• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA TOKO TOPSTAR ROXY SQUARE JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGA KERJAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WANITA TOKO TOPSTAR ROXY SQUARE JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGA KERJAAN"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H) Jurusan Hukum Ekonomi Islam Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh :

Washilatul Hidayah NIM : 083142092

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER FAKULTAS SYARIAH

AGUSTUS 2018

(2)
(3)
(4)

iv MOTTO



































Artinya: dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (At Taubah 9:105)1

1 Alqu’an, dan Terjemah (Bandung : Syaamil Qur’an, 2009)

(5)

segalanya yang tanpa ridha-Nya saya takkan sampai pada saat. Allah SWT yang senantiasa membasuh lelah hamba-Nya dengan kasih sayang begitu luas.

Sholawat dan salam senantiasa mencurahkan kepada pemimpin besar agama Islam Nabi Muhammad SAW. Tokoh terhebat yang menjadi panutan semua seluruh Islam dunia.

1. Keluarga tercinta utamanya kedua orang tua tercinta, papa Sumitro yang selalu mendukung aktivitas yang saya perlukan untuk berperoses dalam dunia pendidikan dan mama Misyati yang selalu mendo’akan keberhasilan saya dalam setiap aktivitas yang saya jalani, adik tercinta dan kakak tercinta.

2. Semua teman-teman dan senior di Fakultas Hukum Ekonomi Syariah yang saling membantu dalam menyelesaikan tugas ahir ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِمي ِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِهَّللا ِمْسِب

Alhamdulillahirobbil’ alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW., yang senantiasa telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang penuh dengan segala macam ilmu pengetahuan tentunya karena adanya islam dan iman.

Skripsi yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA WANITA TOKO TOPSTAR ROXY SQUARE JEMBER MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 KETENAGAKERJAAN” ini kamisusun untuk memenuhi persyaratan Sarjana Strata-1 (S1) Jurusan Hukum Ekonomi Islam Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Jember (IAIN Jember).

Penulis mengucapkan terimkasih yang sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung ataupun tidak langsung selama penyusun tugas ahkhir ini hingga selesai. Secara khususnya rasa terimakasih tersebut kami sampaikan Kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H.Babun Suhartanto SE.MM, selaku Ketua IAIN Jember 2. Bapak Dr. H. Sutrisno RS.M.HI, selaku Ketua Dekan Syariah IAIN Jember

dan selaku Dosen Pembimbing dalam pross penulisan skripsi.

3. Mahmudah, S. Ag., M.HI selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi.

(7)

ilmuyangtelah di berikan pada kami mudah-mudahan bermanfaat. Amin.

6. Segenap Karyawan Toko Topstar Roxy Square Jember, khususnya kepala Toko Ibu Sindi dan karyawan-karyawan Toko Topstar Roxy Square Jember.

7. Dan semua pihak yang telah membantu baik material maupun non material dalam penyelesain penulisan sksirpsi.

Semoga segala bantuannya mendapatkan pahala dan Allah SWT, dan meskipun penelitian telah berusaha semaksimal mungkin tentu masih banyak kekurang dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu saran dan kritik penulis dibutuhkan.

Mudah-mudahan skripsi ini nantinya bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umunya Amin.

Jember, penulis

Wasilatul Hidayah

(8)

viii ABSTRAK

Washilatul Hidayah, Dr. H. Sutrisno RS, M.H.I.,2018 : Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Perempuan Toko Topstar Roxy Square Jember Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Topstar merupakan salah satu usaha accessories yang berdomisili di Jl.

Hayam Wuruk No. 50-58, Sempursari, kaliwates, kabupaten Jember dengan pimpinan Ibu Sindi. Toko Topstar merupakan salah satu usaha industri yang menjalankan dua usaha yaitu menjual accecoris hp dan laptop. Toko Topstarmenjalankan usahanya menggunakan plangkestaran antara accesoris hp dan perlengkapan laptop. Accecoris hp hanya berbentuk silikon Hp yang lucu- lucu dan peralatan laptop seperti flasdis, vcd. Toko topstar juga memebrikan slogan di plastik “ Topstar Accecoris Hp”.

Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Perempuan Toko Topstar Roxy Square Jember Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ialah segala daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesua hak-hak asasi yang di ataur dalam Undang-Undang No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Salah satu bentuk norma perlindungan hukum yaitu yang berhubungan dengan dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kesusilaan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Permasalahan perlindungan tenaga kerja perempuan adalah salah satu masalah yang sering dihadapi jika kita berbicara tentang masalah ketenagakerjaan diindonesia. Berkatan dengan perempuan yang bekerja ini diatur dalam Pasal 77 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi bahwa waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a) 7 jam satu hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu atau; b) 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.Sedangkan dalam realitanya yang terjadi padaToko Topstar Roxy Square Jember yang ramai di perjual belikan berbagai accacoris Hp. Di Toko Accesoris Hp tersebut terdapat 7 pekerja wanita, di Toko itu tidak ada shift atau pergantian pekerja, akan tetapi pekerja di sana bekerja seharian yakni dari jam 10.00 pagi sampai jam 22.00 WIB dan itupun istirahat dalam satu hari tersebut 1 jam dan mendapat jatah libur dalam satu minggu 1 kali.

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah : 1) Bagaimana regulasi hak- hak tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square Jember ? 2) Bagaimana penerapan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square jember ? 3) Bagaimana perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square Jember menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan?

(9)

dalam Prespektif Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Metode penelitian di gunakan melalui pendekatan kualitatif, jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Metode keabsahan data menggunakan validitas dan reliabilitas.

Penelitian ini memperoleh kesimpulan: 1) Tentang regulasi pemenuhan hak-hak mereka mendapatkan peraturan yang perama mengenai masalah hari libur, yang kedua jam kerja, yang ketiga masalah jam istirahat, yang keempat masalah perizinan dan keterlambatan jam kerja, dan disini karyawan mendapatkan hak-hak seperti hari libur, cuti, perizinan, dan karyawan mendapatkan tunjangan kesehatan dari perusahaan. 2) Tenaga kerja permpuan mendapatkan penerapan hukum yang sesuai dengan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dimana karyawan mendapatakan prlindungan keamanan dan mendapatakan tunjangan kesehatan dari perusahaan yang sesuai dengan Undang- Undang hak-hak pekerja bahwa setiap karyawan menerima perlindungan disini sangatlah jelas bahwa Toko Topstar Roxy Square Jember memberikan tunjangan kesehatan terhadap karyawan. 3) Hukum perlindungan bagi tenaga kerja wanita Toko Topstar Roxy Square Jember juga diberikan kepada pekerja yang sesua dengan Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sehingga Toko memberikan keadilan untuk pekerja dan agar terciptanya ketertipan dalam bekerja, di sini karyawan mendapatkan perlindungan dari perusahaan seperti tunjangan kesehatan dan apabila karyawan pulang sendiri jarak dari Toko ke kos jauh mereka wajib dijemput dan bisa bareng dengan slalah satu karyawan yang cowok untuk meminta anter kerumah atau kos.

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Fokus penelitian ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Definisi Istilah ... 15

F. Sistematika pembahasan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Kajian Teori ... 24

1. Pengertian Perlindungan Hukum ... 24

2. Perlindungan Bagi Tenaga Kerja Wanita ... 25

3. Dasar Hukum Perlindungan ... 26

4. Dasar Hukum Bekerja Dalam Islam ... 27

(11)

Perlindungan ... 31

8. Macam-Macam Perlindungan Tenaga Kerja ... 32

9. Perlindungan Hukum dalam Undnag-Undang Ketenagakerjaan ... 33

10. Pengertian Hak Perempuan ... 34

11. Hak-Hak Tenga Kerja Wanita ... 34

12. Hak-Hak Karyawan Saat Bekerja ... 35

13. Regulasi ... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 45

B. Lokasi Penelitian ... 46

C. Subyek Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Analisis Data ... 50

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahap-tahap penelitian ... 52

BAB VI ANALISIS DATA A. Gambaran Objek Penelitian ... 53

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 56

C. Pembahasan temuan ... 65

(12)

xii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 77 Lampiran

Matrik penelitian Keaslian tulisan Pedoman wawancara Surat izin penelitian Surat selesai penelitian Jurnal penelitian Dokumentasi Biodata penulis

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada masa sekarang ini, perempuan ikut berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara bekerja merupakan hal biasa. Eksistensi kaum perempuan di abad ke-20 ini tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, akan tetapi juga dapat bekerja membantu suami meningkatkan penghasilan karena tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga. perempuan memiliki beberapa potensi yang juga tidak kalah dibanding dengan kaum pria, baik dari segi intelektual, kemampuan, maupun keterampilan.

Pekerja perempuan atau buruh perempuan yang bekerja di perusahaan saat sekarang ini mengalami situasi dramatis. Situasi dilematis secara progresif cenderung memiliki dampak "marginalisasi" dan "privatisasi"

pekerjaan wanita, serta mengkonsentrasikan di dalam bentuk pekerjaan pelayanan yang tidak produktif. Kenyataan ini menimbulkan fenomena menurunnya posisi kaum wanita dalam bidang pekerjaan.1

Fenomena perempuan dalam bidang pekerjaan juga dikenal sebagai

"Industrial Redeployment", terutama terjadi melalui pengalihan proses produksi di dalam industri manufaktur dari negara-negara maju ke negara- negara berkembang. Pengalihan proses produksi yang meliputi transfer kapital, teknologi, mesin-mesin, dan lingkungan kerja industrial barat ke negara-negara sedang berkembang tersebut sebagaimana diketahui terutama

1Iwan Prayitno, 2003, Wanita Islam Perubah Bangsa, (Jakarta: Pustaka Tarbiatuna), 185.

(14)

2

terjadi didalam industri-industri tekstil, pakaian, dan elektronik. Akan tetapi, dikarenakan komoditi industri-industri tersebut telah mencapai tingkat perkembangan lanjut di dalam siklus produksi, hanya tenaga kasar dan tenaga setengah kasar yang diperlukan di dalam pengalihan proses produksi dari negara-negara maju ke negara-negara sedang berkembang. Termasuk Indonesia.2

Manusia dalam kehidupannya yang mempunyai kebutuhan yang beragam sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup seseorang perlu bekerja, baik bekerja dengan membuat usaha sendiri ataupun bekerja kepada orang lain. Bekerja kepada orang lain dapat dilakukan dengan bekerja kepada negara yang selanjutnya disebut sebagai buruh atau pekerja dengan bekerja mereka mendapatkan upah untuk biaya hidup.3

Perempuan yang semula diklaim hanya berhak menempati wilayah domestik atau rumah tangga, misalnya, ternyata saat ini sudah mulai merambah wilayah publik yang pada mulanya dianggap merupakan suatu hal yang tidak lazim. Berbagai alasan disampaikan untuk mendapatkan pembenaran dari masyarakat akan hadirnya perempuan di wilayah publik ini, mulai dari desakan ekonomi keluarga hingga keinginan untuk beraktualisasi sejajar dengan pria.

Pada satu sisi, perempuan sebagai individu tidak dapat melepaskan diri dari keinginan untuk mencapai keseimbangan antara pemenuhan aspirasi pribadi mandiri, berperan aktif dalam pembangunan, menjadi anggota

2 Fauzi Ridzal 2000, Dinamika Gerakan Perempuan di Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana)78.

3 Asri Wijayanti, 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,( Jakarta :Sinar grafika,) 107.

(15)

masyarakat, dan menyalurkan aspirasinya sebagai ibu rumah tangga.

Disisi lain, perempuan sebagai makhluk sosial dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dituntut untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat agar dapat diterima oleh lingkungan.

Kondisi ini tentu saja memberikan konsekuensi beban ganda yang harus diterima perempuan tersebut. Di satu sisi dia harus menjalankan peran domestiknya mengurus kebutuhan makan, pakaian, rumah dan di sisi lain dia harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Fenomena baru ini tentu saja menjadi sebuah tren baru yang layak mendapatkan perhatian.

Islam telah menganugerahkan kemuliaan pada seluruh umat manusia di muka bumi ini tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, ras, dan suku. Ini berarti bahwa, kemuliaan yang dianugerahkan Islam pada kaum perempuan merupakan bagian integral dari kemuliaan yang juga dianugerahkan pada seluruh umat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah:





































Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.4 (Q.S. Al-Isra’ : 70)

4Al-Quran 70 4:40

(16)

4

Secara lahiriah, kaum perempuan memang berbeda dengan kaum laki- laki. Hal itu pula yang membedakan mereka dalam dunia kerja. Pembedaan gender yang terjadi melalui proses panjang yang di lakukan manusia melalui pencitraan, pemberian peran, cara memperlakukan dan penghargaan terhadap keduanya. Pembedaan peran fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan, saat ini masih menjadi topik permasalahan, sehingga menyebabkan diskriminasi gender. Diskriminasi gender secara umum terjadi dimasyarakat dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, psikis,seksual, dan kekerasan ekonomi.5

Bagi perempuan untuk tidak menjamin agar dalam melakukan berbagai fungsi kodrati, tidak memberi dampak yang merugikan dalam hubungannya dengan pekerjaan maka berbagai perlindungan telah dikeluarkan. Hal ni didasarkan atas kenyataan bahwa fungsi reproduksi pada wanita merupakan fungsi sosial, yang akan memeberi warna pada kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai mana di sadari bahwa kerja merupakan kebutuhan hidup yang utama bagi manusia, dari kerja yang di lakukan seseorang mengharap akan mengcukupi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah dari imbalan yang diterima atau kerja yang di lakukan.6

Jalur usaha yang turut menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi pada umunya adalah pemanfaatan sumber daya manusia (SDM).

Penduduk Indonesia lebih kurang 200 juta dengan separuh diantaranya adalah

5 Mufidah, bingkai sosialgender: islam, strukturasi, dan kontrusi sosial, (UIN- Maliki press, Malang, 2010), 7

6 Rachmad Safa’at, “Buruh perempuan : perlindungan hukum dan hak asasi manusia” ( surabaya : Ikip Malang, 1998, ) 16

(17)

kaum perempuan, yang merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang harus didaya gunakan semaksimal mungkin.

Untuk itu perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah bagi tenaga kerja perempuan. Hal ini memang sudah dilakukan pemerintah yang dapat kita lihat dari beberapa peraturan-peraturan yang memberikan kelonggaran- kelonggaran maupun larangan-larangan (batasan) yang menyangkut hal-hal seorang wanita secara umum, antara lain cuti hamil, kerja pada malam hari dan sebagainya. Hal tersebut dapat mengatur para pekerja wanita akan hak dan kewajibannya sebagai seorang pekerja.

Dalam Islam tidak pernah melarang bekerja dalam sektor apapun selama tidak masihkeluar dalamkoridor norma Islam, baik dalam rumah maupun di luar rumah. Dalam Al-Quran sudah di terangkan untuk mencari rezeki yang melimpah tanpa melupakan rasa syukur, terdapat pada surat Al- juma’ah ayat :10

































Artinya :Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertaburlah kaum di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.7 (Al-juma’ah ayat :10)

Ayat Al-Quran di atas menjelaskan tentang di bolehkannya untuk bekerja atau mencari rezeki ( mencari karunia Allah ) dengan syarat kita telah

7 Al-Qur’an 62:10 14:04

(18)

6

melakukan kewajiban. Sebagai ulama’ juga memperbolehkan terhadap perempuan untuk bekerja adalah tidak lepas dari upaya merealisasikan umat.

Penerapan peraturan Undang-undang ketenagakerjaan di maksudkan untuk menjaga keseimbangan atau keselarasan hubungan antara hak dan kewajiban bagi pengusaha dan pekerja sehingga kelangsungan usaha dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan tenaga kerja dapat terjamin. Hal tersebut berimbas pada kemajuan perusahaan dan juga kemajuan dunia usaha di Indonesia.

Hubungan kerja dengan pengusaha telah di atur oleh pemerintah dalam hukum ketenaga kerjaan yang di dalamnya juga mengatur tentang perlindungan hukum bagi pekerja. Perlindungan hukum bagi pekerja ini di maksudkan untuk memebrikan kepastian hukum bagi pekerja yang meliputi waktu kerja, istirahat, cuti, waktu kerja malam hari bagi pekerja wanita.

Menurut Simanjuntak tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.

(19)

Tenaga kerja menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.8 Seorang pekerja pasti memiliki hubungan kerja dengan setiap pengusaha, jadi hubungan antara pekerja dengan pengusaha adalah dalam rangka melaksakan suatu pekerjaan. Yang di maksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan yang di jalankan oleh buruh untuk buruh dalam suatu kerja dengan menerima upah.9

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa.

Angkatan kerja terdiri dari golongan bekerja serta golongan menganggur dan mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok ini sewaktu- waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering juga dinamakan sebagai angkatan kerja potensial (potensial labor force).

8Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan”(Bandung: Citra Umbara,2016), 3

9Broto Suwiryo,”Hukum Ketenagakerjaan”, ( Surabaya: Laksbang Pressindo,2017), 44

(20)

8

Tidak kalah pentingnya adalah perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar bisa menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini merupakan esensi dari disusunya undang-undang ketenagakerjaan yaitu mewujudkan kesejahteraan para pekerja/buruh yang akan berimbas terhadap kemajuan dunia usaha di Indonesia.

Sehubungan dengan uraian diatas untuk lebih mengetahui secara nyata dan lebih mendalam tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan di Toko Topstar Roxy Square Jember, maka penelitian ini dibatasi pada Toko Topstar Roxy Square Jember dan tenaga kerja wanita karena tenaga kerja wanita memiliki hak kedirian seperti cuti hamil, kerja pada malam hari dan sebagainya. Mengingat masih banyak perusahaan dalam hal ini pengusaha meskipun sudah mengetahui peraturan yang berlaku tetapi tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya, perlu dikenakkan sanksi bagi pengusaha yang tidak melaksanakan peraturan tersebut oleh pihak yang berwenang demi tercapainya hubungan industrial pancasila, adanya saling membutuhkan antara pihak pengusaha dan tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita. Dengan demikian, perlu kiranya mengadakan penelitian tentang “Perlindungan Tenaga Kerja Perempuan ditinjau dari UU. No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan (Studi Kasus Toko Topstar Roxy Square Jember).”

Seorang pekerja tidak hanya sebatas orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa yang kemudian mendapatkan

(21)

upah atau imbalan.Terdapat hak-hak yang wajib diberikan kepada pekerja yang terkadang belum di ketahui oleh seorang pengusaha atau pemberi kerja.

Sudah di sebutkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan yang menjadi payung hukum bagi Perlindungan Tenaga Kerja bahwa setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan samauntuk memperoleh pekerja dan penghidupan yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan Tenaga Kerja yang bersangkutan.

Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak- hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha dan kepentingan pengusaha. Cukup banyak ketentuan yang mengatur mengenai perlindungan bagi pekerja perempuan, baik dalam konvensi internasional maupun peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu antara lain:10 a) Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Againts Women yang telah diratifikasi dengan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1984 (CEDAW);b) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; c) Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

10 Editus Adisu & Lebertus Jehani, Hak-Hak Pekerja Perempuan,(VisiMedia, Tanggerang, 2007), 5

(22)

10

Dalam fenomena yang ada di Toko Topstar Roxy Square jember karyawan mendaptkan hak-haknya seperti hari libur, jam istirhat, cuti, perizinan, mendatapkan tunjangan kesetan. Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan oleh ibu Dian Sindi selaku Kepala Toko Topstar roxy Square jember.11

Di masa sekarang ini wanita ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara ikut bekerja baik di pabrik, industri- industri atau tempat lain tanpa memperhatikan hak-haknya. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan karena tuntutan ekonomi keluarga. Sadar akan hal tersebut, peranan wanita Indonesia telah memperlihatkan dan meningkatkan keikutsertaanya dalam pembangunan nasional sebagai pekerja wanita.

Perlindungan hukum adalah segala daya upaya yang di lakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada sebagai mana di atur dalam undang- undang no 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia. Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja menurut imam soepomo adalah penjagaan agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Salah satu bentuk perlindungan hukum yaitu norma kerja yang meliputi perlindungan terhadap kerja yang berhubungan dengan waktu kerja, sistem pengupahan, istirhat, cuit, kesusilaan ibadah enurut agama dan keyakinan masing-masing.12

11 Sindi, Kepala Toko Topstar Roxy Square Jember, wawancara, Jember 30 Juni 2018

12 Imam Soepomo, 1968, Hukum Perburuhan Bagian Pertama Hukuman-Kerja, (Jakarta:

Bhyangkara,), 45

(23)

Pemasalahan perlindungan tenaga kerja perempuan adalah salah satu masalah yang sering di hadapi jika kita berbicara tentang masalah ketenagakerjaan di indonesia. Berkaitan dengan perempuan yang bekerja ini di atur dalam Pasal 77 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi bahwa waktu kerja sebagai mana di maksud dalam ayat (1) meliputi : a) 7 jam satu hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu atau; b) 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.13

Sedangkan dalam realitanya yang terjadi pada Toko Topstar Roxy Square Jember yang ramai di perjual belikan berbagai accacoris Hp. Di Toko Accesoris Hp tersebut terdapat 7 pekerja wanita 1 pekerja laki-laki, di Toko itu tidak ada shift atau pergantian pekerja, akan tetapi pekerja di sana bekerja seharian yakni dari jam 10.00 pagi sampai jam 22.00 WIB dan itupun istirahat dalam satu hari tersebut 1 jam dan mendapat jatah libur dalam satu minggu 1 kali.14

Di dalam Toko Topstar wajib memakai sepatu, memakai seragam, dan ramah kepada castamer bahkan ketika ada salah satu pekerja yang tidak dijemput sanak keluarganya salah satu karyawan atau teman kerjanya harus mengantarkan sampai ke rumahnya maka terciptalah kerukunan.15

Berangkat dari latar belakang di atas penulis bermaksud mengkaji tentang perlindungan hukum bagi tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy

13Republik Indonesia,Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan, (Bandung: Citra Umbara,2006 ), 34

14 Hasil Observasi 30 juni 2018

15 Hasil Observasi 30 juni 2018.

(24)

12

Square Jember yang di kaji Undang-Undang Ketenagakerjaan No 13 tahun 2003, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Perlindungan Hukum Tenaga Kerja Wanita Pekerja Toko Topstar Roxy Square Jember Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan”.

B. Fokus penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan istilah focus penelitian. Fokus penelitian di susun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, oprasional yang di gunakan dalam bentuk kalimat tanya.

Fokus penelitian yang di maksud (dalam metode penelitian berarti masalah utama yang menjadi objek penelitian. Maka dari itu untuk mengarahkan sekaligus memberikan batasan yang jelas dalam pembahasan ini, fokus masalah yang dapat penulis rumuskan adalah:

1. Bagaimana regulasi hak-hak tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square Jember ?

2. Bagaimana penerapan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square jember ?

3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square Jember menurutUndang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini di lakukan karena memiliki tujuan, tujuan utama suatu penelitian adalah memecahkan permasalahan yang di jelaskan dalam latar

(25)

belakang dan fokus masalah, maka peneliti menuliskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui regulasi hak-hak tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square jember.

2. Untuk mengetahui penerapan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita di Toko Topstar Roxy Square Jember.

3. Untuk mengetahu perlindungan hukum terhadap tenaga kerja wanita yang bekerja sampai malam hari di Topstar Roxy Square Jember dalam Prespektif Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

D. Manfaat Penelitian

Dalam suatu penelitian tujuan yang ingin dicapai dimana yang sudah di jelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini di harapkan beberapa manfaat yang di peroleh dari penelitian tersebut sebagai bentuk aplikasi dari hasil penelitian.

Dalam pedoman penulisan Karya tulis ilmiah IAIN Jember manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang di berikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis maupun praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan kontribusi

b. Penelitian ini diharapkan sebagai pencerahan pemikiran bagi khasanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai permasalahan tentang

(26)

14

Perlindungan Tenaga Kerja Wanita menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

c. Hasil dalam penelitian ini agar dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk memahami masalah hukum tentang ketenagakerjaan tersebut.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi gambaran untuk masyarakat di Jember khususnya dalam melihat praktik Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Wanita apakah sudah susai dengan Undang- Undang yang berlaku atau belum .

a. Bagi masyarakat

Sebagai salah satu bentuk informasi pengetahuan yang bisa di praktekkan dalam sistem Tenaga Kerja Wanita

b. Bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

1) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk untuk menunjukkan eksistensi kesarjanaan seseorang serta referensi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum ekonomi Islam serta bidang sosial kemasyarakatan.

2) Dapat memberikan motivasi kepada generasi penerus untuk pembuatan proposal atau karya ilmiah lainnya sehingga dapat mengharumkan almamater IAIN Jember.

(27)

3) Bagi peneliti]]

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi penelitian ilmiah yang dapat di jadikan laporan serta tugas ahir stara 1(satu) muamalah serta menjadi refrensi untuk kajian-kajian keilmuan berikutnya.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah yang menjadi titik perhatian penelitian di dalam judul penelitian.Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna sebagaimana yang dimaksud peneliti.

1. Perlindungan hukum adalah akan harkat dan martabat,serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusi yang di miliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari lainnya.

Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memeberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan darisesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut. Hukum pada dasarnya merupakan pencerminan dari HAM, sehingga hukum itu mengadung keadilan atau tidak, ditentukan oleh HAM yang dikandung dan di atur di jamin oleh hukum itu. Hukum tidak lagi dilihat sebagai refleksi kekuasaan semata- mata, tetapi juga harus memancarkan perlindungan terhadap hak-hak warga Negara. Hukum yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan

(28)

16

mencerminkan norma-norma yang menghormati martabat manusia dan mengakui HAM.16

2. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 di sebutkan bahwa Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.17

Sedangkan menurut Dr. Payaman Siamanjuntak mengatakan di dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia” tenaga kerja merupakan penduduk baik yang bekerja maupun tidak ataupun penduduk yang sedang mencari pekerjaan. Jadi bisa di simpulkan bahwa tenaga kerja merupakan seseorang yang sedang mencari pekerjaan ataupun seseorang yang sudah menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi segala persyaratan sebagaimana yang telah di tetapkan oleh Undang-Undang tentang tenaga kerja.

Tenaga kerja merupakan orang yang siap, mau, mampu

melaksanakan pekerjaan. Tidak semua orang dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja. Hanya orang-orang yang memenuhi kriteria tenaga kerja lah yang dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelisihan Perselisihan Hubungan Industrial adalah setiap orang yang

16Madin Gultom Perlindungan hukum terhadap anak dan perempuan,( Bandung: PT Refika Aditama, 2014 ),75.

17Republik indonesia,Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan (Bandung: Citra Umbara,2006) 3

(29)

bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, sedangkan pengusaha adalah:

a) orang perseorangan, persekutuian, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b) orang perrseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c) orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan 2 yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.18

3. Perempuan adalah makhluk Tuhan penuh makna jangan pernah sakiti perempuan, karena perempuandiciptakan bukan untuk disakiti.

Perempuan di ciptakan bukanlah dari kepala untuk dijadikan pimpinan,wanita tidak di ciptakan dari kaki untuk jadikan sebagai alas.

Tapi perempuan diciptakan pendamping, dekat dengan hati untuk dicintai.

4. Toko adalah tempat di mana barang-barang di jual secara eceran, di mana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Toko biasanya bersifat permanen dan menjual barang-barang atau komoditi utama dan di dukung dengan barang-barang penunjang komoditi utama tersebut .19

Toko atau kedai adalah sebuah tempat tertutup yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda atau barang yang khusus, misalnya toko buku,toko buah, dan sebagainya. Secara fungsi

18 Broto suwiryo, Hukum Ketenagakerjaan, ( Surabaya: Laksbang Pressindo, 2017), 44

19https://id.wikipedia.org/wiki/Tokodiakses pada tanggal 29/12/2017,0 6:38

(30)

18

ekonomi, istilah "toko" sesungguhnya hampir sama dengan "kedai" atau

"warung". Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Secara bangunan fisik, toko lebih terkesan mewah dan modern dalam arsitektur bangunannya dari pada warung. Toko juga lebih modern dalam hal barang-barang yang dijual dan proses transaksinya.

F. Sistematika pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Dengan format penulisan dalam bentuk deskriptif.

Untuk mempermudah dalam penyusuanan skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing disusun dirumuskan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab satu adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, focus penelitian, tujuan penelitian, serta definisi istilah dan bab satu ini diakhiri sistematika pembahasan.

Bab dua, pada bab ini tentang penelitian terdahulu dua kajian teori yang erat kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti yaitu perlindungan hukum bagi tenaga kerja wanita took topstar roxy aquare jember menurut uu nomor 13 taun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Bab tiga, pada bab ini menguraikan secara jelas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,

(31)

subjek penelitian, pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap- tahap penelitian.

Bab emapat adalah laporan hasil penelitian di lapangan yang pada hakikatnya merupakan data-data yang dihasilkan melalui teknik pengumpulan data yang digunakan untuk di analisis sesuai dengan teknik yang ditetapkan dalam pembahasan skripsi ini. Pada bab ini membahas tentang bagaimana perlindungan hukum bagi tenaga kerja wanita took topstar roxy square jember menurut uu no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

Bab lima, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap permasalahan yang telah diuraikan serta saran bagi semua pihak terkait dengan perlindungan hukum bagi tenaga kerja wanita took topstar roxy square jember menurut uu no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

(32)

20 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Wanita.

1. Ardy Setiowati, 2014, dengan judul “ Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Kota Makassar, Jurusan Hukum Masyarakat Dan Pembangunan Universitas Hasanuddin Makassar,”20

Hasil penelitian dari skripsi tersebut, fokus permasalahan adalah: a) bagaimana pemenuhan hak-hak pekerja perempuan di kota Makassar ?, b).

untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi peneyebab terpenuhi atau tidaknya hak-hak pekerja perempuan di kota Makassar?.

Untuk metode penelitian yang di gunakan adalah dengan metode normatif empiris dengan pendekatan sosiologis dan peraturan perundang- undangan, yaitu penelitian hukum yang mengkaji aspek hukum terhadap fenomena hukum yang ada di masyarakat yang terkait dengan pemenuhan hak-hak pekerja perempuan di kota Makassar.

Ditinjau dari penerapan hasil skripsi tersebut perbedaan dengan skripsi ini terletak di fokus masalah yang dimana dalam skripsi terdahulu fokus masalahnya adalah mengenai presefektif hak-hak pekerja

20Ardya Setiowati, Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Pelaksaan Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Kota Makassar, (Skripsi Fakultas Universitas Hasanuddin Makassar, 2014).

(33)

perempuan sedangkan dalam penelitian ini adalah pada penerapan perlindungan. Untuk perbedaan selanjutnya teletak dari segi kajian dokumen.

Untuk kesamaan terletak pada fokus penelitian dimana di fokus penelitian pada poin pertama sama-sama mambahas hak-hak pekerja wanita.

2. Taufan Bayu Aji, 2010. dengan judul “Tenaga Kerja Wanita”.Inti dari pemembahasan yaitu perlindungan hukum tenaga kerja wanita menurut undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang tenaga kerja Di PT Adetex Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Hukum.21

Hasil penelitian dari skripsi tersebut, fokus permasalahan adalah: a) Bagaimana perlindungan hukum bagi para pekerja wanita menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Di PT Adetex Boyolali ?, b) permasalahan apa yang timbul antara pekerja wanita dengan perusahaan mengenai perlindungan kerja Di PT Adelex Boyolali dan bagaimanakah cara mengatasinya?.

Untuk metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif Kualitatif .metode analisis data. Metode pengumpulan data denagan metode wawancara, metode studi pustaka.

Di tinjau dari pemaparan hasil skripsi tersebut perbedaan dengan skripsi ini terletak di fokus masalah yang dimana dalam poin ke dua skripsi tersbut permasalahan apa yang timbul antara pekerja wanita

21Taufan Bayu Aji, dengan judul, Tenaga Kerja Wanita Inti dari pembahasan yaitu perlindungan hukum tenaga kerja wanita menurut undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang tenaga kerja Di PT Adetex Boyolal,.( Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010).

(34)

22

bdengan perusahaan sedangkan dalam penelitian ini adalah bagaimana perlindungan hukum. Untuk perbedaan selanjutnya terletak dari segi kajian dokumen.

Untuk kesamaan terletak pada fokus penelitian pertanyaan pertama di mana sama-sama mempertanyakan perlindungan di pertanyaan pertama ,metode penelitian, jenis penelitian, metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara.

3. Ach. Syaifullah . 2012. Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar Negeri Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif. Fakultas Syari’ah Dan Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.22

Hasil penelitian dari skripsi tersebut, fokus permasalahan adalah: a) bagaimana perlindungan tenaga kerja wanita di luar negeri menurut Hukum Islam dan Hukum Positif ?, b) dari dua pandangan tersebut, perlindungan manakah yang lebih terhadap TKW?.

Untuk metode penelitian yang di gunakan adalah dengan metode jenis penelitian, sifat penelitian, pengumpulan data, pendekatan masalah, analisis data.

Ditinjau dari pemaparan hasil skripsi tersebut perbedaan dengan skripsi ini terletak pada metode penelitian.

22Ach.Syaifullah, Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar Negeri Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif.( Fakultas Syari’ah Dan Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakart. 2012).

(35)

Untuk kesamaan terletak pada fokus penelitian dimana sama-sama mempertanyakan perlindungan tenaga kerja wanita.

Tabel 2.1

Pesamaan dan perbedaan penelitian terdahulu N

o

Nama Peneli

ti

Judul Peneliti Perbedaan Persamaan

1 Ardy Setiowati, (2014)

Tinjauan Sosiologi Hukum Terhadap Pelaksanaan

Pemenuhan Hak-Hak Pekerja Perempuan Di Kota Makassar

fokus masalahnya adalah mengenai presefektif hak- hak pekerja perempuan sedangkan dalam penelitian ini adalah pada penerapan perlindungan.

Untuk perbedaan selanjutnya teletak dari segi kajian dokumen.

fokus penelitian

dimana di fokus penelitian pada poin pertama sama-sama mambahas hak- hak pekerja wanita.

2 Taufa n Bayu Aji, (2010)

Tenaga Kerja Wanita”.Inti dari pemembahasan yaitu perlindungan hukum tenaga kerja wanita menurut undang- undang No.13 Tahun 2003 tentang tenaga kerja Di PT Adetex Boyolali

di fokus masalah yang dimana dalam poin ke dua skripsi tersbut permasalahan apa yang timbul antara pekerja wanita bdengan perusahaan sedangkan dalam penelitian ini adalah

fokus penelitian pertanyaan pertama di mana sama-sama mempertanyakan perlindungan di pertanyaan pertama ,metode penelitian, jenis penelitian, metode pengumpulan

(36)

24

bagaimana perlindungan hukum. Untuk perbedaan selanjutnya terletak dari segi kajian dokumen

data yaitu observasi dan wawancara.

3 Ach.

Syaifullah . (2012)

Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar Negeri Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif

Ditinjau dari pemaparan hasil skripsi tersebut perbedaan dengan skripsi ini terletak pada metode

penelitian.

fokus penelitian dimana sama- sama

mempertanyakan perlindungan tenaga kerja wanita

B. Kajian Teori

1. Pengertian perlindungan hukum

Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut. Hukum pada dasarnya merupakan pencerminan dari HAM, sehingga hukum itu mengadung keadilan atau tidak, ditentukan oleh HAM yang di kandung dan di atur atau di jamin oleh hukum itu. Hukum tidak lagi di lihat sebagai refleksi kekuasaan semata-mata, tetapi juga harus memancarkan

(37)

perlindungan terhadap hak-hak warga Negara. Hukum yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan mencerminkan norma-norma yang menghormati martabat manusia dan mengakui HAM.23

2. Perlindungan Bagi Tenaga Kerja Perempuan

Salah satu sektrol formal bagi peremuan untuk menjamin agar dalam melakukan berbagai fungsi kodrati, tidak memberi dampak yang menguraikan dalam hubungannya dengan pekerjaan maka berbagai perlindungan telah dikeluarkan. Hal ini didasarkan atas kenyataan bahwa fungsi reproduksi pada wanita merupakan fungsi sosial, yang akan member warna pada kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.

Norma perlindungan tenaga kerja perempuan yang ada sampai saat ini secara substantif mencakup lingkup yang cukup luas seperti pembatasan kerja pada waktu-waktu tertentu, pada jenis pekerjaan tertentu, cuti karena berperannya fungsi reproduksi, kemudahan dan fasilitas bagi tugas-tugas yang berkaitan dengan fungsi tersebut serta penghapusan perbedaan perlakuan yang menyangkut pengupahan ataupun aspek-aspek lainnya.24

Langkah-langkah yang harus di tempuh seperti di ketahui bahwa perlindungan bagi tenaga kerja wanita khususnya yang menyankut hak dan kewajiban bagi tenaga kerja wanita sebenarnya telah diatur dalam ketentuan peraturan perundangan, dalam kenyataannya belum dapat

23Madin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempua,( Bandung: PT Refika Aditama, 2014 ), 75

24 Rachmad Safa’at, Buruh Perempuan : Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia, ( surabaya : Ikip Malang, 1998, ) 16

(38)

26

dilaksanakan secara tepat dan efektif sebagaimana diharapkan. Bahwa hal ini disebabkan karena masih belum dipahamninya prinsip dasar perlindungan tenaga kerja wanita baik oleh pekerja maupun oleh pengusaha, serikat pekerja dan masyarakat.

Dengan melihat berbagai permasalahan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Langkah-langkah/upaya-upaya yang telah ditempuh sebagai berikut:

a. Mengadakan penyuluhan tentang hak dan kewajiban bagi tenaga kerja perempuan

b. Memberikan pengetahuan melalui program bejar ( bekerja dan belajar).

c. Mendorong pengusaha untuk menyediakan tempat penitipan anak (TPA) .

d. Memberikan pengetahuan tentang gizi kerja, kesehatan dan keselamatan kerja.

e. Meningkatkan produktifitas tenaga kerja perempuan melalui peningkatan kesejahteraan secar terpadu.

f. Peningkatan penyediakan fasilitas kesejahteraan bagi tenaga kerja perempuan

g. Memanfaatkan keberadaan lembaga Triparit.

h. Peningkatan pengawaan (Law Enforcemen).25

25 Ibid., 20.

(39)

3. Dasar Hukum Perlindungan

Pengertian dasar hukum perlindungan adalah hak dasar yang melekat dan di lindungi oleh konstitusi sebagaimana yang di atur di dalam pasal 22 ayat (2) UUD 1945 “Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian”, dan pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa “perekonomian di susun sebagai usaha bersama atas kekeluargaan”. Pelanggaran terhadap hak dasar yang di lindungi konstitusi merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

Di dalam undang-undang No 14 Tahun 1969 ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja, dalam pasal 9 di nyatakan bahwa “ tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta kesusilaan, pemeliharaan moril serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.26

4. Dasar hukum bekerja dalam Islam

Tuntutlah harta kekayaan yang telah dikaruniakan Allah kepada kamu, yaitu padahal dan kebahagian hari akhirat, dan jangan kamu melupakan kenahagian kamu di dunia.





























Artinya:.. “Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”.

26 Ibid., 17.

(40)

28

( QS. Al Qashash : 73)27

























Artinya:“Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”. (QS. Al Furqan : 47 )28

Setiap individu memiliki kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan dan memiliki hak-hak yang harus diterima. Sebuah komunitas akan terbentuk dan eksis dengan adanya hak dan kewajiban. Setiap komunitas manusia memiliki diferensiasi gradasi dalam hak dan kewajiban sesuai dengan faktor-faktor terbentuknya hak dan kewajiban tersebut. Pada umumnya, diferensiasi gradasi dalam hak dan kewajiban tersebut tergantung kepada paham religius atau filsafat sosial yang dianut, atau sesuai dengan tradisi yang berakar di dalamnya.

Perempuan memiliki hak, selain memiliki kewajiban yang harus ditunaikan dalam kehidupannya di tengah masyarakat manusia. Dalam hal ini, perempuan sama dengan laki-laki, dengan mengabaikan kadar persamaan dan perbedaannya. Sumber kewajiban perempuan dalam syariat Islam adalah realitas penghambaan perempuan kepada Allah Swt.

Secara substantif, Allah SWT memberi beban yang sama antara laki- laki dan perempuan. Dengan kata lain, setiap laki-laki dan perempuan “sama-sama” memiliki kewajiban patuh kepada Allah

27Al-Quran 28:73 22:47

28Al-Quran 47 23 : 14

(41)

Swt. Akan tetapi, kewajiban laki-laki dan perempuan tentu kontekstual terhadap diferensiasi gender antara keduanya, baik fisik maupun psikis.

Ketika berbicara tentang hak-hak asasi manusia (HAM) - termasuk hak kemerdekaan- maka yang menjadi pembahasan di dalamnya adalah kemerdekaan dalam politik, ekonomi, dan sosial, termasuk juga hak kemerdekaan dalam beragama dan kemerdekaan dalam bekerja.

Satu hal yang penting untuk disadari adalah bahwa dalam upaya memahami hakikat kemerdekaan dan hubungannya dengan manusia, maka kata “kemerdekaan” yang dimaksud di sini tetap diletakkandalam konteks batas-batasnya.

Hak kemerdekaan merupakan hak bersama antara laki-laki dan perempuan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Jelaslah kiranya, bahwa hak kemerdekaan ini tidak dapat terpisah dari manusia karena diferensiasi aktivitasnya ataupun diferensiasi karena kemaslahatan manusia itu sendiri.

Dalam kehidupan dunia, jalan yang ada di depan manusia senantiasa membentang luas. Jalan itu memberikan kesempatan kepadanya untuk berbuat sesuka hatinya. Hanya saja, setiap perbuatan tersebut senantiasa juga diiringi dengan konsekuensi atau hukuman bagi mereka yang telah dewasa dan baligh. Dalam kerangka seperti

(42)

30

inilah kemerdekaan dimiliki oleh manusia, bukannya kemerdekaan yang tak berbatas.

Terkait dengan pembicaraan tentang kemerdekaan dalam bekerja sebagai salah satu hak asasi manusia, maka satu hal yang perlu dipahami adalah bahwa perempuan sebagai bagian dari sebuah komunitas masyarakat juga memiliki hak (baca : kemerdekaan) untuk bekerja. Namun seperti uraian sebelumnya, yang dimaksud dengan dengan kemerdekaan perempuan untuk bekerja di sini bukanlah kemerdekaan yang tak terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka berikut ini akan dipaparkan pandangan Islam terhadap kemerdekaan perempuan dalam bekerja.

5. Perlindungan Norma Kerja

Perlindungan norma kerja ialah untuk memberikan kepastian hak pekerja yang berkaitan dengan norma kerja yang meliputi waktu kerja, istirahat (cuti). Perlindungan ini sebagai wujud pengakuan terhadap hak- hak pekerja sebagai manusia khususnya buruh perempuan yang harus diperlakukan secara manusiawi dengan mempertimbangkan keterbatasan kemampuan fisiknya, sehingga harus diberikan waktu yang cukup untuk beristirahat.

6. Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Perempuan

Pekerja perempuan adalah Pekerja yang pada umumnya memiliki potensi yang besar sekaligus tanggung jawab yang tinggi dalam pembangunan nasional. Mengingat multi tugas perempuan, perempuan

(43)

selain tugas publik, ia juga mempunyai tugas kongkrit tersebut ialah menstrurasi, mengandung, melahirkan dan menyusui.

Perempuan pekerja merupakan kelompok yang karena sifatnya yang alami mempunyai kehususan-kehususan yang perlu diperhatikan sehingga terhadap mereka perlu adaya perlindungan yang khusus bagi tenaga kerja wanita telah di atur di dalam ketentuan peraturan perundang- undangan khususnya di bidang ketenagakerjaan.

Dalam undang-undang No 1 tahun 1951:

a. Pasal 7 melarang wanita bekerja pada malam hari, yaitu antara jam 18.00-06.00

b. Pasal 8 melarang wanita untuk menjalankan pekerjaandi dalam tambang bawah tanah

c. Pasal 9 melarang wanita untuk menjalankan pekerjaan yang berbahaya bagi kesehatan dan/atau kesusialaannya

Pasal tersebut membatasi pekerjaan wanita atas pertimbangan bahwa wanita itu lemah badannya dan untuk menjaga kesehatan dan kesusilaanya.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah perlindugan tenaga kerja wanita atau disebut pula dengan kata lain perlindungan tentang keibuan, di atur dalam Undang-Undang No. 1 tahun

(44)

32

1951 dan peraturan pelaksanaanya yaitu peraturan Pemerintah No. 4 tahun 19451.29

7. Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja Perempuan Mulai Tengah Malam

a. Memberikan makanan dan minuman bergizi

1) Makanan dan minuman yang bergizi tersebut harus sekurang- kurangnya memenuhi 1.400 kalori dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja (Pasal 3 ayat 1 Kepmenaker 224/2003) 2) Makanan dan minuman tidak dapat diganti dengan uang (Pasal 3

ayat 2 Kepmenaker 224/2003)

3) Penyediaan makanan dan minuman, peralatan, dan ruangan makan harus layak serta memenuhi syarat higiene dan sanitasi (Pasal 4 ayat 1 Kepmenaker 224/2003)

4) Penyajian menu makanan dan minuman yang diberikan kepada pekerja/buruh harus secara bervariasi (Pasal 4 ayat 2 Kepmenaker 224/2003).

b. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja, dengan cara:

1) menyediakan petugas keamanan di tempat kerja (Pasal 5 huruf a Kepmenaker 224/2003);

2) menyediakan kamar mandi/wc yang layak dengan penerangan yang memadai serta terpisah antara pekerja/buruh perempuan dan laki- laki (Pasal 5 huruf b Kepmenaker 224/2003)

29 Rachmad Safa’at, Buruh perempuan : perlindungan hukum dan hak asasi manusia, (surabaya : Ikip Malang, 1998, ) 17,18

(45)

c. Menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan 05.00

1) Pengusaha wajib menyediakan antar jemput dimulai dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya (Pasal 6 ayat 1Kepmenaker 224/2003)

2) Penjemputan dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00 (Pasal 6 ayat 2 Kepmenaker 224/2003)

3) Pengusaha harus menetapkan tempat penjemputan dan pengantaran pada lokasi yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja/buruh perempuan (Pasal 7 ayat 1 Kepmenaker 224/2003)

4) Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar di perusahaan (Pasal 7 ayat 2 Kepmenaker 224/2003) 8. Hak Pekerja Perempuan dan Hukum yang Mengatur Perlindungan

Sepertinya pekerja wanita juga memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja. Namun perlu dicatat bahwa wanita memiliki kebutuhan yang berbeda dengan pria sehingga memperoleh hak-hak khusus. Meskipun sebenarnya banyak perundang-undangan yang mengatur hak-hak pekerja wanita, tampaknya banyak perusahaan yang “sengaja” tidak mensosialisasikannya. Hak Pekerja wanita yang di atur dalam perundang- undangan di Indonesia:

(46)

34

a. Cuti Haid

Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari perrtama dan kedua pada waktu haid.

b. Cuti Hamil Melahirkan

Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bisan.

c. Cuti Keguguran

Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai

9. Macam-Macam Perlindungan Tenaga Kerja

Perlindungan tenaga kerja dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

a. Perlindungan sosial, yaitu suatu perlindungan yang berkaitan dengan usaha kemasyarakatan, yang tujuannya untuk kemungkinan pekerja/buruh mengenyam dan mengembangkan kehidupannya sebagai manusia pada umunya, dan khususnya sebagai anggota masyarakat dan anggota keluarga. Perlindungan sosial juga disebut juga dengan kesehatan kerja.

b. Perlindungan teknis, yaitu: jenis perlindungan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk menjaga agar pekerja/burh terhindar dari bahaya

(47)

kecelakaan yang ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan ini lebih sering disebut sebagai keselamatan kerja.

c. Perlindungan ekonomis, yaitu: suatu jenis perlindungan yang berkatan dengan usaha-usaha untuk memberikan kepada pekerja/burh suatu penghasilan yang cukup guna mmenuhi keperluan sehari-hari baginya dan keluarganya, termasuk dalam hal pekerja/burh tidak mampu bekerja karena sesuatu diluar kehendaknya. Perlindungan jenis ini biasanya disebut dengan kaminan sosial.30

10. Perlindungan Hukum dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan Di dalam Undang-Undang telah di jelaskan bahwa:

Pasal 86 (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kejra; b.

moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 87 (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem

30 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja( Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja), Jakarta, Raja Persada, 2007, hal 78

(48)

36

manajemen keselamaatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksaud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

a. Pedomana Hukum Bagi Pekerja Perempuan

Pelaksaan perlindungan hukum terhadap pekerja perempuan berp]edoman pada undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 }tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 76, 81, 3, 4, pasal 93, Kepmenaker No. 224 tahun 2003 serta peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama perusahaan yang meliputi:

1) Perlindungan jam kerja

Perlindungan dalam hal kerja malam bagi pekerja wanita (pukul 23.00 sampai pukul 07.00). hal ini diatur dalam pasal 76 Undang- Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Tetapidalam hal ini ada pengecualian yatu yang memperkerjakan perempuan pada jam tersebut wajib:

a) Memberikan makanan dan minuman bergizi b) Menjaga kesusilaan dan keamanan selama bekerja

c) Menyediakan antar jemput bagi pekerja perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00-05.00

Tetapi pengeucualiaan ini tidak berlaku bagi pekerja perempuan yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun ataupun perempuan hamil yang berdasarka]n keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya apabila bekerja antara pukul 23.00- 07.00

(49)

Dalam peelaksanaannya masih ada perusahaan yang tidak memberikan makanan dan minuman bergizi tetapi diganti dengan uang padahal ketentuannya tidak boleh diganti dengan uang

d) Perlindungan dalam masa haid

Pada Pasal 81 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan diatur masalah perlindungan dalam masa haid. Perlindungan terhadap pekerja wanita yang dalam masa haid tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid dengan upah penuh. Dalam pelaksanaanya lebih banyak yang tidak menggunakan haknya dengan alasan tidak mendapatkan premi hadir.

e) Perlindungan Selama Cuti Hamil

Sedangkan pada pasal 82 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur masalah cuti hamil. Perlindungan cuti hamil bersalin selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan dengan upah penuh. Ternyata dalam pelaksanaannya masih ada perusahaan yang tidak membayar upah secara penuh.

f) Pemberian Lokasi Menyusui

Pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur masalah ibu yang sedang menyusui. Pemberian kesempatan pada pekerja wanita yang

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami aspek hukum tentang perlindungan terhadap buruh perempuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Perjanjian kerja dibuat pada dasarnya juga menetapkan ketentuan yang sama dengan ketentuan dinas, hal itu ditegaskan dalam pasal 416 KUHDagang yang berbunyi ; “ apabila

Perlindungan hukum perlakuan diskriminasi terjadi terhadap tenaga kerja wanita dapat saja terjadi yaitu dalam hal: mendapatkan hak atas kesempatan kerja yang sama

Maka penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui implementasi undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 76 yang mengatur hak perempuan

Untuk perlindungan hukum bagi perempuan di lingkungan kerja dari kekerasan diatur dalam pasal 158 dan pasal 158 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Implementasi Hak-Hak Normatif Tenaga Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Di PT. Mulia Jaya Kota

Pasal 69 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur, bahwa pekerja anak maksimal bekerja selama 3 jam. Ketentuan tersebut sering

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 2003 berdasarkan perjanjian kerja, karyawan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Karyawan tetap yang diikat oleh perjanjian