• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum BASRIEF ARYANDA NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum BASRIEF ARYANDA NIM :"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (STUDI PUTUSAN NOMOR 232/PID.B/2010/PN.KDL)

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

BASRIEF ARYANDA NIM : 130200289

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (STUDI PUTUSAN NOMOR 232/PID.B/2010/PN.KDL)

JURNAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh

BASRIEF ARYANDA 130200289

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA Disetujui oleh

Penanggung Jawab

Dr. M. Hamdan, SH. MH. NIP. 195703261986011001

Pembimbing

Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H.,MS NIP. 196303311987031001

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAKSI

Prof. Dr. Alvi Syahrin. SH., M.S* Syafruddin, S.H., M.H., D.F.M*

Basrief Aryanda*

Pada dasarnya, setiap teknologi diciptakan untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu manusia. Setelah diciptakan, teknologi dikembangkan agar dapat semakin efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan menimbulkan keinginan akan informasi tersebut ditambah dengan kebebasan berekspresi. Namun karena kebebasan akan berekspresi menyebabkan timbulnya berbagai akibat baik positif maupun negatif dengan menggunakan teknologi yang berbasis internet.

Skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan mengkaji pengaturan hukum mengenai tindak pidana pencemaran nama baik. Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah data sekunder dan digolongkan atas bahan hukum primer yang terdiri dari KUHP dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, bahan hukum sekunder yang terdiri dari buku – buku dan dokumen yang berkaitan dengan tindak pidana pencemaran nama baik dengan menggunakan teknologi dan bahan hukum tersier yang terdiri dari kamus hukum, kamus bahasa indonesia, jurnal – jurnal yang berkaitan dengan tindak pidana pencemaran nama baik dengan menggunakan teknologi. Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian normatif maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi kepustakaan (Library Reseach) dan studi dokumen. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.

Pengaturan Hukum tentang Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik di Indonesia di atur didalam Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) pada Pasal 310 ayat (1), Pasal 311 ayat (1), Pasal 315, Pasal 317 ayat (1), Pasal 318 ayat (1), Pasal 320 ayat (1), Pasal 321 ayat (1). Analisa Hukum Pidana Terhadap Kasus Pencemaran Nama Baik dengan menggunakan alat Informasi dan Transaksi Elektronik ( Studi Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN. Kdl ) adalah penerapan Hukum Pidana Materiil terhadap pelaku tindak pidana pencemaran nama baik dalam putusan tersebut telah sesuai karena telah memenuhi unsur – unsur sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Kata Kunci: Pertanggungjawaban Pidana, Pencemaran Nama Baik

*

Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

*

Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRACTION Prof. Dr. Alvi Syahrin. SH., M.S*

Syafruddin, S.H., M.H., D.F.M* Basrief Aryanda*

Basically every technology is created to fill a certain human need. Once it's created, the technology is expanded in order to be more effective and efficient to fill the needs and create the urge for such information, added with the freedom of expression. But, because of the freedom of expression, it caused both positive and negative consequences by using Internet-based technlogy.

This thesis used the normative juridicial research method by reviewing the legal regulation on the criminal defamation act. The data sources which used in this thesis is secondary data and is classified as primary legal materials which consist of The Criminal Code and Act No. 11 of 2008 about Electronic Information and Transaction, the secondary legal materials which consists of books and documents related to the criminal defamation act by using technolgy, and the tertiary legal materials which consist of Law Dictionary, Indonesian Dictionary, Journals, which related to the criminal defamation act by using technology. Because this thesis is the normative research, then the method of data collecting which was used is by library research and documents study. This research is using qualitative data analysis as its data analysis.

The legal regulation of The Criminal Defamation Act in Indonesia is regulated in The Criminal Code in Article 310 verse (1), Article 311 verse (1), Article 315, Article 317 verse (1), Article 318 verse (1), Article 320 verse (1), Article 321 verse (1). The Analysis of Criminal Law on Defamation Case by using electronic information and transaction tools ( Study Verdict Number 232/Pid.B/2010/PN. Kdl ) is that, the application of Material Criminal Law against the perpetrator of criminal defamation act in that verdict has been compatible, because it has fulfilled the elements as set forth in Article 27 verse (3) Jo. Article 45 verse (1) Act No. 11 of 2008 about Electronic Information and Transaction.

Keywords : Criminal Liability, Defamation

*

Supervisor I and Lecturer of The Faculty of Law University of North Sumatera

*

Supervisor II and Lecturer of The Faculty of Law University of North Sumatera

(5)

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Basrief Aryanda

NIM : 130200289

Judul Skripsi :PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP

PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUH 2008 TENTANG INFORMASI DAN

TRANSAKSI ELEKTRONIK (STUDI PUTUSAN NOMOR 232/PID.B/2010/PN.KDL)

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi yang saya tulis ini adalah benar tidak merupakan jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain.

2. Apabila terbukti dikemudian hari skripsi tersebut adalah jiplakan, maka segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab saya.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa paksaan atau tekanan dari pihak manapun.

Medan, Juli 2017

Basrief Aryanda 130200289

(6)

A. PENDAHULUAN

Pada dasarnya, setiap teknologi diciptakan untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu manusia. Setelah diciptakan, teknologi dikembangkan agar dapat semakin efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan yang dimaksud teknologi yang lamapun akan ditinggalkan. Menurut Didik J. Rachbini, teknologi informasi dan media elektronika dinilai sebagai simbol pelopor, yang akan mengintegrasikan seluruh sistem dunia, baik dalam aspek sosial, budaya, ekonomi dan keuangan.1 Akan tetapi setelah teknologi itu diciptakan dan dikembangkan, penggunaan teknologi tersebut dapat sesuai dengan tujuan penciptaan dan pengembangannya maupun diluar tujuan awalnya, sebagaimana dikenal dengan pedang bermata dua. Demikian pula dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Era globalisasi yang kita lalui menjadi tanda perkembangan teknologi itu sendiri. Globalisasi telah menjadi pendorong lahirnya era perkembangan teknologi informasi.2 Apa yang disebut sebagai “globalisasi” pada dasarnya bermula dari awal abad ke-20, yakni pada saat revolusi transportasi dan elektronika mulai memperluas dan mempercepat perdagangan antar bangsa.

Teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini merupakan hasil pengembangan teknologi-teknologi sebelumnya, khususnya teknologi komputer, telekomunikasi, dan internet. Perkembangan teknologi informasi tersebut sedemikian rupa telah mengubah perilaku masyarakat global. Semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini, baik berupa internet atau media

1

Dikdik M. Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi

Informasi, (Refika Aditama, Bandung, 2005), hlm, 1-2

2

Budi Suharyatno, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime) : Urgensi

(7)

lain yang sama, menimbulkan berbagai akibat. Perkembangan internet tidak dapat dipisahkan dari terjadinya perang dingin antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat seusai perang dunia II.3 Perang dingin tersebut berimplikasi dengan semakin giatnya kedua negara mengembangkan teknologi, dan amerika ikut kemudian mengembangkan teknologinya dengan peruntukan militer. Ada akibat positif maupun negatif yang timbul dari perkembangan teknologi informasi tersebut.

Akan tetapi, kemajuan teknologi informasi (internet) dan segala bentuk manfaat di dalamnya membawa konsekuensi negatif tersendiri di mana semakin mudahnya para penjahat melakukan aksinya yang semakin merisaukan masyarakat. Penyalahgunaan yang terjadi dalam cyber space inilah yang kemudian dikenal dengan cyber crime atau dalam literatur lain digunakan istilah computer crime. Cyber crime di sisi lain, bukan hanya menggunakan kecanggihan teknologi komputer, akan tetapi juga melibatkan teknologi telekomunikasi di dalam pengoperasiannya.4

Hukum perlu mengantisipasi hilangnya batas dimensi ruang, waktu dan tempat agar internet betul-betul bermanfaat. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang lebih dikenal sebagai UU ITE mungkin bisa disebut sebagai berkah sekaligus musibah bagi pengguna Internet di Indonesia. Berkah yang dimaksud ialah sebagai aturan – aturan yang harus menjadi pedoman manusia dalam menggunakan internet. Sedangkan yang dimaksud dengan musibah ialah UU ITE ini menjadi pembatas bagi masyarakat

3

Maskun, S.H., LLM. Kejahatan siber Cyber Crime, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Hal. 88

4

(8)

untuk berekspresi serta mengeluarkan pendapat. Undang-Undang ini merupakan payung hukum bagi semua aktivitas dan transaksi di Internet dan media elektronik. Tentunya setelah melihat sekilas mengenai tindakan-tindakan yang dilarang dalam UU ITE tersebut maka terlihat bahwa media di internet yang paling dekat dan paling sering menjadi ambang batas dalam terjadinya pidana dalam UU ITE adalah media sosial.

Oleh karena itu, di sini penulis akan menguraikan mengenai pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana pencemaran nama baik berdasarkan Undang-Undang 11 Tahun 2008. Dalam menguraikan hal tersebut maka penulis akan menguraikan mengenai Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana dan Ketentuan Tindak Pidana yang diatur dalam Undang-Undang ITE. Kemudian akan diulas juga tentang penerapan hukum yang telah ada dalam penanganan tindak pidana teknologi informasi, dengan menganalisis Putusan Pengadilan Negeri Kendal dengan Register Nomor : 232/Pid.B/2010/PN.Kdl B. RUMUSAN MASALAH

Setelah mengetahui latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Tentang Pencemaran Nama Baik di Indonesia

2. Bagaimana Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Menurut Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Studi Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl)

(9)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan a. Tujuan Penulisan

Tulisan ini dibuat sebagai tugas akhir guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan merupakan sebuah karya ilmiah yang bermanfaat bagi perkembangan hukum di Indonesia khususnya bidang hukum yang mengatur tentang tindak pidana Cybercrime atau kejahatan dunia maya.

b. Manfaat Penulisan 1) Secara teoritis

Penulis berharap penulisan ini akan menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang hukum pidana pada umumnya dan tentang Tindak Pidana Cybercrime pada khususnya, sehingga penulisan skripsi ini dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa serta dapat memperluas dan menambah pengetahuan mengenai hukum pidana. 2) Secara Praktis

Penulis berharap penulisan skripsi ini dapat menambah wawasan bagi pihak-pihak yang terkait dan sebagai masukan bagi masyarakat serta aparat penegak hukum khususnya kepolisian, agar tidak hanya mengacu kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dalam menyelesaikan suatu kasus.

(10)

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini dengan judul “Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Transaksi dan Informasi Elektronik (Studi Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl)” adalah membahas mengenai tentang pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana Pencemaran Nama Baik berdasarkan Pasal 27 ayat (3) Jo. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 serta penerapan Putusan Putusan Nomor Register : 232/Pid.B/2010/PN.Kdl, yang penulisannya disusun dan dibahas berdasarkan pemikiran dari penulis sendiri meskipun hal ini telah banyak dituangkan dalam berbagai tulisan.

E. Tinjauan Kepustakaan 1. Tindak Pidana

Tindak Pidana adalah tindakan yang dilarang oleh aturan hukum, dimana didalam larangan tersebut terdapat sanksi (ancaman) yang berupa pidana tertentu bagi yang melanggar aturan tersebut. Maksudnya ialah apabila ada seseorang melakukan tindakan melanggar hukum maka orang tersebut dapat dikenai sanksi pidana. Dapat dimengerti yang dimaksud dengan istilah “Tindak Pidana” atau dalam bahasa belanda strafbaar feit, yang sebenarnya istilah resmi dalam strafwetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

2. Pertanggungjawaban Pidana

Dalam bahasa asing pertanggungjawaban pidana disebut sebagai “toerekenbaarheid”, “criminal responsibility”. Telah diutarakan bahwa pertanggungjawaban pidana dimaksudkan untuk menentukan apakah sesorang

(11)

tersangka/terdakwa dipertanggungjawakan atas suatu tindak pidana (crime) yang terjadi atau tidak.

Sudarto mengatakan bahwa dipidananya seseorang tidaklah cukup apabila orang itu telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau bersifat melawan hukum. Jadi meskipun perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik dalam undang – undang dan tidak dibenarkan, namun hal tersebut belum memenuhi syarat penjatuhan pidana. Untuk pemidanaan masih perlu adanya syarat untuk penjatuhan pidana, yaitu orang yang melakukan perbuatan itu mempunyai kesalahan atau bersalah. Orang tersebut harus dipertanggungjawabkan atas perbuatannya atas perbuatannya atau jika dilihat dari sudut perbuatannya, perbuatannya baru dapat dipertanggungjawabkan kepada orang tersebut.5

3. Pengertian Pencemaran Nama Baik

Secara umum pencemaran nama baik (Defamation) adalah tindakan mencermarkan nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melaui lisan ataupun tulisan. Pencemaran nama baik terbagi ke dalam beberapa bagian :6

1. Secara lisan, yaitu pencemaran nama baik yang diucapkan

2. Secara tertulis, yaitu pencemaran nama baik yang dilakukan dengan tulisan.

5

Mahrus Ali, S.H., M.H, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015, hal 136.

6

http://kelompokenamde.blogspot.co.id/2013/05/apa-itu-pencemaran-nama-baik.html , diakses pada tanggal 15 Maret 2017, Jam 20:50

(12)

4. Informasi Elektronik

Berkembangnya era globalisasi membuat muncul bentuk baru dari informasi-informasi yang ada. Informasi elektronik merupakan bentuk baru dari informasi yang ada akibat era globalisasi ini. Dalam Undang-Undang ITE disebutkan pengertian secara rinci dari informasi elektonik, yang merupakan objek kajian dari skripsi ini. Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic dan interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy, atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, symbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.7

F. Metode Penulisan dan Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini merupakan yurudis normatif yang terdiri dari :8

a. Inventarisasi hukum positif b. Penemuan asas hukum c. Penemuan hukum inkonkreto d. Perbandingan hukum

e. Sejarah hukum f. Harmonisasi hukum

7

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

8

Bambang Sunggono, metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,2003, Hal. 41

(13)

g. Sinkronisasi hukum

Berdasarkan 7 jenis penelitian yang diuraikan diatas, maka yang paling tepat adalah inventarisasi hukum positif dan penemuan hukum inkonkreto.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data tersebut digolongkan menjadi :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan yang berhubungan erat dengan permasalahan yang diteliti dan sifatnya mengikat, terdiri dari :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ( KUHP )

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Teknologi Elektronik

b. Bahan Hukum Sekunder, Yaitu bahan Hukum yang berkaitan dengan penjelasan bahan hukum primer, terdiri dari :

1. Buku-buku yang membahas tentang Pencemaran Nama Baik dengan menggunakan teknologi

2. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tindak pidana dunia maya (Cyberspace)

c. Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap sumber primer atau sumber sekunder. Contoh : abstrak, almanac, buku

(14)

petunjuk, buku tahunan, esiklopedia, indeks artikel kamus, penerbitan pemerintah, sumber biografi, sumber geografi, dan timbangan buku.9

3. Tehnik Pengumpulan Data

Dikarenakan penelitian ini merupakan penelitian normatif maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi kepustakaan (Library Reseach) dan studi dokumen. Studi kepustakaan dalam penelitian ini adalah mencari landasan teoritis dan permasalahan penelitian. Sehingga penelitian yang dilakukan bukan aktivitas yang bersifat trial and error.10

4. Analisa Data

Penelitian hukum umumnya menggunakan analisis kualitatif, dengan alasan: (1) Data yang terkumpul berupa kalimat-kalimat pernyataan; (2) Data yang terkumpul umumnya berupa Informasi ; (3) Hubungan antara variable tidak dapat diukur dengan angka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu data sekunder yang berupa teori, definisi dan substansi yang berasal dari berbagai literature terkait dalam penelitian ini serta berasal dari peraturan perundang-undangan terkait.11

9

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : suatu Tinjauan

Singkat, PT. Raja Garfindo Persada, Jakarta, 2003, hal 30.

10

Bambang Sunggono, Op.Cit, hal 112.

11

(15)

H. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. PENGATURAN HUKUM TENTANG PENCEMARAN NAMA BAIK DI INDONESIA

a. Pencemaran Nama Baik Menurut KUHPidana

Penghinaan atau defamation secara harafiah diartikan sebagai sebuah tindakan yang merugikan nama baik dan kehormatan seseorang. berdasarkan ketentuan yang ada di dalam KUHP, ada enam macam penghinaan, yakni :12

a. Menista/smaad (pasal 310 KUHP)

(1) Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud nyata akan tersiarnya tuduhan tersebut, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya Sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4500,- (empat ribu lima ratus rupiah).

b. Menista Dengan Tulisan/smaadschrift ( Pasal 310 ayat (2) )

(2) Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukkan kepada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4500,-

(3) Tidak termasuk menista atau menista dengan tulisan, jika ternyata bahwa sipembuat melakukan hal itu untuk membela kepentingan umum atau lantaran terpaksa perlu untuk mempertahankan dirinya sendiri.

12

(16)

c. Memfitnah/laster ( Pasal 311 KUHP )

(1) Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan dalam hal ia diizinkan untuk membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun

(2) Dapat dijatuhkan hukuman pencabutan hak yang tersebut dalam pasal 35 no 1-3

d. Penghinaan Ringan/eenvoundige belediging (Pasal 315)

Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tiada bersifat menista atau menista dengan tulisan, yang dilakukan kepada seseorang baik ditempat umum dengan lisan ataupun dengan tulisan maupun dihadapan orang itu sendiri dengan lisan ataupun dengan perbuatannya, begitupun dengan tulisan yang dikirimkan kepadanya, dihukum karena penghinaan ringan dengan hukuman penjara selama-lamanya empat bulan dua minggu atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4500,-

e. Mengadu Dengan Memfitnah/lasterlijke aanklacht (Pasal 317)

(1) Barangsiapa dengan sengaja memasukkan atau menyuruh menuliskan surat pengaduan atas pemberitaan yang palsu kepada pembesar negeri tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baik orang tersebut jadi tersinggung, maka dihukum karena mengadu dengan memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

(17)

f. Menyuruh Dengan Memfitnah/lasterlijke verdachtmaking (Pasal 318)

(1) Barangsiapa dengan sengaja melakukan suatu perbuatan menyebabkan orang lain dengan palsu tersangka melakukan suatu perbuatan yang dapat dihukum, maka dihukum karena tuduhan memfitnah dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun

(2) Dapat dijatuhkan hukuman pencabutan hak yang tersebut dalam pasal 35. b. Pencemaran Nama Baik Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008

Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Adapun pengaturan hukum tentang pencemaran nama baik yang merupakan salah satu perbuatan yang di larang UU ITE yang tergolong dalam kejahatan tradisional yang menggunakan alat komputer, telekomunikasi dan elektronik diatur dalam pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Adapun isi dari Pasal tersebut yaitu:

(3) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.

Sedangkan ketentuan ancaman pidana terhadap pelaku Pencemaran Nama Baik terdapat di dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik berikut:

(1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara

(18)

paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu miliar rupiah ).

c. Pencemaran Nama Baik Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

Adapun pengaturan tentang sanksi Pidana dijabarkan pada beberapa pasal dalam UU Penyiaran, yaitu Pasal 57, Pasal 58 dan Pasal 59 dengan ancaman Pidana penjara dan denda yang beragam terhadap pelanggaran atas peraturan yang termaksud dalam Undang-Undang tersebut. Pasal 57 mengatur bahwa akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,-(satu milyar rupiah) untuk penyiaran radio dan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) untuk penyiaran televisi, setiap orang yang melanggar:13

1. Pasal 36 (5), mengatur tentang larangan isi siaran yang bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan/atau bohong, menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang; atau pertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan.

2. Pasal 36 ayat (6), mengatur tentang larangan isi siaran yang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia indonesia, atau merusak hubungan internasional.

13

(19)

Adapun pengaturan hukum tentang tindak Pidana Pencemaran Nama Baik yang di atur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran ialah pada Pasal 36 ayat (5) dan di Pidana sesuai dengan aturan yang telah di tulis diatas.

d. Pencemaran Nama Baik Menurut Undang – Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers

UU Pers no. 40 Tahun 1999 hanya memuat masalah pemidanaan pers pada Pasal 18 saja, yaitu :

1. Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) yaitu :

(1) Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

(2) Pers wajib melayani Hak Jawab. Serta Pasal 13, yaitu :

Perusahaan iklan dilarang memuat iklan :

1) Yang berakibat merendahkan martabat suatu agama dan atau mengganggu kerukunan hidup antarumat beragama serta bertentangan dengan rasa kesuilaan masyarakat.

2) Minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(20)

Dipidana dengan pidana dengda paling banyak Rp. 500.000.000.00 (Lima Ratus Juta Rupiah).

2. Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik( Studi Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl)

A. POSISI KASUS a. Kronologi

Pada awalnya terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO dan Saksi NUR DEWI ALFIYANA SH,Mkn Binti ADADI berkenalan sejak Bulan Oktober 2007 dan berteman selama 2,5 (dua setengah) tahun kemudian karena kesibukan masing-masing antara terdakwa dan Saksi NUR DEWI ALFIYANA memutuskan untuk tidak berhubungan lagi sampai dengan sekarang, selanjutnya pada hari Jumat tanggal 01 Januari 2010 sekira pukul 01.57 Wib karena sudah lama Saksi NUR DEWI ALFIYANA tidak mendapat kabar dari Terdakwa, Saksi NUR DEWI ALFIYANA mencoba mengirimkan pesan yang isinya ucapan selamat tahun baru ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa namun oleh terdakwa pesan singkat tersebut tidak dibalas, kemudian keesok harinya Saksi NUR DEWI ALFIYANA mengirim pesan singkat lagi yang isinya menanyakan kapan Terdakwa akan menikah ke nomor handphone 087837909696 milik Terdakwa namun oleh Terdakwa pesan singkat tersebut tidak dibalas, lalu pada hari kamis tanggal 07 Januari 2010 sekira

(21)

pukul 19.00 Wib Saksi NUR DEWI ALFIYANA kembali mengirim pesan singkat kepada Terdakwa namun oleh Terdakwa tetap tidak dibalas, kemudian pada Rabu tanggal 13 Januari 2010 sekira jam 01.25 Wib Terdakwa dengan menggunakan handphone 087837909696 mengirim pesan singkat ke nomor 081901359696 milik NUR DEWI ALFIYANA yang berbunyi “jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah, betapa rendah martabatmu ha....kacian deh” setelah menerima pesan singkat tersebut untuk memastikan siapa pengirimnya Saksi NUR DEWI ALFIYANA melakukan hubungan telephone kepada Terdakwa ke nomor 087837909696 dan diangkat oleh seorang laki-laki kemudian oleh Saksi NUR DEWI ALFIYANA hubungan tersebut langsung ditutup. Tidak lama kemudian sekira pukul 18.41 Wib Terdakwa dengan menggunakan nomor handphone 087837909696 kembali mengirim pesan singkat kepada nomor 081901359696 yang berbunyi “ya lagi2 diganggu bangsat lonte, dengan sikapmu yg seperti itu pasti km akan SELALU DIRENDAHKAN ORG jadinya km tidak akan laku gtu nasehat sy te...Lonte”. atas perbuatan Terdakwa tersebut mengakibatkan perasaan malu dan sakit hati pada diri Saksi NUR DEWI ALFIYANA, selain itu Saksi NUR DEWI ALFIYANA merasa nama baik nya diserang atau dirusak oleh Terdakwa.

b. Dakwaan

Jaksa Penuntut Umum dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif, yaitu :

Kesatu : melanggar Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik;

(22)

Atau :

Kedua : melanggar Pasal 311 ayat (1) KUHP Atau :

Ketiga : melanggar pasal 335 ayat (1) ke-2 KUHP

c. Tuntutan Pidana

Surat Tuntutan Pidana (requisitoir) dari Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg. Perk – PDM-78/KNDL/Ep.2/09/2010 tanggal 02 Desember 2010 yang pada pokoknya menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendal yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1) Menyatakan Terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana tanpa hak telah mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki

muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Juncto pasal 45 ayat (1) UU RI No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sesuai dengan Dakwaan Kesatu kami.

2) Menjatuhkan pidana Terhadap Terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dikurangi selama Terdakwa ditahan, dan pidana denda sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan.

(23)

3) Menetapkan supaya barang bukti berupa : 1 (satu) handphone merk LG seri KT610 beserta sim card Nomor 081901359696, 1 (satu) unti handphone merk NEXIAN beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183 dikembalikan kepada Saksi NUR DWI ALFIYANAH SH Mkn Binti ADADI 1 (satu) unit handphone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696 dikembalikan kepada terdakwa Drs, PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO

Menetapkan supaya Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah)

d. Fakta Hukum

Berdasarkan keterangan Saksi-Saksi dan Terdakwa di hubungkan dengan Surat bukti dan pendapat ahli di persidangan, telah di peroleh fakta-fakta yuridis sebagai berikut:

1) Bahwa benar, Saksi Dewi dan Terdakwa pernah kenal pada dua setengah tahun yang lalu dan ketemu sebanyak 3 (tiga) kali;

2) Bahwa benar, Terdakwa pernah mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Dewi pada tanggal 13 Januari 2010, sekitar pukul 1.25 Wib, yang isinya :

a) Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah ;

(24)

3) Bahwa benar, No. HP atau sim card yang Terdakwa gunakan untuk mengirim sms tersebut adalah 087837909696 milik Terdakwa dan dikirim ke nomor 081901359696 yang Terdakwa duga adalah milik Saksi Dewi karena didalam buku telp Terdakwa tidak ada nama Saksi Dewi dan nomor tersebut Terdakwa beri nama NN (No Name) dan Terdakwa hanya menduga saja itu nomor Saksi Dewi karena sebelumnya Saksi Dewi sering merayu-rayu Terdakwa melalui pesan singkat dengan HP nomor itu; 4) Bahwa benar, Terdakwa dan keluarga pernah minta maaf

kepada Nur Dewi Alfiyanah Dn keluarga sehubungan sms yang Terdakwa kirimkan kepada Dewi tersebut sekitar pada tanggal 3 atau 4 september 2010.

e. Pertimbangan Hukum

Menimbang bahwa selanjutnya, selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan Terdakwa dari pertanggungan jawab pidana sebagai dimaksud dalam Pasal 44 s/d 51 KUHP, sehingga Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan atas kesalahannya dan berdasarkan Pasal 193 ayat (1) KUHAP Terdakwa harus dijatuhi pidana;

Menimbang bahwa sepanjang pemeriksaan dalam persidangan, Terdakwa sama sekali tidak menunjukkan sikap dan perasaan bersalah terhadap Saksi Nur Dewi Alfiyanah, sehingga mengenai hal ini

(25)

menjadikan pertimbangan bagi Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan terhadapnya;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan akan dijatuhi pidana, maka berdasarkan Pasal 222 ayat (1) KUHAP Terdakwa akan dibebani pula untuk membayar biaya perkara ini;

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusannya, terlebih dahulum dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan terhadap perbuatan Terdakwa :

Hal-hal yang memberatkan :

- Perbuatan Terdakwa telah meresahkan masyarakat dan telah merugikan orang lain, khususnya Saksi Nur Dewi Alfiyanah; - Terdakwa berbelit-belit di dalam memberikan keterangan di

persidangan;

- Terdakwa sama sekali tidak menunjukkan perasaan bersalah atas perbuatan yang dilakukannya;

Hal-hal yang meringankan :

- Terdakwa belum pernah dihukum f. Putusan

Maka dalam perkara Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl Hakim menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO tersebut diatas telah terbukti secara sah

(26)

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Hak telah mentransmisikan Informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;

3. Memerintahkan barang bukti berupa :

a) 1 (satu) unit handphone merk LG seri KT610 beserta sim card Nomor 081901359696

b) 1 (satu) unit handphone merk NEXIAN beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183 ;

Dikembalikan kepada Saksi Nur Dewi Alfiyanah, SH, M.Kn.

c) 1 (satu) unit handphone merk Nokia seri 6070 beserta sim card Nomor 087837909696

Dikembalikan kepada Terdakwa;

Membebani pula Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);

(27)

Setelah membaca dan menganalisa dakwaan jaksa penuntut umum dalam perkara ini, maka jaksa penuntut umum membuat surat dakwaan yang disusun secara alternatif untuk mendakwa Terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO sebagai berikut:

Pertama : melanggar Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Atau Kedua : melanggar Pasal 311 ayat (1) KUHP

Atau Ketiga : melanggar Pasal 335 ayat (1) ke-2 KUHP

Majelis Hakim yang mengadili perkara ini menyatakan dakwaan yang paling tepat diterapkan terhadap perbuatan terdakwa adalah dakwaan kesatu yaitu melanggar Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Adapun yang unsur – unsur yang harus dapat dibuktikan oleh Hakim dalam tindak pidana pencemaran nama baik yang diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah :

1. Setiap Orang

2. Dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik

(28)

dapat di pidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah)

Berdasarkan Putusan Nomor : 232/Pid.B/2010/PN.Kdl, Hakim dalam amar putusannya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Drs. PRABOWO, MM Bin TJASAN PRAMONO SAPUTRO tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa Hak telah mentransmisikan Informasi elektronik yang memiliki muatan penghinaan;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan daan denda sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan;

3. Memerintahkan barang bukti berupa :

a. 1 (satu) unit hand phone merk LG seri KT610 beserta sim card Nomor 081901359696

b. 1 (satu) unit hand phone merk NEXIAN beserta sim card Nomor 0817834643489 dan 081228777183;

Dikembalikan kepada Saksi Nur Dewi Alfiyanah, SH,M.Kn.

c. 1 (satu) unit hand phone merk Nokia seri 6070 beserta sim card nomor 087837909696

(29)

Dikembalikan kepada Terdakwa.

4. Membebani pula Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);

Berdasarkan pertimbangan hakim dalam memutus perkara putusan nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl, penulis berpendapat bahwa Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini menguraikan pertimbangan – pertimbangan yang relevan dan logis, mulai dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum, terpenuhinya unsur – unsur pasal yang didakwakan dan ada atau tidaknya menemukan hal – hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana.

Pertangunggungjawaban pidana harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1. Kemampuan bertanggung jawab

Menurut Moeljatno bahwa untuk adanya kemampuan bertanggung jawab harus ada kemampuan untuk membeda-membedakan antara perbuatan yang baik dan yang buruk sesuai dengan hukum dan yang melawan hukum ( faktor akal) dan kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik dan buruknya perbuatan tadi ( faktor kehendak). Adapun salah satu Pertimbangan Hakim ialah ”Menimbang bahwa selanjutnya, selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan Terdakwa dari pertanggungjawaban pidana sebagai dimaksud dalam Pasal 44 s/d 51 KUHP, sehingga Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan atas kesalahannya dan berdasarkan Pasal 193 ayat (1) KUHAP Terdakwa harus dijatuhi pidana”. Maka Terdakwa dianggap mampu bertanggungjawab (mampu membedakan hal

(30)

yang baik dan buruk) atas perbuatannya serta Terdakwa melakukan perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja.

2. Kesalahan

Kesalahan pada umumnya terbagi atas 2 unsur yaitu : a. Kesengajaan (dolus)

Dalam ilmu hukum pidana dibedakan tiga macam sengaja,yaitu : 1) Sengaja sebagai maksud

2) Sengaja dengan kesadaran tentang kepastian 3) Sengaja dengan kesadaran kemungkinan terjadi

Adapun salah satu Fakta Hukum yang terungkap dipersidangan ialah “Bahwa benar, Terdakwa pernah mengirimkan pesan singkat kepada Saksi Dewi pada tanggal 13 Januari 2010, sekitar pukul 1.25 Wib, yang isinya :

a) Jangan ngaco dan ganggu orang bangsat lonte sekali lonte ya tetap lonte lah ;

b) Ya lagi-lagi diganggu bangsat lonte dst ?”

Dapat disimpulkan bahwa Terdakwa melakukan Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik yang dilakukan dengan sengaja sebagai maksud.

b. Kealpaan (culpa)

Culpa juga terbagi atas beberapa jenis yaitu: 1) Culpa levissima (kealpaan ringan)

2) Culpa lata (kealpaan berat)

Berdasarkan fakta – fakta yang terungkap di persidangan atas uraian kasus diatas, yaitu keterangan saksi – saksi yang saling bersesuaian satu sama lain

(31)

termasuk dengan keterangan terdakwa, serta dihubungkan dengan adanya alat bukti yang sah sebagaimana diuraikan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh unsur – unsur dari dakwaan jaksa penuntut umum telah terpenuhi.

3. PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dalam skripsi ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaturan Hukum mengenai Tindak Pidana Pencemaran Nama Baik di Indonesia :

a. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana yaitu Pasal 310 ayat (1), Pasal 311 ayat (1), pasal 315, Pasal 317 ayat (1), pasal 318 ayat (1), pasal 320 ayat (1), Pasal 321 ayat (1).

b. Menurut Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 27 ayat (3) Juncto Pasal 45 ayat (1). c. Menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran

yaitu Pasal 36 ayat (5) dan (6).

d. Menurut Undang – Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers yaitu Pasal 13

2. Analisa Hukum Pidana Terhadap Kasus Pencemaran Nama Baik dengan menggunakan alat Informasi dan Transaksi Elektronik ( studi Putusan Nomor 232/Pid.B/2010/PN.Kdl ) adalah penerapan Hukum Pidana Materiil terhadap pelaku tindak Pidana Pencemaran Nama Baik dalam putusan tersebut telah sesuai karena telah memenuhi unsur – unsur

(32)

sebagaimana menurut ketentuan Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 ayat (1) Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Selama proses pemeriksaan dipersidangan tidak ditemukan hal – hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan/atau sebagai alasan pemaaf, maka Terdakwa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

B. Saran

Saran penulis untuk mengatasi permasalahan dalam skripsi ini adalah : 1. Pemerintah serta masyarakat harus dapat melakukan upaya lebih banyak

lagi dalam rangka meminimalisir tindak pidana pencemaran nama baik yang menggunakan media internet.

2. Instansi – instansi yang bergerak dibidang penegakan hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan kehakiman harus menegakkan hukum secara tegas terhadap tindak pidana pencemaran nama baik agar dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk tidak melakukan tindakan yang sama.

(33)

DAFTAR PUSTAKA A. Buku – buku

Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004.

Sofian, Andi dan Asis, Abdul, Hukum Acara Pidana suatu pengantar,Prenamedia, Jakarta, 2014.

Rahardjo, Agus,.Cybercrime pemahaman dan upaya pencegahan kejahatan berteknologi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002

Sumadria ,AS Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005.

Poernomo, Bambang, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1992 Sunggono, Bambang, metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2003.

Suharyatno, Budi, Tindak Pidana Teknologi Informasi (Cyber Crime) : Urgensi Pengaturan dan Celah Hukumnya, Rajawali pers, Jakarta, 2013.

Huda, Chairul, Dari tiada pidana tanpa kesalahan menuju tiadapertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan,Prenada Media Grup, Jakarta, 2008.

Mansur, Dikdik M. Arief dan Gultom, Elisatris, Cyber Law Aspek Hukum Teknologi Informasi, Refika Aditama, Bandung, 2005

Judhariksawan, Hukum Penyiaran, Jakarta, PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2010.

Abdul Wahid, Labib, Mohammad, Kejahatan Mayantara (cybercrime),Bandung, PT Refika Aditama, 2005

Eriyanto dan Anggara, Kebebasan Pers Dalam Rancangan KUHP, Jakarta, Aji dan Aliansi Nasional Reformasi KUHP, 2007.

(34)

Frans Maramis,Hukum Pidana umum dan tertulis di Indonesia,PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012.

Anwar, H. A. K. Moh, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II) Jilid 1, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1994.

H. Syamsul Wahidin (b), Hukum Pers, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Sitompul, Josua, CyberSpace,CyberCrimes,Cyberlaw Tinjauan Aspek Hukum Pidana, Jakarta, PT. Tatanusa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pusaka, Jakarta, 1991.

Marpaung, Leden, Tindak Pidana Terhadap Kehormatan, Pengertian dan Penerapannya, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 1997.

Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2015.

Maskun, Kejahatan siber Cyber Crime, Jakarta, Kencana Prenada Media Group. M.Hamdan, Tindak Pidana Suap & Money Politics, Pustaka Bangsa Press,

Medan, 2005

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1993.

Mudzakir, Delik Penghinaan dalam pemberitaan Pers Mengenai Pejabat Publik, Dictum 3, 2004.

Muladi dan Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta Kebijakan Hukum Pidana, Bandung, Alumni, 1998.

Oemar Seno Adji, Perkembangan Delik Pers Di Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1990.

Wiryono, Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana tertentu Di Indonesia, Bandung, PT. Refika Aditama, 2003.

Widodo, Aspek Hukum Pidana Kejahatan Mayantara, Yogyakarta, Aswaja Pressindo,2013.

P. Swantoro dan Atmakusumah, “Garis Besar Kebijaksanaan Pemerintah terhadap Pers” dalam Abdurrahman Surjomihardjo (ed.), Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers di Indonesia, Jakarta, LEKNAS LIPI dan Departemen Penerangan, 1980.

Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri, Penelitian Hukum Normatif : suatu

Tinjauan Singkat, PT. Raja Garfindo Persada, Jakarta, 2003.

T. Atmadi, Bunga Rampai Catatan Pertumbuhan dan Perkembangan Sistem Pers Indonesia, Jakarta, PT. Pantja Simpati, 1985.

(35)

Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Jakarta, Rajawali, 2002. Widjojo, Widyopramono Hadi, cybercrimes dan pencegahannya, jurnal hukum

teknologi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia. B. Peraturan PerUndang – Undangan

R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, serta komentarnya Pasal Demi Pasal, Bogor, Politeia 1990.

R. Soesilo, KUHP berikut komentar-komentarnya, bandung, politeia 2000. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

R. Soesilo, Penjelasan Pasal 282 KUHP

Undang-Undang 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik Putusan Mahkamah Konstitusi No. 06/PUU-V/2007.

C. Internet

http://imanhsy.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-pertanggungjawaban-pidana.html, diakses tanggal 15 Maret 2017, Jam 20:10 Wib.

http://imanhsy.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-pertanggungjawaban-pidana.html , diakses pada tanggal 15 Maret, Jam 20: 20 Wib.

http://kelompokenamde.blogspot.co.id/2013/05/apa-itu-pencemaran-nama-baik.html , diakses pada tanggal 15 Maret 2017, Jam 20:50

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt517f3d9f2544a/perbuatan-perbuatan-yang-termasuk-pencemaran-nama-baik, diakses pada tanggal 15 maret 2017 jam 21:35 Wib.

http://www.pff.org, diakses pada tanggal 30 maret 2017 pada pukul 12.50 WIB www.theceli.com, diakses pada tanggal 30 maret 2017 pada pukul 14.42 WIB Adamichazawi.blogspot.co.id/2009/Reg.Perk-PDM-78/KNDL/Ep.2/09/2010,

Referensi

Dokumen terkait

Orang berdosa itu harus datang dan percaya pada karya Kristus yang sudah genap dan percaya bahwa hanya di dalam Kristus urusan dosa bisa diampuni dan orang

Dari uraian di atas dapatlah ditarik kesimpul- an, bahwa keragaan reproduksi kerbau di Indone- sia menunjukkan hasil yang masih rendah yaitu umur berahi pertama, umur beranak

Pada domba betina umur 18 bulan, penciri utama ukuran tubuh diketiga lokasi penelitian berbeda-beda yaitu lebar pangkal ekor di Palu Timur, tinggi pinggul domba di Palu Selatan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian kredit yang mengalami kemacetan pada Kredit Usaha Rakyat di PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Binjai

Kata mendistribusikan atau mentransmisikan sehingga dapat diaksesnya dokumen elektronik yeng memiliki muatan yang melanggar kesusilaan ialah perbuatan yang dilarang dan apabila

Tujuan penelitian ini adalah memperkenalkan metoda uji small punch untuk studi awal sifat-sifat mekanik material meliputi kuat luluh, kuat tarik, temperatur transisi ulet ke

Dari data hasil penelitian pada siklus I pertemuan ke 2 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pengajaran berbasis proyek/tugas diperoleh nilai rata-rata

Dalam hal pertanggungjawaban pidana terhadap anak yang melakukan tindak pidana secara umum diatur dalam Pasal 45 KUHP, namun keberadaan pasal tersebut