• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

BEI 

       Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran jawa timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

 

Disusun Oleh

Maria Donata Gore Djogo 0812010138/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAGEMEN UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI “ 

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, SE,MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sekaligus selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan saran, nasehat serta bantuan bimbingan skripsi kepada peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Dr.Muhadjir Anwar, MM, Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(3)

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yesus Kristus membalas Budi baik bagi semua pihak yang telah memberi kesempatan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Surabaya, April 2012

Penulis

(4)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Pengertian Pasar Modal... 12

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 12

2.2.1.2. Peranan Pasar Modal ... 13

2.2.1.3. Bentuk Pasar Modal... 14

2.2.1.4. Pelaku Pasar Modal ... 17

2.2.1.5. Instrument Pasar Modal ... 17

2.2.2. Saham ... 18

2.2.2.1 Pengertian Saham ... 18

(5)

2.2.3.3 Resiko Dalam Investasi ... 21

2.2.4. Return Saham ... 22

2.2.5. Analisis Fundamental ... 23

2.2.6. ROA... 25

2.2.7. NPM ... 26

2.2.8. DER ... 27

2.2.9. PBV ... 28

2.2.10. Pengaruh ROA terhadap return saham ... 28

2.2.11. Pengaruh NPM terhadap return saham... 29

2.2.12. Pengaruh DER terhadap return saham ... 31

2.2.13. Pengaruh PBV terhadap return saham... 33

2.3. Kerangka Konseptual ... 35

2.4. Hipotesis... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 37

3.1.1.Variabel Terikat... 37

3.1.2 Variabel Bebas... 38

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 39

3.2.1. Populasi ... 39

3.2.2. Sampel ... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1. Jenis Data ... 41

(6)

3.4.2. Uji Hipotesis... 42

3.4.2.1 Uji T... 42

3.4.3. Uji Asumsi klasik ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian...46

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Farmasi Indonesia ... 46

4.1.2 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 49

4.1.3 Visi dan Misi PT.Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 51

4.1.4 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 51

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Return Saham(Y)... 53

4.2.2 ROA... 55

4.2.3 NPM ... 57

4.2.4 DER ... 59

4.2.5 PBV ... 61

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 63

4.3.1 Uji Normalitas ... 63

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 65

4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 71

4.3.4 Koefisian Determinasi ... 74

4.3.5 Uji t... 74

(7)
(8)

Maria Donata Gore Djogo

Abstraksi

Investasi adalah penempatan dan pada berbagai asset untuk mendapatkan pengembalian dimasa depan secara optimal. Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Informasi fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga saham. Tujuan investasi adalah untuk memperoleh return (Tingkat keuntungan) yang optimal. Artinya membeli asset yang memberikan pendapatan paling tinggi dengan tingkat resiko yang tertentu. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pengaruh faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yaitu karena menggunakan semua populasi yang dipakai sebagai sampel, maka jumlah sampel perusahaan Farmasi yang dipakai sebanyak 9 perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data laporan keuangan periode 2007-2010 yang diambil dari Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengujian data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan asumsi klasik menggunakan program SPSS

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Return On Asset mempunyai pengaruh Negatif signifikan terhadap return saham, Net Profit Margin mempunyai pengaruh Tidak signifikan positif terhadap return saham, Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap return saham dan Price to Book Value mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap return saham.

(9)

1.1. LATAR BELAKANG

Maraknya investasi di pasar modal mengakibatkan meningkatnya jumlah investor yang beralih dari sektor perbankan ke dalam sektor pasar modal. Investor dalam menanamkan dananya membutuhkan berbagai informasi yang berguna untuk memprediksi hasil investasinya dalam pasar modal. Informasi yang biasa digunakan oleh para investor dikelompokkan dalam dua hal yaitu informasi fundamental dan informasi yang bersifat teknikal .

(10)

Informasi fundamental adalah informasi yang berhubungan dengan

kondisi perusahaan yang umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan. Informasi fundamental sering digunakan untuk memprediksi harga saham. Dari laporan keuangan dapat diketahui beberapa informasi fundamental antara lain : Rasio-rasio keuangan, arus kas, serta ukuran-ukuran kinerja lainnya yang dihubungkan dengan return saham .

Belakangan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa ekonomi yang mempengaruhi keadaan perekonomian di Indonesia. Adanya ketentuan baru tentang harga Tarif Cukai Spesifik, meningkatnya HEJ (Harga Jual Eceran), turunya daya beli masyarakat dan maraknya peredaran obat ilegal sangat mempengaruhi keadaan perusahaan Farmasi khususnya yang terdaftar di BEI. Mengingat perusahaan Farmasi juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi negara, maka dirasa perlu untuk mengkaji perusahaan Farmasi dalam penelitian ini. Dengan adanya motivasi untuk mengetahui faktor dari dalam perusahaan yang mempengaruhi return saham, peneliti mengadakan penelitian pada perusahaan yang go public di Indonesia terutama yang tercatat di BEI. Lebih lanjut penelitian ini difokuskan pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(11)

Investor dalam upaya meningkatkan tingkat pengembalian atas investasi melakukan tindakan berupa memeksimumkan expected retrun pada berbagai tingkat resiko, atau meminimumkan risiko pada berbagi tingkat expected retrun (Tandelilin, 1991). Tingkat pengembalian yang diharapkan yang diharapkan investor merupakan jumlah probabilitas keuntungan pada serangkaian peristiwa yang mugkin terjadi.

Untuk memperoleh return yang optimal diperlukan analisis yang disertai dengan pengetahuan yang cukup terhadap rasio-rasio keuangan yang dapat mempengaruhi return perusahaan. Untuk melakukan analisis diperlukan banyak informasi dari berbagai sumber yang menyangkut berbagai aspek berkaitan dengan investasi dan return dari saham – saham dipasar modal dapat diperoleh melalui deviden dan capital gain. Makin banyak kinerja suatu perusahaan yang menerbitkan saham akan makin tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang mungkin diminati pemegang saham. Disamping itu, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik demikian pula sebaliknya.

(12)

Tabel 1: Hasil Perhitungan Return Saham Perusahaan Farmasi yang go publik di BEI Periode Tahun

Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010 Darya-Varia Laboratoria (0,05) (0,4) 0,59 (1)

Indofarma persero 1,05 (0,75) 0,66 (0,02)

Kalbe Farma 0,05 (0,67) 2,25 1,56

Kimia Farma 0,84 (0,75) 0,67 0,26

Merck 0,31 (0,32) 1,25 (1)

Prydam Farma 0,62 (0,38) 1,2 0,17

Schering Plough Indonesia 1,38 (0,51) 2,76 (1)

Bristol-Myers Squibb (0,81) 3,95 1,63 (1)

Tempo Scan Pacific (0,16) (0,46) 0,82 1,34

Sumber : Indonesian Capital Market Directories (Diolahሻ

(13)

antara lain; PT Indofarma Persero 0,94%, PT Kalbe Farma 3,19%, PT Schering Plough Indonesia 2,63%, dan PT Bristol Myers Squibb 3,77%. Sedangkan pada perusahaan lainnya seperti Darya-Varia Laboratoria 0,86%, Kimia Farma 1,02%, Merck 0,24%, Prydam Farma 1,61%, Tempo Scan Pacific 1,56%. Dalam mempekirakan tingkat pengembalian yang akan didapat, investor terlebih dahulu melakukan penelitian terhadap kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja berasal dari penentuan secara periodik tentang aktivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1995). Ukuran umum yang digunakan perusahaan dalam meneliti kinerja perusahaan adalah rasio laporan keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat berpengaruh terhadap return saham, antara lain Return On Asset (ROA), Net Profit Magin( NPM), Debt to Equty Ratio (DER), Price to Book Value (PBV).

Menurut Rousana (1997) menyebutkan bahwa di indonesia indikator ROA merupakan pengukuran umum terhadap kinerja perusahaan. Return On Assets menunjukan kemampuan untuk menghasilkan laba dari pemanfaatan dari seluruh aktiva yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang ada. Jika rasio ini meningkat maka dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi yang dapat menaikan harga saham sehingga return saham juga akan meningkat. (Tandelilin,2001 : 240)

(14)

maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan sehingga tingkat pengembalian keuntungannya bersih semakin besar pula. (Ang, 1997). Semakin besar kinerja NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar presentasi laba yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. (Bastian dan Suhardjono, 2006: 299)

Menurut Ryanto (1997 : 333) DER merupakan perbandingan antara total hutang dengan total modal yang digunakan dalam perusahaan. Dengan demikian dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko taktertagihnya suatu hutang. Semakin kecil hutang yang dipakai untuk mendanai perusahaan maka tingkat resikonya juga semakin kecil, hal ini akan membuat meningkatnya harga saham dan menghasilkan return saham. DER menggambarkan sejauh mana laba modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar, semakin kecil rasio ini akan semakin baik, (Fakhrudin dan Hadianto, 2001 : 61).

(15)

pemodal jika dibandingkan dengan dana yang telah ditanam diperusahaan.(Roberth Ang 1997)

Sehubungan dengan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai “DAMPAK FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat di rumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat dampak ROA (Return On Asset) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI?

2. Apakah terdapat dampak NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI?

3. Apakah terdapat dampak DER (Debt to Equty Ratio) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI?

(16)

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, secara garis besar tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dampak ROA (Return On Asset) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui dampak NPM (Net Profit Margin) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui dampak DER (Debt to Equity Ratio) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui dampak PBV (Price to Book Value) terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi investor atau calon investor :

Dapat menjadi bahan pertimbangan agar dapat diperoleh return secara optimal. 2. Bagi masyarakat umum :

(17)

3. Bagi peneliti :

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penganalisaan tentang pasar modal, khususnya mengenai return saham.

4. Bagi lembaga universitas:

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan dan wawasan terhadap faktor fundamental dan memberikan pengetahuan mengenai return saham pada perusahaan farmasi.

(18)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai bahan masukan dilakukan oleh :

1. Eka Bayu (2004)

Dengan judul “Analisis Pengaruh Return On Investment,Total Assets Turnover,Price Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Industri Telekomunikasi Yang Go Public di BEJ.”

Permasalahan yang dikemukakan didalam penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh ROI, TATO ,PER , DER terhadap return yang diterima oleh investasi pada industry telekomunikasi yang go public di BEJ.

(19)

2. Seniman Widodo (2007)

Dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas,Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index.

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian tersebut adalah untuk mengetahui Pengaruh TATO, ROA, ROE, EPS, dan PBV terhadap return saham syariah dalam Jakarta Islamic Indeks.

(20)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pasar Modal

2.2.1.1. Pengertian Pasar Modal

Ada beberapa pengertian tentang pasar modal. Menurut Tjiptono Darmaji (2001: 01), Pasar modal adalah pasar untuk berbagi instrument keungan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang atau modal sendiri.Sedangkan menurut Husnan (1998: 03) secara formal pasar modal didefinisikan sebagai instrument keungan jangka panjang yang bisa diperjual belikanbaik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Menurut Thendelin (2001 : 14 ), Pasar Modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas .Dengan demikian pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memeliki umur yang lebih dari satu tahun.

(21)

Dari pengertian diatas ,dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya para investor untuk memperjual belikan sekuritas dalam waktu yang panjang.

2.2.1.2. Peranan Pasar modal

Menurut Sunariayah (2003 : 09 ) bahwa peranan pasar modal dalam suatu perekonomian suatu Negara adalah,sebagai berikut.

1. Fungsi tabungan (Savings Function)

Bagi penabuh, metode yang digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang ,inflasi,risiko hilang dan lain-lain. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimiliki,maka dia perlu mempertimbangkan kerugian yang bakal dideritanya seminimal mungkin. Surat berharga yang dipergunakan dipasar modal memberikan jalan yang begitu murah dan mudah .tanpa adanya resiko untuk meginvestasi dana.

(22)

2. Fungsi Kekayaan ( Wealth Function)

Pasar modal adalah suatu cara menyimpan kekayaan dalam jangka panjang sampai dengan kekeyaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekeyaan tidak mengalami depresiasi ( penyusutan ) seperti aktiva-aktiva lain.

3. Fungsi pinjaman ( Credit Function )

Pasar modal bagi perekonomian suatu Negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dan pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan lebih murah . Karena melihat kenyataan bahwa pinjaman dari bank mempunyai rate bunga yang sangat tinggi. Sedangkan,perusahaan – perusahaan juga menjual obligasi di pasar modal untuk mendapatkan dana dengan biaya bunga rendah dibandingkan dengan bunga dari bank. Dana tersebut dapat dipakai untuk ekspansi atau sebagai jaminan deviden terhadap pemegang saham.

2.2.1.3 Bentuk Pasar Modal

(23)

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana adalah penawaran saham saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan, sebelum pasar tersebut diperdagangkan dipasar skunder. Pada pasar perdana merupakan pasar modal yang memperbandingkan saham-saham atau sekuritas lainya untuk dijual pertama kalinya ( penawaran umum ) sebelum saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham dipasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten) ,berdasarkan analisis fundamental perusahaaan yang bersangkutan. Hasil dari penjualan saham tersebut keseluruhannya masuk sebagai modal perusahaan

2. Pasar Skunder (Secondary Market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagi perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Didalam pasar sekunder saham dan sekuritas lainya diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar perdana. Harga saham dipasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. Besarnya permintaan dan penawaran itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

(24)

perlembar saham, besaran deviden yang dibagi, kinerja menejemen perusahaan, prospek perusahaan dimasa yang akan datang, dan lain sebagainya.

2) Faktor eksternal perusahaan, yaitu hal –hal diluar kemampuan perusahaan , misalnya: munculnya gejolak politik pada suatu negara, perubahan kebijakan moneter, dan laju inflasi tinggi.

3. Pasar Ketiga (Third Market )

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas diluar bursa (over the counter market). Dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat perdagangan . Operasi pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi. Informasi yang diberikan pada pasar ini meliputi: harga-harga saham ,jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.

4. Pasar keempat (Fount Market )

(25)

2.2.1.4. Pelaku Pasar Modal

Menurut Sutrisno (2003: 350), pelaku pasar modal adalah:

1. Investor

Instansi atau individu yang melalukan jual beli instrument pasar modal yang tujuan pemilikan efeknya untuk jangka panjang.

2. Spekulator

Instansi atau individu yang melakukan jual beli instrument investasi pasar modal untuk tujuan jangka pendek. Biasanya pemain di bursa lebih banyak.

3. Acquisitor

Merupakan instantasi yang tujuan dalam pembelian saham untuk ikut mengendalikan perusahaan yang mengeluarkan saham.

2.2.1.5. Instrument Pasar Modal

Instrument pasar modal merupakan semua surat - surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan melalui pasar modal. Menurut Tandelilin (2001; 18) macam- macam sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal yaitu:

1. Saham

(26)

2. Obligasi

Obligasi merupakan surat pengakuan utang dari emiten yang ditanggung oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga serta pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh tempo.

3. Reksa Dana

Reksa Dana merupakan wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh management investasi.

4. Instrumen Derifatif

Instrumen Derifatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari sekuritas lain, sehingga nilai instrument derifatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan.

2.2.2. Saham

2.2.2.1. Pengertian Saham

(27)

Sedangkan menurut Tndelilin (2001;18) Saham merupakan sutar bukti bahwa kepemilikan atas aset- aset perusahaan yang menerbitkan saham.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahawa Saham merupakan sekuritas berupa surat kepemilikan atas aset- aset perusahaan yang diperjual belikan di pasar modal.

2.2.2.2. Jenis Saham

Menurut Sunariyah (2003;118), ada dua macam jenis saham yang dikenal di Indonesia:

1. Saham Biasa

Saham Biasa adalah saham yang sudah dikenal di masyarakat, sehingga commont yaitu satu saham yang menyatakan bahwa pemilik atau pemegang saham adalah pemilik sebagian perusahaan. hak- hak pemegang saham perlu dipahami oleh para investor agar terhindar dari praktik yang merugikan.

2. Saham Preferen

(28)

2.2.3. Investasi

2.2.3.1. Pengertian Investasi

Menurut Tandelilin (2001: 03), Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan mendapatkan sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Sedangkan Menurut Arifin (2005; 21). Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi untuk mendapatkan (nilai) konsumsi yang lebih besar dimasa yang akan datang.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Investasi adalah dana atau sumber dana yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.

2.2.3.2. Proses Investasi

Menurut Husnan (1998: 12), Proses investasi menunjukan bagaiman pemodal seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas seperti seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi dilakukan. Proses tersebit adalah:

1. Menentukan Kebijakan Investasi

Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan.

2. Analisis Sekuritas

(29)

3. Pembentukan Portofolio

Merupakan identifikasi sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamakan pada masing- masing sekuritas tersebut.

4. Melakukan Refisi Portofolio

Merupakan pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya 5. Evaluasi Kinerja Portofolio

Pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio baik dalam aspek tingkat keuntungan yang didapat ataupun resiko yang ditanggung.

2.2.3.3. Resiko Dalam Investasi

Resiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan. Menurut Hlim (2003; 38), apabila dikaitan dengan preferensi investor terhadap resiko, maka resiko dapat dibedakan menjadi:

1. Investor yang suka terhadap resiko

Merupakan investor yang akan lebih suka mengambil investasi dengan resiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini lebih bersikap agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi.

2. Investor yang netral terhadap resiko

(30)

3. Investor yang tidak suka terhadap resiko

Merupakan investor yang lebih suka mengambil investasi dengan resiko kecil. Investor ini cenderung selalu mempertimbnagkan secara matang dan terencana atas keputusan investasinya.

2.2.4. Return Saham

Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Retrun bagi pemengang saham bisa berupa defiden tunai atau adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Ross: 2002). Retrun suatu saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengqan mengabaikan defiden.

Menurut Brigham et all (1999:192), Pengertian dari Retrun adalah “Measure The Financial Performance Of An Investment”. Pada penelitian ini, return hanya

digunakan pada suatu investasi untuk mengukur keuangan suatu perusahaan. Menurut Home dan Wachovizet (1998:26) mendefinisikan Return sebagai “ Return as Benefit wich Related with owner that includes cash diffidend last year wich is

paid, together with marked cost appreciation or capital gain wich is realization in

the end of the year”.

(31)

Pt- Pt-1

Ri =

Pt-1

Keterangan:

R\i = Return saham

Pt = harga saham pada periode t

Pt-1 = harga saham pada periode t- 1

2.2.5. Analisis Fundamental

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai landasan yang kuat yang disebut nilai intristik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya dimasa mendatang. Nilai intrinsic merupakan suatu fungsi faktor-faktor perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu keuntungan (return) yang diharapkan dengan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Nilai inilah yang diestimasikan para pemodal atau analisis dan hasil estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice (Natarsyah, 2000 : 294 )

(32)

(ROE), Price to Book Value (PBV), Net Profit Margin (NPM), Debt Equity Ratio (DER), Deviden Earning, Price Earning Ratio

(PER), Deviden Payout Ratio (DPR), Deviden Yield, dan likuiditas saham.

Pada hakekatnya analisis fundamental mempunyai dua tujuan (Nairbahu, 1991 : 86) yaitu :

1. Untuk mengetahui financial performance suatu perusahaan ditinjau dari segi :

1) Perbandingan dengan performance masa lalu.

2) Perbandingan dengan performance perusahaan lain dalam kategori sejenis.

3) Pebandingan dengan performance ekonomi secara global.

(33)

2. Untuk mengetahui apakah haga suatu saham overvalued atau undervalued dibandingakan dengan harga yang wajar (intrinsic value). Apabila harga saham overvalued, maka saatnya untuk menjual sebaliknya apabila harga saham undervalued maka saatnya untuk membeli.

Ada beberapa keunggulan atau manfaat dari analisis laporan keuangan (analisis fundamental) (Nairbahu, 1991 : 87).keunggulan tersebut adalah:

1) Dengan menggunakan analisis fundamental dapat mengukur kinerja dari menejemen emiten, dimana pergerakan harga saham merupakan refleksi dari kinerja (performance) dari menejemen.

2) Analisis fundamental diharapkan akan dapat memberikan informasi yang lengakap dan akurat dalam rangka pengambilan investasi jangka panjang.

2.2.6. Return On Asset

Return on Assets (ROA) menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam

(34)

ROA yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. Rumus untuk menghitung ROA bisa ditulis sebagai berikut:

2.2.7. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) menunjukkan rasio antara laba bersih setelah

pajak atau NIAT terhadap total penjualannya. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan yang dicapai oleh perusahaan. NPM yang semakin tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan bersih yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan saham sehingga harga saham perusahaan juga cenderung akan meningkat. Rumus untuk menghitung NPM dapat ditulis sebagai berikut:

(35)

2.2.8. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

(36)

2.2.9. Price to Book Value

Price to Book Value (PBV) yang merupakan rasio antara harga saham

terhadap nilai bukunya. Bila suatu perusahaan mempunyai PBV diatas 1 maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi dari pada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik dimata investor. Dengan demikian semakin tinggi PBV maka return saham akan meningkat. Rumus untuk menghitung rasio PBV adalah sebagi berikut:

 

2.2.10. Pengaruh Return On Asset Terhadap Return Saham

(37)

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007) ROA adalah rasio yang digunakan untuk megukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, karena tingkat pengembalian (return) akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat sehingga ROA berpengaruh terhadap return saham perusahaan. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian (return) akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

2.2.11 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Return Saham

(38)

kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula. Dengan semakin meningkatnya keuntungan (laba bersih sesudah pajak) akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk deviden gain maupun capital gain yang diterima oleh pemegang saham semakin besar. Dengan demikian para investor dan atau calon investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya kedalam perusahaan tersebut.

Jika permintaan atas saham perusahaan semakin banyak maka harga saham di pasar modal cenderung meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka capital gain (actual return) dari saham tersebut juga meningkat. Hal ini disebabkan karena actual return merupakan selisih antara harga saham periode saat ini dengan harga saham sebelumnya. Rasio ini menunjukan berapa besar presentasi laba yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. (Bastian dan Suhardjono, 2006: 299) 

(39)

2.2.12.Pengararuh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham

Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibanya yang ditunjukan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER menunjukan besarnya imbangan antara beban hutang dibandingkan modal sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Tingginya DER akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti akan lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Dengan kata lain DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

(40)

investor cenderung untuk menghindari resiko. Dengan demikian besarnya DER dapat berdampak negative terhadap harga saham.

Semakin tinggi DER bearti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan dan akan meningkatkan harga saham (Fakhrudin dan Hadianto, 2001:61). Demikian dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan membayar hutang, bagi investor merupakan jaminan keamanan atas perusahaan tersebut dengan begitu maka harga saham akan semakin naik dan akan memberikan keuntungan bagi investor. Sebaliknya bila kemampuan perusahaan untuk membayar hutang rendah akan memberikan kekhawatiran bagi investor yang mengakibatkan harga saham menjadi rendah dan return saham turun.

(41)

2.2.13.Pengararuh Price to Book Value Terhadap Return Saham

(42)
(43)

2.2.14. Kerangka Konseptual

ROA

(X1)

NPM

(X2)

DER

(X3)

PBV

(X4)

RETURN SAHAM

(44)

2.2.15. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan landasan teori maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga variabel Return On Asset berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Diduga variabel Net Profit Margin berpengaruh positif signifikan terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Diduga variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(45)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstrak cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diberikan untuk mengukur konstrak variabel tersebut. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) yaitu:

1. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Yang dimaksud dengan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat yang mendukung tujuan penelitian ini adalah:

a. Return saham (Y)

merupakan pendapatan yang diperoleh investor karena menginvestasikan dana dalam bentuk saham, dengan cara menghitung harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya, sehingga dapat ditulis rumus sebagai berikut (Jogiyanto, 2003; 108)

Pt- Pt-1

R\i =

(46)

Keterangan: R\i = Return saham

Pt = harga saham pada periode t

Pt-1 = harga saham pada periode t- 1

2. Variabel Independent ( Variabel Bebas)

Merupakan variabel yang memepengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel Independent dalam penelitian ini menggunakan ratio keuangan yaitu Return On Asset, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio, Price to Book Value.

1) Return On Asset (X1)

ROA Merupakan ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari total aset. Variabel ini diukur dengan satuan (%) dan skala pengukuran variabel diukur dengan mengggunakan skala ratio. Menururt Halim (2005: 86), rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:

2) Net Profit Margin (X2)

(47)

 

3) Debt To Equity Ratio (X3)

DER merupakan rasio untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Diukur dengan menggunakan Ratio Leverage yaitu mengukur sebarapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.

Menurut Agus Sartono, 19931 : 89) rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:

 

4) Price to Book Value (X4)

PBV merupakan rasio pasar (Market Ratios) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Jogyanto, (2000 : 82) rumusnya dapat ditulis sebagi berikut:  

2.3. Teknik Penentuan Sampel

1) Populasi

(48)

dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono 2004:44). Yang menjadi populasi dan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia sampai dengan saat ini berjumlah sembilan (9) perusahaan.

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003: 107). Dalam penelitian ini menggunakan Teknik Sensus karena menggunakan semua populasi yang dipakai sebagai sampel.

Sampel yang dipakai adalah perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai tahun 2010,yaitu:

1. PT. DARYA VARIA LABORATORIA Tbk 2. PT. INDOFARMA (Persero) Tbk

3. PT. KALBE FARMA Tbk 4. PT. KIMIA FARMA Tbk 5. PT. MERCK Tbk

6. PT. PYRIDAM FARMA Tbk

(49)

3.3Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan catatan-catatan keuangan perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia ( BEI ).

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari (BEI) dan ICMD (Indonesian Capital Market Directories) berupa company profile dan data laporan keuangan per 31 desember dari tahun 2007 sampai tahun 2010.

3. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan studi lapangan. Dimana studi pustaka merupakan sumber data dan teoritis yang diambil untuk landasan teori sedangkan studi lapangan adalah pengambilan data sekunder yang selanjutnya digunakan dalam penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

(50)

menerangkan ketergantungan suatu variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent.

Adapun bentuk umum dari regresi berganda secara sistematis adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ei

Keterangan:

Y = Return Saham X1 = Return on Asset

X2 = Net Profit Margin

X3 = Debt to Equity Ratio

X4 = Price to Book Value

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi

ei = Variabel Pengganggu

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji t

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dengan dengan variabel terikat digunakan uji t dengan prosedur sebagai berikut : 1) Menentukan hipotesis yang akan diuji :

H0 : β1,β2,β3,β4 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara terhadap

Y)

Ha : β1,β2,β3,β4 ≠0 (Ada pengaruh yang signifikan antara terhadap Y)

(51)

3) Menentukan t hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : t hitung = βi

Se (βi)

Dimana :

βi = Koefisien regresi

Se (βi) = Standart eror

4) Kriteria pengujian

Membandingkan nilai t tabel dengan t hitung :

H0 diterima jika –t tabel≤ t hitung≤ -t tabel

H0 ditolak jika t hitung ≤ t tabel atau t hitung≥ t tabel

3.4 Uji Aumsi Klasik

1. Autokorelasi

Menurut Gujarat ( 1995 : 201 ), autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data yang diurutkan berdasarkan urutan waktu atau data yang diambil pada waktu tertentu.Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terjadi gejala autokorelasi ,artinya nili residual pada waktu ke t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya.

(52)

Persamaan regresi linear berganda diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas. Apabila terjadi antara variabel bebas maka asumsi tersebut tidak berlaku lagi ( terjadi bias) Jadi, multikolinearitas berarti hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau sejumlah variabel yang menjelaskan dari model regresi. Menurut Gujarat ( 1995 ), multikolinearitas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan liner pasti.

Identifikasi secara statistik ada dan tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung VIF (Varians Infantion Factor) dengan menggunakan rumus sebagi berikut :

(53)

VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila VIF lebih

besar dari 10 , berarti terdapat multikolinearity pada persamaan linier.

(Gujarat, 1995 : 339)

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual suatu pengamatan lainnya. Menurut Gujarat (1995: 188), salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak menggunakan Rank Sperman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus yang digunakan adalah :

D1 : Perbedaan dalam rank yang ditepatkan untuk dua karakteristik yang berbeda dari individual atau fenomena ke 1.

N : Bnyaknya individual atau fenomena yang di rank.

(54)

 

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal Indonesia

Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta (1912). Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya.

Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu Undang-Undang No.15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.

(55)

hal antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat. Adanya batasan fluktuasi harga saham dan saham campur tangan pemerintah dalam penetapan harga saham pada pasar perdana.

Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut di atas,pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal yaitu Paket Kebijakan Desember 1987 (Pakto 1988), Paket Kebijakan Desember 1988 (Pakdes 1988).

4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI )

Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia , sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan Kolonial Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan Batavia, pusat pemerintah colonial Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.

Bursa Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada tahun 1952. Selain Bursa Batavia, pemerintah colonial juga mengkeuangkan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia

(56)

Sebelum tahun 1977, bursa saham dibuka kembali dan ditangani oleh Badan Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan perkembangan pasar financial dan sector swasta.Puncak perkembangannya pada tahun 1990. Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM).

Tahun 1955 adalah tahun Bursa Efek Indonesia memasuki babak baru. Pada tanggal 22 Mei 1995 Bursa Efek Indonesia meluncurkan Jakarta Automated Trading System(JATS), sebuah system perdagangan otomotisasi yang menggantikan system

perdagangan manual. System baru ini ndapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding system perdagangan manual.

Pada Juli 2000, Bursa Efek Indonesia menerapkan perdagangan tanpa warkat ( Scripless Trading ) dengan tujuan untuk meningkatkan likuiditas pasar dan

menghindari peristiwa saham hilang dan pemalsuan saham dan juga untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.

(57)

4.1.3. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI )

a. Visi

Bursa Efek Indonesia menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Bursa yang kompetitif adalah Bursa yang memiliki kinerja baik sehingga mampu bersaing dengan bursa-bursa lain di tingkat Internasional , serta dapat menciptakan suatu perdagangan yang wajar , teratur dan efisiensi.

b. Misi

Menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadi gerbang investasi bagi investor local maupun asing. Menjadi Lembaga bursa yang berwibawa, trasparan , memiliki integritas yang tinggi serta sebagia institusi yan dinamais dan tanggap terhadap perubahan pasar dan teknologi dengan tetap memperhatikan perlindungan investor.

4.1.4. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ( BEI )

(58)

PT. Bursa Efek Indonesia mempunyai direksi sebanyak 4 orang yaitu satu orang Direktur tang membawahi beberapa divisi operasional. Dalam menjalankan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh tiga komite yang terdiri dari Komite Perdagangan dan Penyelesaian Transaksi Efek, Komite Pencatatan dan Komite Disiplin Anggota Bursa.

Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia

Sumbe

(59)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Farmasi dengan mengambil data untuk menghitung Return Saham, ROA, NMP, DER, dan PBV pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah laporan keuangan dan laporan laba rugi setiap tahunnya yang diterbitkan oleh perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Selanjutnya data tersebut diolah agar dapat diketahui dan ditarik kesimpulan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan sebelumnya.

4.2.1 Return Saham (Y) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI 2007-2010

Return saham merupakan pendapatan yang diperoleh investor karena

menginvestasikan dana dalam bentuk saham, dengan cara menghitung harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya. Satuan pengukuran yang digunakan adalah prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Jogiyanto,2003:108) 

Pt- Pt-1

R\i =

Pt-1

Keterangan: R\i = Return saham

Pt = harga saham pada periode t

(60)

Tabel 4.1 : Return Saham (Y) Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa efek indonesia Tahun 2007 – 2010

Return Saham

No Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1 Darya-Varia Laboratoria -0.05 -0.4 0.59 -1 2 Indofarma Persero 1.05 -0.75 0.66 -0.02

Indonesia 1.38 -0.51 2.76 -1

8 Bristol-Myers Squibb -0.81 3.95 1.63 -1 9 Tempo Scan Pacific -0.16 -0.46 0.82 1.34 Sumber: Indonesian Capital Market (ICMD) data diolah

(61)

penurunan menjadi -0,32%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 1,25%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar -1% PT. Prydam Farma tahun 2007 mencatat 0,62%, tahun 2008 mengalami penurunan menjadi -0,38%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 1,2%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 0,17% PT. Schering Plough Indonesia pada tahun 2007 mencatat 1,38%, tahun 2008 mengalami penurunan menjadi -0,51%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 2,76%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi -1% PT. Bristol-Myers Squibb tahun 2007 mencatat -0,81%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 3,95%, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1,63%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi -1% PT. Tempo Scan Pacific mencatat pada tahun 2007 -0,16, tahun 2008 mengalami kenaiakan menjadi -0,46%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0,82%, dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 1,34%.

4.2.2 Return On Asset (ROA) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI

2007-2010

(62)

Tabel 4.2: Return On Asset (X1) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI

Tahun 2007 - 2010

ROA

No Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1 Darya-Varia Laboratoria 12 12 15 13

2 Indofarma Persero 4.49 7 6 7

(63)

tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 27% PT. Prydam Farma tahun 2007 mencatat 4%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 6%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 7% dan pada tahun 2010 tetap atau sama dengan tahun sebelumnya sebesar 7% PT. Schering Plough Indonesia tahun 2007 mencatat 14%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 15%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 17%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 3% PT. Bristol-Myers Squibb pada tahun 2007 mencatat 35%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 46%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 60%, dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 29% PT. Tempo Scan Pacific pada tahun 2007 mencatat 12%,tahun 2008 tetap atau sama dengan tahun sebelumnya sebesar 12%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 14%, tahun 2010 tetap atau sama dengan tahun sebelumnya sebesar 14%.

4.2.3 Net Profit Margin (NPM) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI 2007-2010

NPM merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total penjualan, menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang menghasilkan laba (keuntungan) bersih atas total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan.

Menurut sutrisno (2003 : 245), rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:

   

(64)

 

Tabel 4.3:  Net Profit Margin (X2) Perusahaan Perusahaan Farmasi Yang

Terdaftar di BEI Tahun 2007 – 2010

NPM

No Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1 Darya-Varia Laboratoria 0.1 0.12 0.08 41.5

2 Indofarma Persero 0.87 0.34 0.19 0.19

3 Kalbe Farma 0.1 0.09 0.1 41.7

4 Kimia Farma 0.02 0.02 0.02 4.35

5 Merck 0.16 0.15 0.2 70.5

6 Prydam Farma 0.02 0.02 0.03 2.74

7 Schering Plough Indonesia 0.02 0.03 0.04 14.43 8 Bristol-Myers Squibb 0.2 0.26 0.31 16.74 9 Tempo Scan Pacific 0.09 0.09 0.08 61.87 Sumber: data diolah

(65)

mencatat 0,16%, tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,15%, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 0,2%, dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 70,5% PT. Prydam Farma pada tahun 2007 mencatat 0,02%, tahun 2008 tetap atau sama dengan tahun sebelumnya sebesar 0,02%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0,03%, dan pada tahun 2010 mengalami kenaiakan menjadi 2,74% PT. Schering Plough Indonesia pada tahun 2007 mencatat 0,02%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 0,03%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0,04%, dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 14,43% PT. Bristol-Myers Squibb pada tahun 2007 mencatat 0,2%, tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 0,26%, tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 0,31% dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 16,74% PT. Tempo Scan Pacific pada tahun 2007 mencatat 0,09%, tahun 2008 tetap atau sama dengan tahun sebelumnya sebesar 0,09%, tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 0,08%, dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 61,87%.

4.2.4 Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Farmasi Yang Ter daftar Di BEI

2007-2010

DER merupakan rasio untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan hutang yang dimiliki oleh perusahaan. Diukur dengan menggunakan Ratio Leverage yaitu mengukur sebarapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang.

 

(66)

Tabel 4.4: Debt to Equity Ratio (X3) Perusahaan Perusahaan Farmasi Yang

Terdaftar Di BEI 2007-2010

DER

No Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1 Darya-Varia Laboratoria 0.21 0.26 0.41 0.41

2 Indofarma Persero 2.46 2.25 1.44 1.44

3 Kalbe Farma 0.33 0.38 0,39 0,39

4 Kimia Farma 0.53 0.53 0.57 0.57

5 Merck 0.18 0.15 0.23 0.23

6 Prydam Farma 0.42 0.42 0.37 0.37

7 Schering Plough Indonesia 70.74 22.9 9.49 9.49 8 Bristol-Myers Squibb 0.43 0.37 0.21 0.21

9 Tempo Scan Pacific 0.26 0.29 0.34 0.34

Sumber: data diolah

(67)
(68)

4.2.5 Price to Book Value (PBV) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEI 2007-2010

PBV merupakan rasio pasar (Market Ratios) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Menurut Jogyanto, (2000 : 82) rumusnya dapat ditulis sebagi berikut:

Tabel 4.5: (X4) Price to Book Value Perusahaan Perusahaan Farmasi Yang

Terdaftar Di BEI 2007-2010

PBV

No Nama Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1

Darya-Varia

Laboratoria 1.94 1.06 1.54 2.28

2 Indofarma Persero 2.18 0.52 0.86 0.86

Indonesia 43.03 4.46 7.14 0.33

8 Bristol-Myers Squibb 0.68 2.48 5.32 29 9 Tempo Scan Pacific 1.6 0.81 1.36 0.35 Sumber: data diolah

(69)
(70)

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Normalitas

Normalitas adalah Sebuah model regresi yang variabel Dependen dan Independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono, 2004;40). Dasar pengambilan keputusan : jika nlai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal (Sumarsono, 2004;43).

Tabel 4.5: Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Deviation 8.55026 1.88240E1

(71)

Berdasarkan hasil uji Normalitas Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa tidak semua variable yang diteliti memiliki distribusi yang normal, hanya pada variable ROA,PBV DAN RETURN SAHAM yang memiliki distribusi normal dimana nilai Asymp. Sig (signifikansi) lebih besar dari 0,10, sehingga dapat disimpulkan sebagian data tersebut tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias (BLUE : Best Linier Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik meliputi asumsi mulikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas : Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda.

a. Deteks Besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas. (Gujarati)

(72)

c. Condition Index melebihi angka 15 (Singgih Santoso)

Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas pada semua variabel bebas dimana nilai VIF pada semua variabel (lebih kecil dari 10). Syarat terjadi multikolinieritas jika nilai VIF (Variance Inflation Factor)  10 (Cryer,1994 : 681).

Tabel 4. 6 : Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) .525 .259   2.026 .053    

ROA -.064 .019 -.547 -3.320 .003 .799 1.252

NPM .015 .011 .291 1.457 .157 .546 1.833

DER -.017 .009 -.364 -1.875 .072 .576 1.736 1

PBV .195 .084 .367 2.324 .028 .873 1.145

(73)

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas : Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas.

Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :

a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu (seperti titik-titik /point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit)

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah :

rs = 1 – 6

di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i

(74)

Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb:

(75)

     

(76)

Sig lebih besar dari 0,10) maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi : Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Jika data di atas 15

Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series.

Deteksi Autokorelasi:

a. Besarnya Angka Durbin Watson

Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi (positif)

Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi (negatif)

Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi

(atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson)

(77)

Tidak ada autokorelasi

a. Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi.

c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)

(78)

Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi asumsi klasiknya yaitu tidak memenuhi autokorelasi dan normalitas datanya untuk sebagian variabel.

4.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan data tabel di atas diperoleh data masukan seperti terlihat pada lampiran. Data masukan ini digunakan untuk menghasilkan perhitungan statistik. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat konsistensi dari pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependennya.

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ROA, NPM, DER dan PBV terhadap variabel terikat yaitu Return Saham. Dari hasil analisis perhitungan computer menggunakan program SPSS,

(79)

Tabel 4.8 : Statistik Deskriptif

Pada data dengan metode regresi linier berganda diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini

Tabel 4. 9 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

(80)

Adapun persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 0,525 - 0,64 X1 +0.015 X2 – 0,17 X3 + 0,195 X4 + ei

Interpretasi dari persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 0,525 artinya dengan asumsi variabel bebas ROA

(XI), NPM (X2), DER (X3), PBV (X4) tetap, maka estimasi return saham

perusahaan akan semakin meningkat sebesar 0,525 satu satuan rupiah. b. Koefisien regresi variabel X1( ROA) sebesar -0,64 Artinya jika

mengalami kenaikan 1% maka return saham akan mengalami penurunan sebesar - 0,64 satu satuan rupiah dengan asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya.

c. Koefisien regresi variabel X2 (NPM) sebesar 0,015 Artinya jika

mengalami kenaikan satu (1) rupiah, maka return saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,015 satu satuan rupiah dengan asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula sebaliknya.

d. Koefisien regresi variabel X3 (DER) sebesar -0,17 Artinya jika

mengalami kenaikan 1% maka return saham akan mengalami penurunan sebesar -0,17 satu satuan rupiah dengan asumsi bahwa variabel lain konstan begitu pula seabliknya.

e. Koefisien regresi variabel X4 (PBV) sebesar 0,195 Artinya jika

(81)

4.3.4 Koefisien Determinansi (R2)

Besarnya pengaruh ROA (X1) , NPM (X2) DER (X3) dan PBV (X4)

berpengaruh terhadap Return Saham (Y) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi (R-square/R2). Berikut ini nilai koefisien determinasi (R-square/R2)

 

Nilai Koefisien Determinansi (R-square/R2)

Tabel 4.10 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .660a .435 .348 .80351 1.803

a. Predictors: (Constant), PBV, ROA, DER, NPM  

b. Dependent Variable: RETURN_SAHAM    

Nilai koefisien determinasi (R-square/R2) yang dihasilkan sebesar 0,435 menunjukkan bahwa variabel ROA (X1) , NPM (X2) , DER (X3), dan PBV (X4) dan

berpengaruh terhadap Return Saham (Y) sebesar,34,5% sedangkan sisanya 65,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4.3.5 Uji t

(82)

Saham). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan 0,10 (10%) ; (df:26) dengan nilai ttabel adalah sebesar 2,056

Uji t Hasil Analisis Regresi table 4.12

 

a. Pengaruh secara parsial antara ROA terhadap return saham

Dari perhitungan didapat t hitung (-3,320) lebih kecil dari t tabel (-2,056), maka Ho diterima atau Ha ditolak pada level of significant 10%. Sehingga secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham.

(83)

b. Pengaruh secara parsial antara NPM terhadap return saham

Dari perhitungan didapat t hitung (1,457) lebih kecil dari t tabel (2,056), maka Ho diterima atau Ha ditolak pada level of significant 10%. Sehingga secara parsial variabel NPM berpengaruh signifikan positif terhadap return saham.

c. Pengaruh secara parsial antara DER terhadap return saham

Dari perhitungan didapat t hitung (-1,875) lebih kecil dari t tabel (-2,056), maka Ho diterima atau Ha ditolak pada level of significant 10%. Sehingga secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham.

d. Pengaruh secara parsial antara PBV terhadap return saham

Dari perhitungan didapat t hitung (2,324) lebih besar dari t tabel (2,056), maka Ho tolak atau Ha diterima pada level of significant 10%. Sehingga secara parsial variabel PBV berpengaruh signifikan negatif terhadap return saham.

4.4. Pembahasan  

(84)

4.1.1 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham

Dari hipotesis pertama menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Namun dari hasil penelitian ini diperolah nilai faktor ROA mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap Return Saham, pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia ditunjukan bahwa pengaruh ROA -3,320 dengan tingkat signifikansi 0,003 pada taraf 10%.

Pada hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Husnan (2001 : 304) yang menyatakan apabila ROA meningkat maka profitabilitas meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan dari tingkat pengembalian yang dinikmati oleh pemegang saham.

ROA digunakan untuk memberikan informasi pendapatan apa yang dihasilkan dari modal yang diinvestasikan. Karena laba merupakan salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh investor, hal ini dikarenakan sebagian besar mengalami penurunan laba atau defisit sehingga dalam perhitungan mengahasilkan nilai negatif dan investor tidak tertarik untuk menginvestasikan modalnya sehingga harga sahamnya mengalami penurunan yang berdampak pada return yang diberikan kepada investor semakin kecil. Oleh karena itu, maka ROA berpengaruh negative signifikan terhadap return saham.

(85)

setiap rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan khususnya penelitian empiris yang telah dilakukan oleh Gudono (1996) dan Hersanto (2003) menunjukan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Pada ROA tidak mampu digunakan untuk memprediksi return saham dimasa datang.

4.1.2 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham

Dari hipotesis kedua menyatakan NPM berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Namun dari hasil penelitian ini diperoleh nilai faktor NPM mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return Saham, pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia ditunjukan bahwa pengaruh NPM 1,457 dengan tingkat signifikansi 0,157 pada taraf 10%.

(86)

Hasil ini menunjukkan bahwa ada pertimbangan yang sedikit berbeda dari investor mengenai NPM dan ROA. Perbedaan ini disebabkan karena adanya investor cenderung membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan penjualan bersih yang diperoleh oleh perusahaan yang juga menunjukkan rasio laba dengan

pengembalian yang dapat diperoleh untuk setiap nilai aktiva.Hal ini menyebabkan bahwa informasi ROA lebih dipertimbangkan oleh investor dibanding rasio NPM.

Selain itu dengan adanya penggunaan dua variabel profitabilitas secara bersamaan seringkali dapat memberikan masalah adanya kecenderungan

multikolinierita sehingga fariabel tersebut menjadi kurang predictable (kurang dapat diramalkan). Namun dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearita.

Ketidak signifikannya variabel NPM ini karena variabel NPM juga tidak mampu digunakan untuk memprediksi return saham di masa mendatang. Hal ini disebakan karena perusahaan mengalami kenaikan penjualan namun memiliki beban yang lebih tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh tidak begitu besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa NPM akan berpengaruh tidak signifikan terhadap Return Saham.

4.1.3 Pengaruh Debt to Equity (DER) terhadap Return Saham

(87)

terdaftar di bursa efek Indonesia ditunjukan bahwa pengaruh DER -1,875 dengan tingkat signifikansi 0,072 pada taraf 10%.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwandi (2003) dan Ratmin (2004) membuktikan bahwa DER berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, Hal ini disebabkan karena adanya pertimbangan yang berbeda dari beberapa investor dalam memandang DER. Oleh sebagian investor DER dipandang besarnya tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga semakin besar nilai DER akan memperbesar tanggungan perusahaan. Namun demikian nampaknya beberapa investor memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan memerlukan hutang sebagai dana tambahan untuk memenuhi pendanaan pada perusahaan yang tumbuh. Dalam hal ini perusahaan yang tumbuh akan memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan tetapi perusahaan juga memilih hutang dengan tujuan meningkatkan investasi ataupun volume penjualan dengan harapan memperoleh keuntungan, meskipun sebenarnya dengan tingkat hutang tinggi akan semakin besar resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Dengan Perbedaan pandangan tersebut menyebabkan pengaruh yang negative signifikan terhadap return saham.

4.1.4 Pengaruh Price Book Value (PBV) terhadap Return Saham

Gambar

Tabel 1: Hasil Perhitungan Return Saham Perusahaan Farmasi yang go publik di BEI
Gambar 2 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia
Tabel 4.1 : Return Saham (Y) Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa
Tabel 4.2: Return On Asset (X1) Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di BEI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan ROI,ROE,dan DTA secara simultan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek

Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, ini bertujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh faktor fundamental dan resiko ekonomi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Price To Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Permata Duri

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa NPM memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR.. DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Hasil dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Return On Assets secara parsial mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa