• Tidak ada hasil yang ditemukan

Code of Corporate Governance. Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Code of Corporate Governance. Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2019"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Code of Corporate Governance

Pedoman Tata Kelola Perusahaan

2019

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

PENJELASAN LOGO, VISI, MISI, MEANING DAN BUDAYA

LOGO

Merupakan penggabungan dari tiga bentuk utama, yaitu daun tebu, kupu-kupu dan angka 11.

+ + 11

Bentuk sayap kupu - kupu (tampak samping) adalah rangkaian daun tebu yang terlipat, melambangkan perubahan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan jaman

3 helai daun tebu merefleksikan 3 poin dalam budaya PTPN XI : sinergi, integritas dan profesional

2 helai daun tebu yang dibentuk mengikuti gestur sayap kupu mere eksikan angka 11 pada PTPN XI. Bentuk dibuat dari kecil ke besar dan mengarah melambangkan PTPN selalu berbenah dan tumbuh

(7)

vi

VISI

Statement visi perusahaan yaitu:

”Menjadi Perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia”

Penjelasan visi perusahaan :

Perusahaan agro industri mencakup kegiatan pemanfaatan hasil pertanian sebagai bahan baku, untuk diolah lebih lanjut menjadi produk industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah. Produk yang berasal dari bahan baku tebu misalnya gula Kristal, lump sugar, caramel sugar, bioethanol, alkohol, biofertilizer, particle board, cogeneration (energi) serta lainnya

Unggul di Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan telah unggul dalam industri sejenis baik dalam harga pokok produksi, kualitas produk, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, pelayanan prima serta mampu mencitrakan sebagai perusahaan agro industri yang modern di Indonesia

MISI

Statement misi perusahaan yaitu :

”Mengelola dan mengembangkan agro industri berbasis tebu serta diversifikasi usaha untuk memberi nilai tambah melalui pemanfaatan sumber daya yang berwawasan lingkungan”

Penjelasan misi perusahaan :

Usaha utama yang dikelola PTPN XI adalah agro industri berbasis tebu. Saat ini PTPN XI telah menghasilkan kristal gula, tetes, alkohol dan spiritus sebagai produk berbahan baku tebu, serta karung plastik dan jasa kesehatan (rumah sakit) untuk produk non-tebu

Sebagai upaya menciptakan peluang bisnis dan keunggulan kompetitif, PTPN XI terus berupaya malakukan optimalisasi peluang dan kekuatan perusahaan melalui strategi diversifikasi usaha baik melalui lump sugar, caramel sugar, bioethanol, alkohol, biofertilizer, particle board, cogeneration (energi) serta peluang usaha lainnya, termasuk optimalisasi penggunaan aset perusahaan.

Alasan keberadaan PTPN XI adalah memberikan nilai tambah bagi stakeholder perusahaan. Stakeholder PTPN XI meliputi shareholder (pemilik saham), karyawan, petani, pelanggan, lembaga keuangan, rekanan pemasok, masyarakat serta pihak lainnya

Sumber daya perusahaan meliputi sumber daya alam, manusia, mesin, metode, material, modal, informasi serta lainnya. Komitmen perusahaan mewujudkan perusahaan ramah lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya yang berwawasan lingkungan.

(8)

vii

MEANING

Meaning adalah untaian kalimat yang menggambarkan peran atau apa yang diberikan perusahaan kepada para stakeholder.

Statement meaning perusahaan yaitu :

”Memberikan Pelayanan Terbaik Demi Kesejahteraan Bersama”

Penjelasan meaning perusahaan :

Memberikan pelayanan terbaik menunjukkan segenap insan perusahaan senantiasa menjamin kualitas pelayanan, baik mencakup kualitas produk maupun tingkat layanan kepada stakeholder

Kesejahteraan bersama menunjukkann kepedulian perusahaan untuk senantiasa berfokus pada peningkatan kesejahteraan seluruh stakeholder perusahaan.

(9)

viii

BUDAYA PERUSAHAAN

SIPro = Sinergi, Integritas dan Profesional

SINERGI

Definisi : Menciptakan dan meningkatkan kerjasama dengan mengedepankan kepercayaan untuk memberikan nilai tambah yang optimal

PERILAKU

UTAMA LAKUKAN DILARANG

Kerja Sama Memelihara kekompakan dan toleransi diantara perbedaan yang ada

Individualistik/ cenderung bekerja sendiri-sendiri

Mengedepankan rasa kebersamaan (guyub) dengan saling mendukung untuk mencapai sasaran yang ditetapkan

Fokus pada kehendak dan keuntungan pribadi

Kepercayaan Saling percaya pada kemampuan orang lain dalam memberikan kinerja terbaik

Merasa lebih pintar, mengedepankan senioritas dan meremehkan

kemampuan orang lain Saling menghormati dan

menghargai sesama rekan kerja Fokus pada kehendak dan keuntungan pribadi Memberi

Nilai Tambah Memenuhi harapan, bahkan

melampaui harapan stakeholder Mengabaikan keinginan dan harapan dari stakeholder Berusaha dalam mencapai hasil

yang terbaik untuk kemajuan perusahaan

Merasa cepat puas dengan kondisi saat ini

INTEGRITAS

Definisi : Merupakan prinsip dalam menjalankan tugas dengan menjunjung tinggi kejujuran, konsisten dengan keteladanan

PERILAKU

UTAMA LAKUKAN DILARANG

Jujur Berkata JUJUR dan berperilaku adil sesuai fakta yang ada bagi insan perusahaan dan stakeholder

Berkata bohong, memanipulasi dan dan informasi

Bekerja secara sungguh-sungguh

dengan TULUS Menerima

imbalan(gratifikasi) dari pihak manapun untuk

(10)

ix

tujuan tertentu IKHLAS dan bersikap positif

terhadap keputusan perusahaan dari usaha terbaik yang telah dilakukan

Mudah putus asa dan mengeluh terhadap keputusan perusahaan yang belum sesuai dengan usaha terbaik yang telah dilakukan Konsisten Konsisten dalam perkataan dan

perbuatan dalam melaksanakan tugas

Mudah berubah dalam perkataan, perbuatan, maupun pendirian dan mudah dipengaruhi oleh orang/pihak lain Disiplin dengan patuh dan tunduk

terhadap ketentuan perusahaan yang berlaku

Melanggarn ketentuan perusahaan yang berlaku

Bertindak dengan

mengutamakan kepentingan perusahaan

Melakukan tindakan- tindakan yang mengedepankan kepentingan pribadi/kelompok tertentu

Keteladanan Menjadi figur contoh dalam

menerapkan norma di lingkungan Memberi pengaruh negatif kepada lingkungan Bersikap rendah hati dan dapat

dipercaya Berperilaku arogan,

memandang rendah dan bersikap subyektif kepada orang lain

Profesional

Definisi : Melakukan tugas sesuai dengan kompetensi, bertanggung jawab dan berupaya dalam melakukan inovasi.

PERILAKU

UTAMA LAKUKAN DILARANG

Kompeten Melaksanakan tugas dengan segenap potensi dna kompetensi yang dimiliki

Menolak tugas yang sesuai dengan potensi dan kompetensi yang dimiliki Bekerja cepat dan tepat dengan

mengutamakan kualitas Menunda pelaksanaan tugas yang diberikan perusahaan Meningkatkan kompetensi

dengan belajar secara terus menerus untuk mengembangkan diri

Merasa cukup dengan pengetahuan dan kemapuan yang dimiliki saat ini

(11)

x

Tanggung

Jawab Menjaga kerahasiaan

perusahaan Membocorkan rahasia

perusahaan Kerja keras dengan bersungguh-

sungguh menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan hingga tuntas

Menolak dan mengabaikan tugas yang diberikan perusahaan

Menjalankan tugas sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan

Mengabaikan SOP dalam menjalankan pekerjaan

Inovasi Terbuka terhadap perusahan dan

perkembangan bisnis saat ini Bersikap statis dan tertutup terhadap perubahan Memunculkan ide-ide baru yang

bermanfaat untuk perusahaan dan berusaha merealisasikannya

Pasif dalam memberikan ide- ide baru

Proaktif ikut berkontribusi untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan perusahaan

Acuk tak acuh dan menghindari perasalahan perusahaan

(12)

xi

(13)

xii

(14)

xiii

(15)

xiv

(16)

xv

(17)

xvi

(18)

xvii

(19)

1 Code of Corporate Governance

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. DEFINISI

Pedoman Tata Kelola Perusahaan atau Code of Corporate Governance (CoCG) merupakan kumpulan aturan bagi proses pengurusan dan pengawasan Perseroan yang baik dan pembagian tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan, khususnya bagi Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi, yang dapat menunjukkan keseimbangan pengaruh antar Stakeholders.

I.2. MAKSUD

CoCG menekankan bahwa seluruh kegiatan pengelolaan dan pengawasan Perseroan dilandasi prinsip-prinsip:

1. Transparasi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai Perseroan. Perseroan akan menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu kepada seluruh stakeholders, sehingga pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan Perseroan (kreditor, pemasak, investor, petani, konsumen dan stakeholders lainnya) mengetahui risiko yang mungkin terjadi dan keuntungan yang dapat diperoleh dalam melakukan transaksi dengan Perseroan, sekaligus ikut serta dalam mekanisme pengawasan terhadap jalannya Perseroan

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi , pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ Perseroan sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif. Akuntabilitas menciptakan pengawasan efektif yang mendasarkan pada keseimbangan kekuasaan antara RUPS sebagai wadah Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Akuntabilitas mencerminkan aplikasi mekanisme sistim internal check and balance yang mencakup praktik-praktik yang sehat. Direksi bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dan Dewan Komisaris mewakili Pemegang Saham dalam pelaksanaanya pengawasan atas jalannya Perseroan

3. Pertanggung jawaban (responsibility), yaitu kesesuaian didalam pengelolaan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat . Perseroan memenuhi dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,termasuk didalamnya pemeliharaan lingkungan hidup,pemenuhan hak-hak konsumen, keselamatan dan kesehatan kerja, dan penghindaran dari praktik bisnis yang tidak sehat. Perseroan tadak hanya bertanggung jawab terhadap mereka yang berhubungan secara

(20)

2 Code of Corporate Governance

langsung dengan Perseroan,tetapi pihak-pihak yang tidak berhubungan secara langsung dengan Perseroan

4. Kemandirian (independency), yaitu suatu keadaan dimana Perseroan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.Direksi dalam menjalankan tugas-tugas kepengurusan Perseroan dan Dewan Komisaris dalam melaksankan peran pengawasan atas jalannya Perseroan bebas dari tekanan ataupun intervensi dari pihak luar, termasuk pemerintah sebagai regulator

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak stakeholders, termasuk masyarakat sekitar tempat usaha Perseroan , Karyawan , pelanggan , pemasuk, kreditur dan stakeholders lainnya, dilindungi dan diberikan parangkat yang layak untuk menuntut jika terjadi pelanggaran terhadap hak mereka.

I.3. TUJUAN

Adapun tujuan disusunnya CoCG ini adalah:

1. Memaksimalkan nilai Perseroan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar Perseroan memiliki daya saing yang kuat

2. Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, transparan dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan secara profesional, transparan dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan

3. Mendorong agar organ Perseroan (RUPS, Dewan Komisaris, Direksi) dalam membuat keputusan dan menjalankan tindasan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan disekitar Perseroan.

I.4. BATASAN DAN RUANG LINGKUP

Ruang lingkup CG Code ini adalah untuk memberikan arahan kepada seluruh Insan Perseroan dalam menjalankan aktivitas usaha Perseroan yang di dalamnya mengatur mengenai:

(21)

3 Code of Corporate Governance

1. Fungsi dan peran Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan, berfungsi mengendalikan secara menyeluruh atas setiap pemenuhan kewajiban Direksi dan Dewan Komisaris terhadap aturan main yang telah ditetapkan

2. Fungsi dan peran Direksi

Direksi merupakan organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan serta, bertindak untuk dan atas nama Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan

3. Fungsi dan peran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertindak sebagai wakil Pemegang Saham. Dewan Komisaris bertanggung jawab dan berwenang melakukan pengawasan secara umum dan atau secara khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perseroan

4. Hubungan antara Perseroan dengan Stakeholder

Membangun hubungan dengan stakeholder dilakukan oleh Perseroan dalam rangka melakukan proses pengurusan Perseroan.

I.5. REFERENSI

1. Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara XI

2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor: 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara

4. Undang Undang Republik Indonesia Nomor: 11 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

6. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-1/MBU/2011 tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan Yang baik Pada BUMN

7. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan tata Kelola Perusahaan Yang baik Pada BUMN

8. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan GCG Pada BUMN

9. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN

10. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-03/MBU/02/2015 tentang

(22)

4 Code of Corporate Governance

Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi BUMN

11. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-03/MBU/2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan BUMN

12. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2006 tentang Komite Audit Badan Usaha Milik Negara

13. Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN

14. Keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN

15. Keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-101/MBU/2002, tentang Penyusunan RKAP

16. Keputusan Menteri BUMN nomor: KEP-102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP 17. Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN No. SK-16/S.MBU/2012 tentang

Indikator/Parameter Penilaian & Evaluasi GCG pada BUMN 18. Pedoman Umum GCG Indonesia Tahun 2016

I.6. DAFTAR ISTILAH

1. Anggota Direksi, adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu.

2. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu.

3. Auditor Eksternal, adalah auditor dari luar Perseroan yang memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan, Laporan Kinerja, Laporan Kepatuhan serta laporan lain sesuai ketentuan yang berlaku kepada Perseroan.

4. Auditor Internal, adalah auditor di lingkunga Perseroan yang bertugas melakukan audit serta memastikan system pengendalian internal Perseroan dapat berjalan secara efektif.

5. Benturan Kepentingan, adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi Direktur, Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.

6. Dewan Komisaris, adalah Organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengawasan pengelolaan Perseroan yang terdiri dari beberapa anggota Dewan Komisaris, dengan dikoordinasikan oleh seorang Komisaris Utama.

7. Direksi, adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.

8. Good Corporate Governance, adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

(23)

5 Code of Corporate Governance

lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai etika.

9. Hari, adalah hari kerja efektif dan bukan hari kalender.

10. Informasi Publik, adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang- Undang serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

11. Komisaris Independen adalah Anggota Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.*

* UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Penjelasan Pasal 120 Ayat 2

12. Komite Audit, adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam memastikan sistem pengendalian internal Perseroan telah berfungsi secara efisien dan efektif.

13. Korupsi, adalah segala tindakan yang dilakukan pegawai negeri atau pejabat negara yang mengandung unsur merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.

14. Organ Perseroan, adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara XI.

15. Perseroan, adalah PT Perkebunan Nusantara XI atau disingkat PTPN XI, berkedudukan dan berkantor Pusat di Surabaya, Jawa Timur.

16. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah Organ Perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam Perseroan dan memegang kekuasaan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Komisaris sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Republik Indonesia Tahun 2007.

17. Sekretaris Dewan Komisaris, adalah seseorang yang dapat diangkat oleh Dewan Komisaris yang bertugas untuk memberikan dukungan administratif dan kesekretariatan dalam melaksanakan tugasnya.

18. Sekretaris Perusahaan, adalah satuan fungsi struktural dalam Organisasi Perseroan yang bertugas untuk memberikan dukungan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas.

(24)

6 Code of Corporate Governance

BAB II

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

II.1 Pengertian, Kewajiban dan Wewenang RUPS serta Hak Pemegang Saham

II.1.1. Pengertian

Rapat Umum Pemegang Saham (yang selanjutnya disebut dengan RUPS) merupakan Organ Perseroan mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. RUPS sebagai sarana bagi Pemegang Saham dalam mempengaruhi dan mengarahkan Perseroan. RUPS merupakan forum di mana Direksi dan Dewan Komisaris melaporkan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanan tugas serta kinerjanya kepada pemegang saham. Pemegang saham tidak diperkenankan untuk mencampuri kegiatan operasional Perseroan yang menjadi tanggung jawab Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

II.1.2. Kewajiban dan Wewenang RUPS

Kewajiban RUPS:

1. Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan

2. Tidak melakukan kegiatan pengawasan dan kepengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris

3. Tidak memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi, keluarga, Perseroan atau kelompok usahanya dengan semangat dan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

4. Melakukan evaluasi kinerja Direksi dan Dewan Komisaris melalui mekanisme RUPS.

Wewenang RUPS:

1. Melakukan pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris

2. Memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha Perseroan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundangundangan dan/atau Anggaran Dasar 3. Memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk

pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar

(25)

7 Code of Corporate Governance

4. Memberikan persetujuan RJPP dan RKAP Perseroan sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar

5. Mengambil keputusan di luar RUPS, dengan syarat semua pemegang saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani keputusan yang dimaksud.

II.1.3. Hak-Hak Pemegang Saham

1. Menghadiri dan memberikan suara dalam suatu RUPS, khusus bagi Pemegang Saham Persero, dengan ketentuan satu saham memberi hak kepada

pemegangnya untuk

mengeluarkan satu suara

2. Memperoleh informasi material mengenai Perseroan secara tepat waktu, terukur, dan teratur

3. Menerima pembagian dari keuntungan Perseroan yang diperuntukkan bagi pemegang saham/pemilik modal dalam bentuk deviden, dan sisa kekayaan hasil likuidasi, sebanding dengan jumlah saham/ modal yang dimilikinya

4. Memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS, termasuk penjelasan mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan agenda RUPS yang diberikan sebelum RUPS berlangsung maupun dan juga pada saat RUPS berlangsung

5. Menerima informasi dan/atau usulan-usulan dalam panggilan untuk RUPS dari Perseroan sebelum RUPS diselenggarakan

6. Melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja kantor Perseroan

7. Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi lalai menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa 8. Menerima risalah RUPS yang sekurang-kurangnya memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang berkembang dalam RUPS, dan keputusan RUPS.

(26)

8 Code of Corporate Governance

II.2

Penyelenggaraan RUPS

II.2.1. Penyelenggaraan RUPS

Penyelenggaraan RUPS terdiri dari*:

1. RUPS Tahunan**

RUPS Tahunan adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan tiap tahun, meliputi:

a. RUPS mengenai persetujuan laporan tahunan b. RUPS mengenai persetujuan RKAP

** Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 22 Ayat 1

2. RUPS Luar Biasa

RUPS Luar Biasa adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan**

** Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 23

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 21 Ayat 1

II.2.2. RUPS Tahunan

1. RUPS Tahunan untuk menyetujui laporan tahunan diadakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun buku yang bersangkutan, dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan*:

a. Laporan tahunan

b. Usulan penggunaan laba bersih Perseroan

c. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk keperluan Perseroan

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 22 Ayat 2

RUPS Tahunan persetujuan laporan tahunan termasuk juga untuk laporan tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

2. RUPS Tahunan untuk menyetujui RKAP diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran berjalan (tahun anggaran RKAP yang bersangkutan), dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan*

a. RKAP termasuk proyeksi laporan keuangan

b. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan yang belum dicantumkan dalam rancangan RKAP

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 22 Ayat 3

(27)

9 Code of Corporate Governance

RUPS Tahunan persetujuan RKAP termasuk juga untuk Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

3. Dalam acara RUPS Tahunan dapat juga dimasukkan usulan-sulan yang diajukan oleh Dewan Komisarisdan/atau seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara yang sah dengan ketentuan bahwa usul-usul yang bersangkutan harus sudah diterima oleh Direksi sebelum tanggal penggilan RUPS Tahunan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 22 Ayat 4

4. Usulan Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 hanya dapat dibahas dan diputuskan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa seluruh Pemegang Saham atau wakilnya yang sah hadir dan menyetujui tambahan acara tersebut, dan keputsan RUPS atas usulan tersebut harus disetujui dengan suara bulat*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 22 Ayat 5

II.2.3. RUPS Luar Biasa

RUPS Luar Biasa adalah Rapat Umum Pemegang Saham yang dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan*.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 23

II.2.4. Tempat dan Pemanggilan RUPS

1. Semua RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama yang terletak di wilayah Negara Republik Indonesia*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 1

2. Jika dalam RUPS hadir dan/atau diwakili semua Pemegang Saham dan semua Pemegang Saham menyetujui diadakannya RUPS tersebut maka RUPS dapat diadakan dimanapun dalam wilayah Negara Republik Indonesia*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 2

(28)

10 Code of Corporate Governance

3. RUPS dapat mengambil keputusan jika keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 3

4. Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa dengan didahului pemanggilan RUPS*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 4

5. Penyelenggaraan RUPS dapat pula dilakukan atas permintaan*:

a. Pemegang Saham Seri A Dwiwarna atau dari seorang atau lebih Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan dengan hak suara yang sah, atau

b. Dewan Komisaris

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 5

6. Permintaan sebagaimana dimaksud pada poin 5 diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat disertai dengan alasannya, dengan alas an antara lain namun tidak terbatas pada*:

a. Direksi tidak melaksanakan RUPS Tahunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. Masa jabatan anggota Direksi dan /atau anggota Komisaris akan berakhir, atau

c. Dalam hal Direksi berhalangan atau ada pertentangan kepentingan antara Direksi dan Perseroan

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 6,7

7. Surat tercatan sebagaimana dimaksud poin 6 disampaikan oleh Pemegang Saham tembusannya disampaikan kepada Dewan Komisaris*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 8

8. Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 9

(29)

11 Code of Corporate Governance

9. Dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS, maka*:

a. Permintaan penyelenggaraan RUPS oleh Pemegang Saham sebagaimana dimaksud pada poin 5.a, diajukan kembali kepada Dewan Komisaris

b. Dewan Komisaris melakukan pemanggilan sendiri RUPS sebagaimana dimaksud pada poin 5.b*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 10

10. Dewan Komisras wajib melakukan pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud poin 9.a dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 11

11. RUPS yang diselenggarakan Direksi berdasarkan panggilan RUPS sebagaimana dimaksud poin 8 hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan alas an sebagaimana dimaksud poin 6 dan mata acara rapat lainnya yang dipandang perlu oleh Direksi*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 12

12. RUPS yang diselenggaarakan Dewan Komisaris berdasarkan panggilan RUPS sebagaimana dimaksud poin 9.b dan poin 10 hanya membicarakan masalah yang berkaitan dengan alas an sebagaimana dimaksud poin 6*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 13

13. Dalam hal Direksi atau Dewan Komisrais tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana poin 8 dan 10, Pemegang Saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat melakukan pemanggilan sendiri RUPS setelah mendapatkan izin dari ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 14

14. Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jagka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 15

(30)

12 Code of Corporate Governance

15. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan melalui surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 16

16. Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 17

17. Perseroan wajib memberikan Salinan bahan kepada Pemegang Saham secara Cuma-Cuma jika diminta*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 18

18. Dalam hal pemanggilan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada poin 14 dan 15, dan panggilan tidak sesuai dengan ketentuan poin 16, keputusan RUPS tetap sah jika semua Pemegang Saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat*.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 24 Ayat 19

II.2.5. Ketua dan Berita Acara RUPS

1. RUPS dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham yang dilipih oleh dan dari antara mereka yang hadir*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 25 Ayat 1

2. Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 (satu) orang Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Tanda tangan tidak disyaratkan apabila risalah RUPS tersebut dibuat dengan akta notaris*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 25 Ayat 2,3

3. Dalam risalah RUPS berisi hal-hal yang dibicarakan dan hal-hal yang iputuskan (termasuk pendapat yang berbeda/dissenting opinion, jika ada)*.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 25 Ayat 4

(31)

13 Code of Corporate Governance

II.2.6. Kuorum, Hak Suara dan Keputusan

1. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali peraturan perundangan yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar Perseroan menentukan lain*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (a)

2. Dalam hal kuorum tidak tercapai, maka dapat dilakukan pemanggilan rapat kedua*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (b)

3. Dalam pemanggilan RUPS kedua harus disebutkan bahwa RUPS pertama telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (c)

4. RUPS kedua sah dan berhak mengambil keputusan jika dalam RUPS paling sedikit 50% (liam puluh persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali Anggaran Dasar Perseroan menentukan lain. Jika tidak tercapai, Perseroan dapat memohon kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan atas permohonan Perseroan agar ditetapkan kuorum untuk RUPS ketiga*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (d,e)

5. Dalam pemanggilan RUPS ketiga harus disebutkan bahwa RUPS kedua telah dilangsungkan dan tidak mencapai kuorum, serta RUPS ketiga akan dilangsungkan dengan kuorum yang telah ditetapkan oleh ketua pengadilan negeri*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (f)

6. Pemanggilan RUPS kedua dan ketiga dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (g)

7. RUPS kedua dan ketiga dilangsungkan dalam jangka waktu paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah tanggal RUPS yang mendahuluinya dilangsungkan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 1 (h)

8. Pemegang Saham baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa, berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 2

(32)

14 Code of Corporate Governance

9. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili Pemegang Saham diperlihatkan kepadanya pada waktu rapat diadakan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 3

10. Dalam rapat, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 4

11. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang Saham yang hadir dalam Rapat*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 5

12. Semua keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai, keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar Perseroan menentukan lain, dengn ketentuan pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 6,7

13. Dalam hal usulan lebih dari dua alternative dan hasil pemungutan suara belum mendapatkan satu alternative dengan suara lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, maka dilakukan pemilihan ulang terhadap dua usulan yang memperoleh suara terbanyak sehingga salah satu usulan memperoleh suara lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 8

14. Suara banko atau suara yang tidak sah dianggap tidka ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam RUPS*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 9

15. Pemegang Saham juga dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS secara fisik, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberitahu secara tertulis dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan

(33)

15 Code of Corporate Governance

secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusna yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan meputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 26 Ayat 10

II.2.7. Penggunaan Laba

1. Penggunaan laba bersih termasuk jumlah penyisihan untuk cadangan kerugian diputuskan oleh RUPS 2. Tata cara penyelenggaraan RUPS dalam rangka

persetujuan penggunaan laba diatur dalam Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 27.

II.2.8. Penggunaan Dana Cadangan

Tata cara penyelenggaraan RUPS dalam rangka persetujuan penggunaan dana cadangan diatur dalam Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 28.

II.2.9. Perubahan Anggaran Dasar

Tata cara penyelenggaraan RUPS dalam rangka persetujuan perubahan anggaran dasar diatur dalam Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 29.

II.2.10. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Pemisahan, dan Perubahan Bentuk Badan Hukum

Tata cara penyelenggaraan RUPS dalam rangka persetujuan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan perubahan bentuk badan hokum diatur dalam Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 30.

II.2.11. Pembubaran dan Likuiditas

Tata cara penyelenggaraan RUPS dalam rangka pembubaran dan likuidasi Perseroan diatur dalam Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 31.

(34)

16 Code of Corporate Governance

BAB III

DEWAN KOMISARIS

III.1 Pengertian, Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Dewan Komisaris

III.1.1. Pengertian Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Perseroan adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan Perseroan*.

Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi**.

* UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN Pasal 1 ayat 7

** UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 108 ayat 1

III.1.2. Persyaratan Dewan Komisaris

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon anggota Dewan Komisaris meliputi persyaratan formal dan persyaratan material.

1. Persyaratan Formal

a. Yang dapat diangkat menjadi Anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah*:

1) Dinyatakan pailit

2) Menjadi Anggota Direksi atau Anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit; atau

3) Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 1,2,3,4

* Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 Bab II (A)

b. Antar anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah atau

(35)

17 Code of Corporate Governance

hubungan karena perkawinan sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping. Dalam hal terjadi keadaan seperti dimaksud, maka RUPS berwenang memberhentikan salah seorang diantara mereka*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 20,21

c. Tidak boleh m e m a n g k u j a b a t a n r a n g k a p s e b a g a i * :

1. Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Usaha Milik Swasta

2. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perungdang-undangan yang berlaku, pengurus partai politik, anggota legislatif, kepala daerah/wakil dan/atau kepala daerah

3. Jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 31

2. Persyaratan Material

Persyaratan material meliputi sebagai berikut*:

a. Integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam suatu rekayasa dan praktik-praktik menyimpang, cidera janji serta perbuatan lain yang merugikan Perseroan tempat yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja

b. Kompentensi, yaitu memahami masalah-masalah manajemen Perseroan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen dan memiliki pengetahuan yang memadai dibidang usaha Perusahaan

c. Komitmen waktu, yaitu kesanggupan untuk menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas-tugas Komisaris

d. Dedikasi, yaitu kesanggupan untuk mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kepentingan Perseroan.

* Penjabaran dari Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 7

* Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 Bab II (B)

(36)

18 Code of Corporate Governance

3. Persyaratan Lainnya

Persyaratan lainnya anggota Dewan Komisaris yaitu:*

a. Bukan pengurus partai politik dan/atau calon legislative dan/atau anggoota legislative. Calon anggota legislative atau anggota legislatifterdiri dari calon/anggota DPR, DPD, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II

b. Bukan calon Kepala/Wakil Kepala Daerah dan/atau Kepala/Wakil Kepala Daerah

c. Tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris pada Perseroan yang bersangkutan selama 2 (dua) periode berturut-turut

d. Sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris), yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari Dokter

e. Bagi bakal calon dari Kementerian Teknis atau Instansi Pemerintah lain, harus berdasarkan surat usulan dari instans yang bersangkutan.

* Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-02/MBU/02/2015 Bab II (C)

III.1.3. Keanggotaan Dewan Komisaris

1. Komposisi

1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris *

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 1

2. Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari lebih dari 1 (satu) orang anggota maka salah seorang anggota Dewan Komisaris diangkat sebagai Komisaris Utama*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 2

3. Jumlah Dewan Komisaris maksimal sama dengan jumlah Anggota Direksi*

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab II poin 24 (3)

(37)

19 Code of Corporate Governance

4. Pembagian kerja di antara anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka sendiri, dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham atas beban Perseroan*.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 23

5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka*:

1) Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Dewan Komisaris baru

2) Dalam hal lowongan jabatan disebabkan oleh berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris, maka anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditunjuk oleh RUPS untuk sementara tetap melaksanakan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris dengan tugas, kewenangan dan kewajiban yang sama, dengan diberikan honorarium dan tunjangan/fasilitas sebagai anggota Dewan Komisaris, kecuali santunan purna tugas.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 24

6. Apabila karena sebab apapun juga Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Dewan Komisaris, maka*:

1) Dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu

2) Selama jabatan Dewan Komisaris lowong selain karena berakhirnya masa jabatan, maka RUPS menunjuk seorang atau beberapa orang Pemegang Saham atau pihak lain untuk sementara melaksanakan tugas Dewan Komisari

(38)

20 Code of Corporate Governance

3) Dalam hal lowongan disebabkan oleh berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris, maka anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya tersebut dapat ditunjuk oleh RUPS untuk sementara tetap melaksanakan tugas sebagai anggota Dewan Komisaris dengan tugas, kewenangan dan kewajiban yang sama dan diberikan honorarium serta tunjangan/fasilitas sebagai anggota Dewan Komisaris, kecuali Santunan Purna Jabatan.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 25

2. Komisaris Independen

a. RUPS/Pemegang Saham menetapkan Anggota Komisaris Independen paling sedikit 20% dari Anggota Dewan Komisaris secara eksplisit dalam keputusan pengangkatannya*

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab II poin 24 (2)

b. Anggota Komisaris Independen adalah Anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Anggota Dewan Komisaris lainnya, Anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan

Perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuanya untuk bertindak independen*

Peraturan Menteri BUMN Per-01/MBU/2011 Pasal 13 ayat 3

III.1.4. Masa Jabatan Dewan Komisaris

1. Ketentuan umum tentang masa jabatan Dewan Komisaris yaitu tentang pengangkatan penggantian dan pemberhentiannya adalah kewenangan RUPS

2. Periode masa jabatan Dewan Komisaris 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan *

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 11

(39)

21 Code of Corporate Governance

3. Seorang Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Apabila dalam surat pengunduran diri disebutkan tanggal efektif kurang dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal surat diterima, maka dianggap tidak menyebutkan tanggal efektif pengunduran diri*:

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 26

4. Apabila sampai dengan tanggal yang diminta oleh anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima dalam hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran diri, tidak ada keputusan dari RUPS, maka anggota Dewan Komisaris tersebut berhenti dengan sendirinya pada tanggal yang diminta tersebut di atas atau dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.*

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 27

5. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila: * a. Meninggal dunia

b. Masa jabatannya berakhir

c. Diberhentikan berdasarkan Keputusan RUPS

d. Termasuk tetapi tidak terbatas pada rangkap jabatan yang dilarang dan pengunduran diri.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 14 Ayat 28,29

III.2 Tugas,

Wewenang dan Kewajiban Dewan Komisaris

III.2.1. Tugas Dewan Komisaris

1. Penjelasan Umum

a. Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan, memberi nasehat kepada Direksi dalam pelaksanaan RJP, RKAP, ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku*:

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 15 ayat 1

(40)

22 Code of Corporate Governance

b. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris harus: *

1) Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, tanggung jawab serta kewajaran

2) Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan

3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya

4) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud berlaku secara tanggung reneng bagi setiap anggota Dewan Komisaris

5) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud, apabila dapat membuktikan:

a) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan

b) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian

c) Telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

* Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 15 Ayat 3,4,5,6

(41)

23 Code of Corporate Governance

2. Pembagian Tugas Dewan Komisaris a. Pembagian Tugas

Kewajiban pembagian tugas Dewan Komisaris dilakukan sebagai berikut: *

1. Pembagian tugas Dewan Komisaris dirancang untuk meningkatkan efektivitas dan keberhasilan pelaksanaan fungsi pengawasan, pengarahan dan penasehatan

2. Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas diantara Anggota Dewan Komisaris 3. Pembagian tugas diantara Anggota Dewan

Komisaris ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris.

4. Pembagian tugas mencakup seluruh bidang tugas Direksi, termasuk penugasan Anggota

Dewan Komisaris sebagai

ketua/wakil/Anggota Komite Dewan Komisaris

5. Terdapat penugasan anggota Dewan Komisaris sebagai ketua/wakil/anggota Komite Dewan Komisaris.

* Kep. Sek. Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III poin 43 (1,2,3,4)

b. Pendelegasian Tugas

Dewan Komisaris dapat melakukan pendelegasian kepada anggota Dewan Komisaris lainnya:

1) Pendelegasian wewenang oleh seorang anggota Dewan Dewan Komisaris kepada anggota Dewan Dewan Komisaris lainnya hanya dapat dilakukan melalui surat kuasa dan tidak menghilangkan sifat pertanggungjawaban kolegial Dewan Dewan Komisaris.

(42)

24 Code of Corporate Governance

2) Pendelegasian kewenangan Dewan Dewan Komisaris kepada komite-komite Dewan Komisaris harus dilakukan berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris, namun pertanggungjawaban hasil keputusan Komite tetap berada pada Dewan Komisaris.

III.2.2. Wewenang Dewan Komisaris

Dalam melaksankan tugasnya, Dewan Komisaris berwenang atau memiliki kekuasaan bertindak (*) dalam hal**:

1. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen- dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan perseroan

2. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan

3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/aau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan

4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi

5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dibawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris

6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu

7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

8. Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu denga memperhatikan kemampuan Perseroan

9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas Perseroan, jika dianggap perlu

(43)

25 Code of Corporate Governance

10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar

11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan

12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran dasar dan/atau keputusan RUPS.

* KBBI Kemdikbud RI

** Anggaran Dasar PTPN XI Pasal 15 Ayat 2 (a)

III.2.3. Kewajiban Dewan Komisaris

Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris berkewajiban (*sesuatu yang harus dilaksanakan atas kewenangan yang ada) untuk:

* KBBI Kemdikbud 2019

1. Kewajiban Dewan Komisaris terkait Persetujuan Atas Rancangan RJPP dan RKAP

a. Persetujuan Atas Rancangan RJPP *

1) Pelaksanaan pemberian

persetujuan/tanggapan /pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP tercantum dalam RKAT Dewan Komisaris

2) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi

3) Proses telaah dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui proses pembahasan internal oleh Komite Dewan Komisaris maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

4) Hasil telaah rancangan RJPP secaratertulis dalam Risalah rapat internal Dewan Komisaris atau Rapat Komite Dewan Komisaris

(44)

26 Code of Corporate Governance

5) Dewan Komisaris memastikan hasil telaah rancangan RJPP dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh Direksi

6) Untuk mendapatkan tingkat kualitas yang memadai atas tanggapan Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP maka proses telaah yang dilakukan dengan menggunakan seluruh perangkat Dewan Komisaris (komite)

7) Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran terhadap rancangan RJPP dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS

8) Adanya tanggapan tertulis berupa pendapat dan saran mengenai rancangan RJPP kepada RUPS yang dituangkan dalam Tanggapan Dewan Komisaris atas RJPP

9) Tanggapan rancangan RJPP oleh Dewan Komisaris diberikan dalam jangka waktu jangka waktu antara 30 September sampai dengan 31 Oktober (tahun berjalan). **

10) Dewan Komisaris menandatangani RJPP yang disiapkan Direksi sesuai dengan ketenuan Anggaran Dasar Perseroan.

* Keputusan Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 47

** Keputusan Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 89

b. Persetujuan Atas Rancangan RKAP *

1) Pelaksanaan pemberian

persetujuan/tanggapan /pendapat Dewan Komisaris terhadap rancangan RKAP tercantum dalam RKAT Dewan Komisaris

2) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap rancangan RKAP yang disampaikan oleh Direksi

3) Proses telaah dilakukan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui

(45)

27 Code of Corporate Governance

proses pembahasan internal Komite Dewan Komisaris maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

4) Hasil telaah rancangan RKAP dituangkan secara tertulis dalam risalah rapat internal Dewan Komisaris atau Rapat Dewan Komisaris

5) Dewan Komisaris memastikan hasil telaah dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh Direksi

6) Dewan Komisaris memberikan pendapat dan saran terhadap rancangan RKAP dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS

7) Penyampaian tanggapan tertulis berupa pendapat dan saran mengenai rancangan RKAP kepada RUPS dituangkan dalam Tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP

8) Terdapat simpulan bahwa rancangan RKAP selaras dan/atau tidak selaras dengan RJPP 9) Dewan Komisaris menandatangani RKAP

yang disiapkan Direksi sesuai dengan ketenuan Anggaran Dasar Perseroan.

* Keputusan Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 48

2. Kewajiban Dewan Komisaris terkait Pemberian Arahan Kepada Direksi

Dalam menjalankan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris melaksanakan proses telaah dan pemberian arahan kepada Direksi. Dalam memberikan arahan, Dewan Komisaris melaksanakan beberapa hal diantaranya:

 Menyusun rencana Pemberian Arahan dalam RKAT Dewan Komisaris

 Penyusunan rencana pemberian arahan dibahas secara internal

(46)

28 Code of Corporate Governance

 Dewan Komisaris melakukan pembahasan internal dan melakukan telaah atas sesuatu hal yang dianggap perlu dan penting. Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris menggunakan perangkat di Dewan Komisaris (Komite Dewan Komisaris). Hasil telaah dalam bentuk tertulis dan ditandatangani oleh Dewan Komisaris, dapat berupa Risalah Rapat maupun bentuk laporan tertulis lainnya

 Dewan Komisaris memberikan arahan dan disampaikan kepada Direksi berdasarkan hasil telaah, termasuk pemberian persetujuan jika respon perusahaan dalam kewenangan Dewan Komisaris. Penyampaian arahan dapat melalui Rapat Gabungan Dewan Komisaris bersama Direksi maupun laporan atau surat resmi yang ditandatangi oleh Dewan Komisaris

 Dewan Komisaris memastikan bahwa hasil telaah dan arahan telah dikomunikasikan kepada Direksi dan ditindaklanjuti

 Pelaksanaan Pemberian Arahan disampaikan dalam Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris semesteran dan tahunan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pemegang saham

 Dokumen telaah dan pemberian arahan Dewan Komisaris dapat berupa:

1) Risalah Rapat (internal Dewan Komisaris, Dewan Komisaris bersama Komite Dewan Komisaris, Rapat Gabungan Dewan Komisaris bersama Direksi)

2) Laporan dan/atau surat 3) Dokumen lainnya yang relevan

 Sekretaris Perusahaan melakukan administrasi mengenai dokumen telaah dan pemberian arahan Dewan Komisaris kepada Direksi.

(47)

29 Code of Corporate Governance

a. Arahan terkait Perubahan Lingkungan Bisnis

Dewan Komisaris memberikan arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan lingkungan bisnis yang diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja Perusahaan secara tepat waktu dan relevan*:

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 49

Kebijakan Dewan Komisaris terkait pemberian arahan tentang perubahan lingkungan bisnis yang diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja Perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris dapat meminta penjelasan kepada Direksi baik berupa penjelasan tertulis maupun melalui rapat koordinasi

2) Selain pada poin 1), informasi perubahan lingkungan bisnis dapat diperoleh Dewan Komisaris dari sumber lain seperti Laporan Manajemen Bulanan dan Tahunan, Laporan Keuangan Bulanan dan Tahunan, hasil temuan audit, maupun sumber lainnya yang relevan

3) Dewan Komisaris melakukan telaah dan memberikan arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan lingkungan bisnis, disampaikan kepada Direksi

4) Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris dapat melibatkan Komite Audit Dewan Komisaris.

b. Arahan terkait Hubungan dengan Stakeholders

Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari Stakeholder (pelanggan, pemasok, kreditur, dan karyawan) yang disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris ataupun penyampaian oleh Direksi*.

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 50

(48)

30 Code of Corporate Governance

Kebijakan Dewan Komisaris terkait arahan tentang hubungan dengan stakeholders adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian saran, permasalahan atau keluhan dari Stakeholders kepada Dewan Komisaris dapat melalui media Whistle Blowing System (WBS) maupun melalui media atau dengan cara lainnya yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan

2) Dewan Komisrais memberikan respon/

menindaklanjuti dengan:

a) Saran, permasalahan atau keluhan melalui WBS, mengacu pada Kebijakan WBS Perseroan

b) Saran, permasalahan atau keluhan tidak melalui WBS, Dewan Komisaris meneruskan Laporan tersebut Kepada Direksi untuk diselesaikan sesuai aturan yang berlaku. Dewan Komisaris dapat meminta Komite Dewan Komisaris untuk menelaah pengaduan tersebut

3) Dewan Komisaris dapat meminta penjelasan kepada Direksi baik berupa penjelasan tertulis maupun melalui rapat koordinasi

4) Dewan Komisaris melakukan telaah dan memberikan arahan tentang penyelesaian atas saran, harapan, permasalahan dan keluhan Stakeholders, disampaikan kepada Direksi

5) Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris dapat melibatkan Komite Audit Dewan Komisaris.

c. Arahan terkait Sistem Pengendalian Internal

Kebijakan Dewan Komisaris memberikan arahan tentang penguatan Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut*:

(49)

31 Code of Corporate Governance

1) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap efektivitas sistem pengendalian intern yang mencakup:

a) Kebijakan/rancangan dan pelaksanaan sistem pengendalian intern

b) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas

c) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat operasional/aktivitas

d) Internal control report

2) Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris dapat melibatkan Komite Audit Dewan Komisaris

3) Menyampaikan arahan tentang peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern kepada Direksi

4) Memastikan bahwa seluruh permasalahan peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern dibahas dalam rapat Dewan Komisaris.

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 51

d. Arahan terkait Manajemen Risiko

Kebijakan Dewan Komisaris dalam memberikan arahan tentang manajemen risiko Perseroann adalah sebagai berikut:

1) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap kualitas kebijakan dan penerapan manajemen risiko Perseroan diantaranya mencakup:

1) Rencana kerja unit manajemen risiko 2) Hasil analisis risiko atas rancangan RKAP

dan strategi penanganannya

3) Laporan pelaksanaan manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh Direksi.

(50)

32 Code of Corporate Governance

2) Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris dapat melibatkan Komite Dewan Komisaris

3) Menyampaikan arahan tentang penerapan manajemen risiko Perseroan kepada Direksi

4) Memastikan bahwa seluruh permasalahan penerapan manajemen risiko dibahas dalam rapat Dewan Komisaris.

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 52

e. Arahan terkait Sistem Teknologi Informasi

Kebijakan Dewan Komisaris dalam memberikan arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan Perusahaan, adalah sebagai berikut*:

1) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap kualitas kebijakan dan penerapan sistem teknologi informasi, diantaranya mencakup:

1) Kebijakan dan penerapan sistem teknologi informasi

2) Pelaksanaannya sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan 2) Dalam melakukan telaah, Dewan Komisaris

dapat melibatkan Komite Dewan Komisaris

3) Memastikan bahwa seluruh permasalahan sistem teknologi informasi dibahas dalam rapat Dewan Komisaris.

* Kep. Sekretaris Menteri BUMN SK-16/S.MBU/2012 Bab III Poin 53

f. Arahan terkait Kebijakan dan Pelaksanaan Pengembangan Karir

Kebijakan Dewan Komisaris dalam memberikan arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir, adalah sebagai berikut*:

1) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap kualitas kebijakan suksesi

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Mata Kuliah : Pemasaran dan Tataniaga Peternakan adalah matakuliah yang mempelajari mengenai pengertian dan ruang lingkup pemasaran dan tataniaga

Pasien wanita berusia 48 tahun dengan gigi 31 mengalami resesi miller kelas III dilakukan CTG untuk menutup permukaan akar tersebut dengan mengambil donor dari area palatal regio

Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai urutan peristiwa dengan memperhatikan latar cerita pada teks nonfiksi dengan benar.. Dengan melakukan

Adapun judul tesis ini adalah “Implementasi Prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Terhadap Laporan Tahunan Perseroan Terbuka (Studi Annual

Komite Pemantau Risiko telah menjalankan fungsinya secara efektif dan telah memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kecukupan sistem pengendalian internal Bank ICBC Indonesia termasuk

Warga Negara Indonesia, bergabung dengan Bank ICBC Indonesia pada November 2013 sebagai Kepala Departemen Corporate & Commercial Banking untuk area Medan dan Batam. Meraih gelar

Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan karyawan Perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan, atau menerima, baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu yang berharga