• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Kaidah Bahasa Indonesia Dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Kaidah Bahasa Indonesia Dalam"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi penting untuk mempersatukan suatu bangsa, melalui bahasa seseorang dapat dapat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis. Seorang warga negara yang mahir berbahasa kebangsaannya sendiri dapat menjadi warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya dimana pun mereka berada dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah negaranya .

Seseorang yang memiliki pandangan positif akan penggunaan suatu bahasa khususnya bahasa Indonesia akan menerima kelebihan maupun kekurangan bahasa tersebut. Ia akan merasa bangga menggunakan bahasa tersebut karena dengan bahasa seseorang diketahui dari mana ia berasal. Perasaan bangga terhadap bahasa kebangsaan sendiri akan mendorong seseorang akan membina, mengembangkan dan sekaligus menggunakannya dengan baik. Selain perasaan bangga karena menggunakan bahasa kebangsaan sendiri, orang tersebut juga dapat dikatakan setia terhadap bangsanya.

(2)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia ?

2. Bagaimana pembentukan kalimat yang baik dalam bahasa Indonesia ? 3. Bagaimana cara pemilihan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia ? 4. Bagaimana tata penulisan kalimat efektif ?

5. Bagaimana penulisan paragraf yang baik ? 6. Bagaimana teknik pengembangan paragraf ? C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui aturan ejaan bahasa Indonesia

2. Mengetahui tata pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia

3. Mengetahui tata cara pemilihan kata yang benar dalam bahasa Indonesia 4. Mengetahui penulisan kalimat efektif

5. Mengetahui cara penulisan paragraf yang baik 6. Mengetahui teknik pengembangan paragraf D. Manfaat Penulisan

(3)

BAB II

ISI

A. Tata Tulis (Ejaan)

Ejaan ialah keseluruhan peraturan tentang bagaimana menggunakan tanda baca, memenggal kata, penulisan huruf dan bagaimana menggabungkan kata menjadi suatu kalimat. Ejaan merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dalam tulis menulis. Mengapa demikian, alasannya karena dengan ejaan yang baik, suatu pesan atau informasi yang disampaikan melalui tulisan dapat dimengerti oleh pembaca.

Ejaan bahasa Indonesia telah diberlakukan sejak tahun 1972 berdasarkan Kepres No. 57 Tahun 1972. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kalimat demi kalimat suatu bahasa utamanya bahasa Indonesia, 3 hal itu meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca.

1. Penulisan Huruf

Sebelum membahas tentang macam – macam penulisan huruf dan tata cara penulisan huruf, terlebih dahulu perlu kita kaji arti dari huruf itu sendiri. Menurut KBBI Offline, huruf merupakan tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Didalam abjad itu sendiri terdapat 2 jenis huruf, yaitu huruf vocal (a, i, u, e, dan o) dan huruf konsonan ( semua huruf yang terdapat dalam abjad kecuali huruf vocal ). Adapun untuk penulisan huruf terdiri atas 2 macam, yaitu penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.

a. Penulisan Huruf Kapital

(4)

penulisan kata tertentu seperti nama tempat, orang dan lain- lain. Sedangkan, huruf besar merupakan huruf yang ukurannya memang besar tidak memandang apakah itu huruf seperti a atau A.

Penggunaan huruf capital ada 2 macam, yaitu capital keseluruhan dan capital pada bagian depan kata saja. Capital keseluruhan artinya semua huruf dalam suatu kata capital dan capital keseluruhan biasa digunakan untuk menuliskan 1) judul utama; 2) judul – judul bab; 3) judul kata pengantar; 4) judul daftar isi; dan 5) judul daftar pustaka 6) nama singkatan baik itu nama orang, organisasi dan badan – badan pengurus. Sementara itu, capital pada bagian depan kata biasa digunakan untuk menuliskan 1) ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, agama, dan kitab suci; 2) nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang; 3) unsur nama pangkat dan jabatan yang mengikuti nama orang dan nama tempat; 4) nama bangsa, suku bangsa, dan geografi; 5) nama tahun, hari, bulan, dan hari – hari bersejarah; 6) kata kekerabatan yang digunakan sebagai sapaan.

b. Penulisan Huruf Miring

Penulisan huruf, kata, atau kalimat dengan cetak miring berguna sebagai pembeda dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah karangan. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu pada informasi penekanan kata, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, judul buku, dan nama penerbitan (koran, majalah). Contohnya :

-

Huruf miring dalam menuliskan nama buku, majalah, dan koran : Koran Sindo, Fajar, Buku Indonesia Mengajar.

-

Huruf miring dalam menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing : nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia Mangostana dan untuk ungkapan asing trias politica.

- Huruf miring untuk penekanan suatu kata: menipu, ditipu, pembual

(5)

2. Penulisan Kata

Penulisan kata dibedakan atas kata tunggal atau kata dasar, kata turunan, kata berulang, dan gabungan kata. Kata tunggal sepertinya mudah dan tidak perlu dipermasalahkan karena kata tunggal ditulis secara tunggal atau terpisah dari kata lain dalam suatu kalimat. Yang perlu dibahas ialah kata turunan, kata berulang, dan gabungan kata. a. Kata Turunan

Kata turunan merupakan kata dasar yang ditambahkan imbuhan baik diawal maupun diakhir kata. Contohnya menggarisbawahi, menyebarluaskan, bertepuk tangan, dan garisbawahi.

b. Kata Berulang

Kata berulang merupakan kata yang diulang untuk memperjelas makna dari kata itu sendiri. Contohnya anak – anak, biri – biri, lauk – pauk, dibesar – besarkan, dal lain sebagainya. c. Gabungan Kata

Gabungan kata merupakan gabungan dari beberapa kata dasar untuk menghasilkan makna lain. Contohnya orang tua, mata pelajaran, kaca mata, duta besar dan lain sebagainya.

3. Penggunaan Tanda Baca

(6)

a. Tanda Titik (. )

Tanda titik biasanya digunakan untuk :

- Mengakhiri kalimat.

- Memisahkan angka jam, menit, dan detik.

- Memisahkan angka nominal uang, dan title .

- Sebagai pemisah dalam penulisan daftar pustaka.

b. Tanda Koma ( , )

Tanda koma digunakan dalam kalimat guna untuk :

- Memisahkan unsur– unsur dalam suatu perincian.

- Memisahkan kalimat setara yang ditandai dengan kata

penghubung tetapi, melainkan, dan sedangkan.

- Memisahkan anak kalimat dari induk apabila anak kalimat

mendahului induk kalimat.

- Menandai penghubung antarkalimat.

- Memisahkan bagian – bagian alamat yang ditulis ke samping. - Mengapit keterangan tambahan, dan memisahkan kata seru.

c. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya merupakan tanda yang diletakkan pada akhir kalimat yang menandakan bahwa kalimat didepan tanda tanya itu merupakan kalimat tanya.

d. Tanda Seru (!)

Tanda seru merupakan tanda yang diletakkan pada akhir kalimat yang seru, dan perintah yang menggambarkan kesungguhan .

B. Tata Pembentukan Kata

(7)

1. Imbuhan

Imbuhan merupakan tambahan huruf pada suatu kata dasar untuk membentuk kata baru dengan makna yang berbeda dari kata dasar sebelumnya. Imbuhan biasanya diletakkan pada awal kata (awalan) seperti ber; mem; meng; peng; se; ter; di, akhir kata (akhiran) seperti –an; wan; i; is; isme; nya; dan kan, awal dan akhir kata seperti ber kan, ber -an, per – -an, pe – -an, per - i, me - k-an, memper - k-an, memper –k-an, memper –i . Penggunaan imbuhan yang kurang tepat, bahkan atau sudah sering menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi, baik itu lisan maupu tulisan. Contonya saja kata “kontrak” yang dibentuk dari imbuhan -an d-an –k-an menjadi kontrak--an d-an kontrak-k-an, jelas sekali bahwa kedua kata tersebut berbeda. Dengan demikian, imbuhan yang berbeda baik itu hanya beda sedikat yang pasti juga makna berbeda.

C. Tata Pilihan Kata

Pilihan kata merupakan hal tidak boleh diabaikan dalam penulisan karya ilmiah karena pilihan kata yang digunakan akan menentukan kejelasan informasi yang disampaikan. Pilihan kata yang kurang tepat dalam karya ilmiah dapat menyebabkan terganggunya kejelasan informasi, tidak efektifnya bahasa yang digunakan, dan dapat menimbulkan kesalapahaman informasi yang disampaikan. Untuk menghindari hal – hal diatas, penulis khususnya penulis karya ilmiah perlu memahami criteria pemilihan kata bahasa Indonesia seperti ketepatan, kecermatan, dan keserasian.

1. Ketepatan

Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat dan dapat diterima pembaca. Oleh karena itu, penulis dituntut untuk memahami perbedaan makna konotasi dan denotasi, perbedaan makna kata-kata bersinonim, penggunaan kata atau ungkapan eufemisme, serta penggunaan kata konkret dan abstrak.

(8)

Kecermatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang sungguh diperlukan untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Agar dapat memilih kata secara cermat, penulis dituntut untuk mampu memahami ekonomi bahasa dan menghindari penggunaan kata-kata yang dapat menyebabkan kemubaziran, serta kata-kata- kata-kata yang berlebihan atau kata- kata yang berbunga – bunga. Contohnya para siswa – siswa, semua karyawan – karyawan.

3. Keserasian

Keserasian dalam pemilihan kata pada penulisan karya ilmiah sangat diperlukan supaya kalimatnya padu dan akhirnya makna atau informasi dari karya ilmiah tersebut dapat dimengerti pembaca.

D. Tata Penulisan Kalimat Efektif

Dalam (Alwi, 1998) menyatakan bahwa kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!) dan dalam (Santoso, 1990) menyatakan bahwa kalimat merupakan gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu menimbulkan makna yang sempurna. Dengan demikian, kalimat ialah gugusan kata yang berstruktur dalam bentuk lisan atau tulisan dengan makna yang utuh. Makna yang utuh artinya suatu makna yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat.

(9)

lengkap, informasi yang disampaikan jelas, bentuk dan makna sejajar, pilihan kata kalimat cermat, dan pola kalimat harus variatif.

1. Kelengkapan Unsur Kalimat

Kalimat yang efektif harus tersusun sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dari segi kaidah tata bahasa, kalimat efektif harus memiliki subjek dan predikat. Untuk memenuhi kriteria kalimat efektif, hendaklah subjek tidak didahului kata depan, dan predikat kalimatnya jelas.

a. Subjek Tidak Didahului Kata Depan

Jika suatu kalimat tidak memiliki subjek maka dapat dikatakan kalimat itu tidak efektif. Kalimat yang tidak bersubjek umumnya terjadi karena penggunaan kata depan pada awal kalimat. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut.

- Dari hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa fisika membuktikan

bahwa gaya tarik planet yang jauh dari matahari relative kecil. Supaya kalimat ini memiliki subjek, seharusnya kata depan dari dihilangkan.

Kata depan lain yang tidak seharusnya mendahului subjek, adalah dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada dan lain sebagainya.

b. Predikat Kalimat Jelas

Seperti pentingnya dengan subjek, suatu kalimat yang tidak memiliki predikat, tidak dapat dikatakan sebagai kalimat efektif. Contoh predikat pada kalimat berikut.

- Buah – buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk, mangga,

pisang, dan lain – lain. Supaya predikat kalimat tersebut jelas maka kata seperti diganti dengan kata adalah.

c. Bagian Kalimat Tidak Dipenggal

(10)

- Penulisan karya ilmiah harus tersusun secara rapid an mudah dipahami. Sehingga tidak memerlukan banyak waktu untuk mempelajari dan memahami isinya. Sebenarnya 2 kalimat tersebut dapat disatukan dengan menghilangkan tanda titik sebelum kata sehingga.

2. Kejelasan Informasi

Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika didalam sebuah kalimat tidak terkandung (1) ketaksaan, (2) salah nalar, dan (3) kerancuan. Berikut ini ditampilkan contoh kalimat rancu.

- Menurut ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas

dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.

Seharusnya

- Menurut ketua panitia, penandatanganan surat tugas dilakukan oleh

kepala sekolah masing-masing.

- Ketua panitia mengatakan bahwa penandatanganan surat tugas

dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing.

3. Kesejajaran

Kalimat yang efektif juga harus mengandung kesejajaran antara gagasan yang diungkapkan dan bentuk bahasa seebagai sarana pengungkapnya. Jika dilihat dari segi bentuknya, kesejajaran itu dapat menyebabkan keserasian. Sementara itu, jika dilihat dari segi makna atau gagasan yang diungkapkan, kesejajaran itu dapat menyebabkan informasi yang diungkapkan menjadi lebih sistematis sehingga mudah dipahami. Seperti yang secara implisit terungkap pada keterangan tersebut, kesejajaran itu dapat dibedakan atas kesejajaran bentuk, kesejajaran makna, dan kesejajaran bentuk berikut maknanya.

4. Kehematan

(11)

- Sebelum surat ini dikirimkan, surat itu harus ditandatangani lebih

dahulu.

seharusnya

Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani terlenih dahulu.

- Bank Sumito adalah merupakan saslah satu bank terbesar di Jepang. seharusnya

Bank Sumito adalah salah satu bank terbesar di Jepang.

- Semua data-data yang diperoleh harus dikaji secara cermat.

seharusnya

Semua data yang diperoleh harus dikali secara cermat. 5. Variatif

Variatif berasal dari kata variasi yang artinya bentuk atau gaya pengungkapan kalimat. Variasi dapat dicapai dengan menggunakan beberapa bentuk, seperti bentuk inversi, bentuk pasif persona, variasi aktif-pasif, dan variasi panjang pendek. Sebagai contoh variasi, perhatikan kalimat berikut.

- Biaya dua miliar rupiah diperlukan untuk melunasi utang perusahaan.

Variasinya

Diperlukan biaya dua miliar rupiah untuk melunasi utang perusahaan.

- Saya akan melaporkan temuan itu kepada ketua tim.

Variasinya

Akan saya laporkan temuan itu kepada ketua tim. Temuan itu akan saya laporkan kepada ketua tim.

- Pada bab berikut kami akan uraikan data dan informasi yang diperoleh

dilapangan.

Seharusnya

Pada bab berikut akan kami uraikan data dan informasi yang diperoleh dilapangan.

- Minggu depan kami akan mengadakan rapat pimpinan tim. Dalam

(12)

Seharusnya

Minggu depan akan diadakan rapat pimpinan tim. Dalam rapat itu kami akan membahas berbagai kendala yang dihadapi dilapangan.

Perlu diketahui bahwa dalam proses penyusunan kalimat,pemakai bahasa tidak hanya dituntutuntuk mampu menguasai kaidah tata bahasa, tetapi dituntut pula untuk mampu memilih dan menggunakan kata-kata secara tepat, cermat, dan serasi.

E. Tata Penulisan Paragraf yang Baik

Dalam (Keraf, 1997) dalam (Asihanti, Retno, 2008) dikatakan bahwa paragraf merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf merupakan perluasan pikiran dari kalimat. Pembagian paragraf berdasarkan fungsinya dalam satu karangan akan mempermudah pembaca memahami struktur karangan. Dalam penulisan bahan ajar, paragraf dapat dikategorikan sebagai paragraf yang baik jika memenuhi beberapa kriteria. Kelima kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Adanya Satu Kesatuan Gagasan

Sebagai satu kesatuan gagasan, sebuah paragraf yang baik hendaknya hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu, rangkaian kalimat yang terjalin dalam sebuah sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu masalah atau satu gagasan utama. Dengan demikian, jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan utama atau lebih, tiap-tiap gagasan itu seharusnya diungkapkan dalam paragraf yang berbeda. Sebaliknya, jika ada dua buah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, kedua paragraf itu sebaiknya digabungkan menjadi satu.

2. Adanya Kepaduan Hubungan Antar Kalimat

(13)

perangkai kalimat dalam paragraf, antara lain: (a) pengulangan (kata kunci), (b) penggantian, (c) penghubung antar kalimat, dan (d) keparalelan struktur.

3. Adanya Ketuntasan Informasi

Sebuah paragraf yang baik juga harus dapat mengungkapkan gagasan atau informasi secara tuntas. Artinya, paragraf itu harus dapat menyajikan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak dibuat bertanya-tanya tentang kelanjutan informasi yang disampaikan.

4. Adanya Konsistensi Sudut Pandang

Sudut pandang atau cara penulis menempatkan diri didalam tulisannya harus konsisten, termasuk dalam perlibatan pembaca. Kalau ia mewakili dirinya dengan menggunakan kata penulis, pemeriksa, atau peneliti, kata itu hendaknya tetap digunakan secara konsisten sampai dengan akhir tulisannya. Sebaliknya, kalau penulis menggunakan kata-dengan maksud melibatkan pembaca dalam tulisannya-kata itu pun sebaiknya digunakan secara konsisten sampai pada akhir tulisannya. Begitu pula, untuk menjaga keobjektifan-kalau penulis tidak ingin menampilkan dirinya dalam tulisan-bentuk pasif dapat digunakan secara konsisten sampai dengan selesai.

5. Adanya Keruntutan Penyajian

Informasi di dalam paragraf hendaknya disajikan secara runtut dan pola urutan yang mudah diikuti pembaca. Ada beberapa model urutan penyajian infomasi dalam paragraf, dan tiap model mempunyai kelebihanya masing-masing. Model yang dimaksud antara lain adalah model urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus atau khusus-umum, urutan pertanyaan dan jawaban, serta urutan sebab-akibat.

F. Teknik Pengembangan Paragraf

(14)

dalam pengembangan paragraf, adalah: 1) klasifikasi, 2) definisi, 3) analogi, 4) pemberian contoh, dan 5) penyajian kata.

1. Pengembangan dengan Klasifikasi

Pengembangan dengan klasifikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasi atau mengelompokkan masalah yang dikemukakan. Dengan klasifikasi itu diharapkan para pembaca dapat lebih mudah memahami informasi yang disajikan

2. Pengembangan dengan Definisi

Pengembangan dengan definisi adalah suatu model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara memberikan definisi atau pengertian terhadap masalah yang sedang dibahas.

3. Pengembangan dengan Analogi

Analogi adalah suatu bentuk perbandingan dengan cara menyamakan dua hal yang berbeda. Sejalan dengan itu, pengembangan dengan analogi merupakan model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda untuk memperjelas gagasan yang akan diungkapkan. Dalam pergaulan sehari-hari, misalnya, orang yang berusia lanjut sering dikatakan sudah (berusia) senja. Dalam hal ini, perbandingan antara usia lanjut dan (waktu) senja merupakan sebuah analogi.

Sehubungan dengan pengembangan paragraf, cara analogi lazimnya digunakana untuk memperjelas gagasan yang belum begitu dikenal oleh masyarakat melalui gagasan atau perbandingan dengan hal yang sudah sangat dikenal.

4. Pengembangan dengan Contoh

(15)

Pengembangan paragraf dengan menyertakan contoh lebih tepat digunakan dalam menjelaskan masalah yang sifatnya abstrak atau masalah lain yang sifatnya sangat umum.

5. Pengembangan dengan Fakta

Pengembangan dengan fakta merupakan suatu teknik pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan.

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kaidah bahasa Indonesia yang diterapkan pada penulisan karya ilmiah, meliputi tata tulis, tata pembentukan kata, tata pilihan kata, tata penulisan kalimat efektif, serta tata penulisan dan pengembangan paragraf yang baik.

Ejaan yang tepat dan benar dalam karya ilmiah, dilihat dari penulisan huruf, penulisan kata dan penggunaan tanda baca. Adapun pembentukan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan pengimbuhan, pengulangan, penggabungan imbuhan dan pengulangan serta penggabungan kata dasar, sedangkan pemilihan kata yang tepat dapat dilakukan dengan cara memperhatikan ketepatan, kecermatan, dan keserasian dari kata yang membentuk kalimat.

Suatu kalimat dapat disebut efektif jika memenuhi 5 kriteria, yaitu unsur-unsurnya lengkap, informasinya jelas, bentuk dan maknanya sejajar, pilihan katanya cemat, polanya variatif.

(17)

B. Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/

JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/KAIDAH-KAIDAH_TATA_TULIS.pdf

http://lp4.itb.ac.id/wp-content/uploads/MATERI-TAYANGAN-TTKI-A.pdf (tata

tulis) , diakses tanggal 10 maret 2015

Ramli, dkk. 2013. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit Unm

http:// Retno_Asihanti.blogspot.com/Analisis_Penggunaan_TataBhs.pdf, diakses tanggal 10 maret 2015

http://triezdamila.blogspot.com/p/tata-kalimat.html, diakses tanggal 10 maret

2015

https://wendisaja.wordpress.com/2014/02/18/kaidah-dasar-bahasa-indonesia/,

Referensi

Dokumen terkait

283 MLBI MULTI BINTANG INDONESIA Tbk SIDP1 - SIRCA DATAPRO PERDANA, PT 1000. 284 MLIA MULIA INDUSTRINDO Tbk BLCM1 - BLUE CHIP MULIA,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diketahui bahwa indeks prestasi mahasiswa program studi Pendidikan Matematika FMIPA Unnes dipengaruhi oleh 5 faktor

Analisis data yang dilakukan dengan Metode Regresi Kuadrat Terkecil/OLS ( ordinary least square ) dengan bantuan program komputer Evies4. Hasil analisis menunjukkan

[r]

commit to user.. makin rapuh, berkurangnya fungsi indra pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia

Sebagai upaya peningkatan kepuasan bagi para wisatawan, maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan mengelola dan mengembangkan produk wisata yang ada di Floating Market

It was the strategy in teaching writing simple paragraph at the eighth grade of MTs Darul Ulum of Palangka Raya, and writer supposes the time was appropriate in which to

[r]