• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merangkai Mozaik Nusantara (Profil SMK Rujukan Bidang Pariwisata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Merangkai Mozaik Nusantara (Profil SMK Rujukan Bidang Pariwisata)"

Copied!
268
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

MERANGKAI MOZAIK NUSANTARA

PROFIL SMK RUJUKAN BIDANG PARIWISATA

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

(3)

ii

merangkai mozaik

nusantara

PROFIL SMK RUJUKAN BIDANG PARIWISATA

Desain dan Tata Letak Dipo Handoko

Desain Cover Ari

Karin Faizah Tauristy

Cetakan I, November 2016

© Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun tanpa ijin tertulis dari penulis

ISBN: 978-602-74778-9-6

Diterbitkan oleh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E Lt 12-13 Kompleks Kemdikbud Senayan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat - 10270 Email: program.psmk@kemdikbud.go.id

DIREKTORAT PEMBINAAN Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2016

Pengarah

Hamid Muhammad (Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah)

Penanggung Jawab

M. Mustaghirin Amin(Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan)

Ketua Tim Penulis

Arie Wibowo Khurniawan (Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi)

Editor

Chrismi Widjajanti (Kepala Seksi Program)

(4)
(5)

iv

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

P

uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,

yang senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, dan

karunia-Nya kepada kita yang berkecimpung di dunia pendidikan dan

kebudayaan. Berkat rahmat, nikmat, dan kemurahan-Nya pula, buku ini

bisa selesai tepat waktu.

Sebagaimana saya sampaikan dalam berbagai kesempatan,

Presiden RI Joko Widodo telah mengamanatkan agar Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan tiga program prioritas,

yakni Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilaksanakan melalui Kartu

Indonesia Pintar (KIP), penajaman pendidikan vokasi, dan penguatan

pendidikan karakter. Tiga Fokus tersebut perlu kita dorong agar dapat

terlaksana dengan tepat dan cepat.

Khusus terkait penajaman pendidikan vokasi, yang tugas pokoknya

diemban oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Presiden

telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016

tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka

Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Melalui Inpres tersebut, Presiden secara khusus menugaskan kepada

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk: a) membuat peta jalan

pengembangan SMK; b) menyempurnakan dan menyelaraskan

kurikulum SMK dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna

lulusan (

link and match

); c) meningkatkan jumlah dan kompetensi bagi

pendidik dan tenaga kependidikan SMK; d) meningkatkan kerjasama

dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan dunia usaha/

industri; e) meningkatkan akses sertiikasi lulusan SMK dan akreditasi

SMK; f) membentuk Kelompok Kerja Pengembangan SMK. Keenam

tugas dari Presiden itu kini kita jadikan prioritas serius agar kita tidak

terlambat mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang

SAMBUTAN

(6)

v

terampil sehingga siap bersaing di pasar internasional.

Kita menyadari bahwa SMK menduduki posisi sangat strategis dalam menyiapkan tenaga kerja

terampil untuk menghadapi persaingan di era global dewasa ini. Pada tahun 2030, Indonesia

memerlukan 58 juta tenaga kerja terampil. Sedangkan di Asean, sampai tahun 2025 akan membuka

14 juta lapangan tenaga kerja. Ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Oleh sebab itu, Nawacita

dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla secara explisit menyebut SMK sebagai salah

satu yang harus dipertajam dan diperkuat.

Berbahagialah anak-anak sekarang yang pada tahun 2045 nanti akan berusia relatif masih muda.

Tepat pada tahun itu kita akan memperingati satu abad kemerdekaan Republik Indonesia, dan

anak-anak kita sekarang ini akan berada pada puncak usia produktif.

Maka yang mendesak untuk dilakukan adalah segera beranjak dari zona nyaman. Jangan

cepat puas dengan keunggulan komparatif dari sumber daya alam kita. SMK harus bisa lebih

kerja keras lagi. Persoalan-persoalan keterbatasan jumlah dan kompetensi guru, minimnya sarana

dan prasarana, kurang sesuainya kondisi geograis dengan program keahlian yang dimiliki, tidak

selarasnya kompetensi lulusan SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, harus segera diatasi.

Segala kekuatan harus kita kerahkan untuk menjamin penyiapan Generasi Emas yang unggul dan

kompetitif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu tumpuan harapan untuk

menyiapkan Generasi Emas di tahun 2045.

Jika semua tekad kita itu laksanakan, insya Allah pada tahun 2030 ekonomi kita akan masuk

peringkat 7 dunia dengan tambahan 58 juta pekerja yang handal (

skilled workers

). Potensi negeri kita

yang melimpah akan semakin maju pesat dengan prioritas pengembangan SMK terutama di

bidang-bidang kemaritiman, pariwisata, pertanian dan industri kreatif. Saya yakin dengan gotong royong

semua lapisan masyarakat kita akan dengan mudah mencapai semua harapan itu.

Saya menyampaikan penghargaan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

yang telah memprakarsai penerbitan buku ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi

niat mulia kita. Amin.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

(7)

vi

P

uji syukur kita panjatkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha

Kuasa, yang tak henti-hentinya melimpahkan rahmat,

nikmat, dan berbagai kemudahan kepada kita dalam

menjalankan tugas sehari-hari di bidang pendidikan dan

kebudayaan. Berkat rahmat dan kemudahan itu pula, buku yang

diterbitkan Direktorat Pembinaan SMK ini bisa sampai di tangan

pembaca.

Sebagaimana kita ketahui bersama, saat ini bangsa kita

tengah memasuki abad 21, yang antara lain bercirikan semakin

ketatnya kompetisi antar bangsa dalam berbagai bidang

kehidupan, termasuk dalam perebutan pasar kerja. Persaingan

tenaga kerja semakin terbuka seiring dengan pemberlakuan

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak 1 Januari 2016.

Dengan berlakunya MEA, maka persaingan antar negara

ASEAN dalam perebutan pasar kerja semakin meningkat. Seluruh

negara ASEAN didorong untuk membuka pintu seluas-luasnya

terhadap masuknya berbagai produk ekonomi maupun tenaga

kerja asing. Oleh karena itu, Indonesia harus memperkuat

posisinya dalam persaingan tersebut. Maka, tuntutan untuk

mencetak tenaga kerja siap pakai, terampil, dan profesional tidak

bisa ditunda lagi. Ini menjadi tugas, tantangan, sekaligus peluang

bagi SMK untuk menghasilkan lulusan yang terampil dan siap

kerja.

Terkait hal itu, maka tepat kiranya amanat Presiden RI Joko

Widodo agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah

Mendikbud, Prof. Dr. H. Muhadjir Efendy, M.AP memprioritaskan

penguatan pendidikan vokasi sebagai salah satu dari tiga program

Direktur Jenderal

(8)

vii

prioritas, selain Program Indonesia Pintar (PIP) dan penguatan pendidikan karakter.

Bahkan khusus penguatan pendidikan vokasi ini, Presiden telah mengeluarkan

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah

Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia

Indonesia.

Menindaklanjuti amanat Presiden tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

telah memulai langkah-langkah konkrit untuk memperkuat SMK, di antaranya

memperbaiki kurikulum SMK agar menekankan sistem pembelajaran yang

berorientasi kerja, memprioritaskan empat Bidang Keahlian (pariwisata, kemaritiman,

pertanian, dan industri kreatif) karena sektor-sektor itu mampu menyerap cukup

banyak tenaga kerja. Oleh karena itu peningkatan kualitas layanan SMK, pendidik dan

tenaga kependidikan, hingga lebih intensif menjalin kerjasama dengan dunia usaha/

dunia industri baik dalam rangka memperkuat praktek kerja maupun memasarkan

lulusan SMK mutlak diperlukan.

Hingga kini, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, telah melakukan

beragam cara untuk memperluas dan memeratakan akses, meningkatkan mutu

maupun memperkuat relevansi pendidikan SMK. Program pengembangan SMK

rujukan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu, dengan menghadirkan

praktek-praktek terbaik (

best practices

) bagi sekolah-sekolah lain di sekitarnya. Kita

tentu berharap, SMK bisa menjadi solusi bagi penyediaan kebutuhan tenaga kerja

terampil sekaligus ikut berperan dalam mengurangi pengangguran usia produktif.

Saya menyambut baik terbitnya buku ini, sekaligus mengucapkan terima kasih

kepada Direktur Pembinaan SMK, tim penulis, dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat.

Semoga buku ini dapat menjadi bagian dari upaya kita meningkatkan akses, mutu,

dan relevasi pendidikan SMK.

Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah

(9)

viii

K

ita menyadari bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah

memasuki persaingan sengit dalam perebutan pasar kerja,

terutama sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA) tanggal 1 Januari 2016. Oleh karena itu, sesuai arahan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah, saat ini Direktorat Pembinaan

SMK terfokus pada pengembangan empat sektor unggulan, yakni

kemaritiman (mencakup perikanan dan kelautan), pertanian

(ketahanan pangan), pariwisata, dan industri kreatif. Sesuai

dengan nawa cita Presiden R.I, empat sektor ini diprioritaskan

karena menyerap banyak tenaga kerja.

Besarnya potensi Indonesia terutama di empat bidang

unggulan tersebut dapat diibaratkan seperti air di atas gunung.

Kalau tidak dialirkan untuk menggerakkan listrik, hal itu hanya akan

jadi sebatas potensi. Sama halnya dengan ikan di laut, meskipun

jumlahnya berlimpah kalau tidak ada yang bisa mengolah, ikannya

akan lari.

Selain empat sektor unggulan tersebut, Direktorat Pembinaan

SMK juga tetap mengembangkan SMK bidang keahlian teknologi

dan rekayasa. Juga memperluas dan memeratakan akses melalui

fasilitasi pendirian dan pengembangan SMK berbasis komunitas/

pondok pesantren.

Tantangan cukup berat yang dihadapi SMK saat ini antara lain

minimnya jumlah guru produktif. Saat ini, jumlah guru produktif

SMK baru sekitar 22% dari total jumlah guru SMK. Padahal, guru

produktif dengan jumlah dan kualitas yang memadai, menjadi kunci

penting bagi mutu lulusan SMK yang terampil dan kompeten. Oleh

Direktur Pembinaan

(10)

ix

karena itu, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, bersama dengan Direktorat Pembinaan

Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK),

menjalin kerjasama sinergis untuk bersama-sama meningkatkan jumlah dan kompetensi guru-guru

SMK.

Penerbitan buku proil SMK rujukan ini juga merupakan salah satu bagian dari upaya

meningkatkan mutu SMK. Dengan menampilkan tempat praktik-praktik terbaik (

best practices

) dan

hasil/produk terbaik dari SMK dalam berbagai program keahlian, diharapkan dapat menjadi acuan

bagi sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutunya.

Pada buku ini, terdapat 10 SMK bidang keahlian pariwisata yang ditampilkan, yakni SMK Negeri

3 Denpasar (Bali), SMK Negeri 4 Banjarmasin (Kalimantan Selatan), SMK Negeri 2 Boyolangu (Jawa

Timur), SMK Negeri 4 Solo (Jawa Tengah), SMK Negeri 6 Surabaya (Jawa Timur), SMK Negeri 9

Bandung (Jawa Barat), SMK Negeri 6 Yogyakarta (DI Yogyakarta), SMK Negeri 27 Jakarta (DKI Jakarta),

SMK Negeri 1 Jayapura (Papua), dan SMK Negeri 9 Padang (Sumatera Barat).

Saya ucapkan terima kasih kepada tim penulis dan pihak-pihak lain yang ikut terlibat dalam

penyusunan buku ini. Semoga bermanfaat.

Direktur Pembinaan SMK

(11)

x

Daftar Isi

Proil SMK Rujukan Pariwisata

Merangkai moZaik nusantara

1

pendahuluan

13

SMK negeri 3 denpasar

Kota Denpasar, Provinsi Bali

Amati, Terapkan, & Modiikasi

iv

sambutan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP

vi

sambutan

Direktur Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah

Hamid Muhammad, Ph.D.

vii

pengantar

Direktur Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan

Drs. M. Mustaghirin Amin, MBA

x

daftar isi

41

SMK negeri 4 banjarmasin

Kota Banjarmasin,

Provinsi Kalimantan Selatan

Pertukaran Siswa dan Guru

Hingga ke Luar Negeri

65

SMK negeri 2 boyolangu

Kota Tulungagung,

Provinsi Jawa Timur

(12)

xi

Kota Denpasar, Provinsi Bali

Amati, Terapkan, & Modiikasi

Kota Banjarmasin,

Provinsi Kalimantan Selatan

Pertukaran Siswa dan Guru

Hingga ke Luar Negeri

Kota Tulungagung,

Provinsi Jawa Timur

Ikhlas Mengabdi Sepenuh Hati

91

SMK negeri 4 solo

Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah

Pemasok Lulusan Standard MEA

115

SMK negeri 6 SUrabaya

Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur

Bekali Keterampilan Untuk

ABK dan Anjal

143

SMK negeri 9 bandung

Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat

Siswa dan Alumni Ditantang

Menjadi Pengelola Unit Usaha

169

SMK negeri 6 yogyakarta

Kota Yogyakarta, Provinsi DI Yogyakarta

Oke di Akademis, Juga

We ll G ro o me d

189

SMK negeri 27 jakarta

Kota Jakarta, Provinsi DKI Jakarta

Miliki

Pa stry Kitc he n

Super Canggih,

Satu-satunya di Indonesia

213

SMK negeri 1 jayapura

Kota Jayapura, Provinsi Papua

Siapkan Siswa Asal Remote Area

Siap Kerja

233

SMK negeri 9 padang

Kota padang,

Provinsi Sumatera Barat

(13)
(14)

1

MERANGKAI

MOZAIK

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

(15)

2

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

K

ementerian Pendidikan dan Kebudayaan dewasa ini tengah

menggulirkan tiga program prioritas yang diamanatkan oleh Presiden RI Joko Widodo, yakni percepatan Program Indonesia Pintar (PIP) yang dilaksanakan melalui sarana Kartu Indonesia Pintar (KIP), penajaman pendidikan vokasi, dan penguatan pendidikan karakter. Khusus terkait program pendidikan vokasi, Presiden Joko Widodo bahkan telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

Inpres tersebut menugaskan kepada sejumlah Menteri, Kepala Badan Sertiikasi Profesi, dan para Gubernur untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk merevitalisasi SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Selain itu, Presiden juga meminta mereka untuk menyusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dengan berpedoman pada peta jalan pengembangan SMK.

(16)

3

Penguatan pendidikan vokasi itu merupakan bagian dari implementasi

sembilan agenda prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dikenal dengan Nawacita, khususnya nomor 6 yang berbunyi, “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya”.

Salah satu upaya yang akan dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan Nawacita nomor 6 itu adalah membangun sejumlah science park dan techno park di daerah-daerah, politeknik, dan SMK-SMK dengan sarana dan prasarana dengan teknologi terkini. Hal ini penting karena pendidikan vokasi saat ini sangat diperlukan untuk menjawab kebutuhan pasar kerja, sekaligus untuk menghadapi sengitnya kompetisi antarnegara, khususnya di kawasan Asean sejak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai Januari 2016.

Pendidikan vokasi merupakan penggabungan antara teori dan praktik secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Kurikulum dalam pendidikan vokasi terkonsentrasi pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of learning) pada kejuruan-kejuruan khusus (speciic trades). Karena itu Presiden Jokowi melihat pendidikan vokasi/kejuruan sangat penting untuk mempersiapkan SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

(17)

4

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Jerman dalam pengembangan pendidikan kejuruan atau vokasi di Indonesia. Jerman dianggap sebagai negara yang sangat bagus dalam mengembangkan sistem pendidikan kejuruan, sehingga generasi mudanya memiliki keterampilan yang memadai sejak dini.Hal itu pula yang membuat angka pengangguran di Jerman sangat rendah.

Saat kunjungan kerja di Jerman, Presiden Jokowi meninjau Pusat Pelatihan Pendidikan Vokasi Profesional di Siemenstadt, yaitu semacam sekolah dan tempat pelatihan berbagai bidang kejuruan yang sangat berkembang di Jerman. Di Siemenstadt, Presiden mendapatkan informasi umum terkait pendidikan kejuruan dual training di Jerman. Pendidikan kejuruan dual training adalah pendidikan yang berorientasi kerja dan mengharuskan para siswa/ peserta belajar di dua tempat pembelajaran, yaitu di sekolah dan di industri, sehingga terjadi sinergi antara pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran di industri.

Hingga kini, terjadi kesenjangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan jumlah dan kualitas output lulusan SK. Perbandingan kebutuhan dan lulusan SMK dapat dilihat pada infograis berikut.

PERBANDINGANKEBUTUHAN TENAGA KERJA DENGAN LULUSAN SMK 2016

(18)

5

dan kegiatan untuk mengembangkan SMK pada periode lima tahun yang akan datang.

Adapun sejumlah kebijakan dan program strategis yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orang tua, dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan Kejuruan

Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui Penerapan pendidikan karakter di sekolah. Strategi ini bertujuan untuk:

a. Memotivasi pihak sekolah dan Pemda setempat dalam pengembangan mental dan akhlak mulia para siswa melalui kegiatan dan pelatihan yang nantinya diharapkan d a p a t menyebar luaskan ke siswa SMK dilingkungan daerahnya

masing-masing.

b. Menumbuhkan disiplin dan tanggungjawab terhadap kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah.

c. Terciptanya generasi muda yang tangguh dan siap menuju ke kehidupan yang lebih baik di masyarakat. d. Memiliki budi pekerti yang baik dan berahklak mulia. e. Berkembangnya rasa kerjasama dan kebersamaan sebagai upaya untuk menggalang persatuan dan kesatuan generasi muda mendatang.

2. Peningkatan akses pendidikan kejuruan

Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:

a. Kartu Indonesia Pintar. Tujuan yang akan dicapai melalui strategi ini adalah meningkatkan jumlah dan kualitas peserta didik SMK, meringankan biaya pendidikan siswa SMK, dan mencegah siswa miskin SMK putus sekolah. Strategi ini diharapkan dapat membantu lebih dari 2 juta anak miskin dan rentan miskin untuk dapat mengakses

pendidikan menengah kejuruan.

b. Bantuan Operasional Sekolah. Sejalan dengan penetapan WAJAR 12 tahun penyediaan Bantuan Operasional Sekolah atau BOS tetap menjadi andalan pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat untuk dapat membiayai pendidikan menengah bagi anak-anaknya.

(19)

6

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

c. Peningkatan daya tampung SMK. Peningkatan kapasitas SMK sangat mendesak mengingat kapasitas SMK saat ini hanya dapat menampung 78.94% pendaftar. Strategi yang diterapkan adalah:

• Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB). Unit Sekolah Baru diprioritaskan untuk membangun SMK di kecamatan yang belum memiliki SMK yang dapat diberikan untuk pendirian SMK Negeri maupun Swasta. Dana digunakan untuk pembangunan gedung pembelajaran (ruang teori, ruang praktik dan ruang penunjang beserta selasarnya), pengadaan peralatan praktik siswa, pembangunan kamar mandi/WC, pengadaan perabot ruang pembelajaran (ruang teori dan ruang praktik), biaya perencanaan, pengawasan pembangunan, pengelolaan administrasi dan biaya pengadaan guru.

• Penyediaan Ruang Kelas Baru (RKB). Bantuan ini diutamakan untuk menambah ruang kelas baru bagi SMK yang memiliki jumlah pendaftar yang meningkat dan siswa yang ada melebihi daya tampung.

• Airmasi khusus Pada Daerah 3 T. Bantuan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas SMK yang berada di berada di Provinsi Papua dan Papua Barat, berada di Daerah Khusus, dan berada di Daerah yang tergolong Tertinggal, Terluar, Terdepan (3T). Selain itu dikembangkan pula Sekolah Garis Depan (SGD) pada daerah terluar Indonesia.

3. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui:

(20)

7

a. Penerapan Kurikulum Nasional. Untuk mewujudkan ketercapaian pelaksanaan

implementasi Kurikulum Nasional Peminatan SMK diperlukan adanya dukungan dari semua pihak baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Kegiatan teknis berupa pemberian pelatihan, pembinaan dan asistensi ke sekolah oleh petugas pusat, propinsi, dan kab/kota serta kegiatan non teknis berupa penyediaan buku panduan untuk guru, panduan penyusunan silabus dan buku panduan untuk siswa.berupa penyediaan buku panduan untuk guru, panduan penyusunan silabus dan buku panduan untuk siswa.

b. Pengembangan Technopark di SMK. Technopark adalah suatu tempat di SMK untuk mengaplikasikan teknologi terkini secara terus-menerus dengan melibatkan masyarakat industri. Tujuan technopark adalah untuk membuat link yang permanen antara akademisi, pelaku indsutri/bisnis/inansial, dan Pemerintah. Technopark mencoba menggabungkan ide, inovasi, know-how, dari dunia akademik, dan kemampuan inansial (dan marketing) dari dunia bisnis. Di dalam Technopark tersebut dilaksanakan kerjasama-kerjasama, riset, penerapan inovasi teknologi terkini, transfer informasi dan pengetahuan, proses bisnis, dll. Sampai dengan tahun 2019, Dit. PSMK akan mendukung pembangunan 38 technopark.

c. Pemenuhan sarana dan prasarana SMK yang menunjang peningkatan kualitas pembelajaran. Penyediaan sarana dan prasarana mencakup:

• Ruang Praktik Siswa/Laboratorium

• Bantuan Peralatan Praktik SMK

• Rehabilitasi Ruang Belajar

• Pembangunan Perpustakaan Pendukung Pembelajaran

• Bantuan Peralatan E-Pembelajaran (E-Sabak)

d. SMK Perikanan dan Kelautan, SMK Pertanian, dan SMK Pariwisata. Secara umum usaha yang dilakukan untuk mengembangkan SMK bidang ini adalah dengan memberikan bantuan dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah dalam mengembangkan Poros Maritim Indonesia dan membangun ketahanan pangan. Adapun jenis bantuan yang akan diberikan diantaranya :

• Bantuan Pengembangan SMK Perikanan dan Kelautan diberikan kepada SMK lingkup Bidang Studi Keahlian Perikanan dan Kelautan, dapat digunakan untuk pembangunan isik/bangunan baik struktur maupun infrastruktur serta peralatan pendidikan termasuk Pembangunan Unit Sekolah Baru. Direktorat PSMK mentargetkan dapat membangun minimal 400 SMK perikanan dan kelautan unggulan pada tahun 2019.

(21)

8

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

• Bantuan Pengembangan SMK Pariwisata dilakukan dengan cara memberikan bantuan dalam bentuk dana untuk pembangunan ruang dan/atau infrastruktur serta peralatan bagi SMK Bidang Studi Keahlian lingkup Pariwisata yang ditunjuk. e. Pengembangan Mutu melalui Cluster SMK Rujukan. SMK Rujukan adalah SMK

yang unggul dalam berbagai aspek sehingga bisa dijadikan acuan/rujukan/referensi bagi SMK-SMK lain. SMK rujukan yang akan dikembangkan merupakan bagian dari program peningkatan mutu pendidikan berbasis wilayah (propinsi, kab/kota). SMK Rujukan juga akan menjadi leader dalam mengembangkan mutu SMK dan setidaknya memiliki 3 SMK aliansi yang akan dibina. Setiap SMK Rujukan Menyusun SDP (School Development Plan) dan dibina secara bertahap pencapaian SNP serta memiliki fasilitas bersama yang meliputi bengkel unggul, sumber belajar/ materi ajar online, website dan informasi kebekerjaan, perpustakaan termasuk e-library, jaringan internet yang cukup, tempat pendampingan/ pelatihan guru, teaching factory, testing center untuk kompetensi, produk dan jasa , serta ruang pamer produk/jasa SMK, dan hubungan industri.

f. Pengembangan teaching factory di SMK. Teaching Factory (TEFA) adalah pembelajaran yang berorientasi bisnis dan produksi. Atau suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Tujuan TEFA adalah sebagai wadah pelatihan dan praktik berbasis produksi secara langsung bagi siswa SMK yang berorientasi pada pasar. Sampai dengan tahun 2019, Direktorat Pembinaan SMK akan mendukung pengembangan minimal 200 teaching factory di SMK.

g. Harmonisasi Kompetensi Kejuruan dengan Kebutuhan Industri dan Review Paket Kejuruan.

(22)

9

• Pengembangan SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah. SMK

Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah berfungsi sebagai pusat pengembangan unit produksi/teaching factory/industrial based education berbasis keunggulan wilayahnya. Untuk menjadi SMK Berbasis Industri, SMK harus mampu menyelenggarakan usaha bisnis/perusahaan dan dituntut menjalankan fungsi-fungsi baku perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen personalia, manajemen keuangan, manajemen peralatan dan perbekalan, prinsip-prinsip akuntansi, dan inti manajemen (general manager). Dengan pembelajaran seperti ini, diharapkan lulusannya langsung dapat bekerja di Industri.

• Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional dan Kawasan Berikat. SMK di kawasan industri harus menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berbasis dunia kerja (experiential education/work based learning/hand-on experience) utamanya adalah production based learning (belajar membuat barang jadi yang marketable) yaitu belajar melalui kerja yang sungguhan seperti yang terjadi di dunia kerja bisnis dan bukan belajar yang sifatnya tiruan (artiisial).

• Kerjasama Industri Regional dan Internasional yang bertujuan untuk: a) memproyeksi kebutuhan industri terhadap lulusan pendidikan kejuruan/ vokasi berdasarkan bidang keahlian; b) menanggulangi kekurangan guru mata pelajaran produktif; c) menyedikan tempat praktik yang memadai; dan d) meningkatkan mutu proses pembelajaran di pendidikan kejuruan/ vokasi yang sangat memerlukan pengalaman kerja melalui pemagangan di industri/perusahaan.

(23)

10

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

• Penyelarasan kejuruan melalui aktiitas: a) pengembangan standar Pola Penyelarasan Kejuruan di SMK; b) pembentukan Majelis Kemitraan Pendidikan Kejuruan Indonesia (MKPI); dan c) pengembangan rumusan KKNI kejuruan SMK

h. Standardisasi, Sertiikasi, dan Penjaminan Mutu Lulusan SMK. Strategi ini dilaksanakan melalui aktiitas berikut:

• Penyusunan SKL berdasar SKKNI

• Pelatihan Assesor SMK

• Penjaminan Mutu Satuan Pendidikan, Proses Pembelajaran dan lulusan i. Pemenuhan Guru Produktif melalui: a) kolaborasi dengan Lembaga Pendidik

dan Tenaga Kependidikan; b) Pengadaan Guru Produktif oleh Pemerintah (Pusat+Daerah); dan c) Recognition Prior Learning (RPL).

j. Pengembangan SMK Berbasis Pesantren/Komunitas. Bantuan diberikan kepada SMK yang berada di Pondok Pesatren/Komunitas dan memiliki siswa yang bermukim di asrama Pesantren/ Komunitas. Pemanfaatan dana ditujukan untuk: a) pengembangan/Pembangunan/rehabilitasi gedung pembelajaran Teori/ Ruang Praktik Siswa beserta perabotnya; b) pembangunan/ rehabilitasi asrama; c) pengadaan Peralatan Praktik; dan d) Biaya perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan administrasi.

(24)

11

Kunjungan Rintisan Kerjasama Antar Lembaga Luar Negeri; d) Seminar/Workshop

Internasional; e) Pengiriman Expert ke Luar Negeri; f) Kerjasama TVET Program; g) Kerjasama Pengembangan Pendidikan Kejuruan Indonesia-Negara Asia; h) Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat; dan i) Pertukaran Siswa Luar Negeri. l. Pemasaran Tamatan SMK sebagai wahana mediator yang menjembatani antara

Pencari Kerja tamatan SMK dengan Penyedia Kerja untuk formasi tenaga kerja tingkat menengah. Salah satunya dengan mengaktifkan kembali Bursa Kerja Khusus di setiap SMK dengan bekerja sama dengan industri/instansi/kementerian terkait lainnya.

m. Beasiswa prestasi, ajang kompetisi siswa SMK, dan Pameran Produk Kreatif Siswa SMK.

Dit. Pembinaan SMK memotivasi siswa SMK untuk selalu berprestasi melalui:

• Beasiswa Prestasi dan Program Keahlian Khusus. Program Beasiswa prestasi bertujuan mendukung tercapainya pendidikan siswa yang belajar di SMK dan merupakan bentuk penghargaan bagi siswa-siswa yang berprestasi akademik pada bidangnya masing-masing pada tingkat Kabupaten antara lain Lomba LKS, O2SN, OSTN, Lomba Debat Bahasa, Lomba Seni dll, sehingga kualitas siswa di SMK mempunyai daya pikir yang sama dengan siswa-siswa yang masuk di sekolah menengah lainnya.

• Lomba Kompetensi dan Sains. Lomba Kompetensi dan Sains terdiri dari: a) LKS merupakan salah satu sarana untuk menseleksi siswa untuk mengikuti lomba tingkat internasional World Skill Competition (WSC), maupun tingkat asia Asean Skill Competition (ASC), yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali; dan b) OSTN merupakan Olimpiade Sains Terapan untuk mengembangkan kemampuan siswa bidang sains terapan.

• Lomba Seni dan Olahraga. Lomba ini terdiri atas terdiri dari 2 kegiatan yaitu: a) Lomba Olimpiade Olah Raga Siswa SMK Tingkat Nasional (O2SN); dan Festifal Lomba Seni Siswa SMK Tingkat Nasional (FLS2N).

• Pameran Produk Kreatif Siswa SMK

4. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan publik Arah kebijakan yang diterapkan dalam melaksanakan tujuan strategis ini melalui: a. Pengelolaan data pokok pendidikan menengah kejuruan

b. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kinerja lembaga c. Penyediaan layanan informasi kebijakan

(25)
(26)

13

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

SMKN 3

DENPASAR

(27)

14

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

14

14

Fot

o: M

uk

(28)

15

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

&

Amati,

Modiikasi

Terapkan,

H

ampir seluruh sekolah di kawasan Bali
(29)

16

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Demikian pula dengan SMK Negeri 3 Denpasar. Sekolah bidang pariwisata yang beralamat di Jl. Tirtanadi No 19, Sanur, Bali ini, selain bangunannya yang khas, di sekolah ini juga ada fasilitas persembahyangan khusus siswa yang berada di pojok bagian depan. Setiap pagi masuk sekolah, banyak siswa langsung menuju tempat persembahyangan tersebut. Sebagian lagi ada yang langsung menuju kelas menaruh tas dan perbekalan terlebih dahulu sebelum menuju tempat sembahyang. Ada juga yang tidak melakukan persembahyangan. “Sembahyang pagi di sekolah ini sifatnya tidak wajib, karena sebagian dari mereka mungkin sudah ada yang sembahyang di rumah. Tetapi ketika sudah di kelas dan jam pelajaran berbunyi kegiatan paling pertama dilakukan adalah sembahyang dan berdoa secara serentak di kelas masing-masing,” terang Dra. Anak Agung Bagus Wijaya Putra, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Denpasar, Bali. Kegiatan sembahyang, lanjut laki-laki yang biasa disapa Agung dan baru ditetapkan sebagai Kepala SMK Negeri 3 Denpasar tahun 2015 lalu itu, merupakan bagian dari pembiasaan untuk membentuk siswa yang berbudi pekerti luhur. Selain juga diterapkan kebiasaan-kebiasaan lain, disiplin waktu, peduli kebersihan lingkungan/tidak membuang sampah sembarangan, tidak membawa narkoba, tidak merokok dan lain sebagainya.

Dra. Anak Agung Bagus Wijaya Putra, M.Pd., Kepala SMK Negeri 3 Denpasar, Bali

Fot

o: M

uk

(30)

17

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Setiap pagi, mulai jam setengah enam pagi, sekoalh ini mulai berdenyut. Beberapa siswa yang tampaknya jauh sudah berdatangan, hari masih cukup gelap. Dan sekitar jam 7 pagi, Agung didampingi beberapa guru sudah bersiap menyambut siswa datang dan menyalami satu persatu. Sekolah ini memberlakukan jam pelajaran dari jam 07.30 dan berakhir pukul 14.00 WITA. “Itu jam formalnya, tetapi biasanya anak-anak itu banyak yang suka pulang telat, kadang masih harus menyelesaikan pekerjaannya, kadang juga sibuk mempersiapkan apa gitu, pokoknya ada saja yang masih tinggal di sekolah. Sekolah ini baru benar-benar sepi pada saat Ashar hingga Magrib,” kata Bagus.

Sekolah ini juga menerapkan Jum’at bersih pada hari Jum’at. Pada kegiatan ini seluruh siswa bahu membahu membersihakan kelas dan lingkungan sekolah. dan sekali dalam sebulan juga diberlakukan Purnama Tilem. Kegiatan ini untuk menghormati datangnya bulan purnama, kegiatan rutinnya berupa sembahyang/berdoa bersama di lapangan dengan menggunakan pakaian adat khas Bali.

Jumlah siswa di sekolah yang berdiri tahun 1976 ini berjumlah 1.369 anak, dan didukung 100 orang guru, 53 guru di antaranya berstatus PNS. Guru PNS tersebut rata-rata guru produktif, sebagian kecil saja yang guru normatif dan adaptif. Juga diperkuat tenaga administrasi sekolah sebanyak 35 orang, 9 orang di antaranya tukang kebun dan 3 orang satpam.

(31)

18

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Untuk rekrutmen siswa baru sekolah ini memberlakukan seleksi secara online sesuai peraturan dinas pendidikan setempat, dan disesuaikan dengan kuota yang dibutuhkan. Tetapi sekolah juga memberlakukan tes masuk yang hasilnya dilaporkan ke dinas pendidikan setempat. Setelah diterima baru siswa memulai masa perkenalan lingkungan sekolah dan selanjutnya menerima materi yang sudah terjadwal. “Menurut kami, yang kami utamakan disini saat siswa masuk bukan kita memacu kompetensinya, tetapi kami tekankan bagaimana karakternya bisa terbentuk terlebih dahulu. Ini sangat penting karena ini sekolah kejuruan. Jadi kebiasaan disiplin dengan etos kerja tinggi itu yang utama, baru kita genjot kompetensinya,” ujar Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd, guru Perhotelan yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum.

SIAP SAMBUT GLOBALISASI

Berdiri di atas lahan tiga hektar atau 30.000 m2, SMK Negeri 3 Denpasar terlihat cukup luas. Fasilitas pembelajaranya juga sangat memadai. Terdapat 32 ruang kelas untuk belajar teori dan 35 ruang untuk praktik, dua laboratorium serta beberapa fasilitas lainnya. Mulai lapangan olahraga, lahan parkir yang luas, dan lain sebagainya. Sekolah ini juga dilengkapi kantin sekolah yang dipusatkan dibagian belakang.

Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd., guru Perhotelan dan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

Fot

o: M

uk

(32)

19

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

(33)

20

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
(34)

21

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

21

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Fot

o: M

uk

(35)

22

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

SMK Negeri 3 Denpasar juga memiliki hotel atau e-dotel. Hotel ini tidak hanya difokuskan untuk praktik siswa perhotelan tetapi juga disewakan untuk umum. E-dotel SMK Negeri 3 Denpasar dengan 16 kamar itu tertata tersendiri dibagian tengah lahan sekolah. e-dotel ini tidak bertingkat, berupa beberapa bangunan yang tiap bangunan tersedia dua kamar. Kamar e-dotelnya sangat luas dengan fasilitas lengkap. Ruang tamu, internet, televisi, almari, bethup, toilet dan ruang mandi dengan shower juga tersedia di hotel ini.

Kesan pertama masuk sekolah ini adalah nyaman. Benar-benar bersih dan indah. Di hampir seluruh sudut sekolah nyaris tidak ada sampah berserakan. Bahkan toilet siswa yang ada di pojok-pojok bangunan kelas terlihat sangat bersih dan tidak berbauh. Sekolah ini juga melengkapi fasilitas cuci tangan di depan tiap kelas.

Dengan visi “Menjadi lembaga pendidikan kejuruan yang siap bersaing di tatanan global” jelas Agung, SMK Negeri 3 Denpasar memiliki beberapa misi. Di antaranya adalah sebagai berikut:   Meningkatkan  profesionalisme dan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah sebagai pusat pemberdayaan  komptensi, membangun dan memberdayakan seluruh E-dotel SMK Negeri 3 Denpasar

yang menyediakan 16 kamar

(36)

23

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

(37)

24

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

komponen sekolah menuju sekolah bertaraf   Internasional, menggerakkan seluruh warga sekolah untuk mengembangkan potensi diri secara optimal agar lembaga memiliki budaya kerja yang berorientasi keunggulan kompetitif dipasar kerja nasional maupun internasional, dan meningkatkan perluasan kerjasama dengan industri yang relevan baik dalam maupun luar negeri untuk akses siswa maupun lulusan dari SMK Negeri 3 Denpasar.

“Dalam implementasi visi misi kami juga menetapkan beberapa nilai dasar sebagai acuan, meliputi disiplin, loyal dan berdedikasi. Juga produktif, kreatif dan bermutu. Transparan dan dapat bertanggungjawab serta menumbuh kembangkan budaya partisipasi dan kebersamaan. Nilai dasar lainnya, yakni sumber-sumber daya baik materi maupun non materi dikelola secara efektif dan pelayanan prima berorientasi pada pasar,” kata Agung.

Keberadaan SMK Negeri 3 Denpasar juga memiliki beberapa tujuan, antara lain:

• Menyiapkan seluruh komponen sekolah yang meliputi SDM, fasilitas yang dibutuhkan dalam mendukung dan merealisasikan VISI dan MISI.

• Mengupayakan pemenuhan seluruh fasilitas pembelajaran baik teori maupun praktek sesuai dengan kriteria yang dituangkan dalam 12 janji kinerja SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).

• Pengembangan kurikulum pembelajaran yang relevan dengan perkembangan Iptek dan tuntutan pasar baik ditingkat Nasional maupun Internasional.

• Meningkatkan peran serta masyarakat, komite sekolah, dinas terkait, dunia usaha/industri baik nasional maupun internasional secara aktif dan partisipatif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di SMK Negeri 3 Denpasar.

• Melaksanakan dan mengembangkan system management mutu (ISO 9001-2008)

• Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, peserta didik disetiap lini untuk menghasilkan kinerja yang berorientasi mutu.

• Mengembangkan dan meningkatkan peran Unit Produksi dalam kaitannya menumbuh kembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan.

SMK Negeri 3 Denpasar mengembangkan empat kompetensi keahlian, meliputi Akomodasi Perhotelan, Tata Boga, Tata Busana dan Kecantikan. Semua jurusan itu rata-rata cukup diminati calon siswa, terbukti tiap tahun jumlah peminat terus meningkat. Tetapi, Jurusan Tata Boga dan Perhotelan menjadi paling favorit hingga peminatnya berlipah.

(38)

25

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

25

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI
(39)

26

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

MENYAPKAN GENERASI BERDAYA SAING

Sebagai sekolah kejuruan, SMK Negeri 3 Denpasar memagangkan siswanya di industri selama empat bulan dan dilaksanakan pada saat siswa sedang di kelas XI. Terdapat ratusan perusahaan/industri yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 3 Denpasar, dan tiap tahun terus dilakukan update kerjasama sekaligus menjaring perusahaan-perusahaan baru. “Tahun ini kami sudah ada 100 perusahaan yang sudah memastikan untuk bekerjasama, juga masih akan MoU dengan perusahaan baru, dan terus kami lakukan penjajakan dengan perusahaan lain,” terang Drs. Ida Bagus Gede Sutarja guru Bahasa Inggris yang sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang Hubungan Masyarakat.

Sebelum diberangkatkan magang atau Praktek Kerja Industri (Prakerin), para siswa biasanya diberi pembekalan terlebih dahulu. Pesan yang senantiasa disampaikan tak lain adalah menjaga sikap, disiplin dan menjaga nama baik sekolah. “Anak-anak SMK seperti umumnya anak-anak yang lain, usianya masih tergolong ABG, jadi kadang ketika di luar bisa saja mereka tidak ada kontrol dan dapat berbuat semaunya, itu kami antisipasi, jangan sampai sudah di tempat magang malah mereka berbuat semaunya yang mencoreng nama sekolah,” terang Drs. I Made Sudira Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.

Hasil produksi jurusan tata boga di SMK Negeri 3 Denpasar, Bali

(40)

27

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Secara umum, Made Sudira juga mengatakan anak-anak SMK Negeri 3 Denpasar sejauh ini tidak ada yang bersikap memalukan nama baik sekolah. Prestasi akademik maupun non akademik juga cukup membanggakan. “Kami di sini para guru cukup kompak, apalagi didukung kepala sekolah yang sangat bijaksana kepada guru dan siswa. Siswa kami juga selalu menunjukkan prestasinya, hampir semua jurusan pernah mengharumkan sekolah,” lanjut Made Sudira.

Prestasi yang diraih siswa SMK Negeri 3 Denpasar ini tak lepas dari peran guru, fasilitas pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Para guru tiap libur sekolah selalu digilir untuk mengikuti magang di industri. Selain itu juga diikutkan berbagai pelatihan yang diselenggarakan dinas pemerintah daerah/provinsi/pusat. Bahkan beberapa guru senior juga kerap ditunjuk menjadi narasumber dalam pelatihan-pelatihan. “Kebijakan kepala sekolah ini menurut kami sangat bagus, guru-guru di sini semua bahu membahu meningkatkan kompetensinya. Saat liburan dipilih siapa guru yang belum magang industri itu yang kita dahulukan. pokoknya hampir semua guru sudah mengikuti magang industri dan pelatihan-pelatihan lain,” timpal Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum.

Drs. Made Sudira,

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan

Nyoman Aris Suparni, S.Pd., M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikkulum

(41)

28

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

KONSEP AMATI TIRUKAN DAN MODIFIKASI

Mengenai fasilitas pembelajaran sekolah, kata Dra. Ketut Sri Handayani,.M.Pd , guru Tata Boga yang juga menjabat Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana, beberapa fasilitas sesungguhnya perlu diupgrate. Meskipun secara kuantitas semua jurusan sudah tercukupi dengan baik. “Kalau kecukupan menurut kami sudah cukup, hanya saja upgrate alat-alat praktik itu perlu sekali. Karena misalnya di Tata Boga sebagian ada meja yang stainless steel sebagian masih ada meja keramik. Yang keramik ini yang tidak sesuai dengan yang ada di hotel-hotel dan restoran,” terang perempuan yang akrab disapa Handayani itu.

Hal senada disampaikan Aris Suparni yang mengatakan bahwa konsep pembelajaran tidak selalu bergantung dengan ketersediaan fasilitas berikut bahan yang mendukung. Semua guru diharapkan mampu mengkreasikan meskipun peralatan belum sepenuhnya sesuai. “Kalau pembelajaran kami yakin sudah sangat optimal, bukan maksimal loh ya. Kita bekerja seoptimal mungkin dan selalu berusaha mengejar yang terbarukan, apa yang ada di insdustri saat ini segera kami pelajari. Dalam pembelajaran kami sudah menggunakan kurikulum 2013 revisi, tetapi dalam pelaksanaannya kita menganut konsep ATM, Amati Terapkan dan Modiikasi. Jadi tidak semuanya kita terapkan tanpa modiikasi karena bisa tidak berjalan dengan baik. Beberapa materi justru kita modiikasi kita sesuaikan dengan kondisi kita,” terang Aris.

Dra. Ketut Sri Handayani, M.Pd., guru Tata Boga dan Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana

(42)

29

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

TIDAK ADA SISWA YANG MEGECEWAKAN

Bagi alumni, SMK Negeri 3 Denpasar telah memberikan segalanya, setidaknya hal itu bagi seorang Yenli Wijaya, alumni sekaligus pengusaha Boutiq di Denpasar. Perempuan yang sangat modis ini mengaku bersyukur bisa sekolah di SMK Negeri 3 Denpasar. Setelah tamat SMK ia tak melanjutkan pendidikan lebih tinggi. “Alhamdulillah saya hanya ijaza SMK saja, setelah lulus terjun menjadi penjahit. Awalnya saya hanya penjahit rumahan, kemudian mulai merambah pasar langsung dan hidup berpindah-pindah, pernah juga di daerah Kuta. Di sana pasarannya bagus sekali dan saya memproduksi pakaian-pakaian yang simpel-simpel waktu itu,” terang Yenli.

Setelah berkembang dan juga harus mengurusi rumah tangga akhirnya Yenli menetap di Denpasar dengan

mendirikan Boutiq Brader dan dia lebih banyak terjun sebagai desainer. Di Boutiq milik Yenli kini lebih fokus pada produksi baju-baju pesta dan belum memproduksi secara masal. “Kami belum produksi masal, yang kami lakukan masih menerima pesanan, ada juga pelanggan kami yang dari luar negeri,” katanya.

Di tempat itu pula, ank-anak Jurusan Tata Busana diberi kesempatan magang. Bagi Yenli, anak magang

cukup bermanfaat, bukan hanya membantu dalam pekerjaan tetapi juga bermanfaat bagi Yenli bisa membekali dan mengajari anak-anak muda. “Tidak ada ruginya menerima anak magang, kami sangat bersyukur bisa berbagi ilmu, kadang

(43)

30

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

juga saya ajak mereka jika kami ada undangan fasion show. Agar mereka tidak hanya berkutat di ruang produksi tetapi juga megetahui bagaimana sih ribetnya mengurusi model di balik panggung itu, mengenakan pakaian ke model dan menatanya. Anak-anak magang ini juga kami beri sedikit transportasi, karena bagaimana pun juga mereka juga banyak membantu kami. Yang jelas bagi kami tidak ada siswa sekolah ini yang mengecewakan,” terang Yenli.

Pengalaman yang sama juga dirasakan Ni Made Rani. Perempuan pengusaha salon kecantikan di kawasan Sanur ini juga alumni SMK Negeri 3 Denpasar. Alumni tahun 1992 ini mulai membuka Salon dan Spa Hana sejak tahun 2003 silam. Sebelumnya ia puluhan tahun bekerja sebagai karyawan di usaha orang Jepang bidang salon di Bali. “Sepuluh tahun saya bekerja dengan orang Jepang, kemudian saya pikir akan lebih berkembang dan bermanfaat jika membuka usaha sendiri. Setelah modal saya rasa mencukupi saya membuka Hana Salon & Spa, bersyukur sekali masih terus eksis sampai sekarang,” katanya.

Yenli Wijaya,

alumni sekaligus pegusaha Boutiq di Denpasar

(44)

31

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Hana Salon & Spa adalah usaha kecil, karyawan juga tidak banyak. Tetapi cukuplah untuk menghidupi keluarga dan menjadi aktivitas Rani, sapaan Ni Made Rani. “Karyawan tidak banyak,

tetapi kami masih membuka kesempatan kepada anak-anak SMK Negeri 3 Denpasar untuk magang di tempat kami sejak tahun 2005 lalu, biasnaya hanya 3 sampai 4 anak saja. Dengan membuka magang kami merasa jauh lebih baik dan semakin banyak kawan, juga bisa lebih sering menjalin komunikasi dengan sekolah,” lanjut Rani.

Kisah anak magang juga diceritakan oleh I Wayan Suyoga, House Keeper Prama Sanur Beach Hotel. Di hotel ini bisanya menerima anak magang di departemen House Keeper sebanyak 30 anak, 10 an anak bisanya dari SMK Negeri 3 Denpasar. “Sebagaimana di tempat magang, saya kira sama, kami menekankan disiplin waktu, jam berapa masuk jam berapa isirahat dan jam berapa boleh pulang. Awal-awal biasa mereka agak bingung magang, tetapi kami memulai dengan memberi kelas khusus untuk menjelaskan pekerjaan, sistem hotel kami hingga pengenalan lingkungan,” kata Wayan.

(45)

32

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
(46)

33

(47)

34

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Wayan yang juga asesor perhotelan itu juga sangat cermat melihat gerak gerik serta psikologis peserta magang. Dari yang pendiam dirubah menjadi lebih ceriah dan berwawasan. “Kami ingin merubah dan membiasaan anak-anak magang itu dari bermental sekolah menjadi bermental kerja. Selalu kami katakan, kita kerja di hotel ini adalah pelayan, bagamana sikap pelayan itu ya harus menjalankan pekerjaan untuk menghormati orang lain atau tamu, seperti pembantu. Kebiasan-kebiasaan lama di sekolah harus banyak ditinggalkan dan mulai menatap dunia kerja yang sesungguhnya,” katanya.

Prama Sanur Beach & Hotel, lanjut Wayan tak jarang juga merekrut anak-anak magang sebagai karyawan, tetapi hal itu melalui hasil pengamatan dan penilaian selama magang. Terkadang juga direkrut untuk terjun membantu secara insidental.

Di Prama Sanur Beach Hotel juga menerima anak agang di bagian restoran/dapur. Jumlah anak magang di departemen ini sebanyak 22 an anak yang separuhnya berasal dari SMK Negeri 3 Denpasar. “Saya paling disiplin menangani anak-anak kerja di kitchen, bukan hanya kepada anak-anak magang tetapi kepada semua karyawan juga. Karena kitchen itu jantungnya hotel. Dalam disiplin, 15 menit sudah harus ada di tempat, dan seminggu pertama awal magang kami juga memberi kelas biasanya diwaktu yang senggang, kami jelaskan bagaimana kitchen hotel dan bekerja di sini. Kemudian terjun ke dapur membantu kami dan kami mengajarkan mulai mengolah bahan mentah hingga menjadi hidangan siap saji,” terang AA. Ketut Adi Sausika, Sous Chef Prama Sanur Beach & Hotel. “Juga kami ajarkan gimana memotong bahan makanan yang benar, mengolahnya dan tak ketinggalan cara menyimpan makanan sisa agar layak konsumsi lagi. Kepada anak-anak yang ada kesalahan, biasanya kami beri peringatan, kemudian juga ada sanksi dengan hanya berdiam di kantin. Saya pikir mereka bisa merasakan gimana membantu petugas kantin, hanya diam saja dan tidak dapat ilmu,” lanjut lelaki yang biasa disapa Ketut itu.

I Wayan Suyoga,

House Keeper Prama Sanur Beach Hotel

AA. Ketut Adi Sausika,

Sous Chef Prama Sanur Beach & Hotel

(48)

35

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

(49)

36

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

MERETAS ASA INGIN SEGERA KERJA

Cerita dari kalangan alumni dan dunia insudustri sedikit berbeda dengan cerita beberapa siswa yang sempat diwawancarai. Kami menjumpai 10 siswa kelas XII yang tengah berkumpul di ruang kesiswaan. Tampak mereka tengah bercengkkerama dan berbincang-bincang. Putu Herry Suardika, salah satu siswa kelas XI Jurusan perhotelan menyambut kami dengan hangat. Pengalamannya sekolah di SMK Negeri 3 Denpasar baginya cukup berarti, banyak ilmu dan kompetensi perhotelan yang sudah didapat.” Saya merasa senang bisa sekolah di sini, karena memang cita-cita sejak di bangku SMP dulu,” kata Herry. Penyuka olahraga Footsal ini setelah lulus belum berpikir untuk bekerja. “Rencananya dan sedang menyiapkan setelah lulus nanti akan kuliah di STP (Sekolah Tinggi Perhotelan) Nusa Dua, Bali,” lanjut anak pertama dari dua bersaudara ini.

Ada juga Luh Ayu Puspita yang juga Jurusan Perhotelan. Dia juga ingin melanjutkan kuliah di STP, sama dengan Herry. Gadis tinggi semampai ini sangat suka bekerja di hotel khususnya di bagian front ofice. Penyuka membaca novel ini juga berbagi cerita kala melaksanakan magang. Katanya, saat magang awalnya begitu menegangkan, karena harus menyesuaikan jam kerja hotel, bukan jam sekolah. “Tegang sih di awal karena menyesuaikan, dan ilmu yang saya dapat di sekolah kayaknya sudah lumayan baik, tetapi begitu magang rasanya nggak ada apa-apanya, betapa saya merasa banyak sekali kekurangannya,” katanya.

Putu Herry Suardika, siswa kelas XI Jurusan Perhotelan

Luh Ayu Puspita, siswi kelas XI Jurusan Perhotelan

36

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Fot

o-f

ot

o: M

uk

(50)

37

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Lain Jurusan Perhotelan lain juga Jurusan Tata Boga. Ada Kadek Yudha Wirandinata, siswa kelas XII. Dia sangat menyukai memasak, bahkan sejak SMP dia sudah terbiasa di dapur membantu orangtua. “Sejak SMP saya terbiasa di dapur bikin makan sendiri, dri situlah saya kemudian ingin sekali sekolah SMK dan senang bisa diterima di SMK Negeri 3 Denpasar,” kata Yudha panggilan akrbnya.

Selepas lulus nanti, Yudha ingin pergi ke Jepang, bekerja di restoran milik pamannya. Bahkan tahun lalu ia pernh pergi ke sana selama dua minggu. “Senang di sana, dan membantu pekerjaan, makanya saya sudah dipesan sama om kalau lulus kelak supaya segera ke Jepang,” lanjut Yudha.

Selama di sekolah, Yudha paling suka memasak makanan jenis kontinental. “Lebih suka masakan kontinental karena menurut saya tidak ribet, apalagi bumbu-bumbunya, kalau oriental sangat banyak dan kuat bumbu. Saya kesulitan menghafalnya,” katanya.

Namun Ni Made Dewi yang juga Jurusan Tata Boga lebih menyukai masakan kue dan sejenisnya. “Saya lebih suka masak patisery dan berbagai macam cake. Di rumah juga biasanya membuat itu bersama kakak,” katanya. “Saya sekolah dengan jurusan Tata Boga karena ingin membuka usaha sendiri tanpa harus kehilangan waktu mengurus rumah tangga, hehe. Karena bikin cake dan sebagainya itu kan bisa saya kerjakan di rumah,” kata Dewi.

Kadek Yudha Wirandinata, siswa kelas XII Jurusan Tata Boga

Ni Made Dewi, siswi kelas XII Jurusan Tata Boga

37

(51)

38

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Bagi Kian Luberta, siswa kelas XII Jurusa Tata Busana, segala yang berbau SMK sangat menyenangkan. Tetapi ia lebih menyukai Tata Busana meskipun awalnya kurang menyukai. “Iya awal masuk kurang menyukai jurusan ini, saya masuk karena melengkapi kakak-kakak saya yang juga SMK, ada yang pehotelan dan tata boga, jadi saya masuk jurusan ini saja. Tetapi kelas satu lewat saya jadi sangat menyukainya, bahkan baju ini saya jahit sendiri,” katanya.

Kian, demikian biasa disapa ingin segera kerja setelah lulus nanti. “Kerja dulu sih inginnya, belum kepikiran usaha sendiri dan belum kepikiran juga ingin kuliah. Pokoknya kerja cari uang, nanti mungkin kuliah belakangan,” lanjutnya.

Lain lagi dengan Ni Made Sinta Mardiana Putri, gadis yang biasa disapa Sinta ini justru ingin membuka usaha sendiri sebagai perancang busana. Dunia fashion memang disukai sejak SD dulu, ia biasa melenggak lenggok memamerkan busana. Ia bahkan pernah bergabung dengan agen modeling sebelum akhirnya berhenti sementara karena harus konsentrasi sekolah. “Ilmu bagi saya jauh lebih penting, saya ingin jadi desainer dan sudah ada beberapa karya di rumah. Tetapi sepertinya ilmu saya belum cukup, saya ingin kuliah di Instutut Kesenian Indonesia di Bali dengan jurusan Fashion Design,” katanya.

(Atas) Kian Luberta, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana

(Tengah) Ni Made Sinta Mardiana Putri, siswi kelas XII Jurusan Tata Busana (Bawah) Ni Ketut Indah Lestari, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut

(52)

39

SMK NEGERI 3 DENPASAR, KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI

Sedangkan Ni Ketut Indah Lestari atau yang biasa disapa Indah ini lebih menyukai menata rambut. Oleh karena itu ia pun sekolah di Jurusan Tata Kecantikan Rambut. Sejak SMP ia sudah suka menata rambut, tetapi waktu masuk SMK ia mulai mempelajari memotong rambut. Demikian pula dengan Luh Komang Triyas Indah Saraswati yang juga sekolah di Jurusan Tata Kecantikan Rambut, keduanya sama-sama ingin bisa segera bekerja. “Ingin segera lulus dan bekerja, kalau sudah ada modal cukup inginnya membuka usaha sendiri, membuat salon,” terang Indah Lestari.

Selain mereka, ada juga Ni Komang Trisa Dewi, siswa Jurusan Kecantikan Kulit ini sangat suka merias wajah. “Dengan keterampilan merias wajah saya jadi lebih tahu juga pentingnya menjaga organ tubuh,” terang Sari. “Merias itu hal yang menurut saya menarik sekali dan selalu dituntut bisa mengembangkan diri. Mudah-mudahan kelak kami bisa punya usaha mandiri, inginnya punya salon kecantikan,” lanjutnya.

Sama juga Luh Komang Triyas Indah Saraswati dan Ni Kadek Sari Purniati yang sama-sama Jurusan Tata Kecantikan Rambut ini juga ingin punya usaha sendiri. “Inginnya mendirikan salon, selain bisa mendapatkan uang sendiri saya kira juga berguna untuk orang lain,” kata Komang. S

(Atas) Luh Komang Triyas Indah Saraswati, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut (Tengah) Ni Komang Trisa Dewi, siswi kelas XII Jurusan Kecantikan Kulit (Bawah) Ni Kadek Sari Purniati, siswi kelas XII Jurusan Tata Kecantikan Rambut

(53)
(54)

41

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SMKN 4

BANJARMASIN

KOTA BANJARMASIN,

(55)

42

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Pertukaran Siswa

ke Luar Negeri

dan Guru Hingga

D

i wilayah yang tenar dengan wisata pasar terapung, sebuah sekolah tampak mentereng dengan

berbagai prestasi dan kiprahnya di dunia pendidikan

menengah kejuruan. Sebut saja SMK Negeri 4 Banjarmasin,

kini semakin berkibar, terutama semenjak didaulat menjadi

sekolah rujukan sejak tahun 2015 lalu.

SMK Negeri 4 Banjarmasin merupakan sekolah menengah

kejuruan yang menyiapkan para generasi muda di tingkat pendidikan menengah, terutama untuk menyiapkan generasi

siap kerja, melalui tujuh program keahlian, antara lain Jurusan Tata Boga, Jurusan Tata Busana, Jurusan Tata Kecantikan, Jurusan Hotel Akomodasi, Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW), dan Jurusan Seni Musik Nonklasik.

Sekolah yang terletak di Jl. Brigjen H. Hasan Basri No. 7 Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini berdiri sejak tahun 1957. Dulunya, nama sekolah ini adalah SMKK Negeri Banjarmasin, letaknya pun berada di Jalan Mulawarman, Kota Banjarmasin.

(56)

43

(57)

44

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Di usianya yang telah mencapai 59 tahun, sekolah ini bertekad untuk semakin meningkatkan dan menjaga kualitas untuk tetap menjadi yang terbaik. Oleh karena itu, misi yang dilaksanakan antara lain membiasakan nilai-nilai imtaq, budaya dan karakter bangsa dalam seluruh kegiatan sekolah, mengembangkan kurikulum berbasis kearifan lokal dan berwawasan global, meningkatkan kemitraan dengan du/di dan guru tamu berstandar nasional maupun internasional, mengembangkan business center sebagai sarana pembelajaran, membudayakan akses dan share sumber belajar melalui teknologi informasi dan komunikasi, serta membudayakan pelestarian lingkungan hidup, pencegahan kerusakan lingkungan dan pencegahan pencemaran.

BERTAHAN UNGGUL

SMK Negeri 4 Banjarmasin saat ini dipimpin oleh Drs. Syafruddin Noor, M.Pd., yang baru menjabat selama tujuh bulan. Sebelumnya, ia mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebagai guru Bahasa Indonesia sekaligus kepala perpustakaan. Kini, sejak didapuk mengepalai SMK Negeri 4 Banjarmasin, Syafruddin Noor merasa siap untuk menjalankan visi dan misi SMK Negeri 4 Banjarmasin dengan berbagai strategi yang telah dirancang dan disepakati bersama.

Ia mengatakan, salah satu kiat untuk menjaga kualitas prima sekolah adalah dengan terus berkomitmen mencetak para lulusan yang terampil dan siap kerja. Oleh karena itu, fasilitas sekolah harus selalu menunjang visi dan misi sekolah. Misalnya, kebutuhan peralatan praktek siswa harus selalu terpenuhi.

Sisi perwajahan sekolah pun menjadi unsur penting untuk meningkatkan citra sekolah. Oleh karena itu, terutama setelah mendapat dana sekolah rujukan dari Pemerintah, SMK Negeri 4 Banjarmasin berbenah diri, terutama merehabilitasi perwajahan bagian depan sekolah sebagai satu hal yang dilakukan pertama kali. Dengan gaya arsitektur minimalis, wajah SMK Negeri 4 Banjarmasin kini tampil semakin megah dengan modern.

(58)

45

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GURU MAGANG

Unsur lain yang menunjang kualitas sekolah adalah kualitas guru-gurunya. Saat ini, jumlah guru yang mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sebanyak 116 orang, dengan 58 guru PNS, dan sisanya adalah guru honorer. Menurut Syafruddin, tak terlalu sulit menghimpun dan menahkodai sekian banyak guru untuk berjalan bersama-sama beriringan membangun visi dan misi sekolah. Terlebih karena iklim kekeluargaan cukup kental di antara para guru, meski profesionalisme tetap dijaga dan dijunjung tinggi.

Kualitas guru selalu menjadi prioritas utama di SMK Negeri 4 Banjarmasin. Oleh karena itu, sekolah senantiasa mendukung program peningkatan kompetensi guru dengan memberikan kesempatan bagi para guru, misalnya untuk mengikuti kegiatan bimbingan teknis (bimtek), baik itu yang diadakan oleh Pusat ataupun Provinsi. Kesempatan-kesempatan ini selalu ada setiap tahun bagi semua guru SMK Negeri 4 Banjarmasin. Guru pun dimotivasi untuk aktif dalam MGMP.

Motivasi lainnya dari sekolah adalah memberikan apresiasi kepada guru-guru yang meraih keberhasilan, baik itu dalam kompetisi maupun dalam pembinaan siswa-siswanya. Salah satu bentuk apresiasi tersebut antara lain mengikutsertakan guru sekaligus siswa berprestasi untuk studi banding ke luar sekolah. Beberapa sekolah telah dikunjungi tim dari SMK Negeri 4 Banjarmasin, baik itu yang diluar Provinsi Kalimantan Selatan, luar pulau, bahkan ke luar negeri.

(59)

46

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA
(60)

47

(61)

48

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

Namun demikian, satu kendala yang masih dirasakan sampai saat ini adalah minimnya guru produktif yang berstatus PNS, terutama guru normatif/adaptif, Hotel Akomodasi, UPW, RPL, dan Seni Musik Nonklasik. Untuk menyiasatinya, SMK Negeri 4 Banjarmasin pun merekrut guru-guru honorer/tidak tetap, biasanya adalah mereka yang sebelumnya memiliki pengalaman kerja di dunia industri ataupun lulusan universitas dengan bidang tertentu.

(62)

49

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

dengan bidang keahliannya. Namun ada pula guru tamu istimewa, dimana sekolah harus membuat proposal untuk mendatangkannya. Salah satu guru tamu yang pernah diundang ke sekolah antara lain pihak dari PT. Boga Sari untuk memberikan pengarahan dan pelatihan, terutama pada para guru jurusan Tata Boga, bagaimana cara membuat roti yang enak.

Strategi lain dalam rangka meningkatkan kualitas guru adalah melalui program guru magang. Dalam program ini, para guru di SMK Negeri 4 Banjarmasin memiliki kesempatan untuk magang di dunia usaha/ industri. Mereka dapat mencari tempat untuk magang secara mandiri dengan mengajukan proposal ke sekolah ataupun ke tempat magang yang hendak dituju. Selain itu, guru juga diberi kesempatan untuk mengikuti workshop ataupun seminar demi meningkatkan bidang keahlian dan kompetensinya. Adakalanya workshop tersebut diselenggarakan oleh pihak du/di, adakalanya oleh instansi terkait atau dinas pendidikan.

Hj. Sri Noor Ilyana, S.Pd., guru jurusan Tata Boga yang telah mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin selama 13 tahun pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar dan

workshop tata boga dan tata hidang di Hotel Tunjungan, Surabaya selama 3 bulan. Ia merasa senang mendapatkan kesempatan itu, karena menurutnya, guru memang perlu diberikan kesempatan sebesar-besarnya untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya.

Sebagai guru yang telah berpengalaman, Sri Noor Ilyana tak sekadar mementingkan kompetensi dan keahlian saja yang harus dimiliki oleh siswa, namun juga karakter yang kuat. Pembelajaran di sekolah hendaknya pun diiringi dengan pendidikan karakter. Guru harus senantiasa mendidik dan membimbing siswa-siswanya untuk membiasakan diri memiliki karakter dan akhlak mulia. “Saya senang mendekati anak dengan cara kekeluargaan daripada dengan cara kaku. Saya senang berkeliling sekolah, memeriksa dan memonitor anak-Hj. Sri Noor Ilyana, S.Pd.,

(63)

50

PROFIL SMK RUJUKAN PARIWISATA

anak di pagi hari, apa saja yang mereka lakukan. Di samping itu, saya juga selalu terbuka pada penilaian. Saya tekankan pada anak bahwa sikap mereka pun masuk dalam penilaian. Syukurlah sejauh ini anak-anak sudah cukup paham ketika

diberi pengertian tersebut,” katanya.

Sementara itu, Sulistianto, S.Pd., guru jurusan Hotel Akomodasi yang telah mengajar di SMK Negeri 4 Banjarmasin sejak tahun 1992 ini memiliki kiat tersendiri dalam mengatasi berbagai masalah

siswa. Ia menyadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan menyerap ilmu yang berbeda-beda. Oleh karenanya, salah satu jurus andalan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode belajar bersama teman sejawat. Siswa yang memiliki kemampuan lebih baik diharapkan dapat membimbing dan membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah.

Sejauh ini, menurutnya, kendala yang paling sering dihadapi adalah masalah penguasaan bahasa Inggris. Padahal, menurut guru yang mengajar mata pelajaran Front

Ofice ini mengatakan bahwa seyogyanya penguasaan Bahasa

Inggris adalah prasyarat utama bagi siswa du Jurusan Hotel Akomodasi. “Pembelajaran Front Ofice antara lain meliputi resepsionis, reservation, telpon operator, kasir, kantor depan, porter. Oleh karena berhadapan langsung dengan tamu, standar minimal harus bisa menggunakan Bahasa Inggris. Dalam pembelajaran, latihan percakapan dulu yang kami utamakan. Pertama dengan teks, pelan pelan tanpa teks. Itu untuk persiapan uji kompetensi juga. Sekarang terus menerus kita praktekkan itu,” ujar guru yang sebelumnya pernah bekerja di hotel ini.

Untuk pembelajaran bahasa asing, SMK Negeri 4 Banjarmasin memfasilitasi pembelajaran bahasa Jepang dan Bahasa Jerman, selain Bahasa Inggris. Di samping itu, saat ini SMK Negeri 4 Banjarmasin juga menerima seorang sukarelawan guru tamu native speaker dari Korea Selatan berkat kerjasama bilateral antara Korea Selatan dan Indonesia. Guru tamu ini mengajar selama 30 jam pelajaran, dengan dua jam pelajaran setiap pertemuan. Namun demikian, tak semua jurusan mendapat pelajaran Bahasa Korea, melainkan hanya beberapa jurusan saja, misalnya untuk saat ini hanya jurusan Hotel Akomodasi dan Usaha Perjalanan Wisata. Kontrak kerja guru tamu ini berlangsung selama dua tahun, dan SMK Negeri 4 Banjarmasin hanya perlu menyediakan fasilitas tempat tinggal bagi guru tamu tersebut. Sejauh ini, SMK Negeri 4 Banjarmasin menempatkan guru atau tamu asing di Edotel untuk lebih memudahkan pengawasan dan keamanan. Sulistianto, S.Pd.,

guru Jurusan Hotel Akomodasi

(64)

51

SMK NEGERI 4 BANJARMASIN, KOTA BANJARMASIN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SOLID DENGAN DU/DI

Salah satu kunci sukses bagi sekolah menengah kejuruan adalah bagaimana sekolah tersebut mampu menjalin lebih banyak relasi dan hubungan dengan dunia usaha/industri (du/di). Demikian pula SMK Negeri 4 Banjarmasin, pun memiliki strategi tertentu dalam upaya menjaring para dunia usaha/industri untuk peningkatan kualitas sekolah.

Dalam rangka mempromosikan atau mengenalkan proil sekolah ke du/ di, salah satu strategi sekolah yakni dengan mengundang para dunia usaha/ industri ke sekolah. Momen ini digunakan untuk mempresentasikan sekolah, antara lain jurusan-jurusan apa saja yang ada di sekolah berikut masing-masing potensinya, keuntungan apa saja yang bisa diciptakan melalui kerjasama antara sekolah dan du/di, serta bentuk-bentuk kerjasama seperti apa yang bisa dimanfaatkan. Tak berhenti sampai di situ, tim sekolah pun harus menyiapkan follow up, yakni dengan mengunjungi du/di tersebut untuk memperkuat hubungan dan memantapkan pelaksanaan MoU kerjasama. Masa MoU antara pihak sekolah dengan pihak du/di biasanya berlaku selama 2 tahun, dan untuk selanjutnya akan disinkronkan kembali.

Sejauh ini, macam-macam bentuk kerjasama yang dijalin antara pihak sekolah de ngan pihak du/di antara lain kerjasama dalam pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin), kerjasama rekruitmen, kerjasama pelaksanaan guru magang, asesor dalam uji kompetensi siswa, maupun sinkronisasi kurikulum. Menurut data, telah ada sekitar 160 du/di yang telah sepakat untuk bekerja sama dengan SMK Negeri 4 Banjarmasin, tak hanya di/di dari Banjarm

Gambar

table manner, hotel training, hotel tour dan pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jika diketahui bidang α dan β maka kedudukan bidang tersebut adalah … (i) Sejajar, jika kedua bidang tidak mempunyai titik sekutu. (ii) Berpotongan, jika kedua bidang α dan

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan teremahannya (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2013), h.113.. yang lebih mendalam tentang materi-materi yang ada didalam

Sedang- kan manfaat praktis yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) bagi Siswa, diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil

Karena itu, sekarang banyak sekali penguasaha Mutiara yang berasal dari Dobo, sedangkan dari Buton usaha budidaya Mutiara saat ini menghasilkan mutiara mabe ( half pearl ) dari

Pertani (Persero) Wilayah Sumatra Utara Variabel dependen Rentabilitas Perusahaan Menggunakan study kasus Tempat penelitian Variabel Independen yang diteliti adalah

Dari hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi loyalitas merek pada produk Tabungan Muamalat Share-E Regular oleh Bank Muamalat Cabang Malang

Kelompok Mata Kuliah Keahian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan seorang ahli madya dengan kekaryaan berdasarkan