PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL SEBAGAI EMOLIEN PADA PENDERITA XEROSIS
Jeanyanty Y. Djaranjoera, Nicholas E. Handoyo, Sisilia R. Tallo ABSTRAK
Xerosis banyak ditemukan pada usia lanjut, disebabkan oleh berkurangnya emulsi hidrolipid pada permukaan kulit karena aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat menurun, berkurangnya kadar air dalam epidermis, dan pajanan sinar matahari yang lama. Pengobatan xerosis ditujukan untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan dari kulit dengan penggunaan bahan oklusif atau meningkatan kandungan air dalam epidermis dengan penggunaan emolien. Virgin Coconut Oil dapat digunakan sebagai emolien. Tujuan penelitian ini adalah menguji efektivitas Virgin Coconut Oil ebagai emolien pada penderita xerosis di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Penelitian bersifat eksperimental dengan rancangannya berupa non-blinded non- randomized experiment, one group pretest-posttest. Terdapat 24 orang subyek di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penurunan derajat xerosis, dengan pemberian Virgin Coconut Oil selama 2 minggu. (p=0,000).
Kata kunci: xerosis, emolien, Virgin Coconut Oil Kulit adalah pembungkus seluruh permukaan luar tubuh dan melindungi tubuh dari lingkungan hidup manusia. Kulit mempunyai fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar, serta terhadap kehilangan cairan. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati). (1) Ada beberapa faktor yang bekerja sama menjaga agar kulit tetap sehat: lipid dan Natural Moisturizing Factor (NMF) yang ditemukan pada lapisan stratum korneum. Pada kulit normal, sel-sel yang terdapat pada stratum korneum dilapisi dan dikelilingi oleh lipid, yang membantu mencegah penguapan cairan yang berlebih pada kulit. (2)
Pada proses penuaan akan terjadi perubahan-perubahan pada kulit. Perubahan yang terjadi yaitu, emulsi hidrolipid pada permukaan kulit berkurang akibat penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, berkurangnya kadar air dalam epidermis, dan pajanan sinar matahari yang lama. Dari berbagai perubahan tersebut, timbul berbagai permasalahan kulit pada usia lanjut (usila), antara lain kulit kering dan kasar. (3)
Kulit kering (xerosis) adalah keadaan dehidrasi pada kulit yang ditandai dengan eritema, deskuamasi kering, retak-retak halus dan gatal. Xerosis juga dihubungkan dengan defek pada fungsi barier kulit.
Pengurangan kadar air dari stratum korneum telah ditemukan pada pasien dengan xerosis.
(4)
Pengobatan xerosis mempunyai tiga aspek:
menggantikan kadar air dan mempertahankan hidrasi, mengurangi gejala-gejala xerosis, dan mengendalikan keratinisasi. (5) Tujuan pengobatan xerosis adalah untuk melindungi kulit dari Transepidermal Water Loss (TEWL) yang berlebihan dan mengembalikan NMF untuk stratum korneum. Ini paling baik dilakukan dengan menggunakan pelembab yang mengandung lipid, suatu komponen dasar dalam membentuk segel pada stratum korneum, sehingga mencegah hilangnya air lebih lanjut. Dengan mempertahankan air, maka permukaan kulit akan menjadi rata dan kulit bersisik akan berkurang. (6)
Produk yang digunakan untuk pengobatan atau pencegahan kulit kering disebut emolien. Xerosis dapat dikontrol dengan menggunakan emolien. Penggunaan emolien dapat memperbaiki xerosis dengan
Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Cendana Medical Journal, Jilid 2, Nomor 2, Agustus 2014
Universitas Nusa Cendana 85
meningkatkan kadar air dari stratum korneum dan memulihkan fungsi barier kulit, serta mengurangi rasa gatal dan memiliki efek pendinginan. Penggunaan emolien diharapkan dapat meningkatkan hidrasi kulit dan untuk mengembalikan penampilan permukaan kulit secara fisik dan kimiawi kepada keadaan semula yaitu halus, lembut dan lentur. (7) Salah satu emolien yang dapat digunakan yaitu minyak kelapa murni.
Minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan sebutan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang tidak mengalami hidrogenasi sehingga komponen anti oksidannya tidak mengalami kerusakan dan bebas dari lemak trans. (8) VCO merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit tersebut. VCO pun mampu mencegah berkembangnya bercak-bercak di kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan VCO dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit.
Oleh karena itu, penggunaan VCO akan mampu menampilkan kulit menjadi lebih muda. (9)
Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian VCO sebagai emolien
pada penderita xerosis di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang dan mengetahui derajat keparahan xerosis sebelum dan sesusah intervensi.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Subyek dalam penelitian ini yaitu usila yang menderita xerosis, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria Inklusi
1. Bersedia menggunakan VCO yang diberikan selama 2 minggu
2. Bersedia berpartisipasi sebagai subyek penelitian dengan menandatangani lembar informed consent
Kriteria Eksklusi
1. Menggunakan emolien lain selain yang diberikan oleh peneliti
2. Sedang dalam pengobatan penyakit kulit lain
3. Tidak bersedia berpartisipasi sebagai subyek penelitian
Populasi: semua usila di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang tahun 2014
Inklusi Ekslusi: Sulit diajak komunikasi
Permintaan persetujuan sebagai subyek penelitian, mengisi informed consent dan data umum
Diagnosis xerosis dan pengukuran skala keparahan xerosis
Intervensi VCO selama 2 minggu
Pengukuran skala keparahan xerosis sesudah intervensi
Analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian
Pengawasan dan kontrol terhadap subyek penelitian untuk menggunakan VCO
Universitas Nusa Cendana 85
Dilakukan pemeriksaan derajat xerosis sebelum intervensi pada seluruh usila di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Setelah diagnosis xerosis ditegakkan, akan diberikan intervensi dengan VCO selama 2 minggu.
Pengolesan VCO akan dikontrol dengan checklist kepatuhan. Setelah selesai dilakukan intervensi selama 2 minggu, akan diperiksa perubahan derajat xerosis.
Analisis Data
Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%, karena hasil uji normalitas data didapati sebaran data tidak normal.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Distribusi Subyek Penelitian Berdasarkan Derajat Xerosis Sebelum dan Sesudah Intervensi
Sebelum Intervensi
Derajat Xerosis Sesudah Intervensi
n % N %
0 0,00 Normal 12 50,00
10 41,67 Derajat I 10 41,67
9 37,5 Derajat II 2 8,33
4 16,67 Derajat III 0 0,00
1 4,17 Derajat IV 0 0,00
24 100,00 Total 24 100,00
Ditemukan 24 orang (28,24%) penderita xerosis di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang. Dengan penggolongan derajat I sebanyak 10 orang (41,67%), derajat II sebanyak 9 orang (37,5%), derajat III sebanyak 4 orang (16,67%) dan derajat IV sebanyak 1 orang (4,17%). Dan setelah diberikan intervensi dengan VCO terdapat perubahan derajat xerosis ke arah normal.
Dengan perincian: jumlah usila dengan derajat kulit normal menjadi 12 orang (50,00%), derajat I sebanyak 10 orang (11,77%), derajat II sebanyak 2 orang (2,35%) dan tidak lagi didapati derajat III dan derajat IV.
Dari 24 subyek penelitian yang mendapatkan intervensi dengan pemberian VCO, hanya ada 1 subyek penelitian dengan jenis kelamin laki-laki sedangkan
yang sisanya adalah jenis kelamin perempuan. Hal ini bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormon, seperti menopause yang telah dilalui oleh 23 subyek penelitian yang berjenis kelamin perempuan. Setiap perempuan yang memasuki masa menopause akan terjadi perubahan lipid dan glikosaminoglikan di kulit yang akan memperburuk xerosis pada usila. Aktivitas kelenjar sebasea pada kulit diatur oleh kadar hormon yang beredar.
Estrogen menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar sebasea, juga produksi sebum.(10) Pada penelitian sebelumnya, jumlah subyek penelitian juga didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebesar 62.6%.
(11) Selain itu, pada penelitian ini didapati banyak anggota panti berjenis kelamin laki-laki yang harus dieksklusi karena menderita penyakit infeksi kulit jamur.
Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Cendana Medical Journal, Jilid 2, Nomor 2, Agustus 2014
Universitas Nusa Cendana 87
Tabel 2. Analisis Derajat Xerosis Berdasarkan Penggolongan Umur Kelompok Usia Asymp. Sig. (2-tailed)
Young Old dan Old Young Old dan Oldest Old
Old dan Oldest Old
0.052 0.907 0.149
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisis data dengan uji Mann- Whitney bahwa tidak didapati perbedaan derajat xerosis berdasarkan penggolongan umur subyek penelitian. Faktor eksogen yang dapat mempengaruhi hal ini adalah
pajanan sinar matahari. Proses penuaan sangat dipercepat oleh pajanan sinar matahari yang berlebihan, yang mengakibatkan kerusakan epidermis terutama lapisan atas dari stratum korneum sehingga kulit menjadi kering. (12)
Tabel 3. Hasil Analisis Data Wilcoxon
Derajat Xerosis Setelah
Intervensi - Derajat Xerosis Sebelum Intervensi
Z -3.800a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penurunan derajat xerosis, dengan pemberian VCO selama 2 minggu (p=0,00).
Indikator keberhasilan pemberian VCO pada penelitian ini adalah dengan melihat penurunan derajat xerosis pada subyek penelitian. Di mana hasil yang di dapat yaitu terjadi perbaikan derajat xerosis pada 18 orang. Fungsi VCO dalam rehidrasi kulit kering yaitu restrukturisasi lapisan lemak antar sel yang ada pada stratum korneum. Karena pada usila terjadi penurunan produksi sebum yang adalah pelembab alamiah, berperan untuk meminyaki dan melindungi kulit. Sehingga jumlah kadar lemak pada kulit yang menua menurun. (13)
Virgin Coconut Oil mengandung lemak yang dapat menggantikan lemak antara sel-sel korneosit. VCO yang dioleskan pada permukaan kulit secara rutin akan menembus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam di stratum korneum dan memperkokoh struktur lemak sehingga terjadi peningkatan kohesi antar sel-sel korneosit. Selain itu, VCO yang mengandung asam lemak rantai sedang akan membentuk lapisan oklusif pada permukaan kulit yang dapat mencegah penguapan air yang berlebihan dan mempertahankan 10-15% kandungan air pada stratum korneum.(8,13) Berdasarkan hasil penelitian ini dan penjabaran manfaat dari VCO, maka hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai gerakan pemanfaatan bahan alam lokal di bidang kesehatan, dalam hal ini penggunaan VCO sebagai Emolien pada penderita xerosis.
Universitas Nusa Cendana 87
Kesimpulan
Ada pengaruh yang signifikan dari pemberian VCO terhadap penurunan
derajat xerosis pada usila di Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Budi Agung Kupang (p=0,000).
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda PD dr. A, Hamzah dr. M, Aisah PD dr. S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2011.
2. Seeley R, Stephens T, Tate P.
Essentials of Anatomy & Physiology.
6th ed. McGraw-Hill
Science/Engineering/Math; 2006.
3. Jusuf NK. Kulit Menua. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU/RSUP H Adam Malik.
2005;38(2):1–5.
4. Jennings MB, Alfieri D, Ward K LC.
Comparison of salicylic acid and urea versus ammonium lactate for the treatment of foot xerosis. J Am Pod Med Assoc. 1998;
5. Breternitz M, Kowatzki D, Langenauer M, Elsner P FJ. Placebo-Controlled, Double-Blind, Randomized, Prospective Study of a Glycerol-Based Emollient on Eczematous Skin in Atopic Dermatitis: Biophysical and Clinical Evaluation. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
18025807
6. Baranoski S, Ayello EA. Wound Care Essentials: Practice Principles. 2nd ed.
Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
7. Elsner P, Maibach HI. Cosmeceuticals:
Drugs vs. Cosmetics. New York:
Marcel Dekker; 2000.
8. Darmoyuwono W. Gaya Hidup Sehat dengan Virgin Coconut Oil. Jakarta:
PT Indeks; 2006.
9. Rindengan B, Novarianto H.
Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa Murni. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004.
10. Elis I, Sawitri I, Fauzi N, Widyani R.
Kulit dan Menopause Manifestasi dan Penatalaksanaan (Skin and Menopause - Manifestation and Treatment). Berk.
Ilmu Kesehat. Kulit Kelamin [Internet]. 2009;21:48–55. Available from:
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Men opause Vol 21 No 1.pdf
11. Paul C, Maumus-Robert S, Mazereeuw-Hautier J, Guyen CN, Saudez X, Schmitt a M. Prevalence and risk factors for xerosis in the elderly: a cross - sectional epidemiological study in primary care.
Dermatology [Internet]. 2011 Jan [cited 2013 Sep 10];223(3):260–5.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
22104182
12. Pons-Guiraud A. Dry skin in dermatology : a complex physiopathology. 2007;21:1–4.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
17716284
13. Praharsini. Uji banding efektivitas Urea 10% dengan asam laktat 5%
untuk pengobatan xerosis pada usia lanjut. 2001.