• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN KEJAHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN KEJAHATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN KEJAHATAN

PERDAGANGAN MANUSIA (HUMAN TRAFFICKING) LINTAS

BATAS NEGARA

Maftukhatul Muna Alatiqoh

maftukhatulmuna@students.unnes.ac.id

Abstrak

Perdagangan manusia (human trafficking) merupakan ragkaian kata yang menjadi momok bagi pendengarnya, kegiatan ini sangat sulit diberantas, rangkaian kata ini sebuah invasi kepada para semua orang bahwa perdagangan manusia (human trafficking) adalah musuh bersama. Perlindungan hukum terhadap kasus tindakan perdagangan manusia (human trafficking) yang melintasi batas negara diatur dalam beberapa konvensi Internasional salah satuya adalah International Convention For The Suppressio Of Traffic In Women And Children (Konvensi Internasional Untuk Menghapus Perdagangan Perempuan Dan Anak), Convention On The Elimination Of All Form Of Discriminations Againts Women, CEDAW (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan) dan berbagai konvensi Internasional lainnya. Dengan banyak nya kasus pedagangan manusia (human traffciking) terjadi karena beberapa faktor yaitu : kemiskinan, jumlah penduduk, budaya patriarki dan kurangnya pendidikan dan informasi. Kasus perdagangan manusia (human trafficking) terjadi di lingkup nasional maupun transnasional. Dan mayoritas korban perdagangan manusia (human trafficking) adalah perempuan dan anak-anak dimana perempuan dianggap lemah, ketidakberdayaan nya di manfaatkan, perlindungan hukum sangat diperlukan dan ditegakkan. Negara mempunyai peran utama dalam melindungi Hak Asasi Manusia setiap warganya. Terciptanya perlindungan Hak Asasi Manusia adalah tanggugjawab bersama.

Kata Kunci : Human Trafficking , Lintas Batas Negara,

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pemahaman terhadap perdagangan manusia (human trafficking)

berhubungan dengan sikap kesadaran hukum mengenai pentingnya aturan yang berupa hukum posistif. Berhubungan dengan tingkat kesadaran hukum, karena itu pemahaman terhadap hukum tidak hanya pada pengertian pemberlakuan undang-undang tetapi lebih pada implementasi atau penerapan yang berhubungan dengan kesadaran hukum. Peraturan sudah dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan menjadi perasaan hukum, sehingga peraturan hukum akan dapat berlaku sesuai kebutuhan dan bukan karena keterpaksaan. Demikian tujuan hukum dan penegakan hukum akan berjalan sesuai dengan supremasi hukum.(Nurhenny,2010: 350)

(2)

yang kejam dan mengalami pertumbuhan paling cepat. Perdagangan manusia menjadi salah satu dari lima kejahatan terbesar di dunia yang harus ditanggulangi karena akibat nya masuk ke dalam semua aspek kehidupan yaitu aspek ekonomi, politik, budaya dan kemanusiaan.

Banyak sekali faktor penyebab utama maraknya perdagangan manusia, ada tiga hal yang dapat diketahui, yaitu : 1. Kemisikinan, 2. Banyaknya penduduk, 3. Budaya patriaki. Perdagangan manusia (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan modern, terjadi baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Dengan perkembangan teknologi informasi,komunikasi dan transformasi maka modus perdagangan manusia semakin canggih.1 Masalah

perdagangan manusia (human trafficking) sudah menjadi kejahatan transnasional yang menjadi masalah-masalah Negara-negara di dunia sejak dulu sampai sekarang.

Genocide (genosida) atau ethnic cleansing yang mendera nasib minoritas Muslim Rohingya di Myanmar seakan-akan luput dari perhatian masyarakat dunia. Tak diketahui secara pasti, mengapa masyarakat dunia tidak peduli tragedy kemanusiaan tersebut. Beberapa media internasional dan nasional, tempaknya kurang peduli memberitakan hal tersebut secara lebih terbuka.2Kaum muslim Rohingya merupakan salah satu satu korban kejahatan

perdagangan manusia (human trafficking) dari banyaknya bentuk kejahatan perdagangan manusia di belahan dunia ini. Rasa kemanusiaan dilukai oleh banyaknya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi, hak yang harus dilindungi justru direnggut dan dimanfaatkan. Dengan adanya “protocol to prevent,suppres and punish trafficking in persons, especially women and children,supplementing the united nations convention against transnational organized crim” (protocol untuk mencegah, menindak, dan menghukum perdagangan orang, terutama perempuan dan anak-anak, melengkapi konvensi perserikatan bangsa-bangsa menentang tindak pidana transnasional yang teroganisasi) dan peraturan yang lain diharapkan perlindungan hukum terhadap korban tindakan perdagangan manusia yang melintasi batas Negara dapat ditanggulangi.3 Dan sesuai dengan isi dari pasal 20 ayat 1 dan 20 ayat 2

UU No 39 Tahun 1999 yang berisi bahwa “ Tidak seorangpun dapat diperbudak atau diperhamba (20 ayat 1). Perbudakan atau perhambaan, perdagangan bersalah dalam penyelundupan manusia. Terdakwa diduga memfasilitasi perdagangan manusia yang terjadi. Hakim juga memutuskan Letnan Jendral

1 B.Rahmanto, 2005. Perdagangan Perempuan Dalam Jaringan Pengedaran Narkotika, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta,hlm 12.

2 Jawahir Thontowi, 2013, “Perlakuan Pemerintah Myanmar Terhadap Minoritas Muslim Rohingya Perspektif Sejarah Dan Hukum Internsional” ,Pandecta,Vol 8. (1), hlm 41

3 Novianti, 2014, Tinjauan Yuridis Kejahatan Perdagangan Manusia (Human Trafficking) Sebagai Kejahatan Lintas Batas Negara), Jurnal Ilmu Hukum, Hlm 50

(3)

Manas Kongpan karena memiliki peran penting dalam kejahatan Transnasional dan Pajjuban Aungkachotephan yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan mantan polisitisi di provinsi Satun, diwilayah selatan Thailand adalah sebagai tokoh utama perdagangan manusia.

Sidang yang digelar pada Rabu (19/7) itu membacakan putusan untuk beberapa warga Myanmar, perwira kepolisian Thailand, dan politikus lokal yang terlibat dalam kasus ini. Aparat kemanan menangkap sejumlah orang setelah pada tahun 2015 lalu ditemukan kuburan dari 36 jasad di sebelah selatan Thailand. Penemuan itu mengungkap jaringan perdagangan muslim Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar karena takut diperkusi. Mereka ditahan, diperas serta dijadikan tebusan disebuah kamp sebelum diizinkan masuk ke Malaysia.

Dalam sidang tersebut, hakim juga memutuskan sebanyak 21 dari 103 terdakwa bersalah dalam kasus ini. Menurut Amy Smith direktur eksekutif dari kelompok pegiat hak asasi Fortify Rights mengatakan bahwa ”kasus ini hanya sebagian kecil dari permasalahan jaringan perdagangan manusia. Jaringan ini masih aktif sampai sekarang dan di luar sana masih banyak pelaku berkeliaran, perdaganan manusia merupakan bisnis besar dengan perputtaran uang yang cukup banyak.”

RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan latar belakang dan kronologi kasus di atas dapat di tarik beberapa rumusan masalah, diantaranya :

1. Bagaimana pengertian perdagangan manusia (human trafficking) dan bentuk-bentuk perdagangan manusia ?

2. Apa penyebab utama perdagangan manusia (human trafficking) ? 3. Bagaimana perlindungan hukum perdagangan manusia (human

trafficking) di lintas batas negara dan peran negara ?

PEMBAHASAN

PERDAGANGAN MANUSIA (HUMAN TRAFFICKING) DAN BENTUKNYA SEBAGAI PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

Perdagangan manusia merupakan masalah klasik yang sudah menjamur dan sulit dihilangkan sampai akar-akarnya.Perdagangan manusia adalah bentuk modernisasi dari perbudakan manusia. Perdagangan manusia juga merupakan perlakuan terburuk dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang sangat kejam.

Perdagangan manusia (human trafficking) menurut definisi dari Pasal 3 Persatuan Bangsa-Bangsa, berarti segala: perekrutan,pengiriman,pemindahan,penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaa kekerasan, atau bentuk-bentuk pemaksaan lain, penculikan,penipuan,kecurangan,penyalahgunaan kekuasaan,atau posisi rentan atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat atau memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan eksploitasi.5

(4)

Bentuk-bentuk perdagangan manusia yang terjadi di suatu negara dengan negara lain mempunyai karakteristik yang berbeda, tetapi secara umum bentuk-bentuknya meliputi : eksploitasi seksual, kerja paksa, perbudakan, dalam rumah tangga, adopsi, anak antar negara secara ilegal, penjeratan hutang, pengantin pesanan dan perdagangan organ tubuh manusia.6Salah satu kejahatan tersebut adalah perdagangan manusia muslim

Rohinya yang membutuhkan perlindungan justru dimanfaatkan demi keperluan pribadi. Ketika sisi kemanusiaan dari seseorag telah mati rasa, maka melakukan perdagangan manusia merupakan hal yang biasa dan berdampak akan menjamurnya masalah ini.

Praktik perdagangan manusia (human trafficking) tak hanya dilakukan oleh orang biasa, justru pejabat negara menjadi tokoh utama dalam mobilisasi perdagangan tersebut, perdagangan manusia (human trafficking) muslim rohingya adalah salah satu bukti kekejaman dan tidak bertanggung jawab nya oknum masyarakat dan pejabat dalam mengemban amanat melindungi Hak Asasi Manusia sipapun itu. Jendral Thailand, perwira polisi, pengusaha, politikus gotong royong saling bahu membahu menjalankan bisnis yang menciderai rasa kemanusiaan. Thailand sejak lama menjadi negara tujuan, tujuan dan transit bagi para yang di selundupkan dan diperdagangkan dari negara-negara tetangga yang lebih miskin, seperti kamboja, Laos, Myanmar. Merak kemudian akan dipekerjakan di Thailand atau Malaysia, sebagai buruh dan pekerja seks.

Etnis rohingya hidup dalam kondisi memprihatinkan, kehilangan akses utuk pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. Banyak dari mereka akhirnya menggunakan jasa calo untuk mengangkut mereka dengan kapal yang terdapat di lepas patai Bangladesh. Mereka berfikir akan dibawa ke Malaysia, namun ternyata dihadang di Thailand di kamp-kamp untuk memperoleh tebusan. Disinilah praktik perdagangan manusia berlangsung (human trafficking)

PENYEBAB UTAMA PERDAGANGAN MANUSIA (HUMAN TRAFFICKING)

Perdagagan manusia tidak hanya masalah nasional namun juga internasional, dewasa ini kasus perdagangan manusia tidak hanya lingkup nasinonal tetapi transnasional pula. Perdagangan manusia lintas batas negara sering terjadi. Terjadiya perdagangan manusia (human trafficking) pasti memiliki faktor penyebab yang sangat kuat, penyebab perdagangan manusia diataraya : 1. Kemisikinan, 2. Banyaknya penduduk, 3. Budaya patriaki , 4. Kurang pendidikan dan informasi.

Kemiskinan, rendahnya tingkat ekonomi menjadi salah satu penyebab yang sangat dominan, orang-orag yang mempunyai tingkat ekonomi yang rendah sangat mudah dibujuk untuk dijua dengan modus memberikan pekerjaan untuk kehidupan yang lebih baik. Keadaan ini terdukung lagi dengan Jumlah Penduduk negara yang besar dan sulitnya mencari pekerjaan dan keadaan ini diperparah dengan tekanan dari lingkugan sekitar (Budaya Patriarki).

Kurangnya pendidikan dan informasi yang memadai sangat membantu masyarakat untuk terjebak dalam kasus perdagangan manusia (human trafficking) kekurangtahuan akan informasi mengenai perdagangan manusia membuat orang lebih mudah menjadi korban perdagangan manusia khususnya di pedesaan. Para korban perdagangan manusia biasanya susah untuk mencari

(5)

bantuan di negara mereka dijual karena tidak memiliki kemampuan untuk menggunaka bahasa dinegara tersebut. Untuk melancarkan aksi perdagangan manusia (human trafficking) para pelaku kejahatan memakai bebrapa cara, ada yang diculik dan kemudian dijual ketempat-tempat pelacur diluar negaranya, ada yan dijual oleh keluarga mereka sendiri yang percaya bahwa anak-anak mereka akan menjadi pembantu rumah tangga atau memakai modus kawin kontrak dengan orag asing dan terakhir adalah ditipu untuk dipekerjakan ditempat tertentu tapi pada kenyataannya dijual ketempat pelacuran.7

Seiring berkembangnya teknologi dan transportasi antar negara memungkinkan semakin meningkatnya perdagangan manusia (human

trafficking) yang melintasi batas negara. Kasus-kasus yang timbul mungkin akan sulit diselesaikan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan perundangan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan menegakkan hukum terhadap kasus-kasus perdagangan manusia (human trafficking) khususnya yang melintasi batas warga negara.

Kemiskinan pun menjadi salah satu penyebab perdagangan muslim Rohingya. Mereka melarikan diri bermaksud untuk bersembunyi dan mendapatkan perlindungan, dimana di negaraya sendiri tidak diakui dan diperkusi. Mereka menjadi korban perdagangan manusia ,ditahan, dan diperas dijadikan tebusan. Jumlah penduduk mereka yang sedikit dan mempunyai tingkat ekonomi yang rendah, mendpatka tekaan dari negara nya sendiri memaksa mereka untuk keluar dari tekanan. Ketika mereka memutuskan untuk keluar justru tangan-tangan tak bertanggung jawab yang menerimanya. Dengan modus iming-iming mendapat pekerjaan dan hidup layak mereka dimanfaatka dan diperjual belikan.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KORBAN PERDAGANGAN MANUSIA

(HUMAN TRAFFICKING) LINTAS BATAS NEGARA DAN PERAN NEGARA

Pengaturan perdagangan manusia sebagai perlindungan hukum bagi korban perdagangan manusia (human trafficking) . Ada beberapa konvensi Internasional yang telah mengatur tentang perdagangan manusia (human trafficking) antara lain :

1. International Convention For Suppression Of White Slave Traffic

( Konvensi Internasional Untuk Menghapus Perdagangan Budak Kulit Putih Tahun 1921

(6)

2. International Convention For The Suppressio Of Traffic In Women And Children (Konvensi Internasional Untuk Menghapus Perdagangan Perempuan Dan Anak) Taun 1921

3. International Convention For The Suppressio Of Traffic In Women Of Full Age ( Konvensi Internasional Utuk Menghapus Perdagangan Perempua Dewasa ( Tahun 1933.

4. Convention On The Elimination Of All Form Of Discriminations Againts Women, CEDAW (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan) Tahun 1979.

Pertanyaan nya dalam tanda tanya besar, apakah dengan beberapa konvensi internasional yang disetuju oleh negara-negara didunia tersebut mampu benar-benar menanggulangi kejahatan perdagangan manusia ? Lemahnya penegakan hukum ini terbukti dengan semakin banyak kasus-kasus yang timbul berkaitan dengan perdagangan manusia (human trafficking).

Negara merupakan salah satu institusi yang memiliki legistimasi dan perangkat-perangkat yang memungkinkan untuk melaksanakan prinsip HAM yang terdapat dalam universal declaration of human rights dan memikul tanggungjawab terbesar utuk melaksanakan perlindungan penghormatan, dan pemenuhan HAM. Tanggungjawab ini pada dasarnya ada karena negara dibentuk justru untuk menjamin pelaksanaan prisip-prisip HAM.8

Tanggungjawab Negara berkaitan dengan HAM adalah menghormati, melindungi dan memenuhi (to respect, to protect, to fulfill) HAM. Tanggungjawab untuk menghormati HAM adalah tanggungjawab negara untuk tidak bertindak atau mengambil kebijakan yang bertentangan dengan HAM. Apabila negara membirkan ketiadaan peegakan hukum atau bahkan menjadi bagian dari pelanggaran HAM maka negara itu melakukan impunitas (impunity).

Kaitannya dengan kasus perdagangan manusia (human trafficking) muslim Rohingya di Thailand ini negara bukan perperan sebagai pelindung Hak Asasi Manusia. Mereka seperti diatara dua duri yang siap melukai. Ketika berada di negara sendiri mereka tidak mendapatkan perlindungan dan pengakuan, ketika keluar justru di perbudak. negara tidak bertindak melindungi warga negara yang membutuhkan peran aktif nya dalam melindungi Hak mereka. Di perparah oknum pejabat,politisi,perwira polisi terlibat didalamnya menjadi fasilitator dan tokoh utama. Penegakan hukum yang kurang tegas menjadi tombak bagi pelaku perdagangan manusia untuk terus melacarkan bisnisnya tanpa ada rasa jera.

KESIMPULAN

(7)

Dari pembahasan yang sudah dipaparkan diatas dengan tiga poin pembahasan yaitu pengertian perdagangan manusia (human trafficking) dan bentuk-bentuknya, penyebab utama terjadi perdagangan manusia (human trafficking) ,perlindungan hukum nya serta peran negara dalam menanggulangi kejahatan perdagangan manusia (human trafficking) lintas negara dapat ditari kesimpulan, yaitu : Pertama, perdagangan manusia (human trafficking)

merupakan masalah yang sudah menjamur baik ditingkat nasional maupun internasional. Dengan berkembang pesat nya teknologi memungkinkan akses perdagangan lintas negara semakin mudah dan cepat. Perdagangan manusia

(human trafficking) menurut definisi dari Pasal 3 Persatuan Bangsa-Bangsa, berarti segala: perekrutan,pengiriman,pemindahan,penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaa kekerasan, atau

bentuk-bentuk pemaksaan lain,

penculikan,penipuan,kecurangan,penyalahgunaan kekuasaan,atau posisi rentan atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat atau memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan eksploitasi.

Kedua, perdagangan manusia terjadi diberbagai negara-negara belahan dunia ini, tak dipungkiri terjadi karenan beberapa faktor diantaraya : kemiskinan, jumlah penduduk, budaya patriari dan kurangnya pendidikan dan informasi. Penyebab yang sangat dominan terjadi adalah kemiskinan, dengan tingkat ekonomi yang rendah sangat mudah untuk dibujuk, apalagi ketika di bujuk untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan mewah diluar negeri. Kurangnya pendidikan dan informasi yang memadai sangat membantu masyarakat untuk terjebak dalam kasus perdagangan manusia (human trafficking) kekurangtahuan akan informasi mengenai perdagangan manusia membuat orang lebih mudah menjadi korban perdagangan manusia khususnya di pedesaan. Para korban perdagangan manusia biasanya susah untuk mencari bantuan di negara mereka dijual karena tidak memiliki kemampuan untuk menggunaka bahasa dinegara tersebut.

(8)

Keempat, dari kasus perdagangan manusia (human traffcking) etnis muslim Rohingya menjadi salah satu bukti masih lemahnya penegakan hukum internasional kita mengenai perdagangan manusia (human traffcking) apalagi oknum pejabat negara terlibat didalam nya semakin menciderai rasa kemanusiaan. Harapan kedepannya hukum bertegak dengan adil, negara menjadi benteng perlindungan warganya, bukan perisai yang melukai warganya. Dengan terpenuhi itu semua perdamaian abadi akan tercipta dan Hak Asasi Manusia terlindungi seutuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mahrus Dan Bayu Aji Pramono, 2011, “Perdagangan Orang : Dimensi, Instrumen Internasional Dan Pengaturannya Di Indonesia ”, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 24.

Munthe Riswan ,2015,”Perdagangan Orang (Trafficking) Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia”, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, hlm 187.

Novianti, 2014, Tinjauan Yuridis Kejahatan Perdagangan Manusia (Human Trafficking) Sebagai Kejahatan Lintas Batas Negara), Jurnal Ilmu Hukum, hlm 50.

Novianti, 2014, Tinjauan Yuridis Kejahatan Perdagangan Manusia (Human Trafficking) Sebagai Kejahatan Lintas Batas Negara), Jurnal Ilmu Hukum, hlm 52.

Nur Maslihati H,2012, “Upaya Pemberantasan Dan Pencegahan Perdagangan Orang Melalui Hukum Internasional Dan Hukum Positif Indonesia”, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial Vol 1 (3), hlm 167.

Rahmanto,B, 2005. Perdagangan Perempuan Dalam Jaringan Pengedaran Narkotika, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta,hlm 12.

Thontowi,Jawahir, 2013, “Perlakuan Pemerintah Myanmar Terhadap Minoritas Muslim Rohingya Perspektif Sejarah Dan Hukum Internsional” ,Pandecta,Vol 8. (1), hlm 41

(9)

KETERANGAN :

Nama Koran : Suara Merdeka

Edisi Terbitan : Kamis, 20 Juli 2017

(10)

Referensi

Dokumen terkait

yang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker.. payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui

Tujuan umum: Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pola nafas pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di ICCU Rumah

Untuk membantu peserta didik mengembangkan keahlian, mereka harus menginternalisasi pengetahuan atau kemampuan baru dan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang baru

[r]

achievement of students of class VIII SMP Islam Sunan Gunung Jati

Berdasarkan wawancara yang dilakukan denganSekertaris Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung yaitu Bapak Drs.Suwandi Umar,M.Pd, bahwa Bina Lingkungan (Biling) merupakan

Polrestabes Surabaya melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya suatu tindak pidana di wilayah hukum Polrestabes Surabaya dengan menempatkan personil

The objective is to combine the benefits of case study method of teaching with online discussion forum to enhance the quality of learning while making this an assessment component