• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo dengan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW tahun pelajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan prestasi belajar pkn siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo dengan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW tahun pelajaran 2014/2015."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Primaditya, Yudi Darma (2016). Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD Negeri Tegalharjo Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Tahun Pelajaran 2014/2015. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan potensi belajar manusia yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mata palajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut salah satunya adalak PKn. Namun berdasar hasil observasi menunjukkan bahwa randahnya pretasi belajar PKn siswa kelas III SDN Tegalharjo.Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan proses pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo, 2) Meningkatkan dan menggambarkan peningkatan belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo dengan menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Penelitian ini termasuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 3 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Tegalharjo yang berjumlah 14 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah obsevasi, wawancara, dan tes tertulis. Analisis data dilakukan secara deskriptif – kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo. Prestasi siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 57,8% dengan nilai rata-rata 60,42, menjadi 64,2% dengan nilai rata-rata 61,78 pada siklus I, dan menjadi 75% dengan nilai rata-rata 62,5 pada akhir siklus II. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo.

(2)

Primaditya, Yudi Darma (2016). The Improvement of Learning Achievement of The 3rd Grade Student of Tegalharjo National Elementary School on Studying Civic Education Thought Cooperative Learning Model of Jigsaw Type Year 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Elementary School Teacher Program, Teachership Faculty and Educational Science, Sanata Dharma University

Education is an effort to accelerate the developmet of human potential that includes about aspect of cognitive, affective, psychomotor. The subjects in accordance with these goals, one of which is Civic Education. Based on the result of observations show that the low of Civic Education learning achievement the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School.The goal of this research is to know the implementation of model 1) to describe the process of civic education study make use of cooperative learning of jigsaw type in an attempt to improve learning achievement on subjects the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School, 2) to know and explain by drawing it the increasing of civic education learning achievement through cooperative learning of jigsaw type on the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School.

This research is a Class Action Research that was held in two cycles. Each of the cycles consists of three meetings. The subject of this research were the 3rd grade students of Tegalharjo Nacional Elementary School that were comprised of 14 students. The data was collected throught observation, interviews, and written test. The data analysis was using descriptive-quantitative method.

The result of this research indicates that the implementation of cooperative learning model of Jigsaw type on 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School. Student learning achievements has risen from the initial conditions of 57,8% with an average in the class 60,42 to become 64,% with an average in the class 61,78 at cycle I, and become inflated again 75% with an average in the class 62,5 at cycle II. Based on research included that the implementation of the cooperative learning model of Jigsaw type can improve civic education learning achievement the 3rd grade students of Tegalharjo Nacional Elementary School.

(3)

i

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALHARJO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yudi Darma Primaditya

NIM : 111134180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN Dengan tulus kupersembahkan karya ini untuk :

1.Bapa-ku Yesus Kristus dan Bunda-ku Bunda Maria yang senantiasa mendampingi, menjaga, melindungi dan memberkati semua upayaku.

2.Ibuku Th. Endang Susi Kuswandari yang selalu ada dihati dan doa yang selalu saya panjatkan.

3.Kakakku Yan Krisna Damarjati yang menjadi tujuanku dalam mencapai impian, harapan, dan mimpi terbesarku.

4.Dosen terhebat yang pernah saya temukan Brigitta Erlita Tri Anggadewi dan Apri Damai Sagita Krissandi yang akan selalu saya ingat dalam perjalanan hidupku.

5.Dwi Novi Ratnasari dan Amilia Dyah Kumalasari teman yang selalu ada dibelakang dan mendukungku.

6.Segala hal hebat yang dipersiapkan Tuhan di masa depanku nanti.

(7)

v MOTTO

“Setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, dan setiap orang itu

berbeda.”

- Apri Damai Sagita Krissandi

“People are like water flowing in a river. There is only one stream but all who pass throught it are affected differently.”

- Margaret (Persona 4)

“In a world tainted by hate and negativity, stand out, shine bright, and always be proud of who you are”

- Ben Bruce

be the light...

- Primaditya

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Primaditya, Yudi Darma (2016). Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD Negeri Tegalharjo Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Tahun Pelajaran 2014/2015. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan potensi belajar manusia yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mata palajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut salah satunya adalak PKn. Namun berdasar hasil observasi menunjukkan bahwa randahnya pretasi belajar PKn siswa kelas III SDN Tegalharjo.Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan proses pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo, 2) Meningkatkan dan menggambarkan peningkatan belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo dengan menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Penelitian ini termasuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 3 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Tegalharjo yang berjumlah 14 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah obsevasi, wawancara, dan tes tertulis. Analisis data dilakukan secara deskriptif – kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo. Prestasi siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 57,8% dengan nilai rata-rata 60,42, menjadi 64,2% dengan nilai rata-rata 61,78 pada siklus I, dan menjadi 75% dengan nilai rata-rata 62,5 pada akhir siklus II. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo.

(11)

ix ABSTRACT

Primaditya, Yudi Darma (2016). The Improvement of Learning Achievement of The 3rd Grade Student of Tegalharjo National Elementary School on Studying Civic Education Thought Cooperative Learning Model of Jigsaw Type Year 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: Elementary School Teacher Program, Teachership Faculty and Educational Science, Sanata Dharma University

Education is an effort to accelerate the developmet of human potential that includes about aspect of cognitive, affective, psychomotor. The subjects in accordance with these goals, one of which is Civic Education. Based on the result of observations show that the low of Civic Education learning achievement the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School.The goal of this research is to know the implementation of model 1) to describe the process of civic education study make use of cooperative learning of jigsaw type in an attempt to improve learning achievement on subjects the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School, 2) to know and explain by drawing it the increasing of civic education learning achievement through cooperative learning of jigsaw type on the 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School.

This research is a Class Action Research that was held in two cycles. Each of the cycles consists of three meetings. The subject of this research were the 3rd grade students of Tegalharjo Nacional Elementary School that were comprised of 14 students. The data was collected throught observation, interviews, and written test. The data analysis was using descriptive-quantitative method.

The result of this research indicates that the implementation of cooperative learning model of Jigsaw type on 3rd grade student of Tegalharjo National Elementary School. Student learning achievements has risen from the initial conditions of 57,8% with an average in the class 60,42 to become 64,% with an average in the class 61,78 at cycle I, and become inflated again 75% with an average in the class 62,5 at cycle II. Based on research included that the implementation of the cooperative learning model of Jigsaw type can improve civic education learning achievement the 3rd grade students of Tegalharjo Nacional Elementary School.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan, perlindungan, petunjuk dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Meningkatkan Pretasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD Negeri Tegalharjo dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Tahun Pelajaran 2014/2015” ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan ada dan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Selaku wakil ketua Program Studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan dorongan dan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis.

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi.M.Psi. Selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan dorongan dan pengetahuan yang bermanfaat kepada penulis.

(13)
(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 7

3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 8

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 9

(15)

xiii

6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran tipe Jigsaw... 13

7. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 14

B. Penelitian Yang Relevan ... 16

1.Persiapan Setiap Siklus ... 25

2.Pelaksanaan Setiap Siklus ... 26

E.Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Validitas Dan Relibilitas Instrumen ... 31

1. Validitas ... 31

2. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 33

3. Reliabilitas ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 38

I. Indikator Keberhasilan ... 39

J. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Pra Siklus ... 40

2. Pelaksanaan Siklus I ... 41

(16)

xiv

B. Pembahasan ... 46

BAB V PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Soal Evaluasi Skilus 1 ... 30

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi Skilus 2 ... 30

Tabel 3. Perhitungan Validasi Silabus ... 32

Tabel 4. Perhitungan Validasi RPP ... 32

Tabel 5. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 32

Tabel 6. Hasil Validasi Soal Tes Siklus 1 ... 33

Tabel 7. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 1 sesudah Validasi ... 34

Tabel 8.Hasil Validasi Soal Tes Siklus 2 ... 34

Tabel 9. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus 2 sesudah Validasi ... 35

Tabel 10. Kriteria Kualifikasi Reliabilitas Instrument ... 36

Tabel 11.Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 38

Tabel 12. Jadwal Penelitian... 38

Tabel 13. Evaluasi Sesudah Siklus I ... 43

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 18

Gambar 2 Siklus PTK Sthepen Kemmis dan Robin Mc Taggart... 22

Gambar 3 Grafik Persentase Siswa yang Mencapai KKM... 48

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin penelitian... 56

Lampiran 2 Surat keterangan melakukan penelitian... 57

Lampiran 3 Data Awal... 58

Lampiran 4 Expert Judgement (yang belum diisi)... 59

Lampiran 5 Expert Judgement (yang sudah diisi)... 63

Lampiran 6 RPP Sebelum Perbaikan... 69

Lampiran 7 RPP Sesudah Perbaikan... 92

Lampiran 8 Evaluasi yang Belum Diisi... 121

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan interaksi sosial individu dengan lingkungannya yang bertujuan meningkatkan martabat manusia. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa itu sendiri sebagai anak didik. Siswa harus mampu memahami materi pelajaran yang nantinya diharapkan siswa dapat menyelesaikan ujian dengan baik sebagai hasil evaluasi belajar.

Dalam berbagai mata pelajaran yang dipelajari oleh anak salah satunya adalah pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan yang dipelajari untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang dimulai dari masalah sehari-hari.Menurut Azra (2009: 19) pendidikan kewarganegaraan untuk mengaji dan membahas tentang pemerintah, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak, dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi. Agar siswa terlatih menangkap dan mengembangkan subjeknya tentang bahan ajar yang dibahas, maka perubahan perilaku yang sesuai ialah tentang mengajar siswa untuk membahas lazimnya hal yang dijadikan topik pembicaraan.

(21)

dapatmenyelesaikan soal mengenai harga diri, sehingga menghambat proses belajar. Beberapa siswa tidak paham dengan penjelasan guru yang sifatnya ceramah dan siswamendengarkan (siswa pasif). Siswa seharusnya diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya, namun siswa tidak diberi kesempatan mengungkapkan hal yang belum dipahaminya.

Kemampuan anak dalam menerima sebuah masukan tidak sama satu dengan yang lain, sebaiknya menjadi pertimbangan guru dalammenyampaikan materi dengan menggunakan metode yang bermacam-macam. Hal ini diperlukan agar siswa benar-benar mengetahui materi yang disampaikan guru.Berdasarakanpengamatan penyebab lain terhambatnya prestasi belajar siswa adalah materi yang disampaikan perlu diperhatikan, pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik sehingga pembelajaran menjadi membosankan, dan pada ahkirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkanhal-hal yang disampaikansebelumnya peneliti memilih untuk menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa.

(22)

Team Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT),

Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC), Jigsaw.

Mengingat peran Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting dan masih kurangnya konsentrasi siswa pada mata pelajaran PKn, maka peneliti mengambil judul: “MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR PKn

SISWA KELAS III SD TEGALHARJO DENGAN MODEL

KOOPERATIF TIPE JIGSAW TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. Harapannya melalui model kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka masalah dalam penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IIISD N Tegalharjo ?

2. Bagaimana peningkatan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo dengan menggunakanmodel pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ?

C. Tujuan Penelitian

(23)

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam upaya meningkatkan prestasi belajarsiswa kelas IIISD N Tegalharjo.

2. Meningkatkan dan menggambarkan peningkatan belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo dengan menggunakan model pemebelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah, sebagai berikut: 1. Praktis

a. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan dalam membantu meningkatkan prestasi belajar siswa di kelasnya.

b. Bagi siswa, siswa mengalami variasi pengalaman belajar seingga diharapkan dapat menggurangi kebosanan dan dapat meningkatkan prestasinya.

c. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

2. Teoritis

a. Memberikan jalan lain (alternatif) untuk meningkatkan prestasi siswa. b. Memberikan referensi dalam penelitian.

E. Definisi Operasional

(24)

tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah pembelajaran kooperatif, dimana siswa belajar dalam pengelompokkan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil dimana kelompok kecil (kelompok asal) yang terdiri dari beberapa anak secara heterogen dan bekerjasama serta saling bergantung jawab atas ketuntasan bagian materi pembelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut pada anggota kelompok lain dengan adanya pertukaran antar kelompok (kelompok ahli).

3. Prestasi belajar adalah tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam menerinma, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

(25)

6 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

Pada sub bab ini membahas teori yang berhubungan dengan penelitian seperti kajian pustaka yang terdiri daripengertian prestasi belajar, pengertian pembelajaran kooperatif, pengertian pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, tujuan pembelajaran kooperatif, langkah-langkah pembelajaran model pembelajarankooperatiftipeJigsaw, dan pengertian pelajaran PKn.

1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Sardiman A.M (2001:46) “prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang berpengaruh baik dalam maupun luar individudalam belajar”. Setiap individumemiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui interaksi dalam proses belajar. Para pakar pendidikanmengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.

Menurut pandangan Goog dan Brophy dalam Uno (2006:15) menyatakan bahwa “belajar merupakan proses atau interaksi yang

dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang abaru dalam bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri”

(26)

perubahan perilaku seseorang yang relatif cenderung tetap sebagai akibat adanya penguatan.”

Menurut Syah (2012:224) prestasi belajar dapat mengungkapkan perubahan tingkah laku pembelajaran dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Sugono (2008: 101) pretasi belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nialai tes atau nilai lain yang diberikan guru.

Dari banyak pengertian prestasi belajar menurut para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu pencapaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah terjadinya proses pembelajaran. Agar dapat mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti memberikan evaluasi atau tes terhadap materi pembelajaran yang telah diajarkan.

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

(27)

adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok-kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dengan memanfaatkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dari banyak pengertian tersebut dapaut disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang menekankan perilaku kerja sama dalam kelompok. Dalam setiap kelompok, setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena itu setiap anggota kelompok harus saling bekerjasama, saling membantu untuk memahami materi yang diberikan.

3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Slavin (dalamSyarifuddin, 2009:12) mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Tipe Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson.

(28)

(kelompok asli). Setelah siswa siap, siswa siap diuji secara individumenggunakan kuis. Skor yang diperoleh siswa akan menentukan skor yang diperoleh dari kelompok mereka, walaupun tidak ada reward khusus untuk kelompok atau individu.

4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Menurut Triayanto (2010) tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan prestasi akademik siswa, baik individumaupun kelompok. Didalam pembelajaran kooperatif tipeJigsaw dibutuhkan adanya kerjasama yang baik. Keterampilan kerjasama antara siswa dapat dibentuk dan diajarkan dalam pembelajaran kooperatif (Rusman, 2011). Berdasarkan dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk memaksimalkan belajar siswa secara berkelompok dimana siswa saling bekerjasama, berkolaborasi, dan menerima keragaman pendapat untuk mendapatkan pemahaman, baik yang berguna meningkatkan prestasi siswa melalui konsentrasi yang baik sehingga menghasilkan nilai yang optimal.

(29)

(kelompok asal) yang ditugasakan untuk mendalam topik tertentu untuk di jelaskan kepada anggota kelompok asal.

Model Jigsaw dipakai bila materi yang dikaji dalam bentuk narasi tertulis, misal pelajaran kajian sosial, sastra dan beberapa bagian sains yang bertujuan untuk memperoleh konsep bukan pemahaman (Uno & Mohamad, 2012: 110). Secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Model Jigsaw membuat siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi,

b. Meningkatkan kemempuan siswa berkomunikasi,

c. Anggota kelompok memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan dan ketuntasan kelompoknya atas materi tang dipelajari,

d. Anggota kelompok dapat menyamakan informasi kepada kelompok lain

Sementara itu, menurut Nur (2001: 3) pembelajaran yang menggunakan model Cooperative Learning Jigsaw pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

(30)

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

5. Langkah-langkah Pembelajaran model kooperatif tipeJigsaw Menurut Rusman (2011:218) model pembelajaran metode Jigsaw memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

a. Siswa dibentukdalamkelompok denganjumlah anggota + 4 orang tiapkelompok

b. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan pasangan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli)

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tetang subbab yang mereka kuasai

e. Tiap tim ahli mempresentasiakan hasil diskusi f. Pembahasan

g. Diskusi

Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Trianto (2009:73-74), yang menyatakan bahwa langkah pembelajaran jigsaw meliputi:

(31)

b. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi kedalam beberapa sub bab

c. Setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya e. Setiap anggota kelompok ahli kembali kekelompoknya dan

bertugas mengajar teman-temannya

f. Pada pertemuaan dan berdikusidalam kelompok asal, siswadiberikanpertanyaansecaraindividu

Dari dua langkah di atas peneliti menggabungkan langkah pembelajaran metode jigsaw, antara lain sebagai berikut:

a. Dalam satu kelas dikelompokkan dalam beberapa kelompok (anggota 4 sampai 6 siswa)

b. Setiap anggota kelompok diberikan sebuah materi yang berbeda satu dengan yang lain (siswa A mendapat materi X, sedangkan siswa B mendapat materi Y, dan seterusnya)

c. Setiap anggota kelompok membentuk kelompok baru yang mempelajari berbagai materi yang ada dalam kelas tersebut.

d. Setelah selesai setiap anggota kembali kekelompok asal dan bertugas untuk mengajarkan hal yang telah dipelajarinya

(32)

f. Kuis atau diskusi

6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran tipe Jigsaw

Model pembelajaran tipe Jigsaw bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisisanal menurut Hamdayama (2014: 89) memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada teman-temannya.

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat.

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk aktif dalam berbicara dan berpendapat.

Model pembelajaran tipe Jigsawmemiliki kekurangan menurut Roy Killen (dalam Hamdayana, 2014: 89-90) adalah sebagai berikut:

a. Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.

(33)

c. Record siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian, siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut,

d. Butuh waktu yang cukup dan matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik,

e. Aplikasi model ini pada kelas yang besar (lebih dari 40) sangat sulit.

7. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian PKn

(34)

warga negara yang demokratis, partisipatif dan berpikir kritis serta bertindak demokratis.

b. Tujuan Pendidikan PKn

Tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah adalah untuk membentuk karakteristik warga negara yang baik. Menurut pendapat lain tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermatabat, dan aktif dalam kehidupan bangsa dan negara (Ubeadillah, 2010).

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn

Standar Kompetansi (SK) yang akan diteliti oleh peneliti adalah SK 3. Memiliki harga diri sebagai individu. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diteliti oleh peneliti adalah Kompetensi Dasar (KD) 3.1. Mengenal pentingnya harga diri, dan Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Memberi contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan

kekurangan diri sendiri, dan lain lain. Materi pokok dalam kedua

KD yang akan diteliti tersebut adalah (1) pengertian harga diri, (2)

pentingnya harga diri, dan (3) bentuk-bentuk harga diri.

B. Penelitian yang Relevan

(35)

V SD Kanisius Sengkan” oleh Prabawa. Didalam skripsi tersebutmedel pembelajaran yang digunakanadalah kooperatif tipe jigsaw.Nilai siswa meningkat dari kondisi awal 59,52 ke siklus I mencapai 68,09, dan siklus II mancapai 75,05. Jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat dari 47,62% pada kondisi awal menjadi 66,67% dan meningkat pada siklus II menjadi 76,19%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan medel kooperatif tipe jigsaw mampu meningkatkan prestasi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.

Di dalam skripsi yang kedua berjudul “Peningkatan Minat dan Pretsasi Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Condongcatur Yogyakarta Tahun

2011/2012” oleh Murti. Peningkatan pretasi belajar siswa ditunjukkan dari siklus I sebesar 70,5% meningkat menjadi 73,12% pada siklus II. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metodepembelajaran Koopertif tipe Jigsaw. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Jigsaw

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar.

Padapenelitian yang ketiga yang

berjudul“PeningkatanPrestasibelajarmenggunakan model Cooperative Learning Teknik Jigsaw dalammatapelajaran IPS Kelas IV SD

KanisiusWirobrajan Yogyakarta TahunPelajaran 2009/2010”, olehSupriyono

(2010). Tujunpenelitianiniadalahuntukmengetahuipretasibelajarmenggunakan

model cooperative learning

(36)

IPS.Nilai rata-rata kelasdari 60,00naikmenjadi 67,88 di siklus I dannaiklagimenjadi 71,06 padasiklus II.

(37)

Gambar1 : Literature Map Penelitian yang Relevan

“Peningkatan Minat dan

Pretsasi Belajar IPS

dengan Menggunakan

Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw

pada Siswa Kelas IV SD

Kanisius Condongcatur

MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALHARJO DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

(38)

C. Kerangka Berpikir

Tujuan pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya menjadikan warga negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan bangsa dan negara. Pembelajaran merupakan kegiatan yang paling utamadalam pendidikan. Pengamatan yang peneliti lakukan di SD guru banyak menerangkan pada peserta didik dengan cara guru ceramah dan siswa mendengarkan, dengan sesekali siswa di suruh untuk menjawab pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, penggunaan metode ceramah tidak begitu efektif, terbukti dengan adanya siswa yang masih belum mancapai KKM. Pola interaksi guru memegang kendali penuh atas berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (Solihatin, 2012:9). Interaksi yang baik membentuk prestasi belajar yang maksimal.

Belajar PKn bukan dilakukan dengan menghafal saja, tetapi dengan memahami pokok bahasan. Belajar PKn dapat dilakukan dengan cara belajar bersama dengan teman-temannya atau belajar secara berkelompok (cooperative learning).

(39)

dengan kelompoknya dan antar kelompok.Aktivitas siswa dalam kerjasama kelompok menjadi meningkat sehingga penggunaan metode tipejigsaw pada pembelajaran ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Jika model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang melibatkan siswa dalam pembelajaran, prestasi belajar siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo dalam mata pelajaran PKn diharapkan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dibuat berdasarkan rumusan masalahdantujuanpenelitian, makahipotesis yang ditentukanpenelitiadalah: 1. Model

penerapanpembelajarankoopratiftipeJigsawdilaksanakansecaraberurutanya

itu: penyampaiantujuanpembalajaran,

pembagiankelaompokasalditeruskankelompokahli, diskusikelompokahli, diskusikelompokasal, danpemberiansoalevaluasi.

(40)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan model Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan nilai sekelompok peserta didik. Menurut Purnomo (2008: 51) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif berupa tindakan praktis dalam pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik, proses, serta hasil belajar.

(41)

Berikut ini adalah siklus penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart:

Gambar 2: Siklus PTK Sthepen Kemmis dan Robin Mc Taggart Mulyana (2012: 70-71) satu siklus terdiri dari empat langkah, antara lain: 1. Perencanaan

Rencana merupakan langkah untuk memulai tindakan yang akan dilakukan oleh guru.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan.

3. Pengamatan

(42)

Merefleksikan tentang proses dan dampak tindakan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

B. Pengertian PTK

Menurut Lewin (Arifin, 2009:96), PTK merupakan salah satu penelitian dari penelitian pendidikan. PTK merupakan cara guru mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau cara berkolaborasi dengan guru lain kompetensi profesional.

Menurut Arifin (2009:98) PTK sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang praktik atau situasi pendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

Menurut Natawijaya dalam Muslich (2009:8) PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan konstektual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.

Dari ketiga pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa PTK adalah suatu tindakan penelitian dengan memberi tindakan nyata yang bertujuan memperbaiki keadaan atau situasi kelas.

C. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

(43)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri Tegal Harjosemester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah 14 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah meningkatkanprestasi belajar siswa melalui metode Jigsaw.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat belas bulan, dihitung mulai bulan April 2015 - Juni 2016.

D. Desain Penelitian

Berikut desain penelitian yang dirancangolehpeneliti. Adapun didalamnya terdapat persiapan setiap siklus dan pelaksanaan setiap siklus yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Persiapan Setiap Siklus

Persiapan yang harus dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu:

a. Mewawancarai guru kelas yang bersangkutan. Bertanya mengenai banyak hal yang terkait dengan masalah yang akan dibahas. b. Meminta izin pada guru kelas dan Kepala Sekolah untuk

mengobservasi langsung didalam kelas.

(44)

d. Membuat gambaran awal mengenai prestasi belajar siswa kelas III, mengenai KD dan materi yang akan dibahas

2. PelaksanaanSetiapSiklus

Setelah persiapan selesai, maka dibuatlah rencana tindakan di dalam siklus setiap pertemuan, sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat bahan presentasi guru mengenai model yang diterapkan, menyiapkan berbagai masalah yang sesuai dengan SK KD, penyusunan silabus, RPP, materi ajar, instrumen penilaian, instrumen pengumpulan data, rubrik pengamatan, dan soal evaluasi. Penelitian akan dilakukansecara kolaborasi antar peneliti dan guru kelas.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus akan dilaksanakan dalam dua (2) kali pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran.

Pertemuan I: Kegiatan awal

1) Siswa diberikan sebuah masalah yang berhubungan dengan meteri yang akan diajarkan didalam kehidupannya.

2) Siswa mendengarkan garis besar pembelajaran yang disampaikan guru.

(45)

Siswa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pertemuan 1, meliputi:

3) Kelas dibagi dalam kelompok menjadi 3 sampai 4 kelompok (kelompok asal)

4) Masing-masing kelompok mendapatkan materi yang berbeda 5) Setiap anggota kelompok mendapatkan nomor yang berbeda, setiap anggota kelompok yang memiliki nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok baru (kelompok ahli) 6) Didalam kelompok ahli mereka mempelajari materi yang

ada dalam kelompok tersebut

7) Setelah semua siswa selesai mempelajari materi dalam kelompok ahli mereka kembali ke kelompok asal

8) Dalam kelompok asal mereka mengkomunikasikan yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli pada anggota kelompoknya

9) Setelahsemuaanggotakelompokmengertidengansemuamateri, maka guru memberikansoalevaluasi

10)Soalevaluasidikerjakansecaraindividu c. Pengamatan

(46)

Pengamatan ini sendiri terdiri dari pengamatan proses pembelajaran dan pengamatan hasil pembelajaran.Pengamatan proses pembelajaranbertujuan untuk mengamati apakah proses pembelajaran sudah baik sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah menerapkan pembelajaran tipe Jigsaw. Selain itu, pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan kendala yang dialami selama proses pembelajaran di kelas.

Pengamatan hasil pembelajaran dengan memberikan kuisioner, pre test, dan post test. Kuisoner diberikan pada seluruh siswa saat sebelum siklus dilakukan dan pada saat siklus selesai dilakukan.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti dan guru mengevaluasi bagaimana proses kegiatan berlangsung, apakah ada kemajuan, dan kendala apayang dialami selama proses kegiatan belajar mengajar. Hasil refleksi digunakan sebagaibahan pertimbangan untuk melakukan siklus selanjutnya atau tidak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Berikut beberapa cara yang peneliti lakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, diantaranya:

1. Tes

(47)

dan kemampuan dari subjek penelitian (Trianto, 2010).Pendapat lain mengeatakan jika tes adalah sebagai instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misal untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi pelajaran tersebut (Sanjaya, 2013). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa tes objektif pilihan ganda yang dilakukan disetiap akhir siklus untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

2. Non Tes a. Observasi

Observasi adalah pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Observasi disebut juga dengan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, bahkan bisa melalui pengecapan (Trianto, 2010). Observasi yang dilakukan peneliti untuk mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa pada saat bekerja dalam kelompok secara personal atau individu.

b. Dokumentasi

(48)

dari aspek kognitif. Peneliti mendokumentasikan daftar nilai prestasi belajar PKn siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiono, 2011: 148). Untuk mendapatkan data dari variabel prestrasi belajar maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan soal tes tertulis. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pengumpulan data prestasi belajar menggunakan teknik tes untuk melihat hasil prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk menggumpulkan data adalah soal tes tertulis. Tes berupa soal evaluasi yang berbentuk pilihan ganda sejumlah 20 soal untuk kedua siklus.

Kisi-kisi Instruman Penelitian

Untuk mendapatkan data dari prestasi belajar siswa, maka peneliti menyusun instrumen sebagai berikut:

(49)

Tabel 1. Kisi-kisi soal Evaluasi siklus I

Indikator No soal Jumlah Soal

Mendefinisikan pengertian harga diri 1,2,3,4,5,6, 6 Menjelaskan pentingnya seseorang

Tabel 2.Kisi-kisi soal Evaluasi siklus II

Indikator No soal Jumlah Soal

Menjelaskan bentuk menghargai diri

sendiri 1,2,3,4,5,6, 6

Membedakan kelebihan dan kekurangan diri sendiri

7, 8,9,10,11,

12,13 7

Membuktikan bentuk harga diri sendiri terhadap sesama

14,15,16,17,18,

19,20 7

Jumlah 20

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas

(50)

Berikut ini dikemukakan cara pengujian validitas menurut Sugiyono dalam metode penelitian pendidikan:

1) Validasi konstruk

Menurut Masidjo (2010: 243) validitas konstruk adalah suatu validasi yang menunjukkan sampai dimana isi alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut/konstruksi teoritis yang mendasi disusunya alat ukur tersebut. Uji validitas konstruk untuk penelitian ini yaitu instrumen yang digunakan untuk prestasi belajar siswa yang dilakukan oleh para ahli (expert judgement).

2) Validitas isi

Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana suatu isi alat pengukur mencerminkan hal yang akan diukur. Validitas isi dalam penelitian ini diuji dengan pendapat para ahli (expert judgement).

3) Validitas eksternal (empiris)

(51)

b. Uji Validitas Instrumen Penelitian 1) Validitas perangkat pembelajaran

Perangkat peneitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP, LKS, dan materi pembelajaran. Validasi perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan expert judgement. Perhitungan validasi dihitung menggunakan perangkat sebagai berikut:

Tabel 3. Perhitungan Validasi Silabus Perangkat

Tabel 4. Perhitungan Validasi RPP Perangkat

Tabel 5. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

4 Baik sekali

3 – 3,9 Baik

2 – 2,9 Kurang

1 – 1,9 Kurang baik

(52)

kriteria baik.Berdasarkan kriteria tersebut, maka perangkat pembelajaran layak digunakan.

2) Uji validitas soal tes

Tabel 6. Hasil Validasi Soal Tes Siklus 1

Nomor r hitung r tabel Keterangan

Hasil perhitungan menggunakan SPSS 20.0 diketahui soal siklus 1 bahwa dari 20 butir soal yang ditujukan kepada 14 siswa jumlah soal yang alid adalah 6 soal yaitu nomor 4, 5, 9, 10, 18, dan 19.

(53)

valid adalah soal yang apabila r hitung < r tabel. Kisi-kisi soal pilihan ganda siklus 1 setelah validasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Kisi-kisi soal evluasi siklus 1 sesudah validasi

Indikator Nomor soal Jumlah Soal

Mendefinisikan pengertian harga diri 4,5 2 Menjelaskan pentingnya seseorang

Tabel 8. validasi soal tes Siklus 2

(54)

Hasil perhitungan menggunakan SPSS 20.0 diketahui soal siklus 2 bahwa dari 20 butir soal yang ditujukan kepada 12 siswa jumlah soal yang alid adalah 12 soal yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, dan 17.

Soal yang valid sudah memuat semua indikator yang dibuat peneliti, sehingga instrumen dapat digunakan untuk penelitian. Saoal dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel, dan soal yang dinyatakan tidak valid adalah soal yang apabila r hitung < r tabel. Kisi-kisi soal pilihan ganda siklus 2 setelah validasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Kisi-kisi soal evluasi siklus 2 sesudah validasi

Indikator Nomor soal Jumlah Soal

Menjelaskan bentuk menghargai diri sendiri 2,3,4,5 4 Membedakan kelebihan dan kekurangan

diri sendiri

8,9,10,11 4

Membuktikan bentuk harga diri sendiri terhadap sesama

14,15,16,17 4

Jumlah 12

c. Reliabilitas

(55)

koefisien korelasi yang menunjukkan derajat hubungan antara dua hasil pengukuran yang diperoleh dari instrumen atau prosedur yang sama. Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan cara empiris dengan menguji melalui lapangan. Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas suatu tes menurut Masidjo (2010: 209) dapat ditentukan dengan kualifikasi tabel berikut:

Tabel 10. Kriteria Kualifikasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

Berdasarkan perhiungan menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil koefisisan reliabilitas soal tes siklus I adalah -0,511 yang tergolong cukup

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

(56)

Berdasarkan perhiungan menggunakan SPSS 20 diperoleh hasil koefisisan reliabilitas soal tes siklus II adalah 0,875 yang tergolong tinggi.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010: 335) analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil catatan di lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam bentuk kategori, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami. Data analisis dalam penelitian ini adalah data prestasi belajar PKn selama proses pembelajaran.

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai pekerjaan soal evaluasi yang diberikan peneliti pada ahkir setiap siklus. Analisis data prestasi belajar siswa dengan melihat kondisi awal, ahkir siklus 1, dan ahkir siklus 2. Langkah-langkah penskoran soal evaluasi, sebagai berikut:

a. Penskoran nilai Nilai benar = 1 Nilai salah = 0

b. Perhitungan jumlah skor yang diperoleh setiap siswa c. Menghitung nilai siswa dengan rumus:

Nilai ahkir = � � ℎ�

d. Menghitung nilai rata-rata kelas � ℎ � �ℎ �

� ℎ �

(57)

Persentase = � ℎ � � � �

� ℎ � �ℎ � � %

I. Indikator Keberhasilan

Tabel 11. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa

Variabel Kondisi Awal Siklus 1 Siklus2

Rata-rata nilai

J. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 14 bulan yaitu mulai dari April 2015 sampai Juni 2016. Jadwal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Jadwal Penelitian

(58)

Pengolahan data Penyusunan laporan

(59)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN A. Hasil Penelitian

1. Pra siklus

Tahapan persiapan dalam proses penelitian ini berawal dengan pemilihan sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian. Peneliti meminta izin pada kepala sekolah dan guru kelas yang akan dilakukan penelitian. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengobservasi, wawancara dengan guru kelas, dan menggumpulkan data awal. Hasil wawancara dengan guru kelas diketahui bahwa nilai rata-rata kelas tahun sebelumnya untuk KD percaya diri adalah 60,42 sedangkan siswa yang mencapai KKM sebanyak 57,8%. Setelah peneliti mengetahui keadaan kelas, peneliti kemudian merumuskan masalah berdasar observasi kelas III SD Negeri Tegalharjo. Setelah rumusan masalah terbentuk dilanjutkan dengan menyusun proposal dan mengaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok serta penyusunan rencana siklus setiap pertemuannya.

2. Pelaksanaan siklus I a) Tahap Perencanaan

(60)

bahan ajar, soal kelompok ahli, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran ini kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing, guru kelas, dan validator. Perangkat pembelajaran ini kemudian diperbaiki sesuai kritik dan saran yang telah diberikan.

b) Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan satu pertemuan pada tanggal 4 Mei 2015 pukul 09.15 – 10.25. Kegiatan pemebelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan diawali membagi kelompok asal kemudian dipecah menjadi kelompok ahli.

Pertemuan ini diawali dengan membagi kelas menjadi 3 kelompok asal yang terdiri dari 4-5 anak.Kemudian siswa membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli yang mendapatkan berbagai materi yang berbeda, didalam kelompok ahli para peserta didik diajak untuk mempelajari materi pokok mulai dari pengertian harga diri, pentingnya harga diri, dan bentuk dari harga diri. Kelompok ahli mengerjakan soal kelompok yang diberikan jika sudah selesai berdiskusi.

(61)

c) Refleksi

Setelah melakukan siklus 1, peneliti melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Kekurangan dan kelebihan model kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:

Kekurangan model kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:

1) Beberapa siswa bingung karena ada dua kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) dalam satu pembelajaran

2) Belum semua siswa memahami bacaan yang diberikan, sebagian anak membaca bacaan yang diberikan namun tidak selesai membaca.

3) Ketika kembali kekelompok asal untuk memberikan apa yang telah mereka pahami dalam kelompok ahli sebagian siswa malah ramai dengan siswa lain, sehingga materi yang ingin disampaikanpun tidak sesuai dengan harapan.

Kelebihanmodel kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran yang dilaksanakan terasa lebih singkat.

2) Siswa terlihat lebih antusias ketika diberi bacaan, dan contoh harga diri

(62)

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari wawancara dengan guru kelas dan dari soal evaluasi yang telah disebar setelah pembelajaran berlangsung. Data prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 13. Evaluasi Sesudah Siklus I

Nomor Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Q 75 Tuntas

Jumlah siswa yang mencapai KKM 9

Persentase siswa yang mencapai KKM 64,2%

3. Pelaksanaan siklus II a) Tahap Perencanaan

(63)

guru kelas, dan validator. Perangkat pembelajaran ini kemudian diperbaiki sesuai kritik dan saran yang telah diberikan.

b) Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan dua pertemuan pada Senin tanggal 11 Mei 2015 dan 25 Mei 2015 pukul 09.15 – 10.25. Kegiatan pemebelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan diawali membagi kelompok asal kemudian dipecah menjadi kelompok ahli.

Pertemuan pertama, diawali dengan membagi kelas menjadi 3 kelompok asal yang terdiri dari 4-5 anak. Kemudian siswa membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli yang mendapatkan berbagai materi yang berbeda, didalam kelompok ahli para peserta didik diajak untuk mempelajari materi pokok mulai dari bentuk menghargai diri sendiri, kelebihan atau kekurangan diri sendiri, dan bentuk harga diri terhadap sesama. Kelompok ahli mengerjakan soal kelompok yang diberikan jika sudah selesai berdiskusi. Setelah semua kelompok selesai mengejakan soal kelompok ahli, masing-masing kelompok presentasi didepan kelas. Hal yang dinilai pada pertemuan ini adalah presentasi kelompok ahli.

(64)

selelsai membaca kembali ketempat duduk dan mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Penilaian dalam pertemuan kedua ini berupa penilaian soal evaluasi.

c) Refleksi

Setelah melakukan siklus II, peneliti melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran. Kekurangan dan kelebihan model kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:

Kekurangan model kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:

1) Beberapa siswa belum mampu mengidentifikasikan bentuk dari harga diri meraka

Kelebihan model kooperatif tipe Jigsaw pada pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:

3) Siswa mampu mengelompokkan kelemahan dan kelebihan dari masing-masing anggota kelompok, karena adanya kolom yang memisahkan keduanya.

4) Siswa terlihat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. d) Hasil Penelitian Siklus II

(65)

Tabel 14. Evaluasi Setelah Siklus II

Nomor Nama Siswa Nilai Keterangan

1 A 65 Tuntas

Rata-rata nilai 62,5

Jumlah siswa yang mencapai KKM 9

Persentase siswa yang mencapai KKM 75%

B. Pembahasan

(66)

Tujuan kedua penelitian ini adalah membuktikan bahwa model kooperatif tipe Jigsaw mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Secara umum, setelah dilakukan pengamatan prestasi siswa memang masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang masih berada dibawah KKM. Peneliti menerapkan pembelajaran Koopratif tipe jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn.

Siklus I dilaksanakan dalam satu pertemuan yaitu pada hari Senin, 4 Mei 2015 pukul 09.15 – 10.25. Pada siklus pertama ini siswa diminta untuk menyelesaikan soal evaluasi dengan menganalisis perbedaan pengertian, pentingnya, dan bentuk harga diri seseorang. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan pada hari Senin, 11 Mei 2015, dan Senin, 25 Mei 2015 pada pukul 09.15 – 10.35. Pada pertemuan pertama siswa diajak untuk mempelajari pokok bahasan berupa bentuk menghargai diri, kelebihan dan kekurangan diri, serta bentuk harga diri terhadap sesama. Hal yang dinilai pada pertemuan pertama adalah penilaian kelompok pada masing-masing pokok bahasan. Pada petemuan kedua masing-masing siswa mempelajari masing-masing pokok bahasan yang telah diberikan, penilaian pada pertemuan kedua berupa soal evaluasi untuk dikerjakan secara individu.

(67)

II. Kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada siklus I djadikan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki siklus II agar sesuai target.

Gambar 3. Grafik Persentase Siswa yang Mencapai KKM

Gambar 3 menunjukkan presentase jumlah siswa yang mancapai KKM mengalami peningkatan. Dari kondisi awal sebesar 57,8% menjadi 64,2% pada siklus 1, dan meningkat menjadi 75% pada siklus 2. Peningkatan prestasi siswa berdasar nilai rata-rata kelas.

(68)

Gambar 4. Nilai Rata-rata Prestasi Belajar Siswa

Gambar 4 menunjukkan peningkatan nilai rata-rata siswa mulai dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Rata-rata nilai yang diperoleh dari kondisi awal adalah 60,42 menjadi 61,78 pada siklus 1, dan meningkat menjadi 62,5 pada siklus 2. Rata-rata siswa diperoleh dari jumlah nilai setiap siswa dibagi jumlah siswa.

Data prestasi belajar diperoleh dari masing-masing soal eavaluasi diahkir siklus I dan siklus II. KKM mata pelajaran PKn kelas 3 SD N Tegalharjo adalah 64. Siswa dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai 64 atau lebih.Persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal adalah 57,8 % dengan nilai rata-rata 60,42. Persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 64,2% dengan nilai rata-rata 61,78. Data prestasi belajar diperoleh dari hasil evaluasi diahkir setiap siklus. Persentase siswa yang

(69)

mencapai KKM pada siklus II sebanyak 75% dengan nilai rata-rata 62,5. Hasil yang ada telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, sehingga peneliti tidak perlu melajutkan ke siklus III.

(70)

51 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SD N Tegalharjo tahun ajaran 2014/2015 menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw dapat dilakukan dengan langkah berikut: 1) pengajuan masalah, 2) pengelompokkan, 3) kerjasama tim, 4) mempresentasikan;

b. Penerapan model pembelajaran koopetif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD Negeri Tegalharjo. Hal ini ditunjukkan oleh adanya persentase siswa yang memcapai KKM kelas (64), dari kondisi awal 57,3% meningkat menjadi 64,2% pada siklus I, dan menjadi 75% pada siklus II. Rata-rata nilai dari kondisi awal sebesar 60,42 menjadi 61,78 pada siklus I, dan meningkat menjadi 62,5 pada siklus II. B. Keterbatasan Penelitian

(71)

a. Berkaitan dengan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain belum optimal. Hal ini karena siswa masih belum tahu cara menjelaskan materi kepada teman lainnya.

b. Berkaitan dengan penyusunan materi pembelajaran yang dirasa masih kurang, karena menggunakan satu sumber pembelajaran.

c. Beberapa siswa masih merasa kebingungan dengan model pembelajaran yang diterapakan, sehingga suasana di dalam kelas cenderung gaduh dan guru selalu menenangkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif apabila siswa sudah mengetahui cara menjelaskan materi pada siswa lain. Sebaiknya guru memberikan rambu-rambu cara untu menjelaskan materi pada satu siswa ke siswa yang lain

b. Untuk persiapan yang lebih matang, sebaiknya gunakan lebih banyak referensi sumber belajar setidaknya lebih dari dua.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelasuntuk Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas. Yogya karta: Aditya Media.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Pendidikan Kota Bandung. 2004. Model – model Pembelajaran. Bandung : SMP Kartika XI.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, Miftakul. 2012. Cooperatif Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan Terapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mulyasa. 2012. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Andi Offset.

Muslich, Mansyur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah, Pedoman Bagi Guru Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

(73)

Sharan, Shlomo. 2012. The Handbook of Cooperatif Learning. Yogyakarta: Familia.

Singer, Kurt. 1973. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung: Remadja Karya.

Siregar, Eveline & Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa Media.

Tim Redaksi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahab, Abdul Aziz. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

(74)
(75)
(76)
(77)

Data nilai siswa Kelas III Semester genap Tahun 2013/2014

SK : 3. Memiliki harga diri sebagai individu KD : 3.1. Mengenal pentingnya harga diri

Responden Nilai KKM Keterangan

1 66 64 Tuntas

Pensentase Kelulusan 57,8%

(78)

Lampiran 4. Expert Judgement (yang belum diisi) Yth. Bapak/ibu dosen

Berhubungan dengan akan diakannya penelitian dengan judul “Meningkatan Prestasi Belajar PKn siswa kelas III SDN Tegalharjo dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw tahun pelajaran 2014/2015”,peneliti mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai instrumen pembelajaran akan digunakan untuk mengumpulkan data. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan tanda check (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/ Ibu serta memberikan komentar/saran terhadap instrumen berikut pada kolom yang tersedia.

Pedoman penskoran :

Skor 4 : baik sekali

Skor 3 : baik

Skor 2 : kurang

Skor 1 : kurang sekali

Kisi-kisi : terlampir

Lembar penilaian instrumen : terlampir

Besar harapan kami agar Bapak/ Ibu dapat menilai instrumen berikut. Atas perhatian dan kerjasama dari Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, 2 Mei 2015 Peneliti

(79)

INSTRUMEN VALIDASI DESAIN PEMBELAJARAN

Yth. Bapak/Ibu Validator

Dengan ini peneliti mohon kepada Bapak/Ibu berkenan untuk memberikan penilaian terhadap isntrumen pembelajaran yang telah peneliti buat dengan melingkari salah satu angka 1,2,3 atau 4. Peneliti sangat mengharapkan masukan dari Bapak/Ibu pada kolom komentar yang tersedia sebagai acuan dalam perbaikan.

A. Silabus

No Komponen Penilaian Skor Komentar

1. Kelengkapan unsur-unsur

silabus 1 2 3 4

2. Kesesuaian antara SK, KD,

dan indikator 1 2 3 4

3. Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan indikator pencapaian

1 2 3 4 4. Kesesuaian alokasi waktu

dengan materi dan kegiatan pembelajaran

1 2 3 4 5. Kesesuaian teknik penilaian

dengan indikator 1 2 3 4

6. Cakupan sumber belajar

dan media yang digunakan 1 2 3 4 7. Penggunaan bahasa dan tata

tulis baku 1 2 3 4

Total skor keseluruhan

Komentar Umum

(80)

1. Kelengkapan unsur-unsur

RPP 1 2 3 4

2. Kesesuaian rumusan indikator pencapaian dengan SK dan KD

1 2 3 4 3. Kesesuaian rumusan tujuan

pembelajaran dengan SK, KD dan indikator

1 2 3 4 4. Kesesuaian materi ajar

dengan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran

1 2 3 4 5. Ketepatan pemilihan

model/metode pembelajaran 1 2 3 4 6. Kesesuaian kegiatan

pembelajaran dengan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran

1 2 3 4

7. Ketepatan penilaian dengan

indikator pencapaian 1 2 3 4 8. Cakupan sumber belajar

yang digunakan 1 2 3 4

9. Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator dan tujuan

1 2 3 4 10. Kesesuaian materi ajar

dengan materi pokok 1 2 3 4 11. Kesesuaian LKS dengan

indikator dan tujuan 1 2 3 4 12. Kesesuaian rubrik penilaian

dengan indikator dan tujuan 1 2 3 4 13. Penggunaan bahasa dan tata

tulis baku 1 2 3 4

(81)

Komentar Umum

Kelayakan instrumen (diambil dari penggabungan nilai Silabus dan RPP) 1. Layak digunakan tanpa perbaikan

2. Layak digunakan dengan diperbaiki 3. Kurang layak digunakan

4. Tidak layak digunakan Rekomendasi secara keseluruhan :

………

………

………

………

Yogyakarta, ……….

Validator Rubrik kelayakan instrumen: 0 – 20 = tidak layak

21 – 40 = kurang layak

(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)

Gambar

Gambar 1 Literature Map Penelitian yang Relevan ........................... 18
Gambar 2: Siklus PTK Sthepen Kemmis dan Robin Mc Taggart
Tabel 2.Kisi-kisi soal Evaluasi siklus II
Tabel 3. Perhitungan Validasi Silabus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

e-Learning merupakan konsep pengajaran dan pembelajaran yang mengimplementasikan teknologi informasi dan komunikasi menggunakan internet, e- learning juga harus

ern issues by way of trying to establish a new Qur'ànic exegesis, void of the heary classical reliance on tadition in the classical commen- taries of the Qur'àn. In

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN DAFTAR NAMA UNTUK DINILAI OLEH PENILAI I DAN II.. SIDANG TANGGAL: 27