• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DENGAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Jembatan Donotirto Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DENGAN BETON PRATEGANG (Studi Kasus Jembatan Donotirto Yogyakarta)."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN

BETON BERTULANG DENGAN BETON PRATEGANG

(Studi Kasus Jembatan Donotirto Yogyakarta)

TESIS Diajukan kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Magister dalam Ilmu Teknik Sipil

Oleh :

G U N A D I

NIM : S.1000 20007

Program Studi : Magister Teknik Sipil Konsentrasi : Manajemen Infrastruktur

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk akibat perkembangan jaman menjadikan

peningkatan kebutuhan masyarakat. Peningkatan kebutuhan masyarakat ini harus

ditunjang dengan kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi yang

memadai, baik transportasi darat, laut maupun udara. Jembatan adalah salah satu

bagian dari prasarana transportasi, dalam arti faktor yang menunjang kelancaran

transportasi.

Jembatan Donotirto Yogyakarta merupakan jembatan alternatif

penghubung antara jalan Parangtritis menuju pantai Samas yang akan dibangun

guna memperlancar arus transportasi, khususnya wisatawan yang ingin

mengunjungi pantai Parangtritis dan pantai Samas. Jembatan ini sebenarnya telah

ada, namun kondisi jembatan tidak layak untuk dilalui kendaraan. Plat lantai dan

gelagar balok pada jembatan ini telah patah yang disebabkan karena terjadinya

penurunan serta pecahnya pier akibat banjir yang melanda pada tahun 1998.

Menyikapi fenomena ini, penulis mencoba melakukan penelitian tentang

perancangan struktur jembatan dengan bentang 22,5 meter tanpa pier. Pada

penelitian ini penulis akan melakukan perancangan struktur jembatan beton

bertulang dan struktur jembatan prategang serta menghitung selisih biaya

pelaksanaan antara kedua pilihan jembatan tersebut dengan harapan dapat

bermanfaat bagi proyek pembangunan jembatan D.I Yogyakarta, khususnya

jembatan Donotirto untuk dijadikan pilihan dalam pelaksanaan pembangunan

jembatan yang aman serta murah dalam pelaksanaannya.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, dilakukan penelitian tentang perbandingan

perancangan struktur jembatan beton bertulang dengan beton prategang bentang

22,5 meter, dengan rumusan masalah sebagai berikut :

(3)

2

2). Bagaimana cara untuk merencanakan struktur jembatan Beton Prategang ?

3). Seberapa besar selisih biaya pelaksanaan pembangunan antara struktur

jembatan Beton Bertulang dan Beton Prategang ?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas, maka dibuat

batasan-batasan permasalahan sebagai berikut :

1). Bentang Jembatan 22,5 meter dan lebar 4,32 meter.

2). Perhitungan hanya struktur bangunan atas jembatan.

3). Perbandingan biaya pelaksanaan dihitung hanya struktur bangunan atas

dengan biaya pelaksanaan struktur bangunan bawah dianggap sama dan

analisis biaya berdasarkan daftar harga satuan pada Proyek Pengendalian

Banjir dan Pengamanan Pantai D.I. Yogyakarta pekerjaan Pembangunan

Jembatan Donotirto Yogyakarta tahun anggaran 2003.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :

1). Merencanakan struktur jembatan Beton Bertulang.

2). Merencanakan struktur jembatan Beton Prategang.

3). Membandingkan biaya pelaksanaan pembangunan struktur jembatan Beton

Bertulang dan jembatan Beton Prategang.

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah memberi masukan

pada proyek pembangunan jembatan dalam pemilihan alternatif struktur jembatan

Beton Bertulang atau struktur jembatan Beton Prategang dengan pertimbangan

biaya pelaksanaan struktur jembatan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai perencanaan struktur jembatan pernah dilakukan oleh

(4)

3

Sistem Composite Design ( Studi Kasus Heavy Loaded Road Improvement

Project I ) hasil dari penelitian dengan data lebar jembatan 23,6 meter, bentang

jembatan 15 meter, lebar trotoar 1,5 meter, lebar median 1,5 meter, dan jarak antar

stringer 1,7 meter adalah ukuran stringer dengan profil WF 800 x 300 dengan

spesifikasi JIS dengan tegangan leleh 2500 kg/cm2 dan tegangan ijinnya 1450

kg/cm2, serta jarak shear connectornya yang memakai jenis stud dengan dimensi

tinggi 8,89 cm dan lebar 2,223 cm, yaitu 2 meter pertama dari pangkal stringer 45

centimeter dan 2 meter berikutnya sampai tengah bentang stringer yaitu 60

centimeter. Di samping itu jarak antar tulangan momen plat dengan tebal 20

centimeter yaitu tulangan pada penulangan momen positif pada tulangan pokok

dengan diameter 16 milimeter jarak antar tulangannya momen 320 milimeter dan

pada tulangan baginya dengan diameter 12 milimeter jarak antar tulangannya 280

milimeter. Penulangan momen negatif pada tulangan pokok dengan diameter 16

milimeter jarak antar tulangannya 400 milimeter dan pada tulangan baginya

dengan diameter 12 milimeter jarak momen antar tulangannya 280 milimeter.

Pada penelitian ini dicoba untuk membandingkan perancangan struktur

jembatan Beton Bertulang dan Beton Prategang ditinjau dari segi biaya

Referensi

Dokumen terkait

Serta didapat tulangan balok atap (arah y ), dipakai tulangan 2D14 dan tulangan tumpuan 4D14,. Serta gaya geser horizontal pada portal arah y adalah pada atap sebesar 5882,11 kg,

ekonomis dalam nerencanakan struktur jembatan berdasarkan panjang bentang jembatan yang akan dibangun. Untuk itu dicoba dibandingkan.. dua j€nis sirxktur yang biasa

Pada penulangan breast wall digunakan 84 tulangan pokok dengan diameter 32 mm jarak 150 mm dan untuk tulangan begel baik arah memanjang dan melintang

Gaya prategang dapat mencegah berkembangnya retak dengan cara sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehingga

Peraturan pembebanan yang digunakan pada perencanaan struktur jembatan beton pelat lengkung adalah RSNI T-02-2005 (standar pembebanan untuk jembatan), dan RSNI T-

Gosana yang membahas tentang Torsi pada balok beton bertulang yang menghasilkan jumlah dan jarak tulangan torsi, Vincentius Arif W membahas tentang Lentur pada balok

Untuk perencanaan komponen struktur jembatan yang mengutamakan suatu pembatasan tegangan kerja, seperti untuk perencanaan terhadap lentur dari komponen struktur beton

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan nikmat, serta hidayahnya tak lupa sholawat serta salam pada