• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL) PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY DENGAN GROUP DECISION MAKING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL) PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY DENGAN GROUP DECISION MAKING"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL)

PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY DENGAN GROUP DECISION MAKING

Yahya

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. Telp. 081334063

Abstract

This article examines the model theory of out-group threaths, Social Identity and Group Decision Makings and finds out the contribution of out-group threaths and Social Identity toward the decision makings process by applying structural equation model, AMOS 6. Results showed that while out-group threats are salients influenced the positive of social identit which affected to the group decision making process. These findings support previous research conducted by Thompson dan Kray (1998) found that there is a positive relations between social identity and group decision making.

Artikel ini menguji model teori ancaman grup luar, identitas sosial, dan pembuatan keputusan dalam grup dan mencoba menemukan kontribusi ancaman grup luar dan identitas sosial terhadap proses pembuatan keputusan dengan mengaplikasikan model persamaan struktural, AMOS 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ancaman grup luar menonjol akan mempengaruhi sosial identitas yang positif yang juga mempengaruhi proses pembuatan keputusan dalam grup tersebut. Temuan-temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang digagas oleh Thompson dan Kray (1998). Mereka menemukan bahwa ada relasi positif antara identitas sosial dan pembuatan keputusan dalam sebuah grup.

Key words:social identity, group decision making, out-group threat

Pendahuluan

(2)

sosial manusia tidak bisa lepas dari lingkungan sosial, dimana individu melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Dari lingkungan sosial ini kepribadian individu bisa bertumbuh kembang dengan baik. Tanpa adanya lingkungan sosial, manusia tidak bisa hidup dengan sempurna. Untuk keperluan ini maka manusia hidup dalam kelompok-kelompok sosial

Dalam kelompoknya masing-masing, individu-individu anggota kelompok memiliki rasa saling memiliki, saling berbagi dalam berbagai

hal, dan memiliki kesamaan-kesamaan (shared in common). Kehidupan

secara berkelompok-kelompok ini memberikan kesadaran pada individu atas keberadaan diri dan kelompoknya yang berbeda dengan kelompok lain yang kemudian disebut dengan identitas sosial. Kesadaran akan identitas kelompok menjadikan individu membuat kategori-kategori sosial yang membedakan kelompoknya dengan kelompok lain, memberikan penilaian positif pada kelompoknya dan membangun suatu kepercayaan diri dengan cara mempersepsikan kelompoknya memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh kelompok lain.

Keberadaan identitas sosial bagi suatu kelompok adalah penting, karena dengan identitas sosial keberadaan dan keberpihakan anggota-anggota dari kelompok tetap bisa dipertahankan dan dinamika kelompok bisa berjalan dengan baik. Identitas sosial menghubungkan individu dengan individu sesama kelompok (intergroup relationship) dan juga menghubungkan individu atau kelompok dengan individu atau kelompok luar (intergroup relationship). Identitas sosial ini juga menjadi faktor dominan yang memberikan berbagai pengaruh pada aktifitas kelompok. Salah satunya adalah pada proses pengambilan keputusan pada kelompok.

Pengambilan atau pembuatan keputusan kelompok merupakan salah satu bentuk dari dinamika kelompok, dimana dalam menjalankan roda kehidupan kelompok melibatkan pemuatan keputusan-keputusan

kelompok, baik keputusan yang terkait dengan kehidupan intern

(3)

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, proses pengambilan keputusan pada kelompok tidak semudah dan sesederhana sebagaimana pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu. Pengambilan keputusan kelompok melibatkan kepentingan dari sejumlah anggota-anggota kelompok dan bisa berpengaruh pada orientasi kelompok.

Berangkat dari uraian di atas, permasalahan yang menarik untuk dijawab dalam makalah ini adalah (1) apakah hubungan antara identitas sosial dan ancaman dari kelompok berperan terhadap pembuatan keputusan kelompok? (2) bagaimana proses masing-masing prediktor pada identitas sosial dan ancaman-ancaman dari luar memberikan kontribusi pada proses pembuatan keputusan?

Identitas Sosial

Hogg dan Abrams mengatakan identitas sosial merupakan

pengetahuan dari seseorang yang berasal dari sebuah kategori sosial atau kelompok sosial (Stets & Burke, 1998: 4). Kelompok Sosial adalah sejumlah individu yang memiliki identifikasi atau pandangan yang sama dengan anggota dari kategori sosial yang sama. Melalui proses

perbandingan sosial, orang–orang yang sama self-nya dengan self yang

dikategorikan dilabelkan sebagai in-group, sedangkan orang yang self-nya

berbeda dikategorikan sebagaiout-group.

Indikator Identitas Sosial

a. Komitmen Kelompok (group commitment)

Group commitment dimaksudkan sebagai komitmen kelompok yang dimiliki oleh anggota kelompok, sejauhmana anggota-anggota kelompok terikat dengan komitmen kelompoknya. Studi-studi yang dilakukan tentang komitmen kelompok menunjukkan adanya korelasi positif antara komitmen yang dimiliki oleh anggota kelompok dengan identitas sosial kelompoknya. Semakin tinggi komitmen kelompok, semakin nyata identitas sosial yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

b. Identifikasi Kelompok(Group identification)

Yang dimaksud dengan Identifikasi Kelompok adalah

(4)

mengidentifikasikan dirinya (indvidual-self) dengan identitas kelompok. Sebagian dari studi ini mengklasifikasikan level

identifikasi kelompok ke dalam kategori-kategori sepertihigh identifier

dan low identifier (Cameron et al, 2005: 73–88; Jetten & Mcauliffe, 2002: 32)

Dalam pandangan teori identitas sosial, tingkat identifikasi

anggota-anggota para kelompoknya memberikan kontribusi

signifikan pada identitas sosial kelompok. Semakin tinggi identifikasi kelompok yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok berdampak pada semakin kuatnya identitas sosial pada kelompok secara keseluruhan.

c. Homogenitas (Homogeinity)

Sejumlah penelitan tentang hubungan keterkaitan antara identitas sosial dengan homoginitas kelompok telah banyak dilakukan. Hasil dari penelitian-penelitan ini menunjukkan bahwa tingkat homogenitas dari kelompok berpengaruh positif pada identitas sosial yang yang dimiliki oleh kelompok (Doosje, Spears, dan Postmes, 1995: 161-198). diketahui bahwa tingkat homogenitas dari anggota-anggota kelompok memberikan konstribusi positif pada identitas sosial kelompok. Semakin homogen suatu kelompok semakin kuat identitas sosial yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

(5)

d. Self-esteem

Menurut teori identitas sosial, perilaku intergroupdimulai dengan

proses pengadopsian identitas sosial. Sebagaimana identitas personal didefinisikan sebagai keunikan yang dimiliki seorang individu yang menjadi ciri khas dan membedakannya dengan individu lainnya, identitas sosial juga memiliki kesamaan keunikan, hanya saja konteks keunikannya ada pada level kelompok, yaitu keunikan yang khas dari kelompok yang membedakannya dengan kelompok lain. Identitas sosial berhubungan dengan perbandingan berdasarkan atas perbandingan sosial yang dilakukan oleh anggota kelompok antara kelompoknya dengan kelompok lain yang relevan (Reicher, 2001: 182-207). Perbandingan sosial yang dilakukan terjadi pada level kelompok, bukan pada level individu

Pada saat identitas sosial menonjol, semua proses dan konstruksi yang berkaitan harus dihubungkan dengan diri pada dataran kolektif (collective-self), termasuk di dalamnya self-esteem dan self-enhancement.

Keberadaan self-esteem dan self-enhancement yang dimiliki individu

sebagai anggota kelompok, menurut teori identitas sosial, memiliki kontribusi yang besar pada terbentuknya identitas sosial yang positif.

Out-Group Threats

Out-Group Threats adalah ancaman yang dirasakan atau dialami oleh suatu kelompok yang berasal dari kelompok lain. Menurut teori identitas sosial, setiap kelompok memiliki identitas sosialnya sendiri dan menganggap bahwa kelompoknya memiliki keunggulan dibanding dengan kelompok lain. Berdasarkan teori ini, keberadaan kelompok lain yang memiliki kesamaan dengan suatu kelompok bisa dianggap ancaman terhadap keberadaan dan identitas kelompok tersebut. Dua aspek ancaman dari kelompok luar yang berdampak pada identitas sosial dan proses pembuatan keputusan kelompok

adalah tingkatperformancekelompok luar. Semakin tinggiperformance

kelompok luar semakin memberikan ancaman pada identitas sosial yang berdampak pada proses pembuatan keputusan kelompok. Hal yang sama juga terjadi pada aspek superioritas yang dimiliki oleh

(6)

Pembuatan Keputusan Kelompok (Group Decision Making)

Keputusan kelompok merupakan produk dari sebuah proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif oleh anggota-anggota kelompok, yang seringkali dilakukan oleh para elit anggotanya. Pembuatan keputusan pada kelompok biasanya dilakukan dalam rangka mempertahankan keberadaan kelompoknya. Jenis dan bentuk serta wilayah pengambilan keputusan tidak sama pada semua kelompok. Pengambilan keputusan biasanya disesuaikan dengan jenis dan karakter dari masing-masing kelompok.

Sekalipun pengambilan keputusan kelompok dilakukan untuk

kepentingan mempertahankan suatu kelompok, pembuatan

keputusan ini bukanlah hal yang sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah, karena pengambilan keputusan pada kelompok berdampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok yang seringkali bersifat dilematis, terutama pengambilan keputusan yang berakibat pada perubahan-perubahan pada kelompok, baik perubahan pada orientasi kelompok secara keseluruhan, maupun perubahan pada anggota kelompok.

Indikator Group Decision Making

Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengambilan keputusan pada kelompok, ditemukan beberapa aspek yang seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok, yaitu aspek hubungan interpersonal anggota-anggota kelompok, keadilan dalam pengambilan keputusan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang terdapat pada anggota kelompok.

a. Hubungan Interpersonal Anggota Kelompok

Secara umum, dinamika kehidupan kelompok sangat tergantung pada pola interaksi individu-individu anggotanya. Dari interaksi sosial inilah kemudian terbentuk hubungan-hubungan personal anggotanya. Semakin dekat hubungan interpersonal diantara anggota kelompok akan menjadikan kelompok semakin kuat dan solid yang kemudian berdampak pada proses pengambilan keputusan. Dengan adanya hubungan interpersonal yang sehat dalam suatu kelompok

(7)

kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda atas keputusan kelompok yang dibuat.

b. Kejujuran dan Keadilan (fairness and justice)

Faktor lain yang menyertai pengambilan keputusan adalah kejujuran dan keadilan pada proses pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan berdampak pada semua anggota kelompok. Persepsi tentang kejujuran dan keadilan ini berpengaruh pada kualitas pengambilan keputusan dan pada penerimaan dan pelaksanaan keputusan oleh anggota-anggota kelompok. Karena itu, efektifitas keputusan ditentukan oleh sejauhmana keputusan itu dipersepsikan oleh anggota sebagai keputusan yang adil.

Keputusan yang efektif adalah keputusan yang didasarkan pada keberpihakan yang sebesar-besarnya pada kepentingan kelompok dengan menghindari pengambilan keputusan berdasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi (Thompson dan Kray, 1998: 34).

c. Kepentingan-Kepentingan Pribadi (self-interest) Anggota

Kelompok

Pada pembuatan keputusan kelompok, kepentingan-kepentingan pribadi antar anggota kelompok sering menjadi permasalahan yang serius, terutama apabila kepentingan tersebut saling bertentangan satu sama lain. Dalam pengambilan keputusan kelompok, selain berdasarkan atas kepentingan kelompok, diperlukan keputusan yang bisa mengakomodasi kepentingan-kentingan pribadi anggota-anggota kelompok. Pengambilan keputusan dibuat sedemikian rupa sehingga meminimalkan adanya keputusan kelompok yang kontra-produktif dengan kepentingan anggotanya.

Korelasi Identitas Sosial dengan Group Decision Making

Identitas sosial adalah kepribadian atau personality yang dimiliki

oleh kelompok. Sebagaimana pada personality yang menunjukkan

(8)

Bangunan Identitas sosial pada kelompok ditopang oleh beberapa faktor utama, yaitu komitmen dan tingkat identifikasi

anggota pada kelompok, homogenitas kelompok serta self-esteem

kelompok. Dari ke empat faktor inilah identitas dan dinamika dari sebuah kelompok terwujud.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomson dan Kray membuktikan adanya hubungan positif antara identitas sosial dengan pengambilan keputusan pada kelompok (Thompson dan Kray, 1998: 289-311).

Aspek lain yang terkait dengan identitas sosial dan pengambilan keputusan adalah variabel ancaman yang berasal dari luar kelompok. Ancaman kelompok luar ini memiliki hubungan covarian dengan identitas sosial dan juga memberikan kontribusi pada kelompok untuk melakukan pengmbilan keputusan kelompok.

Dari uraian di atas, tampak adanya benang merah yang menghubungkan antara identitas sosial sebagai perangkat penting pada kelompok dengan keputusan-keputusan yang dilakukan pada kelompok. Identitas sosial sebagai ciri khas yang menjadi karakter kelompok akan berpengaruh besar terhadap semua dinamika yang terjadi pada suatu kelompok termasuk didalamnya proses pembuatan keputusan kelompok. Gambar 1 berikut ini menunjukkan model hubungan antara identitas sosial dengan keputusan kelompok:

Gambar 1. Model Hubungan Indentitas Sosial dengan Pembuatan Keputusan Kelompok

Group Commitmen

Group Homogeneity

Group Identification

Self-Esteem

Interpersonal Relationship

Fairness & Justice

Self-Interest

Grouip Decison Making

Social Identity Out-Group

(9)

Metode

Definisi Operasional

a. Social Identity atau Identitas Sosial adalah konsep diri yang dimiliki secara bersama-sama oleh anggota suatu kelompok sosial yang sama yang membedakannya dengan kelompok sosial lain. Identitas merupakan semacam kepribadian kolektif yang dimiliki oleh anggota dari suatu kelompok.

Identitas sosial merupakan variabel laten (latent variable) yang diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan pada empat sub

variabel, yaitu group commitment (komitmen kelompok), group

identification (identifikasi kelompok), homogeneity (tingkat

kesamaan anggota kelompok) dan self-esteem (harga diri

kelompok).

b. Out-Group Threats atau ancaman kelompok luar adalah ancaman yang berasal dari kelompok luar. Dalam hubungan antar kelompok, ancaman kelompok luar berkaitan dengan kompetisi kelompok dengan kelompok luar. Variabel ancaman kelompok luar merupakan variabel laten dengan prediktor tingkat

superioritas kelompok luar dan penampilan (performance)

kelompok luar.

c. Group Decision Making atau pembuatan keputusan kelompok adalah semua keputusan yang dilakukan dan diberlakukan pada tingkat kelompok dan mengiat semua anggota kelompok yang digunakan untuk kepentingan mempertahankan eksistensi kelompok.

Pembuatan Keputusan Kelompok ini merupakan variabel laten yang diperoleh dari pengukuran tiga sub-variabel; yaitu sub variabel hubungan interpersonal (interpersonal relationship), keterbukaan dan keadilan (fairness and Justice) dan sub variabel kepentingan individu (self interest)

Hipotesis

a. Hipotesis Mayor

Adanya kesesuaian antara model yang disusun dengan model ideal

(10)

Group

Terdapat korelasi antara identitas sosial (social identity) dan

ancaman luar (out-group threats) dengan pembuatan keputusan

kelompok (group decision making). Model Hipotetis

Dari semua uraian di atas, model hipotetis yang diusulkan disini

berkaitan dengan hubungan antara variable Social Identity (Identitas

Sosial) danOut-Group Threats denganGroup Decision Making(Pembuatan

Keputusan Kelompok) dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Model HubunganSocial IdentitydanOut-Group Threats

denganGroup Decision Making

Hasil dan Pembahasan

Aplikasi Analisis dengan menggunakan analisis model persamaan struktural (SEM) ini dilakukan dengan mengambil data dari questioner yang disusun yang berisi pertanyaan yang terkait dengan tiga variabel penelitian; yaitu out-group threats, tingkat identitas sosial kelompok dan

decision making process. Populasi penelitian diambil dari kelompok guru dan pimpinan di jajaran SDI Insan Amanah, Malang. Kemudian data digunakan dalam proses aplikasi analisis model persamaan struktural

(SEM) pada model hubungansocial identitydengangroup decision making.

Hasil analisis model persamaan struktural (SEM) dengan menggunakan AMOS pada data yang terkumpul yang disajikan ke dalam

model hubungan social identity dengan group decision making bisa dilihat

(11)

,89

Gambar 3.Hasil Analisis SEM Model HubunganSocial Identity dan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa model hipotesis tidak menunjukkan persamaan antara model teoritis dengan data, karena

indeks chi-square menunjukkan angka = 29.495, signifikansi = 0.164.

Kesimpulan ini juga didukung oleh indeks RMSEA, yaitu = 0.27. Sedangkan indeks ini berbeda dengan indeks GFI = 0.98. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model hipotesis, dengan

menghubungkan skor error dari variabel-variabel amatan dari kelompok

social identity dengan variabel-variable amatan dari out-group threats, yaitu

antara skor error group idenification dengan performance dan antara group

homogenity dengan superiority Sementara modifikasi lebih lanjut dilakukan

dengan memberikan hubungan covarian skor error dari variabel amatan

(12)

Group

Gambar 4. Hasil Analisis SEM Model HubunganSocial Identity dan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model seperti langkah di atas, hasil analisis SEM menunjukkan model yang fit, dengan Chi-Square = 15.965, signifikansi = 0.719, Indeks GFI = 0.991 dan RMSEA = 0.000 yang menunjukkan skor yang memadai. Hasil analisa setelah dilakukan modifikasi ini disajikan pada Gambar 5 berikut ini:

Gambar 5.Modifikasi SEM Model HubunganSocial Identitydan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making

(13)

Tabel 1. Goodness of Fit Indices (Ferdinand, 2005: 92)

Goodness of fit index Cut-of value

2

χ -Chi-squary Diharapkan kecil

Significance Probability 0.05

RMSEA 0.08 skor Social Identity, Out-Group Threats dan Group Decision Making

merupakan model yang fit. Analisis selanjutnya dilakukan untuk melihat estimasi regresi masing-masing variabel. Dari data pada Tabel 2 di bawah ini skor analisis yang menunjukkan hubungan antara semua variabel

Social Identity dan Out-Group Threats dengan Decision Making

diestimasikan:

Tabel 2.Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default

model)

,377 ,964 ,506 1,000

Superiority ,879 ,344 ,585 ,353 1,000 Performan

ce ,769 ,300 ,511 ,290 ,676 1,000 Self-esteem ,377 ,965 ,506 ,930 ,331 ,290 1,000 fairness &

Justice ,555 ,438 ,835 ,422 ,488 ,427 ,423 1,000

(14)

Out-,460 ,363 ,691 ,350 ,404 ,353 ,350 ,577 ,613 1,000

Group commitme nt

,369 ,945 ,496 ,905 ,323 ,284 ,912 ,439 ,440 ,343 1,000

Group identificati on

,374 ,956 ,502 ,922 ,328 ,309 ,922 ,419 ,445 ,347 ,903 1,000

(p > 0.05)

Berdasarkan atas analisa data yang diperoleh melalui analisis Model Persamaan Struktural (SEM), dengan beberapa modifikasi yang disarankan oleh program AMOS 6, ditemukan adanya kesesuaian antara model teori dengan model ideal. Dengan demikian hipotesis mayor diterima.

Hipotesis minor pada penelitian ini juga terpenuhi; yaitu adanya korelasi antara social identity dan out-group threats dengan group decision making. Penerimaan hipotesis mendukung hasil penelitian serupa yang

dilakukan oleh Thomson dan Kray yang hasil penelitiannya

menunjukkan adanya korelasi positif antara identitas sosial (social

identity) dengan pengambilan keputusan pada kelompok group decision making(Thompson dan Kray, 1998 : 311).

Simpulan

Dari hasil analisis Model Persamaan Struktural (SEM) pada

model hubungan antara identitas sosial (social identity) dengan

pengambilan keputusan kelompok (group decision making) dengan AMOS

menunjukkan bahwa hipotesis mayor dan minor dapat terpenuhi. Kendati demikian, subyek yang digunakan pada penelitian ini masih baru pada komunitas satu sekolah dasar Islam yang entu temuan hasil pengukuran ini masih perlu dikembangkan kepada level populasi yang lebih besar.

Daftar Pustaka

(15)

Treatened National Identity: A Field Study", Group Processes & Intergroup Relations Vol. 8 No. 1.

Jetten, Jolanda, Postmes, Tom dan Mcauliffe, Brendan J. 2002.”We’re

All Individuals’: Group Norms of Individualism and Collectivism, Levels of Identification and Identity Threat", European Journal of Social Psychology.

Reicher, S. D. 2001.The Psychology of Crowd Dynamics, dalam M. A. Hogg

& R. S. Tindale (Eds.), Blackwell handbook of social psychology: Group Processes. Oxford: Blackwell.

Doosje, Reicher S., Spears, R., dan Postmes, T. 1995. A Socal Identity Model of Deindividuation Phenomena. European Review of Social Psychology.

Stets, Jan E. dan Burke, Peter J. 1998. Identity Theory and Socal identity Theory, paper presented at the meetings of the American Sociological Association, held in San Francisco.

Thompson, Leigh dan Kray, Laura J. 1998. Cohesion and Respect: An

Gambar

Gambar 1. Model Hubungan Indentitas Sosial dengan Pembuatan
Gambar 2. Model HubunganPerformanceSuperiority Social Identity dan Out-Group Threats
Gambar 3. Hasil Analisis SEM Model Hubungan Social Identity dan Out-Group Threats dengan Group Decision Making
Gambar 4. Hasil Analisis SEM Model Hubungan Social Identity dan Out-Group Threats dengan Group Decision Making
+2

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya dikotomi ilmu pengetahuan Islam dengan ilmu-ilmu umum menyebabkan para ilmuan Islam berusaha melakukan Islamisasi atau integrasi kedua ilmu tersebut,

Apabila nilai burden atau impedansi terukur pada arus 1A melebihi rating burden nominal CT (dalam satuan VA), atau impedansi terukur pada arus 1A melebihi rating burden nominal

Ketakutan- ketakutan itulah yang memaksa individu untuk tetap bertahan di dalam organisasi, apapun yang terjadi ia akan tetap bekerja di perusahaan (dalam Yuwono, dkk., 2005:

Hal ini diperkirakan disebabkan terjadi satu kesalahan pada saat melakukan penelitian yaitu dalam hal mengaduk larutan teh yang terlalu cepat sehingga kadar kafein

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa sudah cukup baik terkait dalam keberanian dalam proses belajar, pantang menyerah, dan menunjukkan sikap yang tenang

Variabel independen yaitu modal kerja, produktivitas tenaga kerja, upah tenaga kerja dan usia usaha secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

RESERVOIR Pekerjaan Pondasi dan Struktur Galian Tanah Reservoir dan Pondasi Urugan Pasir Bawah Pondasi Urugan Pasir Bawah Lantai Lantai Kerja Bawah Pondasi Beton Tumbuk Lantai

Terkait pembangunan infrastruktur yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah, dalam kesempatan itu ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur memang