• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN LANGKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN LANGKAT"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN

LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi

OLEH

GUNAWAN PURBA 140709003

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UATARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Februari 2019 Penulis

Gunawan Purba 140709003

(5)

ABSTRAK

Purba, Gunawan. 2018. Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi Pada Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota perpustakaan yang aktif pada tahun 2018 yang berjumlah 123 orang. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diketahui jumlah sampel sebanyak 55 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Propotionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan sirkulasi di perpustakaan pada bagian layanan keanggotaan 86,75% responden menanggapi sudah terbantu, pada bagian layanan peminjaman 80,6% responden menanggapi sudah mudah digunakan dan efisien, pada bagian layanan pengembalian 67% responden menanggapi efisien dan mudah digunakan, namun 89 % responden menanggapi tidak setuju dengan beberapa prosedur yang bila diterapkan di layanan pengembalian. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan penyusunan strategi kebijakan dalam peningkatan kualitas layanan sirkulasi di perpustakaan .

Kata kunci: Persepsi Pengguna, Layanan Sirkulasi

(6)

KATA PENGANTAR

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulilillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena dengan berkah dan limpahan rahmat serta hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi Pada Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Langkat”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi sarjana (S1) dan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Bapak Sugito Purba dan Ibunda Rehna Bangun serta keluargaku yang tak pernah putus mendoakan dan memberikan dukungan hingga terselesainya skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. sel aku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, S.S., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing , dimana beliau telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

Rasa penghormatan dan terima kasih atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasehatnya kepada penulis.

5. Bapak Drs. Belling Siregar M.Lib selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktunya dan selalu sabar membantu penulis dalam hal penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos.,M.Ikom selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktunya dan selalu sabar dalam memberikan bantuan kepada penulis berupa bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak, selaku kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian pada bagian layanan sirkulasi di perpustakaan Kabupaten Langkat.

8. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Perpustakaan yang selama ini telah mendidik peneliti.

9. Teman-teman ku Dita, Fiqri, Rembune, Mira, Reni, Adinda, Nabila, Nara, Desi, Desti dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu- persatu yang selama ini mendampingi dan mendukung penulis selama masa perkuliahan dan masa penyusunan skripsi.

(8)

Akhir kata, peneliti juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Peneliti juga berharap penelitian ini berguna bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Terimakasih.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, Januari 2019 Penulis

Gunawan Purba NIM: 140709003

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6

2.1 Perpustakaan Umum ... 6

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 7

2.1.1 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8

2.1.1 Tugas Perpustakaan Umum ... 9

2.2 Layanan Sirkulasi ... 10

2.2.1 Sistem Layanan Sirkulasi ... 11

2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka (open access) ... 12

2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup (close access) ... 13

2.2.2 Tujuan Layanan Sirkulasi ... 15

2.2.3 Fungsi Layanan Sirkulasi ... 16

2.2.4 Tugas Layanan Sirkulasi ... 17

2.2.4.1 Keanggotaan ... 17

2.2.4.2 Peminjaman ... 18

2.2.4.3 Pengembalian ... 20

2.2.4.4 Perpanjangan Waktu Peminjaman ... 21

2.2.4.5 Penagihan ... 22

2.2.4.6 Pemberian Sanksi ... 22

2.3 Pemustaka ... 23

2.4 Persepsi ... 24

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ... 25

(10)

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Sampel ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.6 Instrumen Penelitian... 32

3.6.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 32

3.7 Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Sejarah Perpustakaan ... 35

4.2 Pengumpulan Data ... 35

4.3 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan sirkulasi pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat ... 36

4.3.1 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Keanggotaan ... 36

4.3.2 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Peminjaman ... 40

4.3.3 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Pengembalian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi ... 28

Tabel 3.2 Sampel ... 30

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket ... 33

Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap prosedur keanggotaan ... 36

Tabel 4.2 Persepsi pemustaka terhadap pendaftaran anggota ... 37

Tabel 4.3 Persepsi pemustaka terhadap pembuatan kartu anggota harus melampirkan nomor telepon, fotocopy KTP atau kartu pelajar ... 38

Tabel 4.4 Persepsi pemustaka terhadap sikap keramahan petugas di layanan sirkulasi ... 39

Tabel 4.5 Persepsi pemustaka terhadap ketentuan memberikan dan meniggalkan kartu anggota saat anda meminjam buku ... 40

Tabel 4.6 Persepsi pemustaka terhadap ketentuan batasan meminjam buku ... 41

Tabel 4.7 Persepsi pemustaka terhadap layanan yang diberikan petugas saat proses peminjaman ... 42

Tabel 4.8 Persepsi pemustaka bila meminjam buku harus meniggalkan nomor telepon ... 43

Tabel 4.9 Persepsi pemustaka terhadap waktu peminjaman ... 44

Tabel 4.10 Persepsi pemustaka terhadap prosedur pengembalian yang diterapkan di Perpustakaan ... 45

Tabel 4.11 Persepsi pemustaka terhadap ketentuan batasan pengembalian buku .... 46

Tabel 4.12 Persepsi pemustaka apabila perpustakaan menerapkan perpanjangan waktu peminjaman ... 47

Tabel 4.13 Persepsi pemustaka bila petugas Perpustakaan melakukan penagihan terhadap keterlambatan peminjaman buku ... 48

Tabel 4.14 Persepsi pemustaka apabila diterapkan pemberian sanksi /denda bagi yang terlambat mengembalikan buku ... 49

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ... 55 Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden ... 57

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan tercetak serta terekam untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat diartikan juga sebagai lembaga pendidikan bagimasyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas. Dari beberapa jenis perpustakaan, perpustakaan umum merupakan salah satu jenis perpustakaan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kecerdasan masyarakat. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 6,

“perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial ekonomi”. Peran perpustakaan umum dalam meningkatkan pengetahuan pemustaka akan tercapai apabila perpustakaan dapat memberikan layanan yang baik dan berkualitas kepada pemustaka.

Perpustakaan umum sebagai perpustakaannya masyarakat, tentunya mempunyai pemustaka yang berbeda-beda dengan kebutuhan akan informasi yang berbeda pula, dan pemustaka tentu akan berusaha mencari cara bagaimana informasi yang dibutuhkannya terpenuhi. Jika kebutuhannya terpenuhi, sudah tentu masyarakat akan merasa puas dan bagaimanapun juga

(14)

mereka akan semakin sering bahkan akan mengajak orang lain ke perpustakaan. Ukuran kepuasan menjadi salah satukriteria yang utama untuk mempertahankan pelanggan / pengguna atau pemustaka dan ukuran tersebut yang menjadikan perpustakaan umum dapat menjadi suatu perpustakaanyang diidolakan masyarakat. Perpustakaan akan dinilai baik oleh pemustaka jika mampu memberikan kualitas layanan, sikap pustakawan dan layanan yang baik.

Layanan yang baik adalah layanan yang berorientasi pada kebutuhan yang diinginkan atau diharapkan pemustaka, tepat mengenai sasaran sesuai dengan tuntutan para pemustaka. Oleh karena itu, dalam memberikan atau memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, penerapan konsep layanan yang baik jelas merupakan sesuatu yang utama. Kegiatan pelayanan dalam organisasi apapun termasuk di dalamnya perpustakaan, harus senantiasa memperhatikan kualitaspelayanannya. Karena hal ini menjadi tolok ukur dan first image bagi sebuah organisasi. Apakah organisasi itu baik atau buruk, semuanya sangat bergantung daripelayanannya.

Layanan sirkulasi merupakan unsur utama dalam pencapaian keberhasilan suatu perpustakaan. Layanan sirkulasi merupakan salah satu kegiatanperpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna melalui kegiatan penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi adalah mengatur arus kegiatan transaksi perninjaman dan pengembalian dengan memperlancar dan mempermudah proses peminjaman koleksi baik untuk dibawa pulang, maupun keperluan sejenak seperti fotokopi melalui proses penyelesaian

(15)

administrasi dengan pencatatan data buku terlebih dahulu. Keberhasilan suatu perpustakaan salah satunya dapat diukur dari seberapa baik pelaksanaan layanan sirkulasi untukmernenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan.

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat sudah memiliki jumlah pengguna aktif sebanyak 123 orang dengan jumlah pengunjung ± 4165 orang dalam 1 tahun yang terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat Umum, sedangkan jumlah pengunjung per hari rata-rata 15 orang dan 350 orang dalam satu bulan. Perpustakaan Kabupaten Langkat memiliki koleksi tercetak sebanyak 9047 judul dengan 22191 eksemplar dan memiliki sistem layanan terbuka dimana pemustaka secara langsung dapat memilih, mencari dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki.

Jenis layanan yang tersedia pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat meliputi: layanan membaca di tempat, layanan sirkulasi, layananreferensi, layanan anak, layanan perpustakaan keliling / mobil pintar.

Sementara jenis layanan lainnya, seperti layanan internet, dan layanan fotocopy (jasa reproduksi) belum tersedia.

Dari hasil observasi awal, diketahui bahwa kegiatan pelayanan sirkulasi yang diterapkan pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat hanya terdiri dari pendaftaran anggota, peminjaman, dan pengembalian saja. Sedangkan untuk sanksi, penagihan, dan bebas pinjaman tidak ada sehingga tingkat kehilangan koleksi sangat tinggi. Kemudian di setiap kegiatan pelayanan sirkulasi yang diterapkan di perpustakaan, dalam pelaksanaan prosedurnya masih secara manual dengan mencatat dalam sebuah buku .

(16)

Permasalahan lainnya yangada pada bagian pelayanan sirkulasi adalah layanan yang diberikan staff perpustakaan yang bertugas di layanan sirkulasi kepada pemustaka pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat masih kurang dalam prosedur kegiatan dan penyimpanan data sehingga fasilitas komputer hanya digunakan untuk pengadaan. Hal tersebut menyebabkan petugas pada bagian layanan sirkulasi harus mencatat data peminjaman danpengembalian secara manual di sebuah buku.

Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana “Persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Sirkulasi Di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat?.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap kualitas layanan sirkulasi yang ada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat,

diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumbangsih pemikiran, pertimbangan dan masukan yang berguna bagi peningkatan layananperpustakaan.

(17)

2. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan memperkaya ragam penelitian, serta dapat menjadi bahan referensi danbahan rujukan bagi terciptanya suatu karya ilmiah.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk referensi dan menambah ilmu pengetahuan dalam hal persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang mencakup tugas-tugas yang diterapkan seperti : Keanggotaan, Peminjaman, dan Pengembalian.

(18)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Perpustakaan umum juga mempunyai pengertian yang berbeda-beda berdasarkan beberapa pendapat berikut ini tentang pengertian Perpustakaan umum yang penulis kutip.

Menurut Sulistyo-Basuki (2008, 38), yang dikutip oleh sutarno bahwa Perpustakaan Umum adalah “Perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 6 dinyatakan bahwa:

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial- ekonomi.

Sedangkan dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 4) dinyatakan bahwa:

Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golonganmasyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannyaakan informasi dan bahan bacaan.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum merupakan suatu wadah atau organisasi yang diperuntukkan bagi masyarakat umum sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa

(19)

membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama dan status sosial - ekonomi.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan perpustakaan adalah membina, mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca masyarakat, serta mendayagunakan pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dalam segala sektor kehidupan , sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.

Menurut Hermawan dan Zen (2006, 31) tujuan perpustakaan umum antaralain untuk :

1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupanny sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi;

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Gill (2001) yang dikutip oleh Siregar (2011, 39) menyatakan bahwa

“tujuan utama perpustakaan umum adalah memberikan sumber daya dan pelayanan dalam berbagai bentuk media kepada penduduk yang membutuhkan, baik untuk kebutuhan pendidikan, informasi, pengembangan individu dan rekreasi”.

(20)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan umum sebagai sarana bagi masyarakat umum untuk mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi. Sehinngga masyarakat umum dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan Umum tempat dimana semua lapisan masyarakat dari segala umur, dari balita sampai usia lanjut bisa terus belajar tanpa dibatasi usia dan ruang - ruang kelas. Banyak program pemerintah, seperti pemberantasan buta huruf dan wajib belajar, akan jauh lebih berhasil seandainya terintegrasi dengan Perpustakaan Umum. Bila di sekolah orang diajar agar tidak buta huruf dan memahami apa yang dibaca. Maka di Perpustakaan Umum, orang diajak untuk terbuka wawasannya, mampu berpikir kritis, mampu mencermati berbagai masalah bersama dan kemudian bersama-sama dengan anggota komunitas yang lain mencarikan solusinya.

Siregar (2004, 76) mengungkapkan bahwa :

“Fungsi utama dari perpustakaan umum adalah untuk membantu orang menjadi melek informasi. Dalam hal ini termasuk memberitahu bagaimana menelusuri informasi yang dibutuhkan, mengembangkan kebiasaan membaca, membantu belajar seumur hidup dan perubahan karir”.

(21)

Sedangkan fungsi perpustakaan menurut Nurhayati (1987, 53) adalah sebagai berikut:

1. Pusat pengumpulan informasi.

2. Pusat pelestarian informasi.

3. Pusat pengelolaan informasi.

4. Pusat pemanfaatan informasi.

5. Pusat penyebarluasan informasi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan umum sebagai sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Melalui fungsi ini manfaat yang dapat diperoleh adalah agar pengguna perpustakaan mendapatkan kesempatan untuk mendidik diri sendiri secara berkesinambungan, untuk membangkitkan dan mengembangkan minat yang telah dimiliki pengguna.

2.1.3 Tugas Perpustakaan Umum

Tugas perpustakaan sebagai pusat informasi dan menyimpan segala ilmu pengetahuan dan memberikan layanan kepada masyarakat dari berbagai kalangan. pengguna yang harus memanfaatkan berbagai kekayaan ilmu pengetahuan dan informasi disetiap koleksi yang tersimpan di perpustakaan sehingga perpustakaan memiliki fungsi yang baik.

Menurut Sutarno (2006, 37), tugas perpustakaan umum adalah memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahanpustaka yang dimiliki.

(22)

Sedangkan Suwarno (2011: 21) menyebutkan bahwa terdapat 3 tugas perpustakaan yang secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Tugas menghimpun informasi meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, dan mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai dan lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir

2. Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, serta merawat bahan pustaka

3. Tugas memberdayakan dan memberikan layanan secara optimal

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas Perpustakaan Umum adalah mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan pendidikan, penerangan, penelitian, dan pelestarian serta memberikan layanan kepada lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka untuk pengembangan kebudayaan dan rekreasi seluruh golongan masyarakat.

2.2 Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah salah satu bagian layanan yang paling dikenal oleh pengguna jasa perustakaan, karena pada layanan sirkulasi pengguna perpustakaan berhubungan langsung dengan hal peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian sanksi dan lain – lain.

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Darmono (2007, 174), bahwa bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas melayani pengunjung perpustakaankhususnya dalam hal berikut:

(23)

1. Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan.

2. Pendaftaran anggota perpustakaan.

3. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka

4. Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan pinjaman.

5. Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman.

6. Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota.

7. Membuat statistic sirkulasi.

8. Penataan koleksi di jajaran/rak.

Sedangkan menurut Lasa, (2008 : 213) pengertian sirkulasi adalah .

“Semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan penggunaan koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan”

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelayanan sirkulasi merupakan kegiatan layanan perpustakaan yang berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Layanan sirkulasi juga berkaitan dengan masalah peredaran bahan pustaka dan koleksi yang dimiliki perpustakaan.

2.2.1 Sistem Layanan sirkulasi

Perpustakaan memberikan berbagai layanan yang sesuai kemampuan perpustakaan dengan cara menentukan sistem layanan secara jelas. Dengan adanya penentuan sistem ini maka pengguna semakin mudah mengetahui bagaimana memanfaatkan fasilitas yang dimiliki perpustakaan.

Pada umumnya di perpustakaan dikenal dengan dua sistem layanan yang digunakan, yaitu sistem layanan terbuka (open access) dan sistem layanan tertutup(closed access).

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 101), “Sistem pelayanan pemakai pada perpustakaan umumnya dapat dilaksanakan melalui dua cara diantaranya, pelayanan dengan sistem terbuka (opened cccess) dan

(24)

pelayanan dengan sistem tertutup (closed acces). Untuk perpustakaan yang koleksinya masih sederhana atau sedikit, maka sistem yang baik digunakan adalah sistem pelayanan tertutup. Sebaiknya untuk koleksi yang banyak maka digunakan sistem layanan terbuka. Sedangkan tujuan sistem pelayanan tertutup dan sistem pelayanan terbuka adalah : 1. Mengamankan koleksi perpustakan serta menghindari dan menekan

terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan.

2. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjam.

3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam.

Dalam pelaksanaanya pelayanan sirkulasi terdiri dari dua sistem yang biasaditerapkan diperpustakaan mulai dari sistem tertutup untuk perpustakaan yangkecil sampai pada sistem terbuka untuk mengatasi layanan sirkulasi pada perpustakaan yang besar. Pada perpustakaan tertentu ada menggunakan kedua sistem layanan ini, yaitu sistem layanan terbuka (open access) untuk koleksi standar dan sistem layanan tertutup (close access) untuk koleksi pinjam singkat.

2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka (open access)

Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruangan koleksi dan memilih sendiri koleksi, mencari sendiri koleksi yang dibutuhkannya.

Menurut Darmono (2007, 170), ”Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih, menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.”

Menurut Syaifullah (2008, 58), Sistem layanan terbuka adalah :

Suatu sistem layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca di ruang baca yang disediakan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah

(25)

perpustakaan masuk ke ruang koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dibacanya melalui katalog perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada petugas untuk mengambilkannya.

Menurut pendapat Adiyati (2014, 12) tentang kelebihan dan kekurangan sistem layanan terbuka yaitu :

Kelebihan :

1. Pemustaka bebas memilih koleksi ke rak.

2. Pemustaka dapat mengganti koleksi bersubyek sama, jika pustaka yangdicari tidak ditemukan.

3. Pemustaka dapat membandingkan isi dikoleksi dengan judul yang akandicarinya.

4. Pemustaka tidak harus menggunakan katalog.

5. Koleksi lebih didayagunakan.

6. Menghemat tenaga pustakawan.

7. Memotivasi bagi pemustaka untuk membaca karena pemustaka dapat menemukan bahan pustaka yang menarik yang sebelumnya tidak dicari.

Kekurangan :

1. Pemustaka cenderung akan mengembalikan koleksi seenaknya saja sehinggasusunan buku di rak tidak teratur.

2. Kemunginan kehilangan koleksi sangat besar.

3. Tidak semua pemustaka paham dalam mencari koleksi di rak.

4. Koleksi cenderung lebih cepat rusak.

5. Perlu pembenahan koleksi secara intensif dan terus menerus.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa sistem layanan terbuka dapat membantu pengguna perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan secara langsung ke rak dan memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan memilih dan mengambil sendiri pustaka yang dikehendakinya dariruang koleksi.

2.2.1.2 Layanan Tertutup (close access)

Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka yang ingin di pinjam melalui katalog

(26)

perpustakaan dan setelah ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk mengambilnya.

Menurut Darmono (2007, 168), " Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan untuk pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan.

Pengambilan bahan pustaka harus melalui petugas perpustakaan, demikian juga dengan pengembalian bahan pustaka yang dipinjamnya.”

Menurut pendapat Adiyati (2014, 13) tentang kelebihan dan kekurangan sistem layanan tertutup yaitu :

Kelebihan :

1. Susunan koleksi di rak lebih terjaga kerapiannya.

2. Meminimalisir kemungkinan koleksi yang hilang.

3. Koleksi tidak cepat rusak.

4. Proses temu kembali informasi lebih efektif.

5. Menghemat ruangan.

6. Lebih aman dalam menyimpan bahan pustaka yang langka dan penting bersifat dokumentasi seperti disertasi, naskah kuno, tesis, dansebagainya.

Kelemahan :

1. Pemustaka kurang puas dalam mencari koleksi yang diinginkan.

2. Koleksi yang didapat kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka.

3. Tidak semua pemustaka paham dalam menggunakan katalog.

4. Tidak semua koleksi dapat didayagunakan.

5. Pustakawan, terutama di bagian layanan lebih sibuk.

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sistem layanan tertutup tidak memperkenankan pengguna memasuki ruang koleksi dan harus mengetahui lebihdahulu dengan jelas pengarang judul buku atau subjek yang diinginkan pada katalog yang disediakan kemudian meminta petugas perpustakaan mencarikannya keruang koleksi.

2.2.2 Tujuan Layanan Sirkulasi

Tujuan layanan sirkulasi adalah mengatur arus kegiatan transaksi perninjaman dan pengembalian dengan memperlancar dan mempermudah

(27)

sejenak seperti fotokopi melalui proses penyelesaian administrasi dengan pencatatan data buku terlebih dahulu. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 99), tujuan pelayanan sirkulasi adalah untuk :

Supaya mereka mampu memanfaatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin, mudah untuk mengetahui identitas peminjam koleksi tersebut, terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas, diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi dan apabila terjadi pelanggaran dapat segera diketahui.

Sedangkan tujuan pelayanan sirkulasi menurut Lasa (2008 : 213), adalah :

1. Agar para pengguna mampu memanfaatkan koleksi perpustakaan secara optimal.

2. Agar mudah diketahui identitas dari peminjaman buku, buku yang dipinjam dan waktu pengembalian.

3. Untuk menjamin pengembalian pinjaman buku dalam waktu yang ditentukan.

4. Untuk memperoleh sebuah data kegiatan pemanfaatan koleksi suatu perpustakaan.

5. Untuk mengontrol jika terdapat pelanggaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan pelayanan sirkulasi antara lain agar koleksi yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna, identitas peminjam dapat diketahui secara pasti agar pengembalian pinjaman lebih terjamin, dan untuk mengontrol jika terjadi pelanggaran oleh pengguna pelayanan sirkulasi.

2.2.3 Fungsi Layanan Sirkulasi

Untuk dapat melaksanakan kegiatan perpustakaan maka harus disesuaikan fungsi dan masing-masing petugas pelayanan sirkulasi. Fungsi dan tugas pelayanan sirkulasi sangat penting karena dapat membantu pengguna perpustakaan memperoleh bahan pustaka dan dapat melindungi bahan pustaka.

(28)

Menurut Qalyubi (2007: 221) bagian layanan sirkulasi mempunyai fungsi melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal berikut ini:

1. Pengawasan pintu masuk dan keluar perpustakaan

2. Pendaftaran anggota perpustakaan, perpanjangan keanggotaan, dan pengunduran diri anggota perpustakaan

3. Peminjaman, pengembalian, dan perpanjangan waktu bahan pustaka peminjaman

4. Pengurusan keterlambatan pengembalian koleksi yang dipinjam, seperti denda

5. Pengeluaran surat peringatan bagi buku yang belum dikembalikan pada waktunya dan surat bebas pustaka

6. Penugasan yang berkaitan dengan peminjaman buku, khususnya buku hilang atau rusak

7. Pertanggungjawaban atas segala berkas peminjaman

8. Pembuatan statistik peminjaman yang berupa statistik anggota yang memperbarui keanggotaanya, anggota baru, anggota yang mengundurkan diri, pengunjung perpustakaan, statistik peminjam, statistik jumlah buku yang dipinjam, statistik peminjaman buku berdasarkan subjek, dan jumlah buku yang masuk daftar tandon 9. Penugasan lainnya, terutama yang berkaitan dengan peminjaman.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa fungsi pelayanan sirkulasi, dimana fungsi-fungsi tersebut berperan penting untuk menciptakan layanan yang berkualitas sesuai dengan aturan dan tugas yang ada sehingga dapat berjalan dengan tertib dan aman dalam melayani kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.2.4 Tugas Layanan Sirkulasi

Sebagai unit penting dalam kegiatan layanan perpustakaan, kegiatan pada layanan ini bersifat rutin. Martoatmojo (2003: 42) menyatakan bahwa ada beberapa tugas yang dapat medukung berjalannya pelaksanaan fungsi layanan sirkulasi, sebagaiberikut:

1. Pendaftaran peminjaman 2. Prosedur peminjaman 3. Pemungutan denda

4. Pengawasan buku-buku tandon (reserve book)

(29)

6. Statistik peminjaman

7. Pinjaman antar perpustakaan

Sama halnya dengan Martoatmojo, Lasa (2004 : 18) menyatakan bahwa kegiatan layanan sirkulasi meliputi:keanggotaan, pinjaman koleksi, pengembalian koleksi, penagihan, sanksi, suratketerangan bebas pinjam, dan statistik”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui semua kegiatan yang dilakukan di layanan sirkulasi saling berkaitan, oleh sebab itu layanan sirkulasi disusun dan terkoordinasi sesuai dengan jenis tugas pada setiap bagian pada layanan sirkulasi di Perpustakaan.

2.2.4.1 Keanggotaan

Keanggotaan merupakan tanda bukti bahwa pemustaka sudah mendaftarkan dirinya sebagai anggota perpustakaan dan memudahkan pengguna dalam meminjam koleksi perputsakaan. Untuk pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Pada perpustakaan tertentu ada punggutan uang pendaftaran dan ada pula yang tidak, menyerahkan foto diri serta fotokopi tanda pengenal, semua ini diperlukan untuk mengenal jati diri anggota.

Menurut Sutarno (2006 : 98) kegunaan dari pada pendaftaran anggota adalah:

1) Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggung jawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain, yang memungkinkan ingin mempergunakan dengan baik.

2) Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya 3) Mengukur kedudukan sosialnya dengan jalan mengetahui jumlah

buku yangdipinjam oleh para pembaca

4) Mengetahui golongan peminjaman dan juga untuk mengetahui pula kebutuhan mereka selera yang sesuai dapat dipergunakan sebagai

(30)

data perbandingan dengan perpustakaan lain, kemudian meningkatkan.

Tujuan kegiatan keanggotaan ini menurut Mudhoffir (1992 : 69).

adalah “untuk mengetahui identitas anggota, alamat, dan golongan, sedangkan secara psikologis bertujuan agar anggota merasa memiliki perpustakaan dan tidak menyalah gunakan perpustakan tersebut”.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa kegiatan keanggotaan adalah untuk mengetahui identitas anggota, alamat, dan golongan, sedangkan secara psikologis bertujuan agar anggota merasa memiliki perpustakaan dan melakukan kegiatan peminjaman koleksi di perpustakantersebut.

2.2.4.2 Peminjaman

Peminjaman bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada bagian layanan sirkulasi. Layanan ini hanya terbuka bagi pengguna perpustakan yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan. “Dalam proses peminjaman perlu dilakukan pencatatan agar koleksi yang dipinjam mudah diidentifikasi, tempat koleksi mudah dikontrol, pengguna koleksi mudah diketahui dan batas waktu pengembalian mudah diprediksi (Syihabuddin- Qalyubi, 2007 : 224)”.

Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 74), menyatakan bahwa prosedur peminjaman bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pengguna harus menunjukan tanda pengenal sebagai anggota perpustakaan.

2. Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna.

3. a) Pada perpustakaan yang menganut sistem tetutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi,

petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam

(31)

b) Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut:

pengguna menyerahkan bahan pustaka perpustakaan yang telah dipilihnya,

petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu buku yang tersimpan pada katalog buku,

petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali,

petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggalkembali.

4. Pengguna membubuhkan tanda tangan mereka pada kartu bahan perpustakaan.

5. Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut pada pengguna.

6. Petugas menyusun kartu pada kotak sebagai berikut:

menurut tanggal kembali bahan perpustakaan, kemudian

setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusunmenurut urutan kode bahan perpustakaan.

7. Petugas menyusun kartu peminjaman dalam kotak kartu pinjaman menurut nama pengguna, kemudian menurut urutan nomor tanda pengenal.

Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 260), sistem peminjaman dapat dibedakan antara lain:

1. Sistem buku besar, artinya setiap peminjaman mendapat jatah satu halaman atau lebih dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam.

2. Sistem sulih (Dummy), Sistem ini terbuat dari karton sebagai substitusi buku tatkala buku dipinjam,ditulis pada selembar kertas yang ditempelkan pada halaman sulih. Lembar tersebut berisi nama peminjam, nomor panggil, dan tanggal peminjaman.

3. Sistem NCR (No carbon required), Pada sistem ini peminjam perlu mengisi formulir peminjaman, lengkap dengan nama, alamat, nama pengarang, judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir peminjaman.

4. Sistem BIC (Book Issue Card), Sistem BIC Banyak digunakan di perpustakaan sekolah.

5. Sistem Islington (Variasi Brown), Setiap anggota memperoleh satu kartu plastik, dibagian atas tertulis nama dan alamatnya dalam huruf timbul.

6. Sistem Newark, Sistem ini menggunakan kartu buku, termasuk didalamnya nomor panggil, pengarang, judul, nomor induk serta kolom untuk tanggal harus kembali, dan nama peminjam.

7. Sistem Token Charging, Token artinya semacam kartu berisi tanda pengenal perpustakaan terbuat dari karton berukuran 4 x 6 cm.

(32)

8. Sistem Kartu Tebuk, bila anggota ingin meminjam buku maka petugas bagian sirkulasi mengambil kartu tebuk yang telah diberi tanggal dilakukan dengan stempel serta dengan alat tebuk.

9. Photocharging atau meminjam berbasis sistem photo, pada saat meminjam buku anggota harus menunjukkan kartu anggota. Petugas membuka label buku kemudian menempatkannya diatas plat mesin photocharging’’

Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa semua proses kegiatan peminjaman tersebut bertujuan untuk menghindari hilangnya koleksi pustaka, mengetahui siapa peminjam serta berapa jumlah buku yang dipinjamnya dan untuk mengetahui batas waktu pengembalian buku-buku yang sedang beredar.

2.2.4.3 Pengembalian

Anggota yang meminjam koleksi perpustakaan harus mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya. Suatu perpustakaan yang memiliki koleksi yang terbatas, pada umumnya pengembalian bahan pustaka yang tepat waktu merupakan hal yang sangat penting, termaksuk penentuan waktu peminjaman bahan pustaka yang sangat singkat. Dengan demikian perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna, karena memiliki koleksi yang sangat terbatas. Adapun langkah-langkah untuk mengembalikan bahan pustaka pada perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Buku yang akan dikembalikan diserahkan kepada Petugas.

2. Mencocokkan tanggal pengembalian buku pada transaksi peminjaman, apabila masa peminjaman telah melewati batas lama peminjaman, maka akan dikenakan denda peminjaman.

3. Bila buku akan diperpanjang maka kembali ke prosedur peminjaman buku.

(33)

4. Buku yang telah melalui proses pengembalian buku di simpan kembali ke dalam rak buku.

Dalam buku Pengelolaan Perpustakaan (2007, 96) yang dimaksud dengan pengembalian adalah, “Pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pemakai mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya”

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa pengembalian bahan pustakatersebut memiliki langkah kerja pengembalian dan harus tepat pada waktunya, agar pengguna yang lain dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut. Apabila sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi terbatas, pada umumnya pengembalian bahan pustaka yang tepat waktu merupakan hal yang sangat penting, termasuk penentuan waktu peminjaman bahan pustaka yang sangatsingkat.

2.2.4.4 Perpanjangan Waktu Peminjaman

Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak duakali dan ada juga hanya memberikan satu kali saja.

Menurut Sjahrial Pamuntjak (2000 : 24), prosedur perpanjangan masa pinjam adalah sebagai berikut:

1. Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan.

2. Petugas memeriksa formulir penempahan.

3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku.

4. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan.

Dari prosedur perpanjangan masa pinjam di atas dapat diketahui bahwa koleksi yang akan di perpanjang oleh pengguna harus melalui tahap

(34)

pengecekan daftar pesan pinjam koleksi. Apabila koleksi yang akan diperpanjang telah dipesan oleh pengguna lain maka tidak izinkan untuk melakukan perpanjangan peminjamankoleksi.

2.2.4.5 Penagihan

Apabila bahan pustaka yang dipinjam tidak dikembalikan tepat pada waktunya, maka perpustakaan harus melakukan penagihan pinjaman bahan pustaka tersebut kepada pengguna yang meminjam.

Menurut Sutarno, N.S (2003 : 104), meyatakan bahwa:

Apabila sudah beberapa kali dikirim surat teguran tidak juga berhasil buku diperoleh kembali, perpustakaan masih dapat menjalankan tindakansebagai berikut:

1. Buku diambil dari rumah peminjam dengan biaya pengembalian dibebankan kepada peminjam. Cara ini kebanyakan dikerjakan oleh perpustakaan umum.

2. Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu.

3. Khusus diperpustakaan perguruan tinggi sanksi dapat berupa tindakan akademis, misalnya: tidak diberitahu nilai kuliah, tidak diserahkan ijazah si mahasiswa yang belum dikembalikan semua buku (bebas dari peminjaman). Cara terakhir ini hanya dapat dijalankan dengan seizin Dekan atau Rektor dan dalam kerjasama AdministrasiPendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa penagihan terhadap bahan pustaka yang telah dipinjam dilaksanakan sesuai prosedur yang ada apabila bahan pustaka terlambat dikembalikan ke perpustakaan.

2.2.4.6 Pemberian Sanksi

Sanksi diberikan kepada pengguna yang melakukan pelanggaran peraturan perpustakaan. Biasanya pelanggaran yang sering terjadi berupa keterlambatan pengembalian buku atau menghilangkan buku.

(35)

Menurut Saleh (2001, 08) menyatakan beberapa macam pelanggaran yang biasa dilakukan oleh pengguna perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka.

2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak.

3. Membawa bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang benar.

4. Menghilangkan bahan pustaka.

5. Melanggar tata tertib perpustakaan.

Apabila pengguna perpustakaan melakukan pelanggaran seperti tersebut, maka kepada pengguna tersebut dapat dikenakan sanksi seperti:

1. Sanksi denda.

2. Sanksi administratif seperti tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam jangka waktu tertentu.

3. Sanksi akademis seperti pembatalan hak dalam kegiatan belajar mengajar.

Pembatalan hak ini biasanya dilakukan pada tingkat sekolah.

Dengan adanya sanksi dimaksudkan untuk menanamkan disiplin bagi para pembaca danpetugas perpustakaan agar peredaran buku dapat dilakukan seadil-adilnya diantara para pembaca, terutama kalau koleksi perpustakaan terbatas. Namun dalam penerapannya di Perpustakaan Kabupaten Langkat belum ada, karena di khawatirkan dapat mempengaruhi menurunnya tingkat kunjungan ke perpustakaan.

2.3 Pemustaka

Pemustaka sangat menentukan maju dan berkembangnya sebuah perpustakaan. Perpustakaan yang megah, peralatan yang canggih, koleksi yang lengkap, fasilitas yang modern, belum mempunyai arti apa-apa jika belum dimanfaatkan oleh pemustaka. Investasi yang tertanam akan menjadi sia-sia belaka. Untuk itulah perlu diusahakan agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Usaha yang sangat penting adalah memberikan layanan yang terbaik kepada pemustaka.

(36)

Pemustaka menurut Suwarno (2009, 80) adalah “pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupunfasilitas lainnya).

Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 tentang Perpustakaan yang telah disahkan, “istilah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaandiubah menjadi pemustaka” .

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa pengertian dari pemustaka adalah orang yang berkunjung dan memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan di perpustakaan.

2.4 Persepsi

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusiadalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya..

Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Seperti pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Walgito (2004, 70) mengungkapkan bahwa:

“Persepsi merupakan suatuproses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima olehorganisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu”. Respon sebagai akibat dari persepsidapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin

lain”.

(37)

Sedangkan menurut Suwarno (2009, 52), menyatakan bahwa persepsi adalah:

Proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas antar gejala, maupun peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan pengindraanseseorang”.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari pandangan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera - indera yang dimilikinya.

2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal yang tertulis di artikel Kompasiana, (2013).

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

a. Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.

Energi tiap orang berbeda beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

c. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi yang digerakkan untuk mempersepsi.

d. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya.

e. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauhmana seseorang dapat mengingat

(38)

kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

f. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang yang menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari lingkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya, meliputi :

a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus.

b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami dibandingkan dengan yang sedikit

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat.

e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nasir (2003, 54), “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek tertentu dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Hal yang sama dikemukakan juga oleh Azwar (2004, 7) bahwa:

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian.

Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat deskripsi, maupun mempelajari implikasi.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menggunakan metode deskriptif untuk menyajikan data yang akurat mengenai persepsi pengguna terhadap layanan diperpustakaan, dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pengunjung pada saat penelitian ini dilakukan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanankan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, yang berlokasi di Jalan T. Putra Aziz No. 3 Stabat, 20814.

(40)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2009, 80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat yang aktif pada tahun 2018 berdasarkan tingkat pendidikan pengguna seperti pada Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1: Jumlah Anggota Aktif Di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat 2018.

No Pekerjaan Jumlah Anggota

1 Pelajar SMA/Sederajat 90

2 Mahasiswa 20

3 Umum/Lulusan Perguruan Tinggi 13

Jumlah 123

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Arikunto (2013: 174) berpendapat bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sukadji

(41)

(2000, 24) “Sampel adalah proses memilih sejumlah individu untuk riset sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut mewakili kelompok darimana mereka dipilih.” Dengan kata lain, sampelmerupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi.

Untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diteliti, maka penulis menentukan ukuran sampel dari populasi dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 10%.

(42)

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Propotionate stratified random sampling. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan populasi berstrata berdasarkan pekerjaan responden (sampel). Seperti yang dikemukakan oleh Suliyanto (2009, 117), bahwa

“Propotionate stratified random sampling digunakan jika populasi memiliki strata dan anggota setiap strata memiliki jumlah yang relatif proposional.”

Oleh karena anggota memiliki jumlah yang proposional maka setiap strata akan terwakili dalam sampel secara proposional juga. Perincian jumlah sampel yang diambil adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2: Jumlah sampel berdasarkan strata

Pekerjaan Populasi Perhitungan Sampel Jumlah Pelajar

SMA/Sederajat 90

×55 = 40.24 40

Mahasiswa 20

×55 = 8,9 9

Umum/Lulusan

Perguruan Tinggi 13

×55 = 5,81 16

Total Populasi 123 Total Sampel 55

(43)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data dilapangan.

“Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan“ (Nazir 2005: 174). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian kepada responden.

2. Observasi atau pengamatan awal secara langsung di Perpustakaan Kabupaten Langkat.

3. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan buku, jurnal, atau artikel dan kepustakaan lain yang berhubungan dengan bahan referensi peneliti atau berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan yang digunakan untuk melengkapi data primer yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan dokumen – dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

(44)

3.6 Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner berisi pertanyaan - pertanyaan yang mewakili aspek - aspek yang akan diteliti.

Menurut Arikunto (2005, 101), “Instrumen penelitian adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 199) Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.6.1 Kisi-Kisi Kuesioner

Menurut Arikunto (2006 : 178), “mengadakan identifikasi terhadap variable yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian menjabarkan variable menjadi sub variable”. Sebelum peneliti membuat kuesioner yang akan disebar kepada responden, terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi kuesioner. Kisi-kisi kuesioner ini akan menggambarkan indikator dari persepsi terhadap layanan referensi.

(45)

Tabel 3.2 : Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator Jumlah Item Jumlah

Layanan sirkulasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat

Keanggotaan 1,2,3,4 4

Peminjaman 5,6,7,8,9 5

Pengembalian 10,11,12,13,14 5

Total 14

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Teknik analisa deskriptif adalah menggambarkan suatu obyek secara jelas baik kualitatif maupun secara kuantitatif. Data yang diperoleh ditabulasi, kemudian dihitung melalui frekuensi persentase berdasarkan rumus distribusi frekuensi.

Rumus perhitungan persentase jawaban responden berdasarkan pendapat (Hartono 2000, 17) sebagai berikut:

P = Fn x 100%

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi

n = Jumlah Responden

Berdasarkan rumusan tersebut akan diperoleh persentase dan distandarkan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Adapun tolok ukur

(46)

yang digunakan untuk menginterpretasikan besarnya persentase yang didapat menurut Supardi (1979, 20) yaitu :

1 - 25 % : Sebagian kecil 26-49 % : Hampir setengah

50 % : Setengah 51-75 % : Sebagian besar 76-99 % : Pada umumnya 100 % : Seluruhnya

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perpustakaan

Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat didirikan pada tahun 2000 yang dahulu terbentuk di salah satu Sub bagian bidang Organisasi Tata Laksana Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat (ORTA). Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 22 Tahun 2000 tanggal 22 Desember 2000 secara resmi maka terbentuklah Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat yang kala itu dipimpin oleh Bpk. Ruswin, SH hingga tahun 2001. Sesuai dengan visi dan misi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat dan tujuan dari perpustakaan yang ingin memajukan masyarakat Kabupaten Langkat gemar membaca buku, maka didirikanlah tiga (3) perpustakaan di setiap wilayah, yaitu wilayah I yang terletak di Langkat Hulu, wilayah II terletak di Langkat Hilir, dan wilayah III terletak di Teluk Haru dan 38 perpustakaan desa/kelurahan di Kabupaten Langkat serta binaan di sekolah-sekolah, mesjid dan TBM.

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian dan pengelolaan data tentang persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat diperoleh dari penyebaran kuesioner dengan jumlah pertanyaan pada penelitian ini ada 14 pertanyaan.

Kemudian disebarkan kepada 55 responden yang terdiri dari pemustaka

(48)

dengan status anggota sebagai pelajar, mahasiswa dan umum, dimana mayoritas responden terdiri dari pelajar.

4.3 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan sirkulasi pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan sirkulasi pada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat berdasarkan beberapa kategori layanan sirkulasi yaitu: layanan keanggotaan, layanan peminjaman, dan layanan pengembalian.

4.3.1 Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Keanggotaan

Persepsi pemustaka terhadap layanan keanggotaan yang diterapkan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, dapat dilihat pada tabel – tabel berikut:

Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap prosedur keanggotaan

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi Persentase

1.

Apakah prosedur keanggotaan yang dibuat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Langkat sudah memudahkan anda membuat kartu anggota?

Sangat setuju 5 9.1 %

Setuju 44 80 %

Kurang

setuju 6 10.9 %

Tidak setuju 0 0 %

Sangat tidak

setuju 0 0 %

Jumlah 55 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 (9.1%) responden, jumlah yang menyatakan setuju sebanyak 44 (80%) responden, jumlah yang menyatakan kurang setuju 6 (10.9%) responden, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

(49)

Dari persentase jawaban di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (89%) responden menyatakan setuju dengan prosedur keanggotaan yang diterapkan di perpustakaan, namun sebagian kecil (11%) responden kurang setuju dengan prosedur keanggotaan yang diterapkan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat. Hal ini dapat diartikan dari mayoritas pengguna setuju bahwa prosedur keanggotaan yang diterapkan telah memudahkan pembuatan kartu anggota perpustakaan.

Tabel 4.2 Persepsi pemustaka terhadap ketentuan pendaftaran anggota

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi Persentase

2.

Untuk mengetahui jati diri peminjam, maka perpustakaan wajib mekakukan pendaftaran anggota sebelum meminjam koleksi di perpustakaan.

Bagaimana pendapat Saudara mengenai hal tersebut?

Sangat setuju 12 21.9 %

Setuju 41 74.5 %

Kurang

setuju 2 3.6 %

Tidak setuju 0 0 %

Sangat tidak

setuju 0 0 %

Jumlah 55 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah yang menyatakan sangat setuju sebanyak 12 (21.9%) responden, jumlah yang menyatakan setuju sebanyak 41 (74.5%) responden, jumlah yang menyatakan kurang setuju 2 (3.6%) responden, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju .

Dari persentase jawaban di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada umumnya (96%) responden menyatakan setuju dengan ketentuan pendaftaran anggota sebelum meminjam koleksi di perpustakaan, namun sebagian kecil (4%) responden kurang setuju pada pendaftaran anggota sebelum meminjam koleksi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat. Hal ini

(50)

dapat diartikan bahwa mayoritas pengguna setuju untuk melakukan pendaftaran anggota terlebih dahulu sebelum meminjam koleksi di perpustakaan.

Tabel 4.3 Persepsi pemustaka terhadap pembuatan kartu anggota harus melampirkan nomor telepon, fotocopy KTP atau kartu pelajar

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi Persentase

3.

Bagaimana pendapat pembuatan kartu anggota harus melampirkan nomor telepon, fotocopy KTP atau kartu pelajar ?

Sangat setuju 0 0 %

Setuju 40 72.7 %

Kurang

setuju 12 21.8 %

Tidak setuju 3 5.5 %

Sangat tidak

setuju 0 0 %

Jumlah 55 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa tidak ada responden yang menyatakan sangat setuju, jumlah yang menyatakan setuju sebanyak 40 (72.7%) responden, jumlah yang menyatakan kurang setuju 12 (21.8%) responden, jumlah yang menyatakan tidak setuju 3 (5.5%) responden dan tidak ada yang responden menyatakan sangat tidak setuju.

Dari persentase jawaban di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar (73%) responden menyatakan setuju harus melampirkan nomor telepon, fotocopy KTP atau kartu pelajar untuk pembuatan kartu anggota perpustakaan, namun sebagian kecil (22%) responden kurang setuju dan (5%) responden tidak setuju bila harus melampirkan nomor telepon, fotocopy KTP atau kartu pelajar untuk pembuatan kartu anggota yang diterapkan di Perpustakaan Kabupaten Langkat. Hal ini dapat diartikan bahwa mayoritas

Gambar

Tabel 3.1: Jumlah Anggota Aktif Di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan  Kabupaten Langkat 2018
Tabel 3.2: Jumlah sampel berdasarkan strata
Tabel 3.2 : Kisi-kisi kuesioner
Tabel 4.1 Persepsi pemustaka terhadap prosedur keanggotaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa terdakwa BAGAS DWITYA PRADIPTA Bin YITNO ATMAJIE pada hari Rabu tanggal 01 Februari 2017 sekitar pukul 05.30 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan intensitas pemanfaatan sumber

xx صخلم ةقيرط يرثتأ" عوضولمبا يملعلا ثحبلا بعل راودلأا (role playing ) ىلع ءاكذلا يفطاعلا و لصح ملعتلا ذيملاتلل ةيموكلحا ةيئادتبلاا ةسردلما في 3

Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak menetap pada pasien

khusus yang mana sangat rentan dengan berbagai kemungkinan yang akan merugikan pihak konsumen itu sendiri dari para pelaku usaha yang tidak beritikad baik

Hasil dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko dengan metode HIRARC ( Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control ) yang telah dilakukan terdapat 10 aktivitas dari

Implementasi sistem manajemen ISO 9001:2008 ini bertujuan (1) menciptakan ketahanan organisasi (organization resilience) yang memampukan organisasi dalam menghadapi

Berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai Deputi Meteorologi BMKG Pusat Jakarta, maka metode