• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR 02 Tahun 2018 TENTANG

KEBIJAKAN NON PELAYANAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;

b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur sebagai landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah tentang Kebijakan Non Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Mengingat : 1.

2.

3.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038)

(2)

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5072);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

7.

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

9.

10.

10.

11.

12.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 42);

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelayanan Informasi Publik (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 nomor 8 seri D nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 14);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor : 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor : 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan dilingkungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 492) ;

13. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 96 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah (Berita Daaerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 94);

(3)

14. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 49 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah(Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nomor 29);

15. Keputusan Menkes RI No. 205 / Menkes / SK / III / 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permintaan dan Pengiriman Bantuan Medik dari Rumah Sakit Rujukan Saat Bencana;

16. Keputusan Menkes RI No. 876 / Menkes / SK / XI / 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan Lain.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN NON PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELET PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :

1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah

2. Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut RSUD Kelet adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kelet Kelas C milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

3. Komplain pelanggan adalah pernyataan tidak puas pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan

4. Agen Perubahan adalah individu yang menjadi role model perilaku kerja 5. Zona Integritas adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah

yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik

6. Gugus Kendali Mutu adalah suatu alat yang digunakan untuk pemecahan masalah atau problem solving.

7. Wistle Blowing System adalah Sistem Pengendalian Internal yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya praktik yang menyimpang atau kecurangan yang terjadi di rumah sakit.

8. Benturan kepentingan adalah Konflik kepentingan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi.

BAB II

KETATAUSAHAAN

Pasal 2

Tata naskah dinas mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

(4)

Pasal 3

(1) Pengelolaan arsip Rumah Sakit Umum Daerah Kelet mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah tentang Pedoman Kearsipan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

(2) Perpustakaan Khusus RSUD Kelet dikelola oleh Tim Pengelola Perpustakaan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

Pasal 4

(1) Pengurusan surat masuk dengan sistem sentralisasi;

(2) Pengarsipan surat masuk dilakukan oleh unit pengelola arsip dibawah Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian;

(3) Pengurusan surat keluar di desentralisasi melalui masing-masing unit pengelola.

Pasal 5

(1) Semua dokumen yang diterbitkan, harus melalui proses diteliti ulang oleh pihak terkait, dengan membubuhkan paraf secara berjenjang;

(2) Semua dokumen yang diterbitkan dilakukan penilaian ulang secara berkala, di evaluasi dan direvisi, apabila diperlukan;

(3) Dilakukan pengendalian dokumen, sehingga ada kepastian bahwa dokumen yang beredar adalah dokumen versi terbaru dan relevan;

(4) Semua perubahan dokumen dilakukan identifikasi dan didokumentasikan;

(5) Dokumen Rumah Sakit berada dalam pengawasan Subbag Umum Dan Kepegawaian, identitas dan keterbacaan dokumen harus dijaga;

(6) Dokumen eksternal harus dikendalikan pemanfaatan dan distribusinya;

(7) Setiap dokumen disimpan sesuai masa retensinya, dan dijaga agar dokumen tidak disalah gunakan, baik yang masih berlaku maupun yang sudah kadaluarsa;

(8) Sistem pengendalian dokumen harus bisa melacak dokumen yang beredar;

(9) Pengawasan regulasi rumah sakit oleh Satuan Pengawas Internal.

(10) Review dan persetujuan atas semua kebijakan dan prosedur oleh pejabat yang berwenang sebelum diterbitkan.

(11) Proses dan frekuensi review serta persetujuan berkelanjutan atas kebijakan dan prosedur

(12) Pengendalian untuk menjamin bahwa hanya kebijakan dan prosedur terkini, dengan versi yang relevan tersedia dimanapun akan digunakan.

(13) Identifikasi perubahan dalam kebijakan dan prosedur

(14) Pemeliharaan identitas dan dokumen yang bisa dibaca/terbaca

(15) Suatu proses pengelolaan kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar rumah sakit.

(16) Retensi dari kebijakan dan prosedur yang sudah tidak berlaku, minimal dalam kurun waktu yang dipersyaratkan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.

(17) Identifikasi dan penelusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan prosedur.

(5)

Pasal 6

(1) Setiap Kerjasama Pelayanan Kesehatan, Pendidikan, Konsinyasi pemanfaatan, pengelolaan dan pemeliharaan aset dituangkan dalam dokumen kerjasama;

(2) Setiap kerjasama berdasarkan asas menguntungkan kedua belah pihak;

(3) Setiap kerjasama yang dilakukan maksimal 3 tahun dan dapat diperpanjang kembali apabila dikehendaki kedua belah pihak.

Pasal 7

(1) Setiap pegawai yang melakukan perjalanan dinas mendapat biaya perjalanan dinas dengan sistem at cost;

(2) Besarnya biaya perjalanan dinas mengacu kepada standarisasi biaya yang ditetapkan dengan peraturan gubernur;

(3) Setiap pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas berhak mengajukan UMK (uang muka kegiatan) sebesar 75% dari biaya yang akan diterimakan.

Pasal 8

(1) Rumah sakit menyelenggarakan rapat baik rutin maupun insidental;

(2) Rapat yang diselenggarakan berupa rapat pimpinan, rapat staf, rapat intern unit, rapat tim/ panitia;

(3) Setiap kegiatan rapat harus didokumentasikan;

(4) Notulen rapat diperlakukan sesuai sifatnya.

Pasal 9

(1) Setiap data/Informasi yang akan dipublikasikan harus melalui validasi dari pihak yang berwenang;

(2) Validasi dilakukan secara berjenjang oleh Kepala Unit, Eselon IV dan Eselon III terkait.

BAB III

KERUMAHTANGGAAN Pasal 10

(1) Semua Barang Milik Negara (Aset) yang ada di Rumah Sakit dikelola dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014;

(2) Pengeloaan komplain tentang kerusakan peralatan / fasilitas Rumah Sakit dikoordinasikan dengan Subbag Umum Dan Kepegawaian;

(3) Listrik dari PLN merupakan sumber listrik utama di rumah sakit dan Genset merupakan sumber listrik alternatif apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN;

(4) Rumah sakit menyediakan air bersih yang berasal dari sumber air tanah dan PDAM merupakan sumber air bersih alternatif bila sumber air bersih utama rumah sakit berkurang atau tidak mencukupi untuk kebutuhan operasinal rumah sakit;

(5) Pengamanan/ pencegahan dan pengendalian terhadap tindak kejahatan di lingkungan rumah sakit dilakukan oleh petugas keamanan;

(6) Rumah sakit menyediakan area parkir sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit. Pengelolaaan parkir bisa dilaksanakan sendiri maupun dengan pihak ketiga sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku;

(6)

(7) Pengelolaan kebersihan rumah sakit dilaksanakan secara rutin untuk area non pelayanan dilaksanakan petugas rumah sakit dan area pelayanan dilaksanakan pihak ketiga sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku;

(8) Setiap tamu dinas di rumah sakit harus melapor kepada petugas keamanan dan menunjukkan identitas dan diberikan kartu identitas tamu;

(9) Semua pihak yang bekerjasama dan berada dilingkungan rumah sakit wajib mentaati peraturan yang berlaku;

(10) Semua pihak yang bekerjasama dan berada dilingkungan rumah sakit wajib mendukung peningkatan mutu dan keselamatan pasien;

(11) Pemeliharaan gedung dilakukan secara rutin, baik dilaksanakan sendiri maupun melalui pihak ketiga, sesuai mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku;

(12) Rumah sakit menyediakan mobil operasional untuk kegiatan kedinasan dengan mempertimbangkan efisiensi;

(13) Rumah sakit mewajibkan untuk melakukan kegiatan yang efisien melalui aksi penghematan energi dan go green.

BAB IV

PELAYANAN PUBLIK

Pasal 11

(1) Rumah sakit menyediakan saluran komplain pelanggan yang memadai;

(2) Saluran komplain pelanggan terbuka 24 jam 7 hari per minggu;

(3) Saluran komplain pelanggan melalui telepon, Care Solution, Website, SMS Center, Kotak Saran,Twitter, email, dan Facebook;

(4) Setiap komplain pelanggan dikelola oleh tim yang ditunjuk;

(5) Pengelolaan komplain pelanggan oleh Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pembantu;

(6) Rumah sakit mengukur indeks kepuasan pelanggan secara periodik;

Pelayanan Care Solution dilaksanakan dalam 2 shift (pagi dan siang).

Pasal 12

(1) Klasifikasi informasi publik RSUD Kelet ditetapkan oleh PPID ( Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Pembantu dan disetujui oleh Direktur;

(2) Pemberian informasi publik dilakukan oleh PPID Pembantu;

(3) PPID Pembantu ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktur.

Pasal 13

(1) Menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan baik di dalam dan di luar rumah sakit;

(2) Melakukan pemberian informasi dan pendidikan bagi pasien dan keluarga di rumah sakit;

(3) Melakukan pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan bagi pasien dan keluarga di rumah sakit;

(4) Melakukan Pengembangan Promosi Kesehatan Rumah Sakit;

(5) Setiap kegiatan dilakukan dokumentasi dan pelaporan.

BAB V

(7)

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 14 (1) Penerimaan Pegawai (Rekrutmen)

a. Pegawai Rumah Sakit dapat berasal dari Pegawai Negeri Sipil atau non Pegawai Negeri Sipil profesional sesuai dengan kebutuhan yang dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak;

b. Pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil disesuaikan dengan peraturan perundangan-undangan;

c. Pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang berasal dari non Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam rangka peningkatan pelayanan;

d. Mekanisme pengangkatan pegawai Rumah Sakit yang berasal dari non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah;

e. Setiap pegawai yang ditetapkan oleh Direktur sebagai staf klinis dilakukan verifikasi terhadap dokumen pendidikan, sertifikasi dan dokumen profesional lainnya pada saat pendaftaran seleksi penerimaan dan dilakukan proses kredensialing setelah dinyatakan diterima sebagai pegawai ;

f. Mekanisme proses penerimaan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur lebih lanjut dalam panduan penerimaan/rekruitmen pegawai.

(2) Orientasi Pegawai Baru

a. Setiap pegawai RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah wajib mengikuti proses orientasi sebelum penempatan di unit kerjanya;

b. Materi orientasi pegawai baru terdiri dari : 1) Materi orientasi umum

2) Materi orientasi khusus

c. Materi orientasi umum meliputi profil rumah sakit, pengenalan lingkungan kerja, etika komunikasi, tanggap darurat bencana, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) , Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan materi lainnya sesuai kebutuhan;

d. Materi orientasi khusus meliputi tugas-tugas yang disesuaikan dengan pengetahuan, pendidikan dan kompetensi pegawai dan dilakukan di Bidang / Bagian / unit terkait;

e. Mekanisme proses orientasi pegawai secara rinci dijabarkan dalam panduan orientasi pegawai baru.

(3) Kredensialing

a. Setiap staf klinis dan non klinis baru harus melalui proses kredensial melalui proses review/telaah terhadap dokumen pendidikan, sertifikasi dan dokumen profesional lainnya yang dimiliki oleh Tim Kredensial untuk mendapatkan Kewenangan Klinis/Surat Penugasan Kerja Klinis;

b. Kewenangan Klinis yang diperoleh dari Direktur setelah proses kredensial adalah syarat staf klinis dalam memberikan pelayanan;

c. Mekanisme proses kredensialing diatur lebih lanjut dalam Peraturan Direktur tentang Tata Laksana Mendapatkan Kewenangan Klinis/Surat Penugasan Kerja Klinik.

(8)

(4) Penempatan Pegawai

a. Direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan kepada setiap staf non klinis dan staf klinis yang memenuhi syarat dan berhak memberikan pelayanan;

b. Mekanisme penempatan pegawai RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah ditetapkan oleh Direktur disesuaikan dengan pengetahuan, ketrampilan dan persyaratan jabatannya.

(5) Pengembangan Pegawai

a. Setiap pegawai berhak mendapatkan cuti;

b. Setiap Pegawai Negeri Sipil diberikan penghargaan berupa Kenaikan Pangkat;

c. Setiap Pegawai berhak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan;

d. Rumah Sakit mengembangkan program – program yang mendukung retensi pegawai;

e. Rumah Sakit melaksanakan program kesehatan dan keselamatan pegawai dengan pemeriksaan kesehatan dan pemberian imunisasi dan vaksinasi.

(6) Penilaian / Evaluasi Kinerja

a. Evaluasi kinerja Staf Klinis dan Non Klinis dievaluasi berdasarkan Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Pegawai yang dilaksanakan setiap bulan dan setiap tahun sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan;

b. Evaluasi kinerja profesi staf klinis baru dilaksanakan sekurang – kurangnya 4 (empat) bulan sejak pegawai tersebut dinyatakan diterima bekerja;

c. Evaluasi kinerja staf klinis berkelanjutan dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;

d. Evaluasi penugasan ulang staf klinis (re-kredensial) dilakukan maksimal setiap 3 (tiga) tahun sekali.

(7) Penghargaan dan sanksi a. Penghargaan

(1) Pemberian penghargaan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan produktifitas pegawai.

(2) Pemberian penghargaan diberikan kepada pegawai yang berprestasi.

(3) Pemberian penghargaan diberikan kepada pegawai yang berintegritas.

(4) Semua pegawai berhak mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan penghargaan.

b. Pemberian penghargaan dapat penghargaan langsung maupun penghargaan tidak langsung. Penghargaan langsung dapat berupa kenaikan gaji pegawai, pemberian jasa pelayanan, pemberian tunjangan resiko kerja dan kompensasi lainnya yang tidak melanggar peraturan perundang – undangan. Sedangkan kompensasi tidak langsung dapat berupa, sesuai dengan hak PNS yang diatur dalam perundang – undangan, tabungan pensiun,asuransi kesehatan, pemenuhan sarana dan prasarana kerja, pengembangan SDM baik melalui pendidikan formal maupun non formal.

c. Sanksi

1) Sanksi diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan Internal yang berlaku di RSUD Kelet.

(9)

2) Mekanisme pemberian sanksi kepada pegawai yang melanggar peraturan internal sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 15

Dokumen Administrasi Kepegawaian terdiri dari : a. Biodata Pegawai :

1) Daftar Riwayah Hidup 2) Formulir Isian Pegawai 3) Kartu Keluarga (KK) 4) Akte yang bersangkutan 5) Akte Suami/Istri

6) Akte Anak 7) Surat Nikah

8) Surat Cerai (jika ada) b. Ijasah

1) Sekolah Dasar (SD) 2) SLTP

3) SLTA 4) Diploma 5) Sarjana (S-1)

6) Pascasarjana (S-2 / Spesialis) 7) Transkrip Nilai

8) Verifikasi Ijasah

9) Surat Keterangan Ijin Belajar

10) Surat Keterangan Ijin Penggunaan Gelar c. Surat Keputusan

1) CPNS

2) Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT) CPNS 3) PNS

4) Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT) PNS

5) Harian Lepas/Pegawai BLUD Non PNS Tidak Tetap (khusus Pegawai Non PNS)

6) Kenaikan Pangkat 7) Berkala

8) Jabatan Fungsional Tertentu 9) Pindah/Mutasi (jika Ada)

10) Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT)/Penempatan (Jika Ada) d. Kartu-Kartu

1) Kartu Pegawai/Kartu Pegawai Elektronoik (KPE) 2) Kartu Istri/ Kartu Suami

3) NPWP 4) Taspen

5) Asuransi Kesehatan dan atau Asuransi Ketenagakerjaan (Askes/BPJS)

e. Penilaian Angka Kredit (PAK) f. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai g. Sertifikat Kompetensi

1) Surat Tanda Regristrasi (STR) 2) Surat Ijin Praktek

(10)

3) Surat Ijin Kerja 4) Uraian Tugas

5) Rincian Kewenangan Klinik (RKK)

6) Surat Penugasan Kewenangan Klinik (SPKK) h. Sertifikat Pelatihan

1) Wajib

2) Pendukung i. Berkas Lain-lain

BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pasal 16

(1) Pegawai RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah memperoleh pengembangan rata- rata 20 (dua puluh) jam pelajaran per tahun meliputi :

a. Pendidikan dan Pelatihan;

b. Seminar;

c. Workshop;

d. Sosialisasi;

e. Studi Banding;

f. LO/ Outbond Manajemen Training;

g. Bimbingan Teknis.

(2) Pegawai yang wajib mengikuti pelatihan Basic Life Support (BLS):

a. DOKTER SPESIALIS

Jenis Pelatihan : Sesuai dengan standar kolegium masing-masing disiplin ilmu.

b. DOKTER UMUM

Jenis Pelatihan : Advance Cardiac Life Support (ACLS) Pelatih : Lembaga yang terakreditasi

Dilaksanakan setiap 3 tahun sekali.

c. PERAWAT

Jenis Pelatihan : Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) atau Emergency Nursing

Pelatih : Lembaga yang terakreditasi Dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.

d. SOPIR AMBULANCE

Jenis Pelatihan : Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pelatih : Tim “Kode Biru” RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.

e. SATPAM IGD

Jenis Pelatihan : Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Pelatih : Tim “Kode Biru” RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Dilaksanakan setiap 1 tahun sekali.

(3) Pegawai yang wajib mengikuti pelatihan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien :

a. Pegawai RSUD Kelet, meliputi : 1) Semua Pejabat Struktural 2) Semua Kepala Instalasi 3) Semua Kepala Ruang

4) Semua Ketua Komite/Panitia/Tim

b. Pihak lain yang bekerjasama dengan RSUD Kelet

(11)

c. Kriteria narasumber / pelatih Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) adalah pegawai RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang pernah mengikuti workshop Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) atau workshop Manajemen Risiko yang diselenggarakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) atau workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang diselenggarakan oleh Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPII).

Pasal 17

(1) Pelaksanaan pendidikan bagi Siswa / Mahasiswa / Dokter Muda / Dokter Gigi Muda / Residen harus melalui perjanjian kerjasama;

(2) Pengiriman Siswa / Mahasiswa / Dokter Gigi Muda / Residen dari lembaga pendidikan mitra harus sesuai dengan kuota yang tersedia di lahan praktek RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah;

(3) Sebelum melaksanakan praktik, Siswa / Mahasiswa / Dokter Muda / Dokter Gigi Muda / Residen diberikan orientasi.

Pasal 18

RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah belum melakukan penelitian kedokteran.

Penelitian Mahasiswa di luar penelitian kedokteran dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur.

BAB VII

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT

Pasal 19

(1) Rumah sakit menyelenggarakan tempat pendidikan bagi institusi pendidikan kesehatan.

(2) Penyelenggaraan tempat pendidikan bagi institusi pendidikan kesehatan sebagaimana dimasksud ayat (1) dengan mekanisme kerjasama antara rumah sakit dengan institusi pendidikan yang telah terakreditasi B.

(3) Rumah sakit mengatur pengelolaan, pengawasan, supervisi, proses pendidikan klinis dirumah sakit.

BAB VIII

PERENCANAAN DAN KEUANGAN

Pasal 20

(1) Rencana Kerja Dan Anggaran ( RKA) disusun sesuai usulan dari Bagian/Bidang berdasarkan kebutuhan dan skala prioritas dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berpedoman pada Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD;

(2) RKA Rumah Sakit berisi Rincian Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan serta Belanja Tidak Langsung ( Gaji );

(3) Bagian Perencanaan mengadakan desk dengan masing-masing User/Bidang/Bagian;

(12)

(4) Barang yang akan diusulkan/ kegiatan dan honorarium penyelenggaraan kegiatan harus sesuai dalam buku Standarisasi biaya kegiatan dan honorarium;

(5) Harga barang yang akan dibeli maksimal sama dengan buku standarisasi atau lebih rendah.;

(6) Guna menentukan arah pengembangan RSUD Kelet, Direktur RSUD Kelet menyusun rencana strategis (Renstra) RSUD Kelet untuk jangka waktu 5 tahun;

(7) Renstra sebagaimana dimaksud pada huruf f memuat Visi dan Misi Rumah Sakit

(8) Visi, Misi dan Renstra Rumah Sakit disahkan oleh Pemilik Rumah Sakit dan disetujui oleh Dewan Pengawas Rumah Sakit.

(9) Visi, Misi dan Renstra Rumah Sakit selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam menentukan program dan kegiatan rumah sakit.

(10) Direktur RSUD Kelet berkewajiban mengumumkan Visi dan Misi Rumah Sakit kepada seluruh karyawan dan masyarakat melalui pertemuan, sosialisasi dan media informasi rumah sakit.

Pasal 21

(1) Penganggaran kegiatan Rumah Sakit yang bersumber dari dana BLUD termuat dalam Rencana Bisnis Anggaran (RBA) mengacu Permendagri nomor 61 tahun 2007;

(2) RBA Rumah Sakit terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal;

(3) RBA disusun berdasarkan usulan kebutuhan belanja rumah sakit, disesuaikan dengan target pendapatan dan sisa pendapatan tahun sebelumnya (khusus pada waktu perubahan anggaran), mengacu Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penatausahaan Keuangan APBD;

(4) Proses belanja dilakukan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP);

(5) Pengadaan Barang dan Jasa dengan dana APBD dan APBN mengacu pada Perpres 54/2010 jo Perpres 70/2012 jo Perpres 4/2015. Khusus Pengadaan Barang dan Jasa BLUD jenjang nilai mengacu pada Peraturan Gubernur tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang dan Jasa BLUD;

(6) Perubahan RBA dilakukan maksimal 2 (dua) kali dalam setahun, untuk menyesuaikan dengan pergerakan kebutuhan operasional rumah sakit.

Perubahan antar obyek belanja (BP, BBJ, BM/Invest) hanya dapat dilakukan pada waktu perubahan APBD.

Pasal 22

(1) Rumah Sakit menyusun laporan akuntansi berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang berbasis kas dan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang berbasis akrual, mengacu pada Permendagri 61/2007 dan atau Peraturan Gubernur tentang Pedoman Penatausahaan Keuangan APBD;

(2) Sumber data terkait dengan pelaporan keuangan ada di Subbag Perencanaan Dan Keuangan Rumah Sakit;

(3) Laporan Akuntansi berdasar SAP diserahkan ke Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah melalui Biro Keuangan. Laporan Akuntansi berdasar SAK menjadi dokumen internal Rumah Sakit untuk keperluan audit keuangan dari auditor independen;

(4) Kebijakan Akuntansi rumah sakit ditetapkan tersendiri melalui Keputusan Direktur.

(13)

Pasal 23

(1) Pendapatan rumah sakit terdiri dari pendapatan pelayanan kesehatan, pendapatan hasil kerjasama dan pendapatan pelayanan lainnya;

(2) Semua pendapatan rumah sakit diinput melalui SIM-RS dan penerimaannya hanya melalui kasir. Kasir tidak boleh melakukan transaksi diluar SIM-RS;

(3) Pembayaran di kasir dilakukan tergantung dari penjamin pasien. Pembayaran pasien umum dapat dilakukan secara tunai atau melalui EDC. Pasien yang ditanggung sepenuhnya oleh penjamin, hanya menyerahkan berkas ke kasir untuk dibiling, tanpa membayar;

(4) Proses biling pasien dilakukan sewaktu pasien pulang dan proses setor dilakukan tergantung waktu proses biling;

(5) Pendapatan diakui setelah disetor ke rekening kas BLUD RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah;

(6) Pengeluaran/ Belanja dikelola oleh Bendahara pengeluaran. Bendahara pengeluaran terdiri dari Bendahara pengeluaran APBD dan BLUD.

BAB IX

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 24

(1) Rapat koordinasi monitoring dan evaluasi APBD dan BLUD dilaksanakan setiap awal bulan yang dipimpin oleh Direktur yang dihadiri oleh Semua Kepala Bidang/Bagian, Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi, PPTK/PPKom, Pejabat Pengadaan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Panitia Pemeriksa dan Satuan Pengawas Internal.

(2) Pembuatan laporan kurun waktu 1 bulan :

Laporan perkembangan program dan kegiatan yang tertuang di dalam RFK1S,RFK2S,RFK3S hasil input Simbangda yang dilaporkan secara rutin ke Biro Administrasi Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan:

Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Inspektorat Wilayah Jawa Tengah dan Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah.

(3) Pembuatan laporan kurun waktu triwulan:

a. Laporan Kinerja Triwulan RS :

Laporan Kinerja yang dihimpun dari program dan kegiatan masing-masing Bagian/Bidang untuk dianalisis capaian dalam kurun waktu tersebut.

b. Laporan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Tugas Pembantuan (TP) APBN:

Laporan perkembangan program dan kegiatan yang bersumber dari DAK dan TP (APBN) dalam kurun waktu tersebut.

(4) Pembuatan Laporan kurun waktu tahunan a. Kinerja Tahunan RS:

Laporan Kinerja yang dihimpun dari empat triwulan untuk mengetahui capaian target dalam kurun waktu 1 tahun;

b. Laporan DAK Akhir Tahun sesuai dengan ketentuan SEB 3 Menteri ( Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional);

c. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ);

d. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP);

e. Profil RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah.

(14)

BAB X

PENGOLAH DATA ELEKTRONIK

Pasal 25

(1) Sistem Informasi Rumah Sakit sudah terintegrasi yaitu Sistem Hospital, Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Manajemen Kepegawaian, Sistem Antrian, Sistem INA-CBG; dan Sistem Informasi Pengelolaan Aset;

(2) Hardware adalah perangkat keras Teknologi Informasi antara lain Hub Broadband Satellite, Remote Gateway, Radio/Wireless Link, Kabel Fibre Optic, Media Converter Fiber Optic, Modem ADSL, Server, Komputer, Printer, Scanner, Hub LAN, Kabel LAN, Stabilisator dan UPS yang dipergunakan untuk mendukung kelancaran operasional Teknologi Informasi;

(3) Software adalah perangkat lunak Teknologi Informasi berupa sistem operasi komputer (operating system), aplikasi umum, aplikasi tools, aplikasi multimedia, internet dan aplikasi terapan yang digunakan untuk mendukung operasional hardware dan jaringan Teknologi Informasi;

(4) Local Area Network (LAN) adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer/server melalui kabel atau radio/wireless dalam satu lokasi tertentu;

(5) Pengelolaan Software, Hardware, LAN dan SIRS (Sistem Informasi Rumah sakit) dikoordinir oleh Instalasai PDE (Pengolah data elektronik);

(6) Distribusi & Hak akses data pada sistem aplikasi sudah diatur oleh login administrasi pemakai secara otomatis yang dikendalikan oleh bagian administrator Instalasi PDE sesuai SK penempatan;

BAB XI

TANGGAP DARURAT BENCANA

Pasal 26

(1) Saat terjadi bencana RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah akan mengaktifkan sistem tanda bahaya dan kode kegawatdaruratan yang sesuai;

(2) Dilakukan penutupan gerbang jalur masuk dan membuka gerbang keluar bagi pengunjung;

(3) Pengiriman tenaga dokter BSB ke tempat kejadian sebagai tim reaksi cepat yang melakukan RHA (Rapid Health Assessment) sekaligus melakukan triase lapangan;

(4) Mengirimkan Tim HDP, satpam, petugas TRT, serta petugas jaga bangsal yang terdekat dengan lokasi untuk membantu proses evakuasi pasien serta keluarga;

(5) Mengevakuasi pasien dari lokasi bencana/musibah massal menuju area titik kumpul;

(6) Proses evakuasi dilakukan sesuai arah jalur evakuasi;

(7) pasien dengan kondisi tidak bisa berjalan dievakuasi dengan digendong atau diusung dengan dua lapis boven laken, selimut, tandu, atau kursi dengan memperhatikan kondisi penyakit / trauma pasien;

(8) Pengaturan parkir di area sekitar titik kumpul :

a. Area titik kumpul harus selalu dikosongkan dan jalur evakuasi tidak terhalangi oleh kendaraan parkir;

(15)

b. Terdapat pengumuman/tulisan dilarang parkir atau bila parkir, kendaraan harus dalam posisi gigi netral , setir tidak terkunci atau menyerahkan kunci kendaraan ke petugas parkir untuk mempermudah pemindahan kendaraan;

c. Bila saat terjadi musibah yang memerlukan area titik kumpul, dimana ternyata terdapat parkir mobil, maka semua kendaraan yang berada di area titik kumpul didorong ke tempat lain agar area titik kumpul dapat dipergunakan sebagaimana mestinya;

d. Bila ternyata saat terjadi musibah massal dimana terdapat mobil yang terkunci setir dan di hand rem maka akan dilakukan tindakan yang diperlukan seperti pemecahan kaca jendela untuk memindahkan kendaraan tersebut.

(9) Mengevakuasi pasien dari titik kumpul menuju ruang rawat sementara pada bangsal-bangsal di dalam Rumah Sakit yang masih memungkinkan aman digunakan untuk perawatan pasien;

(10) Melakukan pemindahan pasien dan keluarga pasien di dalam area Rumah Sakit atau melakukan rujukan ke Rumah Sakit lain pada pasien yang mengalami penurunan kondisi yang tidak dapat dirawat di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah karena alasan ketiadaan atau kekurangan tempat (contoh : butuh ICU).

BAB XII

AGEN PERUBAHAN Pasal 27

(1) Agen perubahan berperan sebagai pelopor perubahan yang dapat menjadi contoh perilaku yang mencerminkan integritas dan kinerja yang tinggi;

(2) Semua pegawai RSUD Kelet mempunyai hak yang sama untuk dipilih sebagai agen perubahan;

(3) Kriteria agen perubahan adalah:

a. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin pegawai;

b. Bertanggung jawab atas setiap tugas yang diberikan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya dibuktikan dengan nilai SKP minimal 86 (baik) selama 2 bulan berturut-turut;

c. Taat aturan disiplin dan kode etik;

d. Mampu memberikan pengaruh positif; dan e. Inovatif dan proaktif.

BAB XIII ZONA INTEGRITAS

Pasal 28

(1) Public Compaign tentang Zona Integritas dilakukan secara berkala dan terus menerus melalui media yang tersedia.

(2) Monitoring dan evaluasi pembangunan zona integritas dilaksanakan secara berkala setiap 1 bulan.

(3) Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib melaporkan harta kekayaan sesuai peraturan yang berlaku.

(4) Setiap pegawai baru menandatangani pakta integritas.

(16)

BAB XIV

GUGUS KENDALI MUTU Pasal 29

(1) Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan alat untuk pemecahan masalah bagi unit sejenis.

(2) Organisasi GKM terdiri dari:

a. Badan pengarah (steering committee);

b. Fasilitator;

c. Ketua GKM (quality circle leader); dan d. Naggota GKM (quality circle member).

(3) Untuk membangkitkan semangat kelompok GKM perlu diadakan mini konvensi 1 (satu) tahun sekali.

BAB XV

WHISTLE BLOWING SYSTEM

Pasal 30

(1) Setiap pegawai yang mengetahui terjadinya pelanggaran dapat memberikan laporan kepada unit pengelola Wistle Blowing System.

(2) Rumah sakit memberikan saluran yang memadai untuk melaporkan terjadinya pelanggaran.

(3) Rahasia dan keamanan pelapor dijamin oleh rumah sakit.

BAB XVI

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN Pasal 31

(1) Konflik kepentingan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi dipetakan, diidentifikasi dan dilakukan penanganan dengan mekanisme tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(2) Tim penanganan benturan kepentingan ditetapkan oleh Direktur.

BAB XVII

MANAJEMEN KONTRAK Pasal 32

Kontak Klinis dan Kontrak Manajerial dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Sesuai dengan peraturan perundangan, rumah sakit wajib menyediakan pelayanan klinis dan manajemen.

(2) Rumah sakit dapat mempunyai pilihan memberi pelayanan klinis dan manajemen ini secara langsung atu dpat melalui kontrak atau perjanjian lainnya.

(3) Kontrak pelayanan klinis disebt kontrak klinis dan kontrak pelayanan manajemen disebut kontrak manajemen.

(4) Dalam hal dilaksanakannya kontrak atau perjanjian lainnya, diatur dengan ketentuan sebagaiberikut :

a. Penunjukan penanggungjawab untuk kontrak klinis dan penanggungjawab untuk kontrak manajemen.

(17)

b. Seleksi kontrak berdasar atas kepatuhan peraturan perundang-undangan yang terkait.

c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya.

d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggungjawab pada pihak kedua.

e. Monitoring mutu kontrak.

f. Teguran dan pemutusan kontrak mutu pelayanan yang disediakan melalui kontrak tidak sesuai dengan kontrak;

g. Review kontrak untuk perpanjangan.

Pasal 33

Kontrak Klinis Dengan Staf Profesional Kesehatan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Kontrak klinis dapat berhubungan dengan staf profesional kesehatan.

(2) Staf profesional kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa kontrak perawat untuk perawatan kritis, home care, dokkter tamu/doker paruh waktu, profesional pemberi asuhan lainnya dan lain-lain.

(3) Kontrak klinis yang berhubungan dengan staf profesional kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyebutkan bahwa staf profesional tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan rumah sakit dan peraturan perundang-undangaan.

(4) Dalam hal kontrak klinis yang dilakukan oleh rumah sakit dengan profesional kesehatan, maka harus dilakukan kredensial, rekredensial dan penilaian kinerja.

Pasal 34

Dalam melakukan pemilihan teknologi medik dan obat, rumah sakit harus memperhatikan :

a. Data dan informasi mengenai mutu serta implikasi keselamatan pasien dari penggunaan teknologi medik dan obat tersebut dan tidak semata-mata berdasarkan harga.

b. Rekomendasi dari staf klinis rumah sakit atau pemerintah atau organisasi profesi nasional maupun internasional atau sumber lain yang akurat.

c. Untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang bersal dari pasar gelap, palsu, terkontaminasi atau cacat rumah sakit harus melakukan penelusuran dan menggunakan data informasi tentang rantai distribusi obat.

d. Khusus untuk pembelian alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan obat beresiko termasuk vaksin, rumah sakit harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Akte pendirian perusahaan dan pengesahan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

2) Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP) 3) NPWP.

4) Izin Pedagang Besar Farmasi-Penyalur Alat Kesehatan (PBF-PAK).

5) Perjanjian Kerjasama antara distributor dan prinsipal serta rumah sakit.

6) Nama dan Surat Izin Kerja Apoteker untuk apoteker penanggungjawab PBF.

7) Alamat dan denah kantor PBF.

8) Surat Garansi Jaminan Keaslian produk yang didistribusikan (dari prinsipal).

(18)

BAB XVII PENUTUP

Pasal 35

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jepara pada tanggal 02 Januari 2018

DIREKTUR RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH

WIDYO KUNTO

Referensi

Dokumen terkait

Kami telah mengaudit laporan keuangan RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019, yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran,

1. Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan. Transfer pasien

8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah4. SK Direktur

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA JL. Ki Hajar

(1994) melaporkan bahwa umur beranak pertama kerbau yang dipelihara ekstensif adalah 33 – 48 bulan sedangkan pada pemeliharaan intensif atau terkontrol umur beranak

Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2011 tentang Badan Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 144) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

FWD Life menjalin kerjasama dengan CIMB Niaga dan AirAsia BIG untuk memberikan promo khusus pada setiap pembelian produk Asuransi BEBAS AKSI FLASH yang merupakan

Pengelolaan kawasan konservasi perairan tidak terlepas dari pengelolaan sumber daya ikan secara keseluruhan. Konservasi sumber daya ikan adalah upaya melindungi