• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 672008002 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 672008002 Full text"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik

Cluster Schedulling Berdasarkan Kebutuhan Waktu

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Fredy santoso 672008002

Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.

Dr. Sri Yulianto, J.P

.,

S.Si., M.Kom

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik

Cluster Schedulling Berdasarkan Kebutuhan Waktu

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Fredy santoso 672008002

Irwan Sembiring, S.T., M.Kom.

Dr. Sri Yulianto, J.P

.,

S.Si., M.Kom

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

1

Analisis Penjadwalan Server Menggunakan Teknik

Cluster

Schedulling

Berdasarkan Kebutuhan Waktu

1)

Fredy Santoso, 2)Irwan Sembiring, S.T., M.Kom. 3)Dr. Sri Yulianto, J.P., S.Si., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah 50711

Phone (0298) 321212

Email : 1)672008002@student.uksw.edu, 2)irwan@staff.uksw.edu, 3)

sriyulianto@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze a server cluster by combining two model clusters at once high avaibility and load balance the cluster technique by using schedulling. Cluster schedulling is a mechanism or technique used to swap some of the functions of the different cluster upon cluster are used together. The use of two model clusters as well as intended can provide a flexible performance on the server in the address the network load. The use of clusters of high avaibility serves to overcome the failure of the server when there is interference, while the cluster load balance serves to balance the load on the server that continues to grow.

This schedulling cluster creation based on the method of NDLC (Network Development Life Cycle) and build a schedulling command is used to switch the function of the cluster server. Using the shell script on linux, commands used to perform Exchange cluster functions will be performed automatically. This research resulted in the analysis of the cluster server by measuring the test limits the performance of the average speed of each server, with a second performance comparison function cluster server and comparison of the performance of a server with cluster in dealing with excessive network load. Later this research can be applied to companies or establishments with a dense network of computers users.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sebuah cluster server dengan menggabungkan dua model cluster sekaligus yaitu high avaibility dan load balance dengan menggunakan teknik cluster schedulling. Cluster schedulling adalah sebuah mekanisme atau teknik yang dipakai untuk menukar beberapa fungsi cluster yang berbeda pada saat cluster tersebut digunakan secara bersama-sama. Penggunaan dua model cluster sekaligus ditujukan dapat memberikan kinerja yang fleksibel pada server dan mampu mengatasi beban jaringan. Penggunaan cluster high avaibility berfungsi untuk mengatasi kegagalan server ketika terjadi gangguan, sedangkan cluster load balance berfungsi untuk menyeimbangkan beban pada server yang terus bertambah.

Pembuatan cluster schedulling ini didasari oleh metode NDLC (Network Development Life Cycle) dengan membangun sebuah perintah schedulling yang digunakan untuk menukar fungsi dari cluster server. Dengan menggunakan shell script pada linux, perintah-perintah yang digunakan untuk melakukan pertukaran fungsi cluster akan dilakukan secara otomatis. Penelitian ini menghasilkan analisa dari cluster server dengan mengukur uji batas performa rata-rata tiap server, dengan perbandingan kinerja kedua fungsi cluster server dan perbandingan kinerja single server dengan cluster dalam menangani beban jaringan yang berlebihan.

Kata Kunci :

[1]

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana [2]

Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana [3]

(10)

1. Pendahuluan

Server merupakan induk dari segala komputer yang terhubung pada sebuah jaringan yang berfungsi sebagai pengatur sistem jaringan. Kegagalan

devices pada sebuah server bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi sehingga diperlukan solusi agar sistem jaringan tidak terganggu.

Jika sebuah web server mati yang disebabkan oleh suatu hal (power supplay mati atau yang lainnya), maka pengguna internet tidak akan bisa mengakses situs pada web server tersebut. Clustering menawarkan solusi untuk menangani perpindahan tugas atau pemerataaan beban dari datu server ke server yang lainnya apabila terjadi kerusakan pada salah satu server.

Cluster adalah sekumpulan komputer (server jaringan) independen yang beroperasi dan terlihat oleh client jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer-komputer. Proses menghubungkan beberapa komputer agar dapat bekerja seperti itu dinamakan Clustering. Jadi intinya komputer cluster adalah sebuah server yang terdiri dari kumpulan beberapa komputer server (memiliki spesifikasi yang sama) yang secara logic di anggap sebagai satu kesatuan server untuk menangani suatu service

tertentu. Terdapat beberapa jenis cluster salah satunya adalah

ClusterSchedulling. Cluster Schedulling sendiri adalah cluster yang digunakan untuk menjadwalkan server pada jam-jam tertentu.

Permasalahan yang sering timbul dalam dunia kerja tidak adanya

management waktu sehingga sering terjadi kesalahan dalam penggunan jaringan komputer. Dalam hal ini akan menyebabkan terjadinya beban jaringan yang menumpuk pada server sehingga membuat jalur internet menjadi lambat. Kestabilan dan efektivitas kerja akan menurun untuk itu diperlukan konfigurasi server yang dapat mengatasi hal tersebut. Dalam permasalahan yang diangkat ini akan membahas tentang cara menschedule server sesuai jam kerja tertentu dalam artian jikalau pada waktu biasa/ tidak terschedule user dapat mengakses semua jaringan internet yang ada pada setiap waktu sedangkan jika dischedule user hanya dapat mengakses jaringan tertentu pada jam yang dijadwalkan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian Sebelumnya

Dalam jurnal yang berjudul “Teknologi Load Balancing untuk mengatasi beban server” oleh Iwan Rijayana, dilakukan penelitian tentang bagaimana mengatasi dan membagi beban pengaksesan aplikasi berbasis web kedalam beberapa komputer server agar beban tersebut tidak hanya terletak pada satu komputer server. Teknologi Load Balancing digunakan di dalam lingkungan server yang membutuhkan pemrosesan dan pengeloalaan data dalam jumlah besar dengan cepat. Namun, permasalahan yang bisa muncul dari layanan cluster tersebut berupa kegagalan yang sering terjadi pada server utama load balance

(11)

3

Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan cluster schedulling yang digabungkan dengan teknologi High Avaibility cluster, yang akan melakukan failover atau perpindahan resources dari satu server ke server yang lain secara otomatis agar kestabilan server tetap terjaga. Pertukaran fungsi cluster ke

high avaibility dilakukan untuk mengatasi kegagalan fungsi server utama agar server lain yang menjadi backend dapat bekerja secara utuh dengan

resources yang dimiliki. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi kegagalan server ketika terjadi gangguan.

Dalam jurnal yang berjudul “High Avaibility MMORPG dalam

lingkungan cloud computing” oleh Danang Haryo Sulaksono, dilakukan

penelitian berupa penggunaan cluster High Avaibility didalam sebuah permainan MMORPG (Massive Multiplayer Online Role Playing Game). Penggunaan cluster tersebut difungsikan agar sistem yang terpusat pada sebuah server akan terus aktif untuk terjaganya sesi permainan. Jika terjadi down atau salah satu server mati, maka koneksi akan tetap berjalan dengan dialihkan ke server yang berbeda. Kestabilan koneksi akan terjaga, namun beban bandwith untuk satu server dalam menangani

traffic jaringan masih tergolong cukup lama. Hal ini disebakan oleh kemampuan sistem pada traffic jaringan yang telah terimplementasi oleh

server dalam mengatasi jumlah permintaan ke server yang terus bertambah[2].

Sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan cluster schedulling yang digabungkan dengan teknologi

Load Balance cluster, yang digunakan untuk membagi beban ke seluruh server yang ada, server akan bekerja bersama-sama untuk melayani permintaan dari user. Pertukaran fungsi cluster ke load balance

digunakan saat beban bandwith yang ditangani oleh server terlalu padat, dan dengan menyeimbangkan beban kepada dua server diasumsikan dapat membantu server dalam mengatasi jumlah permintaan dari client ke

server yang terus bertambah.

Cluster Server

Cluster Computing adalah teknik menghubungkan dua atau lebih komputer ke dalam jaringan dalam rangka mengambil keuntungan dari

resources yang terdapat didalam komputer yang menyediakan redundant

interconnections, sehingga user hanya mengetahui ada satu sistem server

yang tersedia dan komputer client tidak menyadari jika terjadi kegagalan pada sistem server karena tersedianya server sebagai redundant atau

backup. Clustering computing dapat digunakan untuk load balancing cluster ataupun failover clustering(high avaibility).[3]

High-availability cluster juga sering disebut sebagai failover cluster pada umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang disediakan oleh cluster tersebut. yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu elemen

(12)

dalam keadaan normal master server menangani semua request dari

client. Slave server akan mengambil alih tugas master server apabila

master server tidak berfungsi atau mati.[3]

Load balancing cluster merupakan cluster server dimana anggota

cluster server dikonfigurasikan untuk saling berbagi beban yang berfungsi mendistribusikan request dari client ke anggota server load balanced cluster. Secara umum cara kerja load balancer adalah menerima

incoming request dari client dan meneruskan request tersebut pada server

tertentu jika dibutuhkan. Load balancer menggunakan beberapa algoritma yang berbeda untuk melakukan control traffic network. Tujuan algoritma

load balancer adalah untuk mendistribusikan beban secara pintar atau memaksimalkan kerja anggota servercluster. Algoritma load balance

meliputi Roundrobin, weighted-roundrobin, least connection, dan load based.[1]

Heartbeat merupakan perangkat lunak yang umum digunakan

untuk cluster high availability. Heartbeat perlu dikombinasikan dengan

resource yang diperlukan untuk membangun failover yang memiliki kemampuan menghetikan dan memulai service yang diinginkan seperti

service IP address, webserver, mounting blok hard disk , dsb. Heartbeat

menjalankan script inisialisasi untuk menjalankan service lain pada saat

heartbeat dijalankan atau bisa juga mematikan service lain pada saat

heartbeat dimatikan. Heartbeat juga melakukan perpindahan IP address

dari satu server ke server yang lain (IP floating).[3]

Haproxy merupakan aplikasi open sources untuk load balancer

yang dibuat oleh Willy Tarreau pada tahun 2005 menggunakan bahasa C. Aplikasi yang merupakan singkatan dari High Availability Proxy

digunakan untuk meningkatkan performa banyak website yang tersebar di banyak server. Aplikasi ini sangat cocok untuk webserver yang menangani jumlah traffic yang tinggi. Haproxy sendiri dipasang pada

(13)

5

3. Metode Pengembangan Sistem

Dalam membangun jaringan yang berbasis cluster server dilakukan dengan menggunakan pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yang didalamnya terdapat beberapa tahap yaitu analysis, design, simulation prototyping, implementation, monitoring dan management yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Network Delevopment Life Cycle

3.1

Analisis

Pada tahap analisis ini dilakukan analisa permasalahan dan kebutuhan dengan mencari informasi dari dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya. Dengan menelaah setiap data yang didapat dari data-data sebelumnya, akan muncul suatu kebutuhan serta masalah yang akan dipecahkan. Mengangkat dari topik penelitian sebelumnya yang telah dibahas pada bab 2, telah diketemukan suatu permasalahan. Permasalahan yang akan dibahas pada topik penelitian ini adalah terletak pada bagaimana membuat sebuah konfigurasi server yang dapat difungsikan sebagai cluster schedulling untuk mengatasi penjadawalan jaringan yang disebabkan oleh banyaknya user yang mengakses suatu

webserver dengan menggunakan dua model cluster, yaitu high avaibility

dan load balance. Penggunaan dua model cluster sekaligus didasarkan pada fungsi yang terdapat disetiap cluster dan dimaksudkan agar dapat menutupi kelemahan pada tiap-tiap cluster.

Diasumsikan penelitian ini akan diimplementasikan pada suatu perusahaan atau instansi pengguna jaringan komputer dengan jumlah pengguna / user yang padat. Seperti contoh terdapat pada jaringan rekening bank dimana pengguna nasabah yang menggunakan E-Banking

sering melakukan transaksi yang menyebabkan beban jaringan padat. Contoh lain terdapat pada website siasat UKSW yang memang pada hari dimana saat para mahasiswa melakukan registrasi matakuliah, traffic

(14)

3.2

Design

Setelah melakukan analisis, didapatkan data-data yang sangat diperlukan dalam melakukan perancangan dari sistem yang akan dibangun. Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap design ini akan membuat gambar simulasi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan design ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada.

Perancangan Arsitektur Sistem Jaringan

Dalam membentuk jaringan komputer harus dipertimbangkan bagaimana cara melakukan konektivitas antar komputer yang akan tergabung dalam jaringan komputer dengan membuat topologi jaringan. Adapun gambar topologi jaringan yang dimaksud sebagai berikut.

Gambar 2 Topology Jaringan cluster

Dari gambar 2 perancangan topologi jaringan ini memerlukan 3 buah

node / server yang terintegrasi sebagai server cluster. Node 1 memiliki ip

192.168.3.2, node 2 memiliki ip 192.168.3.3, dan node 3 memiliki alamat ip

192.168.3.5. Node 1 dan node 3 diberi sebuah virtual ip 192.168.3.6 yang akan digunakan sebagai alamat public yang diakses oleh client. Node 1 dan node 2 difungsikan sebagai high avaibility cluster dan node 3 difungsikan sebagai load balance cluster dengan menggunakan node 1 dan node 2 sebagai backendserver. Dibutuhkan sebuah switch sebagai penjembatan antara client dengan server

dikarenakan lingkungan penelitian ini hanya bersifat lokal area network tanpa harus memakai router.

(15)

7

Perancangan Flowchart pada cluster schedulling

Perancangan flowchart ini digunakan untuk menggambarkan secara grafik sistem yang sedang di analisis. Diharapkan dengan adanya

flowchart ini dapat diketahui alur kinerja dari sebuah sistem yang sedang dibuat.

Gambar 3. Flowchart cara kerja cluster scheduling pada High Availabilty

Gambar 3 Menggambarkan tentang cara kerja Cluster Schedulling pada High Availability. Di awal script system akan menampilkan jam pada user seperti yang ditunjukkan di kotak pertama kemudian system

mengecek apakah jam pada user dan system sufah menunjukkan jam 18:00:00 atau belum jika sudah system akan menjalankan server pada mode High Availability setelah itu system akan kembali menunjukkan jam sampai pada kondisi kedua yaitu jam 06:00:00. Jika jam pada user dan system sudah menunjuk angka yang sama pada jam tersebut system

(16)

Gambar 4. Flowchart cara kerja cluster scheduling pada Load Balancibg

Gambar 4 Menggambarkan tentang cara kerja Cluster Schedulling pada Load Balancing . Di awal script system akan menampilkan jam pada user seperti yang ditunjukkan di kotak pertama kemudian system

mengecek apakah jam pada user dan system sufah menunjukkan jam 06:00:00 atau belum jika sudah system akan menjalankan server pada mode Load Balancing setelah itu system akan kembali menunjukkan jam sampai pada kondisi kedua yaitu jam 18:00:00. Jika jam pada user dan

system sudah menunjuk angka yang sama pada jam tersebut system akan mematikan mode Load Balancing dan menjalankan mode High Availability dan proses dinyatakan telah selesai.

3.3

Simulation

Prototyping

Dalam perancangan sebuah jaringan, dibutuhkan sebuah software

khusus di bidang jaringan untuk membuat simulasi dari topologi jaringan yang akan dibuat. Hal ini digunakan untuk melihat design dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi. Tetapi dalam penerapannya, tools yang digunakan dalam membuat simulasi dari

(17)

9

3.4

Implementation

Selanjutnya tahap implementasi akan diterapkan semua yang telah direncanakan dan didesign sebelumnya. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan berhasil atau gagalnya perancangan yang dibangun. Analisis ini meliputi instalisasi linux ubuntu server beserta konfigurasinya, pembuatan clusterserver, Pengujian ClusterServer, Pembuatan shell script untuk cluster schedulling, dan pengujian kinerja

cluster server dengan menggunakan cluster schedulling.

Instalisasi Linux ubuntu server dan konfigurasi server

Pembuatan cluster server ini menggunakan sistem operasi ubuntu server 12.04 (32 bit) yang merupakan salah satu dari distro linux. Sistem operasi ini di install pada ketiga komputer yang akan dijadikan server. Pembuatan server ini tidak hanya meliputi instalasi server akan tetapi juga meliputi konfigurasi jaringan dari ketiga server sehingga dapat diakses dengan komputer client

melalui Local Area Network. Pembuatan jaringan ini meliputi konfigurasi IP address dari tiap – tiap server, netmask, dan pemberian hostname (DNS) disetiap server

Pembuatan Cluster Server

Pembuatan cluster server ditujukan kepada 3 buah server.

Instalasi cluster dilakukan melalui console linux ubuntu dari tiap – tiap server. Pada server 1 dan server 2 difungsikan sebagai server high avaibility, sedangkan untuk server 3 difungsikan sebagai

server load balance. Hubungan antara server 1 dan server 2

adalah master dan slave, yang dikarenakan menggunakan tehnik

clusterfailover yang nantinya dapat saling berinteraksi antara

server 1 dan server 2 untuk dapat saling mem-backup kinerja dari sistem server. Dan untuk server 3 berfungsi sebagai penyeimbang beban pada saat terjadi kepadatan pada jaringan.

Pengujian Cluster Server

Pengujian cluster meliputi pengujian kinerja dari tiap – tiap

cluster server yang telah dibuat pada jaringan dan menelaah jika terjadi kesalahan didalam konfigurasi cluster. Pengujian ini juga meliputi pengalihan sistem ketika server master mengalami kegagalan sistem (failure) atau pun saat server sedang down dan performa dari sistem server dengan membandingkan optimasi yang terjadi setelah cluster dibuat.

Pembuatan Shell Script Cluster Schedulling

Pembuatan shell script yang akan difungsikan sebagai

cluster schedulling ditujukan kepada 2 buah node yaitu pada

server 1 yang bertindak sebagai master high avaibility dan server 3 yang bertugas sebagai load balance. Pembuatan shell script

(18)

berat, maka akan menukar service yang semula dari high avaibility

menjadi load balance.

Pengujian Kinerja Cluster Schedulling

Pengujian cluster meliputi simulasi jaringan menggunakan aplikasi siege yang terinstal pada client dan aplikasi nload yang terinstal pada server. Siege adalah aplikasi untuk mensimulasikan banyaknya user yang akan membebani satu jaringan server,

sedangkan nload adalah aplikasi yang digunakan untuk mengukur kecepatan bandwith. Pengujian ini digunakan untuk memastikan apakah shell script yang dibuat telah berfungsi dengan baik dan keseluruhan server telah mampu bekerja sesuai dengan tujuan semula. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengukur tingkat performa tiap-tiap server dalam menangani bandwith jaringan.

3.5

Monitoring

Tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting agar jaringan dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal pada tahap awal analisa, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring. Pada tahapan ini dilakukan beberapa percobaan untuk memastikan perangkat yang digunakan bekerja dengan baik. Percobaan yang dilakukan antara lain memastikan semua komponen server terhubung dengan baik terhadap

client sehingga dapat di akses oleh user, dan cara yang dilakukan dengan melakukan ping dari komputer client ke server 1 maupun server 2. Memastikan pula seluruh service cluster dapat bekerja dengan baik sehingga saat pengujian berlangsung segala macam kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir.

3.6

Management

Pada tahapan manajemen ini salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy(kebijakan). Kebijakan ini dibuat bedasarkan dari hasil uji coba yang dilakukan pada cluster schedulling. Cluster schedulling yang dibuat menggunakan shell script dan dirancang secara manual, ini dilakukan untuk menghindari terjadinya error ataupun kesalahan yang diakibatkan servis yang bentrok pada saat perpindahan fungsi cluster berlangsung. Sehingga admin berperan dalam menghidupkan ataupun mematikan fungsi shell script yang dibutuhkan, serta melakukan pengawasan setiap konektivitas yang terjadi pada tiap

(19)

11

4. Hasil Dan Pembahasan

Setelah tahapan perancangan sistem, maka selanjutnya adalah implementasi sistem yang dibangun. Pada perancangan sistem ini meliputi beberapa tahap antara lain instalisasi linux ubuntu server beserta konfigurasinya, pembuatan clusterserver, Pengujian ClusterServer, Pembuatan shell script untuk cluster schedulling, dan pengujian kinerja

cluster server dengan menggunakan cluster schedulling.

Tahap awal dengan menginstal Linux ubuntu server dan mengkonfigurasinya. Pembuatan cluster server ini menggunakan sistem operasi ubuntu server 12.04 (32 bit). Sistem operasi ini di install pada ketiga komputer yang akan dijadikan server. Pembuatan server ini tidak hanya meliputi instalasi server akan tetapi juga meliputi konfigurasi jaringan dari ketiga server sehingga dapat diakses dengan komputer client melalui Local Area Network sesuai dengan topology jaringan. Pembuatan jaringan ini meliputi konfigurasi IP address dari tiap – tiap server, netmask, dan pemberian hostname (DNS) disetiap server

Tahap pembuatan cluster server ditujukan kepada 3 buah server / node. Instalasi cluster dilakukan melalui console linux ubuntu dari tiap – tiap

node. Pada node 1 dan node 2 difungsikan sebagai server high avaibility, sedangkan untuk node 3 difungsikan sebagai server load balance. Hubungan antara node 1 dan node 2 adalah master dan slave, yang dikarenakan menggunakan tehnik cluster failover yang nantinya dapat saling berinteraksi antara node 1 dan node 2 untuk dapat saling mem-backup kinerja dari sistem

server. Dan untuk node 3 berfungsi sebagai penyeimbang beban pada saat terjadi kepadatan pada jaringan.

Pembuatan cluster high avaibility dimulai dengan menginstal aplikasi

heartbeat pada node 1 dan node 2. Tahap berikut dengan mengkonfigurasi tiga file berupa ha.cf, haresources dan authkeys yang terdapat pada direktori /etc/ha.d/ di kedua node. Kemudian melakukan pendeklarasian DNS hosts di

node 1 dan 2 agar tiap-tiap node yang terhubung mampu mengenali hostname

di setiap node. File ini berisi keterangan tentang beberapa node yang akan dipakai oleh service heartbeat.[11]

Pembuatan cluster load balance dimulai dengan menginstal aplikasi

haproxy pada node 3. Setelah itu, dilakukan pengkonfigurasian pada file /etc/haproxy/haproxy.cfg. dan file /etc/default/haproxy. [8] Tahap terakhir dengan membuat virtual ip public pada tiap-tiap node agar kedua server high avaibility dan load balance dapat diakses oleh user dan tidak bentrok saat memberikan servis secara bergantian dengan menghidupkan dan mematikan

virtual ip yang dijadikan sebagai alamat public.

Pengujian cluster high avaibility dilakukan dengan cara simulasi kegagalan yang terjadi pada server utama dengan cara mematikan servis heartbeat pada server master agar server slave mampu melakukan backup resources. Kemudian menghidupkan kembali servis pada server master untuk melihat apakah server

(20)

Gambar 5 pengujian heartbeat pada client dengan perintah curl

Pengujian cluster load balance dapat dilakukan melalui browser dari

client dengan mengakses halaman statistik haproxy pada http:

://192.168.3.6/haproxy?stats. Pengujian dapat juga dilakukan dengan mengakses alamat IP dari node 3, secara otomatis client akan diarahkan pada salah satu alamat dari node 1 ataupun 2.

Gambar 6 pengujian haproxy pada client dengan perintah curl

(21)

13

cara yang berulang dan lengkap, tapi cukup dengan fungsi yang telah dibuat. [7] Pembuatan shellscript high avaibility dibuat pada node 1 dengan nama

brushup.sh dan ditujukan untuk menukar fungsi cluster server dari high avaibility ke load balance ataupun sebaliknya pada saat server yang menghandle public IP telah mengalami penjadwalan jaringan.

Gambar 7 shellscript pada server high availability

Penjelasan dari sheelscript pada gambar 7 dimulai dari system

menampilkan waktu pada user secara hitung mundur sampai jam pada user dan shell script menunjukkan waktu yang sudah ditentukan pada jaringan server High Availabilty yaitu pukul 18:00:00 kemudian system memberi tahu bahwa Heartbeat Server Activated dengan menjalankan perintah service heartbeat start yang dilanjutkan dengan merestart network dengan

/etc/init.d/networking restart.

Pada kondisi kedua yaitu jam 06:00:00 sistem juga akan menampilkan jam pada user terlebih dahulu baru pada saat jam pada user dan shellscrip

system akan mematikan server HeartBeat dengan command service heartbeat

(22)

Gambar 8 shellscript pada server load balance

Penjelasan dari sheelscript pada gambar 8 dimulai dari system

menampilkan waktu pada user secara hitung mundur sampai jam pada user dan shell script menunjukkan waktu yang sudah ditentukan pada jaringan yaitu pukul 06:00:00,system memberi tahu bahwa load balancing activated dengan menjalankan service haproxy start lalu restart network dengan command /etc/init.d/networking restart dan server loadbalancing sudah aktif.

Pada kondisi kedua yaitu jam 18:00:00 sistem juga akan menampilkan jam pada user terlebih dahulu baru pada saat jam pada user dan shellscripsystem

akan mematikan server HeartBeat dengan command service haproxy stop

dialnjutkan dengan mematikan IP bayangan pada Heartbeatdengan command

(23)

15

4.1

Perbandingan Server Sebelum Menggunakan

Cluster

Scheduling.

Pada server yang belum di cluster ada beberapa masalah yang ditemukan seperti:

1. Server yang tidak terjadwalkan dalam artian penggunaan server belum sesuai dengan penggunaan.

2. Belum adanya penjadwalan otomatis yang dalam artian belum bisa menschedule server untuk berpindah dari satu server ke server lain

Dari masalah itu dibuatlah penjadwalan server yang bersifat untuk menjadwal server secara berkala yang sudah ditentukan oleh pembatasan waktu.

4.2

Perbandingan Server Sesudah Menggunakan

Cluster

Scheduling.

Pada server yang sudah di cluster masalah yang ada pada cserver yang belum di cluster pun dapat teratasi seperti:

1. Server sudah terjadwal sehingga penggunaan serverbisa lebih optimal. 2. Sudah adanya penjadwalan otomatis sehingga server bias berpindah

sesuai schedule yang sudah dibuat dalam sheelscript.

Sehingga masalah server pun terselesaikan denan adanya penjadwalan server.

Untuk lebih jelasnya akan ditampilkan dalam grafik performa antara single server dan cluster server pada gambar 9 seperti berikut:

Gambar 9 Perbandingan kinerja antara single server dengan cluster lewat client

Beban Perbandingan Single Server Clustering

30 User Transaction 3165 Hit 3437 Hit

(24)

Gambar 10 Grafik kinerja antara single server dengan server cluster

Dari hasil tabel 2 maupun gambar 7 dapat dilihat bahwa jumlah

transfer rate maupun jumlah transaction dari client yang menggunakan

clustering terlihat lebih banyak. Dari jumlah transaction yang dihasilkan pada

single server hanya mendapatkan 3165 Hit dibandingkan server dengan menggunakan cluster yang mendapatkan jumlah 3437 Hit dalam kasus penanganan 30 user. Dilihat dari jumlah transfer rate yang didapat dari client

menghasilkan jumlah 53,14 /sec dari single user dan 58,23 /sec dari server

yang menggunakan clustering.

Hal ini disebabkan kerja server cluster menggunakan jalur dua komputer sekaligus saat menangani request dari client. Jadi jumlah hit yang dihasilkan lebih banyak karena alur data yang masuk melalui 2 server sebagai penyeimbang beban dibandingkan dengan single server yang hanya bekerja secara sendiri.

5.

Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil skripsi yang membahas tentang Analisis

Network Traffic menggunakan teknik cluster schedulling berdasarkan kebutuhan waktu ini, dengan menggunakan cluster schedulling dapat menukar dua fungsi cluster pada saat digunakan dalam penanganan kondisi tertentu. Penggunaan Cluster load balance mampu menyeimbangkan beban dari server

dan penggunaan failover pada server mampu menjaga kestabilan server. Dengan menggunakan Shell Script yang diterapkan pada cluster schedulling, penukaran dua fungsi cluster dapat dilakukan secara otomatis tanpa harus mengetikkan perintah-perintah secara manual.

Kinerja server yang fleksibel, dengan menggunakan fungsi 2 cluster

sekaligus telah dibuktikan dengan pengujian kinerja cluster high avaibility

dan load balance yang dapat berfungsi secara bergantian dalam menangani jaringan. Serta cluster schedulling yang mampu mengatasi beban jaringan yang berlebihan pada satu server dengan membagi beban ke banyak server

sehingga kerja server lebih ringan. Diharapkan nantinya penelitian ini dapat diterapkan pada perusahaan dengan pengguna jaringan komputer yang padat.

(25)

17

Daftar Pustaka

[1] Iwan Rijayana, 2005, Teknologi Load Balance untuk mengatasi beban pada server. Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Bandung [2] Danang Haryo Sulaksono, 2012, High Avaibility MMORPG dalam

lingkungan Cloud Computing. Pasca Sarjana Institute Teknologi Sepuluh November Surabaya.

[3] Ngesti Andik Rimbawanto, 2008, Perancangan dan Implementasi High-Availability Clustering Server Menggunakan Open Source Software

Sebagai Back-End Database, Fakultas Teknologi Informasi, UKSW.

[4] Deris Stiawan, Fundamental Internetworking Development& Design Life

Cycle. Dosen Jurusan Sistem Komputer FASILKOM UNSRI.

[5] Larsnooden, 2013, Beginner Bash Scripting, https://help.ubuntu.com

diakses tanggal 25 Februari 2014.

[6] Craig R Webster, 2012, Load Balanced highly available MySQL on Ubuntu 8.04. GNU Free Documentation.

[7] Machtelt Garrels, 2010, Bash Guide for Beginner, Fultus Corporation, GNU Free Documentation.

[8] Paul Cobbaut, 2013, Linux Fundamentals, GNU Free Documentation. [9] Craig R Webster, 2012, High Avaibility Apache on Ubuntu 8.04. GNU Free

Documentation.

[10] Alexa Internet, 2014, How popular indowebster.com,

Gambar

Gambar 1 Network Delevopment Life Cycle
Gambar 2 Topology Jaringan cluster
Gambar 3. Flowchart cara kerja cluster scheduling pada  High Availabilty
Gambar 4. Flowchart cara kerja cluster scheduling pada  Load Balancibg
+6

Referensi

Dokumen terkait

Melihat karakteristik penonton yang menyaksikan pertunjukan, maka sirkulasi penonton pada ruang pertunjukan terbuka dituntut memberikan kejelasan untuk penonton berjalan

Untuk itu peneliti mengangkat judul sebagai berikut: “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan

 Belanja Makanan dan minuman Tamu Pemda dan Tamu KDH/WKDH/Sekda dalam dan luar Daerah dalam rangka jamuan makan malam Bapak Gubernur NTB dengan TOGA TOMA Kabupaten Lombok Timur

UNAIR akan memberikan imbalan bagi siapa saja yang menginformasikan atau menemukan calo dalam penerimaan mahasiswa baru UNAIR.. Nominalnya akan menyesuaikan hasil tangkapan,

Jaringan saraf tiruan mengizinkan terjadinya proses komputasi yang sangat sederhana (penjumlahan, pengurangan dan elemen logika dasar lainnya) untuk menyelesaikan masalah

[r]

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan taufik- Nya, sehingga dapat menyelasaikan skripsi ini dengan judul “ Faktor-Faktor yang

Semua lokasi demplot intensitas penyakit busuk buah termasuk kategori ringan (5 – 10 %), berbeda dengan intensitas penyakit pada kebun petani yang tanpa aplikasi