• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan Energi Potensial,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan Energi Potensial,"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PHET TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI PADA POKOK BAHASAN ENERGI POTENSIAL, ENERGI KINETIK DAN

ENERGI MEKANIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

FRANSISKA ERNAWATI NIM: 121424063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN MOTTO

Matius, 6:34

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Fransiska Ernawati. 2017. Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Dan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri Pada Pokok Bahasan Energi Potensial, energi Kinetik dan Energi Mekanik. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan

Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET dan apakah pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET dapat membuat peserta didik SMP Kanisius wonogiri Kelas VIII aktif dalam belajar.

Sempel dari penelitian ini ialah peserta didik kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Kanisius Wonogiri. Kelas VIII A merupakan kelas riset yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET, sedangkan kelas VIII B merupakan kelas Kontrol yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Instrument yang digunakan berupa soal pretest dan posttest serta lembar observasi keaktifan peserta didik. Hasil dari pretest dan posttest ini akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan program SPSS 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Fisika yang telah dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi PhET ini juga dapat membuat peserta didik aktif belajar.

(8)

ABSTRACT

Fransiska Ernawati. 2017. The Influence Of Learning With PhET Simulations Toward The Results Of The Study And The Activeness Of The Learners Junior High School Kanisius Wonogiri Class VIII On The Subject Of Potential Energy, Kinetic Energy And Mechanical Energy. Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research aims to know the improvement of the learning results of students of SMP Kanisius Wonogiri class VIII on the subject of potential energy, kinetic energy and mechanical energy by using PhET simulation and whether learning with PhET simulations can increase the activeness of the learners Junior High School Kanisius Wonogiri Class VIII.

This research has Sample class VIII A and VIII B grade Junior High School Kanisius Wonogiri. Class VIII A was taught using of PhET simulating while the class VIII B was taught using lectures methods. Instruments that are used are pretest, posttest and observation. Results from pretest and posttest will be analyzed statistically using SPSS program.

The results showed that the PhET simulation increases the knowledge of students in energy topics and the PhET simulation improves students activity.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa Tuhan Kami

Yesus Kristus atas berkat dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode

Simulasi PhET Terhadap Hasil Belajar Dan Keaktifan Peserta Didik Kelas VIII SMP Kanisius Wonogiri Pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi Kinetik Dan Energi Mekanik”. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan meraih gelar sarjana

pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD)

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma;

2. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, masukan, arahan, dukungan serta

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat dan bimbingan

selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing

Akademik Pendidikan Fisika yang telah memberikan arahan,

bimbingan, motivasi serta semangat selama penulis menempuh studi di

Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap karyawan secretariat JPMIPA yang telah memberikan

(10)
(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesa... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Pengertian Belajar ... 6

B. Hasil Belajar ... 7

C. Cara Belajar Siawa Aktif ... 8

D. Simulasi Komputer ... 9

E. Simulasi PhET ... 11

F. Ceramah Siswa Aktif ... 14

(12)

1. Pengertian Energi ... 15

2. Energi Mekanik ... 15

BAB III. METODE PENELITIAN... 18

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Waktu dan Tempat Penelitan ... 19

C. Subjek Penelitian ... 19

D. Treatmen ... 20

1. Kelompok Riset ... 20

2. Kelompok Kontrol ... 21

E. Instrumen Penelitian... 21

1. Tes Tertulis ... 22

2. Lembar Observasi ... 24

3. Lembar Kerja Siswa ... 26

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 26

1. Skoring ... 27

2. Klasifikasi ... 28

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ... 32

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 32

1. Persiapan Penelitian ... 33

2. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Hasil dan Analisis Data ... 40

1. Hasil Belajar Peserta Didik (Nilai pretest dan posttest) ... 40

2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik ... 47

C. Pembahasan ... 49

1. Peningkatan hasil belajar peserta didik ... 49

2. Hasil observasi keaktifan peserta didik didalam kelas ... 54

3. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Pre-test dan post-test control group design ... 19

Tabel 3. 2 kisi-kisi soal pretest dan posttest pilihan ganda ... 22

Tabel 3. 3 kisi-kisi soal pretest dan posttest essai ... 23

Tabel 3. 4 Kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar peserta didik ... 25

Tabel 3. 5 Keterangan Penskoran Soal Essai ... 28

Tabel 3. 6 klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar ... 29

Tabel 4. 1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas riset ... 34

Tabel 4. 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas kontrol. ... 37

Tabel 4. 3 Nilai pretest dan posttest hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol. ... 40

Tabel 4. 4 Uji-t independen nilai pretest kelas riset dan kelas kontrol ... 42

Tabel 4. 5 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Riset ... 43

Tabel 4. 6 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol ... 44

Tabel 4. 7 Tabel klasifikasi hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran kelas treatmen dan kelas kontrol ... 45

Tabel 4. 8 Uji T-Independen Nilai Posttest Peserta Didik Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol ... 46

Tabel 4. 9 Hasil observasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol .. 48

(14)

Gambar 1. Pretest kelas riset... 117

Gambar 2. Mengajar di kelas riset ... 118

Gambar 3. Posttest kelas riset ... 119

Gambar 4. Pretest kelas kontrol ... 120

Gambar 5. Mengajar di kelas kontrol ... 121

(15)

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Penelitian ... 64

Lampiran 2. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 65

Lampiran 3. Soal Pretest dan Posttest Kelas riset dan Kelas Kontrol ... 66

Lampiran 4. Kunci Jawaban ... 68

Lampiran 5. Lembar Observasi... 69

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa ... 71

Lampiran 7. RPP Kelas Riset... 73

Lampiran 8. RPP Kelas Kontrol ... 85

Lampiran 9. Hasil Pretest Kelas Riset ... 94

Lampiran 10. Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 98

Lampiran 11. Hasil Posttest Kelas Riset ... 100

Lampiran 12. Hasil Posttest Kelas Kontrol... 104

Lampiran 13. Jawaban Dari LKS Kelas Riset ... 106

Lampiran 14. Hasil observasi Kelas Riset (Observer 1dan 2) ... 112

Lampiran 15. Hasil Observasi Kelas Kontrol (observer 1 dan 2) ... 114

(16)

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu.

Kita dapat belajar dimana pun kita berada, baik itu di rumah, di sekolah

maupun di lingkungan tempat kita berada. Menurut Gagne (1989) belajar

dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Oleh karena itu, selain peserta

didik mendapatkan ilmu pengetahuan di sekolah, peserta didik pun

dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan yang mereka peroleh

dalam belajar. Khususnya dalam belajar saat di sekolah, peserta didik

dituntut untuk mampu memahami materi ajar yang diberikan oleh guru

mata pelajaran serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Saat melakukan wawancara dengan seorang guru fisika SMP

Kanisius Wonogiri, beliau mengatakan bahwa peserta didik di SMP

Kanisius Wonogiri jika diberi soal fisika yang hitungan, banyak yang

mengeluh karena mereka merasa pelajaran fisika merupakan pelajaran

yang sulit dengan banyak rumus yang harus dipahami dan dimengerti.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peserta didik merasa bahwa

pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit. Salah satu faktornya ialah

metode yang digunakan guru di dalam kelas. Berdasarkan observasi yang

(17)

saat diberi materi ajar. Akibatnya peserta didik kurang mau mendengarkan

penjelasan dari guru dan materi yang disampaikan pun akan menjadi

sia-sia. Oleh karena itu peserta didik tidak akan memahami isi dari materi

yang diajarkan di dalam kelas. Pada saat diberi soal latihan mereka akan

mengeluh dan tidak mau mengerjakan karena mereka tidak tahu

bagaimana cara mengerjakan soal tersebut. Hasil dari latihan soal pun

akan menjadi jelek dan mempengaruhi prestasi peserta didik.

Pemahaman materi ajar sangatlah penting bagi peserta didik. Jika

mereka dapat memahami materi ajar dengan baik, maka hasil

pembelajaran yang diperoleh peserta didik pun akan baik pula. Oleh

karena itu, jika metode ajar yang diberikan menyenangkan dan tidak

membosankan bagi peserta didik, maka peserta didik pun akan dapat

dengan mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru mata

pelajaran. Hampir semua peserta didik jika ditanya tentang pelajaran fisika

mengatakan bahwa fisika itu pelajaran yang sulit dipahami dan banyak

rumus yang harus dihafal.

Perkembangan zaman saat ini sangat pesat, begitu juga dengan

teknologi yang semakin canggih. Peserta didik tidak hanya belajar

menggunakan buku yang diberikan dari sekolah saja. Mereka juga dapat

menggunakan internet untuk mencari referensi belajar, serta

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah. Oleh karena itu

dalam perkembangan zaman saat ini, dalam belajar dapat digunakan

(18)

canggih. Dalam belajar fisika dengan menggunakan komputer, ada

program simulasi yang dapat digunakan untuk memahami materi fisika

yang unik dan menarik bagi peserta didik, yaitu dengan menggunakan

metode simulasi PhET. Simulasi PhET ini berupa gambar atau animasi

yang dapat bergerak dan terdapat keterangan serta penjelasan dalam

menggunakannya sehingga dapat dipahami dengan baik.

Dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PHET

TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK

KELAS VIII SMP KANISIUS WONOGIRI PADA POKOK BAHASAN

ENERGI POTENSIAL, ENERGI KINETIK DAN ENERGI MEKANIK”

ini, peneliti menggunakan metode simulasi dengan bantuan media PhET

untuk melakukan pembelajaran di kelas pada pokok bahasan energi. PhET

ialah Physics Education Technology. Jadi PhET digunakan untuk

menjelaskan materi dengan berbasis komputer. Simulasi berbasis

komputer inilah yang akan digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas

VIII A SMP Kanisius Wonogiri pada pokok bahasan energi. Menurut Paul

Suparno (2007 : 33) dengan menggunakan simulasi komputer siswa bebas

untuk mengumpulkan data dan menganalisis serta menyimpulkan sendiri

apa yang ditemukannya. Siswa diberi kebebasan untuk aktif mengolah

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Kanisius

Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik

dan Energi Mekanik?

b. Apakah peserta didik kelas VIII aktif saat pembelajaran dengan

menggunakan metode simulasi PhET di Kanisius Wonogiri pada

Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi

Mekanik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui :

a. Peningkatan hasil belajar menggunakan simulasi PhET peserta

didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok Bahasan

Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi Mekanik.

b. keaktifan peserta didik dalam belajar dengan menggunakan

simulasi PhET di SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII pada Pokok

(20)

D. Hipotesa

Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya maka peneliti merumuskan

hipotesa sebagai berikut :

Pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dapat meningkatkan

hasil belajar dan keaktifan peserta didik kelas VIII SMP Kanisius

Wonogiri pada Pokok Bahasan Energi Potensial, Energi kinetik dan Energi

Mekanik.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik

Peserta didik memiliki pengalaman belajar dengan menggunakan

simulasi PhET dan dapat meningkatkan pemahaman serta keaktifan

dalam belajar fisika.

2. Bagi dosen, guru dan calon guru

Manfaat penelitian ini bagi dosen, guru dan calon guru ialah sebagai

alternatif lain yang dapat digunakan dalam menyampaikan materi

fisika yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan peserta

(21)

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Dalam proses pendidikan, belajar merupakan hal utama yang

terjadi di sekolah. Slameto (2010 : 1) mengatakan bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana

proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut Gagne

(dalam Ahmad Susanto, 2012), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai

suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.

Slameto (2010 : 2) menjelaskan belajar sebagai suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Sementara menurut Hilgard (dalam

Ahmad Susanto, 2012), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi

terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup

pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan

(pengalaman). Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat para ahli di

(22)

yang menyebabkan perubahan pengetahuan, tingkah laku serta

keterampilan sebagai hasil dari suatu pengalaman yang mereka peroleh.

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hal yang terpenting yang selalu

diperhatikan setiap orang dalam belajar. Hasil belajar merupakan hasil

perkembangan peserta didik dalam memahami dan menerima pelajaran di

dalam kelas. Menurut Nana Sudjana (1989 : 3) hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Menurut Nawawi (dalam

Brahim, dalam Ahmad Susanto) hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar yang diperoleh siswa

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Hasil belajar

yang di peroleh siswa disini merupakan hasil dari pemahaman belajar yang

mereka peroleh saat menerima pelajaran di kelas. Secara sederhana, yang

dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau

kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak

yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran atau tujuan instruksional. Kemampuan prestasi belajar siswa

tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga

(23)

C. Cara Belajar Siawa Aktif

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013 : 206-207)

sebagai konsep cara belajar siswa aktif (CBSA) adalah suatu proses

kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual

dan emosional, sehingga subjek didik betul-betul berperan dan

berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa dipandang

sebagai objek dan subjek. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono

(2013 : 207) CBSA adalah salah satu cara mengajar yang menuntut

keaktifan dan partisipasi subjek didik seoptimal mungkin, sehingga siswa

mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien.

Menurut Nana Sudjana (1989 : 61) keaktifan peserta didik dalam

belajar sangatlah penting. Penilaian proses belajar-mengajar terutama

adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar-mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal :

1. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

2. terlibat dalam pemecahan masalah,

3. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak

memahami persoalan yang dihadapinya,

4. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah,

5. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

6. menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,

(24)

8. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang

dihadapinya.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013 : 207) untuk

melihat terwujudnya cara belajar siswa aktif dalam proses belajar

mengajar, terdapat beberapa indikator cara belajar siswa aktif. Melalui

indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat tingkah laku mana yang

muncul dalam suatu proses belajar mengajar, berdasarkan apa yang

dirancang oleh guru.

Indikator dari sudut siswa dapat dilihat dari :

1. Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan,

permasalahannya;

2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi

dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar;

3. Penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menjalani

dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai

keberhasilannya;

4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan proses belajar dan

keaktivan tanpa tekanan guru/ pihak lainnya (kemandirian belajar).

D. Simulasi Komputer

Menurut Suparno (2013 : 117) secara sederhana, simulasi

(25)

laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat mempelajari

dari simulasi itu. Penggunaan simulasi komputer ini sangat

menguntungkan karena siswa dapat melakukannya sendiri berkali-kali

tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran dalam kelas. Beberapa

keuntungan pembelajaran dengan simulasi komputer menurut Suparno

(2013 : 119-120) adalah :

1. Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk dirumah sehingga

mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama

tanpa terikat guru, jam, atau waktu.

2. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya

mahal, dengan cara murah dan mudah bahkan dapat dilihat

mahasiswa lebih jelas. Misalnya percobaan nuklir, dapat dilihat

dalam simulasi tanpa harus mencoba nuklir sendiri.

3. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam

model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya.

Misalnya model gerak atom atau molekul yang sulit dilihat mata

dapat dilakukan dengan simulasi komputer.

4. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat

dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya.

5. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi computer dapat

membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat

membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi

(26)

E. Simulasi PhET

PhET merupakan simulasi interaktif fenomena-fenomena fisis,

berbasis riset yang diberikan secara gratis. The Physics Education

Technology (PhET) merupakan simulasi berbasis komputer yang dibuat

dalam bentuk animasi gambar yang bervariasi untuk membantu peserta

didik dalam memahami konsep-konsep fisika dalam belajar. PhET

didirikan pada tahun 2002 oleh penerima Nobel Carl Wieman, di

Universitas Boulder Colorado.

Simulasi PhET didasarkan pada penelitian pendidikan yang luas

dan melibatkan para siswa melalui lingkungan yang intuitif, permainan di

mana siswa belajar melalui eksplorasi dan penemuan

(https://phet.colorado.edu/). PhET menciptakan proyek simulasi yang

bermanfaat untuk mengajar serta belajar fisika dan tersedia secara bebas

dari situs PhET (http://phet.colorado.edu). Dalam simulasi ini,

menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang

mendasari, dan berusaha untuk membuat model visual dan konseptual

fisika agar dapat diakses oleh mahasiswa. Simulasi secara khusus

dirancang untuk mendukung siswa dalam membangun pemahaman

konseptual yang kuat dari fisika melalui eksplorasi. Penggunanya adalah

siswa dari sekolah dasar hingga pascasarjana.

Pada website, simulasi dibuat dalam sembilan kategori : gerak,

(27)

mutakhir. Simulasi secara khusus dirancang untuk mendukung siswa

dalam membangun pemahaman konseptual yang kuat dari fisika melalui

eksplorasi (Perkins dkk, 2006 : 18). Menurut Wieman dkk (2010:226)

kelebihan dari penggunaan simulasi PhET dibandingkan dengan

menggunakan peralatan dalam demonstrasi adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan di kelas ketika peralatan laboratorium tidak

tersedia atau sulit untuk dirangkai;

2. Dapat digunakan untuk melakukan eksperimen yang tidak

mungkin untuk dilakukan;

3. Mudah untuk mengubah variabel-variabelnya;

4. Dapat menampilkan hal-hal yang tidak dapat dilihat;

5. Siswa dapat menjalankan simulasi tersebut menggunakan

komputernya sendiri di rumah untuk mengulangi atau

memperdalam pemahamannya mengenai eksperimen di kelas.

6. Sebagai contoh simulasi PhET dalam penelitian dapat dilihat pada

(28)

Keterangan :

a. Return Skater : untuk membuat pemain memulai kembali dari titik

awal.

b. Choos Skater : untuk mengganti Skater dengan massa berbeda.

c. Bar Graph : grafik hubungan antara energi potensial terhadap

energi kinetik.

d. location : untuk memilih lokasi berbeda dengan percepatan

gravitasi sesuai dengan lokasi yang dipilih.

e. Sim speed : untuk melihat kecepatan gerakan

a

b

c

d

(29)

F. Ceramah Siswa Aktif

1. Pengertian

Menurut Suparno (2013 : 180) model ceramah adalah model

pembelajaran dimana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata,

menjelaskan prinsip atau bahan fisika kepada siswa. Dengan

menggunakan model ceramah aktif, guru bukan ceramah seperti diatas

saja, tetapi diantara ceramah atau penjelasan, guru sering bertanya

kepada siswa dan siswa diminta sebentar berfikir atau menjawab

pertanyaan itu. Kadang guru mengajak siswa berdiskusi di dalamnya

atau siswa mengerjakan persoalan yang terkait. Dengan demikian

maka siswa tidak melulu mendengarkan saja, tetapi juga aktif

mengolah bahan lewat menjawab pertanyaan, diskusi dan mengerjakan

persoalan yang ditawarkan guru.

2. Unsur ceramah siswa aktif menurut Suparno (2013)

a. Ceramah, guru menjelaskan

b. Diselingi pertanyaan, diskusi, mengerjakan soal

c. Agar ceramah menarik perlu digunakan media lain pula seperti

power point dan disesuaikan dengan konteks siswa denga

berbagai contoh yang sesuai.

d. Yang sangat penting : bicara keras, jelas, sistematis, menarik

siswa, dan diberi beberapa contoh yang sesuai dengan keadaan

(30)

G. Materi : Energi 1. Pengertian Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha.

Satuan energi dalam Sistem Internasional (SI) adalah joule (J). Satuan

energi dalam sistem lain adalah kalori, erg, dan kWh (kilo watt hours).

Kesetaraan joule dengan kalor adalah sebagai berikut :

1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalor

2. Energi Mekanik

Ketika buah mangga jatuh, dia bergerak kebawah sehingga

mencapai tanah. Energi apakah yang terkandung ketika buah

mangga bergerak jatuh? Dalam peristiwa tersebut terdapat dua

buah jenis energi yang saling memengaruhi, yaitu energi yang

diakibatkan oleh ketinggian dan energi karena benda bergerak.

Energi akibat ketinggian disebut energi potensial gravitasi,

sedangkan energi gerak disebut energi kinetik (energi gerak).

Energi mekanik merupakan penjumlahan dari energi potensial dan

energi kinetik. Secara matematis persamaan energi mekanik dapat

ditulis sebagai berikut.

Em = Ep + Ek

(31)

a. Energi Potensial

Buah kelapa yang bergantungan di pohon menyimpan suatu

energi yang disebut energi potensial. Energi potensial yang

dimiliki oleh buah kelapa diakibatkan oleh adanya gaya tarik bumi

sehingga jatuhnya selalu menuju kepusat bumi. Energi potensial

akibat gravitasi bumi disebut energi potensial gravitasi. Energi

potensial gravitasi pun bisa diakibatkan oleh tarikan benda-benda

lain seperti tarikan antar planet. Adapun energi potensial yang

dimiliki suatu benda akibat pegas atau karet yang direnggangkan

disebut energi potensial pegas. Energi potensial gravitasi dimiliki

oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan

bumi. Energi potensial pegas muncul akibat adanya perbedaan

kedudukan dari titik keseimbangannya. Titik keseimbangan adalah

titik keadaan awal sebelum benda ditarik. Secara matematis energi

potensial gravitasi dapat dituliskan sebagai berikut.

Ep = mgh

Dengan : Ep = energi potensial (J)

m = massa benda (kg)

g = konstanta gravitasi (m/s2)

(32)

b. Energi Kinetik

Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut

energi kinetik. Besarnya energy kinetik dipengaruhi oleh massa

dan kecepatan benda. Secara matematis, energi kinetik suatu benda

dapat ditulis sebagai berikut.

Ek = mv2

Dengan : Ek = energi kinetik (J)

m = massa benda (kg)

(33)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini ialah penelitian

kuantitatif-kualitatif. Peneliti disini akan melihat hasil belajar dan

keaktifan peserta didik pada pokok bahasan energi yang akan dijelaskan

dengan mengunakan metode simulasi PhET. Peneliti akan memberikan

pretest dan posttest kepada peserta didik SMP Kanisius Wonogiri kelas

VIII A untuk kelompok riset dan kelas VIII B untuk kelompok kontrol.

Pretest dilakukan sebelum peserta didik diberikan perlakuan dengan

tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik pada pokok

bahasan energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Posttest

dilakukan setelah peserta didik diberikan perlakuan dengan tujuan apakah

ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan energi

potensial, energi kinetik dan energi mekanik setelah adanya perlakuan.

Sedangkan untuk mengetahui keaktifan peserta didik saat pelajaran

berlangsung, peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan peserta

(34)
[image:34.595.142.508.119.586.2]

Tabel 3. 1 Pre-test dan post-test control group design

Research Group O1 X1 O1’

Control Group O2 X2 O2’

Keterangan:

O1 = Pretest kelompok riset

X1 = Pembelajaran dengan metode simulasi komputer

O1’ = Posttest kelompok riset

O2 = Pretest kelompok kontrol

X2 = Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah siswa aktif

O2’ = Posttest kelompok kontrol

B. Waktu dan Tempat Penelitan

Waktu dan tempat penelitian akan dilaksanakan sebagai berikut :

Tempat : SMP Kanisius Wonogiri

Tanggal : 1- 4 November 2016

C. Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas

VIII A yang berjumlah 27 orang dan kelas VIII B yang berjumlah 27

orang. Dimana kelas VIII A digunakan sebagai kelompok riset dan kelas

(35)

D. Treatmen

Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang mau

diteliti agar nantinya mendapat data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51).

Treatmen yang diberikan kepada peserta didik ialah belajar dengan

menggunakan simulasi PhET pada pokok bahasan energi potensial, energi

kinetik dan energi mekanik. Kegiatan ini akan dilakukan di laboratorium

komputer SMP Kanisius Wonogiri dan program PhET yang akan

digunakan telah diinstal di komputer sekolah.

1. Kelompok Riset

Kelompok riset ini ialah kelompok yang menggunakan simulasi PhET.

Kelompok riset diberikan pada kelas VIII A yang berjumlah 27 orang.

Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium komputer. Berikut proses

pembelajaran secara umum yang akan dilakukan :

a. Guru mengabsen peserta didik

b. Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri 2 sampai 3

orang.

c. Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok.

d. Guru menjelaskan mengenai simulasi PhET tersebut.

e. Peserta didik dipersilahkan untuk mengerjakan tugas yang

diberikan dalam LKS yang sudah dibagikan oleh guru.

f. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran

(36)

2. Kelompok Kontrol

Kelas VIII B digunakan sebagai kelompok kontrol. Peserta

didik kelas VIII B berjumlah 27 orang. Pada kelompok kontrol ini

peserta didik akan diberikan pelajaran dengan metode ceramah

aktif. Proses pembelajaran secara umum yang akan berlangsung

pada kelompok kontrol ialah sebagai berikut :

a. Guru mengabsen peserta didik.

b. Guru menjelaskan pokok bahasan Energi Potensial.

c. Guru menjelaskan pokok bahasan Energi Kinetik.

d. Peserta didik menyebutkan contoh dari Energi Potensial dan

Energi Kinetik dalam kehidupan sehari-hari.

e. Guru dan peserta didik membahas contoh soal pokok bahasan

Energi Potensial dan Energi Kinetik.

E. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian (Suparno, 2014 : 53). Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini adalah instrument test yang berupa pretest dan

(37)

1. Tes Tertulis

Dalam penelitian ini tes yang diberikan dibagi menjadi dua

yaitu pretest dan posttest. Berikut kisi-kisi pretest dan posttest

[image:37.595.140.464.252.690.2]

pilihan ganda dan essai.

Tabel 3. 2 kisi-kisi soal pretest dan posttest pilihan ganda

Indikator Soal skor

3.1.2 Peserta didik dapat menjelaskan bentuk energi potensial dan kinetik.

 Energi akibat perbedaan

ketinggian disebut ….

a. Energi kimia b. Energi kinetik c. Energi potensial d. Energi mekanik

 Energi yang terjadi akibat dari suatu kecepatan disebut

a. Energi kimia b. Energi kinetik c. Energi potensial d. Energi mekanik

1

1

3.1.3 Peserta didik dapat menghitung besar energi potensial pada suatu benda

 Buah kelapa yang memiliki massa 500g tergantung dipohon yang tingginya 10m. jika percepatan gravitasi ditempat tersebut 10 m/s2, maka buah kelapa tersebut memiliki energi potensial

sebesar ….

a. 0,5 J b. 5 J c. 50 J d. 500 J

(38)

3.1.4 Peserta didik dapat menghitung energi kinetik yang dimiliki suatu benda yang bergerak

 Sebuah benda yang massanya 8kg bergerak dengan kecepatan 5m/s. Maka energi kinetik yang dimiliki benda

tersebut ialah…

a. 100 J b. 105 J c. 110 J d. 115 J

1

3.1 peserta didik dapat

menghitung jumlah energi mekanik suatu benda

 Diketahui energi potensial sebesar 500 joule dan energi kinetiknya 50 joule. Energi

mekaniknya ialah …

a. 450 J b. 500 J c. 550 J d. 600 J

[image:38.595.141.464.106.696.2]

1

Tabel 3. 3 kisi-kisi soal pretest dan posttest essai

Indikator Soal No. soal Peserta didik

dapat menghitung massa benda yang memiliki energi potensial tertentu

H. Diketahui posisi suatu benda berada pada ketinggian 10m dengan percepatan gravitasinya 10m/s2. Jika energi potensial benda tersebut 50 joule maka berapakah massa benda tersebut ?

1

Peserta didik dapat

menghitung kecepatan benda yang memiliki energi kinetik tertentu

I. Edo melempar bola dan ditangkap oleh peni. Jika massa bola tersebut 8 kg dan energi kinetik bola sampai ditangan Peni sebesar 16 joule, berapakah kecepatan bola ketika sampai ketangan Peni?

(39)

Hasil pretest akan dibandingkan dengan hasil posttes yang dimana

hasil kedua test tertulis ini akan dilihat apakah ada peningkatan hasil dari

sebelum diberikan treatmen dan sesudah diberikan treatmen. Pretest dan

posttest dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda yang

berjumlah 5 soal dan essai 2 soal . Soal yang diberikan pada saat posttest

sama dengan soal pretest. Pembuatan soal pretest dan posttest didasarkan

pada uji validasi isi yaitu mengacu pada isi materi yang diajarkan. Soal

pretest dan posttest ini dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti ialah lembar

observasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik pada saat

pembelajaran di dalam kelas. Lembar observasi keaktifan peserta

didik dapat dilihat pada lampiran 5. Lembar observasi ini akan diisi

oleh observer/pengamat untuk mengamati peserta didik saat

pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Pengamat akan mengisi

lembar observasi tersebut sesuai dengan pernyataan yang terdapat

dalam lembar observasi tersebut dan kenyataan yang terjadi di dalam

(40)
[image:40.595.137.516.133.600.2]

Tabel 3. 4 Kisi-kisi lembar observasi keaktifan belajar peserta didik

No Indikator Pernyataan 1. Keinginan, keberanian

menampilkan minat, kebutuhan,

permasalahannya.

 Peserta didik berani bertanya kepada guru ataupun kepada peserta didik yang lain jika belum mengerti

 Peserta didik melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sesuai materi ajar

2. Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar.

 Peserta didik bekerja sama dengan teman satu kelompok maupun kelompok lain

 Peserta didik mengikuti LKS yang diberikan oleh guru

 Peserta didik turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 3. Penampilan berbagai usaha

/ kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya.

 Peserta didik memahami materi yang diajarkan oleh guru

 Peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru

 Peserta didik berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

4. Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut tanpa tekanan guru / pihak lainnya (kemandirian belajar).

 Peserta didik menggunakan referensi lain untuk belajar sesuai dengan materi yang dipelajari

(41)

3. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) ini diberikan kepada peserta

didik yang menggunakan pembelajaran dengan simulasi PhET.

Kegunaan LKS ini untuk membantu peserta didik dalam

menggunakan program simulasi PhET sesuai dengan tugas dan

materi ajar yang diberikan kepada peserta didik. LKS dapat dilihat

di lampiran 5.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan

rencana mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran. RPP disusun sesuai dengan

kurikulum yang berlaku di sekolah tempat berlangsungnya

pengambilan data penelitian. Untuk RPP kelas treatment berbeda

dengan RPP untuk kelas kontrol, karena adanya perbedaan metode

yang digunakan untuk kedua kelas tersebut. RPP dibuat sesuai

dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di

gunakan di SMP Kanisius Wonogiri. RPP dapat dilihat di lampiran

(42)

F. Analisis Data

1. Skoring

Penskoran untuk soal pretest dan posttest yang terdiri dari 7

soal yaitu 5 soal pilihan ganda dan 2 soal untuk essai. Soal untuk

pilihan ganda memiliki skor yang sama disetiap soalnya sedangkan

untuk soal essai memiliki bobot skor yang berbeda. Hasil pretest

dan posttest inilah yang akan menentukan apakah proses belajar di

dalam kelas dinyatakan berhasil atau tidak sesuai dengan hasil

belajar yang diperoleh peserta didik dalam test.

a. Penskoran Untuk Soal Pilihan Ganda

Untuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 5 soal, jika

peserta didik menjawab benar maka memperoleh skor satu (1)

poin untuk setiap soal dan jika peserta didik menjawab salah,

maka mendapat skor nol (0). Jadi 5 soal dari pilihan ganda jika

peserta didik menjawab semua soal dengan benar maka peserta

didik memperoleh skor 5 poin.

b. Penskoran Untuk Soal Essai

Soal esai atau isisan ini berjumlah 2 soal. Setiap soal memiliki

bobot skor sepuluh (10) poin. Jadi untuk 2 soal esai ini jika peserta

(43)

peserta didik menjawab benar semua akan memperoleh skor dua

[image:43.595.139.517.185.561.2]

puluh lima (25) poin.

Tabel 3. 5 Keterangan Penskoran Soal Essai

No. Soal Keterangan Skor Jumlah Skor keseluruhan 1.  Menulis diketahui dan

ditanya dari soal yang ada

2 20

 Menulis rumus dengan lengkap

2

 Mengerjakan dengan benar dan teratur

4

Menuliskan satuan dengan benar

2

2.  Menulis diketahui dan ditanya dari soal yang ada

2

 Menulis rumus dengan lengkap

2

 Mengerjakan dengan benar dan sesuai rumus

4

 Menuliskan satuan dengan benar

2

2. Klasifikasi

Untuk menguji data yang telah diperoleh pada saat penelitian di

SMP Kanisius Wonogiri, peneliti menguji data hasil pretest dan

posttest secara kuantitatif. Sedangkan data yang diperoleh hasil

observasi diolah secara kualitatif. Hasil jawaban dari pretest dan

(44)
[image:44.595.178.410.136.276.2]

Tabel 3. 6 klasifikasi tingkat penguasaan hasil belajar Interval Klasifikasi

76 – 100 Sangat baik

51 – 75 Baik

26 – 50 Cukup

0 – 25 Kurang

Hasil dari pretest dan posttest dari peserta didik dapat diskor sesuai

dengan table di atas. Kemudian dari jumlah skor yang diperoleh,

diketahui skor akhir peserta didik dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

Nilai =

Data nilai yang diperoleh dianalisa dengan bantuan SPSS untuk

meminimalisir kesalahan perhitungan. Dari data nilai yang diperoleh

peserta didik dianalisa melalui tahap-tahap berikut ini:

1. Peningkatan hasil belajar peserta didik

a. Untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik nilai

pretest kelompok riset dan kelompok kontrol dibandingkan

menggunakan Uji T-Independen untuk melihat pengetahuan

awal peserta didik apakah sama atau berbeda. Apabila nilai

pretest kedua kelompok tersebut berbeda, maka dicari gain

(45)

Kemudian gain score kedua kelompok diuji menggunakan

statistik berupa uji-T untuk kelompok independen.

b. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest kelompok riset

dan nilai akhir pretest dan posttest kelompok kontrol

menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen

untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar.

c. Membandingkan nilai posttest kelompok riset dan kelompok

kontrol menggunakan uji T-Independen untuk melihat apakah

hasil belajar sama atau berbeda.

2. Analisa Data Menggunakan SPSS

a. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest

menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok

dependen untuk melihat apakah ada peningkatan hasil

belajar peserta didik. Persamaan umum uji-T kelompok

dependen adalah sebagai berikut:

| | ̅̅̅

̅̅̅

√∑ ∑

Dimana : ̅̅̅ = nilai pretest

̅̅̅ = nilai posttest

D = perbedaan nilai (̅̅̅- ̅̅̅)

N = jumlah pasangan

(46)

signifikan, artinya terjadi peningkatan hasil belajar peserta

didik.

b. Membandingkan nilai pretest kedua kelas untuk

mengetahui pengetahuan awal dan nilai posttest kedua

kelas untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara

pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET dan

ceramah menggunakan statistik berupa uji-T untuk

kelompok independen. Persamaan umum uji-T kelompok

independen adalah sebagai berikut:

tobs = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√[ ][ ]

keterangan :

n1 = jumlah anggota kelompok 1

n2 = jumlah anggota kelompok 2

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 1

̅̅̅ = nilai rata-rata kelompok 2

1 = standar devisi kelompok 1

2 = standar deviasi kelompok 2

Nilai signifikan yang digunakan adalah α = 0,05.

Apabila diperoleh nilai p < α maka signifikan, artinya

terdapat perbedaan antara pembelajaran dengan simulasi

(47)

BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri pada tanggal

1-4 November 2016. Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas VIII A

dan VIII B SMP Kanisius Wonogiri dengan jumlah peserta didik yang

sama disetiap kelasnya yaitu 27 orang dengan pokok bahasan energi

potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Pada saat penelitian

berlangsung ada 2 orang peserta didik kelas VIII A yang tidak mengikuti

kegiatan secara keseluruhan. Oleh karena itu jumlah peserta didik kelas

VIII A yang mengikuti seluruh proses kegiatan penelitian secara

keseluruhan berjumlah 25 orang. Dalam penelitian ini kelas VIII A yang

berjumlah 25 orang digunakan sebagai kelas riset dan kelas VIII B yang

berjumlah 27 orang menjadi kelas kontrol.

Pembelajaran IPA di SMP Kanisius Wonogiri ini berlangsung

selama 5 jam pertemuan dalam satu minggu dengan durasi 40 menit untuk

1 jam pertemuannya. Pembelajaran IPA SMP Kanisius Wonogiri ini ialah

pembelajaran IPA terpadu yaitu pelajaran Fisika, Kimia dan Biologi

tergabung menjadi satu. Dalam penelitian ini kelas VIII A diberi riset

model pembelajaran simulasi PhET dengan menggunakan komputer dan

untuk kelas VIII B menggunakan metode ceramah aktif. Dalam penelitian

ini peneliti berperan sebagai guru mata pelajaran IPA yaitu fisika selama

(48)

1. Persiapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa hal yang harus

dipersiapkan oleh peneliti. Peneliti harus memberikan surat izin ke

sekolah yang bersangkutan dan peneliti juga menyiapkan hal-hal yang

akan digunakan dalam melakukan penelitian. Surat izin untuk

melaksanakan penelitian ini diberikan kepada kepala sekolah SMP

Kanisius Wonogiri. Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan guru

mata pelajaran fisika peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari

penelitian yang akan dilakukan. Karena penelitian yang akan

dilakukan membutuhkan komputer, oleh karena itu peneliti meminta

izin dengan guru TIK untuk meminjam komputer pada hari yang telah

ditentukan dalam pelaksanaan penelitian.

Setelah mendapatkan izin dari guru TIK, peneliti menginstal

program simulasi PhET pada komputer sekolah. Selain itu, peneliti

juga mempersiapkan instrument-instrumen yang akan digunakan

dalam pelaksanaan penelitian. Instrument-instrumen yang akan

digunakan ialah Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar

Kerja Siswa (LKS) untuk simulasi PhET, lembar observasi keaktifan

(49)

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran IPA kelas VIII

A dan VIII B berlangsung. Agenda kegiatan yang dilakukan dalam

pelaksanaan penelitian ialah sebagai berikut :

a. Kelas Riset (VIII A)

Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian

di kelas riset (VIII A) dengan menggunakan metode simulasi

[image:49.595.140.530.272.760.2]

PhET.

Tabel 4. 1 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas riset

Kelas Waktu

Penelitian Kegiatan

Alokasi Waktu VIII A Selasa, 1 November 2016

 Perkenalan

 Memberikan soal pretest

 Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

dipertemuan selanjutnya

1 x 40

menit

Jumat, 4

November

2016

 Memperkenalkan program simulasi PhET

 Membagikan LKS

 Peserta didik mencoba menggunkakan simulasi

PhET sesuai dengan LKS

yang dibagikan

 Peserta didik

menyimpulkan hasil

3 x 40

(50)

 Peneliti menjelaskan materi kepada peserta

didik

 Peserta didik

mengerjakan soal posttest

Pertemuan pertama

Pertemuan pertama ini berlangsung pada tanggal 1

November 2016 dikelas VIII A pada pukul 09.35 AM. Pertemuan

ini berlangsung selama 1 jam mata pelajaran yaitu sekitar 40 menit.

Pada pertemuan ini pertama peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan. Setelah selesai memperkenalkan diri peneliti

memberikan soal pretest dan peneliti pun membagikan bulpoin

kepada peserta didik kelas VIII A untuk mengisi soal pretest.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua ini berlangsung pada tanggal 4 November

2016 pada pukul 07.20 AM. Pertemuan kedua ini berlangsung

selama 2 jam pelajaran sekitar 80 menit di laboratorium komputer

SMP Kanisius Wonogiri. Pada pertemuan ini, peneliti akan

menjelaskan pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan

energi mekanik dengan menggunakan metode simulasi PhET.

Peneliti membagi peserta didik dalam setiap kelompok

(51)

Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok agar peserta didik

dapat memproses sendiri cara kerja simulasi PhET pada komputer

masing-masing kelompok. Selain itu peserta didik pun memberikan

lembar observasi keaktifan peserta didik kepada observer.

Hal yang pertama dilakukan dalam pertemuan ini ialah

peserta didik menganalisis perbedaan dan hubungan antara energi

potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan menggunakan

simulasi PhET sesuai dengan LKS yang diberikan. sebelum peserta

didik melakukan percobaan simulasi PhET ini peserta didik dan

peneliti bersama-sama memahami isi dari Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang telah dibagikan kepada peserta didik. Setelah peserta

didik menganalisis pokok bahasan energi potensial, energi kinetik

dan energi mekanik dalam simulasi PhET, peneliti meminta dari

masing-masing kelompok untuk menyampaikan pendapat mereka

masing-masing mengenai apa yang mereka pahami dari materi

yang dijelaskan melalui simulasi PhET. Setelah mendengar

pendapat dari peserta didik peneliti melengkapi materi dengan

rumus dan contoh soal. Peneliti menggunakan power point dalam

menjelaskan materi. Selama proses pembelajaran berlangsung,

observer melihat aktifitas yang terjadi dan mengisi lembar

(52)

Pertemuan ketiga

Pertemuan yang ketiga ini berlangsung dihari dan tanggal

yang sama dengan pertemuan kedua. Hanya saja pertemuan ketiga

ini berada di jam terakhir pembelajaran. Pada pertemuan peserta

didik diminta untuk mengisi soal posttest mengenai materi yang

telah diajarkan yaitu pada pokok bahasan energi potensial, energi

kinetik dan energi mekanik. Setelah selesai mengisi soal posttest

selama kurang lebih 30 menit, peneliti pamitan dan mengucapkan

terimakasih kepada peserta didik karena telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

b. Kelas kontrol (VIII B)

Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian

di kelas kontrol (VIII B) dengan menggunakan metode ceramah

[image:52.595.138.531.282.741.2]

aktif.

Tabel 4. 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian untuk kelas kontrol.

Kelas Waktu Penelitian Kegiatan Alokasi Waktu

VIII B Rabu, 2 November 2016

 Perkenalan

 Memberikan soal

pretest

 Menyampaikan kegiatan yang akan

dilakukan

1 x 40

(53)

selanjutnya.

Jumat, 4

November 2016

 Mengingat ulang materi energi

sebelumnya

 Peneliti menjelaskan materi energi

potensial, energi

kinetik dan energi

mekanik

 Peserta didik memahami rumus

 Peserta didik

mengerjakan contoh

soal

 Peserta didik mengerjakan soal

posttest

3 x 40

menit

Pertemuan pertama

Pertemuan pertama ini berlangsung pada tanggal 2

November 2016 dikelas VIII B pada pukul 08.00 AM. Pertemuan

ini berlangsung selama 1 jam mata pelajaran yaitu sekitar 40 menit.

Pada pertemuan ini pertama peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan

(54)

membagikan soal pretest dan peneliti pun membagikan bulpoin

kepada peserta didik kelas VIII A untuk mengisi soal pretest.

Pertemuan kedua

Pertemuan kedua ini berlangsung pada tanggal 4 November

2016 di kelas VIII B pada pukul 08.45 AM. Pada pertemuan kedua

dikelas kontrol ini, peneliti akan menjelaskan pokok bahasan

energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik dengan

menggunakan metode ceramah aktif. Sebelum mulai menjelaskan

materi, peneliti memberikan lembar observasi kepada observer

yang juga ada di dalam kelas VIII B.

Dalam menjelaskan pokok bahasan ini peneliti menjelaskan

materi dengan menggunakan power point. Selain itu peserta didik

pun diajak untuk berfikir dan memahami materi dan rumus-rumus

yang berhubungan dengan energi potensial, energi kinetik dan

energi mekanik. Peneliti juga meminta peserta didik menyebutkan

contoh energi potensial, energi kinetik dan energi mekanik yang

terdapat dalam kehidupan sehari-hari.

Setelah selesai menjelaskan peneliti memberikan contoh

soal kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai latihan. Peneliti

meminta perwakilan peserta didik untuk maju kedepan

mengerjakan soal latihan yang telah diberikan dan peneliti beserta

(55)

Pada jam ketiga dari mata pelajaran fisika ini, peneliti

membagi soal posttest kepada peserta didik untuk dikerjakan.

Selama kurang lebih 30 menit peserta didik mengumpulkan soal

yang telah mereka kerjakan. Setelah peserta didik selesai

mengerjakan soal posttest, peneliti mengucapkan terimakasih atas

dinamika dan bantuan yang telah dilakukan selama melakukan

penelitian kepada peserta didik.

B. Hasil dan Analisis Data

1. Hasil Belajar Peserta Didik (Nilai pretest dan posttest)

Berikut ini merupakan nilai pretest dan posttest hasil belajar

peserta didik SMP Kanisius Wonogiri yang diperoleh dalam

[image:55.595.143.511.281.751.2]

penelitian.

Tabel 4. 3 Nilai pretest dan posttest hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol.

Hasil Belajar Siswa

Kelas treatmen Kelas kontrol Kode

siswa

pretest posttest Kode siswa

pretest Posttest

A1 20 44 B1 16 28

A2 12 36 B2 12 20

A3 24 96 B3 76 100

A4 28 40 B4 4 12

A5 16 32 B5 8 52

A6 12 20 B6 24 24

A7 56 88 B7 16 52

A8 12 84 B8 24 44

A9 20 36 B9 16 28

A10 12 40 B10 16 100

A11 16 48 B11 16 48

(56)

A13 28 32 B13 36 100 A14 32 44 B14 28 100

A15 16 44 B15 16 36

A16 20 16 B16 24 44

A17 20 96 B17 20 64

A18 20 44 B18 24 52

A19 8 28 B19 44 60

A20 28 60 B20 16 12

A21 4 12 B21 16 16

A22 12 44 B22 16 28

A23 12 28 B23 20 12

A24 42 48 B24 40 44

A25 20 44 B25 12 16

B26 8 12 B27 20 12 Rata-rata 20.64 45.92 21.92 42.51

a. Kemampuan awal kelas riset dan kelas kontrol

Hasil pretest peserta didik kelas riset dan kelas kontrl merupakan

data yang digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik

dalam memahami pokok bahasan energi potensial, energi kinetik dan

energi mekanik. Dimana data tersebut diambil sebelum peserta didik

menerima pembelajaran. Data hasil pretest kelas riset dan kelas kontrol

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Untuk mengetahui apakah kemampuan awal kelas riset dan kelas

kontrol berbeda secara signifikan atau tidak, oleh karena itu data tersebut

dapat diuji dengan uji-t kelompok independen dengan menggunakan

program SPSS. Hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan program

(57)
[image:57.595.141.535.130.564.2]

Tabel 4. 4 Uji-t independen nilai pretest kelas riset dan kelas kontrol Group Statistics

kelas N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean hasil

belajar

kelas riset 25 20.640 0

11.05622 2.21124

kelas kontrol

27 21.925 9

14.17996 2.72893

Dari hasil analisis statistik yang telah dilakukan melalui program

SPSS diatas diketahui bahwa rata-rata nilai hasil pretest kelas riset dengan

jumlah peserta didik 25 orang ialah 20,64 dan memiliki standar deviasi

11,05. Pada kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 27 orang diketahui

memiliki nilai rata-rata hasil pretest 21,92 dan memiliki standar deviasi

14,17 .

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunkan program

SPSS yang telah dilakukan dan dapat dilihat pada table diatas diketahui t =

-0,366 dan p = 0,716 dengan = 0,05. Hasil pretest yang dilakukan

dikatakan signifikan jika p < . Dari hasil dapat dilihat bahwa p lebih

besar dari yaitu 0.716 > 0,05. Oleh karena itu nilai pretest yang

dilakukan tidak signifikan dan dalam hal ini dapat dikatakan bahwa

(58)

b. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

Peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari data hasil

pretest dan posttest yang telah dilakukan peserta didik baik kelas riset

maupun kelas kontrol.

i. Kelas Riset

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik apakah

ada peningkatan yang signifikan atau tidak sebelum dan sesudah

diberikan riset dapat dilihat dari uji-T Dependen (Paired Samples

T-Test) yang telah di uji menggunakan program SPSS. Berikut ini

[image:58.595.144.515.288.608.2]

merupakan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS :

Tabel 4. 5 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Riset

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviatio n Std. Error Mean Hasil belajar

awal 20.6400 25 11.05622 2.21124 akhir 45.9200 25 22.80702 4.56140

Dari data hasil analsisis yang dapat dilihat pada table di atas

diketahui bahwa peserta didik kelas riset berjumlah 25 orang dengan nilai

rata-rata hasil belajar sebelum diberi riset (nilai pretest) 20,64 dan standar

(59)

Selain itu, pada tabel hasil analisis di atas juga diperoleh nilai t =

-6,170 dan nilai p = 0,000 dengan α = 0,05. Dari hasil analisis dengan

menggunakan SPSS di atas diperoleh bahwa p lebih kecil dari pada α yaitu

0,000 < 0,05 yang berarti singnifikan. Oleh karena itu hasil belajar peserta

didik kelas riset yang berjumlah 25 orang ini mengalami peningkatan.

ii. Kelas Kontrol

Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar

peserta didik yang signifikan pada kelas control ini, oleh karena itu, nilai

pretest dan nilai posttest dapat diuji dengan menggunakan uji-t dependen

dengan menggunakan program SPSS. Berikut ini merupakan hasil

[image:59.595.136.517.235.646.2]

perhitungan dengan menggunakan program SPSS :

Tabel 4. 6 Uji T-Dependen Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Hasil belaj ar aw al 21.92 59

27 14.17996 2.72893

akh ir

42.51 85

(60)

Hasil analisis nilai pretest dan posttest kelas kontrol dengan

menggunakan program SPSS yang dapat dilihat pada table 4.6 diatas,

diketahui peserta didik kelas kontrol berjumlah 27 orang. Nilai

rata-rata pretest yang telah diikuti oleh peserta didik ialah 21,92 dengan

standar deviasi 14,17 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh peserta

didik ialah 42,51 dengan standar deviasi 29,08.

Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh pula nilai t = -4,498

dan nilai p = 0,000. Nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari hasil

analsisi di atas dapat dilihat bahwa nilai p belih kecil dari pada nilai α

yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti hasilnya signifikan. Oleh karena itu

hasil belajar peserta didik kelas kontrol yang berjumlah 27 orang ini

mengalami peningkatan.

Hasil belajar peserta didik kelas riset dan kelas kontrol yang

diambil dari nilai pretest dan posttest secara keseluruhan dapat

[image:60.595.137.513.278.549.2]

diklasifikasikan seperti pada tabel 4.7 berikut ini.

(61)

c. Membandingkan Nilai Hasil Belajar Akhir Peserta Didik Antara Kelas Riset dan Kelas Kontrol.

Setelah mengetahui bahwa pengetahuan awal peserta didik antara

kelas riset dan kelas kontrol sama, yang dapat dilihat dari hasil analisis

pretest yang menyatakan bahwa hasil p > α, serta adanya peningkatan

hasil pembelajaran kelas riset dan kelas kontrol, maka dapat dilihat pula

hasil akhir (posttest) peserta didik, baik itu kelas riset maupun kelas

kontrol yang telah dianalisis dengan uji-t independen menggunakan

program SPSS. Hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan program

[image:61.595.141.532.259.642.2]

SPSS ini dapat dilihat pada table 4.8 berikut ini :

Tabel 4. 8 Uji T-Independen Nilai Posttest Peserta Didik Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

kelaspost N Mean Std. Deviation Std. Error Mean hasil belajar risert class

25 45.920 0

22.80702 4.56140

control class

27 42.518 5

29.08128 5.59669

Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa peserta didik kelas riset

yang berjumlah 25 orang ini memperoleh nilai rata-rata posttest 45,92

(62)

yang berjumlah 27 orang memperoleh nilai rata-rata posttest 42,51dengan

standar deviasi 29,08.

Berdasarkan hasil analisis statistik uji-t independen untuk nilai

posttest dengan menggunakan SPSS dari table diatas diperoleh nilai t =

0,471 dan p = 0,640. Dengan nilai α yang digunakan adalah 0,05. Dari

hasil analisis p dan α di atas dapat dilihat bahwa nilai p lebih besar dari

pada nilai α yaitu 0,460 > 0,05 yang berarti tidak signifikan. Oleh karena

itu dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelas

riset dan kelas kontrol. Dalam hal ini metode pembelajaran dengan

menggunakan program simulasi PhET dapat dikatakan tidak lebih baik

dari pada metode ceramah aktif.

2. Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik

Selain melihat peningkatan hasil belajar peserta didik didalam

kelas dengan menggunakan metode simulasi PhET, peneliti juga melihat

keaktifan belajar peserta didik didalam kelas, baik itu kelas riset maupun

kelas kontrol dengan menggunakan lembar observasi. Hasil dari lembar

observasi ini menjadi data tambahan dalam penelitian. Adapun hasil

klasifikasi lembar observasi baik kelas riset maupun kelas kontrol dapat

(63)
[image:63.595.127.517.145.568.2]

Tabel 4. 9 Hasil observasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol

No. pernyataan

Kelas riset Rata-rata riset

Kelas kontrol Rata-rata kontrol Skor observer1 Skor observer2 Skor observer1 Skor observer2

1 5 3 4 3 2 2.5

2 4 3 3.5 3 3 3

3 5 4 4.5 2 3 2.5

4 5 5 5 3 4 3.5

5 4 5 4.5 4 4 4

6 4 5 4.5 3 4 3.5

7 5 5 5 3 4 3.5

8 4 3 3.5 3 4 3.5

9 3 4 3.5 3 5 4

10 4 4 4 3 4 3.5

rata-rata akhir 4.2 3.35

Dari hasil observasi yang telah dilakukan selama pelajaran

berlangsung, keaktifan peserta didik SMP Kanisius Wonogiri keals VIII

baik itu kelas riset maupun kelas kontrol, memiliki perbedaan. Dapat

dilihat pada tabel 4.9 diatas, untuk kelas riset memiliki jumlah rata-rata

nilai 4,2 dan kelas kontrol, memiliki jumlah rata-rata nilai 3,35. Untuk

mengetahui apakah peserta didik aktif selama proses pembelajaran

berlangsung, dapat dilihat pada tabel klasifikasi berikut ini:

Tabel 4. 10 Klasifikasi keaktifan peserta didik kelas riset dan kelas kontrol.

Interval klasifikasi Skor rata-rata kelas riset

Skor rata-rata kelas kontrol 4.1 - 5.0 Sangat aktif 4.2

3.1 - 4.0 Aktif 3.35

[image:63.595.122.525.612.697.2]
(64)

Dari hasil klasifikasi di atas dapat dilihat bahwa peserta didik kelas

kontro termasuk aktif ketika pembelajaran dan untuk peserta didik kelas

riset tergolong sangat aktif ketika menerima pelajaran didalam kelas.

C. Pembahasan

1. Peningkatan hasil belajar peserta didik

Penelitian yang dilakukan di SMP Kanisius Wonogiri ini

bertujuan untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar peserta

didik SMP Kanisius Wonogiri kelas VIII dengan menggunakan

metode pembelajaran simulasi PhET pada pokok bahasan energi

potensial, energi kinetik dan energi mekanik. Dalam hal ini untuk

melihat peningkatan hasil belajar peserta didik di dalam kelas, peneliti

memberikan tes sebelum diberi perlakuan (pretest) dan sesudah diberi

perlakukan (posttest) untuk pokok bahasan energi potensial, energi

kinetik dan energi mekanik kepada peserta didik. Hasil dari pretest dan

posttest ini akan dianalisis menggunakan program SPSS untuk melihat

apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode

simulasi PhET.

Gambar

Gambar 6. Posttest kelas kontrol............................................................................................
gambar 2.1 (Energy Skate Park).
Tabel 3. 1 Pre-test dan post-test control group design
Tabel 3. 2 kisi-kisi soal pretest dan posttest pilihan ganda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar bermain bolavoli pada peserta didik kelas VIII-E SMP Negeri 1 Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri tahun

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DISCOVERY TERPIMPIN PADA SISWA KELAS VIII A SMP

Paulina Ari Widiastuti. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model Discovery Learning berbantuan PhET pada pokok bahasan teori kinetik gas dapat melatih keterampilan

Paulina Ari Widiastuti. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius

Target produk yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini adalah pengembangan komik fisika sebagai media pembelajaran fisika SMP kelas VIII pokok bahasan

Pengembangan LKPD Fisika Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Skripsi Jurusan/Program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan

Judul : Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pokok Bahasan Teori Kinetik Gas Dikelas XI IPA SMA Negeri 2 Polombangkeng Utara