MANAJEMEN PESERTA DIDIK
DI SUSUN OLEH:
Cut Rita Zahara (12061030020093)
DOSEN PEMBIMBING:
Prof. Dr. Cut Zahri Harun, M. Pd
KEMENTRIAN PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN DARUSSALAM BANDA ACEH
MANAJEMEN PESERTA DIDIK
1. Pengertian Manajemen a. Manajemen
Pengertian manajemen menurut para ahli :
1) Menurut Dr. SP. Siagian dalam buku “Filsafat Administrasi” Management dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain.
2) Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku “Kerangka Pokok-Pokok Management” diartikan sebagai
kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas,
proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan,
orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan.
3) Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi dalam buku “Organisasi dan Management“ mendefinisikan proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Peserta didik
1) Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut dengan Tilmidz jamaknya adalah Talamid, yang artinya adalah “murid”, maksudnya adalah “orang-orang yang mengingini pendidikan”. Dalam bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib, jamaknya adalah Thullab, yang artinya adalah “mencari”, maksudnya adalah “orang-orang yang mencari ilmu”.
2) Pengertian peserta didik sendiri menurut undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 tenteng Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
4) Peserta didik juga dikenal dengan istilah lain seperi Siswa, Mahasiswa, Warga Belajar, Pelajar, Murid. Pada taman kanak – kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa.
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa Manajemen Peserta Didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
2. Dasar – Dasar Manajemen Peserta Didik
Secara herarki, manajemen peserta didik memiliki dasar hukum sebagai berikut :
1. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah Negara Indonesia harus dapat melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Begitu pula dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah mewajibkan setiap warga Negara untuk mengikuti pendidikan dasar 9 tahun dan pemerintah wajib membiayai.
4. Dan sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan local, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
3. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatann tersebut menunjang proses pembelajaran dilembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancer, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut ;
1) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotot peserta didik. 2) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat
dan minat peserta didik.
3) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4) Dengan terpenuhnya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita mereka
Fungsi Manajemen Peserta Didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi pesrta didik lainnya.
Fungsi Manajemen Peserta Didik secara khusus adalah sebagai berikut :
1) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi : kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusus dan kemampuan lainnya.
3) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatntya karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya.
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Peserta Didik
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani.
Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik, haruslah diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya. 2. Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
3. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik.
4. Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
5. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
5. Pendekatan Manajemen Peserta Didik
1. Pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratik lembaga pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan di tempat peserta didik tersebut berada.
2. Pendekatan kualitatif (the qualitative approach).
Pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar peserta didik mampu, maka pendekatan kualitatif ini lebih diarahkan agar peserta didik senang
Di antara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah di satu pihak, tetapi di sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat
a. Aliran idealisme : bebas mengembangkan bakat dan kepribadiannya.
b. Aliran realisme : peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang dapat berubah-ubah. Dalam hubungannya dengan disiplin, tata cara yang baik sangat penting dalam belajar. Peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebijakan.
c. Aliran scolatisisme ; peserta didik berperan pasif, karena pengajaran berpusat pada guru.
e. Aliran pragmatism : peserta didik adalah sebuah organisasi yang mapu tumbuh. f. Aliran neopositivisme : peserta didik kurang dilengkapi dengan insting, tetapi
mempunyai kemampuan terpendam yang memungkinkan dirinya untuk berpikir pada tingkatan yang tertinggi. Peserta didik tidak hanya pasif menerima bantuan, tetapi aktif melakukan latihan dan peniruan.
7. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:
a. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima.
b) Menyusun progam kegiatan kesiswaan.
b. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan. Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut: a) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
b) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a) Melalui tes atau ujian
b) Melalui penelusuran bakat kemampuan
c) Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN
d. Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a) Agar peserta didik dapat mengerti, memahami dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
b) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
c) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah. Orientasi sering disebut juga sebagai MOS, MOPD, POS, dan lain-lain.
e. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
f. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
h. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian, diharapkan hubungan antara para alumni dan sekolah telah terjalin.
8. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik a. Layanan Bimbingan dan Konseling
Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan. Pengertian bimbingan menurut PP. No. 29 tahun 1990 Bab X pasal 27, yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Fungsi bimbingan disekolah ada 3 yaitu :
Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesia dengan bakat dan cita-citanya.
Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif lainnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan dan cita-cita peserta didik.
Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri
dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai perkembanagan yang optimal.
a. Tujuan dilakukannya bimbingan disekolah :
Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya.
Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak
pada minat, bakat dan kemampuannya.
Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya, dan
berbagai nilai.
b. Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi – informasi yang dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Keberadaan perpustakan di sekolah sangatlah penting. Perpustakaan sekolah sering disebut sebagai jantungnya sekolah, karena menjadi denyut nadi proses pembelajaran disekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan juga dipandang sebagai kunci bagi ilmu pengetahuan dan inti setiap proses pembelajaran di sekolah.
a) Tujuan perpustakaan sekolah :
Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khusunya serta mendayagunakan budaya tulisan.
Memdidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien.
Meletakkan dasar kearah belajar mandiri.
b) Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan, yaitu :
Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar mengajar.
Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif.
Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasaran yang ditujunya, yaitu : 1. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut :
Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subjek yang menjadi bidang
Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat
audio-visual dll
Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran
tertentu
Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh guru dalam rangka mengingkatkan profesinya
2. Layanan kepada peserta didik, meliputi :
Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala kurikulum
Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik memperdalam pengetahuannya mengen.ai subjek yang diminatiny dan menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan
Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan bimbingan membaca, bagaimana menggunakan perpustakaan, mengenalkan jenis-jenis koleksi, buku, bercerita, membaca keras, membuat isi ringkas, kliping dll.
3. Layanan terhadap manajemen sekolah : Unit pelaksana teknis
Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan
katalog. Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan baca.
c. Layanan Kantin atau Cafetaria
Kantin atau warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peranan lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar sega;a makanan yang dibuang di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat badi peserta didik.
d. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama usaha kesehatan sekolah (UKS). Usaha kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah. Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya. Program UKS adalah sbb :
1. Mencapai lingkungan hidup yang sehat. 2. Pendidikan kesehatan.
3. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.
e. Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Para peserta didik akan merasa aman dan dapat masuk/keluar sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta (misalnya dengan cara abodemen).
Manfaat asrama bagi peserta didik yaitu :
Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama jika berbentuktugas kelompok.
Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan para pendidik
Jika diantara peserta didik mempunyai kesulitan (kiriman dari orang tua
terlambat, sakit dsb) dapat saling membantu.
Manfaat asrama bagi pendidik/petugas asrama :
Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah
Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta
didik.
Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam Manajemen Kesiswaan
Tanggung jawab kepala sekolah secara garis besar yang berhubungan dengan manajemen peserta didik adalah memberikan layanan kepada siswa dengan cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka perlukan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien. Adapun kegiatan yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam manajemen kesiswaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu ;
1. Penerimaan siswa
merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada siswa yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Kegiatan ini mewarnai kesibukan sekolah menjelang tahun ajaran baru, dimana kepala sekolah perlu membentuk semacam kepanitiaan yang dijadikan sebagai penerima siswa baru. Dalam hal ini kepala sekolah dapat berpedoman pada pedoman penerimaan siswa baru yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam hal pembinaan siswa langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah :
• Memberikan orientasi kepada siswa baru
• Mengatur dan mencatat kehadiran siswa,
• Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih atau dilakukan oleh siswa
• Mengatur disiplin siswa selaku peserta didik di sekolah.
3. Pemantapan Program Siswa
Hal ini berkaitan dengan selesainya belajar siswa. Apabila siswa telah selesai dan telah menamatkan studinya, lulus semua mata pelajaran dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah.
Dalam hal pemantapan siswa langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah :
• Meliputi pengelolaan perencanaan kesiswaan,
Kesimpulan