• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah mahasiswa yang DO (Dropp Out) sebanyak dari atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah mahasiswa yang DO (Dropp Out) sebanyak dari atau"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun pelajaran 2017-2018 terdapat 180.876 mahasiswa baru yang terdaftar di perguruan tinggi negeri dan swasta Jawa Timur. Jumlah ini ternyata juga diimbangi dengan jumlah mahasiswa yang DO (Dropp Out) sebanyak 38.317 dari 844.675 atau sebesar 4,5% (Herdiyanto, 2017: 56,192). Dari jumlah tersebut, terdapat 22.687 mahasiswa baru yang masuk ke kota Malang. Dengan kata lain terdapat sekitar 12, 54%

Mahasiswa baru masuk di Kota Malang. Jumlah ini terhitung besar mengingat ada 345 perguruan tinggi di Jawa timur, dan 47 perguruan tinggi diantaranya berada di Malang (Safitri, 2019: 3-5).

Angka drop out yang lumayan tinggi pada kalangan mahasiswa perantau dipengaruhi beberapa hal. yaitu faktor kesulitan adaptasi (Al-Mahrooqi, 2015: 3).

Dalam risetnya di Kesultanan Oman, dia menemukan bahwa kesulitan adaptasi dikarenakan faktor utama yaitu kehidupan yang berbeda. Artinya kehidupan setelah dia berpindah dan menempuh kuliah sangat berbeda dengan tempat asalnya yang menuntutnya untuk lebih mandiri karena jauh dari keluarga. Disini, siswa yang menghadapi kesulitan penyesuaian cenderung mencapai nilai yang lebih rendah yang akhirnya memotivasi dirinya untuk meninggalkan Universitas.

Berdasar hal tersebut, sepertinya dibutuhkan suatu cara atau wadah untuk membantu mahasiswa-mahasiswi menjalani transisi agar bisa beradaptasi dengan baik.

(2)

2 Perguruan tinggi di Indonesia khususnya di Malang telah berusaha membantu mahasiswa-mahasiswi dengan masa orientasi yang diselenggarakan dengan cara yang berbeda. Beberapa kampus mencoba mengisi transisi mahasiswa-mahasiswi dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan tertentu. Walaupun memang masih ada perbedaan argumen bagaimana seharusnya masa orientasi dilakukan tanpa membebani mental mahasiswa. Hal ini dikarenakan tujuan akhir masa orientasi adalah membantu mahasiswa baru untuk beradaptasi bukanya tertekan dan mengalami depresi (Safitri, 2019: 28).

Penulis mengamati bahwa perbedaan kebijakan kampus tertentu di Malang terhadap aktivitas mahasiswa baru mempunyai tekanan yang berbeda. Contohnya:

Universitas Brawijaya : tentang PK2MU atau Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas, dimana PK2MU atau Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Universitas: dipenuhi tugas dari Universitas dan jurusan, online ataupun offline, serta barang bawaan yang justru seolah terlalu mempersibuk dan membebani

mahasiswa. Dibandingkan dengan Universitas Muhammadiyah Malang: Pesmaba (Pengenalan Studi Mahasiswa Baru) yang fokus pada aktifitas yang dapat dengan mudah diikuti karena bersifat perkuliahan berupa seminar. Sehingga intensitas tekanan pada mahasiswa lebih minimal.

Observasi awal peneliti pada ketua sekaligus pembentuk Jong Sumatera Selatan menunjukkan bahwa perlunya wadah untuk mahasiswa daerah mengilhami dibentuknya organisasi daerah atau organisasi mahasiswa daerah. Dengan didasari atas kesamaan identitas warga asli Sumatera Selatan atau primodialisme organisasi daerah

(3)

3 yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswi dari suatu daerah yang terkumpul sebagai organisasi mahasiswa daerah diharapkan menjadi sarana bersilaturahmi dan saling terhubung sebagai saudara. Sehingga tingkat depresi mahasiswa baru dapat diminimalisir. Hal ini dilakukan dengan kegiatan-kegiatan, bakti sosial dan penanaman nilai-nilai tertentu untuk menjaga semangat dan cita-cita anggota untuk kembali membangun daerah setelah selesai masa perkuliahan.

Tentu menarik untuk mengetahui secara mendalam bagaimana organisasi daerah berperan dalam proses adaptasi mahasiswa-mahasiswi baru. Untuk menguak hal tersebut, peneliti bergerak menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk menggambarkan peran organisasi (Jong Sumatra Selatan) pada proses adaptasi mahasiswa-mahasiswi baru. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti mengangkat judul skripsi “peran organisasi daerah dalam proses adaptasi mahasiswa baru di Kota Malang (studi pada Jong Sumatra Selatan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar permasalahan yang telah peneliti uraikan dapat ditarik rumusan masalah yaitu, “bagaimana peran organisasi daerah Jong Sumatra Selatan dalam proses adaptasi mahasiswa-mahasiswi baru di Kota Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis bagaimana sebenarnya peran organisasi daerah Jong Sumatra Selatan dalam proses adaptasi mahasiswa baru di Kota Malang.

(4)

4 1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat yang dapat diambil atas penelitian ini yaitu manfaat teoritits dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat berguna bagi studi sosiologi kependudukan.

2. Hasil penelitian ini bisa memperkaya analisis sosiologi tentang bagaimana peran organisasi daerah Jong Sumatra Selatan dalam proses adaptasi mahasiswa baru di Kota Malang.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkuat studi sosiologi kependudukan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya studi sosiologi tentang bagaimana peran organisasi daerah Jong Sumatra Selatan dalam proses adaptasi mahasiswa baru di Kota Malang.

2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini Organisasi daerah Jong Sumatra Selatan dapat menjadi lebih baik, dan mampu menjadi organisasi daerah yang dapat membantu mahasiswa-mahasiswi untuk beradaptasi di Kota Malang.

3. Penelitian ini bisa digunakan sebagai kritik terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah yang belum memberikan perhatian atas kontribusi organisasi daerah dalam membantu mahasiswa-mahasiswi baru yang

(5)

5 notabenenya jika mahasiwa-mahasiswi tersebut dapat beradaptasi dan menyelesaikan studi dengan baik, Mahasiswa-mahasiswi tersebut akan pulang kembali ke masing-masing daerah untuk berkontribusi pada pembangunan daerah sebagai agent of change.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Peran

Peranan (role) merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status sosial.

Suatu peranan diartikan jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya. Peran diatur oleh norma yang berlaku. Peranan lebih banyak bersifat fungsional, sebagai penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses (Soekanto, 2012: 212-213). Peran menurut Parsons dalam Ritzer (2014: 260) adalah apa yang dilakukan aktor dalam suatu posisi, yang dilihat dalam konteks signifikansi fungsionalnya bagi sistem yang lebih besar.

1.5.2 Organisasi Daerah

Organisasi daerah didefinisikan dengan kelompok sosial yang didasari atas kesamaan identitas kebudayaan atau primodialisme yang merupakan kelompok yang teratur, bukan kerumunan ataupun public (Dwiantono, 2013: 1-5). Soelaiman (1998: 94) dalam bukunya “dinamika masyarakat transisi” menyinggung suatu lembaga sosial yang didasarkan atas partisipasi kesadaran dan sukarela. Lembaga ini terbentuk karena mobilitas fisik dalam modernisasi sehingga menimbulkan mobilitas sosial. Soelaiman (1998) dalam bukunya: “Dinamika Masyarakat

(6)

6 Transisi”, menyatakan bahwa dalam ilmu kependudukan lembaga sosial ini tercipta sesuai dengan prosesnya, contohnya jika mobilitas sosial terjadi pada perolehan uang maka akan terbentuk lembaga bank dan sejenisnya. Berdasar pernyataan Dwiantono (2013) dan Soelaiman (1998), maka dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi daerah adalah lembaga sosial yang bersifat kesukarelaan dan partisipasi sadar atas keanggotaanya dengan dasar kesamaan atas daerah asal.

1.5.3 Proses Adaptasi

Perlu dudefinisikan proses adaptasi yang tepat dalam penelitian yang akan dilakukan, agar peneliti mempunyai pandangan yang tepat terhadap proses adaptasi.

Parson dalam Ritzer (2014: 257): ‘Adaptasi: Sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhanya.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini berangkat dengan suatu instrumen bahwa non epoche adalah dengan menyusuri jalan fikiran subjek penelitian dengan fenomenologi. Daripada etnometodologi yang menganggap individu dipaksa oleh realitas sosial: ‘si bodoh yang memberikan pertimbangan’, penulis lebih memilih pendekatan fenomenologis untuk mengetahui proses kesadaran individu (Ritzer, 2004: 322-351).

1.6.1 Jenis Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian Fenomenologis. Pendekatan kualitatif ini sangat sesuai untuk penelitian ini dimana

(7)

7 peneliti dituntut untuk menyelami alam pikiran subjek. Sesuai rumusan Schutz bahwa koneksi antara ilmu pengetahuan ilmiah dan pengalaman otentik individulah yang membangun makna dari hasil interaksi dengan orang lain. (Craib, 1986: 126 dan Campbell, 1994: 233, dalam Septiawan, 2017: 27).

1.6.2 Lokasi Penelitian

Berdasar pada observasi awal peneliti, Jong Sumatra Selatan tidak mempunyai kantor atau kesekretariatan, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berpindah-pindah tempat tergantung kondisi. Lokasi pasti yang bisa ditetapkan penulis adalah lokasi antara tiga kampus yaitu UIN Malang UNISMA, dan UMM Kampus III. Di ketiga lokasi ini Jong Sumatra Selatan sering mengadakan kegiatan atau pertemuan, seperti yang pernah peneliti ikuti dalam kegiatan terakhir tanggal 23 Februari 2019 bertempat di warung kopi Cus-cus.

Berdasar pada penelusuran awal ini pula diketahui bahwa keanggotaan Jong Sumatra Selatan paling banyak berasal dari UIN (Universitas Islam Negeri Malang), kemudian UNISMA (Universitas Islam Malang) dan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang ), adapun Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Merdeka telah memisahkan diri dan membentuk perkumpulan sendiri yang berbasis kedaerahan juga, sehingga penting bagi penulis mempriotitaskan penelitian pada mayoritas anggota Jong Sumatra Selatan di tiga kampus tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat melacak juga rekam jejak Jong Sumatera Selatan sejak berdiri hingga sekarang.

(8)

8 1.6.3 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan informan untuk menguak arus kesadaran. Pada proses wawancara, pertanyaan yang diajukan semi terstruktur, dan dalam suasana yang cair, sehingga bersifat lebih fleksibel..

1. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)

Wawancara yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara tidak berstruktur, dimana di dalam metode ini penulis mencoba untuk tetap berada sedekat mungkin dengan subjek penelitian agar tidak terjadi jarak yang membuat suasan yang kurang akrab (Singarimbun dkk, 1989: 32-33).

2. Observasi Partisipatoris

Peneliti menggunakan observasi partisipatoris sehingga terlibat dalam kegiatan dan acara yang diadakan oleh Jong Sumatra Selatan. Kegiatan tersebut bersifat kekeluargaan dan santai karena kebanyakan aktivitas yang dilakukan sekedar kumpul-kumpul. Dengan keterlibatan penulis secara langsung dalam kegiatan, diharapkan data yang didapat lebih akurat, sehingga pertanyaan bagaimana peran Jong Sumatera Selatan pada adaptasi mahasiswa baru dapat diketahui dengan lebih lengkap.

3. Dokumentasi

(9)

9 Dokumentasi disini diperoleh dari hasil data berupa foto-foto tentang kegiatan Jong Sumatera Selatan, data juga dapat berupa dokumen atau arsip berupa surat-surat yang berkaitan dengan peran Jong Sumatra Selatan dalam proses adaptasi mahasiswa-mahasiswi baru.

1.6.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik penentuan subjek dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Lincoln dan Guba (1985) dalam Sugiyono (2007: 301) menyatakan bahwa penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak berdasarkan perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapat informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. Mempertimbangkan hal tersebut, standar yang dipakai dalam memilih subjek penelitian adalah

1. Haruslah subjek yang terlibat dalam organisasi daerah Jong Sumatra Selatan.

2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aktifitas tertentu dalam Jong Sumatra Selatan kaitanya dengan proses adaptasi mahasiswa- mahasiswi baru untuk beradaptasi di Malang, yaitu;

3. Koordinator Orda UMM 2018-2019

4. Koordinator Orda Unisma 2018-2019

5. Koordinator Orda UIN 2018-2019.

(10)

10 6. Mahasiswa-mahasiswi baru berjumlah 6 orang. Jumlah ini diasumsikan masing-masing Universitas diwakili oleh 2 orang. Dengan kriteria;

sekurang-kurangnya satu tahun menjadi anggota Jong Sumsel, aktif mengikuti kegiatan Jong Sumatera Selatan, mempunyai pengalaman tentang proses adaptasi dalam organisasi Jong Sumatera Selatan selama menjadi anggota.

Berdasarkan keterangan diatas, maka subjek yang akan dipilih oleh peneliti adalah yang mempunyai informasi strategis untuk melihat bagaimana peran organisasi daerah dalam proses adaptasi mahasiswa-mahasiswi baru di Kota Malang. Kriteria subjek yang akan diteliti adalah informan kunci yaitu: Merupakan orang yang mempunyai peranan berupa keterlibatan atau pengambil keputusan dalam Jong Sumatra Selatan dan mahasiswa-mahasiswi baru yang menjadi Anggota.

1.6.5 Teknik Analisa Data

Proses analisis data di dalam penelitian ini menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis. Teknik analisa ini dirasa cocok untuk mengkaji

bagaimana peran Jong Sumatra Selatan pada adaptasi mahasiswa-mahasiswi.

Creswell (1998: 147-150), menjelaskan tentang teknik analisis data dalam kajian fenomenologi sebagai berikut:

1. Deskripsi fenomena dan atau pengalaman yang dialami oleh informan.

2. Peneliti merumuskan topik beserta rincianya.

(11)

11 3. Peneliti membuat klasifikasi atas pernyataan yang menjabarkan point-

point penting atas informasi.

4. Peneliti melakukan refleksi yang untuk menemukan semua makna yang memungkinkan dan melalui multi perspektif.

5. Peneliti kemudian menyusun bagian-bagian yang telah dianalisis.

6. Terakhir, penulis mendeskripsikan gabungan kesatuan makna yang terkumpul.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan pada Tahun 2014 oleh Dara yang berjudul : “Konsekuensi Yuridis Terhadap Perseroan Terbatas Yang Didirikan Oleh Suami Istri menurut Undang-Undang

Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa persepsi mahasiswa program studi PGMI UIN Antasari Angkatan 2018 terhadap pembelajaran

menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kualitas dari proses pembelajaran dalam hal ini adalah dengan keberadaan Rintisan Sekolah

Dari uji statistik didapatkan perbedaan bermakna waktu mencit bertahan di rotarod pada kelompok kontrol negatif (larutan CMC dalam aquadest) terhadap kelompok perlakuan yang

Koi herpesvirus (KHV) merupelet salah satu penyakit infeksius yang menyerang spesies Cyprinus carpio Linnaeus yaitu ikan Mas yang disebabkan oleh virus DNA.. Sejak

Sejarah Terbentuknya Tentara Republik Indonesia Pelajar Jawa Timur berawal dari perebutkan kepemimpinan atas para pemuda dan pelajar pejuang di Surabaya khususnya, akhirnya

Untuk menghindari unsur subjektif dalam melakukan penyeleksian penerima beasiswa, maka tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan suatu aplikasi sistem pendukung keputusan yang

Dari hasil perhitungan postur kerja dengan menggunakan metode REBA didapatkan penurunan kondisi awal pada aktivitas loading dan aktivitas pengangkutan dari level resiko 3 yaitu