• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan adik-adikku terkasih

Sahabat-sahabatku yang selalu membantu

Serta almamater Sanata Dharma

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

Paulina Ari Widiastuti. 2013. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk 1) mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika 2) mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, dan 3) mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket cara belajar, wawancara, dan tes prestasi belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa SMP Kanisius Pakem.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil : 1) Terdapat perbedaan dan persamaan dalam cara belajar siswa terhadap matapelajaran matematika 2) Prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika berada pada kriteria baik sekali, cukup, baik, kurang, dan sangat kurang 3) Pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari cara belajar dan keaktifan siswa pada saat pelajaran. Siswa yang cara belajarnya baik dan aktif cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan siswa yang cara belajarnya kurang baik dan pasif cenderung mempunyai prestasi belajar yang kurang baik.

(9)

viii ABSTRACT

Paulina Ari Widiastuti. 2013. The Effect of Learning Strategy on Students’ Learning Achievement in Mathematics for Grade 7 Students of Kanisius Pakem Yogyakarta Junior High School, School Year 2012/2013. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

Learning strategy means activities which are done based on the learning situation, for instance some activities in class, following an examination and so on. The aims of this study were to know: 1) students’ learning strategy in Mathematics, 2) students’ learning achievements in Mathematics, and 3) the effect of learning strategy to students’ learning achievement in Mathematics.

This study uses descriptive qualitative research method. The data collection was done by observation, learning strategy questionnaire, interview, and test on learning achievement in Mathematics. The subjects of this study were five students of SMP Kanisius Pakem.

The results of the study were as follows: 1) There were differences and similarities in students’ learning strategy in Mathematics. 2) Students’ achievement criteria in learning Mathematics were very good, sufficient, good, poor, and very poor. 3) The effect of students’ learning strategy on students’ learning achievement could be seen from the learning strategy and their activeness in class. Students with good learning strategy and proactive tended to have good learning achievement, while students with poor learning strategy and passive tended to have less good learning achievement.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus, atas kasih dan anugerahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa adanya bantuan, saran, dan

kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan

memberikan anugerah yang terbaik sampai penulis dapat menyelesaikan

skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberi bantuan dan saran. Terima kasih atas

bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.

3. Segenap dosen dan staf sekretariat Jurusan pendidikan matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, atas segala informasi dan pelayanan yang

diberikan.

4. Bapak Andrias Purnama, S.T.,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius

Pakem yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.

5. Ibu MG. Sri Yuliwanti, S.Pd. selaku guru matematika di SMP Kanisius

Pakem yang telah membantu dan bersedia bekerjasama dengan penulis

(11)

x

6. Siswa-siswi kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem yang telah membantu

sebagai subjek penelitian.

7. Bapak FX. Samirun, Ibu Giarsi Anjar Wikani TH, kakakku Marcellina

Riska Arum Dati, adikku Angelina Tria Puspita Rini dan Giovani Rangga

Kusuma, terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Teman-temanku Caeci, Desi, Chatrin, Friska, Siska, Dian, Endah, dan

sahabatku Hendy. Terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungannnya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna oleh sebab

itu saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang

akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kamajuan dan

perkembangan pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Pembatasan Masalah ... 4

E. Batasan Istilah ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Definisi Belajar ... 7

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

(13)

xii

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data ... 28

1. Metode Pengumpulan Data ... 28

2. Instrumen Penelitian ... 29

3. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 31

G. Metode Analisis Data ... 32

1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa ... 32

2. Analisis Reliabelitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Siswa ... 34

(14)

xiii

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,

DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan ... 37

1. Tahap Persiapan ... 37

2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen ... 39

B. Hasil Ujicoba Instrumen ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 43

C. Tabulasi Data ... 44

1. Data Prestasi Belajar ... 44

2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 44

3. Data Hasil Kuisioner ... 48

4. Data Hasil Observasi ... 51

D. Analisis Data ... 54

1. Analisis Hasil Tes Prestasi Belajar ... 54

2. Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner ... 65

3. Analisis Hasil Observasi ... 72

E. Pembahasan ... 73

F. Kelemahan Penelitian ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(15)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa ... 45

Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner Siswa ... 48

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi I ... 51

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi II ... 52

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi III ... 53

Tabel 4.7 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S1 (subjek 1) ... 65

Tabel 4.8 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S2 (subjek 2) ... 67

Tabel 4.9 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S3 (subjek 3) ... 68

Tabel 4.10 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S4 (subjek 4) ... 69

Tabel 4.11 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S5 (subjek 5) ... 71

Tabel 4.12 Analisis Hasil Observasi ... 72

Tabel 4.13 Penggolongan Prestasi Belajar Siswa ... 73

(16)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga ... 18

Gambar 2.2 Segitiga Lancip ... 19

Gambar 2.3 Segitiga Siku-Siku ... 19

Gambar 2.4 Segitiga Tumpul ... 19

Gambar 2.5 Segitiga Sembarang ... 20

Gambar 2.6 Segitiga Sama Kaki ... 20

(17)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1.1 SURAT IJIN PENELITIAN

1.2 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

1.3 FOTO-FOTO 1.4 SOAL KUIS 1.5 SOAL ULANGAN

1.6 KISI-KISI INSTRUMEN CARA BELAJAR SISWA

1.7 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL ULANGAN

1.8 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL KUIS

1.9 TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan

cita-cita bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya

yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan

menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam

rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan

tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Oleh banyak siswa matematika dipandang sebagai ilmu yang

kering, abstrak, teoritis penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus

yang rumit dan membingungkan. Matematika sering dianggap merupakan

ilmu yang tidak banyak hubungannya dengan dunia nyata, serta tidak

banyak gunanya kecuali untuk menghitung hal-hal praktis dalam

(19)

tertarik dan bahkan merasa benci terhadap matematika (Frans susilo,2003 :

224,234).

Menurut Marpaung (2003 : 240-241) Pendidikan matematika di

Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP, SMA masih belum memuaskan.

Siswa cenderung mempelajari matematika dengan menghafal tanpa adanya

pemahaman.

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan

kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,

mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar

mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan

kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan

menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan

menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.

Belajar itu mudah dilakukan, jika siswa memiliki strategi atau cara

belajar yang mampu mengorganisir pikiran, sikap, dan perbuatan untuk

mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahapan) proses belajar secara

berstruktur atau sistematis.

Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena

kualitas cara belajar siswa cukup memprihatinkan. Siswa umumnya hanya

belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar

secara rutin. Sukir (1995) mengemukakan bahwa masih cukup banyak

siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan

(20)

radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat

masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.

Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab

rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu

pendidikan. Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan

atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam

pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang

efektif.

Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan

dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel

lain yang mempengaruhi yaitu antara lain : motivasi dan minat belajar,

lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Oleh karena itu

masih perlu diteliti bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi

belajar dalam pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara belajar siswa dalam pelajaran matematika ?

2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika ?

3. Bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika

(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika

2. Mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika

3. Mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika

siswa

D. Pembatasan masalah

Batasan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah :

1. Subjek penelitian yaitu 5 siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta

2. Cara belajar siswa yang dimaksudkan yaitu cara belajar siswa untuk

memperoleh prestasi belajar atau prestasi yang diinginkan

3. Pengaruh yang diamati adalah bagaimana cara belajar siswa terhadap

prestasi belajar

E. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kerancuan dalam memahami topik penelitian ini,

maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal seperti :

1. Pengaruh

Pengaruh yaitu hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh

sesuatu variabel (variabel bebas) terhadap sesuatu variabel yang lain

(22)

2. Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu

organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang

dijalani.

3. Cara Belajar siswa

Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usaha

mencapai prestasi belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini

penulis membagi cara belajar menjadi 5 bagian yaitu persiapan belajar,

cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar dan cara

mengikuti ujian.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yaitu hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode

tertentu.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman

(23)

serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang

dikaji.

2. Siswa

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar

maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk

menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang

memuaskan.

3. Guru

Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar

mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara

belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar

yang diciptakan.

4. Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar

maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam

rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.

5. Universitas

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian

selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

pengetahuan tentang prestasi belajar yang ada hubungannya dengan

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama

belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi

termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Sudarmanto (1993:2) menyebutkan belajar merupakan usaha

menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata

(25)

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar.

Mengutip dari Slameto (2010:54), adapun faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap belajar antara lain:

1. Faktor-Faktor Intern

Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga

faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain

itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,

ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta

tubuhnya.

2) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar karena

apabila siswa cacat maka belajarnya akan terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan

khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau

(26)

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor

psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu:

1) Inteligensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi

yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek

(benda/hal) atau sekumpulan objek.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau

berlatih.

5) Motif

Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

(27)

tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang

menjadi penyebab berbuat yaitu motif itu sendiri sebagai daya

penggerak/pendorong.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan

seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1) Kelelahan jasmani

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

2) Kelelahan rohani

Kelelahan rohani terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor-Faktor Ekstern

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:

cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang

(28)

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam

masyarakat seperti : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

C. Cara Belajar yang Efektif

Menurut Hamalik (1983:38) bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya

kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan

sebagainya”.

Berikut cara-cara belajar yang efektif, mengutip dari Slameto (2010:73).

1. Perlunya Bimbingan

Banyak siswa yang gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam

pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang

efektif. Oleh sebab itu kita dapat membantu siswa dengan memberi

petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak

(29)

menjamin sukses. Karena sukses hanya dapat tercapai berkat usaha keras.

Selain memberikan petunjuk mengenai cara-cara belajar, siswa juga harus

diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar.

2. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu

memperhatikan beberapa hal seperti :

a. Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang

ada didalam diri siswa itu sendiri misalnya: kesehatannya,

keamanannya, ketenteramannya, dan sebagainya.

b. Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri

pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta

keadaan lingkungan fisik yang lain.

c. Strategi Belajar

Strategi belajar menunjuk pada tingkah laku dan proses berpikir yang

digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang akan dipelajari,

(30)

D. Aspek - Aspek Cara Belajar

Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany (1994 : 43)

adalah :

1. Persiapan belajar siswa

Pada hekekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus

dipersiapkan terlebih dahulu. dengan persiapan sebaik-baiknya maka

kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan

memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar,

beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut

Thabrany (1994 : 49) adalah :

a. Persiapan mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar

benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987 : 58) “persiapan mental

merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam

belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu

dilakukan adalah memahami arti/tujuan belajar, kepercayaan pada diri

sendiri, keuletan, minat terhadap pelajaran.

b. Persiapan sarana

Thabrany (1994 : 48) mengemukakan “sarana yang dibutuhkan dalam

belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”.

1) Ruang belajar

Menurut Thabrany (1994 : 48) “ruang belajar mempunyai peranan

(31)

Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari

gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang

memadai.

2) Perlengkapan belajar

Thabrany (1994 : 53) menjelaskan “perlengkapan belajar yang

perlu disiapkan dalam belajar adalah perabot belajar, buku

pelajaran, buku catatan, alat-alat tulis.

2. Cara Mengikuti pelajaran

Menurut Hamalik (1983 : 50) langkah-langkah atau cara mengikuti

pelajaran yang baik adalah :

a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran

yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas

dan merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang

belum dipahami.

b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan

selama mengikuti pelajaran antara lain : kehadiran, konsentrasi,

catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.

c. Memantapkan hasil belajar, Soeryabrata (1989 : 37) mengemukakan

bahwa “untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca

(32)

3. Aktivitas Belajar Mandiri

Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa

kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun

kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.

a. Aktivitas belajar sendiri

Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari

berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat

ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan

bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya.

b. Aktivitas belajar kelompok

Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain:

mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,

membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya

jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.

4. Pola Belajar siswa

Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu

bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan

belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat

perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai

kegiatan belajarnya.

5. Cara Siswa Mengikuti Ujian

Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan harian

(33)

materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus

mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam

ulangan adalah :

a. Persiapan menghadapi ulangan ; kegiatan belajar untuk menghadapi

ulangan, dan mempelajari / menguasai materi ulangan serta

mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.

b. Saat ulangan berlangsung ; harus benar-benar memahami soal,

tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah

selesai.

c. Setelah ulangan selesai ; Hamalik (1983 : 62) mengemukakan “yang

perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali

jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan”.

E. Teknik Belajar

Teknik belajar yaitu cara yang dilakukan seseorang dalam menerapkan

suatu metode belajar secara spesifik. Perbedaan antara cara belajar dengan

teknik belajar yaitu jika teknik belajar mengacu pada langkah-langkahnya

sedangkan cara belajar merupakan metode yang digunakan dalam belajar.

F. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses

(34)

berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Dalam kegiatan pengukuran

hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang

harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor

mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar

dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa

maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar

sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar

mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik.

Menurut Hamalik (1994: 45) prestasi belajar adalah hasil belajar yang

berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran

atau setelah mempelajari sesuatu. Berikut ini akan dipaparkan tentang

pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu

pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.

1. Alat Evaluasi Prestasi belajar

langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam

menilai prestasi belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi

prestasi belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif.

Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk

tes mencocokkan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa

(35)

2. Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan

suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Batas Minimum Hasil Belajar

Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu

menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas

minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil

belajar siswa. Dalam penelitian, peneliti mengikuti batas KKM yang

ditentukan oleh sekolah yakni 7,0.

G. MATERI SEGITIGA

1. Unsur-unsur Segitiga: Sisi, Sudut, Alas, dan Tinggi Segitiga

Gambar 2.1 Segitiga

Gambar di atas adalah Δ ABC.

a. Sisi-sisinya : AB, BC, dan AC

b. Sudut-sudutnya : ∠ A, atau ∠ BAC, ∠B atau ∠ABC, dan

∠C atau ∠ACB

(36)

2. Jika alasnya BC, maka tingginya AH

3. Jika alasnya AC, maka tingginya BI

2. Jenis-jenis Segitiga

a. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut-sudutnya

1)Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya

lancip.

2)Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu

sudutnya siku-siku.

3)Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya

tumpul.

Contoh :

Gambar 2.2 Segitiga Lancip Gambar 2.3 Segitiga siku-siku

Gambar 2.4 Segitiga Tumpul

b. Jenis Segitiga ditinjau dari panjang sisinya

1) Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya

tidak sama panjang.

Siku-siku

Tumpul Lancip

(37)

2) Segitiga samakaki adalah segitiga yang memiliki dua

sisi yang sama panjang.

3) Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya

sama panjang.

Contoh :

Gambar 2.5 Segitiga sembarang Gambar 2.6 Segitiga samakaki

Gambar 2.7 Segitiga sama sisi

c. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut dan panjang sisi

1) Segitiga lancip samakaki adalah segitiga samakaki yang

sudut puncaknya lancip

2) Segitiga siku-siku samakaki adalah segitiga samakaki

yang sudut puncaknya siku-siku

3) Segitiga tumpul samakaki adalah segitiga samakaki

yang sudut puncaknya tumpul

4) Segitiga lancip samasisi adalah segitiga samasisi (setiap

(38)

3. Sifat-sifat Segitiga

a. Sifat-sifat segitiga siku-siku

C Hipotenusa

A B

b. Sifat-sifat segitiga samakaki

C

A D B

c. Sifat-sifat segitiga samasisi

1) Memiliki sebuah sudut siku-siku (∠𝐴= 90°) 2) Memiliki dua sisi siku-siku (AB dan AC) 3) Memiliki sebuah sisi miring/hipotenusa (BC).

1) Memiliki sepasang sisi yang sama panjang (AC=BC)

2) Memiliki sepasang sudut yang sama besar (∠𝐴=∠𝐵)

3) Memiliki satu sumbu simetri (garis CD) 4) Dapat menempati bingkainya dengan 2

cara (Perhatikan tanda-tanda yang sama pada gambar disamping)

1) Ketiga sisinya sama panjang (AB=BC=CA) 2) Ketiga sudutnya sama besar (∠𝐴=∠𝐵=

∠𝐶 = 60°)

3) Memiliki tiga sumbu simetri (AE, BF, dan CD)

(39)

4. Jumlah Besar Sudut Suatu Segitiga

Sebelum mempelajari sudut-sudut dalam segitiga, lakukan

percobaan berikut :

C

z

A x y B

Lihat gambar berikut :

z

y x

5. Hubungan Sudut Dalam dan Sudut Luar

2 1

1 1 2

Kesimpulan :

Besar sudut luar segitiga sama dengan jumlah sudut dalam

yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Jumlah besar sudut dalam segitiga adalah 180°

Perhatikan gambar disamping !

Maka: ∠𝐵2 =∠𝐴1 +∠𝐶1 C

A

(40)

6. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut dalam Sebuah

Segitiga

a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga

Suatu segitiga dapat dilukis jika jumlah panjang dua sisi

harus “lebih dari” panjangnya sisi yang ketiga. Jika panjang

ketiga sisi segitiga berturut-turut a cm, b cm, dan c cm,

maka syarat segitiga dapat dibentuk harus memenuhi

pertidaksamaan berikut :

b cm a cm

c cm

b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga 𝑎+𝑏>𝑐

𝑎+𝑐>𝑏

𝑏+𝑐>𝑎

Pada suatu segitiga berlaku :

Jika

∠𝐴>∠𝐵>∠𝐶𝑚𝑎𝑘𝑎𝑎> 𝑏>𝑐

Salah satu akibatnya, pada segitiga berlaku :

1) Sudut terbesar menghadap sisi terpanjang

(41)

H. Kerangka Berpikir

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Untuk banyak

memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah

laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis.

Cara belajar siswa ketika di sekolah rata-rata hampir sama ini karena

kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung hanya mengikuti instruksi dari

guru. Akan tetapi, ketika di luar sekolah siswa dapat melakukan cara belajar

yang bebas tidak terikat dengan instruksi dari guru. Siswa juga dapat

melakukan cara belajar sesuai dengan kebiasaan atau pun kemauannya

sendiri. Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab

rendahnya hasil belajar.

Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan atau

mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya

karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Hamalik

(1983) yang termuat dalam www.slideshare.net/wirasudewa90 juga

mengemukakan bahwa cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan

menentukan hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan

memberikan hasil yang kurang memuaskan. Oleh sebab itu, penulis

mendeskripsikan cara belajar sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi

(42)

beberapa aspek yang relevan dengan cara belajar yaitu persiapan belajar, cara

mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar, dan cara mengikuti ujian.

Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang kuat

(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif

kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 1988) mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Penelitian ini juga bertujuan menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala

sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik

dengan angka-angka maupun kata-kata (Punaji, 2010 : 33). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara

atau interview, analisis isi dan metode pengumpulan data lainnya untuk

menyajikan respons-respons dan perilaku subjek (Punaji, 2010 : 43).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem

(44)

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dari 5 siswa kelas VII

SMP Kanisius Pakem Yogyakarta mengenai pengaruh cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah penyebab yang diduga (presumed cause)

menyebabkan perubahan hasil (Punaji, 2010 : 110), variabel bebas

dalam penelitian ini adalah cara belajar siswa.

2. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang mempresentasikan dampak

yang diduga (presumed effect) sebagai akibat dari variabel bebas dan diamati melalui hasil yang ditimbulkan oleh adanya

perlakuan/pemberian treatment terhadap suatu keadaan, objek, orang,

dan segala yang dapat diobservasi (Punaji, 2010 : 111). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika dari 5

subjek penelitian.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Kanisius Pakem

(45)

Pelaksanaan penelitian berlangsung disemester genap tahun pelajaran

2012/2013.

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan 3 macam instrumen, yaitu

instrumen tes prestasi belajar matematika berupa soal uraian, serta

instrumen non-tes berupa angket dan wawancara mengetahui cara

belajar siswa.

a. Tes prestasi belajar

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara,

dan aturan-aturan yang telah ditentukan (Arikunto, 2002). Tes ini

akan diberikan pada akhir pembahasan materi dan berupa soal

uraian. Soal-soal uraian tersebut berkaitan dengan materi yang

telah dibahas. Dan dari tes ini akan diperoleh data mengenai

kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

b. Angket/kuisioner

Angket/kuisioner ini diberikan sebagai alat untuk

mengetahui cara belajar siswa selama ini dalam upaya

(46)

c. Wawancara

Wawancara adalah situasi peran antar-pribadi bersemuka

(face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh

jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada

seseorang yang diwawancara atau responden (Kerling, 1996).

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah

wawancara dengan struktur terbuka. Wawancara dengan struktur

terbuka merupakan wawancara yang tidak menggunakan patokan

maupun aturan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

dalam wawancara ini berkaitan dengan hasil jawaban siswa dalam

menjawab kuisioner yang telah diberikan sebelumnya. Wawancara

ini dilakukan untuk mencocokkan (cross check) jawaban siswa pada angket. Dan wawancara ini sebagai pernyataan langsung dari

siswa, juga untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pengaruh

cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dalam pelajaran

matematika.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian. Bentuknya berupa : tes tertulis, angket,

wawancara, dokumentasi, dan observasi (Paul Suparno, 2010 : 56).

Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu

(47)

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini

yaitu sumber yang berasal dari guru yang meliputi : RPP, Silabus,

dan soal-soal latihan.

b. Instrumen Penelitian

1) Instrumen Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana

observasi yang dilakukan terlebih dahulu dipersiapkan dan

dibatasi kerangka yang akan diamati. Artinya peneliti

melakukan pengamatan dengan menggunakan pedoman

instrumen observasi. Dan dari hasil observasi, peneliti akan

memaparkan mengenai apa saja yang telah dilihat dan dialami

selama mengikuti proses pembelajaran.

2) Dokumentasi

Dengan menggunakan teknik pengumpulan dokumen ini kita

akan memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Dokumen merupakan sesuatu yang

tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti

atau keterangan (menurut KBBI). Pada penelitian ini

menggunakan foto sebagai bukti kegiatan pembelajaran,

angket/kuesioner untuk mengetahui kegiatan apa saja yang

(48)

berlangsung, wawancara untuk mencocokkan jawaban siswa

pada kuisioner yang telah diberikan. Hal-hal yang akan diamati

dalam penelitian ini antara lain :

1) Persiapan belajar siswa

2) Cara mengikuti pelajaran

3) Aktifitas belajar mandiri

4) Pola belajar siswa

5) Cara siswa mengikuti ujian

3) Test Prestasi Belajar Siswa

Tes belajar siswa ini terdiri atas soal-soal test yang diberikan

setelah selesai pembahasan materi.

3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data cara belajar, meliputi : i) data observasi ii) data kuisioner iii)

data wawancara. Data ini berupa kata-kata atau pernyataan verbal

yang diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan siswa

dan juga dari kuisioner yang telah diisi oleh siswa.

b. Data hasil belajar siswa, yaitu data hasil belajar siswa diambil dari

(49)

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa

Ciri pertama dari tes prestasi belajar yang baik menurut Anas Sudijono

(1996 : 93) adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata “valid” sering diartikan dengan : tepat, benar,

absah. Jadi validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, atau

keabsahan. Secara metodologis menurut Sukardi (2003) dalam (Pelagia

Udya Leutta, 2012 : 39,40), validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi

empat macam, yaitu validitas isi, konstruk, konkruen, dan prediksi.

Keempat macam validitas ini sering dikelompokkan menjadi dua

macam menurut rentetan berpikirnya, yaitu :

a. Validitas Logik

Validitas ini dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika

yang dilaksanakan oleh para ahli atau orang yang dianggap ahli. Ada

tiga macam validitas yang termasuk didalamnya yaitu validitas isi,

validitas muka, dan validitas konstruksi. Validitas isi suatu alat

evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang

dievaluasikan. Validitas muka suatu evaluasi disebut pula validitas

bentuk soal atau validitas tampilan yaitu keabsahan susunan kalimat

atau kata – kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak

menimbulkan tafsiran lain. Validitas konstruksi terkait dengan proses

penyusunan alat pengukur data yang bersangkutan, yang menggunakan

(50)

b. Validitas Empirik

Validitas ini diperoleh melalui observasi atau pengalaman yang

bersifat empirik. Ada dua macam validitas yang ada di dalamnya

yaitu validitas banding dan validitas ramal. Validitas banding atau

validitas bersama dapat digunakan apabila kriteriumnya terdapat

pada waktu yang bersamaan dengan alat evaluasi yang diselidiki

validitasnya atau hampir bersamaan. Biasanya dilakukan terhadap

subjek yang sama. Validitas Ramal atau Predictive Validity yaitu

sebuah evaluasi dikatakan memiliki validitas prediksi yang baik jika

ia mempunyai kemampuan untuk meramalkan hal – hal yang akan

terjadi dimasa yang akan datang. Untuk menentukan validitas

prediksi tersebut digunakan alat pembanding berupa nilai – nilai

yang diperoleh dari hasil tes.

Sebuah tes dikatakan valid apabila mengukur tujuan khusus

tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih validitas isi

(content validity) yaitu derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Sedangkan untuk melihat

keabsahan dari kalimat atau pun kata-kata dalam soal maka

dibutuhkan validitas muka, sehingga jelas pengertiannya dan tidak

menimbulkan tafsiran lain. Selain itu peneliti juga menggunakan

validitas konstruksi untuk mengevaluasi lembar pengamatan

(51)

telah mempunyai keabsahan isi, muka, dan konstruksi, maka alat

test tersebut dapat dikonsultasikan kepada orang yang ahli dalam

bidang yang bersangkutan.

2. Analisis Reliabilitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur

Prestasi Belajar Siswa

Menurut Anas Sudijono (2011), dalam fungsinya sebagai alat ukur

hasil belajar, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu tes hasil belajar bentuk uraian yang dikenal dengan istilah essay

test atau subyektive test, dan test hasil belajar bentuk obyektif yang

dikenal dengan istilah obyektif test atau new type test. Untuk menguji

reliabilitas test hasil belajar ini menggunakan teknik pengujian

reliabilitas tes hasil belajar bentuk uraian karena tes yang digunakan

untuk mengambil data adalah tes uraian. Caranya adalah dengan

memperhatikan situasi dan kondisi siswa saat test. Hal-hal yang

diperhatikan adalah bagaimana situasi dan kondisi siswa pada saat

mengerjakan test, apakah siswa dalam keadaan sehat,

sungguh-sungguh, dan tidak saling mencontek.

H. Rencana Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh cara belajar

terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Tahun

(52)

suatu rencana kegiatan penelitian yang nantinya digunakan sebagai acuan

penelitian. Berikut rencana kegiatan selama penelitian berlangsung :

a. Perencanaan

1) Menyiapkan soal untuk test prestasi belajar berupa soal yang

berkaitan dengan materi yang dipelajari

2) Menyiapkan alat elektronik untuk tujuan dokumentasi seperti

camera digital/camera handphone.

3) Menyiapkan lembar kuesioner bagi 5 siswa yang akan diamati/

diteliti.

4) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mewawancarai siswa.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan

Karena dalam pelaksanaannya peneliti tidak terlibat langsung

dalam pembelajarannya maka peneliti hanya bertindak sebagai

observer di kelas namun tetap mengikuti kegiatan pembelajarannya

yang meliputi :

1) Mengamati serta mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan 5

siswa yang akan diteliti yaitu persiapan belajar, cara mengikuti

pelajaran, aktivitas belajar, pola belajar dan cara siswa mengikuti

ujian

2) Mendokumentasikan kegiatan siswa selama pelajaran berlangsung

3) Membantu guru mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran

4) Membagikan kuisioner kepada siswa

(53)

c. Pengolahan Data dan Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh, peneliti melakukan olah data dan

analisis data hingga menemukan sebuah kesimpulan dari rumusan

masalah yang ditanyakan.

(54)

37

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Pakem yang beralamat di

Sukunan, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan subjek

penelitian 5 siswa kelas VII Cerdas dari bulan April sampai bulan Mei.

Terdiri atas 5 siswa sebagai subjek penelitian.

1. Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian di sekolah peneliti melakukan

beberapa persiapan yaitu :

a. Menghubungi kepala sekolah untuk meminta ijin melaksanakan

penelitian di SMP Kanisius Pakem. Pada waktu itu, peneliti langsung

dapat bertemu dengan kepala sekolah SMP Kanisius Pakem, Bapak

Andrias Indra Purnama, S. T., S. Pd. Peneliti mengutarakan maksud

dan tujuan datang ke sekolahan tersebut, dan mendapatkan sambutan

baik dari pihak sekolah.

b. Mengurus surat ijin resmi untuk melaksanakan penelitian di SMP

Kanisius Pakem. Setelah mendapat ijin dan diperbolehkan

melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem, peneliti

(55)

c. Berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran

matematika untuk memastikan waktu dan pelaksanaan penelitian.

Setelah membawa surat ijin dari kampus, peneliti bertemu kepala

sekolah dan Ibu Yuli, guru matematika di SMP Kanisius Pakem.

Setelah bertemu, peneliti bersama kepala sekolah dan guru

matematika berdiskusi menentukan waktu yang tepat untuk

melaksanakan penelitian. Akhirnya, setelah melalui proses diskusi

diputuskan waktu pelaksanaan penelitian sekitar akhir bulan April

atau awal bulan Mei. Peneliti juga berdiskusi dengan Ibu Yuli

tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam

penelitian peneliti membutuhkan 5 subyek siswa yang akan diteliti,

dalam menentukan subyek peneliti dibantu oleh guru matematika

yaitu bu Yuli. Peneliti meminta tolong guru untuk memilih siswa

yang akan diteliti berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu

yang paling pintar, pintar, sedang, kurang pintar, dan sangat kurang

pintar. Bu Yuli memilih siswa yang sesuai kriteria yaitu

berdasarkan nilai matematika dan berdasarkan keaktifan siswa

selama pelajaran matematika yang berlangsung selama ini.

d. Merancang instrumen penelitian.

Setelah sepakat tentang waktu, materi dan model penelitian yang

akan dilakukan di SMP Kanisius Pakem, peneliti merancang

instrumen apa saja yang diperlukan untuk dapat mengumpulkan data

(56)

dalam penelitian ini meliputi instrumen kuisioner,lembar observasi,

lembar wawancara dan tes prestasi belajar siswa meliputi soal kuis

dan ulangan. Dalam merancang instrumen penelitian, peneliti juga

berkonsultasi dengan guru matematika dan dosen pembimbing untuk

dimintai pendapat mengenai instrumen yang peneliti buat.

2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen

a. Instrumen Tes Prestasi Belajar

Instrumen tes prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika

meliputi soal kuis dan juga ulangan mengenai materi Segiempat dan

Segitiga, namun setelah konsultasi dengan dosen pembimbing, dosen

menyarankan 1 KD saja sehingga peneliti mengambil materi

Sifat-sifat Segitiga Berdasarkan Sisi dan Sudutnya. Soal kuis berupa 3 soal

dan soal ulangan berupa 5 soal. Kuis diadakan pada tanggal 8 Mei

2013 sedangkan ulangan diadakan pada tanggal 14 Mei 2013.

b. Angket Cara Belajar Siswa

Angket untuk mengenai cara belajar siswa, peneliti memberikan

kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai cara belajar

siswa. Kuisioner tersebut sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing. Dalam penelitian ini kuisioner yang digunakan

kuisioner terbuka. Kuisioner diberikan pada tanggal 1 dan 2 Mei

2013. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner secara keseluruhan

(57)

Meskipun pada kuisioner penulis tidak mencatumkan pada pelajaran

matematika, namun sebelumnya penulis sudah memberitahukan

bahwa pelajaran yang dimaksud dalam kuisioner adalah pelajaran

matematika.

c. Wawancara Siswa

Karena wawancara dilakukan pada saat istirahat jadi wawancara

hanya bisa dilakukan terhadap dua orang siswa perhari. Sehingga,

wawancara seluruhnya berlangsung dalam 3 hari.

d. Observasi

Observasi ini dilakukan selama 3 kali pertemuan. Mulai dari tanggal

30 April-2 Juni 2013. Dan dalam observasi 5 siswa ini peneliti

dibantu oleh 1 orang teman. Observasi ini bertujuan untuk

mengamati mengenai persiapan belajar siswa ketika akan mengikuti

pelajaran, cara siswa mengikuti pelajaran di sekolah, dan mengenai

aktivitas belajar mandiri siswa ketika belajar.

B. Hasil Ujicoba Instrumen

1. Uji Validitas

a. Validitas Kuis dan Ulangan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dan menggunakan uji pakar instrumen tes prestasi

belajar. Untuk melihat valid tidaknya soal-soal tes yang

(58)

untuk melihat atau mengoreksi soal-soal tes. Selain meminta

dosen untuk menilai valid tidaknya soal tes, peneliti juga

meminta guru matematika yang mengajar di sekolah tempat

peneliti melakukan penelitian. Prestasi belajar pada penelitian

ini dilihat melalui kuis dan ulangan.

1) Kuis diadakan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2013. Peneliti

sebelumnya membuat 2 nomor soal namun setelah uji

validasi pakar atau disini peneliti menggunakan pakarnya

yaitu dosen pembimbing, dosen menyarankan agar soalnya

ditambah karena soal yang diberikan cukup mudah

sedangkan waktu yang diberikan 15 menit. Sehingga dosen

menyarankan agar soalnya ditambah yang lumayan sulit

agar siswa dapat berpikir dengan kritis. Setelah berdiskusi

dengan dosen pembimbing sehingga diperoleh soal yang

demikian. Selain uji validitas itu dengan dosen, peneliti

juga meminta guru matematika yang mengajar di sekolah

tempat peneliti melakukan penelitian untuk memeriksa soal

kuis tersebut, dan guru juga setuju dengan soal-soal kuis

tersebut.

2) Ulangan diadakan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2013.

Setelah soal ulangan tersebut di uji validitas oleh pakar

yaitu dosen dan guru. Menurut dosen pembimbing untuk

(59)

sisinya jangan diketahui. Karena pada soal nomor 1 terlihat

jelas kalau segitiga tersebut siku-siku. Sebab jika dihitung

menggunakan rumus Pythagoras maka panjang kedua sisi

jika dikuadratkan lalu di jumlah maka hasilnya akan sama

dengan hasil kuadrat dari sisi miringnya jika terbukti

siku-siku. Sehingga dosen menyarankan agar salah satu panjang

sisinya tidak diketahui. Selain itu juga pada nomor 5,

sebelum diuji validitas peneliti membuat soalnya yaitu

menentukan hubungan antara dua sudut dalam

segitiga,tetapi setelah diteliti dosen, menurut dosen soal

tersebut kurang begitu jelas sehingga musti diperbaiki

menjadi “manakah yang lebih besar ∠𝑅𝑎𝑡𝑎𝑢∠𝑇, apa

alasannya ?” agar siswa dapat dengan mudah menangkap

maksud dari soal tersebut. Soal-soal yang belum direvisi

dan yang sudah divalidasi dan yang sudah divalidasi dapat

dilihat pada lampiran.

b. Validitas Angket Cara Belajar Siswa

Untuk mengetahui valid tidaknya angket cara belajar siswa,

peneliti mengukurnya dengan wawancara pada hari yang

berbeda dengan diberikannya angket tersebut. Pada angket

yang berupa kuisioner pada penelitian ini, peneliti memberikan

25 pertanyaan dan kuisioner tersebut merupakan kuisioner

(60)

berdasarkan pemahaman mereka sendiri serta berdasarkan

kegiatan yang mereka lakukan masing-masing. Dalam

membuat kuisioner ini peneliti sudah melakukan konsultasi

dengan dosen pembimbing sebelum angket tersebut diberikan

kesiswa. Selain itu peneliti juga melakukan observasi selama 3

kali pertemuan untuk melihat kegiatan atau cara belajar subyek

penelitian ketika dikelas. Dan data tersebut dapat dikatakan

valid jika hasil kuisioner dengan wawancara sesuai. Dan untuk

lebih meyakinkan lagi di lihat juga dengan hasil observasi yang

telah dilakukan. Dan ketika hasil kuisioner tidak sama dengan

hasil wawancara, peneliti menanyakan kepada siswa yang hasil

wawancara dan kuisionernya berbeda apakah yang benar

jawaban di kuisioner atau jawaban hasil wawancara. Namun

ketika peneliti menanyakan jawaban mana yang benar kepada

siswa, peneliti sudah membawa hasil transkrip wawancara,

sehingga siswa dapat dengan mudah memberikan jawaban

yang sesungguhnya. Ketika peneliti menanyakan mengenai

hasil kuisioner dan wawancara kepada siswa ada siswa yang

menyatakan bahwa keduanya benar dan memberikan alasan.

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini peneliti dapat mengatakan bahwa tes prestasi

(61)

peneliti ikut mengawasi. Dan dalam mengerjakan tes waktu yang

digunakan cukup, siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh,

siswa mengerjakannya sendiri-sendiri dan tidak mencontek, serta

dalam keadaan sehat.

Secara statistik tes dikatakan reliabel jika tes diberikan 2 kali dan

hasilnya tidak berbeda. Dalam penelitian ini tidak dilakukan

perhitungan statistik karena keterbatasan waktu dan selain itu tes

tersebut sudah diperiksa oleh dosen pembimbing dan hasilnya baik.

C. Tabulasi Data

1. Data Prestasi Belajar

Berikut adalah hasil prestasi belajar 5 subjek penelitian Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar No. Identitas

Subyek

Kriteria Jenis

Kelamin

Kuis Ulangan Rata-rata

1. S1 Paling pintar P 8,0 9,5 8,75

Catatan : prestasi belajar untuk mengukur rata-rata dari nilai kuis dan ulangan.

2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Wawancara dengan 5 siswa dilakukan secara bergilir. Karena

wawancara dilakukan saat istirahat sehingga dalam sehari, peneliti

hanya dapat mewawancari 2 siswa. Berikut adalah rangkuman hasil

(62)

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa

No. Identitas Subyek

Hasil Wawancara

1. S1 “Sebelum pelajaran biasanya menyiapkan buku

pelajaran, peralatan yang dibutuhkan biar kalau guru udah masuk udah siap udah nggak nunggu yang lain”,kata siswa. Sebelum mulai pelajaran siswa menanyakan PR yang belum jelas untuk memahami materi dan membaca materi pada pelajaran sebelumnya, kalau ada materi yang kurang jelas biasanya bertanya pada orangtua, guru atau teman, ketika ada materi yang penting dalam pelajaran membuat ringkasan untuk dihafalkan, mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah, tidak mengikuti bimbingan belajar dan tidak mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal harian atau mingguan, kata siswa saat ditanya apakah mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah siswa mengatakan, “sebenarnya ada tapi tidak saya pergunakan dengan baik karena sifat yang malas”, siswa mempunyai waktu khusus untuk belajar pada pagi dan malam hari, biasanya mengerjakan tugas tepat waktu, rencana kegiatan yang sudah dibuat tidak selalu berjalan dengan baik, menanggapi penjelasan guru jika ada yang belum jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan suara televisi, berusaha

memfokuskan pikiran pada pelajaran meskipun

pelajaran itu tidak disukai, ketika ditanya kalau ada ulangan atau tes S1 belajar nggak ? kata siswa,”belajar, tapi sistemnya sistem kebut semalam jadi biasanya dari jam 7 sampai jam 10 dilanjutin lagi paginya, dilanjutin di sekolah juga”, ketika mempersiapkan ujian mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari dan latihan soal yang sudah dibahas.

2. S2 Sebelum mulai pelajaran siswa mempersiapkan

(63)

rencana-rencana kegiatan?”, kata siswa,”enggak, soalnya dulu pernah tapi nggak terlaksana jadinya nggak

buat”, tidak mempunyai cukup waktu untuk

mengerjakan soal latihan dirumah tetapi mempunyai waktu khusus untuk belajar di rumah pada pagi dan malam hari, selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang disusun tidak selalu berjalan dengan baik, sering menanggapi penjelasan guru jika ada yang kurang jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan musik, saat ditanya apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa,”iya, biasanya berusaha misalnya saya nggak suka fisika tapi saya harus bisa fisika karena ini juga tanggungjawab”, jika ada ulangan atau tes tidak belajar jauh hari sebelumnya dan lebih suka lembur hingga larut malam, dalam mempersiapkan ujian mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dan mempelajari soal latihan yang sudah dibahas.

3. S3 Sebelum pelajaran mempersiapkan buku dan alat tulis,

(64)

ujian nggak bisa ngerjain dan nilainya juga jelek kalau nggak tahu jawabannya itu apa”.

4. S4 Sebelum pelajaran menyiapkan buku dan alat tulis,

sebelum mulai pelajaran membaca buku untuk memahami materi, jika ada materi yang kurang jelas bertanya pada teman atau guru, jika menemukan bagian yang penting dalam materi menghafalnya, saat ditanya,”apabila anda membuat ringkasan selama pelajaran berlangsung apakah setelah itu anda membacanya kembali?”, jawab siswa,”iya, supaya biar lebih jelas”. Jika ada tugas atau PR siswa mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, jika mengalami kesulitan minta tolong teman atau mencoba sendiri, tidak mengikuti bimbingan belajar, dan tidak

mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal

kegiatan harian atau mingguan, punya waktu yang cukup untuk mengerjakan soal latihan di rumah dan punya waktu khusus untuk belajar yaitu pada malam hari, kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, kadang-kadang rencana kegiatan tidak berjalan dengan baik, kadang-kadang menanggapi penjelasan guru jika mengalami kebingungan, saat belajar tidak melakukan aktivitas lain, saat ditanya,”apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa “iya, karena walaupun nggak disukai biar supaya lebih bisa”, ketika ada ulangan atau tes belajar jauh hari sebelumnya sehingga tidak lembur hingga larut malam, mempersiapkan ujian dengan mempelajari materi dan soal latihan yang sudah pernah dibahas.

5. S5 Sebelum pelajaran mempersiapkan alat tulis dan buku

dan bertanya pada guru serta membaca untuk memahami materi sebelumnya, jika ada materi yang kurang jelas kadang-kadang bertanya pada guru atau teman, saat menemukan bagian yang penting dalam materi membuat ringkasan untuk dibaca kembali, ketika guru memberikan materi kadang-kadang mendengarkan dan mencatat bagian yang penting dan kadang-kadang membacanya kembali, kadang-kadang mengerjakan tugas dan PR yang diberikan guru, mempunyai waktu untuk belajar pada malam hari, ketika mengalami kesulitan minta tolong pada teman atau bertanya pada guru, tidak mengikuti bimbingan belajar, kadang belajar dengan teman kelompok belajar, kadang-kadang membuat jadwal kegiatan, tidak selalu

mempunyai waktu yang cukup untuk belajar

Gambar

Gambar 2.1 Segitiga  .......................................................................................
Gambar di atas adalah Δ ABC.
Gambar 2.2 Segitiga Lancip
Gambar 2.5 Segitiga sembarang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengian dilalsanakannya Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Pengadaan Banry/Jasa yatrg dilaksanakatr melalui Layanan Pengadaan Secara Ele*f,ronik ( LPSE )

Klaim berdasarkan Nine Dash Line inilah yang kemudian digunakan oleh Republik Rakyat China untuk masuk ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif negara-negara tetangganya

Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing.. Bandung:

2 (a) Haji merupakan rukun Islam ke lima yang wajib ditunaikan oleh umat Islam sekali seumur hidup. (i) Nyatakan dua

Di dalam form menu utama terdapat menu kelola arsip yang berfungsi untuk mengelola data pegawai dan data surat, pencarian berfungsi dalam pencarian arsip, dan

Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught communication people share

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Berdasarkan nilai koefisien penentu yang dihasilkan menunjukkan bahwa Rasio Profitabilitas, Earning Per Share dan Price Earning Ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham