• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi model pembelajaran cooperative learning teknik Quick On The Draw untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi model pembelajaran cooperative learning teknik Quick On The Draw untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta."

Copied!
238
0
0

Teks penuh

(1)

viii  

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2

Yogyakarta) Cahyarini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Jln. Dr. Sutomo 16, Baciro, Yogyakarta 55223. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 26 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan rekflesi. Pengumpulan data dilakukan dengan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar pengamatan aktivitas siswa di dalam kelas secara umum, lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran, lembar refleksi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis desktiptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran

(2)

ix   

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE “QUICK ON THE DRAW” TO INCREASE

THE ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF THE SOCIAL SCIENCES DEPARTMENT OF STELLA DUCE 2 SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

(This Research was carried out on the Eleventh Grade Students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr.

Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta) Cahyarini

Sanata Dharma University Yogyakarta

2012

The purpose of this study is to find out the level of activity and learning achievement of the eleventh grade students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta on the adjustment journal through the application of Cooperative Learning Model Technique “Quick On The Draw.”

This type of research is a class action research. The experiment was conducted in February 2012 in Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr. Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. The samples of this study were 26 students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta 2011/2012 batch. The classcroom action research was conducted in one cycle that includes four phases namely: planning, action, activities and reflection. The data were collected by analyzing, observation sheet activities of teachers, student activity sheet observations, classroom observation sheet activities, observation sheet activities of students in general, observation sheet activities of teachers during the learning process, classroom observation instrument, observation sheets and learning activities of students, reflection sheet of teacher and students. The techniques of analyzing the data were descriptive and comparative analyses.

(3)

x   

calculation of the average student learning outcomes through a pretest is 55,3 and 80,7 post test result.

(4)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

COOPERATIVE

LEARNI

NG TEKNIK

QUICK ON THE DRAW

UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR

AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2

YOGYAKARTA

(Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE

2 Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: CAHYARINI NIM: 071334044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Tuhan Yang Maha Esa

Yesus Kristus

Bunda Maria

Ayahku Antonius Suparjo

Ibuku Bertha Suyatmi

Kakakku Yuliana Novi Aryanti,

Marina Dwi Murwati dan Fransisktus Tri

Subakti

Kakak Iparku Antonius Budi Prasetyo

Ponakanku Claudius Yovi Agung Maheswara

dan Venansius Baltazar Yovi Agung

Mahendra

(8)

v  

MOTTO

The Meaning of life

That get the adventure of life

And choose one of thousand ways

To get our destination

Just keep to be the best Navigator

Of Own ship

In order through our life

Giet, Sept 2001

(9)
(10)

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cahyarini

Nomor Mahasiswa : 071334044

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

(11)

viii  

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2

Yogyakarta) Cahyarini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan tingkat aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogyakarta pada materi jurnal penyesuaian melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012 di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, Jln. Dr. Sutomo 16, Baciro, Yogyakarta 55223. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/ 2012 yang terdiri dari 26 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan rekflesi. Pengumpulan data dilakukan dengan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar pengamatan aktivitas siswa di dalam kelas secara umum, lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan siswa selama proses pembelajaran, lembar refleksi guru dan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis desktiptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model pembelajaran

(12)

ix   

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING MODEL OF COOPERATIVE LEARNING TECHNIQUE “QUICK ON THE DRAW” TO INCREASE

THE ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING ON THE ELEVENTH GRADE STUDENTS OF THE SOCIAL SCIENCES DEPARTMENT OF STELLA DUCE 2 SENIOR

HIGH SCHOOL YOGYAKARTA

(This Research was carried out on the Eleventh Grade Students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr.

Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta) Cahyarini

Sanata Dharma University Yogyakarta

2012

The purpose of this study is to find out the level of activity and learning achievement of the eleventh grade students of the Social Sciences Departement of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta on the adjustment journal through the application of Cooperative Learning Model Technique “Quick On The Draw.”

This type of research is a class action research. The experiment was conducted in February 2012 in Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta, Jl. Dr. Sutomo 16, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. The samples of this study were 26 students of the eleventh grade students of the Social Sciences Department of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta 2011/2012 batch. The classcroom action research was conducted in one cycle that includes four phases namely: planning, action, activities and reflection. The data were collected by analyzing, observation sheet activities of teachers, student activity sheet observations, classroom observation sheet activities, observation sheet activities of students in general, observation sheet activities of teachers during the learning process, classroom observation instrument, observation sheets and learning activities of students, reflection sheet of teacher and students. The techniques of analyzing the data were descriptive and comparative analyses.

(13)

x   

calculation of the average student learning outcomes through a pretest is 55,3 and 80,7 post test result.

(14)

xi  

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan berkatnya yang begitu luar biasa telah Ia limpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Akuntansi.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa, bantuan, dukungan, bimbingan, kerja sama dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini:

Ucapan terima kasih ini, penulis sampaikan kepada:

1. Romo Dr. C. Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc selaku Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan semangat dan pengalaman yang begitu berharga kepada penulis.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

(15)

xii  

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang sabar selalu membimbing penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Drs FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen penguji atas segala saran dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku dosen penguji atas segala saran dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam merevisi skripsi ini 8. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi yang

telah banyak memberikan semangat dan pengalaman yang begitu berharga kepada penulis

9. Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd selaku Kepala Sekolah Stella Suce 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin agar penulis dapat melaksanakan penelitian di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

10. Bapak Y. Himawan. I, S.Pd selaku Guru Ekonomi/ Akuntansi kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data. 11. Para siswa kelas XI IPS 1 Stella Duce 2 Yogyakarta yang bersedia bekerja

sama membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian dan pengumpulan data

(16)

xiii  

sayangnya yang begitu tulus, semangat dan dukungan baik moril maupun material. Terima kasih Tuhan telah memberikan kedua orang tua yang begitu indah dan sempurna di dalam hidupku.

13. Kepada Kakak ku Yuliana Novi Aryanti, Marina Dwi Murwati dan Fransiskus Tri Subakti yang begitu sangat ku cintai yang begitu sabar menghadapi adeknya ini. Tak lupa juga kepada Kakak Ipar ku Antonius Budi Prasetyo dan ponakan ku yang lucu dan yang sangat ku sayangi, Claudius Yovi Agung Maheswara dan Venansius Baltazar Yovi Agung Mahendra. Semoga menjadi anak yang pintar dan berbakti kepada Orang tua dan negara.

14. Kepada Mbah Putri dan Mbah Kakung yang ku cintai. Terima kasih atas senyum yang begitu indah dan semangat akan hidup ini yang ditunjukkan kepada cucunya ini. Dan tak lupa ku ucapkan terima kasih kepada Bulek Par, Om Agus, Bulek Sonem atas doa dan dukungannya kepada Rini selama ini.

15. Sahabat ku yang sangat ku cintai Evie Aprianty. Smoga menjadi Ibu yang sukses dan berbahagia. Dan keluarga kecilnya selalu diberikan rahmat dan berkat oleh Jesus Kristus.

(17)

xiv  

17. Teman kos Bromo 2C. Gayuh Jati Pinilih, Nunik Kusumawati, Eka Ratnawati, Ibu Titin Nurhidayati dan Teta Nea. Terima kasih telah menjadi teman yang begitu sabar menghadapi penulis dan selalu memberikan doa dan semangatnya. Hehehehe...

18. Teman-teman seperjuangan kuliah Pendidikan Akuntansi 2007. Yossy, Ratna, Ira, Eta, Tere, Retno, Tya, Sisca, Umi, Mega, Laras, Vera, Febri, Martina dan Rara. Terima kasih atas kebersamaan yang begitu berharga selama ini.

19. Terima kasih kepada Mapasadha karena sudah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di organisasi pencinta alam ini. Terima kasih atas ilmu, pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga selama ini.

20. Terima kasih kepada keluarga kecil ku Mapasadha. Mbah Soel, Babe Mlongo, Anak ku Jalank dan Kricu dan kepada Cucu ku Kocor. Terima kasih atas semangat, doa, wejangan-wejangan dan tawa yang begitu hangat di dalam hidup ku.

21. Terima kasih kepada teman-teman keluarga besar Pondok Mapasadha telah memberikan pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga, kehangatan, dan keceriaan di dalam hidup ku. Hidup ini tak berwarna tanpa kalian.

(18)

xv  

Rianovita Saragih. Masa-masa SMA takkan indah seperti lagu-lagu tanpa kalian teman.

23. Teman-teman PIMNAS Makassar Universitas Sanata Dharma 2011. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini khususnya perjuangan, kerja keras, doa, semangat dan dukungan selama mengikuti PIMNAS.

24. Teman-teman PKMK Mie Ganyol. Evi, Tina, Anna dan Vivi. Terima kasih karena telah memberi kesempatan kepada penulis bekerja sama dengan orang-orang hebat seperti kalian. Tanpa kalian, saya tidak akan pernah mencicipi bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang hebat di negeri ini.

25. Terima kasih kepada negeri ku Indonesia. Disinilah ku lahir, dibesarkan, tumbuh dan berkembang menjadi anak Indonesia. Semoga ku bisa menjadi anak negeri yang bisa berguna bagi bangsa dan negara ini. Terima kasih atas alam yang begitu indah, gunung, pantai, hutan, sungai dan masih banyak lagi yang telah Tuhan ciptakan untuk mempesonakan mata ku, menyegarkan jiwa, hati, pikiran dan tubuh ini atas indahnya karya Tuhan yang begitu agung dan sempurna.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, Juni 2012 Penulis

(19)

xvi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

(20)

xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Prestasi Belajar Akuntansi ... 15

B. Aktivitas Belajar ... 16

C. Pengertian Akuntansi ... 18

D. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... 20

E. Teknik Quick On The Draw ... 24

F. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

E. Prosedur Penelitian ... 33

F. Teknik dan Pengumpulan Data... 39

(21)

xviii

BAB IV GAMBARAN UMUM... ... 45

A. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2 ... 45

B. Visi, Misi, Semboyan dab Tujuan SMA Stella Duce2 ... 47

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 50

D. Struktur Kurikulum SMA Stella Duce 2 ... 50

E. Peraturan Akademik SMA Stella Duce 2 ... 55

F. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 62

G. Sumber Daya Manusia SMA Stella Duce 2 ... 71

H. Siswa SMA Stella Duce 2 ... 73

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 75

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 77

K. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 dengan Instansi Lain ... 79

L. Usaha-usaha Peningkatan Kualitas Lulusan ... 80

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 87

A. Deskripsi Penelitian ... 87

(22)

xix

Sesudah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Quick The Draw ... 122

(23)

xx DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa ... 43 Tabel 3.2: Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa ... 44 Tabel 4.1: Struktur Kurikulum ... 51 Tabel 4.2: Daftar dan Jadwal Ekstrakurikuler... 54 Tabel 4.3: Contoh Kenaikan Kelas X Ke Kelas XI ... 58 Tabel 4.4: Kriteria Kentuntasan Minimal ... 62 Tabel 4.5: Daftar Wali Kelas Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 70 Tabel 4.6: Daftar Guru Piket Tehun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71 Tabel 4.7: Daftar Guru Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 71 Tabel 4.8: Data Karyawan Tahun Pelajaran 2011/ 2012 ... 72 Tabel 4.9: Jumlah Siswi SMA Stella Duce 2 ... 73 Tabel 5.1: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Sebelum

Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Quick On The Draw ... 89 Tabel 5.2: Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa ... 93 Tabel 5.3: Hasil Observasi Terhadap Kondisi Kelas ... 94 Tabel 5.4: Aktivitas Guru Siklus I ... 104 Tabel 5.5: Instrumen Observasi Aktivitas Guru Pada Saat Pembelajaran

Akuntansi Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning

(24)

xxi

Tabel 5.6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 109 Tabel 5.7: Pengamatan Aktivitas Siswa di Kelas Secara Umum ... 111 Tabel 5.8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik

Quick On The Draw ... 113 Tabel 5.9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik

(25)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... 134 Lampiran 2: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... 135 Lampiran 3: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... 136 Lampiran 4: Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam

Proses Pembelajaran ... 137 Lampiran 5: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Proses Pembelajaran .. 139 Lampiran 6: Instrumen Pengamatan Kelas ... 141 Lampiran 7: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara Umum .. 143 Lampiran 8: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen

Pembelajaran dan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 145 Lampiran 9: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen

(26)

xxiii

Lampiran 1a: Lembar Observasi Kegiatan Guru Di Kelas ... . 158 Lampiran 2a: Lembar Observasi Kegiatan Siswa Di Kelas ... ... 160 Lampiran 3a: Lembar Observasi Kegiatan Di Kelas ... . 162 Lampiran 1b: Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 165 Lampiran 2b: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick

On The Draw ... . 167 Lampiran 3b: Lembar Observasi Aktivitas Di Kelas Pada Saat Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 170 Lampiran 4b: Lembar Pengamat Kegiatan Guru Dalam Proses

Pembelajaran ... . 172 Lampiran 5a: Instrumen Pengamatan Kelas ... 174 Lampiran 6a: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat

Pembelajaran Akuntansi Dengan Menggunakan

Model Cooperative Learning Teknik Quick On The Draw ... 176 Lampiran 7a: Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Di Kelas Secara

(27)

xxiv

Lampiran 8a: Instrumen Refleksi Guru Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik Quick

On The Draw ... 180 Lampiran 9a: Instrumen Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Cooperative Learning Teknik

(28)

1  

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(29)

   

Seperti yang termuat di dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan tersebut telah menyiratkan adanya keinginan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh seorang siswa baik potensi secara akademik maupun potensi non akademik seperti keterampilan.

(30)

   

Peneliti mengembangkan upaya pembaharuan pada model-model pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran yang ada, salah satunya dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik

Quick on The Draw, yang dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan yang membuat siswa ingin belajar dengan materi yang disampaikan oleh seorang guru dengan proses tahap-tahapan tertentu. Dimana guru mempunyai empat kompetensi pendidik dalam pembelajaran yang diharapkan dapat dilaksanakan secara optimal yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dimana dari keempat kompetensi tersebut jika peran guru dapat berjalan secara optimal maka pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) juga dapat tercapai. Menurut Michaels  (Eti, 2007:4) model belajar cooperative learning merupakan:‘suatu model pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar.’

(31)

   

kepekaan dan kesetiakawanan sosial; Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan; memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial; memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen; menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois; membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa; berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan; Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia; meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif; meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yamg dirasakan lebih baik; Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas.

(32)

   

membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.

Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena seperti games. Dengan adanya model cooperative learning melalui teknik

Quick On The Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

A. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, sumber masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning dengan

Quick on The Draw dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI?

2. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI?

B. Tujuan Penelitian

Dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

(33)

   

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on The Draw dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta kelas XI

C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

a. Membantu siswa dalam peningkatan aktivitas dan prestasi belajar b. Melatih siswa untuk berpikir aktif, kreatif dan membangun kerjasama

dengan teman-temannya

c. Lebih membangun komunikasi antara guru dengan siswa 2. Bagi Guru

a. Dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran

cooperative learning dengan teknik Quick on The Draw.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan, pengalaman dan mempraktekkan dalam menerapkan model cooperative learning

dengan teknik Quick on The Draw guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

a. Dapat menjadi referensi selanjutnya bagi penelitian berikutnya terutama bagi calon pendidik (calon Guru) di USD ini.

(34)

7    

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar Akuntansi 1. Pengertian Belajar

Cronbach (Sadirman, 2005:20) mengemukakan bahwa “Learning is shown by a change is behavior as aresult of experience”. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Harold Spears (Sadirman, 2005:20) memberikan batasan, “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisisasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/ arahan. Geoch, mengatakan Spears (Sadirman, 2005:20) “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran. Menurutnya, pengertian belajar adalah:

“suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap”. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

(35)

Menurut Nasution (1982: 68), belajar adalah:

“sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan, melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar”.

Menurut Hilgard (Sanjaya, 2008:112) belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan: ‘Learning is the process by wich an activity originates or changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the in

naural environment) as distinguished from cahnges not atributable to

training’. Bagi Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

1. Ciri-ciri Belajar

William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang terhadap prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

1. proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui (under going)

2. proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid 4. pengalaman belajar besumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri

yang mendorong motivasi yang kontinyu

(36)

6. proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid

7. proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid

8. proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan

9. proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur 10. hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat didiskusikan secara terpisah

11. proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan

12. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan

13. hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan

14. hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik

15. hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda

(37)

Ada enam ciri pembelajaran yang efektif menurut Eggen dan Kauchak (1998) adalah sebagai berikut.

1. Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan.

2. Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran

3. Aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian 4. Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

siswa dalam menganalisis informasi

5. Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir

6. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar

2. Pengertian Prestasi Belajar

(38)

atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegaitan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Pembelajaran

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern) (Baharudin, 2008:19). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat bilogis sedangkan faktor-faktor ayng berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

a. Kecerdasan/ intelegensi

(39)

berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingakt kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Purwanto (1986:28) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.” Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.” Menurut Muhibbin (1999:136) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan indivedu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”

c. Minat

(40)

diri seseorang untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Menurut Winkel (1996:24) minat adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah “kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang.”

d. Motivasi

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong sesorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupkan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

2. Faktor Ekstern

(41)

ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

a. Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) yang diambil dari mengatakan: “Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.”

b. Keadaan Sekolah

(42)

memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c. Lingkungan Masyarakat

Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak yang sebayanya. Apabila anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak-anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

B. Aktivitas Belajar

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1984:26) menyebutkan bahwa aktivitas adalah kegiatan, kesibukan. Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani . Sardiman AM (2006: 103) menyebutkan bahwa di dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

(43)

pertanyaan-pertanyaan ketika proses pembelajaran berlangsung (2) mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan (3) membuat percobaan dan memikirkan jawaban atas hipotesis yang diajukan (4) membentuk kelompok belajar (5) menerapkan pembelajaran kontekstual, kooperatif, dan kolaboratif ..

Menurut Hamali (2008: 175) aktivitas dalam pengajaran itu mempunyai nilai. Nilai yang terkandung dalam aktivitas pengajaran adalah sebagai berikut:

1. para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri 2. berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral

3. memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa 4. para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri

5. memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis

6. mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, hubungan orang tua dengan guru

7. pengajaran dilaksanakan secara konkret sehingga mengembangkan pemahaman berfikir kritis serta menghindarkan verbalitas

(44)

Sardiman AM (2006: 101), menyebutkan bahwa aktivitas belajar ada bermacam-macam jenisnya, antara lain:

1) visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3) listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

(45)

Menurut (Harrow, 1990: 30-31). Hasil belajar psikomotorik dapat diklarifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata.

C. Pengertian Akuntansi

Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informsi keuangan. di dalam bukunya Suwardjono (2002:5) definisi resmi untuk akuntansi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology

Bulletin No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APBD) yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Komite tersebut mendifinisikan akuntansi sebagai berikut:

Accounting is the art of recording, classifying, and summerising in a

significant mnner and in terms of money, transactions and events which are,

in part at least, of financial character, and interpreting the results thereof. ²

(46)

tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Manfaat Akuntansi:

a. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk: 1. perencanaan

Berdasarkan informasi keuangan yang tepat, dapat disusun rencana yang baik untuk tahap berikutnya.

2. pengendalian

Berdasarkan rencana dan penerapan Sistem Akuntansi yang baik, dapat mengontrol/ menilai jalannya perusahaan.

3. pertanggungjawaban

Semua data, transaksi dan kejadian pada suatu perusahaan dicatat dan pada akhir periode disusunlah laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik (sebagai laporan pertanggungjawaban) dan kepada pihak ekstern yang lain untuk mendapatkan penilaian.

b. Bagi pihak ekstern, akuntansi berguna untuk mengambil keputusan c. Secara umum, akuntansi sebagai alat bantu utnuk mengambil

keputusan ekonomi dari pihak yang memerlukan.

(47)

dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu pengetahuan. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang sebagai suatu serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagi pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Sebagai disiplin pengetahuan, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu praktik dan teori. Bidang praktik berhubungan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum) dan bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuana dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.

Akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang memperlajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambil keputusan ekonomik.

D.Model Pembelajaran Cooperative Learning

(48)

terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok’. Menurut Eti, (2007: 4). Pada dasarnya

cooperative learning mengandung pengertian “sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri”. Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3)heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya.

Prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan cooperative learning menurut Stahl (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. perumusan tujuan belajar peserta didik harus jelas.

(49)

d. interaksi yang bersifat terbuka. e. tanggung jawab Individu. f. kelompok bersifat heterogen.

g. interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif. h. tindak lanjut (follow up).

i. kepuasan dalam belajar.

Langkah-langkah dalam penggunaan model cooperative learning secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini, seorang guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

2. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan peserta didik dalam belajar secara bersama dalam eklompok-kelompok kecil.

3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan peserta didik, guru mengarahkan dan membimbing peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi mapun mengenai sikap dan perilaku pseserta didik selama kegiatan belajar berlangsung.

4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan kerjanya.

(50)

pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat.

Terdapat lima tipe pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah (Slavin,1995:4):

a. Think pair share

Guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadinya tanya jawab yang mendorong pada pengkontruksian pengetahuan secara intergratif.

b. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik ertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terkahir dari model jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.

c. Numbered heads together

(51)

d. Team Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukana apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

E.Teknik Quick on The Draw

Quick on the draw merupakan tipe pembelajaran yang dapat dikategorikan sebagai model pembelajaran cooperative. Tipe pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut Ginnis (2008: 163).

(52)

2. bagi kelas ke dalam kelompok bertiga (empat jika diperlukan). Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.

3. beri tiap kelompok materi sumber yang berdiri dari jawaban untuk semua pertanyaan-satu kopi tiap siswa. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari buku teks yang biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah agar siswa harus mencari dalam teks.

4. pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru, mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok.

5. dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah.

6. jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambil....dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.

7. saat satu siswa sedang “berlari” lainnya memindai sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momentumnya mengena.

(53)

9. anda kemudian membahas semua pertanyaan dengan kelas dan catatan yang dibuat.

Keunggulan teknik Quick on The Draw:

1. aktifitas ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas.

2. ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.

3. kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru.

4. teknik ini juga mengandung fun karena seperti games

Jadi, teknik quick on the draw di atas merupakan bagian dari model pembelajaran cooperative learning selain menurut Slavin.

F. Kerangka Berpikir

(54)

Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentu banyak sekali, terutama pada sektor pengajaran oleh guru di sekolah kepada peserta didik. Guru yang hanya sekedar formalitas mengajar di kelas terhadap perserta didik dengan menggunakan metode yang itu-itu saja dan cenderung monoton dan kaku membuat peserta didikpun merasa jenuh terhadap situasi dan kondisi tersebut. Sehingga berdampak pada peserta didik yang kurang aktif di kelas mengakibatkan jalinan komunikasi antar siswa maupun guru dalam pertukaran informasi dalam proses pembelajaran sangat minim sekali. Dan tidak hanya itu saja, dampak yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah rendahnya prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

(55)

proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan sajian materi dari guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan menemukan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kreatifitas seorang guru dalam menyusun suatu model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didiknya tersebut sehingga dari aktivitas yang dibangun oleh seorang guru dengan peserta didiknya tersebut selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(56)

membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena seperti games. Dan diharapkan dari aktivitas melalui teknik quick On The Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(57)

30   

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari permasalahan yang dikaji, yang lebih mengutamakan pada masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya yang cocok dan relevan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain Classroom Action Research CAR) atau penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian sebagai berikut (Asrori, 2008:5):

1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan sangat penting

2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa

3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

(58)

atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Suhardjono, 2008: 57). Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya. Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan penelitian formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya seperti terlihat di dalam matrik di bawah ini menurut Ibnu (Aqib,2006:16)

Masalah Penelitian Dari guru (aktual) Bukan dari guru

Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai

penamping/ pembantu Desain Penelitian Lentur/ fleksibel Formal dan kaku Analisis Data Segera/ seketika (Mungkin) ditunda Format Laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku

(59)

Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain:

1. didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

2. adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya

3. peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

4. bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional

5. dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2, Yogyakarta dengan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on The Draw. Adapaun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari tahun 2012. Lama tindakan di kelas kurang lebih selama satu bulan.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 siswi

2. Objek Penelitian

(60)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Karena prinsip penelitian tindakan tidak untuk membuat generalisasi dengan alasan dampak perlakuan hanya terdapat pada subjek yang dikenai tindakan saja. Dengan kata lain hasil penelitian tindakan hanya berlaku bagi kasus yang akan diteliti. Maka dalam penelitian tindakan tidak mengenal populasi dan sampel (Arikunto: 2006). Dalam hal ini, siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah 26 siswi adalah responden/ sumber data sekaligus merupakan subjek penelitian ini.

E. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian

(61)

2. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:

1. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw, yang meliputi sebagai berikut.

a) Peneliti dan guru mengali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuan dan tingkat pemahaman kemudian membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 3-4 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative learning teknik

quick on the draw, soal latihan, lembar jawab, lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi:

(1) Lembar observasi kegiatan guru (2) Lembar observasi kegiatan siswa (3) Lembar observasi kegiatan kelas

(62)

2. Tindakan

Pada tahap ini, sebelum diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik

quick on the draw, guru melakukan pretest. Setelah itu dilaksanakan implementasi pembelajaran cooperative learning

teknik quick on the draw sesuai dengan rencana tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a) Penyajian Kelas

Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw, awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar-benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya. b) Kelompok (team)

(63)

dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerjasama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat menjawab pertanyaan dengan mendiskusikan soal bersama-sama, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan.. Kelompok terdiri dari 3 sampai 4 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman sekelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat model pembelajaran

cooperative learning teknik quick on the draw.

c) Pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning

teknik quick on the draw

(64)

tersebut membawa pertanyaan tersebut kepada teman sekelompoknya untuk didiskusikan bersama, mencari dan menjawab pertanyaan tersebut dan menulis jawaban di lembar jawaban yang telah disediakan, jawaban tersebut diserahkan kepada guru untuk dinilai apakah jawaban tersebut akurat dan lengkap. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi dan begitu seterusnya. Kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan dengan waktu tercepat “menang”.

d) Penghargaan kelompok

(65)

Guru juga melakukan posttest setelah diterapkannya model pembelajaran tersebut di dalam pembelajaran, utnuk mengetahui adanya tingkat perubahan atau kenaikan prestasi belajar siswa sbelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran coopertive learning teknik quick on the draw dalam pembelajaran akuntansi di dalam kelas. 3. Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelah cooperative learning

teknik quick on the draw selesai di terapkan. Pengamatan juga direkan dengan menggunakan video recorder.

4. Refleksi

(66)

pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya. Refleksi yang kedua dilaksanakan pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Secara teknik, peneliti melakukan self-reflection

dahulu terkait dengan keterampilan kooperatif siswa dalam kegiatan masing-masing fase, kemudian dilakukan refleksi dan diskusi bersama guru untuk penyempurnaan tindakan pada pertemuan berikutnya. Dengan demikian refleksi dapat dilakukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan untuk memperbaiki hal-hal yang mungkin masih kurang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka teknik pengumpulan data untuk tindakan pertama dan kedua dilakukan dengan cara non tes dan tes.

1. Non Test

a. Observasi

(67)

sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Sudjana, 1992: 84). Sedangkan menurut Arikunto (1984: 23) observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Jadi observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala atau keadaan yang sedang berlangsung yang dilakukan secara sistematis dan teliti.

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran siswa. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di dalam kelas yang dilakukan pada saat siswa sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Selain itu, peneliti juga akan melakukan observasi kondisi fisik sekolah. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

b. Wawancara

(68)

akuntansi yang diberikan dengan menggunakan model cooperative learning dengan teknik Quick on The Draw dan mengetahui sejauh mana guru akuntansi melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode dan teknik tersebut.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan memperoleh data yaitu dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah atau subyek yang menjadi penelitian ini. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto dan video siswa pada saat proses pembelajaran.

2. Tes

Tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program (Arikunto 1984: 26). Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa test formatif. Tes ini terdiri atas tes awal dan tes akhir tindakan. Test yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menilai prestasi belajar akuntansi siswa, yang terdiri dari beberapa pertanyaan

a. Tes Awal

(69)

b. Tes Akhir

Tes ini diberikan pada saat akhir tindakan untuk mengukur prestasi belajar akuntansi dan tingkat keberhasilan tindakan pembelajaran tiap siklus.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis komparatif.

1. Analisis Data Dekriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (dekskripsi) data/ informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan tingkat keberhasilan metode cooperatif learning teknik

quick on the draw sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif dan tabel

2. Analisis Komparatif

(70)

perbandingan perkembangan prestasi belajar siswa pra penelitian, siklus I dan siklus II.

Tabel 3.1 Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa

No. Siswa Kondisi Awal/ Pra Penelitian

Target Kondisi Akhir

(Siklus I)

Peningkatan

(71)

Tabel 3.2 Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

No. Siswa Kondisi Awal/ Pra Penelitian

Target Kondisi Akhir (Siklus I)

Indikator Keberhasilan

(Selisih)

(72)

45 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat 1. Yayasan Tarakanita

Karya pendidikan Yayasan Tarakanita dikelola oleh Konggregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus (Suster CB). Karya pendidikan pertama diawali di Bengkulu, pada 19 Desember 1929. Sekolah pertama yang dikelola adalah adalah HCS (Hollandsch Chinneses School) yang pada mulanya dikelola oleh para iman SCJ. Sekolah tersebut diserahkan kepada suster CB pada 6 Januari 1930 dari Pastor Neilen, SCJ. Beberapa tahun kemudian, pada 11 Juni 1935, para Suster CB juga melayani pendidikan HCS di Lahat dengan menghadirkan 3 Suster CB di sana. Sekolah di Lahat ini diterima dari Pastor Hoogeboom, SCJ yang telah menetap di Lahat sejak tahun 1933.

(73)

Setelah proklamasi kemerdekaan, di Yogyakarta mulai didirikan berbagai sekolah, yaitu SMP Stella Duce Dagen, SMAK Stella Duce di Jalan Sumbing 1 (Jalan Sabirin) dan SGA Stella Duce di Jalan Dr. Sutomo 16. Setelah beberapa sekolah di Yogyakarta mulai berjalan, menyusul kemudian sekolah-sekolah di Jakarta, Magelang, Surabaya, Solo Baru, dan Tangerang. Sekolah-sekolah Tarakanita yang terpencar di berbagai daerah tersebut, sejak awal berdirinya, masing-masing berdiri sendiri dan dikelola para suster yang bertugas di daerah mana mereka diutus untuk berkarya di sekolah tersebut.

(74)

2. SMA Stella Duce 2, Yogyakarta

SMA Stella Duce 2, Yogyakarta merupakan sekolah alih fungsi dari SPG Stella Duce yang sudah ada sejak 1 April 1949. Berdasarkan SK Kakanwil Propinsi DIY atas nama Mendikbud RI No. 011/I.13/Kpts/1989 tanggal 28 Januari 1989, SPG Stella Duce resmi beralih fungsi menjadi SMA Stella Duce 2, Yogyakarta. Dengan siswa berjumlah 63 orang, SMA Stella Duce 2 mengawali karyanya di bawah pimpinan sekolah, Th. Sri Artinah. Perjuangan selama 3 tahun akhirnya membuahkan hasil dengan status “Disamakan” berdasarkan SK No. 476/C/Kep/1991 pada bulan September 1991. Dalam perkembangannya, status akreditasi selalu “Disamakan” dan pada tahun 2008 “Terakreditasi A”. Di sisi lain, kepemimpinan sekolah juga silih berganti, yaitu Th. Sri Artinah, Sr. Yohanita, CB, Dra. Ch. Rini Suharsih, Dra. Anna Harsanti, dan per 1 Juli 2011 diangkatlah Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd. sebagai kepala sekolah.

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Stella Duce 2, Yogyakarta 1. Visi SMA Stella Duce 2, Yogyakarta

(75)

berbelarasa terhadap sesama manusia terutama yang miskin, tersisih, dan menderita.

2. Misi SMA Stella Duce 2, Yogyakarta

a. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbelarasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita. b. Menciptakan suasana belajar yang kondusif agar peserta didik mampu

mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal. c. Mengupayakan terjadinya komunikasi dan kerja sama yang harmonis

antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pendampingan terhadap peserta didik.

d. Memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khususnya nilai-nilai Kristiani agar terbentuk watak baik, sikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur.

e. Membantu peserta didik agar memiliki kemampuan akademik yang memadai untuk bersaing dalam seleksi masuk perguruan tinggi.

f. Mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan semangat persaudaraan sejati dengan melatih diri untuk mengelola perbedaan di antara mereka.

g. Membantu peserta didik agar memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat. h. Membantu peserta didik agar mampu ambil bagian dalam gerakan

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Aktivitas Kegiatan Siswa
Tabel 3.2 Tabel Perkembangan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4.1 Struktur Kurikulum
Tabel 4.2 Daftar dan Jadwal Ekstrakurikuler
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Berdasarkan hasil surve yang telah saya lakukan kepada Ny.Eni Puji sejak kehamilan umur 37 minggu 1 hari, maka saya tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan

Baiquni pada tahun 2007 dalam Sahputra (2009: 11) menyatakan dalam situasi belajar yang sifatnya kompleks dan menyeluruh serta membutuhkan dan melibatkan interaksi, sering

Penelitian tentang degree diameter problem menghasilkan dua kegiatan penelitian yang utama, yaitu mengkonstruksi graf berarah dengan ordo lebih besar dari ordo graf berarah yang

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa tanggung jawab anak perempuan dalam keluarga dan implikasinya terhadap sistem kewarisan Adat Perpatih adalah karena masyarakat kurang berpuas

Jumlah unit usaha UKM pada tahun 2003 adalah 42,4 juta naik 9,5 persen dibanding dengan tahun 2000, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pada tahun 2003

Pelatihan MPKP diberikan kepada semua perawat yang terlibat di ruang yang sudah ditentukan. 2) Memberi bimbingan kepada perawat primer (PP) dalam melakukan

SAMSUNG TIDAK MENJAMIN AKURASI, VALIDITAS, KEBERLANGSUNGAN, LEGALITAS, ATAU KELENGKAPAN ISI ATAU LAYANAN YANG TERSEDIA MELALUI PERANGKAT INI DAN DALAM KEADAAN APAPUN,