang Mikro Makanan dan Minuman di Sekitar Mall Dinoyo City”. Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi (OLS) hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel modal dan lokasi berdagang berpengaruh posistif dan signifikan terhadap pedagang mikro makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City. Sedangkan varibel jam dagang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang mikro makanan dan

(5)

minuman di sekitar Mall Dinoyo City. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penelitian pada kelompok umur pedagang 29-33 tahun adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 21,67 %. Pada tingkat pendidikan responden, pendidikan SMA yang paling tinggi yaitu sebesar 68,33%. Karakteristik jenis kelamin responden, bahwa pedagang yang berjenis kelamin laki lamki sebesar 41,67 % lebih sedikit dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan sebesar 58,33 %. Modal berpengaruh terhadao pendapatan pedagang mikro dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City. Mdal berpengaruh positif terhadap pendapatan, dengan modal yang besar pedagang memiliki fasilitas usaha yang tentu lebih bagus dan menunjang usahanya sehingga konsumen tertarik untuk membeli dagangan sehingga permintaan barang atau jasa jasa lebih besar daripada yang memiliki modal kecil. Variabel X2 (jam dagang) berpengaruh positif terhadap pendapatan, namun tidak signifikan. Jika jam dagang panjang namun produk yang dijual tidak dapat menarik banyak konsumen makan pendapatan akan sama saja, lain dengan jam kerja yang pendek namun produk yang dijual menarik konsumen maka pendapatan meningkat meskipun jam dagang yang pendek.

Lokasi berpengaruh terhadap pendapatan pedagang mikri makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City, lokasi usaha yang strategis akan mudah terlihat oleh konsumen sehingga akan banyak konsumen yang berdatangan. Meningkatnya jumlah pelanggan akan berakibat pada peningkatan laba bersih usaha. Modal, jam dagang dan lokasi di peroleh nilai F hitung sebesar 5,349 > F table (2,77) dengan besar probabilitas

(6)

0,003<0,05, dengan demikian dalam penilitian ini ada pengaruh signifikan dari modal, jam dagang dan lokasi terhadap pendapatan pedagang mikro makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City.

B. Landasan Teori

1. Pengertian Sektor Informal

Sektor informal sering dikaitkan dengan ciri ciri utama pengusaha dan pelaku sektor informal, antara lain : kegiatan usaha bermodal utama pada kemandirian rakyat, memanfaatkan teknologi sederhana, pekerjanya terutama berasal dari keluarga tanpa upah, bahan baku usahanya kebanyakan memanfaatkan sumberdaya lokal, sebagaian besar melayani kebutuhan rakyat kelas menengah kebawah, pendidikan dan kualitas sumber daya pelaku tergolong rendah (Patrick, 2012).

Sektor informal adalah sektor yang terdiri dari usaha berskala kecil yang mendistribusi atau memproduksi barang dan jasa dengan tujuan menghasilkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja sendiri atau kesempatan kerja bagi masing masing pelaku usaha di sektor informal akan tetapi usahanya sangat dibatasi oleh faktor minim modal ataupun keterampilan, sektor informal cukup banyak menyerap angatan kerja didaerah perkotaan. Salah satunya adalah kegiatan perdagangan yang paling banyak di lakukan oleh sebagian orang yang tanpa keahlian khusus dan pendidikan yang tinggi karena dalam bidang ini bisa masuk dengan mudah untuk menjadi pedagang dalam sektor informal. Sektor informal seperti pedagang asongan atau pedagang makanan minuman

(7)

di pinggir-pinggir jalan merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan dan keterampilan yang khusus dan juga tidak membutuhkan modal material yang sangat besar.

2. Pengertian Pedagang

(Sudrajat, 2014) memberikan pengertian pedagang sebagai sekelompok orang yang menawarkan barang dan jasa untuk di jual pada ruang public terutama di pinggir jalan dan trotoar. Pedagang adalah orang yang berjualan barang atau jasa di lingkungan pasar atau tempat lain yang berpotensi untuk mendapatkan pembeli, namun juga tempat- tempat lain yang dimiliki oleh peremintah darah dan di benarkan fungsi sesuai peruntukannya. Pedagang juga dapat didefinisikan sebagai orang yang bejualan di tempat umum atau di sekitar pasar dengan tidak memiliki tempat usaha yang permanen atau derpindah pindah. Jadi pedagang dalam hal ini adalah sebuah usaha dengan modal kecil yang menggunakan peralatan seadaannya tergantung apa yang di butuhkan dari barang yang di jual.

(8)

3. Pengertian Modal

Modal adalah semua bentuk Modal kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi (Adhiatma, 2016). Modal merupakan komponen yang terpenting dalam menjalankan sebuah usaha termasuk usaha berdagang. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang digunakan dalam proses produksi dan menghasilkan output, modal juga merupakan kekayaan yang dapat menghasilkan keuntungan pada masa yang akan mendatang. Modal dapat bersumber dari modal sendiri atau menggunakan modal pinjaman jika tidak mencukupi.

Modal sehari-hari dalam usaha dagang lebih mudah dsebut sebagai aktiva atau modal lancar yang di perlukan oleh pedagang untuk menjalankan kegiatan jual beli atau untuk membiayai operasional usahannya yang berlangsung sehari hari dan terus menerus dalam kegiatan jual beli yang di harapkan dapatb menghasilkan keuntungan agar meningkatkan pendapatan pedagang.

Modal dapat diperoleh dari permodalan sendiri atau bersumber dari pihak luar atau bisa disebut dengan pinjaman jangka panjang maupun jangka pendek. Pinjaman jangka pendek yaitu pinjaman yang jangka waktunya maksimum satu tahun, sedangkan pinjaman jangka panjang yaitu pinjaman yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.

Dalam penelitian ini di fokuskan untuk mengukur modal lancar dimana hanya modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi atau

(9)

brerubah menjadi barang jadi. Modal diukur dengan rata rata modal perbulan dalam satuan rupiah.

4. Pengertian Lama usaha

Lama usaha merupakan lamanya pedagang berkarya pada usaha perdagangan yang sedang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Jangka waktu pengusaha dalam menjalankan uahannya memberikan pengaruh yang sangat penting dalam pemilihan strategi usaha dan melakukan usahannya. Pengusaha yang lebih lama memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam mengelola, meproduksi, dan menjual produknya. Karena pengusaha yang memiliki pengalaman yang lama dalam melakukan usaha akan lebih memiliki pengetahuan yang lebih banyak serta mampu mengambil keputusan yang tepat disetiap kondisi dan keadaan yang ada selama menjalankan usaha.

Selain meliliki pengalaman yang banyak secara tidak langsung akan mendapatkan jaringan dan koneksi yang luas dalam memasarkan produk usaha, lama usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan karena lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis dalam menjalankan usahanya dengan tekun akan mempengaruhi produktivitas kemampuan/keahlian, sehingga dapat menambah efisiensi dan juga dapat menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.

Semakin lama menekuni bidang usaha akan semakin mengetahui perilaku ataupun selera dari konsumen, keterampilan dalam berdagang

(10)

makin lama akan semakin bertambah banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil didapatkan.

5. Jam kerja

Jam kerja merupakan Jam kerja merupakan lama waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha, yang dimulai sejak persiapan sampai usaha tutup (Bari, 2017). Alokasi waktu usaha dan jam kerja adalah total waktu usahaatau jam kerja usaha yang digunakan seorang pedagang dalam berdagang. Menurut kamus besa bahasa Indonesia, jam kerjaadalah waktu yang dijalankan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untukbekerja.

Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efesiensi dan produktivitas kerja.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah jumlah jam kerja adalah lamanya waktu dalam jam yang digunakan untuk bekerjadari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaanselama seminggu.

Semakin tinggi jam kerja atau alokasi waktu yang kita berikan untuk membuka usaha maka probabilitas omsetyang diterima pedagang akan semakin tinggi maka kesejahteraan akan pedagang akan semakin terpelihara dan dapat memenuhikebutuhan keluarga pedagang tersebut.

Lamanya seseorang mampu bekerja sehari secara baik padaumumnya 6 sampai 8 jam, sisanya 16 sampai 18 jam digunakanuntuk keluarga, masyarakat, untuk istirahat dan lain-lain. Jadi satuminggu seseorang

(11)

bisa bekerja dengan baik selama 40 sampai 50 jam. Selebihnya bila dipaksa untuk bekerja biasanya tidak efisien. Akhirnya produktivitas akan menurun, serta cenderung timbulkelelahan dan keselamatan kerja masing-masing akan menunjangkemajuan dan mendorong kelancaran usaha baik individu ataupunkelompok.

Pekerja diperbolehkan untuk istirahat sebanyak 1 sampai 1,5 jam tiap hari kerja dalam 8 jam, pekerja memerlukan istirahatsupaya dapat mempertahankan tingkat kerjanya dari hari kehari.Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efisiensi danproduktivitas kerja. Setiap pedagang biasanya mempunyai jumlah jam kerja yang tidak sama antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain. Hal tersebut juga mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan diterima masing- masing pedagang

6. Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan adalah suatu hasil yang di dapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan walaupun hasil yang dicapai masih cukup rendah ataupun sudah cukup tinggi. Pendapatan nantinya digunakan untuk mencukupi suatu kebutuhan ataupun untuk kegiatan konsumsi barang atau jasa.

Upaya dalam penelitian ini untuk mengetahui pedapatan kaki lima yang di pengaruhi oleh beberapa faktor tetapi dalam penelitian ini di batasi, dalam penelitian ini mrnggunakan faktor modal, lama usaha dan jam kerja. Analisis pendapatan adalah total penerimaan yang

(12)

dimiliki suatu unit usaha yang diperoleh dari penjualan output dikali harga jual di rumuskan sebagai berikut:

π = TR-TC Keterangan :

Π = profit (pendapatan bersih)

TR = Total Revenue (pendapatan kotor) = P x Q TC = Biaya Total (TFC + TVC)

7. Pengertian pendapatan

Pendapatan adalah besarnya hasil penjualan barang dagangan yang dihasilkan pedagang setiap bulan setelah dikurangi dengan biaya operasional dan retribusi, diukur dalam satuan rupiah (Wibowo, 2013). Hasil dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki para pedagang. Pendapatan (income) pedagang ditentukan oleh faktor penjualan barang yang diproduksi dan harga per unit dari masing-masing factor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli.

Pendapatan pedagang dalam penelitian ini disebut juga Total Revenue (TR) yang merupakan jumlah pendapatan yang diterima pedagang sebagai hasil dari totalpenjualan.

Pendapatan pedagang ditentukan dari berapa banyak jumlah barangyang mampu dijual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakatiantara penjual dan pembeli.

(13)

a. Jenis-jenis pendapatan

Jenis pendapatan menurut cara perolehannya:

1) Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangipengeluaran dan biaya lain.

2) Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh setelah dikurangipengeluaran dan biaya lain.

Jenis pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih dari parapedagang kaki lima di Pesarean Gunung Kawi.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut, terdapat faktor-faktor yangmempengaruhi pendapatan dari kegiatan penjualan antara lain:

1) Kondisi dan kemampuan pedagang

Kemampuan pedagang dalam transaksi jual beli yaitu mampu meyakinkan para pembeli untuk membeli dagangannya dan sekaligusmemperoleh pendapatan yang diinginkan.

2) Kondisi pasar

Kondisi pasar berkaitan dengan keadaan pasar tersebut, jenis pasar, kelompok pembeli yang ada dalam pasar tersebut, lokasi berdagang, frekuensi pembeli dan selera pembeli dalam pasar tersebut

3) Modal

Setiap usaha membutuhkan untuk operasional usaha yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Dalam

(14)

kegiatan penjualan semakin banyak produk yang dijual berakibat pada kenaikan keuntungan. Untuk meningkatkan produk yang dijual suatu usaha harus membeli jumlah barang dagangan dalam jumlah besar. Untuk itudibutuhkan tambahan modal untuk membeli barang dagangan atau membayar biaya operasional agar tujuan meningkatkan keuntungan sehingga pendapatan dapat meningkat.

4) Kondisi organisasi usaha

Semakin besar suatu usaha akan memiliki frekuensi penjualan yang semakin tinggi sehingga keuntungan akan semakin besar dibandingakan dengan usaha yang lebih kecil.

5) Faktor lain

Faktor lain yang mempengaruhi usaha berkaitan dengan periklanan dan kemasan produk. Dalam pasar jenis dagangan juga dapatmempengaruhi pendapatan.

(15)

C. Kerangka Pemikiran Hipotesis

Bedasarkan hasil penelitian menegenai variable Modal, Lama usaha dan Jam kerja yang mempengaruhi pendapatan pedagang kaki lima di Pesarean Gunung Kawi. Maka dapat disusun Kerangka Pemikiran sebagai berikut :

Pedagang

Pendapatan Kotor (TR = P.Q)

Modal (X1) Lama Usaha

(X2)

Jam Kerja (X3)

Pendapatan (Y) Π= TR-TC

(16)

D. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya bedasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah yang di - ajukan, dan kajian teori yang di jelaskan pada bab-bab sebelumnya. Maka hipotesis dalam penelitian ini di lakukan untuk mengetahui :

“Diduga Modal, Lama Usaha dan Jam Kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang di Pesarean Gunung Kawi “.

Referensi

Dokumen terkait

H0 : Besar kemajuan pasar modal ditinjau dari variabel kapitalisasi pasar, serta variabel kontrol yang digunakan yaitu Penanaman Modal Asing (PMA), Konsumsi Rumah

(Ariandy &amp; Aisyah, 2019), menyatakan ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang didasarkan pada besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Riana Puji Lestari yang berjudul analisis pengaruh indeks pembangunan manusia, pengangguran dan produk domestik regional bruto

Pengembalian Pengembalian ekspektasian (expected return) merupakan pengembalian yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Pengembalian ini penting

Adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing bagi

Penelitian yang dilakukan oleh Belawa dan Putra (2018) berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Zakat, infak dan sedekah mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi, hal itu bisa terlihat dari aturan Islam yang mendorong seorang muslim