• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

11 2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu hasil proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Suteja, 2018). Laporan keuangan mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu yang menghasilkan baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi pemilik modal. Oleh karena itu laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan melalui beberapa metode dan teknik analisis laporan keuangan yang ada.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan (Kartikahadi, 2016) adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Tujuan dari laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (Hutauruk, 2017). Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (2015) menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan antara lain:

(2)

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

3. Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas, sumber daya yang di percayakan kepadanya.

2.1.3 Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah seta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Beberapa kebutuhan pemakai laporan keuangan meliputi (Standar Akuntansi Keuangan, 2009):

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat merekan berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi yang membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.

Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

3. Pemberian pinjaman

Pemberian pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.

(3)

6. Pemerintah

Pemerintah dengan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.2 Laporan Laba Rugi

2.2.1 Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menyajikan ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi terutama menyajikan informasi kinerja (Hery, 2017). Informasi kinerja diperlukan untuk menilai pertambahan sumber potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.

Laporan laba rugi (Kasmir, 2016) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan laporan akuntansi yang menyajikan hasil kegiatan operasi perusahaan dalam suatu periode akuntansi tertentu. didalam laporan ini disajikan pendapatan-pendapatan dan beban-beban yang terjadi dalam kurun waktu operasi perusahaan. Kelebihan pendapatan atas beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan pendapatan disebut laba bersih (net income), apabila beban perusahaan melebihi pendapatannya, kelebihannya itu disebut rugi bersih (nett loss).

(4)

2.2.2 Unsur-unsur Laporan Laba Rugi

Unsur-unsur utama laporan laba rugi (Ardi, 2018) yaitu:

1. Pendapatan, adalah arus kas masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.

2. Beban, adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya (munculnya) kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.

3. Keuntungan, adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidentil (transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

4. Kerugian, adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidentil (transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.

2.2.3 Manfaat Laporan Laba Rugi

Manfaat laporan laba rugi (Sodikin dkk., 2014) adalah:

1. Laporan laba merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan. Dengan menganalisis laporan laba rugi, para pengguna dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber-sumber ekonomik perusahaan agar berhasil guna dan berdaya guna Laporan laba rugi merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada periode berikutnya.

2. Laporan laba rugi merupakan media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan (Suteja, 2018) adalah kegiatan menguraikan pos-pos laporan keuangan dan melihat hubungan antar komponen di dalam laporan keuangan agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai

(5)

keadaan keuangan perusahaan sehingga informasi tersebut dapat digunakan dalam pembuatan suatu keputusan bisnis maupun investasi. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukan angka atau rumus akan berakibat tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya.

Keseluruhannya ini harus dilakukan secara teliti, mendalam dan jujur.

2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar penggunaan laporan keuangan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan.

Tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan (Hery, 2015) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai dalam beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah di anggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.3.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Dalam melakukan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, ada beberapa macam metode analisis yang digunakan. Tujuan dari setiap metode analisis adalah untuk menyederhanakan data keuangan sehingga dapat lebih

(6)

dimengerti. Untuk itu, sebelum menganalisis serta menginterpretasikan sehingga data itu menjadi lebih berarti.

Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan (Kasmir, 2016) adalah analisis perbandingan, analisis trend, analisis persentase perkomponen, analisis sumber dan penggunaan dana, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis kredit, analisis laba kotor, dan analisis titik pulang pokok. Sedangkan menurut (Hani, 2014) yang digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:

1. Analisis Horizontal (Analisis Dinamis)

Analisis ini digunakan dengan cara membandingakan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya.

Analisis ini disebut juga sebagai analisis trend.

2. Analisis Vertikal (Analisis Statis)

Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalamm laporan keuangan tersebut pada suatu periode tertentu. Dari hasil analisis ini, hanya akan diketahui kesimpulan mengenai keadaan keuangan dan hasil operasi pada saat itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Analisa pertumbuhan (Hani, 2014) merupakan analisis perbandingan antar satu periode laporan keuangan dengan periode sebelumnya. Analisis ini sifatnya hanya melibatkan perubahan usaha dari tahun ketahun dan biasa digunakan untuk mengevaluasi kinerja tahun sebelumnya dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan jangka pendek. Dalam penelitian ini melihat setiap pos-pos dalam laporan laba rugi perusahaan dengan menggunakan teknik analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu dengan rumus:

Pertumbuhan = (Tahun sekarang- tahun sebelum)/tahun sebelumnya x 100%

2.4 Analisis Perubahan Laba Kotor dan Laba Bersih 2.4.1 Pengertian Laba

Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian (Subramanyam & Wild, 2014). Laba (Paradiba, 2015) adalah item laporan keuangan mendasar dan penting yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Perubahan merupakan kenaikan atau penurunan laba dalam satu periode laporan keuangan.

(7)

Perubahan laba dapat digunakan untuk memprediksi laba perusahaan dimasa mendatang. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi laba. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting dan salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah perubahan laba.

2.4.2 Pengertian Laba Kotor

Secara umum analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari satu periode ke periode lain, serta sebab berubahnya laba kotor tersebut antara dua periode atau lebih. Laba kotor adalah laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan (Kasmir, 2016). Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan peroleh.

Laba kotor perlu dianalisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang merugikan (penurunan). Selanjutnya dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan untuk memutuskan kebijakan ke depan yang berkaitan dengan laba tersebut. Perhitungan laba kotor dalam perusahaan dapat dihitungan dengan rumus:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

2.4.3 Pengertian Laba Bersih

Laba bersih dalam laporan keuangan merupakan salah satu parameter kinerja keuangan yang menedapat perhatian dari para investor yang hendak menanamkan dananya dalam saham untuk tujuan investasi jangka panjang (Paradiba, 2015). Laba bersih merupakan pengembalian atas investasi kepada pemilik dan menunjukkan sejauh mana keberhasilan manajemen dalam mengoperasikan bisnis. Rumus yang digunakan untuk menghitung laba bersih (Kasmir, 2016) yaitu:

Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Operasi – Beban Pajak

(8)

2.4.4 Perubahan Laba

Perubahan laba (Pramono & Dwi, 2015) merupakan naik atau turunnya laba perusahaan yang akan mempengaruhi keputusan investasi para investor maupun calon investor yang akan menanam modal ke perusahaan. Pendapat lain menyebutkan bahwa perubahan relatif atas laba yang diperoleh berdasarkan selisih antara laba pada satu periode tertentu dengan periode sebelumnya lalu dibagi dengan periode sebelumnya (Harahap, 2016). Maka, dapat simpulkan bahwa perubahan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan tahun sebelumnya

Perubahan laba kotor perlu dianalisis unutk mengetahui penyebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkann (kenaikan) maupun perubahan yang merugikan (penurunan). Perubahan laba bersih yaitu naik turunnya harga pokok penjualan, naik turunnya biasa usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variabel jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingat harga operasi perusahaan volume penjualan tahun sebelumnya.

2.4.5 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Laba Kotor

Perubahan laba kotor (Jumingan, 2014) pada dasarnya dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Perubahan harga jual (sales price variance), yaitu adanya perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan harga jual yang dibudgetkan atau harga jual tahun sebelumnya.

2. Perubahan kuantitas produk yang dijual (sales volume variance), yaitu adanya perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan per tahun sebelumnya dengan kuantitas produk yang sesungguhnya dijual (direalisasi).

3. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (cost price variance), yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per satuan produk (unit cost) menurut budget per tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya.

4. Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (cost volume variance), yaitu adanya perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kuantitas per volume yang dijual atau yang diproduksi.

(9)

2.4.6 Manfaat Analisis Perubahan Laba

Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari analisis perubahan laba (Ardi, 2018) adalah:

1. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual 2. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual

3. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga pokok penjualan 4. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok penjualan

5. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga jual

6. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat naik turunnya harga pokok

7. Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode

8. Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapai laba kotor sebelumnya

2.4.7 Metode Analisis Perubahan Laba

Analisis perubahan laba (Ardi, 2018) dapat dihitung melalui pendekatan dengan beberapa metode sebagai berikut :

1. Analisis perubahan laba berdasarkan data historis

Untuk menguraikan analisis atas dasar data historis atau periode sebelumnya, maka diperlukan data-data akuntansi yang berkaitan dengan laporan hasil usaha periode sebelumnya dan kemudian diperbandingkan dengan laporan hasil usaha periode berjalan.

2. Analisis perubahan laba berdasarkan biaya standar dan anggaran

Untuk menguraikan analisa laba kotor berdasarkan biaya standar dan anggaran laporan hasil usaha dengan metode biaya standar, di perbandingkan dengan laporan hasil hasil usaha aktual pada periode tahun berjalan.

2.5 Penjualan

2.5.1 Pengertian Penjualan

Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang jasa yang ditawarkan. Jadi, adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan/atau jasa antara penjual dengan pembeli (Swastha, 2014). Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan

(10)

barang/jasa bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

2.5.2 Tujuan Penjualan

Kemampuan perusahaan dalam menjual produknya menentukan keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak mampu menjual maka perusahaan akan mengalami kerugian. Tujuan umum dari penjualan yaitu mencapai volume penjualan, mendapatkan laba tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan serta perkembangan perusahaan (Swastha, 2014).

2.5.3 Jenis Penjualan

Menurut akuntansi, penjualan dikelompokkan menjadi dua, yaitu penjualan reguler (penjualan biasa) dan penjualan angsuran. Penjualan reguler terdiri dari penjualan tunai dan penjualan kredit. Penjualan tunai adalah tidak ada jeda waktu yang sukup lama antara penjualan dan pembayaran. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.

Sedangkan penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima sekaligus (pembayarann yang diterima melalui lebih dari dua tahap).

2.5.4 Proses Penjualan

Tahapan-tahapan dalam proses penjualan (Abdillah, 2015) : 1. Persiapan sebelum penjualan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mempersiap kan tenaga penjual dengan memberikan pengertian tentang barang yang dijual, pasar yang akan dituju dan teknik-teknik penjualan yang harus dilakukan.

2. Penentuan lokasi pembelian potensial

Dari lokasi ini dapat dibuat daftar tentang orang-orang atau perusahaan yang secara logis merupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.

3. Pendekatan pendahuluan

(11)

Berbagai macam informasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya terhadap pembeli, misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesuksesan dan sebagainya. Semua kegiatan itu dilakukan sebagai pendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

4. Melakukan penjualan

Penjualan dilakukan bermula dari satu usaha untuk memikat perhatian calon pembeli, kemudian diusahakan untuk menarik daya tarik mereka.

Dan akhirnya penjual melakukan penjualan produknya kepada pembeli.

5. Pelayanan sesudah penjualan

Dalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yang kurang baik dari pembeli. Pelayanan penjualan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada pembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat dan barang yang dibelinya betul- betul bermanfaat.

2.6 Harga Pokok Penjualan

2.6.1 Pengertian Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual (Wiratna, Sujarweni, 2016). Harga pokok penjualan ini penting sebagai dasar untuk menentukan harga jual ke konsumen. Harga pokok penjualan merupakan harga beli atau pembuatan suatu barang yang dijual, juga disebut dengan cost of goods sold.

Pada dasarnya harga pokok penjualan sama dengan harga pokok pembelian seandainya tidak ada persediaan barang dagangan. Namun berdasarkan pada kondisi dan realita di lapangan tetap ada ditemukan barang-barang yang tersisa atau tidak terjual semuanya. Dan barang yang tidak terjual tersebut nantinya akan menjadi persediaan (inventory) pada tahun selanjutnya. Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode akuntansi. Dalam perusahaan dagang harga pokok penjualan (Wiratna, Sujarweni, 2016) dihitung sebagai berikut:

Persediaan barang dagangan pada awal periode + Pembelian bersih selama periode - Persediaan barang dagangan pada akhir periode = Harga Pokok Penjualan

(12)

2.6.2 Manfaat Harga Pokok Penjualan

Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan yaitu sebagai patokan untuk menentukan harga jual dan untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan.

Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Penyebab barubahnya harga pokok penjualan tidak jauh berbeda dengan harga jual. Hanya saja penurunan harga harga pokok penjualan akan membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan dengan pesaing. Kalau tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut mempengaruhi nilai perolehan penjualan ke depan. Penyebab utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar adalah karena dari pihak luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus mampu menyesuaikan diri.

Sebagian besar kegiatan perusahaan dagang melakukan pembelian, penyimpanan barang dagangan, pengemasan, penjualan, memberikan kredit penjualan, dan sebagainya. Biaya yang dikeluarkan dalam perusahaan dagang adalah untuk membeli barang dagangan, membayar gaji dan upah, membeli bahan pembatu, dan belanja barang-barang lainnya.

2.7 Biaya

2.7.1 Pengertian Biaya

Biaya dalam arti luas (Mulyadi, 2015) yaitu sebagai pengorbanan sumber ekonomi, yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu. Pendapat (Purwaji dkk., 2016) mengatakan biaya adalah suatu bentuk pengorbanan terhadap sumber daya ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, dimana hal tersebut mungkin akan terjadi atau sudah terjadi dalam upaya perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa biaya adalah pengorbanan yang telah atau akan dikeluarkan perusahaan dan dapat diukur dalam satuan uang untuk mendapatkan barang atau jasa.

(13)

2.7.2 Pengertian Biaya Operasional

Biaya operasional (Wiratna, Sujarweni, 2017) adalah biaya yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan utama. Pendapat (Wardiyah, 2017) menyatakan bahwa biaya operasional adalah biaya yang menunjukkan sejauh mana efisiensi pengelolaan usaha. Biaya operasional (Jumingan, 2014) adalah biaya yang timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggara fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Dapat

disimpulkan dari 3 pendapat di atas yaitu biaya operasional adalah biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kebutuhan perusahaan setiap harinya.

2.7.3 Komponen Biaya Operasional

Setiap perusahan pasti mempunyai biaya operasional yang terdiri dari komponen-komponennya, yang pada umumnya terdiri dari:

1. Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah meskipun terdapat peningkatan penjualan dan juga produksi. Biayanya meski dikeluarkan, tanpa menilai kondisi perusahaan. Misalnya gaji karyawan, pemeliharaan mesin industri, sewa gudang, hingga biaya asuransi.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya tergantung dengan kegiatan perusahaan. Biaya ini dapat meningkat apabila jumlah produksi juga meningkat dan sebaliknya. Contohnya yaitu ongkos kirim dengan bahan baku.

3. Biaya penyusutan

Biaya penyusutan ialah suatu nilai yang akan terus hilang atau berkurang setiap bulan. Hal ini karena penggunaan atau pemakaian. Adapun contoh yang paling sederhana adalah alat kantor dengan mesin produksi.

4. Biaya Bunga

Biaya bunga yang harus dikeluarkan perusahaan dikarenakan adanya hutang yang harus dibayar rutin. Contohnya saldo yang belum terbayar dan juga bunga kartu kredit (Arta Mahatmavidya, 2021).

2.7.4 Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 Pasal 1 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek pajak penghasilan yaitu:

1. a. Orang Pribadi;

(14)

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan meggantikan yang berhak;

2. Badan

Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

3. Bentuk Usaha Tetap

Suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya suatu tempat usaha yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin dan peralatan. Bentuk usaha tetap juga mencakup orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan yang tidak bertempat tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.

2.8 Margin Laba 2.8.1 Margin Laba Kotor

Margin Laba Kotor (Subramanyam, 2017) adalah selisih antara penjualan dan beban pokok penjualan, dan mengukur kemampuan perusahaan menutupi biaya produknya. Tujuan (Fahmi, 2015) mengetahui margin laba kotor ini adalah:

1. Mengukur kemampuan perusahaan untuk mengendalikan biaya operasional 2. Mengukur atau meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada

pelanggan

3. Memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan Pengukuran Margin Laba Kotor (Kasmir, 2016) ini adalah:

Margin Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan x 100 Penjualan Bersih

2.8.2 Margin Laba Bersih

Margin Laba Bersih (Kasmir, 2016) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan bersih dari kegiatan operasi pokoknya. Tujuan dan manfaat (Sudana, 2015) dari margin laba bersih ini adalah:

(15)

1. Mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari penjualan.

2. Untuk mencerminkan seluruh bagian produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan.

Pengukuran Margin Laba Bersih (Wiratna, Sujarweni, 2017)yaitu:

Margin Laba Bersih = Laba Setelah Pajak x 100 Penjualan Bersih

B III AMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik komunikasi langsung dibantu dengan alat berupa kuisioner yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu hal

Calon peserta yang telah menjabat Fungsional Perencana Pertama (akan naik Pangkat/jabatan): (a) telah memiliki pangkat/golongan sekurang-kurangnya Penata Muda Tk.I/III/b, (b)

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Jika semua data pada form data kasus telah terisi, maka sistem akan melakukan perankingan alternatif sesuai prosedur metode TOPSIS dan menampilan hasil

Oleh karena itu berdasarkan hasil uji kimia untuk kadar karbohidrat, lemak, dan protein pada 5 (lima) jenis gula, yaitu gula siwalan Kristal (GI), gula siwalan

Setelah diberikan pelatihan goal setting, motivasi belajar bahasa Arab siswa meningkat hal ini ditunjukkan dari perilaku siswa antara lain intensitas membolos berkurang

Di dalam konsep kreatif terdapat creative brief sebagai landasan untuk membuat eksekusi karya, konsep verbal konsep visual. a) Why are we advertising ? Agar sportivitas supporter