• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK. docx"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

“KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-5 TAHUN”

DISUSUN OLEH :

Brenden F.I

NIM: 5315162089

Erik Damawangsa

NIM: 5315160620

Ibrahim

NIM: 5315164599

Michael Ghozali

NIM: 5315160255

Moh. Ilham Al Fatah

NIM: 5315160676

Muhammad Qais

NIM: 5315160882

Nanda Laksana P.

NIM: 5315164960

Prasidya Widayaka

NIM: 5315161118

KELOMPOK 1

KELAS PPD KODE SEKSI 0581 MATA KULIAH DASAR KEPENDIDIKAN

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II

PEMBAHASAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan selalu berubah mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja, dewasa, dan kemudian meninggal.

Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks, artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut. perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN

ANAK USIA 0-5 TAHUN

Fase perkembangan manusia dalam rentang usia 0-5 tahun merupakan fase yang sangat penting dalam proses perkembangan. Usia 0-5 tahun dianggap sebagai periode usia emas, golden age dimana pada masa ini seluruh aspek perkembangan berkembang dengan pesat dan menjadi dasar menuju fase perkembangan selanjutnya.

A.

FASE PRA-NATAL

Fase pranatal adalah fase perkembangan pertama dalam rentang kehidupan manusia dan merupakan fase yang paling singkat dai seluruh fase perkembangan. Namun dalam banyak hal fase ini penting atau bahkan yang terpenting dari semua fase. Fase ini dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran kurang lebih berlangsung selama 266 hari sampah 280 hari (38-40 minggu) (Santrock,2011).

Ciri-ciri perkembangan pada masa pranatal:

- Pada periode ini ditentukan sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin, tunggal/kembar

- Kondisi ibu sangat menentukan pola pertumbuhsn pranatal

- Secara proporsional perkembangan lebih besar dibanding periode-periode lainnya.

- Terdapat banyak bahaya fisik dan psikologis

- Orang-orang yang berperan dapat membentuk sikap kepada si janin.

Adapun rangkaian perkembangan pra-natal dibagi ke dalam 3 periode (Santrock, 2011) :

a. Periode Germinal / Zigot

(5)

b. Periode Embrionik / Embrio

Periode ini terjadi dari dua hingga delapan minggu setelah pembuahan. Selama periode ini kecepatan diferensiasi sel meningkat, sistem pendukung bagi sel terbenduk, dan organ-organ mulai nampak.

c. Periode fetal/ Janin

Periode ini dimulai dari dua bulan setelah pembuahan sampai menjelang kelahiran.

Pada saat manusia masih di dalam kandungan, faktor yang berpengaruh terutama adalah kondisi ibu yang mengandungnya. Segala sesuatu yang dialami atau kebiasaan hidup si ibu berpengaruh terhadap perkembangan janin yang di kandungnya.

Segala kebutuhan untuk hidupnya janin yaitu sari-sari makanan, oksigen, diperoleh janin dari ibunya lewat hubungan langsung melalui plasenta. Oleh karena ketergantungan tersebut, maka kondisi ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin, diantaranya : Gizi makanan, aktivitas fisik, kondisi emosional, penyakit yang dimiliki ibu, obat-obatan yang di minum, kebiasaan minum alkohol, merokok, dan zat adiktif. Supaya janin dapat berkembang dengan baik, ibu yang mengandung perlu mengatur hidupnya dan mencegah melakukan kebiasaan yang berpengaruh terhadap janin.

Menurut Sugiyanto (1993), faktor-faktor yang mempengaruhi manusia pada saat masih di dalam kandungan (pra-natal) antara lain :

(6)

Gizi makanan perlu diatur, jangan sampai kekurangan ataupun berlebihan. Kekurangan gizi mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat dan menjadi lemah, bahkan bisa lahir prematur atau keguguran (Sugiyanto 1993). Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi akan memiliki kemungkinan mengalami cacat lebih besar dibandingkan anak-anak yang dilahirkan ole ibu yang cukup gizinya (Santrock, 2011).

Di samping itu, kelebihan gizi mengakibatkan janin terlalu besar dan mengalami kesulitan saat melahirkan. Atendas, Qui dan Gruslin dalam Santrock (2011) menyimpulkan ulasan riset terkini bahwa obesitas selama kehamilan memiliki kaitan dengan peningkatan resiko ketidak suburan maternal, ganguan hipersensitif, diabetis, dan kelahiran cesar. Obesitas selama kehamilan mencalup resiko-resiko berikut ini terhadap janin : makrosomnia (bayi lahir dengan bobot sangat berlebih), dan perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

b.

Pengaruh Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik yang cukup bagi ibu haml sangat di pelukan. Namun, aktivitas fisik jangan sampai yang membahayakan keberadaan janin yaitu tidak berat dan tidak kasar. Yang penting adalah sekedar untuk mengaktifkan fungsi organ-organ tubuh sehingga tidak menjadi lemah. Ibu hamil yang tidak melakukan atau kurang aktivitas fisiknya bisa menjadi lemah yang berakibat janinnya juga lemah. Kelemahan fisik ibu juga bisa mengakibatkan kesulitan saat melahirkan (Sugiyanto, 1993). Oleh karena itu rajin melakukan peregangan dan Senam hamil dianjurkan untuk ibu hamil yang sudah memasuki usia kehamilan 7 bulan untuk mempermudah proses kkelahiran.

c.

Pengaruh Kondisi Emosional

(7)

kondisi kehamilannya sekarang. Dukungan positif dari sekitarnya pun ( seperti suami, orang tua, ataupun kakak dari calon bayi) sangat mempengaruhi kondisi emosional ibu hamil.

d.

Pengaruh Penyakit Ibu

Penyakit yang diidap oleh ibu hamil bisa berpengaruh terhadap janin terutama penyakit yang menahun dan yang cukup berat. Misalnya penyakit kelamin , cacar jerman ( Rubella ), malaria,kolera, AIDS. Pengaruhnya terhadap janin bisa bervariasi . ada yang lahir lemah, cacat ,tertular penyakit atau bahkan meninggal dalam kandungan . jika ibu hamil mengalami penyakit yang tidak terlalu berat dan tidak lama ,seperti batuk pilek, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter untuk pencegahan terjadinya kondisi yang lebih parah, hal itu perlu dilakukan karena kondisi sakit yang dialami ibu hamil akan berbeda dampaknya dengan ibu yang tidak hamil.

e.

Pengaruh obat obatan

Obat obatan yang diminum atau disuntikkan pada ibu hamil untuk janin dan dosis tertentu bisa berpengaruh pada janin. Pada dasarnya obat obatan ada yang mengandung racun yang ditujukan untuk membunuh kuman penyakit. Namun karena janin berada didalam tubuh ibunya yang menyerap makanan dari darah ibunya yang mengandung racun , maka janin bisa teracuni. Akibatnya janin bisa ikut terbunuh , menjadi lemah atau cacat. Aspirin, kinine, antibiotik adalah contoh obat obatan yang berpengaruh negatif . pemberian obat obatan harus berada dalam kontrol dokter . jangan biasakan membeli dan menentukan obat obatan sendiri, walaupun obat yang dijual bebas di pasaran selama proses kehamilan.

f.

Pengaruh alkohol ,nakotik dan rokok

Kebiasaan minum alkohol dan rokok pada ibu hamil juga sangat merugikan janin. Janin bisa menjadi lemah, cacat , bahkan bisa mati pada peminum alkohol, perokok dan pengguna narkotika. Bagi orang yang tidak hamil saja dampaknya sangat merugikan , apalagi bagi seorang ibu hamil.

B. FASE BAYI

(8)

Awal kehidupan yang sehat sangatlah penting untuk bayi karena akan mempengaruhi perkembangannya di fase fase berikutnya.

Fase bayi sering dianggap fase bayi baru lahir, tetapi label fase bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan yang sangat tidak berdaya yaitu selama dua minggu setelah kelahiran.

Ciri-ciri yang penting dari masa bayi baru lahir ini ialah:

- Masa perkembangan yang tersingkat dari seluruh masa perkembangan.

- Merupakan masa penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup/perkembangan bayi.

- Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.

- Apabila bayi melewati masa ini merupakan awal perkembangan lebih lanjut.

Masa bayi baru lahir dibagi menjadi dua, yaitu:

- Periode Fortunate (mulai saat kelahiram sampai antara 15-30 menit sesudah lahir).

- Periode Neonate (dari pemotongan tali pusar sampai sekitar akhir minggu ke-2).

Selama beberapa bulan masa bayi , keadaan tidak berdaya itu secara berangsur angsur agak menurun . setiap hari, setiap minggu dan bulannya bayi semakin mandiri, sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua , ia menjadi seorang manusia yang berbeda dengan awal masa bayi.

Sesudah dilahirkan, individu berinteraksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, klimatologis maupun social. Diantara factor factor yang mempengaruhi perkembangan individu adalah : keturunan, gizi, pemberian ASI, aktivitas fisik, system kelenjar hormone pertumbuhan, penyakit, musim dan iklim, suku bangsa, kondisi social ekonomi, kondisi psiko social, kecenderungan sekulear.

a. Pengaruh keturunan

(9)

tumbuh dan berkembang. Dalam hal sifat penampilan fisik banyak bukti yang menunjukan bahwa banyak hal bisa memiliki kemiripan dalam segi segi tertentu dengan orang tua kandungnya atau bahkan kakek neneknya.

b. Pengaruh gizi

Tingkat kegizian yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik . pengaruhnya terutama terjadi dalam 4 hal yaitu : kecepatan pertumbuhan, ukuran tubuh setelah dewasa , bentuk tubuh dan komposisi jaringan tubuh. Pada anak anak yang mengalami kekurangan gizi dalam waktu lama akan mengalami hambatan pertumbuhan dan mencapai ukuran maksimal yang relatif kecil. Tubuhnya kurus dengan komposisi jaringan tubuh yang tidak berotot dan berlemak ( Sugiyanto , 1993 ).

c.

Pemberian ASI

Pemberian ASI eksklusif pada bayi diberikan sejak 0 – 6 bulan pertama dalam kehidupan bayi. Bayi tidak memerlukan makanan atau minuman lain seperti susu formula, air putih, madu, atau makanan padat lain sebelum usia 6 bulan. Beberapa manfaat pemberian ASI eksklusif :

1. ASI mudah dicerna karena pencernaan bayi belum begitu sempurna (dibawah usia 6 bulan).

2. ASI dapat menyempurnakan tumbuh kembang bayi. Bahkan ASI dapat membuat bayi sehat dan cerdas.

3. ASI dapat menjadi antibody alami tubuh bayi terutama yang berhubungan dengan penyakit infeksi.

4. ASI akan selalu ada pada suhu yang tepat sehingga tidak perlu khawatir akan membuat bayi terlalu panas atau dingin.

5. Komposisi dan volume ASI akan disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Orang tua tidak perlu khawatir akan kekurangan gizi sampai 6 bulan.

6. Frekuensi bayi menyusu akan terganggu apabila diberikan minuman ataupun makanan selain ASI, sehingga usahakan tetap memberikan ASI.

Setelah usia 6 bulan, bayi baru dapt diberikan Makanan Pendamping ASI ( MPASI ) sampai usia 2 tahun.

(10)

Aktivitas fisik merupakan faktor yang bisa berfungsi sebagai rangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik dengan intensitas yang cukup dan disertai dengan konsumsi makanan yang bergizi baik dan istirahat yang cukup, bisa memacu tumbuh dan kembang individu ke tingkat pencapaian yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

e.

Pengaruh sistem kelenjar hormon pertumbuhan

Ada tiga macam hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu, yaitu : hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon gonad. Sistem kelenjar yang menghasilkan ketiga macam hormon tersebut harus normal agar pertumbuhan dan perkembangan menjadi normal.

Hormon pertumbuhan dihasilkan oleh kelenjar yang berada di bawah otak yang dikontrol oleh sistem saraf pusat. Pengaruhnya terjadi pada pertumbuhan pada masa anak – anak dan remaja. Kekurangan produksi hormon ini mengakibatkan kelambatan pertumbuhan. Sebaliknya, pertumbuhan terlalu cepat dapat mencapai ukuran raksasa (Sugiyanto, 1993).

f. Pengaruh Suku Bangsa

Terdapat perbedaan yang signifikan perbedaan bentuk dan ukuran tubuh pada suku bangsa yang berbeda – beda. Misalnya orang - orang Amerika, Eropa, dan Australia cenderung memiliki tubuh yang lebih tinggi dan besar dibanding orang - orang Asia.

g. Pengaruh Kondisi Psiko – Sosial

(11)

Bayi mengalami beberapa perkembangan dan pertumbuhan dalam hidupnya, yaitu :

1.Perkembangan Fisik

Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun. Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada peningkatan tinggi, selama tahun kedua terjadi hal yang sebaliknya.

Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik dan bidang perkembangan fisik lain. Beberapa bayi memulai kehidupan dengan badan yang lebih kecil dan perkembangan yang kurang normal. Mungkin ini disebabkan karena belum cukup umur atau kondisi fisik yang buruk akibat ibu kekurangan gizi, mengalami tekanan atau kondisi kurang baik lainnya selama periode prenatal. Akibatnya, bayi itu cenderung tertinggal dari teman – teman sebayanya dalam tahun – tahun awal periode bayi.

Selama periode bayi, perbedaan – perbedaan tidak saja terus berlangsung tetapi semakin mencolok. Perbedaan dalam berat lebih besar daripada perbedaan dalam tinggi. Ini disebabkan karena perbedaan berat sebagian bergantung pada bentuk tubuh dan sebagian lagi bergantung pada kebiasaan dan jenis makanan.

(12)

Kehidupan Fisis si Bayi

Salah seorang ahli psikologi yang mengadakan penyelidikan dalam hal ini, ialah Charlotte Buhler. Dari penyelidikannya, yang dilakukan di dalam kehidupan fisis, hasil-hasilnya adalah tentang:

1. Detak jantung 2. Pernapasan

3. Makanan dan minum 4. Pembuangan kotoran

1) Tentang detak jantung, dikatakan bahwa waktu lima bulan sebelum kelahirannya, jantung si bayi itu sudah berdetak sebanyak 150kali/menit. Pada waktu lahir menurun tinggal 130 kali/menit. Demikian terus menerus sehingga pada waktu berumur 2 tahun, tinggal 80 kali/menit.

2) Tentang Pernapasan si bayi, pada waktu dalam kandungan, tentu tidak mungkin si bayi bernafas dengan paru-paru, tetapi telah menggerakkan dadanya. Pada saat kelahiran, ia mulai memerlukan zat asam. Demikian anak itu lahir, maka cairan di dalam hidung dan telingannya mulai keluar. Dan sejak itu paru-paru si anak mulai melakukan fungsinya. Tarikan napas yang pertama, terjadi pada saat si anak itu menangis yang pertama.

(13)

pada si bayi pun mulai segera dapat berfungsi. Keteraturan antara gerak penyerapan dan pernapasan segera dikuasai tanpa menjumpai kesukaran. Dalam hal ini su ibu tinggal membiasakan waktunya yaitu berulang untuk tiga jam, agar organ-organ si bayi yang bersangkutan dengan makan dan minum segera dapat bekerja dengan teratur pula. 4) Tentang pembuangan kotoran, dikatakan, organ-organ untuk itu terdiri

atas gerak-gerak refleks, yang telah berjalan dengan baik sejak dalam kandungan. Tekanan pada usus besar menegangkan urat radial pada perut besar, maka lubang usus terbuka. Keluarnya kotoran menyebabkan lemasnya urat-urat radial kembali, dan ini menyebabkan lubang tertutup.

Perkembangan alat indra si bayi Termasuk di dalam hal ini, ialah: 1. Perkembangan penglihatan 2. Perkembangan pendengaran 3. Perkembangan perasa kulit 4. Perkembangan pembau

5. Perkembangan pengenyam/perasa lidah.

1) Perkembangan penglihatan

Pada umumnya indra anak yang baru lahir, belum dapat menerima rangsangan. Matanya terbuka dan berkedip otomatis dengan gerak refleksif, tapi sebenarnya belum dapat menerima rangsangan cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti sesuatu yang di dekat matanya, dengan memalingkan kepalanya.

1) Perkembangan pendengaran

(14)

menimbulkan reaksi kejut dan suara yang lembut diterima dengan reaksi yang tenang.

2) Perkembangan perasa kulit

Kepekaan menerima rangsang kulit, terdapat pada bibir dan telapak kakinya. Anak lebih peka terhadap rangsangan dingin daripada rangsangan panas. Yang sangat minta perhatian yaitu perasa sakitnya. Dengan rangsangan ujung jarum di manapun, tampak belum ada reaksi.

3) Perkembangan perasa lidah

Dalam perkembangan perasa lidah, si bayi tidak jauh berbeda dengan keadaan orang dewasa. Anak pada umumnya lebih senang rasa manis daripada asin. Rasa asam dan pahit, kebanyakan di tolaknya.

2. perkembangan kognitif

Menurut Piaget, perkembangan kognitif bayi berada pada periode sensorimotor sampai lebih kurang usia 2 tahun. Pada masa ini, proses berpikir ditandai dengan perubahan-perubahan skema yang masih bersifat terbatas dan kaku. Sama halnya dengan refleks, pemikiran anak seusia ini masih searah dan hanya mengulang.

(15)

orang-orang yang baru dilihatnya sehingga menambah jumlah skema-skema yang ada di kepalanya.

Boleh dikatakan sebagian besar dari perkembangan kognitif bayi pada sensorimotor ini diibaratkan sebagai “tidak kelihatan, maka tidak dipikirkan”. Maksudnya pada waktu anak berinteraksi dengan benda-benda yang ada disekitarnya, benda-benda-benda-benda tersebut dianggap ada bila ia dapat melihatnya. Bila benda tersebut di luar jangkauan penginderaannya, benda tersebut dianggapnya tidak pernah ada. Anak pada masa ini egosentris, tidak dapat membedakan antara kehadiran sebuah benda dengan rangsangan yang berasal dari benda tersebut terhadap pancainderanya. Tidak terbesit dipikirannya bahwa benda itu permanen (tetap ada) di luar dirinya.

Di samping itu, perkembangan otak bayi mengalami tumbuh dan kembang secara pesat. Selagi bayi menangis, tersenyum atau mengerutkan dahinya, menggoyang-goyangkan benda yang digenggamnya, berbicara dan berjalan, maka di dalam otaknya terjadi pula perubahan-perubahan penting. Bermula sebagai makhluk bersel satu, pada saat lahir seorang bayi sudah mempunyai otak dan sistem syaraf yang terdiri dari kira-kira 100 trilyun sel syaraf yang dinamakan Neuron, yang akan dipergunakan sepanjang hidupnya. Namun, hubungan-hubungan antar sel-sel syaraf itu belum berkembang dan belum tertata dengan baik dalam diri seorang bayi. Dalam rentang waktu antara saat lahir sampai usia 2 tahun, maka serabut-serabut penghubung antara neuron itu (dinamakan dendrit) tumbuh secara pesat, begitu pula halnya dengan perkembangan neurotransmitter yaitu substansi kimia yang sangat kecil yang berfungsi menyalurkan rangsangan atau informasi dari satu neuron ke neuron lain (Santrock, 2011).

3. Perkembangan Sosioemosional

Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir tidak terbedakan sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi lebih terbedakan dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam reaksi.

(16)

yang menimbulkannya. Reaksi emosional bayi berbeda terhadap beberapa rangsangan tertentu yang berlainan, bergantung sebagian besar pada pengalaman lalunya.

Perbedaan-perbedaan dalam reaksi emosi mulai tampak dalam periode bayi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, terutama kondisi-kondisi fisik dan mental dari bayi pada saat munculnya rangsangan dan berhasil tidaknya reaksi yang pernah diberikan sebelumnya dalam memenuhi kebutuhan. Contohnya, bayi yang baru lahir sama sekali belum mengenal emosi senang, sedih, dan sebagiannya. Senyum yang ditampilkan bayi 0 sampai 3 bulan, biasanya senyum yang belum ada maknanya. Baru setelah 4 bulan ke Atas, bayi dapat merespon atas kejadian yang ada di sekitarnya. Apabila bayi diajak bermain, bicara, atau diperhatikan orang lain, maka bayi sudah bisa menampilkan ekspresi senang dan tertawa. Sebalikya, apabila bayi tersebut tidak diperhatikan, maka dia akan menunjukan ekspresi marah dan tidak senang.

Hal yang perlu diperhatikan bahwa bayi yang mengalami banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik dan untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan.

Pengalaman sosial memainkan peranan penting dalam menentukan hubungan sosial di masa depan dan pola perilaku terhadap orang-orang lain. Oleh karena kehidupan bayi berpusat di rumah, maka dirumahlah diletakkan dasar perilaku dan sikap sosial kelak.

(17)

Perilaku sosial dini mengikuti pola yang cukup dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau keadaan emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan bayi tidak memilih dalam arti tidak mempedulikan siapa yang mengurus kebutuhan fisiknya.

C. Fase Anak Usia Dini

Anak-anak usia dini merupakan anak dalam masa kemasan (Golden Age) dimana pada masa ini adalah masa penting bagi perkembangan anak sebagai individu di kemudian hari.

Masa vital: pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu, Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang paling jauh. Pada tahun kedua umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.

Masa estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui pancaindranya. Pada masa ini pancaindra masih sangat peka.

Fase ini berlangsung sejak usia dua tahun sampai enam tahun atau para ahli sering menyebutnya dengan fase anak-anak awal. Anak-anak pada fase ini dilatih untuk ‘belajar sekolah’ dengan mengikuti program Taman Kanak-Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

1. Perkembangan Fisik

(18)

(dalam Aswin Hadis, 1994). Perkembangan fisik anak-anak di usia dini, terutama tinggi dan berat badan, menyesuaikan beberapa faktor, antara lain : keturunan (ras), faktor gizi dan kesehatan, jenis kelamin, dan faktor perbedaan individual.

Pada fase ini anak-anak akan mulai bertambah kuat. Tulang-tulang akan mulai mengeras dan akan memberikan perlindungan sekaligus bentuk tubuh. Hal yang sama berlaku pada sistem syaraf dan otak yang mendukung perkembangan motorik anak. Pada usia tiga tahun gigi susu juga sudah mulai lengkap sehingga memudahkan anak untuk mengunyah makanan dengan lebih baik.

Perkembangan penglihatan juga berkembang dengan pesat pada fase ini. Pada akhir masa usia persekolah/usia dini (kurang lebih enam tahun), otot-otot mata anak sudah berkembang sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak untuk menggerakkan matanya secara efisien untuk melihat sederetan huruf-huruf.

Fisik yang sudah jauh lebih kuat dibandingkan masa bayi mendorong pesatnya perkembangan motorik anak-anak usia dini. Untuk motorik kasar pada usia tiga tahun, misalnya, anak mulai mampu berdiri diatas satu kaki untuk beberapa detik dan pada usia lima tahun anak sudah dapat melompat hampir satu meter jauhnya. Motorik halus anak usia tiga tahun umumnya belum terlalu banyak berbeda dari masa bayi. Memasuki usia empat tahun baru pada umumnya koordinasi motorik halus anak mulai membaik dan mengalami kemajuan. Namun yang perlu diperhatikan perkembangan motorik tiap anak, baik motorik kasar maupun motorik halus, berbeda-beda.

2. Perkembangan Kognitif

Dunia kognisi anak usia pra-sekolah adalah kreatif, bebas dan penuh daya khayal. Hal ini tercermin pada gambar-gambar yang mereka buat. Anak Taman Kanak-Kanak misalnya menggambar pohon dengan warna merah, langit hijau atau menggambar sebuah kumpulan lingkaran kecil yang dia ibaratkan itu keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu dan dirinya sendiri.

(19)

Subtahap Fungsi Simbolis

Menurut (sanrtock, 2002) menyatakan subtahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu obyek yang tidak ada. Kemampuan untuk berfikir simbolis seperti ini disebut “fungsi simboli”, dan kemampuan ini mengembangkan secara cepat dunia mental anak. Contoh: anak-anak kecil menggunakan desain corat-caret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan dan lain-lain.

Bentuk pemikiran pada tahap praoperasional, adalah :

1. Egosentrisme (Egocentrism) : suatu ciri pemikiran praoperasional anak yang menonjol. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain. 2. Animisme : bentuk lain pemikiran praoperasional adalah keyakinan

bahwa obyek yang tidak bergerak adalah memiliki kualitas “semacam kehidupan” dan dapat bertindak.

Sub tahap pemikiran intuitif

Subtahap pemikiran intuitif adalah kedua pemikiran praoperasional yang terjadi pada usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini, ana-anak mlai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua pertanyaan. Piaget menyebut waktu ini “intuitif” karena anak-anak berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar darimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu.

Contoh : Anak-anak pada usia praoperasional jika dihadapkan dengan obyek acak yang dapat di kelompokan bersama atas dasar dua atau lebih sifat, mereka jarang dapat menggunakan sifat ini secara konsisten untuk menyortir objek-objek kedalam kelompok-kelompok yang tepat. (Santrock 2002).

3. Perkembangan Sosioemosional

(20)

anak laki-laki lebih banyak menunjukan amarah yang hebat daripada anak perempuan.

Perkembangan emosi dan sosial pada masa usia pra-sekolah didasari oleh kualitas hubungan anak dengan keluarga dan oleh kualitas bermain bersama teman seusianya (Hadis, 1994). Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak kelak. Orang tua yang otoriter akan menjalin hubungan dengan anak yang berbeda bentuknya dari hubungan orang tua yang permisif dengan anaknya. Menurut Hadis 1994, gaya pengasuhan otoriter cenderung memiliki anak yang secara sosial tidak kompeten, jarang mengambil inisiatif dan malahan menghindar dari interaksi sosial. Harga diri mereka juga rendah. Gaya pengasuhan lain adalah gaya pengasuhan yang tak perdulian-tak terlibat yang sangat merugikan anak. Anak akan menjadi implusif dan mudah frustasi. Setelah dewasa mereka juga sulit menguasai emosi dan tidak memiliki tujuan hidup. Sebaliknya, orang tua yang otoritatif cenderung mempunyai anak yang bertanggung jawab, percaya diri, dan ramah.

Untuk perkembangan aspek sosial anak pra-sekolah, hubungan dengan teman sebaya sangat meningkat pada usia pra-sekolah. Masa ini adalah saat bermain merupakan tema utama dalam kehidupan anak. Anak mulai dapat menilai apakah ia lebih baik, sama baiknya, atau kurang dari teman sebayanya. Keadaan ini sulit di dapatkan di rumah karena saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda.

4. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN PENDIDIK UNTUK MENGEMBANGKAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH

1. Orang dewasa memberikan afeksi atau dukungan, menenangkan hati anak bila mereka menangis atay ketakutan.

(21)

3. Orang dewasa menyiapkan bahan dan materi untuk mengeksplorasi dan mempelajari lingkungan, memenuhi rasa ingin tahu, dan memberi kesempatan eksperimen tentang hubungan sebab-akibat.

4. Anak harus diberi kesempatanseluas-luasnya untuk melihat kegunaan dari membaca dan menulis yang luar biasa.

5. Untuk perkembangan sosial – emosionalnya, guru memudahkan perkembangan kontrol diri anak dengan menggunakan teknik bimbingan yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Dra. Evita Adnan, M.Si, dkk. 2016.

Perkembangan Peserta

Didik.

Jakarta: UNJ Press.

Dr. Sumanto, M.A. 2014.

Psikologi Perkembangan.

Jakarta: PT

BUKU SERU.

Dr. K.H. U. Saefullah, M.M.Pd. 2012.

Psikologi Perkembangan

dan Pendidikan

. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Prof. Drs. Agoes Soejanto. 2005.

Psikologi Perkembangan.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi copyng yang dilakukan para pedagang untuk dapat mengurangi stres atau tekanan yang dialaminya adalah lebih kepada religious coping yaitu berdoa

4 Ayi Sofyan, Etika Politik Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. Perlu diketahui bahwa prinsip yang kedelapan yang diteliti oleh Eva, menurut penulis, jika prinsip

Aktivitas antijamur ekstrak etil asetat daun mangga bacang ( Mangifera foetida L.) diduga berasal dari senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid,

Kemudian setiap kelompok sudah melakukan percobaan dengan baik sesuai yang tertera pada LKK; (3) pada tahap keterampilan mengamati, Setiap siswa dalam kelompoknya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya dapat ditarik sebuah kesimpulan dari hasil pembuktian empiris mengenai pengaruh Inflasi, Indeks Harga Saham

Dalam kasus tertentu jika seorang guru bertugas di daerah yang jauh (di luar provinsi) dari lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah, fotokopi ijazah dapat

a) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.. b) Membuat perangkat

Informasi tersebut ditampilkan pada masing-masing baris data pendukung yang berisi isian data tidak valid.. Jika Tanggal tidak valid , aka pada aris terse ut aka ta pil tulisa