PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta
Kakak dan adik-adikku terkasih
Sahabat-sahabatku yang selalu membantu
Serta almamater Sanata Dharma
vii ABSTRAK
Paulina Ari Widiastuti. 2013. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk 1) mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika 2) mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, dan 3) mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket cara belajar, wawancara, dan tes prestasi belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa SMP Kanisius Pakem.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil : 1) Terdapat perbedaan dan persamaan dalam cara belajar siswa terhadap matapelajaran matematika 2) Prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika berada pada kriteria baik sekali, cukup, baik, kurang, dan sangat kurang 3) Pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari cara belajar dan keaktifan siswa pada saat pelajaran. Siswa yang cara belajarnya baik dan aktif cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan siswa yang cara belajarnya kurang baik dan pasif cenderung mempunyai prestasi belajar yang kurang baik.
viii ABSTRACT
Paulina Ari Widiastuti. 2013. The Effect of Learning Strategy on Students’ Learning Achievement in Mathematics for Grade 7 Students of Kanisius Pakem Yogyakarta Junior High School, School Year 2012/2013. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Learning strategy means activities which are done based on the learning situation, for instance some activities in class, following an examination and so on. The aims of this study were to know: 1) students’ learning strategy in Mathematics, 2) students’ learning achievements in Mathematics, and 3) the effect of learning strategy to students’ learning achievement in Mathematics.
This study uses descriptive qualitative research method. The data collection was done by observation, learning strategy questionnaire, interview, and test on learning achievement in Mathematics. The subjects of this study were five students of SMP Kanisius Pakem.
The results of the study were as follows: 1) There were differences and similarities in students’ learning strategy in Mathematics. 2) Students’ achievement criteria in learning Mathematics were very good, sufficient, good, poor, and very poor. 3) The effect of students’ learning strategy on students’ learning achievement could be seen from the learning strategy and their activeness in class. Students with good learning strategy and proactive tended to have good learning achievement, while students with poor learning strategy and passive tended to have less good learning achievement.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus, atas kasih dan anugerahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa adanya bantuan, saran, dan
kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan
memberikan anugerah yang terbaik sampai penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberi bantuan dan saran. Terima kasih atas
bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.
3. Segenap dosen dan staf sekretariat Jurusan pendidikan matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, atas segala informasi dan pelayanan yang
diberikan.
4. Bapak Andrias Purnama, S.T.,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius
Pakem yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah.
5. Ibu MG. Sri Yuliwanti, S.Pd. selaku guru matematika di SMP Kanisius
Pakem yang telah membantu dan bersedia bekerjasama dengan penulis
x
6. Siswa-siswi kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem yang telah membantu
sebagai subjek penelitian.
7. Bapak FX. Samirun, Ibu Giarsi Anjar Wikani TH, kakakku Marcellina
Riska Arum Dati, adikku Angelina Tria Puspita Rini dan Giovani Rangga
Kusuma, terima kasih atas doa dan dukungannya.
8. Teman-temanku Caeci, Desi, Chatrin, Friska, Siska, Dian, Endah, dan
sahabatku Hendy. Terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungannnya.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna oleh sebab
itu saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kamajuan dan
perkembangan pendidikan dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 30 Agustus 2013
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Pembatasan Masalah ... 4
E. Batasan Istilah ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Definisi Belajar ... 7
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8
xii
F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data ... 28
1. Metode Pengumpulan Data ... 28
2. Instrumen Penelitian ... 29
3. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 31
G. Metode Analisis Data ... 32
1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa ... 32
2. Analisis Reliabelitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Siswa ... 34
xiii
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan ... 37
1. Tahap Persiapan ... 37
2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen ... 39
B. Hasil Ujicoba Instrumen ... 40
1. Uji Validitas ... 40
2. Uji Reliabilitas ... 43
C. Tabulasi Data ... 44
1. Data Prestasi Belajar ... 44
2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 44
3. Data Hasil Kuisioner ... 48
4. Data Hasil Observasi ... 51
D. Analisis Data ... 54
1. Analisis Hasil Tes Prestasi Belajar ... 54
2. Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner ... 65
3. Analisis Hasil Observasi ... 72
E. Pembahasan ... 73
F. Kelemahan Penelitian ... 76
BAB V PENUTUP ... 78
A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa ... 44
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa ... 45
Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner Siswa ... 48
Tabel 4.4 Data Hasil Observasi I ... 51
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi II ... 52
Tabel 4.6 Data Hasil Observasi III ... 53
Tabel 4.7 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S1 (subjek 1) ... 65
Tabel 4.8 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S2 (subjek 2) ... 67
Tabel 4.9 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S3 (subjek 3) ... 68
Tabel 4.10 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S4 (subjek 4) ... 69
Tabel 4.11 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S5 (subjek 5) ... 71
Tabel 4.12 Analisis Hasil Observasi ... 72
Tabel 4.13 Penggolongan Prestasi Belajar Siswa ... 73
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Segitiga ... 18
Gambar 2.2 Segitiga Lancip ... 19
Gambar 2.3 Segitiga Siku-Siku ... 19
Gambar 2.4 Segitiga Tumpul ... 19
Gambar 2.5 Segitiga Sembarang ... 20
Gambar 2.6 Segitiga Sama Kaki ... 20
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
1.1 SURAT IJIN PENELITIAN
1.2 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
1.3 FOTO-FOTO 1.4 SOAL KUIS 1.5 SOAL ULANGAN
1.6 KISI-KISI INSTRUMEN CARA BELAJAR SISWA
1.7 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL ULANGAN
1.8 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL KUIS
1.9 TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
cita-cita bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya
manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya
yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan
manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan
menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam
rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan
tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.
Oleh banyak siswa matematika dipandang sebagai ilmu yang
kering, abstrak, teoritis penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus
yang rumit dan membingungkan. Matematika sering dianggap merupakan
ilmu yang tidak banyak hubungannya dengan dunia nyata, serta tidak
banyak gunanya kecuali untuk menghitung hal-hal praktis dalam
tertarik dan bahkan merasa benci terhadap matematika (Frans susilo,2003 :
224,234).
Menurut Marpaung (2003 : 240-241) Pendidikan matematika di
Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP, SMA masih belum memuaskan.
Siswa cenderung mempelajari matematika dengan menghafal tanpa adanya
pemahaman.
Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan
kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,
mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan
kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.
Belajar itu mudah dilakukan, jika siswa memiliki strategi atau cara
belajar yang mampu mengorganisir pikiran, sikap, dan perbuatan untuk
mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahapan) proses belajar secara
berstruktur atau sistematis.
Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena
kualitas cara belajar siswa cukup memprihatinkan. Siswa umumnya hanya
belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar
secara rutin. Sukir (1995) mengemukakan bahwa masih cukup banyak
siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan
radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat
masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.
Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu
pendidikan. Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan
atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam
pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang
efektif.
Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan
dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel
lain yang mempengaruhi yaitu antara lain : motivasi dan minat belajar,
lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Oleh karena itu
masih perlu diteliti bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi
belajar dalam pembelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara belajar siswa dalam pelajaran matematika ?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika ?
3. Bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika
2. Mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika
3. Mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa
D. Pembatasan masalah
Batasan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek penelitian yaitu 5 siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta
2. Cara belajar siswa yang dimaksudkan yaitu cara belajar siswa untuk
memperoleh prestasi belajar atau prestasi yang diinginkan
3. Pengaruh yang diamati adalah bagaimana cara belajar siswa terhadap
prestasi belajar
E. Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan kerancuan dalam memahami topik penelitian ini,
maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal seperti :
1. Pengaruh
Pengaruh yaitu hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh
sesuatu variabel (variabel bebas) terhadap sesuatu variabel yang lain
2. Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang
dijalani.
3. Cara Belajar siswa
Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usaha
mencapai prestasi belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini
penulis membagi cara belajar menjadi 5 bagian yaitu persiapan belajar,
cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar dan cara
mengikuti ujian.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar yaitu hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode
tertentu.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman
serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang
dikaji.
2. Siswa
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk
menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang
memuaskan.
3. Guru
Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar
mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara
belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar
yang diciptakan.
4. Sekolah
Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar
maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
5. Universitas
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pengetahuan tentang prestasi belajar yang ada hubungannya dengan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Belajar
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama
belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar.
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi
termasuk ahli psikologi pendidikan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Sudarmanto (1993:2) menyebutkan belajar merupakan usaha
menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar.
Mengutip dari Slameto (2010:54), adapun faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap belajar antara lain:
1. Faktor-Faktor Intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga
faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain
itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada
gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta
tubuhnya.
2) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar karena
apabila siswa cacat maka belajarnya akan terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
b. Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu:
1) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
(benda/hal) atau sekumpulan objek.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
5) Motif
Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.
tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat yaitu motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorong.
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk
melaksanakan kecakapan baru.
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Kelelahan jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
2) Kelelahan rohani
Kelelahan rohani terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2. Faktor-Faktor Ekstern
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat seperti : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
C. Cara Belajar yang Efektif
Menurut Hamalik (1983:38) bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya
kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya”.
Berikut cara-cara belajar yang efektif, mengutip dari Slameto (2010:73).
1. Perlunya Bimbingan
Banyak siswa yang gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam
pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang
efektif. Oleh sebab itu kita dapat membantu siswa dengan memberi
petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak
menjamin sukses. Karena sukses hanya dapat tercapai berkat usaha keras.
Selain memberikan petunjuk mengenai cara-cara belajar, siswa juga harus
diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar.
2. Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu
memperhatikan beberapa hal seperti :
a. Kondisi Internal
Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang
ada didalam diri siswa itu sendiri misalnya: kesehatannya,
keamanannya, ketenteramannya, dan sebagainya.
b. Kondisi Eksternal
Yang dimaksud kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri
pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta
keadaan lingkungan fisik yang lain.
c. Strategi Belajar
Strategi belajar menunjuk pada tingkah laku dan proses berpikir yang
digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang akan dipelajari,
D. Aspek - Aspek Cara Belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany (1994 : 43)
adalah :
1. Persiapan belajar siswa
Pada hekekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus
dipersiapkan terlebih dahulu. dengan persiapan sebaik-baiknya maka
kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan
memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar,
beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut
Thabrany (1994 : 49) adalah :
a. Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar
benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987 : 58) “persiapan mental
merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu
dilakukan adalah memahami arti/tujuan belajar, kepercayaan pada diri
sendiri, keuletan, minat terhadap pelajaran.
b. Persiapan sarana
Thabrany (1994 : 48) mengemukakan “sarana yang dibutuhkan dalam
belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”.
1) Ruang belajar
Menurut Thabrany (1994 : 48) “ruang belajar mempunyai peranan
Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari
gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang
memadai.
2) Perlengkapan belajar
Thabrany (1994 : 53) menjelaskan “perlengkapan belajar yang
perlu disiapkan dalam belajar adalah perabot belajar, buku
pelajaran, buku catatan, alat-alat tulis.
2. Cara Mengikuti pelajaran
Menurut Hamalik (1983 : 50) langkah-langkah atau cara mengikuti
pelajaran yang baik adalah :
a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran
yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas
dan merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang
belum dipahami.
b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan
selama mengikuti pelajaran antara lain : kehadiran, konsentrasi,
catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
c. Memantapkan hasil belajar, Soeryabrata (1989 : 37) mengemukakan bahwa “untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca
3. Aktivitas Belajar Mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa
kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun
kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
a. Aktivitas belajar sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari
berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat
ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan
bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya.
b. Aktivitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain:
mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti,
membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya
jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.
4. Pola Belajar siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu
bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat
perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai
kegiatan belajarnya.
5. Cara Siswa Mengikuti Ujian
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan harian
materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam
ulangan adalah :
a. Persiapan menghadapi ulangan ; kegiatan belajar untuk menghadapi
ulangan, dan mempelajari / menguasai materi ulangan serta
mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.
b. Saat ulangan berlangsung ; harus benar-benar memahami soal,
tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah
selesai.
c. Setelah ulangan selesai ; Hamalik (1983 : 62) mengemukakan “yang
perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali
jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan”.
E. Teknik Belajar
Teknik belajar yaitu cara yang dilakukan seseorang dalam menerapkan
suatu metode belajar secara spesifik. Perbedaan antara cara belajar dengan
teknik belajar yaitu jika teknik belajar mengacu pada langkah-langkahnya
sedangkan cara belajar merupakan metode yang digunakan dalam belajar.
F. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses
berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Dalam kegiatan pengukuran
hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang
harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor
mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar
dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa
maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar
sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar
mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.
Menurut Hamalik (1994: 45) prestasi belajar adalah hasil belajar yang
berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran
atau setelah mempelajari sesuatu. Berikut ini akan dipaparkan tentang
pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1. Alat Evaluasi Prestasi belajar
langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam
menilai prestasi belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi
prestasi belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif.
Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk
tes mencocokkan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa
2. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan
suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu
menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas
minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil
belajar siswa. Dalam penelitian, peneliti mengikuti batas KKM yang
ditentukan oleh sekolah yakni 7,0.
G. MATERI SEGITIGA
1. Unsur-unsur Segitiga: Sisi, Sudut, Alas, dan Tinggi Segitiga
Gambar 2.1 Segitiga
Gambar di atas adalah Δ ABC.
a. Sisi-sisinya : AB, BC, dan AC
b. Sudut-sudutnya : ∠ A, atau ∠ BAC, ∠B atau ∠ABC, dan
∠C atau ∠ACB
2. Jika alasnya BC, maka tingginya AH
3. Jika alasnya AC, maka tingginya BI
2. Jenis-jenis Segitiga
a. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut-sudutnya
1)Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya
lancip.
2)Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu
sudutnya siku-siku.
3)Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya
tumpul.
Contoh :
Gambar 2.2 Segitiga Lancip Gambar 2.3 Segitiga siku-siku
Gambar 2.4 Segitiga Tumpul
b. Jenis Segitiga ditinjau dari panjang sisinya
1) Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya
tidak sama panjang.
Siku-siku
Tumpul Lancip
2) Segitiga samakaki adalah segitiga yang memiliki dua
sisi yang sama panjang.
3) Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya
sama panjang.
Contoh :
Gambar 2.5 Segitiga sembarang Gambar 2.6 Segitiga samakaki
Gambar 2.7 Segitiga sama sisi
c. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut dan panjang sisi
1) Segitiga lancip samakaki adalah segitiga samakaki yang
sudut puncaknya lancip
2) Segitiga siku-siku samakaki adalah segitiga samakaki
yang sudut puncaknya siku-siku
3) Segitiga tumpul samakaki adalah segitiga samakaki
yang sudut puncaknya tumpul
4) Segitiga lancip samasisi adalah segitiga samasisi (setiap
3. Sifat-sifat Segitiga
a. Sifat-sifat segitiga siku-siku
C Hipotenusa
A B
b. Sifat-sifat segitiga samakaki
C
A D B
c. Sifat-sifat segitiga samasisi
1) Memiliki sebuah sudut siku-siku (∠ = 90°) 2) Memiliki dua sisi siku-siku (AB dan AC) 3) Memiliki sebuah sisi miring/hipotenusa (BC).
1) Memiliki sepasang sisi yang sama panjang
(AC=BC)
2) Memiliki sepasang sudut yang sama besar
(∠ =∠ )
3) Memiliki satu sumbu simetri (garis CD)
4) Dapat menempati bingkainya dengan 2
cara (Perhatikan tanda-tanda yang sama pada gambar disamping)
1) Ketiga sisinya sama panjang (AB=BC=CA)
2) Ketiga sudutnya sama besar (∠ =∠ =
∠ = 60°)
3) Memiliki tiga sumbu simetri (AE, BF, dan
CD)
4) Dapat menempati bingkainya dengan 6 cara
4. Jumlah Besar Sudut Suatu Segitiga
Sebelum mempelajari sudut-sudut dalam segitiga, lakukan
percobaan berikut :
C
z
A x y B
Lihat gambar berikut :
z
y x
5. Hubungan Sudut Dalam dan Sudut Luar
2 1
1 1 2
Kesimpulan :
Besar sudut luar segitiga sama dengan jumlah sudut dalam
yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.
Jumlah besar sudut dalam segitiga adalah 180°
Perhatikan gambar disamping !
Maka: ∠ 2 =∠ 1 +∠ 1
C
A
6. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut dalam Sebuah
Segitiga
a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga
Suatu segitiga dapat dilukis jika jumlah panjang dua sisi harus “lebih dari” panjangnya sisi yang ketiga. Jika panjang
ketiga sisi segitiga berturut-turut a cm, b cm, dan c cm,
maka syarat segitiga dapat dibentuk harus memenuhi
pertidaksamaan berikut :
b cm a cm
c cm
b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga
+ >
+ >
+ >
Pada suatu segitiga berlaku :
Jika
∠ >∠ >∠ � > >
Salah satu akibatnya, pada segitiga berlaku :
1) Sudut terbesar menghadap
sisi terpanjang
2) Sudut terkecil menghadap
H. Kerangka Berpikir
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Untuk banyak
memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah
laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis.
Cara belajar siswa ketika di sekolah rata-rata hampir sama ini karena
kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung hanya mengikuti instruksi dari
guru. Akan tetapi, ketika di luar sekolah siswa dapat melakukan cara belajar
yang bebas tidak terikat dengan instruksi dari guru. Siswa juga dapat
melakukan cara belajar sesuai dengan kebiasaan atau pun kemauannya
sendiri. Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar.
Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan atau
mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya
karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Hamalik
(1983) yang termuat dalam www.slideshare.net/wirasudewa90 juga
mengemukakan bahwa cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan
menentukan hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan. Oleh sebab itu, penulis
mendeskripsikan cara belajar sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi
beberapa aspek yang relevan dengan cara belajar yaitu persiapan belajar, cara
mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar, dan cara mengikuti ujian.
Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang kuat
26 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif
kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 1988) mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Penelitian ini juga bertujuan menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik
dengan angka-angka maupun kata-kata (Punaji, 2010 : 33). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara
atau interview, analisis isi dan metode pengumpulan data lainnya untuk
menyajikan respons-respons dan perilaku subjek (Punaji, 2010 : 43).
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem
C. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dari 5 siswa kelas VII
SMP Kanisius Pakem Yogyakarta mengenai pengaruh cara belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah penyebab yang diduga (presumed cause)
menyebabkan perubahan hasil (Punaji, 2010 : 110), variabel bebas
dalam penelitian ini adalah cara belajar siswa.
2. Variabel Terikat (Dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang mempresentasikan dampak
yang diduga (presumed effect) sebagai akibat dari variabel bebas dan diamati melalui hasil yang ditimbulkan oleh adanya
perlakuan/pemberian treatment terhadap suatu keadaan, objek, orang,
dan segala yang dapat diobservasi (Punaji, 2010 : 111). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika dari 5
subjek penelitian.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Kanisius Pakem
Pelaksanaan penelitian berlangsung disemester genap tahun pelajaran
2012/2013.
F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan 3 macam instrumen, yaitu
instrumen tes prestasi belajar matematika berupa soal uraian, serta
instrumen non-tes berupa angket dan wawancara mengetahui cara
belajar siswa.
a. Tes prestasi belajar
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara,
dan aturan-aturan yang telah ditentukan (Arikunto, 2002). Tes ini
akan diberikan pada akhir pembahasan materi dan berupa soal
uraian. Soal-soal uraian tersebut berkaitan dengan materi yang
telah dibahas. Dan dari tes ini akan diperoleh data mengenai
kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Angket/kuisioner
Angket/kuisioner ini diberikan sebagai alat untuk
mengetahui cara belajar siswa selama ini dalam upaya
c. Wawancara
Wawancara adalah situasi peran antar-pribadi bersemuka
(face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh
jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada
seseorang yang diwawancara atau responden (Kerling, 1996).
Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah
wawancara dengan struktur terbuka. Wawancara dengan struktur
terbuka merupakan wawancara yang tidak menggunakan patokan
maupun aturan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam wawancara ini berkaitan dengan hasil jawaban siswa dalam
menjawab kuisioner yang telah diberikan sebelumnya. Wawancara
ini dilakukan untuk mencocokkan (cross check) jawaban siswa pada angket. Dan wawancara ini sebagai pernyataan langsung dari
siswa, juga untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pengaruh
cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
matematika.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian. Bentuknya berupa : tes tertulis, angket,
wawancara, dokumentasi, dan observasi (Paul Suparno, 2010 : 56).
Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu
a. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini
yaitu sumber yang berasal dari guru yang meliputi : RPP, Silabus,
dan soal-soal latihan.
b. Instrumen Penelitian
1) Instrumen Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana
observasi yang dilakukan terlebih dahulu dipersiapkan dan
dibatasi kerangka yang akan diamati. Artinya peneliti
melakukan pengamatan dengan menggunakan pedoman
instrumen observasi. Dan dari hasil observasi, peneliti akan
memaparkan mengenai apa saja yang telah dilihat dan dialami
selama mengikuti proses pembelajaran.
2) Dokumentasi
Dengan menggunakan teknik pengumpulan dokumen ini kita
akan memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dokumen merupakan sesuatu yang
tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti
atau keterangan (menurut KBBI). Pada penelitian ini
menggunakan foto sebagai bukti kegiatan pembelajaran,
angket/kuesioner untuk mengetahui kegiatan apa saja yang
berlangsung, wawancara untuk mencocokkan jawaban siswa
pada kuisioner yang telah diberikan. Hal-hal yang akan diamati
dalam penelitian ini antara lain :
1) Persiapan belajar siswa
2) Cara mengikuti pelajaran
3) Aktifitas belajar mandiri
4) Pola belajar siswa
5) Cara siswa mengikuti ujian
3) Test Prestasi Belajar Siswa
Tes belajar siswa ini terdiri atas soal-soal test yang diberikan
setelah selesai pembahasan materi.
3. Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data cara belajar, meliputi : i) data observasi ii) data kuisioner iii)
data wawancara. Data ini berupa kata-kata atau pernyataan verbal
yang diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan siswa
dan juga dari kuisioner yang telah diisi oleh siswa.
b. Data hasil belajar siswa, yaitu data hasil belajar siswa diambil dari
G. Metode Analisis Data
1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa
Ciri pertama dari tes prestasi belajar yang baik menurut Anas Sudijono
(1996 : 93) adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau
memiliki validitas. Kata “valid” sering diartikan dengan : tepat, benar,
absah. Jadi validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, atau
keabsahan. Secara metodologis menurut Sukardi (2003) dalam (Pelagia
Udya Leutta, 2012 : 39,40), validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu validitas isi, konstruk, konkruen, dan prediksi.
Keempat macam validitas ini sering dikelompokkan menjadi dua
macam menurut rentetan berpikirnya, yaitu :
a. Validitas Logik
Validitas ini dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika
yang dilaksanakan oleh para ahli atau orang yang dianggap ahli. Ada
tiga macam validitas yang termasuk didalamnya yaitu validitas isi,
validitas muka, dan validitas konstruksi. Validitas isi suatu alat
evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang
dievaluasikan. Validitas muka suatu evaluasi disebut pula validitas
bentuk soal atau validitas tampilan yaitu keabsahan susunan kalimat
atau kata – kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. Validitas konstruksi terkait dengan proses
penyusunan alat pengukur data yang bersangkutan, yang menggunakan
b. Validitas Empirik
Validitas ini diperoleh melalui observasi atau pengalaman yang
bersifat empirik. Ada dua macam validitas yang ada di dalamnya
yaitu validitas banding dan validitas ramal. Validitas banding atau
validitas bersama dapat digunakan apabila kriteriumnya terdapat
pada waktu yang bersamaan dengan alat evaluasi yang diselidiki
validitasnya atau hampir bersamaan. Biasanya dilakukan terhadap
subjek yang sama. Validitas Ramal atau Predictive Validity yaitu
sebuah evaluasi dikatakan memiliki validitas prediksi yang baik jika
ia mempunyai kemampuan untuk meramalkan hal – hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Untuk menentukan validitas
prediksi tersebut digunakan alat pembanding berupa nilai – nilai yang diperoleh dari hasil tes.
Sebuah tes dikatakan valid apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih validitas isi
(content validity) yaitu derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Sedangkan untuk melihat
keabsahan dari kalimat atau pun kata-kata dalam soal maka
dibutuhkan validitas muka, sehingga jelas pengertiannya dan tidak
menimbulkan tafsiran lain. Selain itu peneliti juga menggunakan
validitas konstruksi untuk mengevaluasi lembar pengamatan
telah mempunyai keabsahan isi, muka, dan konstruksi, maka alat
test tersebut dapat dikonsultasikan kepada orang yang ahli dalam
bidang yang bersangkutan.
2. Analisis Reliabilitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur
Prestasi Belajar Siswa
Menurut Anas Sudijono (2011), dalam fungsinya sebagai alat ukur
hasil belajar, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu tes hasil belajar bentuk uraian yang dikenal dengan istilah essay
test atau subyektive test, dan test hasil belajar bentuk obyektif yang
dikenal dengan istilah obyektif test atau new type test. Untuk menguji
reliabilitas test hasil belajar ini menggunakan teknik pengujian
reliabilitas tes hasil belajar bentuk uraian karena tes yang digunakan
untuk mengambil data adalah tes uraian. Caranya adalah dengan
memperhatikan situasi dan kondisi siswa saat test. Hal-hal yang
diperhatikan adalah bagaimana situasi dan kondisi siswa pada saat
mengerjakan test, apakah siswa dalam keadaan sehat,
sungguh-sungguh, dan tidak saling mencontek.
H. Rencana Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh cara belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Tahun
suatu rencana kegiatan penelitian yang nantinya digunakan sebagai acuan
penelitian. Berikut rencana kegiatan selama penelitian berlangsung :
a. Perencanaan
1) Menyiapkan soal untuk test prestasi belajar berupa soal yang
berkaitan dengan materi yang dipelajari
2) Menyiapkan alat elektronik untuk tujuan dokumentasi seperti
camera digital/camera handphone.
3) Menyiapkan lembar kuesioner bagi 5 siswa yang akan diamati/
diteliti.
4) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mewawancarai siswa.
b. Pelaksanaan dan Pengamatan
Karena dalam pelaksanaannya peneliti tidak terlibat langsung
dalam pembelajarannya maka peneliti hanya bertindak sebagai
observer di kelas namun tetap mengikuti kegiatan pembelajarannya
yang meliputi :
1) Mengamati serta mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan 5
siswa yang akan diteliti yaitu persiapan belajar, cara mengikuti
pelajaran, aktivitas belajar, pola belajar dan cara siswa mengikuti
ujian
2) Mendokumentasikan kegiatan siswa selama pelajaran berlangsung
3) Membantu guru mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran
4) Membagikan kuisioner kepada siswa
c. Pengolahan Data dan Analisis Data
Dari data-data yang diperoleh, peneliti melakukan olah data dan
analisis data hingga menemukan sebuah kesimpulan dari rumusan
masalah yang ditanyakan.
37 BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan
Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Pakem yang beralamat di
Sukunan, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan subjek
penelitian 5 siswa kelas VII Cerdas dari bulan April sampai bulan Mei.
Terdiri atas 5 siswa sebagai subjek penelitian.
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian di sekolah peneliti melakukan
beberapa persiapan yaitu :
a. Menghubungi kepala sekolah untuk meminta ijin melaksanakan
penelitian di SMP Kanisius Pakem. Pada waktu itu, peneliti langsung
dapat bertemu dengan kepala sekolah SMP Kanisius Pakem, Bapak
Andrias Indra Purnama, S. T., S. Pd. Peneliti mengutarakan maksud
dan tujuan datang ke sekolahan tersebut, dan mendapatkan sambutan
baik dari pihak sekolah.
b. Mengurus surat ijin resmi untuk melaksanakan penelitian di SMP
Kanisius Pakem. Setelah mendapat ijin dan diperbolehkan
melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem, peneliti
c. Berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
matematika untuk memastikan waktu dan pelaksanaan penelitian.
Setelah membawa surat ijin dari kampus, peneliti bertemu kepala
sekolah dan Ibu Yuli, guru matematika di SMP Kanisius Pakem.
Setelah bertemu, peneliti bersama kepala sekolah dan guru
matematika berdiskusi menentukan waktu yang tepat untuk
melaksanakan penelitian. Akhirnya, setelah melalui proses diskusi
diputuskan waktu pelaksanaan penelitian sekitar akhir bulan April
atau awal bulan Mei. Peneliti juga berdiskusi dengan Ibu Yuli
tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam
penelitian peneliti membutuhkan 5 subyek siswa yang akan diteliti,
dalam menentukan subyek peneliti dibantu oleh guru matematika
yaitu bu Yuli. Peneliti meminta tolong guru untuk memilih siswa
yang akan diteliti berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu
yang paling pintar, pintar, sedang, kurang pintar, dan sangat kurang
pintar. Bu Yuli memilih siswa yang sesuai kriteria yaitu
berdasarkan nilai matematika dan berdasarkan keaktifan siswa
selama pelajaran matematika yang berlangsung selama ini.
d. Merancang instrumen penelitian.
Setelah sepakat tentang waktu, materi dan model penelitian yang
akan dilakukan di SMP Kanisius Pakem, peneliti merancang
instrumen apa saja yang diperlukan untuk dapat mengumpulkan data
dalam penelitian ini meliputi instrumen kuisioner,lembar observasi,
lembar wawancara dan tes prestasi belajar siswa meliputi soal kuis
dan ulangan. Dalam merancang instrumen penelitian, peneliti juga
berkonsultasi dengan guru matematika dan dosen pembimbing untuk
dimintai pendapat mengenai instrumen yang peneliti buat.
2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen
a. Instrumen Tes Prestasi Belajar
Instrumen tes prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika
meliputi soal kuis dan juga ulangan mengenai materi Segiempat dan
Segitiga, namun setelah konsultasi dengan dosen pembimbing, dosen
menyarankan 1 KD saja sehingga peneliti mengambil materi
Sifat-sifat Segitiga Berdasarkan Sisi dan Sudutnya. Soal kuis berupa 3 soal
dan soal ulangan berupa 5 soal. Kuis diadakan pada tanggal 8 Mei
2013 sedangkan ulangan diadakan pada tanggal 14 Mei 2013.
b. Angket Cara Belajar Siswa
Angket untuk mengenai cara belajar siswa, peneliti memberikan
kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai cara belajar
siswa. Kuisioner tersebut sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing. Dalam penelitian ini kuisioner yang digunakan
kuisioner terbuka. Kuisioner diberikan pada tanggal 1 dan 2 Mei
2013. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner secara keseluruhan
Meskipun pada kuisioner penulis tidak mencatumkan pada pelajaran
matematika, namun sebelumnya penulis sudah memberitahukan
bahwa pelajaran yang dimaksud dalam kuisioner adalah pelajaran
matematika.
c. Wawancara Siswa
Karena wawancara dilakukan pada saat istirahat jadi wawancara
hanya bisa dilakukan terhadap dua orang siswa perhari. Sehingga,
wawancara seluruhnya berlangsung dalam 3 hari.
d. Observasi
Observasi ini dilakukan selama 3 kali pertemuan. Mulai dari tanggal
30 April-2 Juni 2013. Dan dalam observasi 5 siswa ini peneliti
dibantu oleh 1 orang teman. Observasi ini bertujuan untuk
mengamati mengenai persiapan belajar siswa ketika akan mengikuti
pelajaran, cara siswa mengikuti pelajaran di sekolah, dan mengenai
aktivitas belajar mandiri siswa ketika belajar.
B. Hasil Ujicoba Instrumen
1. Uji Validitas
a. Validitas Kuis dan Ulangan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dan menggunakan uji pakar instrumen tes prestasi
belajar. Untuk melihat valid tidaknya soal-soal tes yang
untuk melihat atau mengoreksi soal-soal tes. Selain meminta
dosen untuk menilai valid tidaknya soal tes, peneliti juga
meminta guru matematika yang mengajar di sekolah tempat
peneliti melakukan penelitian. Prestasi belajar pada penelitian
ini dilihat melalui kuis dan ulangan.
1) Kuis diadakan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2013. Peneliti
sebelumnya membuat 2 nomor soal namun setelah uji
validasi pakar atau disini peneliti menggunakan pakarnya
yaitu dosen pembimbing, dosen menyarankan agar soalnya
ditambah karena soal yang diberikan cukup mudah
sedangkan waktu yang diberikan 15 menit. Sehingga dosen
menyarankan agar soalnya ditambah yang lumayan sulit
agar siswa dapat berpikir dengan kritis. Setelah berdiskusi
dengan dosen pembimbing sehingga diperoleh soal yang
demikian. Selain uji validitas itu dengan dosen, peneliti
juga meminta guru matematika yang mengajar di sekolah
tempat peneliti melakukan penelitian untuk memeriksa soal
kuis tersebut, dan guru juga setuju dengan soal-soal kuis
tersebut.
2) Ulangan diadakan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2013.
Setelah soal ulangan tersebut di uji validitas oleh pakar
yaitu dosen dan guru. Menurut dosen pembimbing untuk
sisinya jangan diketahui. Karena pada soal nomor 1 terlihat
jelas kalau segitiga tersebut siku-siku. Sebab jika dihitung
menggunakan rumus Pythagoras maka panjang kedua sisi
jika dikuadratkan lalu di jumlah maka hasilnya akan sama
dengan hasil kuadrat dari sisi miringnya jika terbukti
siku-siku. Sehingga dosen menyarankan agar salah satu panjang
sisinya tidak diketahui. Selain itu juga pada nomor 5,
sebelum diuji validitas peneliti membuat soalnya yaitu
menentukan hubungan antara dua sudut dalam
segitiga,tetapi setelah diteliti dosen, menurut dosen soal
tersebut kurang begitu jelas sehingga musti diperbaiki
menjadi “manakah yang lebih besar ∠�� � ∠�, apa alasannya ?” agar siswa dapat dengan mudah menangkap
maksud dari soal tersebut. Soal-soal yang belum direvisi
dan yang sudah divalidasi dan yang sudah divalidasi dapat
dilihat pada lampiran.
b. Validitas Angket Cara Belajar Siswa
Untuk mengetahui valid tidaknya angket cara belajar siswa,
peneliti mengukurnya dengan wawancara pada hari yang
berbeda dengan diberikannya angket tersebut. Pada angket
yang berupa kuisioner pada penelitian ini, peneliti memberikan
25 pertanyaan dan kuisioner tersebut merupakan kuisioner
berdasarkan pemahaman mereka sendiri serta berdasarkan
kegiatan yang mereka lakukan masing-masing. Dalam
membuat kuisioner ini peneliti sudah melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing sebelum angket tersebut diberikan
kesiswa. Selain itu peneliti juga melakukan observasi selama 3
kali pertemuan untuk melihat kegiatan atau cara belajar subyek
penelitian ketika dikelas. Dan data tersebut dapat dikatakan
valid jika hasil kuisioner dengan wawancara sesuai. Dan untuk
lebih meyakinkan lagi di lihat juga dengan hasil observasi yang
telah dilakukan. Dan ketika hasil kuisioner tidak sama dengan
hasil wawancara, peneliti menanyakan kepada siswa yang hasil
wawancara dan kuisionernya berbeda apakah yang benar
jawaban di kuisioner atau jawaban hasil wawancara. Namun
ketika peneliti menanyakan jawaban mana yang benar kepada
siswa, peneliti sudah membawa hasil transkrip wawancara,
sehingga siswa dapat dengan mudah memberikan jawaban
yang sesungguhnya. Ketika peneliti menanyakan mengenai
hasil kuisioner dan wawancara kepada siswa ada siswa yang
menyatakan bahwa keduanya benar dan memberikan alasan.
2. Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini peneliti dapat mengatakan bahwa tes prestasi
peneliti ikut mengawasi. Dan dalam mengerjakan tes waktu yang
digunakan cukup, siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh,
siswa mengerjakannya sendiri-sendiri dan tidak mencontek, serta
dalam keadaan sehat.
Secara statistik tes dikatakan reliabel jika tes diberikan 2 kali dan
hasilnya tidak berbeda. Dalam penelitian ini tidak dilakukan
perhitungan statistik karena keterbatasan waktu dan selain itu tes
tersebut sudah diperiksa oleh dosen pembimbing dan hasilnya baik.
C. Tabulasi Data
1. Data Prestasi Belajar
Berikut adalah hasil prestasi belajar 5 subjek penelitian Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar No. Identitas
Subyek
Kriteria Jenis
Kelamin
Kuis Ulangan Rata-rata
1. S1 Paling pintar P 8,0 9,5 8,75
Catatan : prestasi belajar untuk mengukur rata-rata dari nilai kuis dan ulangan.
2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa
Wawancara dengan 5 siswa dilakukan secara bergilir. Karena
wawancara dilakukan saat istirahat sehingga dalam sehari, peneliti
hanya dapat mewawancari 2 siswa. Berikut adalah rangkuman hasil
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa
No. Identitas
Subyek
Hasil Wawancara
1. S1 “Sebelum pelajaran biasanya menyiapkan buku
pelajaran, peralatan yang dibutuhkan biar kalau guru udah masuk udah siap udah nggak nunggu yang lain”,kata siswa. Sebelum mulai pelajaran siswa menanyakan PR yang belum jelas untuk memahami materi dan membaca materi pada pelajaran sebelumnya, kalau ada materi yang kurang jelas biasanya bertanya pada orangtua, guru atau teman, ketika ada materi yang penting dalam pelajaran membuat ringkasan untuk dihafalkan, mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah, tidak mengikuti bimbingan belajar dan tidak mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal harian atau mingguan, kata siswa saat ditanya apakah mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah siswa mengatakan, “sebenarnya ada tapi tidak saya pergunakan dengan baik karena sifat yang malas”, siswa mempunyai waktu khusus untuk belajar pada pagi dan malam hari, biasanya mengerjakan tugas tepat waktu, rencana kegiatan yang sudah dibuat tidak selalu berjalan dengan baik, menanggapi penjelasan guru jika ada yang belum jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan suara televisi, berusaha
memfokuskan pikiran pada pelajaran meskipun
pelajaran itu tidak disukai, ketika ditanya kalau ada ulangan atau tes S1 belajar nggak ? kata siswa,”belajar, tapi sistemnya sistem kebut semalam jadi biasanya dari jam 7 sampai jam 10 dilanjutin lagi paginya, dilanjutin di sekolah juga”, ketika mempersiapkan ujian mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari dan latihan soal yang sudah dibahas.
2. S2 Sebelum mulai pelajaran siswa mempersiapkan
buku-buku dan saat ditanya “kalau sebelum pelajaran apa
yang kamu lakukan untuk memahami materi?” siswa
rencana-rencana kegiatan?”, kata siswa,”enggak, soalnya dulu pernah tapi nggak terlaksana jadinya nggak buat”, tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan soal latihan dirumah tetapi mempunyai waktu khusus untuk belajar di rumah pada pagi dan malam hari, selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang disusun tidak selalu berjalan dengan baik, sering menanggapi penjelasan guru jika ada yang kurang jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan musik, saat ditanya apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa,”iya, biasanya berusaha misalnya saya nggak suka fisika tapi saya harus bisa fisika karena ini juga tanggungjawab”, jika ada ulangan atau tes tidak belajar jauh hari sebelumnya dan lebih suka lembur hingga larut malam, dalam mempersiapkan ujian mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dan mempelajari soal latihan yang sudah dibahas.
3. S3 Sebelum pelajaran mempersiapkan buku dan alat tulis,
ujian nggak bisa ngerjain dan nilainya juga jelek kalau nggak tahu jawabannya itu apa”.
4. S4 Sebelum pelajaran menyiapkan buku dan alat tulis,
sebelum mulai pelajaran membaca buku untuk memahami materi, jika ada materi yang kurang jelas bertanya pada teman atau guru, jika menemukan bagian yang penting dalam materi menghafalnya, saat ditanya,”apabila anda membuat ringkasan selama pelajaran berlangsung apakah setelah itu anda membacanya kembali?”, jawab siswa,”iya, supaya biar lebih jelas”. Jika ada tugas atau PR siswa mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, jika mengalami kesulitan minta tolong teman atau mencoba sendiri, tidak mengikuti bimbingan belajar, dan tidak
mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal
kegiatan harian atau mingguan, punya waktu yang cukup untuk mengerjakan soal latihan di rumah dan punya waktu khusus untuk belajar yaitu pada malam hari, kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, kadang-kadang rencana kegiatan tidak berjalan dengan baik, kadang-kadang menanggapi penjelasan guru jika mengalami kebingungan, saat belajar tidak melakukan aktivitas lain, saat ditanya,”apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa “iya, karena walaupun nggak disukai biar supaya lebih bisa”, ketika ada ulangan atau tes belajar jauh hari sebelumnya sehingga tidak lembur hingga larut malam, mempersiapkan ujian dengan mempelajari materi dan soal latihan yang sudah pernah dibahas.
5. S5 Sebelum pelajaran mempersiapkan alat tulis dan buku
dan bertanya pada guru serta membaca untuk memahami materi sebelumnya, jika ada materi yang kurang jelas kadang-kadang bertanya pada guru atau teman, saat menemukan bagian yang penting dalam materi membuat ringkasan untuk dibaca kembali, ketika guru memberikan materi kadang-kadang mendengarkan dan mencatat bagian yang penting dan kadang-kadang membacanya kembali, kadang-kadang mengerjakan tugas dan PR yang diberikan guru, mempunyai waktu untuk belajar pada malam hari, ketika mengalami kesulitan minta tolong pada teman atau bertanya pada guru, tidak mengikuti bimbingan belajar, kadang belajar dengan teman kelompok belajar, kadang-kadang membuat jadwal kegiatan, tidak selalu
mempunyai waktu yang cukup untuk belajar