MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL)
PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY DENGAN GROUP DECISION MAKING
Yahya
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. Telp. 081334063
Abstract
This article examines the model theory of out-group threaths, Social Identity and Group Decision Makings and finds out the contribution of out-group threaths and Social Identity toward the decision makings process by applying structural equation model, AMOS 6. Results showed that while out-group threats are salients influenced the positive of social identit which affected to the group decision making process. These findings support previous research conducted by Thompson dan Kray (1998) found that there is a positive relations between social identity and group decision making.
Artikel ini menguji model teori ancaman grup luar, identitas sosial, dan pembuatan keputusan dalam grup dan mencoba menemukan kontribusi ancaman grup luar dan identitas sosial terhadap proses pembuatan keputusan dengan mengaplikasikan model persamaan struktural, AMOS 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ancaman grup luar menonjol akan mempengaruhi sosial identitas yang positif yang juga mempengaruhi proses pembuatan keputusan dalam grup tersebut. Temuan-temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang digagas oleh Thompson dan Kray (1998). Mereka menemukan bahwa ada relasi positif antara identitas sosial dan pembuatan keputusan dalam sebuah grup.
Key words:social identity, group decision making, out-group threat
Pendahuluan
sosial manusia tidak bisa lepas dari lingkungan sosial, dimana individu melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Dari lingkungan sosial ini kepribadian individu bisa bertumbuh kembang dengan baik. Tanpa adanya lingkungan sosial, manusia tidak bisa hidup dengan sempurna. Untuk keperluan ini maka manusia hidup dalam kelompok-kelompok sosial
Dalam kelompoknya masing-masing, individu-individu anggota kelompok memiliki rasa saling memiliki, saling berbagi dalam berbagai
hal, dan memiliki kesamaan-kesamaan (shared in common). Kehidupan
secara berkelompok-kelompok ini memberikan kesadaran pada individu atas keberadaan diri dan kelompoknya yang berbeda dengan kelompok lain yang kemudian disebut dengan identitas sosial. Kesadaran akan identitas kelompok menjadikan individu membuat kategori-kategori sosial yang membedakan kelompoknya dengan kelompok lain, memberikan penilaian positif pada kelompoknya dan membangun suatu kepercayaan diri dengan cara mempersepsikan kelompoknya memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh kelompok lain.
Keberadaan identitas sosial bagi suatu kelompok adalah penting, karena dengan identitas sosial keberadaan dan keberpihakan anggota-anggota dari kelompok tetap bisa dipertahankan dan dinamika kelompok bisa berjalan dengan baik. Identitas sosial menghubungkan individu dengan individu sesama kelompok (intergroup relationship) dan juga menghubungkan individu atau kelompok dengan individu atau kelompok luar (intergroup relationship). Identitas sosial ini juga menjadi faktor dominan yang memberikan berbagai pengaruh pada aktifitas kelompok. Salah satunya adalah pada proses pengambilan keputusan pada kelompok.
Pengambilan atau pembuatan keputusan kelompok merupakan salah satu bentuk dari dinamika kelompok, dimana dalam menjalankan roda kehidupan kelompok melibatkan pemuatan keputusan-keputusan
kelompok, baik keputusan yang terkait dengan kehidupan intern
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, proses pengambilan keputusan pada kelompok tidak semudah dan sesederhana sebagaimana pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu. Pengambilan keputusan kelompok melibatkan kepentingan dari sejumlah anggota-anggota kelompok dan bisa berpengaruh pada orientasi kelompok.
Berangkat dari uraian di atas, permasalahan yang menarik untuk dijawab dalam makalah ini adalah (1) apakah hubungan antara identitas sosial dan ancaman dari kelompok berperan terhadap pembuatan keputusan kelompok? (2) bagaimana proses masing-masing prediktor pada identitas sosial dan ancaman-ancaman dari luar memberikan kontribusi pada proses pembuatan keputusan?
Identitas Sosial
Hogg dan Abrams mengatakan identitas sosial merupakan
pengetahuan dari seseorang yang berasal dari sebuah kategori sosial atau kelompok sosial (Stets & Burke, 1998: 4). Kelompok Sosial adalah sejumlah individu yang memiliki identifikasi atau pandangan yang sama dengan anggota dari kategori sosial yang sama. Melalui proses
perbandingan sosial, orang–orang yang sama self-nya dengan self yang
dikategorikan dilabelkan sebagai in-group, sedangkan orang yang self-nya
berbeda dikategorikan sebagaiout-group.
Indikator Identitas Sosial
a. Komitmen Kelompok (group commitment)
Group commitment dimaksudkan sebagai komitmen kelompok yang dimiliki oleh anggota kelompok, sejauhmana anggota-anggota kelompok terikat dengan komitmen kelompoknya. Studi-studi yang dilakukan tentang komitmen kelompok menunjukkan adanya korelasi positif antara komitmen yang dimiliki oleh anggota kelompok dengan identitas sosial kelompoknya. Semakin tinggi komitmen kelompok, semakin nyata identitas sosial yang dimiliki oleh kelompok tersebut.
b. Identifikasi Kelompok(Group identification)
Yang dimaksud dengan Identifikasi Kelompok adalah
mengidentifikasikan dirinya (indvidual-self) dengan identitas kelompok. Sebagian dari studi ini mengklasifikasikan level
identifikasi kelompok ke dalam kategori-kategori sepertihigh identifier
dan low identifier (Cameron et al, 2005: 73–88; Jetten & Mcauliffe, 2002: 32)
Dalam pandangan teori identitas sosial, tingkat identifikasi
anggota-anggota para kelompoknya memberikan kontribusi
signifikan pada identitas sosial kelompok. Semakin tinggi identifikasi kelompok yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok berdampak pada semakin kuatnya identitas sosial pada kelompok secara keseluruhan.
c. Homogenitas (Homogeinity)
Sejumlah penelitan tentang hubungan keterkaitan antara identitas sosial dengan homoginitas kelompok telah banyak dilakukan. Hasil dari penelitian-penelitan ini menunjukkan bahwa tingkat homogenitas dari kelompok berpengaruh positif pada identitas sosial yang yang dimiliki oleh kelompok (Doosje, Spears, dan Postmes, 1995: 161-198). diketahui bahwa tingkat homogenitas dari anggota-anggota kelompok memberikan konstribusi positif pada identitas sosial kelompok. Semakin homogen suatu kelompok semakin kuat identitas sosial yang dimiliki oleh kelompok tersebut.
d. Self-esteem
Menurut teori identitas sosial, perilaku intergroupdimulai dengan
proses pengadopsian identitas sosial. Sebagaimana identitas personal didefinisikan sebagai keunikan yang dimiliki seorang individu yang menjadi ciri khas dan membedakannya dengan individu lainnya, identitas sosial juga memiliki kesamaan keunikan, hanya saja konteks keunikannya ada pada level kelompok, yaitu keunikan yang khas dari kelompok yang membedakannya dengan kelompok lain. Identitas sosial berhubungan dengan perbandingan berdasarkan atas perbandingan sosial yang dilakukan oleh anggota kelompok antara kelompoknya dengan kelompok lain yang relevan (Reicher, 2001: 182-207). Perbandingan sosial yang dilakukan terjadi pada level kelompok, bukan pada level individu
Pada saat identitas sosial menonjol, semua proses dan konstruksi yang berkaitan harus dihubungkan dengan diri pada dataran kolektif (collective-self), termasuk di dalamnya self-esteem dan self-enhancement.
Keberadaan self-esteem dan self-enhancement yang dimiliki individu
sebagai anggota kelompok, menurut teori identitas sosial, memiliki kontribusi yang besar pada terbentuknya identitas sosial yang positif.
Out-Group Threats
Out-Group Threats adalah ancaman yang dirasakan atau dialami oleh suatu kelompok yang berasal dari kelompok lain. Menurut teori identitas sosial, setiap kelompok memiliki identitas sosialnya sendiri dan menganggap bahwa kelompoknya memiliki keunggulan dibanding dengan kelompok lain. Berdasarkan teori ini, keberadaan kelompok lain yang memiliki kesamaan dengan suatu kelompok bisa dianggap ancaman terhadap keberadaan dan identitas kelompok tersebut. Dua aspek ancaman dari kelompok luar yang berdampak pada identitas sosial dan proses pembuatan keputusan kelompok
adalah tingkatperformancekelompok luar. Semakin tinggiperformance
kelompok luar semakin memberikan ancaman pada identitas sosial yang berdampak pada proses pembuatan keputusan kelompok. Hal yang sama juga terjadi pada aspek superioritas yang dimiliki oleh
Pembuatan Keputusan Kelompok (Group Decision Making)
Keputusan kelompok merupakan produk dari sebuah proses pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif oleh anggota-anggota kelompok, yang seringkali dilakukan oleh para elit anggotanya. Pembuatan keputusan pada kelompok biasanya dilakukan dalam rangka mempertahankan keberadaan kelompoknya. Jenis dan bentuk serta wilayah pengambilan keputusan tidak sama pada semua kelompok. Pengambilan keputusan biasanya disesuaikan dengan jenis dan karakter dari masing-masing kelompok.
Sekalipun pengambilan keputusan kelompok dilakukan untuk
kepentingan mempertahankan suatu kelompok, pembuatan
keputusan ini bukanlah hal yang sederhana yang bisa dilakukan dengan mudah, karena pengambilan keputusan pada kelompok berdampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok yang seringkali bersifat dilematis, terutama pengambilan keputusan yang berakibat pada perubahan-perubahan pada kelompok, baik perubahan pada orientasi kelompok secara keseluruhan, maupun perubahan pada anggota kelompok.
Indikator Group Decision Making
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengambilan keputusan pada kelompok, ditemukan beberapa aspek yang seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok, yaitu aspek hubungan interpersonal anggota-anggota kelompok, keadilan dalam pengambilan keputusan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang terdapat pada anggota kelompok.
a. Hubungan Interpersonal Anggota Kelompok
Secara umum, dinamika kehidupan kelompok sangat tergantung pada pola interaksi individu-individu anggotanya. Dari interaksi sosial inilah kemudian terbentuk hubungan-hubungan personal anggotanya. Semakin dekat hubungan interpersonal diantara anggota kelompok akan menjadikan kelompok semakin kuat dan solid yang kemudian berdampak pada proses pengambilan keputusan. Dengan adanya hubungan interpersonal yang sehat dalam suatu kelompok
kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda atas keputusan kelompok yang dibuat.
b. Kejujuran dan Keadilan (fairness and justice)
Faktor lain yang menyertai pengambilan keputusan adalah kejujuran dan keadilan pada proses pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan berdampak pada semua anggota kelompok. Persepsi tentang kejujuran dan keadilan ini berpengaruh pada kualitas pengambilan keputusan dan pada penerimaan dan pelaksanaan keputusan oleh anggota-anggota kelompok. Karena itu, efektifitas keputusan ditentukan oleh sejauhmana keputusan itu dipersepsikan oleh anggota sebagai keputusan yang adil.
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang didasarkan pada keberpihakan yang sebesar-besarnya pada kepentingan kelompok dengan menghindari pengambilan keputusan berdasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi (Thompson dan Kray, 1998: 34).
c. Kepentingan-Kepentingan Pribadi (self-interest) Anggota
Kelompok
Pada pembuatan keputusan kelompok, kepentingan-kepentingan pribadi antar anggota kelompok sering menjadi permasalahan yang serius, terutama apabila kepentingan tersebut saling bertentangan satu sama lain. Dalam pengambilan keputusan kelompok, selain berdasarkan atas kepentingan kelompok, diperlukan keputusan yang bisa mengakomodasi kepentingan-kentingan pribadi anggota-anggota kelompok. Pengambilan keputusan dibuat sedemikian rupa sehingga meminimalkan adanya keputusan kelompok yang kontra-produktif dengan kepentingan anggotanya.
Korelasi Identitas Sosial dengan Group Decision Making
Identitas sosial adalah kepribadian atau personality yang dimiliki
oleh kelompok. Sebagaimana pada personality yang menunjukkan
Bangunan Identitas sosial pada kelompok ditopang oleh beberapa faktor utama, yaitu komitmen dan tingkat identifikasi
anggota pada kelompok, homogenitas kelompok serta self-esteem
kelompok. Dari ke empat faktor inilah identitas dan dinamika dari sebuah kelompok terwujud.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomson dan Kray membuktikan adanya hubungan positif antara identitas sosial dengan pengambilan keputusan pada kelompok (Thompson dan Kray, 1998: 289-311).
Aspek lain yang terkait dengan identitas sosial dan pengambilan keputusan adalah variabel ancaman yang berasal dari luar kelompok. Ancaman kelompok luar ini memiliki hubungan covarian dengan identitas sosial dan juga memberikan kontribusi pada kelompok untuk melakukan pengmbilan keputusan kelompok.
Dari uraian di atas, tampak adanya benang merah yang menghubungkan antara identitas sosial sebagai perangkat penting pada kelompok dengan keputusan-keputusan yang dilakukan pada kelompok. Identitas sosial sebagai ciri khas yang menjadi karakter kelompok akan berpengaruh besar terhadap semua dinamika yang terjadi pada suatu kelompok termasuk didalamnya proses pembuatan keputusan kelompok. Gambar 1 berikut ini menunjukkan model hubungan antara identitas sosial dengan keputusan kelompok:
Gambar 1. Model Hubungan Indentitas Sosial dengan Pembuatan Keputusan Kelompok
Group Commitmen
Group Homogeneity
Group Identification
Self-Esteem
Interpersonal Relationship
Fairness & Justice
Self-Interest
Grouip Decison Making
Social Identity Out-Group
Metode
Definisi Operasional
a. Social Identity atau Identitas Sosial adalah konsep diri yang dimiliki secara bersama-sama oleh anggota suatu kelompok sosial yang sama yang membedakannya dengan kelompok sosial lain. Identitas merupakan semacam kepribadian kolektif yang dimiliki oleh anggota dari suatu kelompok.
Identitas sosial merupakan variabel laten (latent variable) yang diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan pada empat sub
variabel, yaitu group commitment (komitmen kelompok), group
identification (identifikasi kelompok), homogeneity (tingkat
kesamaan anggota kelompok) dan self-esteem (harga diri
kelompok).
b. Out-Group Threats atau ancaman kelompok luar adalah ancaman yang berasal dari kelompok luar. Dalam hubungan antar kelompok, ancaman kelompok luar berkaitan dengan kompetisi kelompok dengan kelompok luar. Variabel ancaman kelompok luar merupakan variabel laten dengan prediktor tingkat
superioritas kelompok luar dan penampilan (performance)
kelompok luar.
c. Group Decision Making atau pembuatan keputusan kelompok adalah semua keputusan yang dilakukan dan diberlakukan pada tingkat kelompok dan mengiat semua anggota kelompok yang digunakan untuk kepentingan mempertahankan eksistensi kelompok.
Pembuatan Keputusan Kelompok ini merupakan variabel laten yang diperoleh dari pengukuran tiga sub-variabel; yaitu sub variabel hubungan interpersonal (interpersonal relationship), keterbukaan dan keadilan (fairness and Justice) dan sub variabel kepentingan individu (self interest)
Hipotesis
a. Hipotesis Mayor
Adanya kesesuaian antara model yang disusun dengan model ideal
Group
Terdapat korelasi antara identitas sosial (social identity) dan
ancaman luar (out-group threats) dengan pembuatan keputusan
kelompok (group decision making). Model Hipotetis
Dari semua uraian di atas, model hipotetis yang diusulkan disini
berkaitan dengan hubungan antara variable Social Identity (Identitas
Sosial) danOut-Group Threats denganGroup Decision Making(Pembuatan
Keputusan Kelompok) dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2. Model HubunganSocial IdentitydanOut-Group Threats
denganGroup Decision Making
Hasil dan Pembahasan
Aplikasi Analisis dengan menggunakan analisis model persamaan struktural (SEM) ini dilakukan dengan mengambil data dari questioner yang disusun yang berisi pertanyaan yang terkait dengan tiga variabel penelitian; yaitu out-group threats, tingkat identitas sosial kelompok dan
decision making process. Populasi penelitian diambil dari kelompok guru dan pimpinan di jajaran SDI Insan Amanah, Malang. Kemudian data digunakan dalam proses aplikasi analisis model persamaan struktural
(SEM) pada model hubungansocial identitydengangroup decision making.
Hasil analisis model persamaan struktural (SEM) dengan menggunakan AMOS pada data yang terkumpul yang disajikan ke dalam
model hubungan social identity dengan group decision making bisa dilihat
,89
Gambar 3.Hasil Analisis SEM Model HubunganSocial Identity dan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa model hipotesis tidak menunjukkan persamaan antara model teoritis dengan data, karena
indeks chi-square menunjukkan angka = 29.495, signifikansi = 0.164.
Kesimpulan ini juga didukung oleh indeks RMSEA, yaitu = 0.27. Sedangkan indeks ini berbeda dengan indeks GFI = 0.98. Oleh karena itu, dilakukan modifikasi terhadap model hipotesis, dengan
menghubungkan skor error dari variabel-variabel amatan dari kelompok
social identity dengan variabel-variable amatan dari out-group threats, yaitu
antara skor error group idenification dengan performance dan antara group
homogenity dengan superiority Sementara modifikasi lebih lanjut dilakukan
dengan memberikan hubungan covarian skor error dari variabel amatan
Group
Gambar 4. Hasil Analisis SEM Model HubunganSocial Identity dan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model seperti langkah di atas, hasil analisis SEM menunjukkan model yang fit, dengan Chi-Square = 15.965, signifikansi = 0.719, Indeks GFI = 0.991 dan RMSEA = 0.000 yang menunjukkan skor yang memadai. Hasil analisa setelah dilakukan modifikasi ini disajikan pada Gambar 5 berikut ini:
Gambar 5.Modifikasi SEM Model HubunganSocial Identitydan Out-Group ThreatsdenganGroup Decision Making
Tabel 1. Goodness of Fit Indices (Ferdinand, 2005: 92)
Goodness of fit index Cut-of value
2
χ -Chi-squary Diharapkan kecil
Significance Probability 0.05
RMSEA 0.08 skor Social Identity, Out-Group Threats dan Group Decision Making
merupakan model yang fit. Analisis selanjutnya dilakukan untuk melihat estimasi regresi masing-masing variabel. Dari data pada Tabel 2 di bawah ini skor analisis yang menunjukkan hubungan antara semua variabel
Social Identity dan Out-Group Threats dengan Decision Making
diestimasikan:
Tabel 2.Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default
model)
,377 ,964 ,506 1,000
Superiority ,879 ,344 ,585 ,353 1,000 Performan
ce ,769 ,300 ,511 ,290 ,676 1,000 Self-esteem ,377 ,965 ,506 ,930 ,331 ,290 1,000 fairness &
Justice ,555 ,438 ,835 ,422 ,488 ,427 ,423 1,000
Out-,460 ,363 ,691 ,350 ,404 ,353 ,350 ,577 ,613 1,000
Group commitme nt
,369 ,945 ,496 ,905 ,323 ,284 ,912 ,439 ,440 ,343 1,000
Group identificati on
,374 ,956 ,502 ,922 ,328 ,309 ,922 ,419 ,445 ,347 ,903 1,000
(p > 0.05)
Berdasarkan atas analisa data yang diperoleh melalui analisis Model Persamaan Struktural (SEM), dengan beberapa modifikasi yang disarankan oleh program AMOS 6, ditemukan adanya kesesuaian antara model teori dengan model ideal. Dengan demikian hipotesis mayor diterima.
Hipotesis minor pada penelitian ini juga terpenuhi; yaitu adanya korelasi antara social identity dan out-group threats dengan group decision making. Penerimaan hipotesis mendukung hasil penelitian serupa yang
dilakukan oleh Thomson dan Kray yang hasil penelitiannya
menunjukkan adanya korelasi positif antara identitas sosial (social
identity) dengan pengambilan keputusan pada kelompok group decision making(Thompson dan Kray, 1998 : 311).
Simpulan
Dari hasil analisis Model Persamaan Struktural (SEM) pada
model hubungan antara identitas sosial (social identity) dengan
pengambilan keputusan kelompok (group decision making) dengan AMOS
menunjukkan bahwa hipotesis mayor dan minor dapat terpenuhi. Kendati demikian, subyek yang digunakan pada penelitian ini masih baru pada komunitas satu sekolah dasar Islam yang entu temuan hasil pengukuran ini masih perlu dikembangkan kepada level populasi yang lebih besar.
Daftar Pustaka
Treatened National Identity: A Field Study", Group Processes & Intergroup Relations Vol. 8 No. 1.
Jetten, Jolanda, Postmes, Tom dan Mcauliffe, Brendan J. 2002.”We’re
All Individuals’: Group Norms of Individualism and Collectivism, Levels of Identification and Identity Threat", European Journal of Social Psychology.
Reicher, S. D. 2001.The Psychology of Crowd Dynamics, dalam M. A. Hogg
& R. S. Tindale (Eds.), Blackwell handbook of social psychology: Group Processes. Oxford: Blackwell.
Doosje, Reicher S., Spears, R., dan Postmes, T. 1995. A Socal Identity Model of Deindividuation Phenomena. European Review of Social Psychology.
Stets, Jan E. dan Burke, Peter J. 1998. Identity Theory and Socal identity Theory, paper presented at the meetings of the American Sociological Association, held in San Francisco.
Thompson, Leigh dan Kray, Laura J. 1998. Cohesion and Respect: An