• Tidak ada hasil yang ditemukan

jarak pandang penonton

N/A
N/A
Irfan Irfan

Academic year: 2023

Membagikan "jarak pandang penonton"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN STADION SEPAK BOLA DENGAN STRUKTUR ATAP TENDA DAN KABEL DI KOTA KENDARI

Andika Fadly

Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Arman Faslih

Tenaga Pengajar Jurusan Arsitektur, Univeritas Halu Oleo E-Mail : andikafadly123@yahoo.com

ABSTRAK

Sepak bola merupakan olah raga yang sangat popular di dunia pada saat ini, dimana semua kalangan masyarakat begitu menggemari olahraga ini, adapun fasilitas utama dalam bermain sepak bola adalah sebuah stadion yang dapat menampung para pemain serta penggemar sepak bola. Adapun yang menjadi permasalahan utama pada stadion-stadion yang ada di Indonesia khususnya di kota Kendari, yaitu sirkulasi pengunjung yang kurang fleksibel, sehingga seringnya terjadi crossing antar supporter, serta bentuk fasad bangunan yang kurang menarik minat para penonton. Dalam perancangan stadion sepak bola ini metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yakni dengan mengumpulkan data, menyusun, kemudian menganalisa serta mengelompokkan data yang akan dijadikan sebagai dasar dalam perancangan dan desain. Pada perancangan stadion sepak bola ini direncanakan sirkulasi pengunjung yang tidak menghambat para supporter untuk masuk ke dalam stadion, dan pembagian sirkulasi pengunjung tuan rumah dan pengunjung tamu dibuat terpisah agar tidak terjadi crossing. Kemudian sistem struktur yang menjadi aspek utama pada desain ini menggunakan tenda kabel. Sebuah bentuk yang ingin dicapai diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah fasad bangunan yang lebih menarik.

Kata kunci : sepakbola, struktur, sirkulasi, bentuk.

ABSTRACT

Football is a sport that is very popular in the world at the moment, where all people are so fond of this sport, while the main facility in playing football is a stadium that can accommodate the players and football fans. As the main problem in stadiums that exist in Indonesia, especially in the city of Kendari, the circulation of visitors is less flexible, so frequent crossing between supporters, as well as the shape of the building facade that is less attractive to the audience. In designing a football stadium is the method used is descriptive analysis that is to gather data, compile, and then analyze and classify the data that will serve as the basis for the design and design. In designing a football stadium is planned circulation of visitors who do not inhibit the supporters to get into the stadium, and the distribution of visitor circulation host and guest users is separate to prevent crossing. Then the structure of the system being the primary aspect in the design of these tents cable. A form to be achieved is processed so as to produce a more attractive building facades.

Key words : football, structure, circulation, form.

PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Manusia merupakan makhluk yang selalu berkembang dan berubah menurut perkembangan jaman. Proses perubahan dan perkembangan itu sendiri membutuhkan sebuah aspek yang bernama kesehatan. Kesehatan sendiri diperoleh melaui sebuah kegiatan yang disebut olah raga. Olah raga merupakan kegiatan olah tubuh yang melibatkan fisik sehingga berdampak pada kesegaran jasmani dan rohani. Kesegaran jasmani dan rohani dapat memengaruhi banyaknya aktifitas yang dapat dilakukan tanpa rasa lelah yang berarti. Dengan demikian, kesehatan yang bersifat kesegaran jasmani dan rohani dapat diperoleh melalui kegiatan olah raga. Kegiatan olah raga sendiri memiliki banyak macam. Salah satu kegiatan olah raga yang paling populer di dunia ini adalah sepak bola.

Olah raga ini merupakan olah raga yang digemari dari berbagai macam kelompok umur dan berbagai macam strata sosial. Itu artinya, sepak bola merupakan cabang olah raga yang dapat dimainkan dan diterima oleh semua kalangan tanpa terkecuali.

Selain itu juga alas an mengapa sepak bola dapat diterima oleh semua kalangan, karena sepak bola adalah olah raga yang mudah, murah dan meriah.

Disebut mudah karena hanya terdapat 3 dasar dalam olah raga ini, yaitu dribble (menggiring), passing (mengumpan) dan shooting (menendang).

Pada umumnya stadion di klasisfikasi berdasarkan fsilitas yang disediakan baik berupa sarana olahraga dan fasilitas pendukung lainnya serta kapasitas kemampuan menampung penonton yang disediakan oleh stadion itu ,klasifikasi stadion dibagi menjadi menjadi 3 tipe yaitu tipe A, dengan kapasitas 30.000 sampai 50.000, tipe B dengan kapasitas penonton 10.000 sampai 30.000, dan tipe C dengan kapsitas 5.000 sampai 10.000. Namun

(2)

kapasitas stadion di Indonesia rata-rata memiliki rating tipe C jelas sangat ironis untuk perkembangan sepak bola di Indonesia.

Kota Kendari kini sangat membutuhkan stadion baru sebagai pengganti stadion yang lama yang dapat menampung segala aktvitas pertandingan dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat kota Kendari, sehingga para penggemar-penggemar sepak bola dapat menikmati pertandingan- pertandingan sepak bola dengan nyaman .

Pada saat ini biasanya atap stadion menggunakan struktur atap rangka ruang namun pada desain ini menggunakan strutur atap tenda kabel.Pada system struktur kabel,jelas tidak hanya kabel saja yang berpengaruh,tetapi ada komponen lainnya yang perlu di perhatikan,Struktur kabel mempunyai komponen-komponen utama seperti

;Tali baja,Joint kabel dan membrane (cladding),Selaput/tenda (membrane),Balok pengaku (compression ring dan tension ring) dan Tumpuan /kolom penambat (angkur).

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam proses desain Stadion dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan sistem sirkulasi yang sesuai bagi para pengunjung stadion sepak bola?

2. Bagaimana merencanakan sistem struktur yang dapat membentuk fasad bangunan dan menghasilkan estetika ?

C. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan yaitu sebagai berikut :

1 Merencanakan sistem sirkulasi yang sesuai bagi para pengunjung stadion sepak bola.

2 Merencanakan sistim struktur yang dapat membentuk fasad bangunan dan menghasilkan estetika.

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Judul

Pengertian “PERENCANAAN STADION SEPAK BOLA DENGAN STRUKTUR ATAP TENDA KABEL ” di definiskan sebagai berikut : Perencanaan : Proses, pembuatan, cara

merencanakan (merancangkan).

[1](Kamus Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1994 : 832).

Stadion : Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk acara olahragadan konser, dimana didalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. [3]

Sepakbola :Sepak bola adalah cabang olahraga yang bola terbuat dari kulit dan dimainkan oleh dua tim masing- masing beranggotakan (sebelas) orang pemain inti dan sebagian pemain cadangan..[3]

Atap : Penutup rumah (bangunan) sebelah atas; benda yg dipakai untuk menutup atas rumah: rumbia (ijuk) perabung upih, pb) barang yg baik bercampur dng barang yg buruk; [1](Kamus Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1994 ).

atau penutup bangunan di bagian atas,atap merupakan elemen vital pada konstruksi sebuah rumah(kumpulan artikel)

Tenda kabel : Struktur Kabel Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja,sendi, batang, membran penutup dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.[2]

Dari beberapa pengertian judul di atas dapat simpulkan bahwa Perencanaan Stadion sepak bola dengan menggunakan struktur atap tenda kabel adalah Suatu bangunan yang di gunakan sebagai tempat bertanding sebuah permainan sepak bola yang di main oleh beberapa pemain,dengan menggunakan atap yang terdiri dari tenda yang di tarik oleh beberapa buah kabel .

B. Tinjauan Terhadap Stadion 1. Pengertian

Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga dan konser, di mana di dalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.

Stadion modern seringkali mempunyai atap di tribun penonton, namun ada pula stadion yang tak beratap sama sekali maupun yang malah menutupi keseluruhan stadion (stadion berbentuk kubah, dome). Meskipun masih terdapat banyak stadion yang dirancang agar penontonnya berdiri, demi alasan keselamatan ada stadion-stadion yang kini telah memasang bangku bagi seluruh penontonnya.

2. Persyaratan bangunan stadion

Setiap bangunan yang didirikan, tentunya mengacu pada standar dan aturan tertentu.Begitu pula halnya stadion ini. Stadion ini dibangun dengan mengacu pada standar-standar yang ada.

Yaitu berdasarkan standar FIFA dan standar PSSI yang disesuaikan. Oleh sebab itu, stadion ini dapat dikatakan berstandar internasional.

(3)

Berikut ini Ukuran Lapangan Sepakbola standar FIFA Internasional :

Gambar.1.Gambar lapangan sepak bola sumber:www.google,lapangan sepakbola

Ukuran Lapangan Sepakbola Secara Keseluruhan : Panjang lapangan sepakbola maksimum 120 meter.

Panjang lapangan sepakbola minimum 90 meter Lebar lapangan sepakbola maksimum 90 meter.

Lebar lapangan sepakbola minimum 45 meter Ukuran Lapangan Untuk Pertandingan Tingkat Internasional :

Panjang lapangan maksimum 110 meter Panjang lapangan minimum 100 meter Lebar lapangan maksimum 75 meter Lebar lapangan minimum 64 meter 3. Ketantuan Umum Stadion a) Jarak Pandang

Jarak pandang pada stadion didefenisikan berdasarkan kamampuan pandangan dari penonton pada baris terjauh terhadap suatu benda di lapangan.

Jarak pandang penonton optimal/paling nyaman adalah berjarak 90 meter dari pusat lapangan, dan 190 meter adalah jarak terjauh untuk melihat ke sudut terjauh lapangan. Sementara itu, sudut pandang yang paling optimal yaitu 150 meter dari titik sudut lapangan terjauh[5]

b) Zona Keamanan

Zona keamanan stadion minimal 0.5 m2 dikali dengan jumlah penonton. Zona keamanan adalah daerah bebas yang terletak di sekeliling bagian luar bangunan stadion yang berfungsi menampung luapan penonton pada saat berakhirnya pertandingan atau dalam keadaan darurat.

1) Geometris Lapangan

Pertandingan dapat dilakukan di lapangan rumput maupun artificial.

a. Dimensi lapangan, minimum; lebar 64 meter, panjang 100 meter. Maksimum; lebar 75 meter, panjang 110 meter.

b. Lapangan pertandingan dibatasi oleh garis yang ketebalannya tidak lebih dari 12cm

c. Lapangan terbagi menjadi dua yang ditandai dengan garis tengah.

d. Titik tengah lapangan ditandai dengan titik dengan lingkaran dengan radius 9.1 meter.

e. Goal area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 5.5 meter dari goal post dan 5.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

f. Penalty area dibuat dengan cara menarik garis tegak lurus 16.5 meter dari goal post dan 16.5 meter kearah lapangan pertandingan. Kedua garis tersebut dihubungkan dengan menarik garis yang sejajar dengan goal line.

g. Titik penalty berada tepat di tengah-tengah goal post 11 meter dari goal line.

h. Setengah lingkaran yang berada di luar garis penalty area memiliki dimensi radius 9.15 meter.

i. Bendera corner memiliki dimensi tidak lebih dari 1.5 meter dan berujung tumpul.

j. Di setiap corner lapangan terdapat seperempat lingkaran dengan radius 1 meter.

k. Gol memiliki jarak antara tiang 7.32 meter dan tinggi 7.24 meter dari tanah. Tiang gol dan crossbars harus di cat putih. Tiang gol harus tertanam/permanen.

l. Kemiringan permukaan lapangan ditentukan minimal 0.50% maksimal 1% keempat arah.

m. Lebar zona bebas di keempat sisi ditentukan minimal 2.00 meter, di sisi belakang gawang minimal 3.50m dengan panjang minimal 11.50 meter.

2). Orientasi Lapangan

Lapangan pertandingan harus berorientasi Utara-Selatan yang disesuaikan dengan letak geografis dari lokasi bangunan stadion yang akan dibangun.

3). Area Rumput Lapangan

Permukaan rumput harus benar-benar rata dan terukur, harus rumput alami (dapat digunakan rumput buatan dalam hal tertentu), dalam kondisi sempurna dan memiliki system pengairan yang baik pada iklim kering. Pada iklim dingin lapangan pertandingan harus dilengkapi sistem pemanasan bawah tanah untuk mencegah lapangan yang membeku saat musim salju.

4). Lapangan Rumput Buatan

Olahraga sepakbola sangat cepat mangadopsi teknologi sehingga kemungkinan penerapan peraturan baru mengenai permukaan lapangan berkembang lebih cepat. Cepat atau lambat penggunaan rumput tiruan harus dapat diterima untuk pertandingan profesional di tingkat yang paling tinggi.

6).Service Track

Servis Track ini disediakan untuk memfasilitasi pergerakan di dalam area permainan, seperti sarana pengangkutan (tandu), ambulans,

(4)

peralatan keamanan. Selain itu adanya ruang lebih di sisi lapangan akan memberikan ruang gerak lebih banyak pada pemain saat melakukan tendangan corner. Rekomendasi Jarak Minimum antara Lapangan ke Dinding Penopang dan Parit Dari Touch Line = 6 meter, dan Dari tiap Garis Gawang

= 7,5 meter.

7).Drainase

Lapangan pertandingan harus dilengkapi dengan sistem drainase untuk mengantisipasi kemungkinan terhenti/batalnya pertandingan akibat genangan air. Ukuran atau dimensi drainase harus didasarkan pada ketentuan, bahwa lapangan harus dapat menyerap dan mengeringkan air hujan dengan curah 10.8 mm/m2 dalam waktu 90 menit atau perkolasi 120 ltr/detik/ha dalam waktu 15 menit, sehingga diperlukan lubang drainase dengan diameter 1 inci setiap 25 m2 permukaan lapangan.

8).Technical Area

Technical Area harus memiliki bench/kursi panjang yang dapat mengakomodasi minimal 11 orang.

Technical area itu harus dibatasi dengan garis yang jelas dan ditandai dengan jelas pula.

Gambar.2..Detail Technical Area

Sumber:Acuan perancangan USU ,Andry F.Tondang 2009

Gambar.3: Standar dan Kapasitas Bench Cadangan Sumber : Acuan perancangan USU ,Andry F.Tondang 2009

9). Aksesoris Lapangan

Bingkai/mistar gawang terbuat dari bahan yang tidak berpeluang mencederai pemain.

Gambar.4:. Potongan Tiang Gawang

Sumber: Acuan perancangan USU ,Andry F.Tondang 2009

10).Papan Iklan

Ketika membangun sebuah stadion, harus diperhitungkan fakta-fakta bahwa garis penglihatan penonton tidak terhalang oleh papan iklan. Jarak minimum antara batas garis lapangan permainan dan papan iklan, yang normal memiliki tinggi maksimum 90 cm adalah :

Gambar.5: Letak dan Posisi Papan Iklan di Sekitar Lapangan Sumber: Acuan perancangan USU ,Andry F.Tondang 2009

a. Pada Touch Line; 4 meter.

b. Dari belakang tengah garis gawang 3-5 meter dikurangi ke arah bendera corner. Selain itu papan iklan tidak boleh:

a. Ditempatkan di tempat yang dapat berbahaya bagi pemain, ofisial dan lainnya.

b. Didirikan pada papan pertunjukan dengan bentuk dan material yang dapat membahayakan pemain, contohnya papan berputar yang digerakkan dengan voltase rendah yang tidak dapat membahayakan keselamatan peserta pertandingan.

c. Dibuat dengan permukaan yang memantulkajn cahaya yang dapat menyilaukan pemain, wasit dan penonton.

d. Didirikan pada papan pertunjukan yang dapat menghalangi penonton saat evakuasi darurat ke area permainan.

11). Papan Skor

Gambar.6: papan score Sumber:www.merdeka.com,gambar bola

12).Pagar Pengaman dan Parit Benteng

Sebenarnya antara lapangan dan tribun penonton tidak harus dikelilingi oleh pagar atau layar pengaman.

(a). Penjagaan polisi atau petugas keamanan di sekitar area lapangan pertandingan

(b).Konfigurasi/penempatan tempat duduk yang memposisikan barisan depan penonton pada tempat yang lebih tinggi di arena yang akan mencegah kemungkinan gangguan penonton ke dalam lapangan permainan.

(5)

(c). Parit dengan kedalaman dan ketebalan yang cukup untuk melindungi lapangan permainan.

Gambar.7: Standar Jarak Pandang Mata ke Lapangan Sumber; Technical recomendation and recruitments FIFA,2007

13). Kompartemensasi dan Tribun Tempat Duduk

Setiap penonton harus memiliki tempat duduk masing masing, dan setiap tempat duduk harus diberi nomor yang jelas, agar mudah dimengerti penonton. Hal tersebut harus diantisipasi karena tidak semua penonton memiliki pandangan/visi yang baik[6].

Gambar.8: Standar Tempat Duduk Stadion Sumber:Neufert.Data arsitek jilid 2,2007

14) Garis Pandang

Berdasarkan pendapat Vitruvius1 (abad pertama SM) deretan bangku dan teras tempat berdiri hendaknya memiliki kemiringan rata-rata yang tetap 1 : 2, hal ini juga berdasarkan alasan peredaman suara (akustik).

a. Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton minimal 2000 orang dan maksimal 3000 orang.

b. Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan setinggi 1.2m dan maksimal 2.0m.

c. Antara dua gang maksimal 48 tempat duduk.

d. Antara gang dengan dinding atau pagar maksimal 24 tempat duduk.

e. Antara gang dengan gang utama maksimal 72 tempat duduk.

f. Harus dihindari terbentuknya perempatan.

g. Kapsitas yang disesuaikan dengan daya tampung penonton dalam 1 sektor atau kompartemen.

h. Tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk.

i. Garis pandangan agar seorang penonton tidak terhalang pandangan oleh penonton di depannya ditentukan sebesar 12cm.

j. Untuk meningkatkan garis pandangan, sudut dasar tribun dapat dibuat dalam 2 atau lebih dengan sudut yang lebih besar didasarkan pada perhitungan injakan dengan tanjakkan yang digunakan.

k. Tribun dapat dibuat bertingkat bila jarak pandang melebihi batas optimal.

l. Tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

- Diletakkan di bagian depan atau paling belakang dari tribun penonton

- Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1.4m ditambah selasar dengan lebar minimal 0.9m.

4. Prinsip-prinsip struktur kabel.

Hal-hal penting dalam mempelajari struktur kabel ialah pengetahuan mengenai kurva atau kumpulan segmen elemen garis lurus yang membentuk furnicular untuk pembebanan yang di berikan .Kabel pada bangunan di gunakan secara horizontal untuk mendukung beban vertical.secara alami bentuk furnicular akan di peroleh apa bila kabel yang di bebani melengkung ke bawah,seperti balok,adalah petunjuk bagaimana ia mengalami tegangan.Kabel yang di bebani mengambil bentuk- bentuk geometri seperti polygon,parabola,elips,atau melingkar.[7]

Gambar.9: Geometri kabel dengan beban di tengahnya Sumber: struktur kabel(teknologi dan desain,Holgates 1997) a. Struktur Kabel Tunggal (Single Layer System)

Penutup atap terdiri dari pelat beton prafabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Supaya stabil, pelat Struktur Kabel pada National Athletics Stadium Bruce, Australia.Struktur cable stayed Sistem satu kabel (single Struktur kabel single layer dengan Struktur kabel single)

Gambar.10: Struktur single layer

Sumber:struktur kabel pada national athletics stadium bruce Australia

b. Struktur Kabel Dua Ganda (double layer system)

(6)

Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak berpotongan tetapi bersilangan. Kedua susunana kabel ini merupakan struktur utama dari atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut kebawah[8]

Gambar.11: Struktur double layer

Sumber:struktur kabel pada national athletics stadium bruce Australia

c. Material struktur kabel

Struktur kabel gantung pada pokoknya terdiri atas tiga bagian utama yaitu :

1) Struktur penumpu (supporting structures),penutup atap (membrane),kabel penggantung dan bagian-bagian konstruksi(fittings).

2) Material atap

Jenis bahan yang di pasarkan untuk struktur kabel gantung menggunakan bahan polyster berlapis polyfinil chloride (PVC).Ia tahan goresan sebagai mana nylon di lapisi vinil dan juga lebih kuat,dan dapat bertahan dengan perawatan yang cocok selama 10-15 tahun,sedangkan nilon hanya 5-7 tahun saja .Untuk bahan struktur permanen ,terutama yang bangunannya sangat besar semacam stadion,biasanya di gunakan semacam viberglass berlapis teplon.Walaupun biayanya 5 kali lebih besar dari polyster berlapis vinil,tetapi fiberglass lebih kuat ,lebih keras ,lebih permanent ,tahan api dan tahan lama (20 tahun).Permukaan teplon dapat memantulkan 75% panas matahari dan kualitas tembus cahaya alami yang di perlukan .

3) Kabel penggantung

Fungsi utama kabel pendukung atap adalah mengalihkan beban dari atap ke bagian struktur di bawahnya yakni kerangka penopang beban atap tersebut (kolom- kolom/tiang-tiang atau lengkungan beton).Kabel adalah bahan terdiri dari kompnen dasar kawat yang di tarik (wire drawn) dari tulangan baja berkualitas tinggi .Kawat kemudian di galvanisir dengan proser elektrolit atau hot dip.Seringkali

kawat-kawat tersebut di tarik lagi setelah di galvanisir dan di kenal sebagai drawn galvanized

METODE PEMBAHASAN

Metode pembahasan yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif yaitu mengumpulkan dan menguraikan data primer dan data sekunder:

1. Data primer, yaitu data yang didapatkan dari data wawancara dan observasi lapangan dan studi banding.

2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan melalui studi literatur dan referensi (online dan offline) serta dokumentasi.

PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN A. Lokasi dan Tapak

1. Lokasi

Lokasi perencanaan Stadion sepak bola

2. Tapak /Site

Berada di jalan Boulevard kecamatan Baruga dengan rincian :

1) Luas tapak +7 Ha

2) Kondisi tanah padat dan baik

3) Kontur tanah baik untuk dikembangkan.

4) Batas site :

(a) Sebelah utara berbatasan langsung dengan jalan utama, lahan kosong dan pemukiman warga.

(b) Sebelah selatan berbatasan langsung dengan lahan kososng.

(c) Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman warga

(d) Sebelah timur berbatasan langsung dengan lahan kosong.

Gambar. 13: Peta kecamatan Baruga

Gambar.12: Jenis-jenis kabel;a.kabel strand,b.kabel rope Sumber: struktur kabel(teknologi dan desain,Holgates 1997)

(7)

3. Lokasi dan Site Terpilih

Lokasi dan site terpilih terletak di jalan Boulevard kec. Baruga dengan kondisi sekitar sebagai berikut :

B. Arah Orientasi Bangunan

Arah orientasi bangunan Stadium menghadap ke arah timur laut, arah tersebut dipilih karena disesuaikan dengan standar dan rekomendasi fifa yaitu orientasi matahari tidak boleh melewati lapangan secara horizontal dikarenakan dapat menyilaukan mata para pemain

C. Pencapaian ke Tapak

1) Pencapaian ke arah tapak melalui jalur pierre tendean. Lebar jalan 12 m, berfungsi sebagai jalan primer, memiliki 2 jalur.

2) Pencapaian ke tapak melalui jl.Brigjend Katamso. Dengan lebar jalan 8 meter status jalan primer.

3) Pencapaian dari bandara udara halu oleo dapat ditempuh sekitar 30 menit.Dan pencapaian menuju rumah sakit bahtera mas sekitar 700 m dari tapak.

4) Dan pencapaian yang mudah dapat diakses melalui jalan boulevard

1. Orientasi Matahari dan Arah Angin

Orientasi matahari pada tapak dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami pada bangunan. Kondisi angin yang menjadi potensi dan masalah. Menjadi masalah karena hal ini karena akan memberi beban angin pada bangunan dan menjadi potensi karena kondisi ini dimanfaatkan sebagai penghawaan alami pada bangunan., sehingga distribusi angin dapat terarahkan dengan baik ke seluruh tapak.

Begitupula dengan penataan vegetasi sebagai pemecah angin sehingga angin dapat termanfaatkan dengan baik pada bangunan.

1) Orientasi matahari dapat disesuaikan dengan penataan posisi lapangan pertandingan agar para pemain tidak silau ketika bertanding.

2) Orientasi angin pada tribun akan dmaksimalkan .

3) Dan arah angin akan disesuaikan dengan posisi bangunan karena efek angin berpengaruh terhadap atap tenda atau membrane.

2. Kebisingan (Noise)

Kebisingan yang terdapat disekitar tapak disebab kan oleh beberapa faktor seperti kenderaan, baik mobil ataupun motor.dan yang terpenting yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh para supporter stadion agar tidak mengganggu sekitar. Kebisingan ini direduksi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menempatkan pohon dan tanaman sebagai barrier,

b. Membuat dinding pembatas,

c. Menjauhkan posisi bangunan dengan jalan.

d. Dan meninggikan posisi bangunan agar suara yang di timbulkan supporter dapat mengarah ke atas

Gambar. 14: Kondisi lingkungan site

Gambar 17: Pola hembusan angin pada bangunan

Gambar 18: Vegetasi sebagai peredam kebisingan Gambar 16: Pencapaian ke Tapak

Gambar 15: Orientasi bangunan

(8)

Volume 1 No 2| Agustus 2016 37 D. Konsep Tata RuangLuar

1. Sistem Parkir a. Parkir 45º

Sistem susunan kendaraan di area parkir dengan kemiringan 45° sistem ini hanya dari satu arah,baik untuk keluar masuk parkir. Sistim parkir 45 derajat digunakan untuk parkiran pengunjung

b. Parkir 90º

Sistem susunan kendaraan di area

parkir dengan kemiringan 90°,sisitem parkir ini efektif di gunakan pada bangunan dengan area parkir terbatas.

Sistim parkir 90 derajat digunakan untuk parkiran VIP, bus, dan parkir pengelola

c. Parkir melingkar

Sistim susunan parkir melingkar digunakan sebagai parkiran motor pengunjung, system parkir memanfaatkan bangku taman yang terbuat dari beton.

2. Soft material a. Palem raja

Palem raja, berfungsi sebagai tanaman pengarah untuk sirkulasi, baik kendaraan sirkulasi kendaraan.

b. Rumput gajah,

Rumput gajah sebagai tanaman penutup tanah (Ground Cover).

c. Jenis perdu

Menggunakan perdu rendah yaitu Asoka sebagai pembatas dan pengarah pada sisi-sisi bangunan.

d. Trembesi, berfungsi sebagai tanama peneduh dan penyaring debu, sehingga tanaman ini diletakkan diarea parkir dan tepi jalan sebagai penyarng debu.

Gambar 21: Parkir melingkar Gambar 19: Parkir 45º

Sumber : Pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (1996)

Gambar 24: Rumput gajah

Gambar 20: Parkir 90º

Gambar 22: Parkir kendaraan

Gambar 23: Palem raja

Gambar 25: Jenis Perdu

Gambar 26: Mahoni

(9)

P as. Te ge l Plin t 15 x 30 cm P as. La nta i K era mik 30 x 30 Raba t B eto n 1 Pc : 3 Psr : 5kr P asir Urug P as. Dinding bata 1 Pc : 5 Psr

Tanah Urug

B atu Kosong P asir Urug P as. Pond asi Batu Gun ung 1 Pc : 6 Ps

± 0.00

75 65 90 40 20 21 41

40

e. Akasia berfungsi juga sebagai pemecah sinar matahari/pembias cahaya.

f. Ketapang laut

Pohon ketapang laut difungsikan sebagai peneduh dari kendaraan yang sedang diparkir karena jangkauan dahan dari pohon ketapang cukup jauh

3. Hard Material a. Paving blok

Paving blok digunakan sebagai pedestrian, sirkulasi pejalan kaki, jalur kendaraan roda dua dan empat.

b. Rabat beton

Rabat beton digunakan pada sirkulasi pada tiket box yang ada di luar bangunan .

E. HASIL RANCANGAN STRUKTUR

Pemilihan sub struktur (pondasi) dengan pertimbangan kondisi tanah pada lokasi. Adapun jenis sub struktur yang digunakan adalah dengan menggunakan pondasi tiang pancang dan pondasi menerus.

1. Modul struktur

Modul secara horizontal menggunakan pola grid Bentuk kolom menggunakan kolom lingkaran dengan dimensi kolom 100cm dengan jarak antar kolom 720 cm

1. Sub Struktur

pondasi rakit digunakan pada lapangan permain,agar tanah lapangan tidak terjadi penurunan

2. Super Struktur

Adapun super struktur yang digunakan rangka portal sebagai struktur utama.

3. Upper Struktur

Stadium menggunakan sistem Tansile Resistance yang didukung dengan rangka kaku dan menggunakan penutu atap tenda. Tansile resistance sendiri merupakan sistem tarik yang mengikat pada rangka baja yang menggunakan bahan kabel penarik baja. penutup struktur atap sendiri menggunakan jenis bahan tenda sintetis khusus.

Gambar 33: Struktur Rangka portal pada tribun Gambar 31: Pondasi Tiang Pancang dan pondasi menerus

Gambar 29: Paving Blok

Gambar 30: Rabat beton Gambar 27: Akasia

Gambar 28: .Pohon ketapang

Tanah Urug 20 20 20 20 20 20

Sloof 40/60 Kolom 80/100 Keramik 60/60 Rabat Beton Pasir Urug

K1 S1

BESI Ø 25 BESI Ø 20

BESI Ø 25 BESI Ø 20

Gambar 32: Pondasi rakit

(10)

F. BESARAN RUANG

Nama ruang Jml

ruang

Luas sblm m2

Luas sesudah

m2 Lapangan permainan 1 11.180 11180

Tribun penonton vip 1 362 396

Tribun penonton biasa 2 17,965 18111

Toilet pria 38 800 817

Toilet wanita 38 800 817

Ruang ganti atlet 4 90.04 207

Ruang ganti pelatih 2 98.4 103.6

Ruang ganti wasit 4 98.4 103.6

Ruang wawancara 1 49 51.8

Ruang materi 2 103.6

Ruang pertemuan

teknis 2 96 103.6

Ruang delegasi

pertandingan 1 98.4 103.6

Ruang massage 2 68.33 72

Ruang p3k 2 98.4 103.6

Ruang pers & media 1 174.8 180

Mixed zone 2 98.4 100

Gudang 1 100 103

Ruang keamanan 2 100 103.6

Ruang mesin 1 120 120

Snack corner 5 120 120

Musholla 1 125 125

Ruang ticket 32 460.8 460.8

Snack corner - - -

Dapur umum 1 - 51.8

Ruang panel 1 50 51.8

Ruang karyawan 1 20 21.8

Ruang ganti karyawan 1 21.8 21.8

Total 22014.77 22553

Nama ruang Luas sebelum m2

Luas sesudah m2

Restoran 689.09 679.44

Fitnes centre 744.72 749.04

Museum 928.78 946

Ruang kerja 368.39 487.8

Retail shop 775.4 894

Hotel 938 2244.9

Kabin crew 1104

Ruang pertemuan 422.53 431.66

Total 4866,91 7536,84

LUAS SEBELUM M2

LUAS SESUDAH M2

Total 26881.68 28985.84

Jadi selisih besaran ruang ;

Sebelum perancangan = 26881.68m2 Sesudah perancangan = 28985.84m2

Selisih (Deviasi) besaran ruang :

=sesudah perancangan−sebelum perancangan sebelum perancangan x100

=28985,84−26881,68

26881,68 𝑥 100

= 7,827 %

Luas OS = Luas site-Luas lantai dasar

= 160.000-34.047

= 125.953 Ha KBC = 34.047

160.000X 100%

= 21.28%

KOS = 125.953

160.000X100%

= 78.72%

KBC:KOS = 21 : 78

G. SISTEM PENGKONDISIAN RUANG 1. Sistem Pencahayaan

Pada umumnya ruangan menggunakan pencahayaan buatan menggunakan penerangan lampu pada malam hari. Dan untuk pencahayaan buatan pada lapangan permainan menggunakan lampu yang dapat menghasilkan cahaya minimal 800 lux

Pencahayaan buatan menyeluruh digunakan pada semua ruang dalam bangunan antara lain menggunakan lux space sereno

Gambar 34: Kolom angkur dan angkur bold

Gambar 35: Konstruksi belokan kabel

Tabel III.1 Besaran Ruang Utama

Tabel III.2 Besaran Ruang Pendukung

Gambar 37: Pencahayaan pada ruangan permaiunan Gambar 36: Pencahayaan pada lapangan permaiunan

(11)

2. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan dilakukan dengan dua cara yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Penghawaan alami dilakukan dengan memberi bukaan pada bagian yang dianggap perlu, serta memanfaatkan unsur tanaman sebagai vegetasi buatan yang akan menahan radiasi panas masuk ke dalam ruangan secara langsung. Sedangkan untuk penghawaan buatan menggunakan AC sentral pada ruangan.

A. Sistem Utilitas

Sistem utilitas bangunan terdiri atas:

1. Instalasi Listrik

Sistem elektrikal selain berasal dari PLN juga berasal dari genset sebagai sumber listrik cadangan. Genset dilengkapi dengan Automatic Switch sehingga dapat langsung dikirim apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN.

2. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih dilayani oleh gabungan sumber PDAM dan sumur pompa.

Pendistribusian air dimulai dari menampung air sementara, baik yang berasal dari PDAM maupun air tanah pada bak penampungan bawah (reservoir bawah) untuk selanjutnya di teruskan ke bak penampungan atas (reservoir atas).

3. Jaringan Air Kotor

Sistem pembungan disposal padat menggunakan septictank dan sumur resapan dengan dasar pertimbangan letak toilet tersebar. Untuk disposal cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang selanjutnya diteruskan ke riol kota.

4. Persampahan

Samapah-sampah yang berupa sisa-sisa bahan padat dikumpulkan, menuju ketempat penampungan (bak sampah).

5. Sistem Komunikasi

Untuk komunikasi keluar dan kedalam gedung menggunakan layanan komunikasi dari pusat telepon (Telkom), sedangkan untuk kepentingan komunikasi satu arah digunakan pengeras suara melalui ruang operator dan menggunakan sistem fiber optic.

6. Pencegahan dan penanggulangan Kebakaran.

Pencegahan dan penanggulangan kebakaran di dalam bangunan menggunakan Fire Alarm System dan alat pemadam kebakaran ringan.

7. Sistem Penangkal Petir

Sistim penangkal petir yang akan digunkan pada bangunan stadion ini adalah sistim penangkal petir sangkar faraday yang diletekkan pada tepi atap tribun.

8. Sistem keamanan terhadap tindak kriminal

Sistem keamanan dalam bangunan ini dilakukan dengan menyediakan fasiliatas pengamatan dan pencegahan, antara lain : a. Sistem CCTV (Central Circuit

Television), untuk memonitor segala penjuru bangunan yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya kriminalitas, seperti pencurian dan sebagainya.

b. Sistem alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu.

c. Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas 24 Jam,serta kesatuan polisi yang akan mengamankan pda saat jalannya pertandingan.

KESIMPULAN

Pada perancangan stadion sepak bola ini direncanakan sirkulasi pengunjung yang tidak menghambat para supporter untuk masuk ke dalam stadion, dan pembagian sirkulasi pengunjung tuan rumah dan pengunjung tamu dibuat terpisah agar tidak terjadi crossing. Kemudian sistem struktur yang menjadi aspek utama pada desain ini menggunakan tenda kabel. Sebuah bentuk yang ingin dicapai diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah fasad bangunan yang lebih menarik.

REFERENSI

[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1989), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

[2] Heinz Frick.(1998).Sistem bentuk Struktur bangunan.Kanisius.Yogyakarta.

[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola

[4] Ching D.K Francis , Hanoto Adjie Ir. (1994) Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanannya.

Erlangga. Jakarta

[5] Technical Recommendations and Recruitmens FIFA, 2007

[6] Neufert, Ernst, Sjamsu Amril, (1999), Data Arsitek Jilid II, Erlangga, Jakarta

[8] Holgates (1997), struktur kabel(teknologi dan desain. PT.Rafika Aditama. Bandung

[7] Tlistyo, H. (2005). Jurnal Arsitektur. Struktur kabel pada national atletics stadium

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ni adalah mengetahui faktor-faktor penyebab bullying pada anak usia sekolah dasar di wilayah Yogyakarta menggunakan metode pendekatan rancangan

Sosialisasi politik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pengenalan calon legislatif yang ditawarkan kepada masyarakat pada pemilu legislatif tahun 2014

Sampel data yang digunakan, yaitu kWh meter pada perumahan penduduk di Kecamatan Pangkal Balam 20 rumah dan di Kecamatan Parittiga sebanyak 20

1.. kemandirian pangannya sangat rendah; karena adanya ketergantungan pada impor. Karena itulah maka, UU No 18/2012 tersebut juga mensyaratkan bahwa dalam rangka

Populasi pada kelas yang terpengaruh berasal dari populasi kelas yang rentan, yang terpengaruh dengan perilaku buruk setelah berinteraksi dengan individu pada kelas yang

agama Islam mata pelajaran fiqih terkait dengan program Adiwiyata yang diterapkan pada SMP Bhakti Pertiwi berhubungan dengan hal-hal mengenai hubungan manusia dengan

First, the writer gave the test item of vocabulary to the students who became sample in this study. After that, the writer collected the results of the test given to

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin