• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan produksi kripik udang menggunakan penggorengan vakum dengan tingkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan produksi kripik udang menggunakan penggorengan vakum dengan tingkat"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil analisis kelayakan investasi oleh Ismanto (2020) dengan objek investasi kelayakan produksi kripik udang menggunakan penggorengan vakum dengan tingkat suku bunga 20% menggunakan mesin penggoreng vakum. Penelitian dilaksanakan di CV. Lastrindo Engineering, Jalan. Rajekwesi No 11, Malang Jawa Timur dan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Jalan Malino km. 03 Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Data tersebut di peroleh dari perhitungan tahun 2012-2017, vakum berkapasitas 6 kg layak dijalankan, akan tetapi sesuai parameter analisis kelayakan investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Payback Period (PP), Break-even Point (BEP) menunjukkan investasi tidak layak dijalankan. Disarankan

adanya kerja sama dengan penyedia bahan baku udang dengan kualitas, ukuran seragam, dan harga yang stabil.

Hasil penelitian terdahulu oleh Hikmah (2017) tentang analisis strategi pengembangan usaha madu. Lokasi penelitian di kecamatan Camba kabupaten Maros Sulawesi Selatan, penelitian dilaksanakan pada tahun 2016-2017 dengan teknik metode penghitungan Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Payback Period (PP) dan Inceremental Rate of Return dan Ratio B/C. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa bisnis ini dapat dikatakan layak dijalankan.

(2)

Hasil penelitian Gunawan (2014) tentang Business Plan Cafe Ludos. Lokasi penelitian berada di Surabaya, data diperoleh dari perhitungan tahun 2008-2013.

Parameter dengan teknik metode perhitungan yang digunakan dalam analisis investasi ini adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), PP (Payback Period), dan hasil yang didapatkan cukup bagus. Berdasarkan penelitian dan

pembahasan yang dilakukan dengan hasil tersebut maka bisnis ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Penelitian Muhammad (2015) tentang Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendirian Home Industry pada Home Industry Cokelat “Cozy”. Lokasi penelitian berada di Lingkungan Jaten RT 01 RT 01 Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Data penelitian dari tahun 2015-2019. Metode yang digunakan adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek finansial dengan perhitungan kelayakan investasi berupa PP, NPV, IRR, dan PI. Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa bisnis ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

Penelitian Widya (2017) tentang Analisis Kelayakan Bisnis Pada Perusahaan Industri Roti Greyoung Bakery. Data penjualan pada tahun 2014-2015. Melalui Pendekatan Aspek Finansial. Parameter yang digunakan dalam analisis investasi ini adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Payback Period (PP), Break Even Point (BEP), Net B/C Ratio, PI dan MIRR. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bisnis perusahaan dapat dikatakan layak secara aspek finansial.

(3)

B. Landasan Teori

1. Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis menurut Kasmir dan Jakfar (2016) adalah suatu kegiatan yang menganalisis secara mendalam tentang usaha atau bisnis yang akan dijalankan dalam menentukan layak atau tidak layaknya suatu usaha atau bisnis yang dilaksanakan. Bisnis yaitu usaha yang dijalankan mampu memberikan keuntungan. Dalam mengevaluasi bisnis harus mempelajari secara mendalam yang artinya meneliti dengan benar atas data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode-metode tertentu, sehingga memperoleh hasil yang maksimal dari penelitian tersebut. Kelayakan yang artinya meneliti secara mendalam yang dilakukan untuk menentukan bahwa usaha atau bisnis yang dijalankan memberikan keuntungan finansial dan non finansial sesuai dengan tujuan, tidak hanya untuk perusahaan yang menjalankan tetapi juga bagi investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas yang mereka inginkan.

Terdapat beberapa tahapan dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis yang berisfat umum antara lain sebagai berikut:

a. Penemuan ide dalam pemilihan jenis usaha haruslah mengamati potensi produk apa yang dipasar nantinya laku dijual dan dapat menguntungkan.

Suatu produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk tersebut belum tersedia dan untuk mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang mempunyai nilai tambah.

(4)

b. Tahap penelitian setelah beberapa ide telah dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian secara mendalam menggunakan metode ilmiah. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menafsirkan hasil pengolahan data dengan alat- alat analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil sampai membuat laporan hasil penelitian tersebut, dengan melakukan penilaian terhadap aspek- aspek yang perlu dilakukan penilaian.

c. Tahap evaluasi yaitu mengumpamakan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria tersebut dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif. Terdapat 3 macam evaluasi yaitu pertama, mengevaluasi usulan suatu bisnis yang akan didirikan, kedua, mengevalusi bisnis yang sudah dibangun, ketiga, mengevalusi bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin.

d. Tahap pengusulan yang layak usulan bisnis yang dianggap layak dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan perlu dilakukan pemilihan rencana yang dianggap manajemen sanggup dan mampu mengaplikasikannya dengan melewati segala pertimbangan yang telah dilewati.

e. Tahap rencana pelaksanaan, setelah rencana bisnis dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat rencana kerja pengoperasionalan bisnis tersebut. Mulai dari jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan, jumlah sumber daya yang dimiliki, ketersedianaan dana dan sumber-sumber dana laninnya, kesiapan manajemen, dan lain-lain.

(5)

f. Tahap pelaksanaan merealisasi pengoperasionalan suatu bisnis. Jika bisnis tersebut telah dijalankan, tahapan berikutnya yaitu menjalankan bisnis secara rutin. Dalam operasinal ini, perlu analisis untuk mengevaluasi bisnis dari fungsional keuangan, SDM, Produksi, Pemasaran, dan Manajemen agar mampu memberikan hasil yang maksimal.

2. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Dalam Studi kelayakan bisnis terdapat aspek-aspek yang harus dianalisis, sebagai berikut :

a. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran menjadi pokok kajian dalam studi kelayakan bisnis. Kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauh mana potensi pasar dan pemasaran dari produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang akan dijalankan Sucipto (2010). Analisa aspek pemasaran akan dilakukan dengan cara memanfaatkan metode bauran pemasaran, yakni menggunakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya sesuai segmentasi yang dipilih, alat-alat bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur, yaitu produk, harga, lokasi dan distribusi, dan promosi Kasmir dan Jakfar (2016).

b. Aspek Teknis dan Produksi

Aspek teknis produksi merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan pelaksanaan setelah bisnis

(6)

tersebut selesai dibangun. Penentuan kelayakan teknis atau operasi, sehingga jika tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan di kemudian hari. Kasmir dan Jakfar (2016). Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai dalam penilaian aspek teknis yaitu :

1) Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik dalam hal lokasi, gudang, cabang maupun kantor pusat.

2) Perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.

3) Perusahaan dapat menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya.

4) Perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.

5) Dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan masa yang akan datang.

c. Aspek Manajemen dam Organisasi

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016) organisasi formal secara klasik adalah sistem kegiatan yang terkoordinasi dari sekolompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dibawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi formal merupakan organisasi yang sengaja direncanakan dan struktur organisasi dengan menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing.

Aspek organisasi dilihat dari sisi lingkungan yaitu pengaruh pendirian usaha madu Kembang Joyo Sriwijaya terhadap lingkungan hidup sekitar.

(7)

Tujuan menganalisis lingkungan adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha. Investasi jangka panjang yang dilakukan dapat berupa pembelian mesin-mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi perusahaan ataupun pembangunan pabrik dan gedung untuk memperluas kegiatan perusahaan.

d. Aspek Ekonomi dan Sosial

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016) dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Setiap usaha yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif.

Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi perusahaan sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat.

e. Aspek keuangan

Aspek keuangan merupakan aspek terpenting, karena meskipun aspek lain tergolong layak, jika aspek keuangan memberikan hasil yang tidak layak, maka usulan proyek akan ditolak karena tidak memberikan manfaat ekonomi. Evalusi aspek keuangan biasa dilkukan setelah aspek lain-lain dilakukan. Selama evaluasi, aspek ini menakar perkiraan jumlah dana modal kerja awal. Disamping jumlah kebutuhan dana pembiayaan dan sumber dana, juga akan mempelajari struktur pembiayaan bagaimana yang paling menguntungkan dan berapa bagian dari jumlah kebutuhan dana tersebut dapat atau wajar untuk dibiayai dengan pinjaman dari pihak ketiga, dari mana sumbernya dan berapa biaya-biayanya.

(8)

1) Investasi Awal

Rumus : (harga beli aktiva+ biaya-biaya investasi) - (proceeds dari penjualan aktiva tetap sama + pajak atas penjualan aktiva )

2) Sumber Dana

Sumber dana digunakan untuk mendanai suatu kegiatan investasi.

Sumber perolehan dana dapat dicari memlalui sumber modal asing (pinjaman) dan atau modal sendiri. Sumber modal dibagi 2 macam yakni :

a) Modal Asing

Modal asing merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.

Rumus : Kd = beban hutang hutang jangka panjang

b) Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Rumus : Ks = Biaya Hutang + Premi Risiko

c) Biaya Kebutuhan Investasi

Kasmir dan Jakfar (2016) menjelaskan komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasaya disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi :

1) Biaya pra investasi

(9)

2) Biaya pembelian aktiva tetap 3) Biaya operasional

d) Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow)

Net cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang

ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Net Cash Flow menggambarkan beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Net Cash Flow juga menggambarkan beberapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan usaha terdiri dari:

1) Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi

2) Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.

3) Terminal cash flow merupkan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir. Perhitungan depresiasi aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus sebagai berikut :

(10)

Depresiasi = Harga perolehan (HP)−Nilai sisa (NS) Taksiran umur kegunaan

Aliran kas masuk bersih = EAT + Penyusutan NCFt = EAT + Depresiasi + bunga (1-T) NCFn = NCFt + TCF

Keterangan :

NCFt = Aliran kas bersih sebelum umur proyek

NCFn = Aliran kas bersih saat tahun terakhir umur proyek TCF = Terminal Cash Flow

e) Kriteria Penilaian Investasi

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek keuangan, perlu dilakukan atau diukur dengan beberapa kriteria. Setiap penilaian layak diberikan nilai standar untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri atau target yang telah ditentukan. Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi. Agus Sucipto (2010). Beberapa kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek antara lain 1) Payback Period (PP)

Metode payback period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan

(11)

laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan. Rumus Payback Period adalah :

PP = t = I0−c

d−c

Io = investasi awal c = arus kas

d = c + arus kas ke-3 2) NPV (Net Present Value)

Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan

perbandingan antara PV kas bersih dan dan PV investasi selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebut yang dikenal dengan Net Present Value (NPV). Menghitung NPV terlebih dahulu harus

mengetahui berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dicari dengan menghitung cash flow perusahaan selama umur investasi tertentu.

Rumus yang biasa digunakan dalam menghitung NPV adalah :

npv = Io − ∑

n

t=0

CIFt 1 + kt

Keterangan :

Io = Nilai investasi awal atau capital outlays CIFTt = Aliran kas neto (proceeds pada periode t) K = Discount rate / cost of capital

T = Jangka waktu investasi ( umur proyek investasi )

(12)

Berdasarkan metode NPV, pengambilan keputusan apakah suatu usulan proyek investasi diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan nilai perhitungan NPV tersebut dengan nilai 0.

Apabila NPV > 0 atau bernilai positif maka rencana investasi layak diterima, sebaliknya jika NPV < 0 atau bernilai negatif, maka rencana investasi tersebut tidak layak diterima atau ditolak

3) IRR (Internal Rate of Return)

IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Untuk mengetahui suatu usulan proyek investasi dianggap layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Rumus perhitungan IRR sebagai berikut:

IRR =

i

1

+

NpvNpv11− Npv2

x (i

2

− i

1

)

Keterangan

I1 = Tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1) I2 = Tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2) Npv1 = Net Present Value 1

Npv2 = Net Present Value 2

4) MIRR (Tingkat Pengembalian Internal Modifikasi)

MIRR merupakan penyempurnaan atau modifikasi dari metode IRR. asumsi yang digunakan pada metode IRR adalah bahwa tingkat pengembalian dari investasi akan kembali sebesar IRR-nya, bukan

(13)

sebesar biaya modalnya (COC). Hal tersebut dianggap sebagai kelemahan pada model perhitiungan IRR. Untuk memperbaiki itu, munculah metode MIRR yang dianggap baik dari IRR. Rumus yang digunakan dalam perhitungan MIRR sebagai berikut:

Rumus MIRR adalah : PV Cost = PV Terminal value PV Cost = TV

(1+ MIRRn)

f) Kerangka Pikir

Diperlukan analisis kelayakan pengembangan usaha agar keputusan investasi yang telah dilakukan tidak sia-sia, kerangka pikir sangat menentukan kejelasan proses penelitian secara keseluruhan. Bagan kerangka dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir Penelitian

(14)

Bagan diatas menjelaskan bahwa aspek penilaian pada evaluasi kelayakan bisnis terdapat 5 aspek yakni Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis, Aspek Manajemen, Aspek ekonomi dan Aspek Keuangan yang mempengaruhi layak atau tidak layak usaha Kembang Joyo Sriwijaya untuk dijalankan.

(15)

Gambar

Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Deiksis sosial seperti yang diungkapkan oleh Agustina dalam Firdawati adalah mengungkapkan atau menunjukkan perbedaan ciri sosial antara pembicara dan lawan bicara

Berdasarkan hasil analisis data mengenai pengaruh gaji, fasilitas dan tunjangan terhadap kinerja karyawan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa gaji dengan nilai t

Di sini juga akan menerangkan peradaban yang telah diamalkan oleh masyarakat Islam semasa berada di meja

Hal tersebut menunjukkan bahwa persilangan antara pasangan tetua yang berjarak genetik dekat dapat menghasilkan progeni F 1 yang memiliki kedekatan jarak genetik terhadap salah

Menggunakan bahasa sehari-hari dalam berkomunikasi menjadi nilai positif karena akan mendapat simpati oleh masyarakat begitu juga dalam komunikasi pada saat dalam

Berdasarkan keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar pelanggan tiket pada Travel And Tour UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai responden dalam penelitian ini

Pertama kali Istilah bonsai ini muncul di Jepang pada masa pemerintahan Kamakura (1192-1333) yang dicatat dalam Kasuga Srhire yang berupa bukti berupa lukisan seorang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan dan pengaruh yang signifikan antara program Asia’s Next Top Model di stasiun TV RCTI terhadap minat untuk