VALIDITAS, RELIABILITAS VALIDITAS, RELIABILITAS
dan STANDARDISASI
dan STANDARDISASI
VALIDITAS, RELIABILITAS, dan STANDARDISASI
• Syarat alat ukur yang bisa dipertanggung- jawabkan secara ilmiah:
Validitas
Reliabilitas
Standardisasi
Objektif
Daya Diskriminatif
Komprehensif
Praktis (mudah digunakan)
Konsepsional- Teoritis
Operasional- Teknis
VALIDITAS VALIDITAS
• Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan, apakah alat ukur yang kita susun sungguh-sungguh mengukur sesuatu yang memang ingin kita ukur?
• Sumadi Suryabrata (1988) dan Nunnally (1981), mengartikan validitas suatu alat ukur adalah taraf sejauhmana suatu alat ukur tersebut mengukur apa yang
VALIDITAS
• Istilah validitas tidak bisa lepas dari (Sutrisno Hadi, 1987):
Kejituan
Ketelitian
Seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu, tepat, kena terhadap gejala yang diukur
Seberapa jauh suatu alat ukur tersebut mempunyai kemampu- an dengan cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya gejala yang diukur
VALIDITAS
Tipe-Tipe Validitas
Anastasi (1976) dan Kerlinger (1990), me- ngemukakan adanya tiga macam validitas:
Content Validity
Construct Validity
Criterion-related Validity
Concurrent Validity
Predictive Validity
VALIDITAS
Content Validity
Content Validity menunjukkan pada taraf sejauhmana item/pertanyaan/pernyataan suatu alat ukur tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang hendak di ukur oleh alat ukur tersebut.
Analisis rasional terhadap item/pertanyaan/
pernyataan alat ukur tersebut Sangat subjektif
Content Validity Content Validity
• Sumadi Suryabrata (1981) menyarankan adanya suatu panel yang terdiri dari ahli- ahli yang menguasai pengukuran untuk mengurangi adanya unsur subjektivitas dalam melakukan analisis rasional.
• Dalam kaitannya dengan content validity, berkembang bentuk validitas lain yaitu Face Validity dan Logical Validity (Azwar, 1986).
Content Validity Content Validity
• Face Validity
• Logical Validity
dipandang nampaknya memang telah mengukur apa yang seharusnya di ukur
Dituntut suatu batasan logis yang mencakup bagian-bagian kawasan perilaku (aspek, gejala, dimensi, ciri-ciri, dsb)
VALIDITAS
Construct Validity
Construct Validity menunjukkan sejauh- mana suatu alat ukur mengukur konstruksi teoritis yang menjadi dasar pengukuran alat ukur tersebut, atau dengan kata lain sejauhmana kecocokan antara item-item yang disusun dengan definisi yang lahir dari konstrak teoritis.
Validity by definition
Construct Validity Construct Validity
Untuk menguji construct validity digunakan analisis statistik, yaitu melalui pendekat- an:
Analisis Item (Sutrisno Hadi, 1991)
Analisis Faktor (Suryabrata, 1982)
VALIDITAS
Criterion-related Validity
Citerion-related validity adalah sejauhmana tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur bila dihubungkan/dibandingkan dengan alat ukur lain yang dianggap sebagai kriterium.
Criterion-related Validity Criterion-related Validity
Untuk mengetahui criterion-related validity dengan cara analisis statistik, yaitu dengan melalui pendekatan Multitrait-multimethod (Azwar, 1986) atau Korelasi Product-Moment {meng- korelasi antara alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) dengan alat ukur lain (kriterium) yang dianggap sudah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik}
Criterion-related Validity Criterion-related Validity
Concurrent Validity
Pengambilan skor kriterium bersamaan waktunya dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor).
Predictive Validity
Pengambilan skor kriterium waktunya tidak bersamaan dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan
VALIDITAS
Tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur diwujudkan dalam bentuk Koefisien Validitas (rXY); tetapi hal ini tidak berlaku bagi content validity.
Koefisien validitas umumnya dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product- Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini tergantung dari jenis datanya.
VALIDITAS
Korelasi Product-Moment
Keterangan:
rXY = Koefisien Validitas X = Prediktor
Y = Kriterium
} ) (
. }{
) (
. {
) )(
( .
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X
XY rXY N
VALIDITAS
Teknik korelasi Product-Moment digunakan bila jenis datanya berupa interval (kontinum/non-dikotomi), baik pada data prediktor maupun kriterium;
namun,
Bila salah satu datanya nominal (dikotomi) dan satunya datanya berupa interval (non- dikotomi/kontinum), maka menggunakan korelasi Pointbiserial.
VALIDITAS
Korelasi Pointbiserial
Keterangan:
rpb = Koefisien Kor. Pointbiserial
Mp = Mean dari skor subjek pada variabel Y (non-dikotomi) dan skor pada variabel X (dikotomi) adalah 1
q p S
M r M
y
y p
pb
VALIDITAS
Berkaitan dengan masalah criterion-related validity, Masrun (1984/1985) dan Suryabrata (1988) mengemukakan adanya validitas eksternal dan internal.
Validitas eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat di luar alat ukur yang dipersoalkan (mirip dengan criterion-related validity)
VALIDITAS
Validitas Internal
Validitas internal adalah validitas yang kriteriumnya terdapat pada alat ukur yang dipersoalkan, biasanya yang sering dilakukan adalah dengan menguji korelasi antara skor item dengan skor total (Anastasi, 1976)
Validitas internal ini disebut juga sebagai validitas item atau internal consistency
Validitas Item Validitas Item
Discriminating power dari item, artinya dengan diperolehnya korelasi antara skor item dan skor total, dapat dipergunakan untuk menentukan seberapa jauh suatu item mampu untuk membedakan antara individu satu dengan lainnya.
Koefisien validitas item dicari dengan menggunakan teknik korelasi Product- Moment atau Pointbiserial; untuk hal ini juga tergantung dari jenis datanya.
Validitas Item Validitas Item
Korelasi Product-Moment: validitas item
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas item X = Skor item
Y = Skor total item
XY = Perkalian antara skor item dengan
} ) (
. }{
) (
. {
) )(
( .
2 2
2
2 X N Y Y
X N
Y X
XY rXY N
Validitas Item Validitas Item
Bila telah diketahui koefisien validitas item, maka proses selanjutnya dilakukan analisis Korelasi Part-Whole.
Analisis Korelasi Part-Whole
Analisis korelasi part-whole adalah untuk mendapatkan skor murni dari koefisien validitas item pada suatu alat ukur; karena waktu korelasi antara skor item dengan skor total item terjadi over estimate (kelebihan bobot), sehingga menyebabkan angka korelasi yang diperoleh menjadi besar ….
Validitas Item Validitas Item
… hal ini terjadi karena skor item yang dikorelasikan dengan skor total item ikut sebagai komponen skor total item tersebut Rumus Korelasi Part-Whole
Keterangan:
rpq = Koefisien korelasi setelah dikoreksi r = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi
) )(
)(
( 2 )
( )
(
) (
) )(
(
2 2
Y X
XY X
Y
X Y
XY
pq SD SD r SD SD
SD SD
r r
VALIDITAS
Interpretasi Koefisien Validitas
• Angka koefisien validitas alat ukur bergerak dari -1,00 s/d +1,00; artinya:
+1,00 = Korelasi sempurna
0,00 = Tidak ada korelasi
- 1,00 = Korelasi sangat rendah
VALIDITAS
Anastasi (1976), menyatakan bahwa tidak ada batas aturan tertentu secara khusus yang menyatakan berapa besar koefisien validitas suatu alat ukur harus mencapai angka tertentu; akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa koefisien validitas akan mempunyai makna apabila mempunyai harga yang positif, berarti semakin tinggi koefisien validitas atau mendekati +1,00 alat ukur tersebut dapat dikatakan valid.
VALIDITAS
Umumnya, koefisien validitas yang diperoleh akan dibandingkan dengan suatu harga kritis yang ada dalam tabel Nilai r Product- Moment atau Critical Values of The Pearson Critical Values of The Pearson
Product-Moment Corelation
Product-Moment Corelation dalam 0.01 atau 0,05; yang ada dalam lampiran buku-buku statistik.
Apabila koefisien validitas (r) yang diperoleh lebih besar dari r tabel (ro>rt), maka dapat dikatakan alat ukur yang dipersoalkan valid.
VALIDITAS
Berkaitan dengan validitas item, Azwar (1989) menyatakan bahwa suatu alat ukur dapat dianggap baik apabila mempunyai koefisien validitas item lebih atau sama dengan 0,30 (
0,30); keputusan ini didasarkan atas kesepakatan umum dan tidak didasarkan atas logika matematika.(n => 40)
Anastasi (1976), menyatakan untuk validitas item atau validitas internal sudah