• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Ragam Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Ragam Bahasa Indonesia"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Ragam Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun ucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Karena

berkahan dan ridho-Nya, penyusun bisa menyelesaikan makalah tepat pada

waktunya.

Makalah yang berjudul Bahasa Indonesia, kami susun guna memenuhi

tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Tak lupa juga nada terimakasih penyusun ucapkan kepada berbagai pihak

sengja atau tidak telah ikut berperan dalam penyusunan makalah ini.

Pennyusun ucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Amal Akbar selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang

senantiasa membimbing kami para mahasiswanya

2. Para bloger yang tak henti-hentinya berbagi ilmu dengan cara memposting

artikel-artikel ke situs mereka

(2)

Seperti halnya manusia, makalah kami ini juga mempunyai banyak

kekurangan, olehnya itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai fihak yang telah membaca demi perbaikan selanjutnya.

Akhir kata, penyusun ucapkan Assalamu Alaikum warahmatullahi

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ……… ii

BAB I PENDAHULUAN .. 1

LATAR BELAKANG 1

RUMUSAN MASALAH 1

TUJUAN PEMBAHASAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

RAGAM BAHASA INDONESIA . 2

BAHASA INDONESIA BAKU 8

PENERAPAN KAIDAH EJAAN .. 14

PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN PEMAKAIAN TANDA BACA 24

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA . 32

BAB III PENUTUP 37

KESIMPULAN .. 37

KRITIK DAN SARAN . 37

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat komunikasi paling sederhana yang biasa di pegunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, ada beberapa hal y6ang

perlu diperhatikan ketika sedang menggunakan bahasa, diantaranya

penekanan atau tones, dalam bahasa tulis biasanya di tandai dengan tanda

koma (,). Salah penempatan tones akan meberikan salah persepsi terhadap

lawan bicara. Bukan hanya itu, perbedaan latar belakang kebudayaan juga

terkadang memberikan penangjkapan yang bebeda pula.

Dari beberapa contoh diatas dalam rangka menyatukan perbedaan maka

lahirlah bentuk bahasa Indonesia ragam baku dan non baku.

Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan kosakata),

tata bahas perbedaan latar a, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta

penggunaan di (pemerintah, sekolah, dll )Bahasa baku atau bahasa standar

adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti

dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku

terutama digunakan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa yang

(5)

Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan, tetapi hanya

untuk komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan

pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar keempat penggunaan itu,

dipakai ragam tak baku.

Namun, mungkin karena tidak terbiasa atau tidak tahu, masih banyak

penggunaan kata yang tidak baku dan dibiarkan oleh lembaga bahasa.

Parahnya lagi, penggunaan kata tidak baku itu kerap muncul di iklan-iklan yang

dipublikasikan secara nasional lewat berbagai media, seperti Jaringan Handal

(seharusnya/yang baku: Jaringan Andal), juga kerap diucapkan oleh penyiar

televisi nasional yang tentu saja dianggap benar oleh pemirsanya, seperti kata

resiko (kata baku: risiko) dan praktek (kata baku: praktik).

Mengingat di sekitar kita ini, masih banyak yang menganggap jika menulis,

membaca dan mengucap bahasa Indonesia harus dengan kalimat baku, baik

dan benar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian ragam bahasa indonesia

(6)

3. Apa problematika yang ada dalam penerapan ejaan

4. Sebutkan unsur serapan dan tanda baca

5. Pengertian dan jenis kalimat bahasa indonesia

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1.Mengidentifikasi ragam bahasa indonesia

2.Membedakan bahasa baku dan non baku

3.Mengetahui problematika dalam penerapan ejaan

4.Mengetahui unsur serapan san tanda baca

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai

keperluan tentu tidak sesuai,tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan

situasi dan kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang

dinamakan ragam bahasa.

Ragam bahasa berdasarkan media/sarana ada 2, yaitu ragam ragam

bahasa lisan dan ragam bahasa tulis

A. Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan

1. Ragam bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem

sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa,

kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat

memanfaatkan tinggi rendah, suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau

isyarat untuk mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan :

(8)

b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap

c. Terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

2. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan

tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita

berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan

ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk

kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan

ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

3. Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

(9)

B. Ragam Sosial dan Fungsional

1. Ragam sosial

Ragam sosial adalah bahasa yang norma dan kaidahnya didasarkan pada

kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial. Dan tidak jarang ragam sosial ini

dihubungkan dengan status sosial masyarakat.

2. Ragam fungsional

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :

a. Ragam Bahasa Bisnis

Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :

- Menggunakan bahasa yang komunikatif

- Bahasanya cenderung resmi

- Terikat ruang dan waktu

- Membutuhkan adanyaorang lain

b. Ragam Bahasa Hukum

Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan

(10)

karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah

memenuhi syarat-syarat dan kaudah bahasa indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

- Mempunyai gaya bahasa yang khusus

- Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan

- Objektif dan menekan prasangka pribadi

- Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang

diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran

4

3. Ragam Bahasa Sastra

Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat

tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata

bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

Ciri-ciri ragam bahasa sastra :

- Menggunakan kalimat yang tidak efektif

- Menggunakan kata-kata yang tidak baku

(11)

C. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang

digunakan sesuaikani dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan

bicara ,tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan

kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah

ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa

Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan

pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping

itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik

dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi

persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut

sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit

memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci,putusan pengadilan, dan

upacara.

2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada

(12)

3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang

terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di

sekolah dan dipasar.

5

4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat

digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan

yang sangat akrab dan intim .

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

Misalnya dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang

baku

Contoh:

Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid

Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino : sudah saya kerjakan pak.

Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

(13)

Dalam bahasa terdapat keanearagaman bahasa yang disebut ragam. Menurut

Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa

Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku

dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam

pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,

seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa

baku. Keanekaragaman pemakaian bahasa inilah yang perlu diperhatikan untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Karena apabila kita memahami

keanekaragaman bahasa, kita dapat menyesuaikan bagaimana cara

berkomunikasi yang baik dengan orang lain diwaktu, tempat, dan acara

tertentu.

Contohnya : Pada saat acara formal, penggunaan kata akudan kamu kurang

tepat untuk acara formal karena biasanya penggunaan kata seperti ini lebih

cocok untuk berkomunikasi dengan teman atau kerabat dan bersifat lebih

akrab dan privasi. Namun, kita bisa mengganti kata tersebut dengan

menggunakan kata yag lebih sopan yakni kata saya dan anda.

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab

tidaknya pembicara

(14)

Ragam bahasa akrab

Ragam bahasa agak resmi

Ragam bahasa santai

6

D. Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Bahsa baku adalah bahasa yang strukturnya dilembagakan atau kadang juga

disebut bahasa resmi.

Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).

Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda

dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan

Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat

bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan b pada posisiawal

saat melafalkan nama-nama kota seperti bogor, Bandung, Banyuwangi, dll.

Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan t seperti pada kata

ithu, kitha, canthik, dll.

7

(15)

A. Pembakuan Bahasa Indonesia

Guna mewujudkan bahasa baku yang di maksudkan serta penyerapannya maka

terlebih dahulu dibuat aturan-aturan agar yang dimaksud tercapai.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha pembakuan adalah

kodifikasi, elaborasi dan implementasi.

1. Kodifikasi

Kodifikasi adalah himpunan hasil pemilihan mana yang lebih baik dipilih antara

satu dengan yang lain

2. Elaborasi

Elaborasi adalah merupakan kelanjutan dari kodifikasi, pada tahap ini bahasa

atau kata yang sudah di pilih, mulai di perkenalkan ke masyarakat.

3. Implementasi

Adlah proses dimana masyarakat di wajibkan untuk menerpkan bahasa

Yang sudah melalui proses kodipikasi dan elaborasi.

B. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baku dan Tidak Baku.

(16)

Adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah

dikodifikasi, diterima dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh

masyarakat Indonesia secara luas

2. Bahasa Indonesia Nonbaku

Adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak

diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara

luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.

C. Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Bahasa Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu pemersatu, penanda

kepribadian, penambah wibawa, kerangka acuan.

8

1. Bahasa indonesia baku berfungsi pemersatu.

Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan penutur

berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mengikat kebinekaan

rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-batas

kedaerahan

(17)

Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan

bahasa-bahasa lain

3. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.

Pemilikan bahasa Indoesia baku akan membawa serta atau pretise. Fungsi

pembawa wibawa berkaitan dengan usaha men-capai kesederajatan dengan

peradaban lain yang dikagumi melalui pemero-lehan bahasa baku

4. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.

Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya

dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas.

D. Peran Bahasa Indonesia

1. Sebagai media pemersatu bangsa.

2. Sebagai pengembang ilmu pengetahuan

3. Sebagai media alat komunikasi mutlak

4. Sebagai penunjuk kedudukan sosial

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baku dan tidak baku dalam kehidupan

(18)

Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu,

berbahasa bukan sekedar berkomunikasi, berbahasa perlu menaati kaidah atau

aturan bahasa yang berlaku.

9

Ungkapan Gunakanlah Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Kita tentu

sudah sering mendengar dan membaca ungkapan tersebut. Permasalahannya

adalah pengertian apa yang terbentuk dalam benak kita ketika mendengar

ungkapan tersebut? Apakah sebenarnya ungkapan itu? Apakah yang dijadikan

alat ukur (kriteria) bahasa yang baik? Apa pula alat ukur bahasa yang benar?

Bahasa yang baik

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal

itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus

memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab

itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut

pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa

kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu

berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan

berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat

(19)

sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang

berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu jauh berbeda.

Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur

komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media

penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang

akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar

atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim

pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia

menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah

gagasan yang ingin disampaikannya kepada penerima pesan.

10

Bahasa yang Benar

Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa.

Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan,

yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, danejaan. Pengetahuan

atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan bahasa

lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam

penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita

(20)

Kriteria yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah

kaidah bahasa. Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2)tata

bahasa (kata dan kalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5)

makna. Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z.

Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel,

vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin,

depaluasi, jakat, ijin. Masalah lafal juga termasuk aspek tata bumi. Pelafalan

yang benar adalah kompleks, transmigrasi, ekspor, bukan komplek, tranmigrasi,

ekspot.

Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar

adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan

pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut,

tegakan dan pertanggung jawaban. Dari segi kalimat pernyataan di bawah ini

tidak benar karena tidak mengandung subjek. Kalimat mandiri harus

mempunyai subjek, predikat atau dan objek.

Dalam hubungannya dengan peristilahan, istilah dampak (impact), bandar

udara, keluaran (output), dan pajak tanah (land tax) dipilih sebagai istilah yang

benar daripada istilah pengaruh, pelabuhan udara, hasil, dan pajak bumi. Dari

(21)

dan hierarki. Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian

dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna.

11

Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita

gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat kita. Penggunaan bahasa

yang benar tergambar dalam penggunaan kalimat-kalimat yang gramatikal,

yaitu kalimat-kalimat yang memenuhi kaidah tata bunyi (fonologi), tata bahasa,

kosa kata, istilah, dan ejaan. Penggunaan bahasa yang baik terlihat dari

penggunaan kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat

menyampaikan pesan/informasi secara tepat.

Berbahasa dengan baik dan benar tidak hanya menekankan kebenaran dalam

hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek komunikatif. Bahasa

yang komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa standar. Sebaliknya,

penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa bahasa itu baik dan

benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi dengan

sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar.

Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.

Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan

(22)

berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film,

fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan

pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi

dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari

seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering

menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.

Contoh:

1. Ira mau nulis surat seharusnya Ira mau menulis surat

2. Saya akan ceritakan tentang Kancil seharusnya Saya akan menceritakan

tentang Kancil.

12

Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.

Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara

(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu

antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca

terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya,

kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor

kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau

(23)

Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin

tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah

tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang

digunakan

13

3.PENERAPAN KAIDAH EJAAN

A. Pengertian Ejaan

Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana

melambangakan bunyi ujara dan bagaimana antar hubungan antara

lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara

teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata,

dan pemakaian tanda baca.

B. Pembinaan Ejaan Bahasa Indonesia

Ejaan Van Ophuijsen Hingga EYD

1. Ejaan van Ophuijsen

Pada tahun 1901 ditetapkan bahasa melayu dengan hurup Latin, yang disebut

Ejaan van OPhuijsen. Hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah

(24)

a. Hurup j dipakai untuk menulis kata-kata jang, Pajah, sajang.

b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer.

c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, di pakai untuk

menuliskan kata-kata mamoer, akal, ta, pa

2. Ejaan Soewandi

Pada tanggal 19 maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan

Ejaan van Ophuijsen. Hal-hal yang perlu diketahui sehubung dengan pergantian

ejaan itu adalah sebagai berikut.

a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.

b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak,

pak, maklum, rakjat.

c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan,

kebarat2-an.

d. Awlan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata

yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamarkan

dengan imbuhan di-pada ditulis, dikarang.

(25)

3. Ejaan yang disempurnakan

Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubung dengan Ejaan Bahasa

Indonesia yang disempurnakan adalah sebagai berikut

a. Perubahan huruf

Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan

dj=j djalan menjadi jalan, djauh menjadi jauh

j=y misalnya pajung menjadi payung, laju menjadi layu

nj=ny misalnya njonja menjadi nyonya, bunji menjadi bunyi

b. Huruf-huruf dibawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan

Soewandi sebagai unsure pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaianya.

f maaf, fakir

v valuta, universitas

z zeni, lejat

c. Huruf-huruf q dan x yang lajim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai.

a : b = p : q

(26)

d. Penulisan di-atau ke sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan

dibedakan, yaitu di-atau ke-sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan

yang megikutinya.

di- (awalan) / di (kata depan)

ditulis / di kampus

dibakar / di rumah

dilempar / di jalan

dipikirkan / di sini

ketua / ke kampus

kekasih / ke luar negeri

kehendak / ke atas

e. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.

anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat

15

(27)

Ejaan ini berbicara tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf,

(3)penulisan kata, (4) penulisan unsure-unsur serapan, dan (5) pemakaian

tanda baca.

1. Pemakaian Huruf

a. Nama-Nama Huruf

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa indonesia terdiri atas huruf yang

berikut

Nama tiap-tiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Nama

A a a

B b be bukan bi

C c ce bukan se atau si

Q q ki bukan kyu

G g ge bukan ji

T t te bukan ti

V v fe bukan fi

(28)

Y y ye bukan ey atau yei

b. Lafal Singkatan dan Kata

Semua singkatan atau kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia termasuk

singkatan yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan secara lafal Indonesia.

Singkatan/Kata Lafa/ Tidak Baku / Lafal Baku

AC / [a se] / [a ce]

BBC / [be be se], / [bi bi si] / [be be ce]

LNG / [el en je] / [el en ge]

Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat

internasional mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal

Indonesia, tetapi singkatan itu tetap dilafalkan seferti lafal aslinya.

16

Misalnya:

Kata / Lafal Tidak baku / Lafal baku

Unesco / [unestjo] / [yu nes ko]

Unicef / [unitjef] / [yu ni sef]

(29)

c. Penulisan Nama Diri

Penulisan nama diri, nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya disesuaikan

dengan kaidah yang berlaku. Penulisan nama orang, badan hokum, dan nama

diri lain yang sudah lazim, disesuaikan dengan Ejaan Bahsa Indonesia yang

disempurnakan, kecuali apabila ada pertimbangan khusus. Petimbangan

khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejahteraan.

Misalnya :

Universitas Padjadjaran

Soepomo Poedjosoedarmo

Imam Chourmain

2. Penulisan Huruf

Penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu (1) penulisan huruf besar atau

capital dan (2) penulisan huruf miring.

a. Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital

Kaidah penulisan huruf capital itu adalah sebagai berikut.

1) petikan langsung. Misalnya

(30)

b) KetuaDEN, Emil Salim mengatakan, Perekonomian dunia kini belum

sepenuhnya lepas dari sengkeraman resesi dunia.

c) Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, yang perlukan oleh

bangsa kita saat ini adalah rekonsiliasi nasional.

Catatan :

Tanda baca sebelum tanda petik awal adalah tanda koma (,), bukan titik dua (:).

Tanda baca akhir (tanda titik, tanda seru, dan tanda tanya) dibubuhkan

sebelum tanda petik penutup.

2) Huruf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan

yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, san nama Tuhan,

termasuk kata ganti Nya.

17

Misalnya

a) Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Allah.

b) Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar manusia

berakhlak terpuji.

(31)

Kata-kata keagamaan lainnya yang harus ditulis dengan huruf capital adalah

nama agama dan kitab suci, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Alquran, Injil,

dan Weda

3) Hrurf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar

(kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama

orang.

Misalnya:

a) Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim.

b) Pemerintah memberikan anugerah kepada Mahaputra Yamin.

Jika tidak diikuti oleh nama orang atau nama wilayah, nama gelar, jabatan, dan

pangkat itu harus dituliskan dengan huruf kecil.

Misalnya :

(1) Calon jemaah haji DKI tahun ini berjumlah 525 orang.

(2) Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyatnya.

Akan tetapi jika mengacu kepada orang tertentu, nama gelar, jabatan, dan

pangkat itu dituliskan dengan huruf capital.

(32)

(1) Pagi ini Menteri Perindustrian terbang ke Nusa Penida, di Nusa Penida,

Menteri meresmikan sebuah kolam renang.

(2) Dalam seminar itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan

sambutan. Dalam sambutannya Presiden mengharapkan agar para ilmuwan

lebih ulet mengembangkan ilmunya untuk kepentingan bangsa dan Negara.

c) Kata-kata van, den, da, de,di, bin, dan ibnu yang digunakan sebagai nama

orang tetap ditulis dengan hurup kecil, kecuali jika kata-kata digunakan sebagai

nama pertama atau terletak pada awal kalimat.

18

Misalnya:

(1) Tanam Paksa di Indonesia diselenggarakan oleh van den Bosch.

(2) Harta yang melimpah milik Jufri ibnu sulaiman sebagian akan disumbangkan

(3) Pujangga lama yang terkenal; adalah Nuruddin ar Raniri.

4) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,

suku, dan bahasa.

Misalnya:

(33)

b) Kita bangsa Indonesia, harus bertekad untuk menyukseskan pembangunan.

c) Yaser Arafat, Presiden Palestina, Meninggal tahun 2004.

Sesuai dengan contoh diatas, kata suku, bangsa, dan bahasa tetap dituliskan

dengan huruf awal kecil, sedangkan yang harus dituliskan dengan huruf kapital

adlah nama suku, nama bangsa, atau nama bahasanya, seperti Sunda,

Indonesia, Palestina, dan Piliang. Akan tetapi, jika nama bangsa, suku, dan

bahasa itu sudah diberi awalan dan akhiran sekaligus, kata-kata itu harus ditulis

dengan huruf kecil.

Misalnya :

a) Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.

b) Kita tidak perlu kebelanda-belandaan karena sekarang sudah merdeka.

c) Baru saja ia tinggal disana satu tahun, ia sudah keinggris-inggrisan.

Demikian juga, kalau tidak membawa nama suku, nama itu harus dituliskan

dengan huruf kecil.

Misalnya:

Petai cina

(34)

Dodol garut

5) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertamanama tahun,

bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

19

Misalnya:

a) Biasanya, umat Islam seluruh dunia merasa sangat berbahagia pada hari

Lebaran.

b) Tahun 1998 Masehi adalah tahun yang suram bagi perekonomian kita.

6) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas

geografi.

Misalnya

a) Tahun 1985 Provinsi Sumatra Barat mendapat anugerah parasamnya

Purnakarya Nugraha.

b) Di Teluk Jakarta telah dibangun suatu proyek perikanan laut.

Akan tetapi, jika tidak menunjukan nama khas geografi, kata-kata selat, teluk,

terusan, gunung, sungai, danau, dan bukit ditulis dengan huruf kecil.

(35)

a) Nelayan itu berlayar sampai ke teluk.

b) Kita harus berusaha agar sungai didaerah ini tidak tercemar

c) perahu-perahu itu akan melewati selat yang airnya deras.

7) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi

badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumentasi

resmi.

Misalnya :

a) Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia mengucapkan sumpah di

depan Sidang Umun Majelis Permusyawaratan Rakyat.

b) Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bahasa Negara

adalah bahasa Indonesia.

Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama resmi, kata-kata seperti itu ditulis

dengan huruf kecil.

Misalnya:

a) Pemerintah republik itu telah menyelenggarakan pemilihan umum sebanyak

empat kali.

(36)

20 Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata

didalam nama buku, majalah , surat kabar dan judul karangan , kecuali kata

partikel sepeti di, ke, dari, untuk, dan yang, yang terletak pada posisi awal.

Misalnya:

a) Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke jalan Lain ke Roma

b) Buku pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

diterbitkan oleh Balai Pustaka.

9) Huruf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan

sapaan, kecuali gelar dokter.

Misalnya :

a) Proyek dipimpin oleh Dra. Jasika Murni

b) Hadi Nurzaman, M.A. diangkat menjadi pimpinan kegiatan itu.

10) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata

penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan

paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

Misalnya :

(37)

b) Kepala sekolah berkata kepada saya, Tadi saya menerima berita bahwa Ibu

Sri sakit keras di Bandung.

Akan tetapi, jika tidak dipakai sebagi kata ganti atau sapaan, kata penunjuk

hubungan kekerabatan itu ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya, Kita harus menghormati ibu kita dan bapak kita

b. Penulisan huruf miring

1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,

dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

Misalnya

a) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa menerbitkan majalah Bahasa

dan Kesusastraan.

b) Buku Negarakertagama dikarang oleh Mpu Prapanca.

21

2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

(38)

a) Kata daripada digunakan secara tepat dalam kalimat Penyelenggaraan

Pemilu 1999 lebih baik daripada pemilu-pemilu sebelumnya.

b) Buatlah kalimat dengan kata dukacita

3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nam-nama ilmiah

atau ungkapkan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali yang disesuaikan

ejaannya.

Misalnya :

a) Apakah tidak sebaiknya kita mengungkapkan kata penataran untuk kata

upgrading?

b) Nama ilmiah buah manggis ialah cacarinia mngestana

c) Weltanschauung diterjemahkan menjadi pandangan dunia.

3. Penulisan Kata

Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata

turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan

kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran,

awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan

saja.

(39)

Bentuk Tidak Baku / Bentuk Baku

di didik / dididik

di suruh / disuruh

di lebur / dilebur

1) kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata

turunannya itu harus dituliskan serangkai.

Misalnya :

Bentuk Tidak Baku / Bentuk Baku

Menghancur leburkan / menghancurleburkan

Pemberi tahuan / pemberitahuan

Mempertanggung jawabkan / mempertanggungjawabkan

22

2) kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Kata ulang ,tidak hanya berupa pengulangan kata dasar dan sebagian lagi kata

turunan,mungkin pula pengulanagn kata itu sekaligus mendapat awalan dan

akhiran. Kemungkinan yang lain, salah satu bagiannya adalah bentuk yang

(40)

pula bagian itu sudah agak jauh berbeda dari bentuk dasar (bentuk asal).

Namun, apabila ditinjau dari maknanya, keseluruhan itu menyatakan

perulangan.

Misalnya :

Bentuk Tidak Baku / Bentuk Baku

jalan2 / jalan-jalan

di-besar2-kan / dibesar-besarkan

me-nulis / menulis-nulis

3) Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk

bagian-bagiannya dituliskan terpisah.

Misalnya :

Bentuk Tidak Baku / Bentuk Baku

dayaserap / daya serap

tatabahasa / tata bahasa

kerjasama / kerja sama

gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata dituliskan serangkai.

(41)

Bentuk Tidak Baku / Bentuk Baku

Mana kala / manakala

Sekali gus / sekaligus

Bila mana / bilamana

23

4. PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN PEMAKAIAN TANDA BACA

Kata serapan dalam bahasa indonesia sangat sering kita pakai saat menulis

artikel. Dalam ragam artikel tertentu, bahkan kata serapan yang kita pakai

cenderung lebih banyak ketimbang ragam lainnya. Misalnya dalam penulisan

artikel ragam ilmiah

Kata serapan dalam bahasa Indonesia, jika melihat asal-usulnya, ada yang

berasal dari bahasa Sansekerta, Belanda, Portugis dan Arab serta Cina dan

Inggris. Lalu, dari sisi tingkat penerimaan dalam bahasa Indonesia, kosakata

serapan itu secara umum terbagi dalam dua kelompok.

Yang pertama, kata-kata asing itu belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa

Indonesia. Yang kedua, kata-kata serapan yang sudah lebih diterima sebagai

kosakata bahasaIndonesia. Ditandai dengan cara pengucapan dan penulisan

(42)

A. Penulisan Unsur Serapan

Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat

dibagi dalam dua golongan besar.

Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia,

seperti reshuffle, shuttle cock, Iexplotation de Ihomme par Ihomme,

unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih

mengikuti cara asing

Kedua, unsur yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah

bahasa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga

bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Disamping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian

kata yang utuh. Kata separti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap

secara utuh disamping kata standar, implement, dan objek.

Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap kedalam bahasa

Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa.

24

Kata Asing / Penyerapan yang Salah / Penyerapan yang Benar

(43)

System / sistim / sistem

Effective / efektip / efektif

Technique, teckniek tehnik, tehnologi tekhnik, tekhnologi

Echelon esselon eselon

Kata-kata dari bahasa asing yang belum terserap sepenuhnya ke dalam bahasa

Indonesia. Kata-kata serapan tersebut dipakai dalam bahasa Indonesia, tapi

cara penulisan dan pengucapan masih mengikuti kaidah bahasa asal.seprti

spirit atau blouse

Kosakata dari bahasa asing yang penulisan dan pengucapannya sudah

menyesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya kubik (berasal dari

bahasa asing cubic, ada penyesuaian pengucapan dan penulisan)

manfaat (berasal dari bahasa asing manfaah, ada penyesuaian pengucapan dan

penulisan)

Dalam proses penyerapan kosakata asing menjadi kosakata bahasa Indonesia,

ada banyak kaidah yang mengatur proses pembentukan kata baru. Sebuah

huruf tertentu akan berubah menjadi huruf lainnya begitu kosakata asing itu

kita serap menjadi kosakata bahasa Indonesia. Sebagian lainnya tak berubah.

(44)

Jika (ain Arab) diikuti dengan (a) menjadi (a), dalam kaidah bahasa Indonesia

diserap menjadi (a) saja.

Contoh;

(manfaah ) diserap dalam bahasa Indonesia,ejaan kata serapannya menjadi

(manfaat)

(asr) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (asar)

(saah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (saat)

Catatan: contoh-contoh kata serapan di atas, selain mengalami penyesuaian

penulisan juga pengucapan.

25

Jika (ain Arab) berada di akhir suku kata, akan berubah menjadi (k) Contoh;

(mana) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(makna)

(rayah) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(rakyat)

Huruf (aa dalam bahasa Belanda), dalam bahasa Indonesia berubah menjadi (a)

(45)

(octaaf) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(oktaf)

(paal) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(pal)Gabungan vokal (ae) diserap dalam bahasa Indonesia menjadi dua bentuk,

ada yang tetap (ae) dan ada yang berubah menjadi (e)

Contoh (ae) yang tidak berubah; (aerobic) diserap dalam bahasa Indonesia,

ejaan kata serapannya menjadi (aerobik) . (aerodinamics) diserap dalam bahasa

Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerodinamika) , (aerobe) diserap

dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (aerob)

Contoh (ae) yang berubah menjadi (e) (haemoglobin) jika diserap dalam

bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi (hemoglobin)

Gabungan vokal (ai) tetap menjadi (ai)

Contoh;

(trailer) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(trailer)

(caisson) diserap dalam bahasa Indonesia, ejaan kata serapannya menjadi

(46)

Dalam kaidah bahasa Indonesia, kosakata serapan sudah begitu banyaknya.

Tapi masalahnya, banyak yang abai, mulai dari sejarah katanya atau etimologi

hingga kebakuan menurut Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Padahal, salah satu

syarat dalam menulis artikel yang bagus kepatuhan pada kaidah

ketatabahasaan sangat penting artinya.

26

B. Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma,(3) tanda titik koma, (4)

tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda ellipsis, (8) tanda

tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung, (11) tanda kurung siku, (12) tanda

petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda ulang, (15) tanda garis miring,

dan(16)pernyingkat (apostrof).

1. Tanda Titik

a. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Misalnya:

1) W.S Rendra

(47)

3) Ach. Sanus

b. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan.

Misalnya :

1) Dr. (doctor)

2) dr. (dokter)

3) S. Ked. (sarjana kedokteran)

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum,

yang ditulis dengan huruf kecil.

Misalnya :

Bentuk Tidak Baku / Bentu Baku

s/d (sampai dengan) / s.d. (sampai dengan)

a/n (atas nama) / a.n. (atas nama)

d/a (dengan alamat) 3) d.a (dengan nama)

d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk

memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.

(48)

Tebal buku itu 1.150 halaman

Akan tetapi, jika angka itu tidak menyatakan suatu jumlah, tanda titik tidak

digunakan. Nomor telepon dan no rekening tidak diberi tanda titik pada setiap

tiga angka.

27

Misalnya : tahun 2000, halaman 1234, NIM 1347441008

e. Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal

kata atau suku kata dan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata

atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim).

Misalnya : SMA, DPR, PGSD

f. Tanda titik tidak digunakan dibelakang singkatan lambing kimia, satuan

ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.

Misalnya :

1) Lambang Cu adalah lambing kuprum.

2) Seorang pilang membeli 10 kg emas batangan.

(49)

g. Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala

karangan, kepala ilustrasi table, dan sebagainya.

Misalnya : Acara Kunjungan Menteri Kesra Abu Rizalbakri

h. Tanda titik tidak digunakan dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat

serta dibelakang nama dan alamat penerima surat.

Misalnya :

1) Jalan Harapan III/AB 19

2) Jakarta, 10 Agustus 1998

3) Yth. Sdr. Imam Kurnia

2. Tanda Koma

Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda

koma tidak digunakan.

a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian

atau pembilangan.

Misalnya :

(50)

b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat serara yang satu

dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi , melainkan dan

sedangkan.

Misalnya :

Dia bukan mahasiswa Jayabaya, melainkan Mahasiswa Atmajaya.

c. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya

anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena,agar sehingga,

walaupun,apabila,jika,meskipun,dan sebagainya.

Misalnya

Apabila belajar sungguh-sungguh, saudara akan berhasil dalam ujian.

d. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya :

Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya.

e. Tanda koma harus digunakan dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,

(51)

Misalnya :

Kasihan, dia harus mengikuti ujian akhir semester I lagi.

f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat.

Misalnya :

1) saya sedih sekali, kata paman, karena kamu tidak lulus.

2) Kata petugas, kamu harus berhati-hati dijalan raya.

g. Tanda koma digunakan di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian

alamat, (3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat wilayah atau negeri yang

ditulis berurutan.

Misalnya:

Anak saya mengikuti kuliah di jurusan Perbankan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Perbanas, Jalan Perbanas, Kuningan, Jakarta Selatan.

28

h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

(52)

Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 1, Bandung:Pustaka

Prima.

i. Tanda koma diguakan diantara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau

marga.

Misalnya :

A. Ansori, S.H.

j. Tanda koma digunaka untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan

aposisi.

Misalnya :

Seorang warga, selaku wakil RT 02, mengemukakan pendapatnya.

k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari

induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

misalnya :

Menteri mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan.

IK AK

(53)

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kaliamat yang setara di

dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Misalnya :

Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh; para

pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang danan

menyediakan biaya yang diperlukan.

29

4. Tanda Titik Dua ( : )

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

rangkaian atau pemerian.

Misalnya :

Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan: Sekolah Tinggi Tekhnik,

Sekolah Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum.

b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

(54)

Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Tinggi

Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum.

5. Tanda Hubung ( - )

a. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubunga bagian-bagian

ungkapan.

b. tanda hubungan dipakai untuk meerangkaikan (a) se dengan kata berikutnya

yang dimulai dengan huruf capital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan-an,

dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.

Misalnya: se-jawa, 1960-an

6. Tanda Pisah ( - )

Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan

khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya posisi atau keterangan yang

lain sehingga kalimat menjadi jelas, dan dipakai diantara dua bilangan atau

tanggal yang berarti sampai dengan atau diantara dua nama kota yang berarti

ke atau sampai,panjangnya dua ketukan.

Misalnya:

a. Kemerdekaan bangsa itu saya yakin akan tercapai diperjuangkan oleh bengsa

(55)

b. Pemerintah Habibi tahun Mei 1998- Desember 1999.

c. Bus Kranatjati jurusan Banjar-Jakarta.

30

7. Tanda Petik ( )

Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair, karangan,

istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.

Missalnya:

Hasan, Saya ikut.

Kata Sajak Aku karangan Chairil Anwar.

8. Tanda Petik Tunggal ( )

Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan

asing.

Misalnya:

Lailatil Qadar malam bernilai

9. Tanda Apostrof ( )

(56)

Tanda ini banyak digunakan dalam ragam sastra.

Contoh:

kan kucari dari akan kucari

lah tiba dari telah tiba

31

5. KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Kalimat

Sebelum kita membicarakan tentang unsur kalimat bahasa Indonesia,kita perlu

mengetahui arti dari kalimat itu sendiri,Kalimat adalah:Satuan bahasa terkecil

dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh .

Setiap kalimat yang dibentuk harus memiliki keharmonisan.Keharmonisan

kalimat artinya kalimat yang kita buat harus harmonis antara pola berpikir dan

struktur bahasa. Agar kalimat Anda harmonis, setiap kalimat yang Anda buat

harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya, seperti terdiri dari

beberapa unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan.

Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi

disebut frasa . Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.

(57)

Secara sederhana, kesatuan gagasan diwakili oleh pola sebagai berikut :

Subyek + Predikat + Obyek + Pelengkap + Keterangan

(S) (P) (O) (Pel) (Ket)

Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, benda,

sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokokpembicaraan.

1.Ciri-Ciri Subjek

- Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa kepada Predikat.

- Berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan

Contoh :

Eriza adalah salah satu fans dari Agnes Monica .

Siapa salah satu fans Agnes Monica? Jawabannya : Eriza

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan apa atau

dalam keadaan bagaimana subjek. Predikat dapat juga berupa sifat, situasi,

status, ciri atau jatidiri subjek. Fungsi predikat menyatakan pernyataan,

perintah, atau pertanyaan.

Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas

(58)

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata

aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di

depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa

dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara

(subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

Menimbulkan Pertanyaan apa atau siapa.

Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut akan ada

jawabannya.

Perhatikan pada Subyek diatas. Subyek dan predikat ditentukan secara

bersama-sama.

Kata Adalah atau Ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan Predikat

demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak

kalimat pengganti predikat.

Predikat dapat berupa :

- kata benda / frase nominal,

- kata kerja / frase verbal,

(59)

- kata bilangan / frase numeral,

- kata depan / frase preposision

Obyek (O)

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam

kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur

objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai

dengan perubahan bentuk verba predikatnya. Langsung di Belakang Predikat

Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului

predikat.

33

Pelengkap (Pel)

Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek

dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif,

objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Keterangan (Ket)

Keterangan ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai

bagian yang lainnya.

(60)

1. Berupa kata, frase dan klausa, didahului kata depan,dan tidak terikat posisi.

2. Dapat dipindah pindah posisinya . perhatikan contoh berikut:

Cintya sudah membuat tiga kue dengan bahan itu.

S P O K

Dengan bahan itu Cintya sudah membuat tiga kue .Cintya dengan bahan itu

sudah membuat tiga kue.

Dari jabatan SPOK menjadi KSPO dan SKPO .Jika tidak dapat di pindah maka

bukan keterangan.

Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal

dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat

setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran

(koordiatif-subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan

yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.

34

C. Macam-macam Kalimat

Kalimat Majemuk : kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau

(61)

1. Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang

baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.

Misalnya: Agnes menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca Majalah (kalimat tunggal II)

Agnes menulis surat dan Bapak membaca majalah

2. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa

sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di

samping pola yang sudah ada.

Misalnya:

Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi. (subjek pada

kalimat pertama diperluas)

Kalimat Tunggal :

kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan

predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur

tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak

(62)

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas

kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk

campuran.

1. Kalimat majemuk setara : kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola

kalimatnya sederajat

Kalimat majemuk setara terdiri atas:

a. Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata

tugas: dan,serta, lagipula, dan sebagainya.

Contoh: Nobita pemuda yang pintar lagi pula tampan.

35

b. Kalimat majemuk setara memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik,

maupun.

Contoh: Eriza main bola atau Eriza pergi ke lapangan.

c. Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi,

melainkan.

(63)

2. Kalimat majemuk bertingkat : terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian

kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak

kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau

dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:

a. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.

Contoh: Diakuinya(P) hal itu(S). Diakuinya(P) bahwa Agnes memang hebat

(anak kalimat pengganti subjek).

b. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.

Contoh: Katanya begitu. Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas it

c. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.

Contoh: Mereka sudah mengetahui hal itu.

Mereka sudah mengetahui bahwa dia yang menjadi peran utama.

d. Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.

Contoh: Rafli Bekerja pagi hari. Rafli bekerja ketika kami sekolah.

e. Kalimat majemuk campuran : kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil

gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga

(64)

Contoh: Ketika ia duduk minum-minum(pola atasan), datang seorang wanita

berpakaian bagus(pola bawahan), dan menggunakan kendaraan roda empat

(pola bawahan

36

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Sebagai media pemersatu, ada bebrapa point yang perlu diketahui tentang

bahasa indonesia itu sendiri. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar

2. Pemakaian bahasa indonesia baku. Inilah substansi utama dalam

menggunakan bahasa indonesia. Hal ini di dasari pada:

a. Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan,

yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.

b. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau

yang digunakan karena untuk memahaminaya dibutuhkan daya nalar yang

(65)

c. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan

prestisenya.

3. Penggunaan unsur serapan

4. Menggunakan kalimat yang tepat.

B. SARAN

Pembelajaran tentang penggunaan bahasa baik dan benar ataupun

penggunaan bahasa indonesia baku seharusnya paerlu di tanamkan sejak dini.

Hal ini juga bermanfaat untuk menghindari salah kaprah dalam berkomunjkasi.

37

DAFTAR PUSTAKA

http://google.com kata kunci ragam bahasa indonesia, unsur serapan dalam

bahasa indonesia dan bahasa baku dan nonbaku http://wikipedia.com

http://gajahpesing.blogdetik.com/bahasa-…

Arifin, Zainal, E. 1985. Cermat Berbahasa Indonesia untuk perguruan tinggi.

Jakarta: Antar Kota.

Badudu, j.s. 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhrata Media.

(66)

Keraf, Gorys. 1992. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia Untuk Umum. Jakarat:

PT. Gramedia Pustaka Utama.

TUGAS MAKALAH

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun ucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Karena

berkahan dan ridho-Nya, penyusun bisa menyelesaikan makalah tepat pada

waktunya.

Makalah yang berjudul Bahasa Indonesia, kami susun guna memenuhi tugas

mata kuliah Bahasa Indonesia.

Tak lupa juga nada terimakasih penyusun ucapkan kepada berbagai pihak

sengja atau tidak telah ikut berperan dalam penyusunan makalah ini.

Pennyusun ucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada:

1. Bapak Amal Akbar selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, yang

senantiasa membimbing kami para mahasiswanya

2. Para bloger yang tak henti-hentinya berbagi ilmu dengan cara memposting

artikel-artikel ke situs mereka

(67)

Seperti halnya manusia, makalah kami ini juga mempunyai banyak kekurangan,

olehnya itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai fihak yang

telah membaca demi perbaikan selanjutnya.

Akhir kata, penyusun ucapkan Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatu,

wa syukron

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ……… ii

BAB I PENDAHULUAN .. 1

LATAR BELAKANG 1

RUMUSAN MASALAH 1

TUJUAN PEMBAHASAN 1

BAB II PEMBAHASAN 2

RAGAM BAHASA INDONESIA . 2

BAHASA INDONESIA BAKU 8

(68)

PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN PEMAKAIAN TANDA BACA 24

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA . 32

BAB III PENUTUP 37

KESIMPULAN .. 37

KRITIK DAN SARAN . 37

DAFTAR PUSTAKA 38

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat komunikasi paling sederhana yang biasa di pegunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun demikian, ada beberapa hal y6ang

perlu diperhatikan ketika sedang menggunakan bahasa, diantaranya

penekanan atau tones, dalam bahasa tulis biasanya di tandai dengan tanda

koma (,). Salah penempatan tones akan meberikan salah persepsi terhadap

lawan bicara. Bukan hanya itu, perbedaan latar belakang kebudayaan juga

(69)

Dari beberapa contoh diatas dalam rangka menyatukan perbedaan maka

lahirlah bentuk bahasa Indonesia ragam baku dan non baku.

Bahasa baku umumnya ditegakkan melalui kamus (ejaan dan kosakata), tata

bahas perbedaan latar a, pelafalan, lembaga bahasa, status hukum, serta

penggunaan di (pemerintah, sekolah, dll )Bahasa baku atau bahasa standar

adalah ragam bahasa yang diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti

dalam perundang-undangan, surat-menyurat, dan rapat resmi. Bahasa baku

terutama digunakan sebagai bahasa persatuan dalam masyarakat bahasa yang

mempunyai banyak bahasa.).

Bahasa baku tidak dapat dipakai untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk

komunikasi resmi, wacana teknis, pembicaraan di depan umum, dan

pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar keempat penggunaan itu,

dipakai ragam tak baku.

Namun, mungkin karena tidak terbiasa atau tidak tahu, masih banyak

penggunaan kata yang tidak baku dan dibiarkan oleh lembaga bahasa.

Parahnya lagi, penggunaan kata tidak baku itu kerap muncul di iklan-iklan yang

dipublikasikan secara nasional lewat berbagai media, seperti Jaringan Handal

(seharusnya/yang baku: Jaringan Andal), juga kerap diucapkan oleh penyiar

televisi nasional yang tentu saja dianggap benar oleh pemirsanya, seperti kata

(70)

Mengingat di sekitar kita ini, masih banyak yang menganggap jika menulis,

membaca dan mengucap bahasa Indonesia harus dengan kalimat baku, baik

dan benar.

1

B. RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN RAGAM BAHASA INDONESIA

2. PERBEDAAN BAHASA BAKU DAN NON BAKU

3. APA PROBLEMATIKA YANG ADA DALAM PENERAPAN EJAAN

4. SEBUTKAN UNSUR SERAPAN DAN TANDA BACA

5. PENGERTIAN DAN JENIS KALIMAT BAHASA INDONESIA

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1.MENGIDENTIFIKASI RAGAM BAHASA INDONESIA

2.MEMBEDAKAN BAHASA BAKU DAN NON BAKU

3.MENGETAHUI PROBLEMATIKA DALAM PENERAPAN EJAAN

4.MENGETAHUI UNSUR SERAPAN SAN TANDA BACA

(71)

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dipakai dalam berbagai keperluan

tentu tidak sesuai,tetapi akan berbeda-beda disesuaikan dengan situasi dan

kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan

ragam bahasa.

Ragam bahasa berdasarkan media/sarana ada 2, yaitu ragam ragam bahasa

lisan dan ragam bahasa tulis

A. Ragam Bahasa Lisan dan Ragam Bahasa Tulisan

1. Ragam bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonem

sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa,

kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat

memanfaatkan tinggi rendah, suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau

isyarat untuk mengungkapkan ide.

(72)

a. Memerlukan kehadiran orang lain

b. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap

c. Terikat ruang dan waktu

d. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara

2. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan

tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita

berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan

ragam bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk

kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan

ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.

3

Ciri-ciri ragam bahasa tulis :

a. Tidak memerlukan kehaduran orang lain

b. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.

c. Tidak terikat ruang dan waktu

(73)

B. Ragam Sosial dan Fungsional

1. Ragam sosial

Ragam sosial adalah bahasa yang norma dan kaidahnya didasarkan pada

kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial. Dan tidak jarang ragam sosial ini

dihubungkan dengan status sosial masyarakat.

2. Ragam fungsional

Ada 3 ragam bahasa fungsional, yaitu :

a. Ragam Bahasa Bisnis

Ragam bahas bisnis adalah ragam bahasa yang digunakan dalam berbisnis

Ciri-ciri ragam bahasa bisnis :

- Menggunakan bahasa yang komunikatif

- Bahasanya cenderung resmi

- Terikat ruang dan waktu

- Membutuhkan adanyaorang lain

b. Ragam Bahasa Hukum

Ragam bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan

(74)

karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia haruslah

memenuhi syarat-syarat dan kaudah bahasa indonesia.

Ciri-ciri ragam bahasa hukum :

- Mempunyai gaya bahasa yang khusus

- Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan

- Objektif dan menekan prasangka pribadi

- Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang

diselidiki untuk menghindari kesimpangsiuran

4

3. Ragam Bahasa Sastra

Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat

tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata

bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra.

Ciri-ciri ragam bahasa sastra :

- Menggunakan kalimat yang tidak efektif

- Menggunakan kata-kata yang tidak baku

(75)

C. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang

digunakan sesuaikani dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan

bicara ,tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan

kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah

ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).

Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa

Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan

pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping

itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik

dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi

persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut

sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit

memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci,putusan pengadilan, dan

upacara.

2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada

(76)

3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang

terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di

sekolah dan dipasar.

5

4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat

digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.

5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan

yang sangat akrab dan intim .

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

Misalnya dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang

baku

Contoh:

Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid

Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino : sudah saya kerjakan pak.

Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

(77)

Dalam bahasa terdapat keanearagaman bahasa yang disebut ragam. Menurut

Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa

Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggun

Referensi

Dokumen terkait

- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke dari, dan, yang, untuk yang

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah surat kabar, dan judul karangan,

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan juga karangan kecuali kata seperti

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali kata seperti

Huruf Kapital  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata termasuk unsur kata ulang sempurna di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan