• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara kompetensi komunikasi dengan intensi turnover pada agen asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara kompetensi komunikasi dengan intensi turnover pada agen asuransi"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI KOMUNIKASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA AGEN ASURANSI

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

I Gede Sudana Sunarapuja 129114134

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

“Difficult roads often lead to

beautiful destinations”

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kupanjatkan kepada Sang Hyang Widhi yang selalu memberiku berkat, kesehatan, kesabaran, ketenangan, dan tempat berlindung dalam

pengerjaan skripsi ini.

Untuk kedua orang tua ku I Made Sumitrapuja dan Ina Kristian yang selalu memberi dukungan penuh dalam proses menimba ilmu.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Januari 2017 Peneliti,

(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI KOMUNIKASI DENGAN INTENSI TURNOVER PADA AGEN ASURANSI

I Gede Sudana Sunarapuja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi komunikasi dengan intensi

turnover pada agen asuransi. Peneliti berhipotesis bahwa terdapat hubungan negatif antara kompetensi komunikasi dengan intensi turnover pada agen asuransi. Subjek dalam penelitian ini adalah agen asuransi yang berjumlah 106 subjek. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala kompetensi komunikasi dan skala intensi turnover yang disusun dengan teknik skala Likert.

Skala kompetensi komunikasi memiliki reliabilitas α = 0,951 sedangkan skala intensi turnover

memiliki reliablitas sebesar α=0,893 . Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment karena data yang dianalisis berasal dari data dengan distribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefesien korelasi -0,622 dan p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara kompetensi komunikasi dengan intensi turnover

pada agen asuransi. Artinya, semakin tinggi kompetensi komunikasi yang dimiliki maka semakin rendah intensi turnover pada agen asuransi. Sebaliknya, semakin rendah kompetensi komunikasi yang dimiliki maka semakin tinggi intensi turnover yang dimiliki oleh agen asuransi.

(8)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMMUNICATION COMPETENCY AND TURNOVER INTENTION ON INSURANCE AGENT

I Gede Sudana Sunarapuja

ABSTRACT

This research had purpose to know relationship between communication competency with turnover intention on insurance agent. Respondent on this research were insurance agent and was conducted 106 respondents. Researcher had hypnotized there was a negative relation between communication competency with turnover intention on insurance agent. The data of this research were gained with use scale of communication competency and turnover intention questionnaires used Likert method. The reliability of communication competency was α=0,951, whereas turnover intention questionnaires has α= 0,893. The analysis of data used Pearson Product Moment correlation because the data obtained came from normal data. The result of correlation showed correlation coefficient -0,622 and p=0,000 (p<0,05). It meant there was a negative correlation between communication competency with turnover intention on insurance agent.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : I Gede Sudana Sunarapuja

Nomor Mahasiswa : 1209114134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Hubungan antara Kompetensi Komunikasi dengan Intensi Turnover pada Agen Asuransi”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 23 Januari 2017

Yang menyatakan

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Sang Hyang Widhi atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Penulis mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak P. Eddy Suhartanto., M.Psi., Psi selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

3. Dosen pembimbing skripsi saya Ibu P.Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A yang selalu sabar dan memberi arahan selama proses skripsi ini. 4. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

sudah memberikan banyak ilmu selama menempuh bangku kuliah. 5. Seluruf staf Fakultas Psikolgi Mas Gandung, Bu Nanik, dan Mas Muji

yang telah membantu segala urusan perkuliahan.

6. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau meluangkan waktunya untuk direpotkan.

(11)

xi

8. Terima kasih kepada “Geng Cobra”, Teteh, Lona, Lintang, Deivi, Komang, Sonia, Bella, Wisnu, Yosua yang sudah mendukung selama ini. Semoga satu persatu dari kita menyusul ya dan tetap langgeng. 9. Terima kasih kepada “Crocodille Drug”, Benny, Yosua, Aprek,

Gempol, Efan, Anggung, Ojek, Sakti, Haha atas apapun yang kita bagi satu sama lain.

10. Terima kasih kepada Zelda, Erlin, Rege, Lindi, Pamela, Benny, Gung Is, Lona dan Vishnu atas bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini. 11. Terima kasih kepada teman-teman bimbingan Mbak Etta Benny,

Gung Is, Pamela, Ingga, Ayik, Awang, Lia atas ilmu dan semangat yang dibagi.

12. Terimakasih kepada “Reserved Team”, Ghemma, Vita, dan Tita yang mengijinkan peneliti untuk sering tidak masuk kantor demi pengerjaan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada teman Gigs, Yosua, Yogi, Rere yang selalu menonton konser bersama ketika sedang suntuk.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka akan saran atau kritik dari siapapun. Terima kasih.

Yogyakarta, 23 Januari 2017

Peneliti,

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

(13)

xiii

A. Intensi Turnover ... 9

1. Pengertian Turnover ... 9

2. Pengertian Intensi Turnover ... 10

3. Aspek-aspek Intensi Turnover ... 10

4. Faktor-faktor Intensi Turnover……….. 12

B. Kompetensi Komunikasi ... 15

1. Definisi Kompetensi Komunikasi ... .... 15

2. Aspek Kompetensi Komunikasi ... 16

3. Dampak Kompetensi Komunikasi ... 18

C. Dinamika Hubungan antara Kompetensi Komunikasi dengan Intensi Turnover pada Agen Asuransi ... 19

D. Kerangka Berpikir... 21

E. Hipotesis ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A.Jenis Penelitian... 23

1. Skala Kompetensi Komunikasi ... 24

(14)

xiv

F. Validitas & Reliabilitas ... 28

1. Validitas……….. 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 35

B.Deskripsi Subjek Penelitian ... 36

(15)

xv

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sebaran Item Skala Kompetensi Komunikasi Sebelum Uji Coba ... 26

Tabel 2 Sebaran Item Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba ... 28

Tabel 3 Sebaran Item Skala Kompetensi Komunikasi Setelah Uji Coba ... 30

Tabel 4 Sebaran Item Skala Intensi Turnover Setelah Uji Coba ... 31

Tabel 5 Deskripsi Rentang Usia Subjek... 36

Tabel 6 Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif ... 37

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas ... 38

Tabel 8 Hasil Uji Lineartias ... 39

Tabel 9 Hasil Uji Korelasi ... 40

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Try Out Penelitian ... 53

Lampiran 2 Reliabilitas Skala ... 67

Lampiran 3 Deskripsi Subjek ... 74

Lampiran 4 Uji Asumsi ... 76

Lampiran 5 Uji Hipotesis ... 78

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam beberapa tahun terakhir industri asuransi jiwa mengalami di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik. Dalam laporan AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) Kuartal-IV tahun 2015 menyatakan bahwa total pendapatan total dari 54 perusahaan asuransi jiwa di Indonesia mencapai Rp 128,66 triliun atau tumbuh sebesar 5,8% dari Kuartal-III tahun 2015 yaitu sebesar Rp 108,80 triliun. Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menyampaikan, “Industri asuransi jiwa tetap bertahan di tengah

situasi ekonomi yang kurang kondusif, terlihat dari pertumbuhan total premi lanjutan sebesar 12,9% dari periode yang sama tahun 2014. Hal ini sekaligus mengindikasikan peningkatan kepercayaan masyarakat dan nasabah akan pentingnya mempertahankan perlindungan jangka panjang yang diberikan asuransi jiwa, yang tercermin dari meningkatnya total premi lanjutan sebesar 12,9% menjadi senilai Rp. 58,24 triliun.” (Siaran Pers

AAJI, 2015).

(20)

menunjukkan aset perusahaan asuransi jiwa tumbuh dari Rp 323,1 triliun Sepanjang 2015, asuransi jiwa mencatatkan liabilitas 1,96% year on year

dari Rp 253 triliun menjadi Rp 258 triliun dan ekuitas perusahaan asuransi jiwa naik 1,53% dari Rp 69,98 triliun menjadi Rp 71,05 triliun. Menurut Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, perolehan premi tetap tumbuh sepanjang 2015 meski investasi tertekan dan tahun ini dia optimistis premi dapat tumbuh 20-30%. OJK sedang menyiapkan aturan agar kinerja industri asuransi jiwa tidak terganggu, salah satunya mewajibkan pengelola perusahaan asuransi wajib menempatkan sebagian investasinya di SBN. (Bisnis Indonesia, 29 Januari 2016).

Perkembangan industri asuransi jiwa di Indonesia tentunya tidak

lepas dari pemasaran yang telah dilakukan oleh para agen asuransi. Agen asuransi merupakan sumber daya manusia atau karyawan yang

(21)

Menurut Ketua Asosaisi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim, agen merupakan salah satu aset terpenting bagi industri asuransi jiwa. Agen asuransi jiwa memiliki peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan industri. Sebagai ujung tombak perusahaan atau organisasi asuransi, agen asuransi mengemban tugas mulia untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya asuransi jiwa dan membantu mereka memiliki perencanaan keuangan serta meraih kesejahteraan di masa depan. (http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/VNx95ayb-aaji-profesi-agen-asuransi-ujung-tombak-pertumbuhan-asuransi)

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyatakan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia sulit untuk terkerek naik. Kondisi ini, kata Hendrisman, merupakan tantangan bagi industri maupun asosiasi. Oleh karena itu, Hendrisman mengungkapkan, industri asuransi jiwa Indonesia harus duduk bersama dan memikirkan cara dan formulasi agar penetrasi asuransi jiwa dapat meningkat.

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/06/10/211644126/penetrasi.a suransi.jiwa.indonesia.susah.meningkat)

Di Indonesia, umumnya para agen asuransi menjalankan profesi ini sebagai pekerjaan sambilan pada awalnya. Kondisi yang sama juga terjadi di negara-negara ASEAN dan kawasan Asia, misalnya di China dan India. Karena bernuansa sebagai pekerjaan sambilan, pada mulanya turnover

(22)

60-80% setiap tahunnya. Artinya, dari 100 orang agen yang mulai menggeluti profesi ini, dalam setahun hanya menyisakan 20-40 orang yang meneruskan karier hingga tahun berikutnya, dan selebihnya keluar dari profesi ini. Pada mulanya sebagian besar di antara para agen hanya coba-coba dalam meniti karier sebagai agen asuransi. Mereka hanya mendapatkan pendidikan dan pelatihan secukupnya sehingga produktivitas mereka pun rendah. Rata-rata penjualan produk asuransi yang mereka bukukan kurang dari satu polis per bulan. Pola penjualan mereka umumnya dengan cara mendorong produk kepada calon nasabah dan belum berdasarkan kebutuhan nasabah.

(http://economy.okezone.com/read/2009/06/02/23/225212/standar-profesi-agen-asuransi-jiwa)

Menurut Mobley (1986) turnover adalah berhentinya individu sebagai anggota suatu organisasi dengan disertai pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang bersangkutan. Senada dengan hal tersebut Spector (2008) menyatakan bahwa turnover berarti keluarnya karyawan dari perusahaan. Menurut APA Dictionary of Psychology (2006) turnover adalah jumlah karyawan yang keluar dari pekerjaan mereka selama jangka waktu tertentu.

Menurut Mobley (1986) ada beberapa kerugian akibat turnover

(23)

harus merekrut, memilih, melatih serta membutuhkan waktu agar karyawan baru memiliki pengalaman yang baik dalam pekerjaanya.

Senada dengan hal tersebut Sirait (2006) menyebutkan dampak kerugian dari turnover antara lain biaya untuk pengangkatan, menyangkut waktu dan fasilitas-fasilitas untuk perekrutan, wawancara, biaya pelatihan, menyangkut waktu supervisor dan departemen personalia, upah seseorang karyawan yang lebih besar dari pada produktivitasnya, hilangnya produksi selama selang waktu antara pemisahan karyawan dan pergantian karyawan baru. Riggio (2008) juga mengungkapkan bahwa dengan terjadinya turnover

membuat produktivitas menurun dan biaya operasional meningkat.

Spector (2008) menyatakan bahwa niat seringkali menjadi pemicu dari terjadinya turnover. Ajzen (2005) mengungkapkan bahwa niat merupakan kesiapan seseorang untuk menunjukkan perilaku. Intensi juga berarti perjuangan untuk mencapai suatu tujuan (Chaplin, 2004).

Perusahaan dapat mengetahui atau memprediksi turnover dengan cara melihat intensi turnover (Spector, 2008). Intensi turnover adalah keinginan yang dilakukan secara sadar untuk meninggalkan organisasi (Tett & Meyer, 1993). Senada dengan hal tersebut Lyer dan Rudramuniyaiah (2008; dalam Bothma 2013) mengungkapkan bahwa intensi turnover adalah sejauh mana seseorang karyawan memiliki rencana untuk meninggalkan organisasi.

(24)

(2010) menyatakan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan intensi turnover adalah kepuasan kerja, stress kerja dan komitmen organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah antara kesesuaian pekerjaan dengan kemampuan atau keterampilan seseorang. Semakin sesuai antara pekerjaan dengan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang maka akan mempengaruhi tingkat kepuasan kerjanya.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu manajer di suatu perusahaan asuransi di Yogyakarta manajer tersebut mengatakan bahwa para agen sering kali kehabisan calon nasabah atau klien karena kurangnya kemampuan komunikasi yang dimiliki (Wawancara, 6 Mei 2016). Hasil peneltian yang dilakukan oleh Dewi dan Martjiono (2008) pada sebuah perusahaan asuransi di Surabaya menyatakan bahwa salah satu penyebab agen asuransi melakukan intensi turnover adalah kehabisan calon prospek dan kurangnya kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang baru. Berdasarkan fenomena tersebut seorang agen asuransi dalam menjalin relasi dengan orang baru tentunya membutuhkan keterampilan atau kompetensi komunikasi.

(25)

asuransi harus mampu menggunakan pengetahuan, keterampilan, kepekaan dan nilai-nilai agar dapat berkomunikasi dengan baik.

Seseorang yang memiliki kompetensi komunikasi yang baik tentunya akan dapat menjalin hubungan dengan orang baru secara baik pula, sebaliknya seseorang yang memiliki kompetensi komunikasi yang kurang maka akan kesulitan ketika akan menjalin hubungan dengan orang baru. Ketidakmampuan dalam berkomunikasi dengan orang lain menyebabkan agen tidak mendapatkan calon nasabah baru, sehingga agen merasa tidak mampu untuk mengerjakan pekerjaannya sebagai agen asuransi. Hal ini dapat membuat agen tidak ingin melanjutkan pekerjaan atau beralih ke pekerjaan lain. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan variabel kompetensi komunikasi dengan variabel intensi turnover pada agen asuransi.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kompetensi komunikasi dan intensi

turnover pada agen asuransi. C. TUJUAN PENELITIAN

(26)

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap bidang Psikologi Industri dan Organisasi tentang intensi turnover dan komptetensi komunikasi. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur penelitian selanjutnya .

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Organisasi Asuransi

Hasil Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan umpan balik bagi organisasi asuransi mengenai kompetensi komunikasi dan intensi turnover.

b. Bagi Karyawan

(27)

9

BAB II

DASAR TEORI

A. Intensi Turnover

1. Pengertian Turnover

Turnover adalah perpindahan karyawan dari keanggotaanya dari tempatnya bekerja (Mobley, 1986). Spector mengatakan turnover sendiri berarti keluarnya karyawan dari perusahaan (dalam Elyza, Harilna dan Prasetyo, 2010). Selain itu, turnover juga diartikan sebagai rasio dari banyaknya pekerja yang dapat digantikan pada waktu tertentu yang dibagi dengan jumlah rata-rata pekerja yang ada (Agnes, 1999 dalam Mbah dan Ikemefuna, 2012). Akan tetapi turnover juga diartikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan karyawan untuk meninggalkan pekerjaan untuk digantikan (Mbah and Ikemefuna, 2012).Ada dua tipe dari turnoveryaitu voluntary turnover dan involuntary turnover. Ketika karyawan di pecat oleh perusahaan maka itu disebut sebagai involuntary turnover dan ketika karyawan keluar dari pekerjaan atas keinginan pribadi maka hal itu disebut voluntary turnover (Dess and Shaw, 2001).

(28)

2. Pengertian Intensi Turnover

Spector (2008) menyatakan bahwa niat seringkali menjadi pemicu dari terjadinya turnover. Senada dengan hal tersebut Mobley (1986) mengutarakan bahwa intensi turnover merupakan tanda awal dari munculnya turnover. Intensi turnover adalah keinginan yang dilakukan secara sadar untuk meninggalkan organisasi (Tett & Meyer, 1993). Intensi turnover juga diartikan sebagai kemungkinan seseorang untuk tetap bekerja atau meninggalkan pekerjaan (Cotton dan Turtle, 1986 dalam Oluwafemi, 2013). Senada dengan hal tersebut Lyer dan Rudramuniyaiah (2008; dalam Bothma 2013) mengungkapkan bahwa intensi turnover adalah sejauh mana seorang karyawan memiliki rencana untuk meninggalkan organisasi.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa intensi turnover adalah keinginan seorang karyawan secara sadar dalam merencanakan untuk tetap bekerja atau meninggalkan sebuah perusahaan.

3. Aspek-aspek Intensi Turnover

(29)

terlebih dahulu serta membandingkannya dengan pekerjaan saat ini. Dari perbandingan tersebut akan memunculkan hasil apakah akan tetap pada organisasi atau meninggalkan organisasi.

Bagan 1. Model Hubungan Mobley

Dari model hubungan perantara Mobley (1986; Coverdale & Terborg, 1980; Spencer, Steers & Mowday; 1983; Bannister, 1986; Dallesio, Silverman & Schuck, 1986;) maka dapat tarik kesimpulan bahwa terdapat aspek dari intensi turnover yaitu :

Evaluasi mengenai pekerjaan yang sedang dijalani

Hasil dari evaluasi yang berupa puas atau ketidakpuasan terhadap pekerjaan

Berpikir untuk keluar

Evaluasi mengenai dampak dari pengunduran diri

Keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan lain

Mencari alternatif pekerjaan yang lain

Evaluasi mengenai alternatif pekerjaan yang lain

Membandingkan antara pekerjaan saat ini dengan alternatif pekerjaan yang lain

Keinginan untuk keluar atau tinggal

Keluar atau tinggal 1

2

1

(30)

1. Berpikir untuk keluar dari organisasi, setelah melakukan berbagai pertimbangan

2. Intensi atau keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan lain 3. Intensi atau keinginan untuk keluar dari organisasi

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa intensi turnover memiliki 3 aspek yaitu berpikir untuk keluar, intensi untuk mencari alternatif pekerjaan lain, dan intensi untuk keluar dari organisasi.

4. Faktor-faktor Penybab Intensi Turnover

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya intensi turnover (Schultz & Schultz,2010; Tett & Meyer, 1993; Jeswani & Dave;2012; Mobley;1986; Glimer,1966; dan Smither;1994).

a. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja mengacu pada sikap positif maupun negatif terhadap pekerjaanya (Schultz & Schultz, 2010). Kepuasan kerja berpengaruh terhadap terjadinya turnover (Schultz & Schultz, 2010). Beberapa faktor yang terdapat dalam kepuasan kerja antara lain: kemampuan kognitif dan kesesuaian pekerjaan.

(31)

kemampuan juga menjadi salah satu faktor kepuasan kerja. Semakin tinggi kesesuaian kemampuan dengan pekerjaan yang dimiliki maka akan memliki kepuasan pekerjaan yang lebih tinggi (Schultz & Schultz, 2010). Senada, dengan hal tersebut Martoyo (1992) menyatakan bahwa kepuasan kerja pada dasarnya merupakan salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, seseorang akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang di hadapi.

b. Stress Kerja

(32)

menimbulkan stress (Schultz & Schultz, 2010). Selain itu, burnout merpakan stress yang berasal karena melakukan pekerjaan yang berlebihan. Pekerja yang mengalami burnout akan menjadi tidak berenergi dan tidak tertarik dengan pekerjaan mereka. (Schultz & Schultz, 2010).

c. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi saling terkait dengan kepuasan kerja yang akan mendorong intensi turnover (Tett & Meyer, 1993). Seseorang yang memiliki komitmen organisasi harus menerima nilai dan tujuan dari organisasi, memliki kesediaan untuk berusaha untuk organisasi dan memiliki keinginan kuat untuk memajukan organisasi.Seorang yang bekerja dalam waktu yang lama dalam organisasi maka memliki komitmen kerja dan juga memiliki kepuasan kerja yang tinggi (Schultz & Schultz, 2010).

d. Usia

(33)

cenderung tinggi pada karyawan berusia muda disebabkan karena mereka masih memiliki keinginan untuk mencoba-coba pekerjaan serta ingin mendapatkan keyakinan diri yang lebih besar melalui cara “coba-coba” tersebut. Tahap perkembangan dewasa terbagi

dalam tiga tahap, yaitu usia 18-30 tahun masuk ke dalam tahap perkembangan dewasa awal, usia 31-50 tahun masuk ke dalam tahap perkembangan dewasa tengah dan usia 51-65 tahun masuk ke dalam tahap perkembangan dewasa akhir (Perlmutter & Hall, 1985).

B. Kompetensi Komunikasi

1. Definisi Kompetensi Komunikasi

(34)

kompentensi komunikasi sebagai kemampuan dan kesadaran dari individu untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab atas suatu transaksi dalam upaya untuk memaksimalkan hasil dari suatu proses diskusi. Menurut Shockley & Zalabak (2009) dalam kompetensi komunikasi juga terdapat interaksi antara teori, praktik dan analisis.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan komunikasi secara efektif dengan tanggung jawab, mengandalkan pengetahuan, keterampilan, kepekaan dan nilai-nilai serta menjalankan interaksi antara teori, praktik dan anlisis dalam prosesnya.

2. Aspek Kompetensi Komunikasi

Shockley & Zalabak (2009) mengemukakan aspek-aspek yang terdapat didalam kompetensi komunikasi adalah sebagai berikut: a. Knowledge Competency

(35)

competency dikembangankan melalui eksplorasi dari proses interaksi yang merupakan proses alami dari komunikasi.

b. Sensitivity Competency

Sensitivity competency adalah kemampuan untuk merasakan secara akurat mengenai arti organisasi. Hal ini terkait dengan kemampuan dan keinginan untuk memahami apa yang orang lain rasakan. Sensitivity competency dikembangkan melalui pemeriksaan terhadap diri sendiri mengenai teori yang digunakan mengenai komunikasi.

c. Skills Competency

Skills competency adalah kemampuan untuk menganalisis situasi secara akurat dan untuk memulainya membutuhkan penyampaian pesan secara efektif. Skill competency berfokus pada pengembangan kempuan analisis dan berkomunikasi secara efektif di berbagai lingkungan.Aspek ini dikembangakan melalu mengaplikasikan pengetahuan dan kepekaan yang dimiiliki ke dalam pengalaman pribadi.

d. Values Competency

(36)

3. Dampak Kompetensi Komunikasi

(37)

C. Dinamika Hubungan antara Kompetensi Komunikasi dengan Intensi Turnover Pada Agen Asuransi

Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan komunikasi secara baik dan benar dengan mengandalkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kepekaan (sensivity), serta nilai-nilai (values) dan menggunakan hal tersebut dengan tepat dalam berkomunikasi (Shockley & Zalabak, 2009). Kompetensi komunikasi memiliki empat aspek yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kepekaan (sensivity), serta nilai-nilai (values) (Shockley & Zalabak, 2009). Keempat aspek tersebut harus digunakan sebaik mungkin ketika berkomunikasi agar komunikasi efektif. Shockley & Zalabak (2009) menjelaskan bahwa knowledge competency adalah kemampuan untuk memahami lingkungan komunikasi yang ada. Skill competency adalah kemampuan untuk menganalisis situasi secara akurat dengan berkomunikasi secara efektif. Sensivity competency adalah kemampuan untuk memahami apa yang orang lain rasakan. Values competency adalah kemampuan untuk mengambil tanggung jawab untuk melakukan komunikasi yang efektif.

(38)
(39)
(40)

E. Hipotesis

(41)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian korelasional.

Penelitian ini akan mencari hubungan antara dua variabel (Noor, 2011).

Pada penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara dua variabel yaitu

intensi turnover agen asuransi dan kompetensi komunikasi. B. Variabel Penelitian

Variabel bebas (X) : Kompetensi komunikasi

Variabel tergantung (Y) : Intensi turnover

C. Definisi Operasional

1. Kompetensi Komunikasi

Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam

melakukan komunikasi secara efektif dengan tanggung jawab,

mengandalkan pengetahuan, keterampilan, kepekaan dan nilai-nilai

serta menjalankan interaksi antara teori, praktik dan analisis dalam

prosesnya. Kompetensi komunikasi akan dilihat menggunakan skala

kompetensi komunikasi yang terdiri dari empat aspek yaitu

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kepekaan (sensivity),

(42)

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka menunjukkan semakin

tinggi kompetensi komunikasi yang dimiliki agen asuransi. Semakin

rendah skor yang diperoleh maka menunjukkan semakin rendah

komptensi komunikasi yang dimiliki oleh agen asuransi.

2. Intensi turnover

Intensi turnover adalah keinginan seorang agen asuransi secara sadar untuk tetap bekerja atau meninggalkan perusahaannya. Tingkat

intensi turnover diketahui dengan cara mengukur aspek intensi

turnover. Aspek dari intensi turnover adalah berpikir untuk keluar dari

organisasi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, intensi atau

keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan lain dan intensi atau

keinginan untuk keluar dari organisasi.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka menunjukkan semakin

tinggi tingkat intensi turnover yang dimliki agen asuransi. Sebaliknya

semakin rendah skor yang diperoleh maka menunjukkan semakin

rendah tingkat intensi turnover yang dimiliki oleh agen asuransi. D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah agen asuransi yang minimal sudah memiliki

tiga nasabah selama bekerja. Berdasarkan wawancara terhadap salah satu

manajer perusahaan asuransi di Yogyakarta, agen asuransi yang minimal

telah memiliki tiga nasabah dianggap sudah memiliki pengalaman yang

cukup dalam menggunakan kompetensi komunikasinya dalam mencari

(43)

dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan khusus sesuai dengan

kriteria penelitian (Noor, 2011).

E. Metode & Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala. Skala adalah suatu alat ukur yang berisi pertanyaan atau pernyataan

yang digunakan untuk mengungkap aspek yang hendak diketahui (Azwar,

2012).

Skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert

berarti skala yang berisi pernyataan dalam rangka mengukur atribut

psikologis tertentu subjek diminta menyatakan

kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum (Supratiknya, 2014). Skala yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala kompetensi komunikasi dan

skala intensi turnover.

1. Skala Kompetensi Komunikasi

Skala kompetensi komunikasi digunakan untuk mengetahui

kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh agen asuransi. Skala ini

disusun oleh peneliti yang didasarkan oleh aspek-aspek dalam

kompetensi komunikasi yang diungkapkan oleh Shockley dan Zalabak

(2006). Skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan positif yang mendukung aspek-aspek yang dijelaskan. Pernyataan unfavorable merupakan

(44)

dijelaskan. Dalam penelitian ini subjek diminta untuk memilih empat

alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Pemberian skor pada jawaban favorable, Sangat Sesuai (SS)

adalah 4, Sesuai (S) adalah 3, Tidak Sesuai (TS) adalah 2, dan

jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 1. Sedangkan untuk

pemberian skor pada jawaban unfavorable, , Sangat Sesuai (SS)

adalah 1, Sesuai (S) adalah 2, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, dan

jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 4. Skor total setiap aspek

akan menunjukkan tingkat kompetensi komunikasi pada agen

asuransi. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi

kompetensi komunikasi yang dimiliki agen asuransi.

Tabel 1. Sebaran Item Skala Kompetensi Komunikasi Sebelum Uji Coba

Aspek No Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable

Pengetahuan 1,3,5,7 2,4,6 7 25%

Sensitivitas 9,10,12,14 8,11,13 7 25%

Keterampilan 16,18,19,20 15,17,21 7 25%

Nilai 22,24,25,27 23,26,28 7 25%

(45)

2. Skala Intensi Turnover

Skala intensi turnover digunakan untuk mengukur intensi

turnover seorang agen asuransi. Skala intensi turnover disusun berdasarkan aspek-aspek intensi turnover yang diungkapkan Mobley

(1986). Skala penelitian ini menggunakan skala penelitian Angelica

(2014) dengan hasil koefesien Alpha Cronbach sebesar 0,968 dari 42 item. Hasil koefesien terebut menunjukkan bahwa skala intensi

turnover tergolong reliabel. Skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable merupakan pernyataan positif

yang mendukung aspek-aspek yang dijelaskan. Pernyataan

unfavorable merupakan pernyataan negatif yang tidak mendukung aspek-aspek yang dijelaskan. Dalam penelitian ini subjek diminta

untuk memilih empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Pemberian skor pada jawaban favorable, Sangat Setuju (SS) adalah 4, Setuju (S) adalah 3, Tidak Setuju (TS) adalah 2, dan jawaban

Sangat Tidak Setuju (STS) adalah 1. Sedangkan untuk pemberian skor

pada jawaban unfavorable, , Sangat Setuju (SS) adalah 1, Setuju (S) adalah 2, Tidak Setuju (TS) adalah 3, dan jawaban Sangat Tidak

Setuju (STS) adalah 4. Skor total setiap aspek akan menunjukkan

tingkat intensi turnover pada agen asuransi. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi intensi turnover yang dimiliki agen

(46)

Tabel 2. Sebaran Item Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba

F. Validitas & Reabilitas

1. Validitas

Validitas adalah kualitas penting yang menunjukkan sejauh

mana tes dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukur

(Supratiknya, 2014). Validitas merupakan hal yang penting bahwa alat

ukur dapat benar-benar mengukur dengan baik. (Noor, 2011). Dalam

penelitian ini mengunakan validitas isi. Validitas isi ini dilakukan

menggunakan metode professional judgement dari dosen pembimbing skripsi.

Aspek No Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable

Berpikir untuk keluar

dari organisasi, setelah

melakukan beberapa

Intensi atau keinginan

mencari alternatif

Intensi atau keinginan

(47)

2. Seleksi Item

Seleksi item bertujuan untuk memilih item yang mengukur hal

yang sama dengan yang diukur oleh skala sebagai keseluruhan dengan

dilakukan komputasi koefeisien korelasi antara distribusi skor item

dengan distribusi skor skala itu sendiri yang akan menghasilkan

koefesien korelasi item total (Azwar, 2012). Suatu item memliki daya

beda yang baik apabila memliki indeks daya beda ≥ 0,3. Akan tetapi

jika jumlah item masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat

dipertimbangkan untuk menurukan batas kriteria menjadi 0,25 sehingga

jumlah yang diinginkan dapat tercapai (Azwar,2012).

Uji coba alat ukur dilaksanakan pada 9 Desember 2016 sampai 9

Januari 2017. Subjek dari penelitian ini adalah agen asuransi yang

minimal sudah memiliki tiga nasabah. Agen asuransi yang minimal

telah memliki tiga nasabah dianggap oleh peneliti sudah memliki

pengalaman yang cukup dalam menggunakan kompetensi

komunikasinya dalam mencari nasabah. Peneliti menyebar 150

eksemplar skala. Tiap skala terdiri dari skala Kompetensi Komunikasi

dan Intensi Turnover. Dari 150 eksemplar skala yang disebar, hanya kembali 106 eksemplar skala. Semua skala uji coba yang kembali ke

peneliti dapat diolah karena sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan

oleh peneliti. Hasil uji coba yang dilakukan oleh penliti adalah sebagai

(48)

a. Skala Kompetensi Komunikasi

Pada skala Kompetensi Komunikasi ini, semua item yang

koefesien korelasi (rix) mencapai 0,3 memliki daya beda yang baik.

Item yang memiliki koefesien korelasi (rix) kurang dari 0,3

memiliki daya beda yang kurang baik sehingga harus digugurkan.

Namun dapat dipertimbangkan diturunkan menjadi 0,25 jika

jumlah item yang di inginkan belum mencukupi.

Berdasarkan uji coba yang sudah peneliti terhadap 106

subjek agen asuransi ditemukan bahwa dari 28 item yang disajikan,

20 item yang memenuhi kriteria koefesien korelasi (rix) > 0,25.

Pada tahap seleksi ini kisaran koefesien (rix) yang muncul berkisar

0,258 sampai dengan 0,760.

Tabel 3. Sebaran Item Skala Kompetensi Komunikasi Setelah Uji Coba

_ : item gugur, *: item yang digugurkan

Aspek No Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable

Pengetahuan 1,3,5,7 2,4,6 7 25%

Sensitivitas 9,10*,12,14 8*,11,13 7 25%

Keterampilan 16,18,19,20* 15,17,21 7 25%

Nilai 22,24*,25,27 23,26,28 7 25%

(49)

b. Skala Intensi Turnover

Pada skala Kompetensi Komunikasi ini, semua item yang

koefesien korelasi (rix) mencapai 0,3 memliki daya beda yang baik.

Item yang memiliki koefesien korelasi (rix) kurang dari 0,3

memiliki daya beda yang kurang baik sehingga harus digugurkan.

Namun dapat dipertimbangkan diturunkan menjadi 0,25 jika

jumlah item yang di inginkan belum mencukupi.

Berdasarkan uji coba yang sudah peneliti terhadap 106

subjek agen asuransi ditemukan bahwa dari 42 item yang disajikan,

27 item yang memenuhi kriteria koefesien korelasi (rix) > 0,25.

Pada tahap seleksi ini kisaran koefesien (rix) yang muncul berkisar

0,469 sampai dengan 0,802.

Tabel 4. Sebaran Item Skala Intensi Turnover Setelah Uji Coba

_ : item gugur, * : item yang digugurkan

Aspek No Aitem Total Bobot

Favorable Unfavorable

Berpikir untuk keluar dari organisasi, setelah

Intensi atau keinginan mencari alternatif

(50)

3. Reliabilitas

Reliablitas adalah konsistensi yang di peroleh dari pengukuran

jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap

suatu populasi atau kelompok (Supratiknya, 2014). Reliabilitas juga

berarti ketepatan pengukuran tanpa menghiraukan atribut apa yang

diukur (Nunnaly, 1974 dalam Supratiknya, 2014). Koefesien

reliabilitas berada pada rentang angka 0 hingga 1,00. Koefesien

reliabilitas yang mendekati angka 1,00 maka di katakan semakin

reliabel. Sebaliknya koefeisen reliabilitas yang mendekati angka 0

dikatakan semakin tidak reliabel (Azwar, 2009).

Koefesien reliabilitas pada skala kompetensi komunikasi adalah

0,893. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala kompetensi komunikasi

reliabilitas yang baik. Skala Intensi Turnover memperoleh koefesien reliabilitas 0,951 yang menunjukkan bahwa memliki reliabilitas yang

baik.

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Noor,

2011). Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas sebaran

yang tedapat dalam perhitungan statistik (Santoso, 2010). Normal

(51)

Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) maka data dapat

dikatakan terdistribusi secara normal, sedangkan apabila nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05) maka data dapat dikatakan

tidak terdistribusi secara normal (Santoso, 2015).

b. Uji Linearitas

Uji lineartias dilakukan untuk mengetahui hubungan diantara

dua variabel akan mengikuti garis lurus. Peningkatan atau penurunan

kuantitas disuatu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan

atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Jika uji linearitas

menghasilkan p < 0,05 maka data tersebut dapat dikatakan linear.

Sebaliknya jika uji lineartias menghasilkan p > 0,05 maka data

tersebut tidak linear atau lemah (Santoso, 2010).

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data yang

diperoleh dari kedua kelompok memliki variansi yang sama atau

sebaliknya (Arikunto, 2010). Singgih Santoso (2012: 301)

memberlakukan ketentuan bahwa apabila nilai signifikansi (Sig) <

0,05 berarti data berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak

sama. Jika nilai signifikansi (Sig) > 0,05 berarti data berasal dari

(52)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan

yang signifikan antara kompetensi komunikasi dan intensi turnover.

Analisis penelitian ini menggunakan metode Product Moment Pearson,

yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dalam

penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung dengan asumsi

bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio (Sugiyono 2011).

Metode Product Moment Pearson dapat digunakan apabila uji asumsi telah terpenuhi. Namun, jika uji asumsi tidak terpenuhi maka uji

hipotesis dapat dilakukan dengan teknik Spearman Rho (Sarwono, 2006). Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang

menunjukkan arah hubungan tersebut positif atau negatif. Jika nilai sig.

atau p< 0.05, maka hipotesis nol ditolak atau yang berarti ada hubungan

yang signifikan antar dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. atau p >

0.05, maka hipotesis nol diterima atau yang berarti tidak ada hubungan

(53)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dimulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Dekan

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing

Skripsi dengan nomor 156f/DP-KP/Psi/USD/XI/2016. Selanjutnya peneliti

melakukan perijinan penelitian kepada pimpinan PT.AXA FINANCIAL

INDONESIA Cabang Yogyakarta, Solo dan Semarang dengan melampirkan

surat ijin tersebut.

Penelitian di PT. AXA FINANCIAL INDONESIA pada regional

Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta yaitu pada cabang Solo, Semarang dan

Yogyakarta yang dilaksanakan pada 9 Desember 2016 sampai dengan 9

Januari 2016. Penelitian ini dibantu oleh para manajer dalam membagikan

skala kepada karyawan yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian.

Masing masing manajer diberikan 50 eksemplar skala penelitian dan setiap

subjek menerima satu eksemplar skala penelitian yang terdiri dari skala

Kompetensi Komunikasi dan skala Intensi Turnover. Subjek dari cabang

Yogyakarta terdapat 50 subjek, cabang Semarang 33 subjek dan cabang

Solo 23 subjek. Terdapat skala penelitian yang tidak terisi dan tidak kembali

(54)

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek yang berjumlah 106 orang. Subjek

dalam penelitian ini merupakan agen asuransi. Deskripsi subjek dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Deskripsi Rentang Usia Subjek

Kategori Rentang Usia Jumlah Presentase

Dewasa Awal 18 tahun – 30

tahun 54 50,95 %

Dewasa Tengah 31 tahun – 50

tahun 40 37,73 %

Dewasa Akhir 51 tahun – 65

tahun 12 11,32 %

Total 106 100 %

C. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti melakukan analisis deskripsi data penelitian dengan tujuan

untuk melihat gambaran umum dari data penelitian dari variabel kompetensi

komunikasi dan intensi turnover. Analisis deskripsi data penelitian ini

dilakukan dengan membandingkan mean teoritik dan mean empiris dari data

yang diperoleh menggunakan one-sample t-test. Deskripsi data tersebut

(55)

Tabel 7. Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel tersebut dapat dilihat,

skala Kompetensi Komunikasi memperoleh mean teoritis sebesar 50 dan

mean empiris sebesar 60,82. Hasil uji-t untuk skala tersebut memiliki nilai p

sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa mean teoritis lebih kecil dari mean

empiris. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi komunikasi yang

dimiliki subjek penelitian tinggi. Sedangkan skala intensi turnover diperoleh

mean teoritis sebesar 67,5 dan mean empiris sebesar 61,5. Hasil uji-t skala

tersebut memiliki nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa mean

teoritis lebih besar dari pada mean empiris. Hal tersebut berarti intensi

turnover yang dimiliki subjek penelitian rendah.

D. Hasil Analisis Data 1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

(56)

2011). Uji normalitas digunakan untuk melihat normalitas sebaran

yang tedapat dalam perhitungan statistik (Santoso, 2010). Pengujian

ini menggunakan teknik explore dari program SPSS for windows versi

16 yang hasilnya disajikan sebagai berikut:

Tabel 8 Hasil Uji Normalitas

Variabel Signifikasnsi Kolmogorov-Smirnov

Kompetensi Komunikasi 0,007

Intensi Turnover 0,005

Dari hasil perhitungan uji normalitas melihat pada

Kolmogorov-Smirnov ditemukan bahwa Sig., yang terdapat dalam variabel

independen (kompetensi komunikasi) dan variabel dependen (intensi

turnover) dalam penelitian ini memiliki nilai dibawah 0,05. Pada

variabel kompetensi komunikasi diperoleh p sebesar 0,007 sedangkan

pada variabel intensi turnover diperoleh nilai p sebesar 0,005. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari

populasi yang memiliki sebaran data yang tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan diantara

dua variabel akan mengikuti garis lurus. Peningkatan atau penurunan

kuantitas di suatu variabel akan diikuti secara linear oleh peningkatan

atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Jika uji linearitas

(57)

Sebaliknya jika uji lineartias menghasilkan p > 0,05 maka data

tersebut tidak linear atau lemah (Santoso, 2010).

Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS for windows versi

16 yang hasil nya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 Hasil Uji Linearitas

Sig.,

Intensi Turnover dengan Kompetensi Komunikasi 0,000

Berdasarkan tabel diperoleh hasil nilai p atau Sig., 0,000 yang

berarti p<0,05 yang menunjukkan bahwa variabel kompetensi

komunikasi dan intensi turnover memiliki hubungan yang linear.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan

yang signifikan antara kompetensi komunikasi dan intensi turnover.

Analisis penelitian ini menggunakan metode Spearman Rho karena

asumsi penelitian tidak terpenuhi.

Berdasarkan perhitungan korelasi Spearman Rho (one

tailed,p<0,05) menggunakan SPSS for windows versi 16 dapat dilihat

(58)

Tabel 10. Hasil Uji Korelasi

Berdasarkan data perhitungan dapat dilihat bahwa korelasi

kompetensi komunikasi yang memperoleh koefesien korelasi (r) sebesar

-0,622 dengan nilai p sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan ada

hubungan negatif dan signifikan antara kompetensi komunikasi dan

intensi turnover. Hubungan tersebut berarti semakin tinggi kompetensi

komunikasi yang dimiliki maka semakin rendah intensi turnovernya dan

sebaliknya semakin rendah kompetensi komunikasi yang dimiliki maka

semakin tinggi tingkat intensi turnovernya.

Correlations

(59)

E. Analisis Tambahan

Analsis tambahan dilakukan untuk melihat deskripsi data penelitian

berdasarkan kelompok usia dan masa kerja untuk mengetahui perbedaan

tingkat intensi turnover yang dialami subjek penelitian.

Tabel 11. Analisis Tambahan Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Tahap Perkembangan Dewasa Awal dan Dewasa Tengah

Mean Sig t Sig 2

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh hasil

bahwa terdapat perbedaan dalam dua kelompok subjek yaitu dewasa awal

dan dewasa tengah. Taraf signifikansi intensi turnover sebesar 0,000 < 0,05,

artinya kedua kelompok subjek tidak homogen secara varian. Angka sig.

(2-tailed) intensi turnover menunjukkan signifikansi 0,510 < 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan intensi turnover yang signifikan

antara dewasa awal dan dewasa tengah. Selain itu, data menunjukkan bahwa

mean kelompok umur subjek dewasa awal memliki tingkat intensi turnover

(60)

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman Rho antara kompetensi

komunikasi dan intensi turnover maka diperoleh hasil yaitu, koefesien

korelasi sebesar -0,622 dengan nilai p sebesar 0,000. Nilai p kurang dari

0,05 (p < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kompetensi komunikasi dan intensi turnover. Selain itu, koefesien

korelasi yang bernilai negatif juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang

negatif antara kompetensi komunikasi dan intensi turnover. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi komunikasi yang dimiliki

agen asuransi maka ia cenderung memiliki tingkat intensi turnover yang

rendah, sebaliknya semakin rendah kompetensi komunikasi yang dimiliki

agen asuransi maka semakin tinggi kecenderungan tingkat intensi

turnovernya. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa hipotesis dalam

penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan negatif antara kompetensi

komunikasi dan intensi turnover pada agen asuransi

Kompetensi komunikasi adalah kemampuan seseorang dalam

melakukan komunikasi secara baik dan benar dengan mengandalkan

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kepekaan (sensivity), serta

nilai-nilai (values) dan menggunakan hal tersebut dengan tepat dalam

berkomunikasi (Shockley & Zalabak, 2009). Kompetensi komunikasi

diperlukan oleh agen asuransi karena untuk memperkenalkan

produk-produk asuransi seorang agen harus berkomunikasi dengan bertatap muka

(61)

asuransi seorang agen harus memiliki relasi yang baik dengan orang lain.

Relasi yang baik dengan orang lain dapat di bentuk melalui kompetensi

komunikasi yang baik. Sesuai dengan hal yang diungkapkan oleh Arroyo

(2011) bahwa adanya kemampuan atau kompetensi komunikasi yang baik

akan mendukung kualitas relasi yang di bangun.

Dengan memiliki kompetensi komunikasi yang baik seorang agen

dapat menjalin relasi dengan orang baru serta dapat menyampaikan

informasi dari produk-produk yang di tawarkan dengan baik. Hal ini akan

mengakibatkan meningkatnya produktivitas agen asuransi tersebut. Sesuai

dengan hasil penelitian Handerson (2008) yang menyatakan bahwa

kepuasan dan produktivitas akan meningkat dikarenakan adanya

kemampuan atau kompetensi komunikasi yang baik. Penelitian yang

dilakukan oleh Trevor (2001) menemukan bahwa peningkatan dalam

kepuasan kerja dapat mengurangi turnover dan dapat meningkatkan

produktivitas organisasi Produktivitas yang tinggi memberikan kontribusi

terhadap organisasi atau perusahaan dan pada umumnya memiliki intensi

turnover yang rendah (Harter, Schmidt, & Hayes, 2002).

Berbeda dengan agen asuransi yang tidak memiliki kemampuan atau

kompetensi komunikasi yang baik, agen tersebut akan kesulitan dalam

menjalin relasi dengan orang baru dan kurang baik dalam menyampaikan

informasi mengenai produk-produk asuransi kepada calon nasabah sehingga

mempengaruhi kinerja agen tersebut. Senada dengan hasil penelitian yang

(62)

komunikasi dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Kinerja seorang agen

yang kurang baik akan menyebabkan pekerjaan yang dilakukannya tidak

sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan dan akan

mempengaruhi produktivitasnya, dengan menurunnya produktivitas dapat

memunculkan indikasi adanya intensi turnover. Selain itu, produktivitas

yang rendah dapat memunculkan keinginan untuk keluar dari organisasi

karena mendapat pengalaman kerja yang buruk dan gaya berpikir yang

pesimis (Seligman & Schulman, 1986).Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Dewi dan Martjiono (2008) bahwa intensi turnover

yang dilakukan agen asuransi disebabkan karena kehabisan calon prospek

dan kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang baru.

Berdasarkan uji independent sample t-test menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang signfikan antara kedua kelompok umur dewasa awal

dan dewasa tengah yang dapat dilihat melalui Sig (2-tailed) menunjukkan

p=0,510 > 0,05. Berdasarkan mean antara kelompok umur dewasa awal dan

dewasa tengah menunjukkan bahwa kelompok umur dewasa awal memiliki

tingkat intensi turnover yang lebih besar dibanding dengan kelompok umur

dewasa tengah. Hal ini sesuai dengan banyak penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya bahwa karyawan dengan usia muda lebih cenderung

memiliki kemungkinan untuk melakukan turnover (Muchinsky & Turtle,

Price, Porter & Steers, dalam Mobley 1986).

Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian yaitu dalam skala

(63)

menanyakan item-item kepada subjek penelitian secara langsung sehingga

item-item yang digunakan memiliki penafsiran yang berbeda-beda antar

(64)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

negatif yang signifikan antara kompetensi komunikasi dan intensi turnover

pada agen asuransi. Hal ini ditunjukkan dari nilai koefesien korelasi sebesar

-0,622 dan p 0,000. Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi

kompetensi komunikasi yang dimiliki agen asuransi, maka semakin rendah

tingkat intensi turnover nya. Sebaliknya, semakin rendah kompetensi

komunikasi yang dimiliki agen asuransi, maka semakin tinggi tingkat

intensi turnover nya.

B. Saran

1. Bagi Subjek

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa salah satu

penyebab agen memiliki keinginan untuk melakukan turnover adalah

kompetensi komunikasi. Oleh karena itu subjek diharapkan dapat

mengembangkan kompetensi komunikasi yang dimiliki dengan berlatih

(65)

2. Bagi Organisasi

Melalui hasil penelitian ini ditemukan bahwa salah satu

penyebab munculnya intensi turnover adalah kompetensi komunikasi

maka organisasi dapat memberikan pelatihan untuk berkomunikasi

dengan baik sehingga agen tetap nyaman bekerja di organisasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap agar peneliti lain

dapat mencermati dan memahami keterbatasan penelitian, seperti

melakukan validitas dengan cara menanyakan item-item kepada subjek

penelitian secara langsung agar tidak menimbulkan tafsiran yang

berbeda antar subjek penelitian. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat

meneliti secara lebih umum yaitu di beberapa perusahaan asuransi.

Dengan demikian, subjek yang digunakan akan lebih luas sehingga

(66)

48

Daftar Pustaka

“Standar Profesi Agen Asuransi Jiwa” (2 Juni 2009) ecnomy.okezone.com. Di akses pada 13 Februari 2017

AAJI: Profesi Agen Asuransi Ujung Tombak Pertumbuhan Asuransi” (17 Agustus 2016) http://ekonomi.metrotvnews.com Di akses pada 13 Februari 2017

“Penetrasi Asuransi Jiwa Indonesia Susah Meningkat” (10 Juni 2016)

http://bisniskeuangan.kompas.com Di akses pada 13 Februari 2017 Ajzen, I. (2005) . Attitudes, Personality and Behaviour. (2nd ed.). Poland :

O.Z.Graf.S.A

Alberti, R &Emons, M. (2002). Your Perfect Right.AlihBahasa: Budithjahya, G. U. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arroyo, A. & Jake, H. (2010). Communication competence mediates the link between shyness and relational quality.Arizona : Elsevier

Aryani, F.D. (2014). Hubungan Antara Dimensi Praktik SDM dan Intensi Turnover Pada Karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Angelica, V.A. (2014). Hubungan Antara Organizational Citizenship Behavior Dan Intensi Turnover Pada Karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Azwar, S. (2005).Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya edisi ke 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

_______ . (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar

_______ . (2012). Penyusunan Skala Psikologi (cetakan pertama). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(67)

Pertumbuhan Aset. Asuransi Jiwa Mepet. (29 Januari 2016) aaji.or.id. Di akses pada 13 Februari 2017. aaji.or.id

Bothma, C.F.C., & Roodt, G. (2013). The validation of the turnover intention scale. SA Journal of Human Resource Management

Chaplin, J.P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Coverdale, S & James. R. Terborg. (1980). A Re-Examination of the Mobley, Horner & Hollingsworth Model of Turnover: A Useful Replication. Departement of Psychology: University of Houston

Dalessio, A., William H. Silverman, & John R. Schuck. (1986). Path to Turnover: A-Reanalysis and Review of Exiting Data on the Mobley, Horner, and Hollingsworth Turnover Model. Tavistock Institute of Human

Relations, Vol 39, No 3, 245-263

Denarihira, Y. C. (2012). Hubungan Antara Kompetensi Komunikasi dan Kinerja Pada Sales Marketing. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Dess, G.G dan Jason, D.S (2001) Voluntary Turnover, Social Capital, And Organizational Performance. Academy of Management Review, Vol 25 , No 3, 446-456

Dewi, L.P. & Martjiono, M. (2008). Analisa Faktor- faktor Penyebab Terjadinya Sales Agent Turnover Dalam Rangka Minimalis Perputaran Agen di PT. AXA FINANCIAL INDONESIA Team Recruitment Consultant(ELLYON). Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya

Gilmer, V. H. (1966). Industrial Psychology. USA: McGraw Hill Book Company Inc.

Griffith, D. A. (2002). “The role of communication competencies in internasional

business relationship development”, Journal of World Business 37, 256-265

Handerson, L.S. (2008). The Impact of Project Managers’ Communication Competencies: Validation and Extension of a Research Model for Virtuality, Satisfaction, and Productivity on Project Teams. University of San Francisco, San Francisco, CA, USA

(68)

Indriasari, A.L (2012). Hubungan Antara Adversity Quotient dan Intensi Turnover Pada Karyawan. Skripsi. Fakultas Psikolgi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Jeswani, S & Sumita, D. (2012). Impact of Individual Personality on Turnover Intention. Management and Labour Studies 37(3) 253-265. Jamshdepur, School of Business Management and Human Resources.

Karyadi, D., Triwardhani, I. J., (2015). Komunikasi Antarpribadi dalam Promosi Asuransi. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung

Leclerc, D. (2014). Tour Guide Communication competence: French, German, and American Tourist perception. Arizona: Elsevier.

Martoyo, S. (1992) . Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : BPFE.

Mbah, S.E. & Ikemefuna C.O . (2012). Job Satisfaction and Employees’ Turnover Intentions in total Nigeria plc.in Lagos State.Nigeria : University of Lagos

Meyers, D.G. (2002). Psikologi Sosial Edisi 10 Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika

Mobley, W. H. (1986).Pergantian Karyawan: sebab akibat dan pengendaliannya. Jakarta: PT Pustaka Binaman Presindo

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

O.J, Oluwafemi. (2014). Predictors Of Turnover Intention Among Employees In

Nigeria’s Oil Industry . University of Lagos

Payne, Holly, J. (2005). Reconceptualizing Social Skills in Organizations: Exploring the Relationship between Communication Competence, Job Performance, and Supervisory Roles. Journal of Leadership & Organizational Studies Winter 11: 63-77

Perlmutter, M & Elizabeth. H. (1985). Adult Development and Aging. John Wiley & Sons, Inc: Canada

Prasetyo, B & Jannah, L.M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Putri, P. (2014). Hubungan Antara Kompetensi Komunikasi Interpersonal dan Kinerja Pada Karyawan GM Production. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(69)

Riggio, R.E. (2008). Introduction To Industrial/Organizatuonal Psychology (ed. ke 5). New Jersey : Pearson Prentice Hall

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma

Santoso, S. (2012). Aplikasi SPSS Pada Statistik Parametrik. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Schultz, D., Schultz, E.S. (2010) Psychology and Work Today 10th Edition New Jersey : Pearson

Seligman, P., & Schulman, P. (1986). Explanatory style as a predictor of productivity and quitting among life insurance sales agents. Journal of Personality and Social Psychology, 50, 832–838.

Setiawan, W. (2013). Hubungan antara Heroic Leadership Atasan Dengan Intensi Turnover Karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Shockley, Pamela S. & Zalabak.(2009). Fundamentals of Organizational Communication 7thEdition.Boston : Pearson Education, Inc.

Siaran Pers Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (2015). Di unduh, 13 Februari 2016. dari http://aaji.or.id

Sirait, J.T. (2006). Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.. Jakarta: PT.Grasindo

Smither, R.D. (1994). The Psychology of Work and Performance (ed.ke 2). New York: Harper Collins College Publisher

Spencer, D.G., Richard, M. Steers., & Richard, T. Mowday. (1983). An Empirical Test of The Inclusion of Job Search Linkages Into Mobley’s Model of The Turnover Decision Process. Journal of Occupational Psychology, 56, 137-144

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Supratiknya.(1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis.Yogyakarta:Kanisius

(70)

Tett, R. P.,Meyer, J. P. (1993). Job Statisfaction, Organizational Commitment, Turnover Itention, And Turnover: Path Analyses Based On Metaanalytic Findings. Personel Psychology 1993,46

Trevor, C. O. (2001). Interactive effects among actual ease of movement determinants and job satisfaction in the prediction of voluntary turnover. Academy of Management Journal, 44, 621–638.

Undang-undang Republik Indonesia tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian di unduh 13 Februari 2017 dari www.ojk.go.id

(71)

53 Lampiran 1

(72)

SKALA PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

I Gede Sudana Sunarapuja

129114134

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(73)

Yogyakarta, 9 Desember 2016

Kepada :

Yth. Bapak yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dengan hormat, saya :

Nama : I Gede Sudana Sunarapuja

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma, Yogyakarta

Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk membantu saya mengisi skala

penelitian ini gunamenyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa. Oleh

karena itu, saya mohon Bapak/Ibu/Sdr untuk memberikan tanggapan terhadap

pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan yang

Bapak/Ibu/Sdr berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya. Oleh

sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan diri

Bapak/Ibu/Sdr yang sesungguhnya.

Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya ucapkan

terimakasih.

Hormat saya,

Gambar

Tabel 1. Sebaran Item Skala Kompetensi Komunikasi Sebelum Uji Coba
Tabel 2. Sebaran Item Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas
Tabel 10. Hasil Uji Korelasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

High water content on the marine clay will caused the marine clay to loose the bond of soil particles and its bearing capacity will decreased.. Thus, excessive settlement

Aplikasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan Biaya Pada Tahap Perencanaan Konstruksi Gedung Dengan Struktur Balok Beton Pratekan.. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh

parameter (i.e. spectral acceleration, velocity and displacement) to earthquake source parameter (i.e. magnitude, source to site distance, mechanism) and local site condition. It

Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara.. Universitas Sumatera Utara..

Pada bab ini berisi tentang bimbingan dan konseling, arti bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan konseling, bidang-bidang

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adanya Akuisisi Philip Morris Terhadap PT

Adapun mekanisme kerja obat yang kedua yaitu Bisoprolol : kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik pada reseptor β1 dari pada reseptor β2 sehingga

Skripsi Peran Kyai Dalam Mempengaruhi ..... ADLN - Perpustakaan