• Tidak ada hasil yang ditemukan

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR, BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR, BALI."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

www.ojs.unud.ac.id

Oka Saraswati, AAA; Widya Paramadhyaksa, IN; Syamsul,

AP; Mudra, IK; Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan

Salain, IP; Sueca, NP; Suartika, GAM; Susanta, IN; Suryada,

IGAB; Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel

Muktiwibowo, A.

V

o

lu

m

e

(

4

)

N

o

m

o

r

(1

)

E

d

is

i

Ja

n

u

a

ri

2

0

1

6

JURUSAN ARSITEKTUR

(2)

e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.

Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior, perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.

JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro, dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:

1. Arsitektural dan Desain Riset:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll. Artikel biasanya merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.

2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan, perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur, dll.

3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:

Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia +62 361 703384

(3)

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana

Penanggung Jawab Anak Agung Ayu Oka Saraswati

Pengarah I Nyoman Widya Paramadhyaksa

Ketua Syamsul Alam Paturusi

Sekretaris I Wayan Yuda Manik

Bendahara Ni Made Swanendri

Penyunting dan Reviewer Putu Rumawan Salain

Ngakan Putu Sueca Gusti Ayu Made Suartika I Nyoman Susanta I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Validasi I Ketut Mudra I Made Widja Syamsul Alam Paturusi I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada

Tim Penerbit I Made Widja Ngakan Putu Sueca I Wayan Kastawan I Gusti Agung Bagus Suryada

Desainer Cover Antonius Karel Muktiwibowo

Arsitektur dan Desain Riset

Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan

Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan

ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas

Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (4) Nomor (1) Edisi Januari 2016

ISSN No. 9 772338 505750

Hak Cipta

2016 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Udayana

Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur

UNUD

untuk

mereproduksi,

mendistribusikan,

dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada

website OJS Universitas Udayana

www.ojs.unud.ac.id

(4)

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD

Tata tulis naskah:

1. Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.

2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4, spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45 cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.

3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.

4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas. Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis sebagai referensi).

5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan alamat email di bawah institusi.

6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci (keyword) diletakkan setelah abstrak

7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt, spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital

8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.

9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak miring.

Keterangan umum:

1. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan kata MS Word atau format teks/ASCII.

2. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.

(5)

Editorial

Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3, ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.

Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang mudah. Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas, menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya. Selain itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 4 nomor 1 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang sangat terbatas mewarnai volume keempat ini. Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal mudah. Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.

Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester. Sehingga diharapkan diperoleh keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan. Dalam kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 4 nomor 1 ini.

(6)

Daftar Isi

Halaman

eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ... ii

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD ... iii

Editorial ... iii

Daftar Isi ... v

1. Tempat Penitipan dan Perawatan Anak Usia Sekolah di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Arsitektur Kontekstual pada Tampilan Bangunan.

(I Wayan Prasumartha Suaryadhi, Ida Ayu Armeli, Anak Agung Ayu Oka Saraswati) ... 1-4

2. Apartemen Untuk Tenaga Kerja Asing di Badung, Bali

(Irfan Jois P. Nababan, Evert Edward Moniaga, I Putu Sugiantara) ... 5-10

3. Pengembagan Goa Maria Palasari di Jembrana sebagai Tempat Ziarah dan Rumah Retret, Bali. Suatu Studi Mengenai Pendekatan Konsep Ruang Hijau

(Denalia Chrisma, I Nyoman Surata, I Ketut Mudra) ... 11-16

4. Gedung Penjualan Sarana Pendidikan di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Ramah Lingkungan pada Tampilan Bangunan

(I Made Adi Astika, Gusti Ayu Made Suartika, I Wayan Wiryawan) ... 17-20

5. Gedung Pertunjukan Teater Modern di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Tema Arsitektur Neo-Vernakular pada Konsep Tampilan Main Gate.

(Dewa Gede Surya Negara, Ciptadi Trimarianto, I Gusti Agung Bagus Suryada) ... 21-24

6. Gedung Teater Kontemporer di Badung, Bali. Penerapan Tema Future Elastic pada Tampilan Bangunan.

(Yosep Indra Aprilianto, I Wayan Gomudha, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 25-28

7. Klinik Bersalin di Gianyar, Bali

(Ida Ayu Dwi Sartika, Ida Bagus Gde Wirawibawa, I Ketut Mudra) ... 29-34

8. Pusat Kebugaran dan Spa di Denpasar, Bali

(Ni Wayan Wiwin Darsika, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ... 35-40

9. Galeri Batu Akik di Denpasar, Bali. Penerapan Tema Neo-Vernakular dalam Perancangan Galeri (Gede Bambang Yudha Dharmawani, Syamsul Alam Paturusi, I Nyoman Susanta) ... 41-44

10. Suatu Studi Mengenai Konsep Struktur dan Tampilan Bangunan Bambu. Kasus Studi: Fasilitas Wisata Agro pada Simantri Budi Luhur Kintamani, Bali.

(Andika Surya Pramana, I Nengah Lanus, Putu Gede Sukarsana) ... 45-48

11. Penataan Fasilitas Wisata Pantai di Banjar Ponjok, Serangan, Bali. Suatu Studi Mengenai Perumusan Strategi Penataan Arsitektur.

(Putu Aditya Saputra, Ida Ayu Armeli, I Nyoman Widya Paramadhyaksa)... 49-54

12. Taman Baca Pelajar di Kabupaten Tabanan, Bali. Suatu Studi Mengenai Konsep Tampilan Ruang Dalam.

(Made Ayu Intan Kripayani, Ida Bagus Gde Primayatna, Ida Bagus Ngurah Bupala) ... 55-58

13. Gereja Katolik Fransiscus Asisi di Denpasar, Bali

(Antonio Fransiscus Jaury, Ngakan Putu Sueca, I Ketut Muliawan Salain) ... 59-64

14. Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar, Bali. Suatu Studi Mengenai Penerapan Konsep Arsitektur Tropis pada Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar

(7)

15. Penataan Pantai Purnama Gianyar, Bali. Perpaduan yang Berkorelasi antara Sirkulasi Spiritual dengan Sirkulasi Wisata

(Agus Warma Viegas, Widiastuti, Anak Agung Gede Dharma Yadnya) ...71-74

16. Spa dan Yoga di Kabupaten Badung, Bali. Suatu Studi Mengenai Perancangan Spa dan Yoga

(Anastasia Ayu, Ida Bagus Gde Primayatna, I Ketut Mudra) ...75-78

17. Re-DesignTerminal Pelabuhan Penyeberangan Padangbai, Kab. Karangasem, Bali

(Putu Hendra Semaradana, Ciptadi Trimarianto, I Putu Sugiantara)...79-84

18. Tempat Bermain Anak-anak Khusus Permainan Tradisional Bali di Denpasar

(Ni Ketut Ayu Adi Ardini, Ida Ayu Armeli, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...85-90

19. Sekolah Tinggi Pariwisata di Gianyar, Bali

(I Wayan Dedik Pariarta, Ciptadi Trimarianto, dan I Wayan Yuda Manik.) ...91-94

20. Penangkaran Penyu di Desa Perancak Kab. Jembrana, Bali

(Gede Karang Subadra, I Made Widja, dan Ida Bagus Gde Wirawibawa) ...95-98

21. Peternakan Burung di Badung Utara, Bali

(I Gede Suarjana, I Wayan Meganada, dan Ida Bagus Gde Primayatna) ...99-102

22. Dojo Karate Internasional di Denpasar, Bali

(Ida Bagus Oka Basudewa, Ida Ayu Armeli, dan I Gusti Agung Bagus Suryada.) ... 103-108

23. Wisata Taman Air di Sanur, Denpasar-Bali

(Made Ferry Irawan Saputra, Ida Bagus Gde Wirawibawa, dan I Gusti Bagus Budjana) ... 109-114

24. Taman Penitipan Anak di Denpasar, Bali

(Cokorda Gede Baskara Putra, I Nengah Lanus, dan I Ketut Mudra) ... 115-118

25. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Badung, Bali

(I Putu Ekho Adi Putra, A.A. Gde Dharma Yadnya, dan Putu Gede Sukarsana) ... 119-124

26. Sekolah Menengah Kejuruan Seni Rupa di Blahbatuh-Gianyar, Bali

(I Kadek Udiana, Putu Rumawan Salain, dan Ngakan Ketut Acwin Dwijendra) ... 125-130

27. Gedung Konser Musik Internasional di Badung, Bali

(I G. N. Rio Brahmantya P, Ida Bagus Ngurah Bupala, dan I Wayan Yuda Manik) ... 131-136

28. Rumah Sakit Jiwa Kelas B di Kabupaten Badung, Bali

(I Made Wira Setiawan, Ida Ayu Armeli, dan I Putu Sugiantara) ... 137-142

29. Pusat Latihan Cabang Olah Raga Renang di Denpasar, Bali

(I Gusti Ngurah Bagus Eka Dwipayana, I Made Widja, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 143-148

30. City Hotel di Denpasar, Bali

(I Gst. Pt. Anom Prasetya Utama Putra, A. A. Ayu Oka Saraswati, dan I G. A. Bagus Suryada) ... 149-154

31. Pusat Produksi & Distribusi Majalah Bog-Bog di Denpasar, Bali

(I Komang Yogi Purwanta, I Made Widja, dan Ni Made Swanendri) ... 155-160

32. Pusdiklat Tenis Lapangan Bali di Denpasar, Bali

(Anak Agung Ngurah Ryan Prasatya Putra, I Wayan Meganada, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 161-166

33. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan, Bali

(A.A Gede Trisna Gamana Pratama, I Made Adhika, dan I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ... 167-170

34. Hostel di Tanah Lot Tabanan, Bali

(Made Nurjaya Permana, Ida Bagus Sarjana, I Nyoman Susanta) ... 171-174

35. Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, Bali

(Putu Gde Suwandi Putra Nugraha, Ida Bagus Ngurah Bupala, Putu Gede Sukarsana) ... 175-178

36. Sentra Penjualan Kerajinan Gamelan Bali di Desa Tihingan Klungkung, Bali

(Tjokorda Gede Agung Pradnya Putra, I Gusti Bagus Budjana, I Nyoman Surata) ... 179-184

37. Pengembangan Fasilitas “Tirta Ujung” Sebagai Sarana Rekreasi Air di Karangasem, Bali

(8)

38. Fasilitas Rekreasi Taman Bunga di Kota Denpasar, Bali

(Dwi Adintya Eradiputra, Syamsul Alam Paturusi, I Wayan Kastawan)... 189-194

39. Restoran Aneka Boga Bali di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Suatu Konsep Perancangan Restoran Dalam Pendekatan Hospitality

(Fajar Kurnia Adi, I Made Widja, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ... 195-198

40. Taman Kota Mangupura

(George Gede Raditya, Evert Edward Moniaga, Syamsul Alam Paturusi) ... 199-202

41. Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, Karangasem-Bali

(I Putu Agus Suartana, Widiastuti, Evert Edward Moniaga) ... 203-206

42. Pengembangan Kawasan Waterfront di Danau Buyan, Bali

(I Gede Made Diastawa Giri, I Wayan Gomudha, I Wayan Kastawan) ... 207-212

43. Wisata Tenun Rangrang di Nusa Penida, Bali

(I Wayan Kuatrayana, I Wayan Meganada, Evert Edward Moniaga) ... 213-216

44. Relokasi Pasar Seni Guwang di Kabupaten Gianyar, Bali

(I Wayan Gani Septiadi, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik) ... 217-220

45. Bangunan Multifungsi (Mixed-Use Building) Fasilitas Hotel dan Mall di Lovina, Buleleng, Bali

(I Gede Urip Suputra, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika)... 221-226

46. Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, Bali. Suatu Pendekatan Konsep Arsitektural

(Sapta Hartawan, A.A. Gde Dharma Yadnya, Ciptadi Trimariarto) ... 227-230

47. Pusat Pelatihan dan Sarana Olahraga Menembak di Denpasar, Bali. Kasus Studi: Pendekatan Konsep Arsitektur Tehadap Penyediaan Sarana Olahraga Menembak

(I Dewa Made Adiyoga Pramana Purwa, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ... 231-234

48. Toko Modern Bahan Bangunan di Kabuaten Badung

(I Nyoman Erin Diana, Anak Agung Ayu Oka Saraswati, I Wayan Yuda Manik) ... 235-240

49. Pendidikan Nonformal Bernuansa Alam untuk Pengembangan Kreatifitas Anak di Denpasar

(I Kadek Raka Winda, Ida Ayu Armeli, I Wayan Yuda Manik) ... 241-246

50. Dynamic Active Space pada Perancangan Kantor Produksi Iklan di Badung, Bali

(I Nyoman Satria Trypartha, I Wayan Meganada, Ni Made Swanendri)... 247-252

51. Sekolah Fotografi di Denpasar, Bali

(Trihono Ari Prabowo, Ngakan Putu Sueca, I Wayan Wiryawan) ... 253-258

52. Villa Resort in Tulamben Karangasem, Bali

(I Gst. Ag. Ayu Wulan Suantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Primayatna) ... 259-264

53. Polemik Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar, Bali

(9)

PENDAHULUAN

Kain tenun endek adalah salah satu warisan budaya Bali yang berwujud hasil karya atau kerajinan tenun ikat

dengan ciri khas pada motifnya yang beraneka ragam. Penggunaan kain tenun endek pada jaman dulu

kurang populer pada masyarakat luas. Kain tenun endek pada jaman dulu dianggap kain yang istimewa dan

mahal, sehingga hanya biasa digunakan oleh para bangsawan dan orang tua saja.

Kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi Bali saat ini sangat gencar melakukan promosi kain tenun endek

untuk meningkatkan eksistensi kain tenun endek. Pemerintah Kota Denpasar memiliki berbagai program

untuk mempromosikan kain tenun endek, seperti pemilihan duta endek, pelatihan menenun, lomba desain

kain tenun endek, dan pagelaran busana berbahan kain tenun endek. Kain tenun endek memiliki potensi

yang sangat besar untuk semakin dikembangkan lagi. Seiring dengan promosi yang dilakukan, penggunaan

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR, BALI

Putu Gde Suwandi Putra Nugraha1), Ida Bagus Ngurah Bupala2), dan Putu Gede Sukarsana3)

1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

tude_suwandi@yahoo.com

2)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

bagus.bupala@gmail.com

3)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

gedesukarsana@yahoo.com

ABSTRACT

Endek woven fabric is one of the Balinese culture. Denpasar as capital city of Bali at this time began to aggressively promote the existence of endek craft. Constraints in promoting endek craft that there are some endek’s craftsmen in Denpasar that do not have a special place to display their work. So we need a facility such as a gallery to display and market their endek’s crafts, by taking the location in Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar. Design theme used was Acculturation of Balinese Architecture and Modern Architecture. Balinese architecture combined with modern architecture to suitable the needs and be able to attract visitors. To increase the number of visits, there are support facilities consist of a function room and cafetaria. Spatial concept arranged so that from the outside visible the gallery and fashion show that held in the function room. Design process from the determining the theme, space programming, site programming, to the design concept should have a unity with each other, so can produce a good design.

Keywords: gallery, endek, concept

ABSTRAK

Kain tenun endek merupakan salah satu budaya Bali yang berwujud hasil karya manusia. Denpasar sebagai ibu kota provinsi Bali saat ini mulai gencar mempromosikan keberadaan kerajinan kain tenun endek tersebut. Kendala dalam mempromosikan kain tenun endek yaitu masih terdapat beberapa pengrajin kain tenun endek di Kota Denpasar yang belum memiliki suatu wadah khusus untuk memajang hasil karyanya. Sehingga diperlukan fasilitas berupa galeri untuk memajang dan memasarkan kerajinan kain tenun endek, dengan mengambil lokasi di Jalan Cok Agung Tresna, Renon, Denpasar. Tema perancangan yang digunakan adalah Akulturasi Arsitektur Bali dan Modern. Arsitektur Bali dikombinasikan dengan arsitektur modern agar sesuai dengan kebutuhan dan dapat menarik minat pengunjung. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan, terdapat fasilitas penunjang yang terdiri dari ruang serba guna dan cafetaria. Konsep peletakan ruang ditata agar dari luar site terlihat bangunan galeri dan juga aktivitas pagelaran busana yang diselenggarakan di ruang serba guna. Proses perancangan mulai dari penentuan tema, pemrograman ruang, pemrograman tapak, sampai pada tahap konsep perancangan harus memiliki kesatuan satu sama lain, sehingga dapat menghasilkan suatu rancangan yang baik.

(10)

kain tenun endek saat ini tidak hanya sebatas pada upacara-upacara keagamaan saja, melainkan sudah mulai digunakan dalam berbagai kesempatan seperti sebagai seragam kerja pegawai, seragam sekolah, maupun sebagai busana sehari-hari.

Permasalahan dalam upaya mempromosikan kain tenun endek ini salah satunya adalah masih terdapat

pengrajin kain tenun endek di Kota Denpasar yang belum memiliki suatu wadah khusus untuk memajang

dan memasarkan hasil kerajinannya. Para pengrajin tersebut hanya memajang hasil kerajinannya di

rumah-rumah, akibatnya keberadaan pengrajin kain tenun endek tersebut kurang diketahui oleh masyarakat luas.

Sehingga untuk itu diperlukan suatu fasilitas berupa Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar untuk

memajang dan memasarkan hasil kerajinan kain tenun endek.

Galeri kain tenun endek ini tidak hanya dirancang sebatas sebagai tempat memajang kain tenun endek saja,

namun juga diperlukan berbagai fasilitas yang dapat menunjang keberadaan galeri tersebut. Salah satunya

adalah fasilitas bagi para pengrajin kain tenun endek dan para perancang busana untuk menyelenggarakan

suatu pagelaran busana/fashion show dan berbagai kegiatan lainnya. Keberadaan fasilitas penunjang ini

akan dapat meingkatkan minat masyarakat untuk berkunjung ke galeri kain tenun endek.

PENJABARAN GALERI DAN KAIN TENUN ENDEK

Galeri adalah ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:328). Kegiatan di dalam galeri seperti kegiatan pameran dan kegiatan transaksi jual beli. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan karya seni diantaranya

patung, kain tenun endek, lukisan, dan sebagainya.

Kain tenun endek merupakan kain tradisional Bali dengan keindahan ragam hiasan berbentuk flora dan

fauna serta motif-motif yang diambil dari mitologi Bali dan wayang. Pembuatan kain tenun endek ini

menggunakan teknik pola pakan ikat. Motif-motif diperoleh dengan melakukan pengikatan pada benang pakan sebelum dilakukan pencelupan ke dalam pewarna. Hal inilah yang membedakannya dengan teknik ikat ganda/dobel ikat. Dalam teknik ikat ganda, proses pengikatan dilakukan pada benang pakan dan

benang lusi. Contoh kain tenun yang menggunakan teknik ikat ganda adalah kain tenun geringsing yang

dibuat di Desa Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali.

TEMA PERANCANGAN

Tema dalam arsitektur merupakan dasar pemikiran ekspresi atau pemberian warna dalam suatu karya arsitektur sehingga menimbulkan kesan atas penampilan fisiknya (Snyder dalam Suparsa, 2013:95). Tema

dari perancangan Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar ini adalah “Akulturasi arsitektur Bali dan

modern”. Tema ini menggambarkan suatu upaya untuk menampilkan elemen-elemen arsitektur Bali pada

bangunan galeri, sehingga pengunjung galeri selain dapat melihat kerajinan kain tenun endek, juga

sekaligus dapat melihat warisan budaya Bali lainnya yaitu arsitektur Bali. Tema ini juga sesuai dengan fungsi utama bangunan yaitu melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Bali.

Arsitektur Bali pada rancangan galeri kain tenun endek ini dikembangkan dengan memadukannya secara

harmonis dengan arsitektur modern, agar sesuai dengan kebutuhan dan dapat menarik minat pengunjung

ke Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar. Penerapan tema pada rancangan Galeri Kian Tenun Endek

di Kota Denpasar salah satunya dapat diterapkan pada tampilan bangunannya. Tampilan bangunnan memperlihatkan perpaduan antara arsitektur Bali dengan arsitektur modern, sehingga dapat menghasilkan kesan yang lebih inovatif. Dengan perpaduan ini, maka bangunan dapat terlihat tidak monoton, namun tetap memiliki identitas budaya Bali, mengingat bangunan berlokasi di Kota Denpasar yang mengusung visi sebagai Kota Berwawasan Budaya.

KONSEP PERANCANGAN

Konsep Entrance

Konsep entrance memiliki peranan penting dalam perancnagan, karena entrance merupakan hal yang paling

pertama dilihat oleh pengunjung sebelum memasuki galeri. Konsep entrance pada site dipengaruhi oleh

kondisi lalu lintas di sekitar tapak, kendaraan yang masuk dan keluar tapak, serta civitas yang melalui

(11)

Konsep entrance pada tapak terdiri dari dua entrance, yaitu main entrance sebagai akses masuk ke dalam

site bagi pengunjung galeri, dan side entrance sebagai akses masuk ke dalam site bagi pengelola,

perancang busana, dan peraga busana yang akan melakukan pagelaran busana. Main entrance diletakkan

di Jalan Cok Agung Tresna sebagai jalan utama di sekitar site sehingga main entrance lebih mudah dilihat

oleh pengunjung. Sedangkan side entrance diletakkan pada sisi barat site yaitu pada Jalan Drupadi.

Pemisahan entrance menjadi dua ini

bertujuan untuk menciptakan kelancaran sirkulasi pada tapak, sehingga dapat menghindari terjadinya sirkulasi yang bertabrakan antara pengunjung dengan

pengelola galeri. Pada main entrance

juga dipisahkan antara akses masuk dan

keluar site, yang bertujuan untuk

melancarkan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar site. Sedangkan pada

side entrance akses masuk dan keluar site tetap dijadikan satu karena intensitas kendaraan yang keluar dan masuk

melalui side entrance tidak terlalu

banyak.

Konsep mengundang pada main entrance dicapai dengan menampilkan main entrance yang terkesan unik

dan sesuai dengan tema perancangan, yaitu akulturasi arsitektur Bali dan modern. Penempatan entrance

yang menjorok ke dalam menyerupai pola cangkem kodok pada konsep entrance rumah tradisional Bali juga

dapat memberikan kesan mengundang, sekaligus juga berfungsi untuk melancarkan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar site.

Konsep Zoning

Konsep zoning pada tapak

didasarkan pada organisasi antar

ruang dan letak entrance pada

tapak. Parkir pengunjung terdiri dari tiga zona, yaitu parkir bus diletakkan di luar pagar, agar memudahkan akses dan tidak

terlalu menghabiskan banyak

ruang untuk sirkulasi keluar dan

masuk bus. Parkir mobil

pengunjung diletakkan pada lantai

basement yaitu di bawah

bangunan utama, sehingga

pandangan dari luar ke dalam site tidak dihalangi oleh banyaknya kendaraan yang parkir. Sedangkan

zona parkir sepeda motor

diletakkan pada sisi timur site.

Fasilitas bangunan utama yang terdiri dari ruang galeri utama, ruang galeri temporer, ruang demonstrasi

menenun, dan ruang pameran koleksi langka diletakkan pada bagian depan site sebagai vocal point.

Dengan peletakan ruang galeri pada bagian depan site, dapat memperlihatkan fungsi bangunan sebagai

galeri dengan adanya display kain tenun endek yang dapat dilihat dari luar bangunan dan juga dari luar site.

Cafetaria diletakkan pada bagian tengah site agar mudah dicapai dari bangunan lainnya, dengan ruang

pengelola yang diletakkan pada lantai 2 di atas cafetaria. Fasilitas bangunan serba guna diletakkan pada

bagian barat, agar berdekatan dengan parkir pengelola yang diletakkan pada bagian barat site yang

terhubung langsung dengan side entrance. Fasilitas bangunan serba guna ini memiliki berbagai fungsi,

seperti sebagai tempat untuk menyelenggarakan kegiatan pagelaran busana dan kegiatan penunjang

lainnya seperti workshop atau pelatihan-pelatihan. Keberadaan bangunan dan kegiatan penunjang ini

[image:11.612.283.538.110.260.2]

diharapkan dapat menghidupkan aktivitas di dalam galeri, sehingga jumlah kunjungan ke galeri juga mengalami peningkatan.

Gambar 1. Konsep Peletakan Entrance

[image:11.612.186.532.367.558.2]
(12)

Konsep Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan menampilkan perwujudan dari tema rancangan, yaitu akulturasi arsitektur Bali dan modern. Dengan penerapan tema ini, selain dapat melihat warisan budaya Bali berupa kerajinan kain tenun

endek, pengunjung yang datang ke galeri juga sekaligus dapat melihat arsitektur Bali yang juga merupakan salah satu warisan budaya Bali. Perpaduan antara arsitektur Bali dan modern ini bertujuan untuk mengembangkan arsitektur Bali sesuai dengan kebutuhan pada bangunan, sehingga tampilan bangunan dapat memperlihatkan suatu desain yang baru tanpa menghilangkan ciri khas arsitektur Bali.

Tampilan bangunan menampilkan sosok Tri Angga yang terdiri dari kepala/atap, badan/dinding, dan

kaki/lantai. Bangunan menggunakan bentuk yang sederhana yang mengkombinasikan bentuk kotak pada kaki dan badan bangunan, dengan bentuk

segitiga pada atap bangunan. Bentuk atap yang didominasi bentuk limasan bertujuan untuk menampilkan sosok bangunan tradisional Bali dan menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, sehingga dapat melancarkan aliran air hujan. Material yang digunakan adalah material alami seperti batu alam dan kayu sebagai ciri khas arsitektur Bali, yang dikombinasikan dengan material modern seperti kaca. Penggunaan tanaman rambat pada tampilan bangunan

sebagai elemen estetika dan sun screening

agar display koleksi kain tenun endek yang

dipajang di dalam galeri tidak terkena panas matahari secara langsung.

Penggunaan material kaca pada ruang galeri dan peninggian level lantai pada galeri berfungsi

untuk memperlihatkan display koleksi kain tenun

endek agar dapat terlihat dari luar bangunan dan juga dari luar site. Sehingga dapat menunjukkan fungsi bangunan sebagai galeri

kain tenun endek serta diharapkan dapat

menarik perhatian pengunjung untuk berkunjung ke galeri ini. Penerapan ornamen ukiran dengan

salah satu motif kain tenun endek, yaitu motif

bun riris bertujuan untuk menunjukkan fungsi

bangunan sebagai galeri kain tenun endek,

sekaligus menampilkan tampilan arsitektur Bali pada bangunan galeri.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, simpulan yang diperoleh adalah konsep perancangan merupakan tahap yang sangat penting dalam perancangan suatu bangunan seperti galeri. Konsep perancangan memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan bangunan seperti apa yang akan dihasilkan. Dalam konsep perancangan tidak hanya memperhatikan faktor dari dalam site saja, namun juga faktor dari luar site seperti kondisi iklim dalam menentukan zoning, orientasi, dan material yang digunakan. Faktor eksternal juga berpengaruh dalam konsep perancangan seperti kondisi lalu lintas di sekitar site yang berpengaruh dalam

menentukan peletakan entrance pada tapak. Selain itu, tema juga mempengaruhi proses perancangan

suatu bangunan. Tema salah satunya dapat dilihat pada wujud tampilan bangunannya. Kesatuan antara konsep perancangan dengan tema dapat menghasilkan suatu desain sesuai dengan tema yang diinginkan. Sehingga dengan konsep perancangan yang baik, bangunan galeri juga dapat berfungsi dengan baik.

REFERENSI

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar. 2014. Perusahaan Tenun ATBM dan Cagcag di Kota

Denpasar. Denpasar: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar.

[image:12.612.276.522.170.305.2]

Rumpak, J.C., dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

[image:12.612.276.521.337.475.2]

Gambar

Gambar 1. Konsep Peletakan Entrance
Gambar 3. Tampilan Bangunan Serba Guna

Referensi

Dokumen terkait

konstruksi sumur gali yang meliputi bibir, dinding, lantai, drainase, dan tutup sumur RPH Kabupaten Jember sebagian besar tidak memenuhi syarat fisik sanitasi sumur;

Pada penelitian ini, penulis meneliti dan menitikberatkan pada persepsi Ulama kota Banjarbaru terhadap pasal 18 undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat,

Hasil Uji MPF dan frekuensi maksimum sinyal Electromyograph Gerakan Elbow Joint Mean Power Frekuensi (Hz) Frekuensi Maksimum (Hz) Flexion 71,958 131 Extension 65,069 92

User operator adalah user yang bertugas untuk melakukan pengaturan dalam rangka memberikan layanan FlexiMILIS kepada pelanggan. Termasuk dalam tugas ini adalah membuat

Dalam bab ini akan dijelaskan penggambaran sistem kendali, yang meliputi fungsi alih (transfer function), korelasi antara fungsi alih dengan persamaan ruang

Hasil penelitian ini menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara perhatian orang tua dan pelaksanaan jam belajar masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar

Selanjutnya diukur tingkat efisien- si ekonomi pemanfaatan sumberdaya domestik yang bersifat langka--di dalam aktivitas susu dan peternakan sapi perah Sedangkan pada

Hasil uji coba program komputer yang dibuat menunjukkan bahwa kontur dapat dimodelkan dengan baik menggunakan grafik interpolasi 2D dan 3D, parameter yang dapat diubah