Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan yang Diukur Menggunakan Economic Value Added
Desi Aprina
Pondok Ungu Permai, Blok EE 4 No. 45 RT 008 RW 010 Bekasi Utara Email : [email protected]
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi
ABSTRAK
Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian tahun 2009-2011. Perolehan data diambil dari Indonesian Capital Market Directory dan laporan keuangan periode 2009-2011. Total sampel penelitian adalah 84 perusahaan yang ditentukan melalui purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan, sementara pada ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Economic Value Added
ABSTRACT
The research aims to obtain empirical evidence of the effect of managerial ownership, institutional ownership and firm size on corporate performance of the study population are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of the study in 2009-2011. Acquisition of data taken from the Indonesian Capital Market Directory and financial reporting period of 2009-2011. Total sample is 84 firms determined through purposive sampling. The analysis tool used is multiple linear regression analysis. The results of this study showed that there was no significant effect between managerial ownership and
institutional ownership on corporate performance, while the size of the company has a significant effect between firm size and company performance.
Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Company Size, Economic Value Added
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini, salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat dilakukan dengan menambah modal, baik dengan cara utang atau menerbitkan saham di pasar modal. Pasar modal merupakan wahana berinvestasi bagi para pemilik modal atau pemegang saham maupun masyarakat luas. Volume perdagangan, nilai total kapitalisasi pasar, harga saham, dan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebagai indikator pasar modal di Indonesia menunjukkan kecendrungan yang menggairahkan bagi investor pada sepuluh tahun terakhir ini. Pemilik modal atau pemegang saham menanamkan modal atau sahamnya bertujuan untuk mengembangkan usahanya dan untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi agar dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan.
Dan untuk mengembangkan usaha para pemegang saham menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional yang disebut manajer. Para manajer yang ditunjuk diharapkan dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan sehingga kemakmuran pemegang saham akan dapat tercapai. Manajemen sebagai pihak yang melaksanakan operasional perusahaan harus memenuhi kepentingan pemegang saham dengan mengambil kebijakan yang tepat bagi perusahaan terutama kebijakan keuangan yang menguntungkan pemegang saham.
Namun pihak manajemen perusahaan sering mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut sebagai konflik keagenan (agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham.
Pengaruh dari konflik antara pemilik (owners) dan manajer ini akan menyebabkan menurunkan nilai perusahaan, kerugian inilah yang merupakan agency cost equity bagi perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Dengan memperbesar kepemilikan saham oleh manajemen dapat meningkatkan proporsi saham yang dimiliki manajer sehingga akan menurunkan kecendrungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan. Proporsi kepemilikan yang cukup tinggi maka manajer akan merasa ikut memiliki perusahaan sehingga akan berusaha semaksimal mungkin melakukan tindakan-tindakan yang dapat memaksimalkan kemakmurannya. Dengan demikian maka akan mempersatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham, hal ini berdampak positif bagi kinerja perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan
Selain itu laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari asset, ekuitas, maupun hutang, serta mencerminkan prestasi kerja yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dalam kurun waktu tertentu untuk tetap bertahan dalam era pasar bebas dan sesuai dengan prinsip going concern, yaitu perusahaan diasumsikan untuk beroperasi secara terus-menerus menjalankan usahanya maka kinerja perusahaan harus baik. Kinerja perusahaan dapat dicerminkan melalui beberapa metode pengukuran kinerja. Adapun salah satu metode pengukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham adalah dengan menggunakan metode economic value added.
Istilah Economic Value Added pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward
Management Service yang merupakan perusahaan konsultan dari Amerika Serikat pada tahun
1980-an. Economic Value Added telah lama dikenal oleh para ekonom sebagai economic
Profit, yaitu nilai profit yang melebihi (kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang
bisa diperoleh (diderita) oleh pemegang saham dan kreditor dengan berinvestasi di sekuritas lain yang mempunyai risiko sebanding (Wahyudi, 2009).
Penelitian terdahulu mengenai struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah dilakukan di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2005) di dalam penelitiannya mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.
Wahyudi dan Pawestri (2006) didalam penelitiannya mengenai implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening menunjukan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan deviden, struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan, keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahan tetapi keputusan investasi dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.
Ulfani (2007) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan dari segi total saham, jumlah pemegang saham dan ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap luas ungkapan wajib laporan tahunan perusahaan real estate go publik di BEI tidak menunjukan pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dari segi total aktiva terhadap luas ungkapan wajib.
Sabrinna (2010) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara corporate governance dengan Tobin’s Q (kinerja pasar) tetapi terdapat hubungan positif signifikan antara corporate governance dengan ROE (kinerja operasional). Sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan.
Putri (2011) di dalam penelitiannya mengenai pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap kinerja intellectual capital menunjukan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital, sedangkan kepemilikan asing dan ukuran perusahaan berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital, serta kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan serta umur perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kinerja intellectual capital.
Fachrudin (2011) di dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan positif struktur modal terhadap agency cost dan pengaruh signifikan negatif ukuran perusahaan terhadap agency cost, tidak terdapat pengaruh signifikan struktur
modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak terdapat pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai intervening variable.
Selanjutnya, tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan economic value added.
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Emiten dimaksud adalah seluruh perusahaan terbuka dari berbagai sektor sesuai pengelompokan pada Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penilitian ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah diproses oleh pihak tertentu sehingga data tersebut sudah tersedia saat kita memerlukan (Sarwono, 2012 : 32). Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2009-2011 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dua yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono 2012 : 12). Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan.
a. Kepemilikan Manajerial
Variabel penelitian ini diukur dengan cara mengidentifikasi apakah ada nama pada daftar struktur kepemilikan yang masuk pada jajaran dewan komisaris dan dewan direksi.
b. Kepemilikan Institusional
Variabel penelitian ini diukur dengan cara menghitung proporsi kepemilikan yang merupakan institusi pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri serta institusi lainnya.
c. Ukuran Perusahaan
Variabel penelitian ini dihitung dengan menggunakan nilai natural logaritma dari total aktiva perusahaan.
2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang memberikan reaksi / respons jika dihubungkan dengan variabel bebas (Sarwono, 2012 :12). Sebagai variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan economic value added.
Rumus Economic Value Added :
EVA = NOPAT - Capital Charges
Langkah-langkah perhitungan EVA secara sistematis sebagai berikut (Taqwa,
2011).
1. NOPAT
2. Invested Capital
3. Tingkat modal dari hutang (D)
4. Cost of Debt / Biaya Hutang (rd)
5. Persentase pajak penghasilan (T)
6. Cost of Equity / Biaya Ekuitas (re) NOPAT = EAT + Biaya Bunga
Invested Capital = Kas + Modal Kerja + Aktiva Tidak Lancar
Total Hutang Tingkat Modal (D) =
Total Hutang & Ekuitas
Biaya Bunga Biaya Hutang (rd) =
Total Hutang
Beban Pajak Tingkat Pajak (T) =
Laba Sebelum Pajak
1 Biaya Ekuitas (re) =
7. Tingkat modal dari ekuitas (E)
8. Persentase Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Dimana :
D : tingkat modal dari hutang rd : biaya hutang
E : tingkat modal dari ekuitas re : biaya ekuitas
T : pajak dalam persentase (tax)
9. Capital Charges
10. EVA
Teknik Analisis yang Digunakan 1. Statistik Deskriptif 2. Uji Asumsi Klasik
3. Analisis Regresi Linear Berganda 4. Pengujian Hipotesis
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009-2011 yang dipilih dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab III diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.
Total Ekuitas Tingkat Modal (E) =
Total Hutang & Ekuitas
WACC = { D x rd (1 – T) + (E + re) }
Capital Charges = Invested capital x WACC
1. Statistik Deskriptif
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Sumber : Output SPSS 18.0 (data diolah)
Berdasarkan analisis statistik deskriptif, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 84 sampel. Untuk variabel Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0300 dan nilai maksimum 12,4000 dengan nilai rata-rata sebesar 2,965714, sedangkan standar deviasinya adalah 2,7380084. Pada Kepemilikan Institusional (KI) memiliki nilai minimum sebesar 31,7200 dan nilai maksimum 93,1200 dengan nilai rata-rata sebesar 67,788214, sedangkan standar deviasinya adalah 17,1455771. Untuk variabel Ukuran Perusahaan (UP) memiliki nilai minimum sebesar 11,54 dan nilai maksimum 15,91 dengan nilai rata-rata sebesar 13,9363, sedangkan standar deviasinya adalah 1,03926. Pengukuran statistik deskriptif selanjutnya yaitu Economic Value Added (EVA) dan nilai minimum untuk variabel EVA menunjukkan nilai minimum sebesar -293013,0 dan nilai maksimum 531870,0 dengan nilai rata-rata sebesar 72711,381, sedangkan standar deviasinya adalah 126423,8261.
2. Uji Asumsi Klasik 2.1 Uji Normalitas
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Gambar 1
Grafik Normal Probability Plot
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KM 84 .0300 12.4000 2.965714 2.7380084
KI 84 31.7200 93.1200 67.788214 17.1455771
UP 84 11.54 15.91 13.9363 1.03926
EVA 84 -293013.0 531870.0 72711.381 126423.8261
Berdasarkan hasil gambar grafik normal probability plot dapat dilihat bahwa titik menyebar sekitar garis diagonal dan penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal.
2.2 Uji Multikolinieritas
Tabel 2
Hasil Uji Multikoloniaritas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -797198.020 195537.382 -4.077 .000
KM -581.886 4647.024 -.013 -.125 .901 .845 1.183
KI -548.063 761.203 -.074 -.720 .474 .803 1.245
UP 65209.947 12010.356 .536 5.429 .000 .878 1.138
a. Dependent Variable: EVA
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa variabel KM, KI, dan UP menunjukan nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoloniaritas antar variabel independen dalam model regresi.
2.3 Uji Heterokedasitas
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Gambar 2
Dari hasil gambar grafik Scatterplot, dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan dalam melakukan pengujian.
2.4 Uji Autokorelasi
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari pengujian statistik diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 2,097. Nilai tersebut berada diantara nilai du = 1,7199 dan 4 – du = 2,2801 yang menunjukan tidak adanya masalah pada autokorelasi.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4
Hasil Uji Analisis Regresi
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -797198.020 195537.382 -4.077 .000
KM -581.886 4647.024 -.013 -.125 .901 .845 1.183
KI -548.063 761.203 -.074 -.720 .474 .803 1.245
UP 65209.947 12010.356 .536 5.429 .000 .878 1.138
a. Dependent Variable: EVA
Data tabel 4 maka dibuat persamaan regersi sebagai berikut :
EVA = -797198,020 - 581,886KM - 548,063KI + 65209,947UP + e
Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut : 1. Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel terikat (b) sebesar -797198,020.
2. KM (X₁) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien KM untuk variabel X₁ sebesar – 581,886. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan KM satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun sebesar 581,886 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
3. KI (X₂) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien KI untuk variabel X₂ sebesar - 548,063. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan KI satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun sebesar 548,063 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
4. UP (X3) terhadap EVA (Y)
Nilai koefisien UP untuk variabel X3 sebesar 65209,947. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan UP satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar 65209,947 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dianggap tetap.
4. Pengujian Hipotesis 4.1 Uji t
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 3 variabel yang dimasukkan dalam model regresi, hanya variabel ukuran perusahaan (UP) yang signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan (EVA). Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk variabel UP sebesar 0,000 ( p < 0,05). Sedangkan variabel kepemilikan manajerial (KM) dan variabel kepemilikan institusional (KI) tidak ditemukan pengaruh yang signifikan. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansi KM sebesar 0,901 ( p > 0,05) dan nilai probabilitas signifikansi KI sebesar 0,474 ( p > 0,05).
4.2 Uji f
Tabel 5 Hasil Uji f
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat pada F hitung sebesar 12,262 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dibanding taraf signifikansi α (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel KM, KI dan UP secara bersama-sama atau simultann mempengaruhi kinerja perusahaan.
4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6
Hasil Uji Determinasi
Sumber : Output SPSS 18.0, data diolah
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa Adjusted R Square (R2) adalah 0,289. Hal ini berarti bahwa 28,9% variabel kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 71,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang dianalisis.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.179 3 1.393 12.262 .000a
Residual 9.087 80 1.136
Total 1.327 83
a. Predictors: (Constant), UP, KM, KI b. Dependent Variable: EVA
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : (1) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan kinerja perusahaan. (2) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dengan kinerja perusahaan. (3) terdapat pengaruh yang signifikan anatara ukuran perusahaan dengan kinerja perusahaan.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu agar mengembangkan beberapa hal sebagai berikut : Menambah tahun penelitian menjadi 5 tahun berurutan atau lebih. Menambah variabel kepemilikan asing atau kepemilikan publik yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Menggunakan metode pengukuran kinerja lainnya, terutama dengan metode Balance Scorecard yang banyak digunakan pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis Pengaruh Strukur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, hlmn 37-46.
Hastuti, Theresia Dwi. 2005. “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”. SNA VIII Solo, 15-16 September.
Jensen, M. and W. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics, (3): 305 – 360.
Putri, Gelisha Dian Kharisma. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Kinerja Intellectual Capital”. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sabrinna, Anindhita Ira. 2010. “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sarwono, Jonathan. 2012. “Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS”. Jakarta : PT Alex Komputindo.
Taqwa, Cahaya Santika. 2011. “Analisis Laporan Keuangan Sebagai Salah Satu Alat Ukur Kinerja Keuangan”. Universitas Gunadarma.
Ulfani, Risma. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dari Segi Total Saham, Jumlah Pemegang Saham dan Ukuran Perusahaan dari Segi Total Aktiva terhadap Luas Ungkapan Wajib Laporan Tahunan Perusahaan Real Estate Go Publik di BEI”. Universitas Gunadarma.
Wahyudi, M. Fajar. 2009. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added dan Market Value Added Periode Tahun 2005-2007”. Universitas Islam Negeri, Malang.
Wahyudi, Untung dan Hartini P. Pawestri. 2006. “ Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. SNA XI
Padang, 23-26 Agustus. www.idx.co.id