• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI PARASETAMOL PADA USUS HALUS KELINCI (Oryctolagus cuniculus) YANG DIHOMOGENKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI PARASETAMOL PADA USUS HALUS KELINCI (Oryctolagus cuniculus) YANG DIHOMOGENKAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI

PARASETAMOL PADA USUS HALUS

KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

YANG DIHOMOGENKAN

SKRIPSI

OLEH:

ZULHA YENI

NIM 091524087

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI

PARASETAMOL PADA USUS HALUS

KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

YANG DIHOMOGENKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

ZULHA YENI

NIM 091524087

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2013

(3)

PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI PARASETAMOL PADA USUS HALUS

KELINCI (Oryctolagus cuniculus) YANG DIHOMOGENKAN

OLEH: ZULHA YENI NIM 091524087

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal : 21 Agustus 2013

Pembimbing I, Panitia Penguji:

Prof. Dr. M. T. Simanjuntak, M.Sc., Apt. Prof. Dr. Hakim Bangun, Apt. NIP 195212041980021001 NIP 195201171980031002

Prof. Dr. M.T.Simanjuntak, M.Sc., Apt. NIP 195212041980021001

Pembimbing II,

Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt. NIP 195504241983031003

Prof. Dr. Karsono, Apt.

NIP 195409091982011001 Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt. NIP 130935857

Medan, Oktober 2013 Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kasihNya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh aspirin terhadap absorpsi parasetamol pada usus halus kelinci

(Oryctolagus cuniculus) yang dihomogenkan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. M. T. Simanjuntak, MSc., Apt., dan Bapak Prof. Dr. Karsono., Apt., atas waktu bimbingan, kesabaran dan tanggung jawab kepada penulis selama melakukan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi, Bapak Prof. Dr. Hakim Bangun., Apt., Bapak Dr. Kasmirul Ramlan Sinaga, M.S., Apt., dan Bapak Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Dan pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Ayahanda dan Ibunda serta kakak-kakak serta keponakan-keponakan yang telah memberikan semangat, doa dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh Staf Pengajar, Pegawai Tata Usaha dan Teman-teman yang telah membantu selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang farmasi.

Medan, Oktober 2013 Penulis,

(5)

PENGARUH ASPIRIN TERHADAP ABSORPSI PARASETAMOL PADA USUS HALUS KELINCI (Oryctolagus cuniculus)

YANG DIHOMOGENKAN

ABSTRAK

Absorpsi sistemik suatu obat dari saluran cerna atau tempat ekstravaskuler yang lain tergantung pada faktor fisikokimia obat, anatomi dan fisiologi tempat absorpsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inhibisi aspirin terhadap absorpsi parasetamol dengan berbagai konsentrasi pada usus halus kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dihomogenkan, yang diharapkan akan dapat melengkapi informasi tentang parasetamol untuk keperluan preformulasi.

Penelitian ini dilakukan secara in vitro dengan menggunakan usus halus kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang dihomogenkan. Larutan obat yang digunakan ada dua larutan yaitu larutan parasetamol dan larutan aspirin. Konsentrasi larutan parasetamol yang digunakan adalah 1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM. Dan konsentrasi larutan aspirin yang digunakan adalah 0,1 mM, 0,3 mM dan 0,5 mM yang dilakukan pada waktu 0,75 menit, 2 menit dan 5 menit. Hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan Uji T menggunakan Statistical

Program Servise Solution (SPSS).

Pada konsentrasi 1 mM jumlah P1 yang diabsorpsi pada waktu 0,75 menit = 0,2921 dan P2 = 0,2026, waktu 2 menit P1 = 0,5016 dan P2 = 0,3451, waktu 5 menit P1 = 0,8170 dan P2 = 0,5456; pada konsentrasi 2 mM jumlah P1 yang diabsorpsi pada waktu 0,75 menit = 1,2833 dan P2 = 1,2068; waktu 2 menit P1 = 1,3208 dan P2 = 1,1950; waktu 5 menit P1 = 1,4134 dan P2 = 1,2002; pada konsentrasi 3 mM jumlah P1 yang diabsorpsi pada waktu 0,75 menit = 2,0848 dan P2 = 1,9867; waktu 2 menit P1 = 2,1757 dan P2 = 1,9903; waktu 5 menit P1 = 2,5421 dan P2 = 2,2547; pada konsentrasi 5 mM jumlah P1 yang diabsorpsi pada waktu 0,75 menit = 2,2151 dan P2 = 2,1487; waktu 2 menit P1 = 2,3505 dan P2 = 2,1816; waktu 5 menit P1 = 2,8537 dan P2 = 2,5548; pada konsentrasi 10 mM jumlah P1 yang diabsorpsi pada waktu 0,75 menit = 2,2858 dan P2 = 2,2012; waktu 2 menit P1 = 2,4446 dan P2 = 2,2584; waktu 5 menit P1 = 2,8723 dan P2 = 2,6072. Hasil analisis data menggunakan Uji T menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jumlah absorpsi parasetamol (P1) dengan parasetamol dengan penambahan aspirin (P2) dalam usus halus kelinci yang dihomogenkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspirin dapat menurunkan absorpsi parasetamol.

(6)

THE EFFECT OF ASPIRIN THROUGH PARACETAMOL ABSORPTION AT RABBIT’S (Oryctolagus cuniculus) SMALL INTESTINE

WHICH HOMOGENIZED

ABSTRACT

Systematical absorption of a drug from alimentary tract or place of other ekstravasculer depends on physicochemical drug factors, anatomy and physiology place of absorption. The aim of this research was to know the effect of aspirin inhibition through paracetamol absorption by some concentrations at rabbit’s

(Oryctolagus cuniculus) small intestine which homogenized, so it hopefully can

complete the information about paracetamol for preformulation needed.

This research was done in vitro by using rabbit’s (Oryctolagus cuniculus) small intestine which homogenized. The drug solution that is used there are two kinds of solutions, they are paracetamol solution and aspirin solution. The concentration of paracetamol solution that is being used are 1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM, and 10 mM. And the concentration of aspirin solution is being used are 0.1 mM, 0.3 mM and 0.5 mM that was done at timing 0.75 minutes, 2 minutes, and 5 minutes. Result observations then performed data analysis with T Test Statistical Program Servise Solution (SPSS).

The at concentration 1 mM amount of P1 which in absorption at timing 0.75 minutes = 0.2921 and P2 = 0.2026, at timing 2 minutes P1 = 0.5016 and P2 = 0.3451, at timing 5 minutes P1 = 0.8170 and P2 = 0.5456; the at concentration 2 mM amount of P1 which in absorption at timing 0.75 minutes = 1.2833 and P2 = 1.2068; at timing 2 minutes P1 = 1.3208 and P2 = 1.1950; at timing 5 minutes P1 = 1.4134 and P2 = 1.2002; the at concentration 3 mM amount of P1 which in absorption at timing 0.75 minutes = 2.0848 and P2 = 1.9867; at timing 2 minutes P1 = 2.1757 and P2 = 1.9903; at timing 5 minutes P1 = 2.5421 and P2 = 2.2547; the at concentration 5 mM amount of P1 which in absorption at timing 0.75 minutes = 2.2151 and P2 = 2.1487; at timing 2 minutes P1 = 2.3505 and P2 = 2.1816; at timing 5 minutes P1 = 2.8537 and P2 = 2.5548; the at concentration 10 mM amount of P1 which in absorption at timing 0.75 minutes = 2.2858 and P2 = 2.2012; at timing 2 minutes P1 = 2.4446 and P2 = 2.2584; at timing 5 minutes P1 = 2.8723 and P2 = 2.6072. The result of data analysis using T Test showed there are significant difference from absorption paracetamol (P1) and absorption of paracetamol with increment aspirin (P2) in rabbit’s (Oryctolagus cuniculus) small intestine which homogenized. So that inferential be that of aspirin can degrade the paracetamol absorption.

(7)

DAFTAR ISI

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi obat ... 8

2.2.2 Mekanisme lintas membran ... 9

2.3 Usus Halus ... 15

2.4 Kinetika Laju Absorpsi ... 17

2.5 Spektrofotometri Ultraviolet-visibel ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.4.2 Pembuatan larutan natrium dihidrogenfosfat 0,8 % ... 21

3.4.3 Pembuatan larutan dinatrium hidrogenfosfat 0,9 % ... 22

3.4.4 Pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 22

3.4.5 Pembuatan larutan natrium klorida 0,9 % ... 22

3.4.6 Pembuatan usus halus kelinci yang dihomogenkan ... 22

3.4.7 Pembuatan Larutan Induk Baku I (LIB I) parasetamol dalam dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 23

3.4.8 Pembuatan Larutan Induk Baku II (LIB II) parasetamol dalam dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 23

3.4.9 Pembuatan larutan parasetamol dengan berbagai konsentrasi ... ... 23

(8)

3.4.11 Penentuan kurva absorpsi parasetamol dalam usus

halus kelinci yang dihomogenkan ... 24

3.4.12 Penentuan kurva kalibrasi parasetamol dalam usus halus kelinci yang dihomogenkan ... 24

3.4.13 Penentuan absorpsi parasetamol dalam usus halus kelinci yang dihomogenkan ... 25

3.4.14 Penentuan absorpsi parasetamol dalam usus halus kelinci yang dihomogenkan dengan penambahan aspirin ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Parasetamol dalam Usus Halus Kelinci yang Dihomogenkan pada Dapar Fosfat pH 7,4 Isotonis ... 26

4.2 Hasil Penentuan Kurva Kalibrasi Parasetamol dalam Usus Halus Kelinci yang Dihomogenkan pada Dapar Fosfat pH 7,4 Isotonis ... 26

4.3 Penentuan Jumlah Parasetamol yang Diabsorpsi dalam Usus Halus Kelinci yang Dihomogenkan pada Dapar Fosfat pH 7,4 Isotonis ... 27

4.4 Penentuan Jumlah Parasetamol yang Diabsorpsi dalam Usus Halus Kelinci yang Dihomogenkan pada Dapar Fosfat pH 7,4 Isotonis dengan Penambahan Aspirin ... 29

4.5 Perbandingan Jumlah Parsetamol yang Diabsorpsi dalam Usus Halus Kelinci yang Dihomogenkan Tanpa dan Dengan Penambahan Aspirin ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1Kesimpulan ... 33

5.2Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Data kalibrasi parasetamol dalam usus halus kelinci yang

dihomogenkan pada dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 26 Tabel 4.2 Jumlah parasetamol yang diabsorpsi pada konsentrasi

1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM ... 28 Tabel 4.3 Jumlah parasetamol yang diabsorpsi pada konsentrasi

1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM dengan penambahan aspirin 0,1 mM, 0,3 mM dan 0,5 mM pada waktu 0,75, 2 dan

5 menit ... 29 Tabel 4.4 Perbandingan jumlah parasetamol yang diabsorpsi pada

konsentrasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM tanpa dan dengan penambahan aspirin pada waktu 0,75, 2 dan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rumus bangun parasetamol ... 5

Gambar 2.2 Rumus bangun aspirin ... 6

Gambar 2.3 Fase biofarmasetik obat ... 7

Gambar 2.4 Transpor trans membran transpor konvektif ... 9

Gambar 2.5 Transpor trans membran difusi pasif ... 12

Gambar 2.6 Transpor aktif ... 13

Gambar 2.7 Difusi sederhana ... 13

Gambar 2.8 Transpor trans membran pinositosis ... 14

Gambar 2.9 Transpor trans membran transpor pasangan ion ... 14

Gambar 2.10 Usus halus ... 16

Gambar 4.1 Kurva kalibrasi parasetamol dalam usus halus kelinci yang dihomogenkan pada dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 27

Gambar 4.2 Grafik jumlah parasetamol yang diabsorpsi vs waktu pada konsentrasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM ... 28

Gambar 4.3 Grafik jumlah parasetamol yang diabsorpsi vs waktu pada konsentrasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, 5 mM dan 10 mM dengan penambahan aspirin 0,1 mm, 0,3 mM dan 0,5 mM pada waktu 0,75, 2 dan 5 menit ... 30

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4

isotonis ... 36 Lampiran 2. Flowsheet pembuatan usus halus homogen ... 37 Lampiran 3. Flowsheet pembuatan Larutan Induk Baku I parasetamol

dalam dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 38 Lampiran 4. Flowsheet pembuatan Larutan Induk Baku II parasetamol

dalam dapar fosfat pH 7,4 isotonis ... 39 Lampiran 5. Flowsheet pembuatan larutan parasetamol dengan

berbagai konsentrasi ... 40 Lampiran 6. Flowsheet pembuatan larutan aspirin dengan berbagai

konsentrasi ... 41 Lampiran 7. Flowsheet penentuan kurva absorbsi parasetamol dalam

usus halus yang dihomogenkan ... 42 Lampiran 8. Kurva absorpsi parasetamol dalam usus halus kelinci

yang dihomogenkan ... 43 Lampiran 9. Flowsheet penentuan kurva kalibrasi parasetamol dalam

usus halus kelinci yang dihomogenkan ... 44 Lampiran 10. Flowsheet penentuan absorpsi parasetamol dalam usus

halus kelinci yang dihomogenkan ... 45 Lampiran 11. Flowsheet penentuan absorpsi parasetamol dengan

penambahan aspirin dalam usus halus kelinci

yang dihomogenkan ... 46 Lampiran 12. Penentuan persamaan regresi dan kurva kalibrasi

parasetamol pada usus halus kelinci yang

dihomogenkan ... 47 Lampiran 13. Contoh perhitungan konsentrasi larutan parasetamol

2 mM ... 48 Lampiran 14. Contoh perhitungan konsentrasi parasetamol dalam usus

halus kelinci yang dihomogenkan ... 49 Lampiran 15. Contoh perhitungan Standar Deviasi (SD) ... 50 Lampiran 16. Gambar usus halus kelinci ... 51 Lampiran17. Gambar alat homogenizer mixer modifikasi dan

usus halus homogen ... 52 Lampiran 18. Hasil uji T-Test profil laju absorpsi parasetamol dalam

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3, yaitu perlakuan media tanam yang tepat dijumpai pada media ampas tebu (M 2 ) yang

Sistem dan tatanan tidak dapat diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak perbaikan, sebagian perubahan yang sangat mendasar..

(1) Pembantu Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, Kepala Unit Pelaksana Teknis, dan Kepala Biro menyampaikan laporan kepada Rektor dengan tembusan kepada Biro Administrasi

Pemerintah Desa yang menerima Bantuan Keuangan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang dialokasikan untuk kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa Sengkuyung,

(3) Buku teks pelajaran Bahasa Indonesia sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini,

Menimbang : bahwa dalam upaya mempercepat program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bantul melalui Bantuan Keuangan Khusus Pemerintah Daerah Daerah Istimewa

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi meneliti kelengkapan administratif dan keabsahan bukti fisik yang diusulkan oleh Kepala Sekolah seperti tersebut pada angka 3 (tiga) dan

(3) Pos UKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola oleh kader dari pekerja perusahaan atau tempat kerja sektor informal, berkoordinasi dengan Puskesmas