• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM Analisis Implikatur Percakapan Berdasarkan Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Talk Show “Pas Mantab” Di Trans 7.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM Analisis Implikatur Percakapan Berdasarkan Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Talk Show “Pas Mantab” Di Trans 7."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN

PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM

TALK SHOW

“PAS MANTAB”

DI TRANS 7

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Disusun Oleh :

TAOFIK SETYAWAN A. 310 070 160

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1

ABSTRAK

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW “PAS MANTAB”

DI TRANS 7

Taofik Setyawan. (A 310 070 160). Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Univesitas Muhammadiyah Surakarta. 2013. 59 Halaman

Tujuan penelitian ini ada dua. 1) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada percakapan atau dialog dalam talk show “PAS

MANTAB” di Trans 7. 2) Mendeskripsikan wujud pengungkapan implikatur

percakapan dari pelanggaran prinsip kerja sama dalam talk show “PAS MANTAB”

di Trans 7. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik teknik simak dan catat. Metode simak adalah metode yang cara pemerolehan datanya dilakukan dengan menyimak pengunaan bahasa. Selanjutnya teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan teknik simak dengan teknik lanjutan di atas. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulan bahwa : 1)

Terdapat 4 bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam talk show “PAS

MANTAP”. Pelanggaran itu meliputi pelanggaran maksim kuantitas, maksim

kualitas, maksim hubungan, dan maksim cara. 2) Di dalam talk show “PAS

MANTAP ” implikatur yang terjadi di dominasi oleh pelanggaran maksim hubungan

dan maksim kemurahan. Implikatur itu meliputi menyatakan : 1) kesediaan, 2) menyatakan penolakan, 3) menyatakan pemberian saran, 4) menyatakan pemberitahuan, 5) menyatakan perintah, 6) menyatakan ajakan, 7) menyatakan dugaan, 8) menyatakan keraguan, 9) menyatakan ejekan, 10) menyatakan sindiran, dan 11) menyatakan kesimpulan.

(5)

2

PENDAHULUAN

Di dalam kegiatan bertutur, antara mitra tutur dan penutur harus saling

memahami maksud dari tuturan lawan bicaranya. Para penutur harus mempunyai

kesamaan latar belakang pengetahuan terhadap situasi berbahasa (konteks) dan latar

belakang pengetahuan mempergunakan bahasa yang memadai sesuai dengan sistem

atau kaidah bahasa. “Pengetahuan mempergunakan bahasa yang sesuai dengan

sistem atau prinsip bahasa disebut dengan kemampuan berbahasa atau kompetensi

linguistik” (Comsky dalam Harimurti Kridalaksana, 2001: 105).

Efendi (1993:34) mengungkapkan bahwa televisi merupakan salah satu media

komunikasi audio visual yang tidak terlepas dari kebutuhan manusia. Sekarang ini

televisi bukan lagi menjadi barang mewah melainkan sudah menjadi kebutuhan yang

primer. Hal inilah yang mendorong para pemilik stasiun televisi berusaha untuk

menyajikan acara yang digemari masyarakat. Saat ini, acara di televisi yang paling

banyak diminati masyarakat adalah talk show. Talk show merupakan acara

bincang-bincang yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Biasanya perbincang-bincangan ini

mengupas tentang kehidupan pribadi seseorang.

Implikatur percakapan merupakan salah satu konsep yang menonjol dalam

pragmatik sebagai salah satu cabang linguistik. Setiap bentuk tuturan biasanya

diasumsikan mempunyai atau dilandasi suatu maksud tertentu. Maksud dari suatu

ucapan itulah yang oleh Grice disebut sebagai implikatur, (apa yang diimplikasikan),

gejala disebut sebagai implikatur (implikatur) (Rahayu, 2006: 10).

Implikatur percakapan muncul dalam suatu tindak percakapan. Oleh karena itu,

sifatnya temporer (terjadi saat berlangsungnya tindak percakapan) dan non

konvensional (sesuatu yang diimplikasikan tidak selalu mempunyai relasi langsung

dengan tuturan yang diucapkan). Yule (1996: 41) membagi implikatur menjadi dua

bagian, yaitu implikatur konvensional dan implikatur nonkonvensional atau yang

dikenal dengan implikatur percakapan.

Di dalam percakapan selalu ada tambahan makna, tambahan keterangan yang

tidak dapat diujarkan oleh penutur tetapi dapat teridentifikasi oleh pendengar. Makna

tambahan tidak muncul karena penerapan kaidah sintaksis atau semantis, tetapi

(6)

3

Untuk mengidentifikasikan sebuah tuturan bermuatan implikatur orang tidak dapat

lepas dari prinsip pragmatik. Prinsip itu kemudian dinyatakan oleh Grice dengan

nama prinsip kerjasama. Grice (dalam Wijana, 2009: 46) menyatakan bahwa dalam

melaksanakan prinsip kerja sama tindak percakapan, setiap penutur harus mematuhi

empat maksim percakapan, yaitu (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3)

maksim hubungan dan (4) maksim cara.

Salah satu acara talk show yang cukup diminati oleh masyarakat adalah “PAS

MANTAB” yang tayang di Trans 7. Pembawa acara ”PAS MANTAB” yang terdiri dari Parto, Andre dan Sule merupakan tokoh di dunia hiburan yang sudah dikenal

baik dan disukai masyarakat sebagai pelawak yang dapat menghibur. Hal ini lebih

dulu diketahui masyarakat karena Parto, Andre dan Sule juga bermain dalam siaran

lawak Opera Van Java (OVJ) yang tayang juga di Trans 7, dimana acara ini juga

menjadi salah satu acara yang paling disukai oleh masyarakat. Apabila dua orang

atau lebih terlibat dalam sebuah perbincangan, maka jumlah tuturan yang terjadi

akan menjadi banyak. Hal inilah yang terjadi dalam acara talk show “PAS

MANTAB”, ketika ketiga pembawa acara tersebut berbincang-bincang dengan para pendukung atau bintang tamu acara talk show “PAS MANTAB”. Acara talk show

”PAS MANTAP ini biasanya mengundang sedikitnya dua bintang tamu yang berasal dari kalangan artis. Berbagai tuturan yang terjadi pada sebuah percakapan bisa

menyebabkan terjadinya pelanggaran prinsip kerjasama.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip

kerja sama yang terdapat pada percakapan atau dialok dalam talk show “PAS

MANTAB” di Trans 7. 2) Mendeskripsikan wujud pengungkapan implikatur percakapan dari pelanggaran prinsip kerja sama dalam talk show“PAS MANTAB”

di Trans 7.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diperoleh tidak dapat diterangkan

dalam bentuk bilangan atau angka statistik, peneliti memaparkan gambaran

(7)

4

informasi atau bahan yang disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai

dengan masalah yang diteliti (Arikunto, 2006: 102).

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah percakapan atau dialog

yang mengandung tuturan implikatur dalam acara “PAS MANTAB” di Trans 7, yang

ditayangkan pada bulan November 2012.

Sumber data dalam penelitian ini adalah tayangan acara “PAS MANTAB” di

Trans 7. Pemilihan acara ini sebagai sumber data karena acara ini merupakan acara

humor tentang kehidupan selebritis yang sangat disukai oleh masyarakat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik

teknik simak dan catat. Metode simak adalah metode yang cara pemerolehan datanya

dilakukan dengan menyimak pengunaan bahasa. Selanjutnya teknik catat adalah

teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan teknik simak dengan teknik

lanjutan di atas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis interaktif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk Pelanggaran Prinsip Kerja Sama yang Terdapat dalam Talk show “PAS MANTAP”

Berdasarkan analisis data yang ditemukan, ada 4 jenis bentuk

pelanggaran prinsip kerja sama. Bentuk pelanggaran prinsip kerjasama yang

terdapat dalam talk show “PAS MANTAP” meliputi: (a) pelanggaran maksim kuantitas, (b) pelanggaran maksim kualitas, (c) pelanggaran maksim relevansi

(hubungan), dan (d) pelanggaran maksim cara (pelaksanaan).

a. Pelanggaran maksim kuantitas

(1) Andre : Mbak Nadya, sekarang koq jarang keliatan, kemana aja sih?

Nadya H : Diungkep, Mas Andre, hahaa.... (PM/03/11/2012)

Jawaban yang diberikan Nadya Hutagalung sifatnya kurang lengkap

dan kurang memenuhi informasi yang diperlukan oleh mitra tuturnya. Dalam

hal ini alasan penutur (Nadya Hutagalung) melakukan pelanggaran maksim

kuantitas adalah untuk maksud humor, karena dia menganggap mitra tuturnya

(8)

5

tidak melanggar maksim kuantitas apabila Nadya Hutagalung menjawab

pertanyaan Sule dengan tuturan “Saya sibuk mengurus keluarga” atau ”saya

ada pekerjaan di luar negeri”. b. Pelanggaran Maksim Kualitas

(2) Parto : Ooo bukan ! dulu dia orang desa ! Penonton : Ha...ha...ha...(tertawa)

Parto : Dulu kaki itu kaya kipas.

Orang kipasan pakai kipas! Kalau dia pakai kaki! (PM/10/11/2012)

Pada tuturan tersebut tampaknya Parto (salah satu host PAS MANTAP)

melanggar maksim kualitas, karena memberikan informasi yang tidak benar

kepada mitra tuturnya (dalam hal ini Fery Maryadi). Parto berkata bahwa

dulu kaki Fery Maryadi lebar seperti kipas, sehingga Fery Maryadi bisa

kipasan dengan menggunakan kakinya. Secara logika perkataan Parto itu

tidak benar, karena tidak mungkin seseorang kipasan menggunakan kaki.

Alasan Parto melanggar maksim kualitas pada percakapan diatas pada

dasarnya hanya untuk kepentingan humor saja.

c. Pelanggaran Maksim Hubungan

(3) Sule : Bentar…bentar…aku kurang denger…aku tak duduk lebih

deket…(duduk mendekati Jessica) Gimana...gimana... Saya itu kalau bicara sama orang seksi pendengaran saya kurang tajam...

Jessica : Ya, setelah office-nya selesai…’ Sule : Ternyata baunya wangi...

(PM/03/11/2012)

Dari percakapan di atas dapat diketahui bahwa tuturan yang

diungkapkan Sule ternyata melanggar maksim hubungan. Kontribusi yang

diberikan Sule tidak relevan dengan jawaban yang diberikan Jessica. Jessica

menjawab pertanyaan Sule mengenai pekerjaan Jessica berbau wangi.

Ketidakrelevanan itu disebabkan karena Sule tidak ingin mendengarkan

jawaban dari Jessica tetapi karena Dedy hanya berniat untuk menggoda

Jessica karena Jessica cantik.

d. Pelanggaran Maksim Cara

(4) Sule : thanks....thanks...

Don’t worry be Omas ya...

(9)

6

mas...

(PM/10/11/2012)

Tuturan yang diungkapkan Sule di atas melanggar maksim cara. Hal

tersebut disebabkan karena Sule dengan sengaja mempermainkan kata yang

memiliki persamaan bunyi, yakni “don’t worry be happy” dengan “don’t

worry be Omas”. Kalimat “don’t worry be happy” jika diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia mempunyai arti “jangan kawatir”, namun apabila kata akhir

dalam kalimat tersebut diganti dengan kata “Omas” maka kalimat tersebut sudah tidak memiliki arti lagi dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya tujuan

Sule melanggar maksim cara pada peristiwa diatas hanya untuk

mengolok-olok Omas (salah satu pendukung talk show “PAS MANTAP”) dengan memanfaatkan kesamaan bunyi yang ada pada keduanya. Berikut ini bentuk

palanggaran maksim cara yang lainnya.

2. Jenis Implikatur Percakapan dari Pelanggaran Prinsip Kerja Sama yang

terdapat dalam talk show“PAS MANTAP”

Berdasarkan analisis data, ditemukan ada 11 jenis implikatur percakapan.

Jenis implikatur yang ditemukan dalam pelanggaran prinsip kerja sama talk show

“PAS MANTAP” meliputi mempunyai maksud kesediaan, menolak, pemberian, saran, memberitahu, perintah, ajakan, dugaan, keraguan, ejekan, sindiran, dan

kesimpulan.

a. Implikatur yang Mempunyai Maksud Kesediaan

(5) Melani Ricardo : o ya, terus katanya mas Dedy mau diundang kesana...siap ngga?!...

Sule : tinggal bilang sama tim kreatifnya PAS MANTAP dan Trans 7...

(PM/10/11/2012)

Tuturan yang disampaikan oleh Sule (salah satu host PAS MANTAP)

mengandung implikatur yang menyatakan kesediaan. Tuturan itu

mengimplikasikan bahwa Sule bersedia untuk mengisi talk show “PAS MANTAP” yang bertempat di luar negeri (dalam hal ini Amerika). Implikatur tersebut terjadi karena pelanggaran maksim hubungan, karena

(10)

7

sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh mitra tuturnya dalam hal ini

Melani Ricardo. Agar tuturan tersebut tidak melanggar maksim hubungan

maka seharusnya penutur menjawabnya dengan tuturan “saya siap” atau “tidak siap”. Alasan terjadinya pelanggaran maksim kualitas pada percakapan

ini adalah penutur (Sule) ingin meminta izin dahulu kepada sponsor yang

mengontraknya menjadi host dalam talk show “PAS MANTAP” agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara keduanya.

b. Implikatur yang Mempunyai Maksud Menolak

(6) Penonton : Cium...cium...cium Sule : Cium...cium... apaan sih!

Nanti kena virusnya! (PM/03/11/2012)

Konteks yang terjadi pada peristiwa di atas adalah mas Sule baru saja

membuka talk show “PAS MANTAP”. Sesaat kemudian Sule memanggil Mastur untuk masuk ke dalam studio. Tidak lama setelah Mastur masuk,

penonton meminta Sule untuk mencium Mastur. Hal tersebut dilakukan

penonton sebab sudah menjadi kebiasaan Sule menyambut bintang tamunya

dengan cara memberi ciuman. Tetapi permintaan para penonton ditanggapi

Sule dengan tuturan “Nanti kena virusnya..”. Hal tersebut mengimplikasikan bahwa Sule menolak usulan penonton untuk mencium Mastur dikarenakan

Mastur adalah seorang lelaki dan mempunyai kumis seperti pak raden.

Keadaan tentu akan berubah jika mitra tutur Sule adalah seorang wanita.

Implikatur tersebut terjadi karena adanya pelanggaran maksim hubungan dan

maksim kemurahan. Alasan terjadinya implikatur ini adalah penutur

(penonton) ingin mempermalukan mitra tuturnya (Sule) dengan menyuruhnya

mencium seorang laki-laki.

c. Implikatur yang Mempunyai Maksud Pemberian Saran

(7) Sule : skak yo....

Kembali ke catatan!...

Untuk Pasha malem....e....Pasha.... kamu dulu kan sempet ditolak masuk istana wapress, kenapa sih gara-gara pake celana mlorot lha kamu itu pergi ke suatu tempat itu harus disesuaikan keadaan disitu!

(11)

8

Pasha : nggak harus batik ya mestinya ya...

Sule : kamu harus pelajari dong!kita kan adat ketimuran jadi harus bisa jaga etika dan estetika

(PM/17/11/2012)

Konteks yang terjadi pada percakapan diatas Sule sedang bertanya

kepada kelima personel “Ungu” mengenai masalah mereka yang gagal

menemui wakil presiden gara-gara tidak menggunakan baju batik. Setelah

mendengar pertanyaan tersebut. Mendengar alasan dari Pasha, akhirnya Sule

pun memberi saran dengan tuturan “kamu harus pelajari dong! Kita kan adat

ketimuran jadi harus bisa jaga etika dan estetika...” dari tuturan tersebut, Sule ingin mengatakan bahwa sebagai orang timur yang mempunyai adat istiadat

yang luhur, sebaiknya jika menemui orang yang lebih tua haruslah dengan

sopan santun. Implikatur tersebut terjadi karena adanya pelanggaran maksim

hubungan. Alasan terjadinya implikatur tersebut adalah penutur (Sule) ingin

menasehati mitra tuturnya (personel “Ungu”) agar bertindak lebih baik ketika melakukan suatu tindakan.

d. Implikatur Mempunyai maksud memberitahu

(8) Mastur : baji…baji….(baik-baik…) Sule : baji-baji ya (baik-baik ya…)

Sudah lama jadi pisang epek saya jadi sudah paham bahasa Makasar! (berkata pada penonton)

(PM/03/11/2012)

Tuturan yang diutarakan Sule tersebut mengimplikasikan bahwa Sule

ingin memberitahu dan meyakinkan para penonton bahwa dia juga menguasai

bahasa Makasar dengan menyamakan dirinya dengan pisang epek. Dalam hal

ini, diketahui bahwa pisang epek adalah makanan khas daerah Sulawesi

Selatan sehingga dimungkinkan jika Sule menyamakan dirinya dengan pisang

epek, maka orang akan percaya bahwa dia juga bisa mengerti bahasa

Makasar. Implikatur ini terjadi karena pelanggaran maksim kuantitas dengan

melebih-lebihkan informasi yang diberikan. Pelanggaran itu tidak akan terjadi

apabila Dedy hanya berkata “saya juga bisa bahasa Makasar”. Alasan terjadi implikatur ini adalah Sule ingin menciptakna kelucuan dengan cara

(12)

9

e. Implikatur yang mempunyai maksud ajakan

(9) Omas : mas….bentar…bentar (Omas masuk ke dalam) Sule : udah….udah….biarin aja

Omas : tuh bener kan!

Mbak, lain kali kalau ke sini kambingnya diiket dulu! (berkata pada Dorce)

Dorce : pelecehan...pelecehan !

Sule : Omas! Omas... kamu jangan kurang ajar. Ini dia juga sodara kita!

(PM/03/11/2012)

Konteks yang terjadi pada percakapan di atas adalah Sule baru saja

mengundang Dorce untuk masuk ke dalam studio. Setelah mempersilahkan

Dorce duduk, tiba-tiba saja Omas minta izin kepada Sule untuk keluar

sebentar. Lima menit kemudian Omas keluar, dia sudah masuk kembali

dengan berkata dengan tuturan ”tuh bener kan! Mbak, lain kali kalau ke sini kambingnya diiket dulu!”. Mendengar pernyataan Omas yang terkesan Dorce seorang waria, dia juga pantas untuk dihargai. Dari pembelaan Sule tersebut,

secara tidak langsung Sule ingin mengajak Omas untuk berlaku sopan dan

juga menghargai Dorce sebagai tamu di talk show ”PAS MANTAP”. Implikatur tersebut terjadi karena adanya pelanggaran maksim hubungan.

Alasan terjadinya implikatur tersebut adalah penutur (Sule) ingin mengajak

mitra tuturnya untuk tidak membeda-bedakan orang.

f. Implikatur yang Mempunyai Maksud Dugaan

(10) Roman : ini beneran? (sambil mengangkat gelas minuman) Sule : beneran! Kamu aja yang boongan! Kamu jangan- jangan mukamu boongan!

Andre : nanti kalau minum mukamu berubah kaya Si Sule. (PM/17/11/2012)

Tuturan tersebut mengimplikasikan bahwa Andre menduga bahwa

minuman yang diberikan Sule akan berubah bentuk Roman setelah dia

meminumnya, sehingga Andre merasa takut meminum minuman yang telah

disediakan oleh Sule.

Implikatur tersebut terjadi karena adanya pelanggaran maksim

(13)

10

(Andre) hanya ingin menggoda mitra tuturnya melalui tuturannya dengan

kata lain implikatur ini terjadi hanya untuk kepentingan humor belaka.

g. Implikatur yang Mempunyai Maksud Mengejek

(11) Parto : tapi suara Si Eko itu lho...

Ada orang mau melahirkan malah balik lagi.... (PM/03/11/2012)

Tuturan tersebut jelas mengimplikasikan bahwa Parto (salah satu host

PAS MANTAP) tidak sedang memuji Eko Patrio, melainkan mengejek Eko

Patrio. Tuturan tersebut mengandung implikatur yang menyatakan ejekan.

Sebab kita mengetahui bahwa setiap orang yang bernyanyi dengan suara yang

indah pastilah akan menimbulkan sesuatu yang menentramkan hati, tetapi

Parto mengejek Eko Patrio dengan mengatakan suaranya bagus, sampai ada

orang yang mau melahirkan balik lagi. Implikatur ini terjadi karena adanya

pelanggaran maksim kemurahan. Adapun alasan terjadinya pelanggaran

maksim ini adalah penutur (Parto) merasa kesal dengan mitra tuturnya (Eko

Patrio) yang tidak mau menaati perintahnya untuk bernyanyi.

h. Implikatur yang mempunyai maksud sindiran

(12) Melanie Ricardo : kembali lagi mas...tetep jodoh mas.... Tetep, kalau diuleg-uleg...

Bule ...Indonesia.... Bule ...Indonesia.... Kalau jodohnya bule ya tetep bule.. Sule : ya liat dulu jodohnya, karena cinta apa

karena uang (PM/10/11/2012)

Tuturan yang disampaikan Sule tersebut mengimplikasikan bahwa

Sule sedang menyindir Melanie Ricardo, sebab tidak dipungkiri bahwa

kenyataannya orang asing (orang bule) pasti mempunyai uang yang lebih

banyak daripada orang Indonesia. Sule ingin mengatakan bahwa pada zaman

sekarang, uang dapat berbicara dalam masalah percintaan. Tuturan yang

diungkapkan oleh Sule tersebut mengandung implikatur yang menyatakan

sindiran. Implikatur ini adalah penutur (Sule) nerasa tidak percaya dengan

perkataan mitra tuturnya (Melanie Ricardo).

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Rahardjo (2008)

(14)

11

News Dot Com di Metro TV: Pendekatan Pragmatik”. Hasil penelitiannya adalah (1)

dari keseluruhan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditemukan 11

tindak tutur meliputi tindak tutur direktif yang berfungsi untuk melaporkan, dan

menyombongkan diri. Tindak tutur direktif yang berfungsi untuk menyarankan, dan

menolak. Tindak tutur komisif berfungsi untuk menawarkan, dan menjanjkan.

Tindak tutur ekspresif berfungsi untuk mengkritik, menyindir, mengejek, dan

menyatakan keluhan. Adapun persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo

dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang implikatur percakapan.

Selain itu, persamaan lainnya adalah media yang digunakan sama-sama

menggunakan media elektronik yaitu televisi. Sedangkan perbedaan antara penelitian

yang dilakukan oleh Rahardjo (2008) dengan penelitian ini terletak pada obyek

penelitiannya, yaitu penelitian Rahardjo (2008) mengkaji Acara News Dot Com

(berita), sedangkan penelitian ini mengkaji acara talk show. Penelitian yang

dilakukan oleh Rahardjo (2008) memiliki kekhasan yaitu membahas tentang

Implikatur Tuturan Humor Politik dalam Acara News Dot Com di Metro TV,

sedangkan penelitian ini mengkaji tentang implikatur percakapan dalam acara Talk

show Pas Mantap di Trans 7.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis peneltian tersebut, ada dua hal yang dapat

disampaikan dalam penelitia ini.

1. Terdapat 4 bentuk pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam talk show

“PAS MANTAP ”. Pelanggaran itu meliputi pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas, pelanggaran maksim hubungan (relevansi), dan

pelanggaran maksim cara (pelaksanaan). Pelanggaran prinsip kerja sama tersebut

terjadi karena tidak ada kerjasama yang baik antara penutur dan mitra tuturnya

ketika melakukan percakapan, sehingga proses komunikasi tidak terjalin dengan

baik.

2. Sebuah implikatur terjadi karena adanya pelanggaran prinsip kerja sama. Pada

pelanggaran kerja sama yang terdapat pada talk show“PAS MANTAP” terdapat 11 macam implikatur di dalamnya. Di dalam talk show “PAS MANTAP ” implikatur yang terjadi di dominasi oleh pelanggaran maksim hubungan

(15)

12

kesediaan, 2) menyatakan penolakan, 3) menyatakan pemberian saran, 4)

menyatakan pemberitahuan, 5) menyatakan perintah, 6) menyatakan ajakan, 7)

menyatakan dugaan, 8) menyatakan keraguan, 9) menyatakan ejekan, 10)

menyatakan sindiran, dan 11) menyatakan kesimpulan. Hal ini sangat menarik

karena pelanggaran tersebut menjadikan maksud yang diinginkan penutur atau

mitra tuturnya tidak dapat diketahui dengan pasti. Akibatnya, penutur sering

meminimalkan rasa hormat kepada mitra tuturnya, sehingga terjadi

kesalahpahaman yang menimbulkan efek kelucuan.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai

berikut.

1. Peneliti dalam menganalisis jenis-jenis implikatur percakapan berdasarkan

pelanggaran prinsip kerjasama dalam talk show “PAS MANTAP ”. Uraian yang

disajikan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan referensi bagi mahasiswa

yang akan melakukan penelitian sejenisnya.

2. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif contoh

bahan bagi pembaca dalam memahami wacana pada sebuah talk show di dalam

menganalisis jenis-jenis implikatur percakapan.

3. Jenis-jenis implikatur percakapan sebaiknya diklasifikasikan dalam tabel agar

mempermudah dalam pemahaman

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Geoffrey, Leech. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (Edisi terjemahan oleh M.D.D. Oka). Jakarta: UI Press.

Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: CV IKIP Semarang Press.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pokok permohonannya, pemohon menyatakan bahwa dalam Pasal 17 UUD NRI Tahun 1945 tidak mengenal istilah atau jabatan Wakil Menteri, sehingga pengangkatan wakil menteri

“Implementasi Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto Pada Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah”.. Muhammad, “Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit

[r]

Alasan ini penting menurut peneliti, karena model Perda tersebut sangat memungkinkan bersentuhan nilai-nilai budaya (Ade’ atau panggadereng ) masyarakat Bugis dan

Kelompok Bimbingan Ibadah Haji yang biasa disebut dengan KBIH adalah lembaga/yayasan sosial Islam yang bergerak dibidang Bimbingan Manasik Haji terhadap calon

Penjelasan Pasal 3 huruf (a) dan (b) tersebut diatas, menerangkan bahwa sesuai dengan kelaziman yang berlaku secara Internasional, bahwa badan perwakilan negara

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini ialah latar belakang berdirinya usaha, prosedur pembelian bahan baku, prosedur penjualan, prosedur pemesanan barang

ditingkatkan ini sejalan dengan persepsi peserta didik yaitu : tidakmenentukan tujuan pembelajaran yang lengkap, tidakmenentukan sumber/media/alat peraga untuk proses