• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 23 Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor: Per-178/PJ/2006.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 23 Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor: Per-178/PJ/2006."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pajak sebagai salah satu sektor penerimaan negara mempunyai kontribusi yang sangat besar. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar. Pajak sebagai sumber penerimaan negara tersebut digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Jasa merupakan salah satu jenis penghasilan yang dikenakan pajak. Tarif pemungutan pajak atas jasa diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor SE.04/Pj.31/2002 tentang jenis jasa lain dan perkiraan penghasilan neto, yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006. Dengan adanya perubahan dalam undang-undang ini, maka telah terjadi perubahan dalam tarif pemungutan PPh Pasal 23. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan yang terjadi dalam tarif pemungutan PPh Pasal 23 tersebut dengan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa komputer dan perangkatnya, untuk tahun 2005 dan 2006.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode pengujian hipotesis dengan jenis penelitian hipotesis hubungan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik dengan uji Paired Sample T-Test.

Hasil penelitian yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pajak penghasilan pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah penetapan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006. Perbedaan ini dianggap cukup menguntungkan bagi perusahaan karena jumlah pajak yang dipungut yang sebelumnya adalah 6% dari pendapatan bersih, dengan adanya peraturan baru turun menjadi sebesar 4,5% dari pendapatan bersih.

Kata Kunci: Pajak Penghasilan Pasal 23, Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006

(2)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemampuan dan kekuatan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 23 Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006” disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Selama menyusun skripsi ini maupun dalam mengikuti kegiatan akademik lainnya, banyak sekali pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dukungan, doa, serta semangat yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terkasih dan terhormat:

1. Ibu Elyzabet I. Marpaung, S.E., M.Si., Ak., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

(3)

3. Bpk Tedy Wahyusaputra, S.E., M.M., selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

4. Ibu Se Tin, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

5. Bapak Trimanto S. Wardoyo, S.E., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

6. Ibu Ita Salsalina Lingga S.E., M.Si., Ak. selaku dosen wali yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama proses perkuliahan dari awal hingga akhir.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

8. Ka Luxky selaku petugas di Pojok BEJ Universitas Widyatama yang telah membantu menyediakan data untuk keperluan penelitian ini.

9. Yang tercinta Mama, Papa, cici, koko serta dede yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan yang sangat berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Ko Vincent yang udah banyak bantuin, baik waktu, tenaga dan pikiran; ngasi ide, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Thanks buat David buat semua supportnya, and thanks for all !

12.Natalia, temen seperjuangan dari semester satu yang uda banyak bantuin dan nyemangatin. Keep friend 4eva ya…

13.Buat semua temen-temen di MBC Consultant, makasih ya buat semuanya.

(4)

14.Jimy, Sandi, Arline, Rey, Ennavita, Adi, Asun, Noni, dll. Thanks buat semua bantuan, semangat dan pemberitahuannya ya.. =)

15.Seluruh rekan dan sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan, semangat serta bantuan kepada penulis, khususnya teman-teman di Universitas Kristen Maranatha.

16.Dan kepada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, wawasan dan waktu. Oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran guna perbaikan dan penyempurnaan.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang menggunakannya.

Bandung, Januari 2008

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah...4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...4

1.4 Kegunaan Penelitian ...5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba ...9

2.2 Ketentuan Umum Perpajakan Indonesia... 10

2.2.1 Sejarah Perpajakan... 10

(6)

2.2.2 Pengertian Pajak ... 11

2.2.3 Fungsi Pajak... 13

2.2.4 Penggolongan Jenis Pajak... 14

2.2.5 Sistem Pemungutan Pajak... 16

2.2.6 Tarif Pajak... 17

2.2.7 Utang Pajak... 19

2.2.7.1 Saat Timbulnya Utang Pajak ...19

2.2.7.2 Cara Pengenaan Utang Pajak ...19

2.2.7.3 Hapusnya Utang Pajak ...21

2.2.8 Pengertian Wajib Pajak... 22

2.2.8.1 Wajib Pajak ... 22

2.2.8.2 NPWP ... 22

2.2.8.3 Pendaftaran NPWP... 23

2.2.8.4 Penghapusan NPWP... 24

2.3 Pajak Penghasilan ... 25

2.3.1 Subjek Pajak ... 25

2.3.1.1 Subjek Pajak Dalam Negeri ... 27

2.3.1.2 Subjek Pajak Luar Negeri... 27

2.3.1.3 Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan ... 28

2.3.2 Objek Pajak... 29

2.3.2.1 Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan... 31

2.4 Pajak Penghasilan Pasal 23... 34

(7)

2.4.2 Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 23 ... 35

2.4.3 Penghasilan yang Dikecualikan dari Pemotongan PPh Pasal 23 ... 36

2.4.4 Tarif dan Penghitungan PPh Pasal 23... 37

2.4.5 Dasar Pemotongan PPh Pasal 23 ... 38

2.4.6 Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 ... 44

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...46

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...46

3.2 Metode Penelitian ...52

3.2.1 Metode yang Digunakan ...52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...52

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data...53

3.2.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian...60

4.2 PPh Pasal 23 Sebelum Penerapan Peraturan...61

4.3 PPh Pasal 23 Sesudah Penerapan Peraturan ...63

4.4 Hasil Penelitian ...64

4.4.1 Uji Normalitas...64

4.4.2 Uji Hipotesis ...65

(8)

4.5 Pembahasan...67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...68 5.2 Saran ...69

DAFTAR PUSTAKA ...70 LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 2.1 Perkiraan Penghasilan Neto atas Penghasilan dari Persewaan

Tanah dan atau Bangunan……….. 39

Tabel 2.2 Perkiraan Penghasilan Neto atas Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Lain yang Atas Imbalannya Dipotong Pajak Penghasilan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 ……….. 40

Tabel 2.3 Perkiraan Penghasilan Neto atas Penghasilan dari Persewaan Tanah dan atau Bangunan……….. 42

Tabel 2.4 Perkiraan Penghasilan Neto atas Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Lain yang Atas Imbalannya Dipotong Pajak Penghasilan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf C Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 ……….. 43

Tabel 4.1 Data Pendapatan Bersih……….. 61

Tabel 4.2 Pajak Pasal 23 Sebelum Penetapan Peraturan……… 62

Tabel 4.3 Pajak Pasal 23 Sesudah Penetapan Peraturan………. 63

Tabel 4.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 64

Tabel 4.5 Paired Samples Statistics……… 65

Tabel 4.6 Paired Samples Correlations……….. 66

Tabel 4.7 Paired Samples Test………... 66

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Setoran Pajak Lembar 1-5. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23.

Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 / 26. Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 ( final )

Surat Pemberitahuan ( SPT ) Masa PPh Pasal 23 dan atau Pasal 26. Berita Acara Bimbingan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, negara membutuhkan biaya yang besar guna pengelolaan operasional sebuah negara.

Berdasarkan hal tersebut negara membutuhkan pemasukan-pemasukan sebagai sumber dana. Pemasukan-pemasukan negara untuk membiayai pengelolaan operasional negara dapat berasal dari berbagai sektor, seperti perdagangan, pariwisata, ekspor impor, tambang dan migas, pajak, perkebunan, pinjaman luar negeri, dan lain-lain.

Pajak sebagai salah satu sektor penerimaan negara mempunyai kontribusi yang sangat besar. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar. Pajak sebagai sumber penerimaan negara tersebut digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pentingnya penerimaan pajak terhadap penyediaan dana untuk pembangunan dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2006, dimana dari total Rp 539,4 triliun rencana

1

(12)

Bab I Pendahuluan 2

penerimaan negara, sektor pajak mendominasi penerimaan negara sekitar Rp 402.1 triliun atau sekitar 13,4% terhadap Produk Domestik Bruto.

Sasaran dari pemungutan pajak adalah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat secara merata, yaitu dengan melakukan pembangunan di berbagai bidang dan di segala sektor. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan.

Pembangunan Nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

(13)

Bab I Pendahuluan 3

Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, akan diikuti pula dengan kebijakan-kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak merupakan fenomena yang akan selalu berkembang di masyarakat.

Penghasilan merupakan salah satu objek yang dikenakan pajak oleh pemerintah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000. Jasa merupakan salah satu jenis penghasilan yang dikenakan pajak. Tarif pemungutan pajak atas jasa diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor SE.04/Pj.31/2002 tentang jenis jasa lain dan perkiraan penghasilan neto sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf C Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

Dengan adanya perubahan dalam undang-undang ini, maka telah terjadi perubahan dalam tarif pemungutan PPh Pasal 23. Perubahan tarif dalam PPh Pasal 23 ini bukanlah perubahan tarif yang semakin membesar, tetapi justru semakin mengecil. Perubahan tarif yang semakin kecil ini dikarenakan pemotongan PPh Pasal 23 yang terlalu banyak memotong penghasilan masyarakat, terutama dalam penghasilan jasa.

Dengan diubahnya tarif pemungutan PPh Pasal 23 maka akan dapat meningkatkan laba perusahaan sekaligus menghemat PPh Pasal 23 terutang. Sehingga dengan adanya penghematan dan peningkatan laba ini, perusahaan akan dapat mengalokasikan kelebihan dana dari penghematan pembayaran PPh-nya pada pembayaran biaya-biaya perusahaan lainnya.

(14)

Bab I Pendahuluan 4

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai laba yang diperoleh perusahaan dengan adanya perubahan tarif pemungutan PPh Pasal 23. Penelitian ini disusun dalam skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 23 Perusahaan Sebelum dan Sesudah Penerapan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk membahas masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah PPh Pasal 23 yang dipungut dari perusahaan sebelum ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

2. Bagaimanakah PPh Pasal 23 yang dipungut dari perusahaan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada PPh Pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(15)

Bab I Pendahuluan 5

1. Untuk mengetahui bagaimana PPh Pasal 23 yang dipungut dari perusahaan sebelum ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

2. Untuk mengetahui bagaimana PPh Pasal 23 yang dipungut dari perusahaan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada PPh Pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dan pemahaman yang cukup baik mengenai Pajak Penghasilan terutama pasal 23. Penelitian ini juga ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi bahan evaluasi perusahaan dalam perubahan tarif pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 23;

3. Bagi Lingkungan Perguruan Tinggi

(16)

Bab I Pendahuluan 6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan rekan-rekan mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi pengetahuan perpajakan khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Dalam menjamin kelangsungan pembiayaan pembangunan nasional, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Perusahaan sebagai badan yang melakukan kegiatan usaha merupakan subjek pajak. Hal ini diatur dalam pasal 23 Undang-undang Pajak Penghasilan, yaitu UU RI No. 7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 7 tahun 1991 kemudian diubah dengan UU RI No. 10 tahun 1994 dan terakhir diubah lagi dengan UU RI No. 17 tahun 2000. Menurut Waluyo (2006:187) mengemukakan bahwa:

“Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh Badan Pemerintah atau Subjek Pajak Dalam Negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya”.

(17)

Bab I Pendahuluan 7

Berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Pajak ini, dijelaskan bahwa penghasilan yang terutang pajak penghasilan Pasal 23 diantaranya adalah penghasilan atas imbalan jasa, bisa sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, selain jasa yang telah dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21. Saat terutangnya pajak penghasilan pasal 23 adalah pada akhir bulan dilakukan pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan bersangkutan tergantung pada peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

Tarif pemotongan pajak yang dikenakan atas jasa adalah 15% dari Perkiraan Penghasilan Netto, dimana Perkiraan Penghasilan Netto ini dapat berbeda-beda sesuai dengan jasa yang digunakan. Untuk jasa pemanfaatan informasi di bidang teknologi, termasuk jasa internet dan jenis jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: SE.04/PJ.31/2002, besarnya Perkiraan Penghasilan Netto adalah 40% dari jumlah penghasilan.

Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006, besarnya perkiraan penghasilan netto adalah 30% dari jumlah bruto tidak termasuk PPN. Sehingga PPh 23 yang dipotong dari jasa ini adalah 15% x 30% x

penghasilan bruto. Sedangkan PPh 23 yang dipotong atas jasa ini berdasarkan

peraturan lama adalah 15% x 40% x penghasilan bruto. Subjek Pajak atau Penerima penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap.

(18)

Bab I Pendahuluan 8

Penurunan tarif atas jasa pemanfaatan informasi di bidang teknologi, jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa lainnya ini dapat menambah laba perusahaan yang cukup berarti. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut “Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pajak penghasilan pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah penetapan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: PER-178/PJ/2006”

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan jasa komputer yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang diperoleh dari Pojok Bursa yang terdapat di Universitas Widyatama Bandung. Penelitian atas Pajak Penghasilan pasal 23 ini dilakukan sejak bulan November 2007 sampai dengan selesai.

(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis perbandingan PPh Pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah penerapan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: per-178/PJ/2006, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pajak Penghasilan Pasal 23 perusahaan sebelum ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: per-178/PJ/2006 adalah cukup besar, sehingga memotong penghasilan perusahaan cukup besar pula, yaitu kurang lebih adalah 6% dari pendapatan bersihnya (untuk jenis jasa pemanfaatan informasi di bidang teknologi, termasuk jasa internet dan jenis jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan).

2. Pajak Penghasilan Pasal 23 perusahaan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: per-178/PJ/2006 adalah lebih kecil daripada sebelum penerapan peraturan baru, sehingga penghasilan perusahaan untuk jenis jasa pemanfaatan informasi di bidang teknologi, termasuk jasa internet dan jenis jasa sehubungan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan yang dipotong menjadi lebih kecil, yaitu kurang lebih adalah 4.5% dari pendapatan bersihnya.

(20)

Bab V Simpulan dan Saran 69

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam PPh Pasal 23 perusahaan sebelum dan sesudah ditetapkannya Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor: per-178/PJ/2006. Misalnya pada perusahaan PT Astra Graphia Tbk dimana pada pendapatan bersihnya tahun 2006 apabila dikenakan PPh Pasal 23 sebelum peraturan baru, maka pajak yang dipotong untuk penghasilan pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 5.502.640.418,40 dan apabila dikenakan PPh Pasal 23 sesudah peraturan baru, maka pajak yang dipotong untuk tahun tersebut adalah sebesar Rp 4.126.980.313,80. Dari sini dapat terlihat perbedaan yang cukup signifikan dalam pemotongan pajak perusahaan. Apabila diberdayakan, maka selisih tersebut dapat saja digunakan oleh perusahaan untuk menutupi biaya perusahaan yang lainnya.

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian, pembahasan dan analisis; maka penulis mencoba untuk memberikan saran-saran sebagai berikut

1. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar meneliti dalam bidang jasa lainnya, seperti jasa manajemen atau jasa konstruksi, dan jenis jasa lainnya.

2. Bagi perusahaan agar dapat memanfaatkan dengan baik perubahan tarif yang cukup menguntungkan ini, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dapat dirasa lebih membantu bagi perusahaan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Burton, Richard dan Wirawan B. Ilyas. 2001. Hukum Pajak, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, H. M. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE, Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, Depdiknas.

Niswonger, Rollin C.; Carl S. Warren; James M. Reeve; Philip E. Fess. 1999.

Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Erlangga, Jakarta.

Resmi, Siti. 2003. Perpajakan Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih. 2001. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta. Website Resmi Direktorat Jenderal Pajak, http://www.pajak.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan dominasi sumber daya batubara yang ada berupa batubara peringkat rendah yang berada pada kedalaman lebih dari 100 meter, teknologi Underground Coal Gasification (UCG)

kem bangan zakat di Indonesia. Ketiga, berkaitan de ngan aturan organik mengenai teknis pelaksanaan dari UU No 38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan za kat hanya dalam

Laporan keuangan adalah tolak ukur dalam menilai kesehatan perusahaan.IAI (2009:2) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-18/PJ/2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-26/PJ/2018, menyebutkan apabila

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kombinasi bahan organik dan varietas sorgum ratoon I yang tepat untuk produksi biomassa dan nira yang tinggi adalah pada dosis 10 ton/ha

Seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tersebut, pendekatan untuk pemetaan aktivitas ke aliran pengetahuan yang digunakan dalam pengembangan Moxie ini dilihat dari tujuan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran petugas kesehatan, guru dan orang tua dalam pelaksanaan UKGS dengan perilaku menyikat gigi

The Essentials Of Technical Communication By Elizabeth Tebeaux, Sam Dragga with simple web link, very easy download, and also finished book collections become our good services to