• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Sulasih

NIM B12 046

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

Diajukan oleh : Sulasih B12.046

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :

Pembimbing

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN

PRODUKSI ASI DI BPM RIRIN YUNIANTI Amd.Keb

SAWAHAN NGEMPLAK BOYOLALI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

Sulasih

NIM B12046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan

Pada tanggal :

Penguji I

Ernawati SST. M.Kes NIK200886033

Penguji II

Riadini Wahyu Utami S. ST NIK.201189094

Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi

ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

A. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta

B. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

C. Ibu Riadini Wahyu Utami SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. D. Ririn Yunianti amd.Keb, selaku pengelola BPM Ririn Yunianti Ngemplak

Boyolali yang telah bersedia memberi ijin kepada penulis dalam pengambilan data dan penelitian.

E. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

F. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

(5)

v

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Sulasih B12 046

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb

Sawahan Ngemplak Boyolali xii+ 53 halaman + 21 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Pada masa modern seperti ini, sebagian ibu muda merasa enggan menyusui anak. Hal ini menyebabkan anak mudah terserang penyakit, karena daya tahan tubuh lemah. Beberapa faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya yaitu kurangnya pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 responden di BPM Ririn Yunianti Amd. Keb Sawahan Ngemplak didapatkan informasi 9 ibu tidak bisa menjawab pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan 1 ibu bisa menjawab.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb pada tingkat baik, cukup dan kurang Serta faktor pendorong dan penghambattingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM RirinYuniantiAmd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb.pada tanggal 7 April sampai 10 Mei 2015 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dengan jumlah 30 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat.

Hasil penelitian: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb menunjukkan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan baik, 14 siswa (46,7%) berpengetahuan cukup dan 8 siswa (26,7%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dikategorikan dalam pengetahuan cukup. Faktor pendorong dan penghambat yaitu pendidikan, umur, pekerjaan, lingkungan dan sosial budaya.

(6)

vi MOTTO

1. Jangan pernah malu untuk maju karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.

2. Kerjakan pekerjaanmu dengan niat tulus dan penuh keikhlasan, maka akan kamu terima hasil yang memuaskan. Jika kamu mengerjakan dengan keterpaksaan makahasilnya pun akan berantakan.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :

A. Allah SWT yang memberikan petunjuk kelancaran dan kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. B. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas doa, kasih

sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.

C. Sahabatku tercinta Titik, Yuli, Atik terima kasih atas semangat yang kalian berikan.

D. Teman – teman seperjuangan DIII KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA .

E. Almamater tercinta STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA PRODI D III KEBIDANAN.

(7)

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Sulasih

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 08 Juli 1995

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sidorejo, Rt 14 Rw 4 Butuh Dawung Jenar Sragen

Riwayat Pendidikan

A. SD N DAWUNG 3 Lulus tahun 2006 B. SMPN 1 JENAR Lulus tahun 2009 C. SMAN 1 TANGEN Lulus tahun 2012

(8)

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JenisdanRancanganPenelitian... 32

B. LokasidanWaktuPenelitian ... 32

C. Populasi, SampeldanTeknikPengambilanSampel ... 33

D. Variabelpenelitian... 34

E. DefinisiOperasional ... 34

(9)

ix

G. TeknikPungumpulan Data ... 38

H. MetodePengolahandanAnalisis Data ... 39

I. EtikaPenelitian ... 42

J. JadwalPenelitian ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GambaraUmumTempatPenelitian ... 44

B. HasilPenelitian ... 44

C. Pembahasan ... 47

D. Keterbatasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi antara kolostrum, ASI transisi, ASI matur ... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner... 36

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ... 44

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan ... 45

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan. ... 45

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Wawancara Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6 : Surat Keterangan Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 7 : Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8 : Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 9 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 10 :Surat Persetujuan Responden

Lampiran 11 :Kuesioner Penelitian

Lampiran 12 :Pedoman Penskoran Kuesioner

Lampiran 13 : Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Lampiran 14 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 15 :Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 16 : Tabulasi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

Lampiran 17 : Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu ( Saleha, 2009 ). Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu - ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini ( Marmi, 2012 ).

Sebagian besar ahli kesehatan berpendapat bahwa keberhasilan menyusui tidaklah semata - mata tergantung pada faktor ibu dan bayi. Keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, terutama dukungan dari suami. Sesungguhnya pemberian ASI dapat mempengaruhi aspek kejiwaan dan batiniah ibu, bayi, dan suami ( Prasetyono, 2012 ).

(14)

sungguh dari para ahli kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui anak (Prasetyono, 2012).

Dalam promosi susu tersebut, ada sebuah kekeliruan konsep yakni susu formula itu diperlukan oleh ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi kebutuhan anak, sehinnga dibutuhkan susu tambahan yang diproduksi oleh perusahaan susu. Para ibu yang aktif melakukan kegiatan komersial, seperti bekerja dikantor atau pabrik, serta berkecimpung dalam kegiatan sosial yang menyita waktu diluar rumah, memilih untuk menggunakan susu formula lantaran dianggap lebih menguntungkan dan membantu mereka ( Prasetyono, 2012 ).

ASI merupakan makanan utama bagi bayi, yang sangat dibutuhkan olehnya. Dalam ASI juga terdapat zat - zat yang disebut antibodi, yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit selama ibu menyusuinya, dan beberapa waktu sesudah itu. Bayi yang senantiasa mengkonsumsi ASI jarang mengalami selesma dan infeksi saluran pernafasan atas pada tahun pertama kelahiran, jika dibandingkan dengan bayi yang tidak mengkonsumsinya. Selain itu, ASI juga bisa membantu perkembangan tulang rahang dan otot - otot pengunyah (Prasetyono, 2012 ).

HasilstudipendahuluanyangdilakukandiBPM Ririn Yuniati Amd.Keb Ngemplak Boyolalipada tanggal 7 November 2014,didapatkandatajumlahibu nifaspada

(15)

3

pertanyaan tentang cara peningkatan produksi ASI dan1ibusudahbisa menjawab pernyataan tentang cara peningkatanproduksiASI.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang bersangkutan dengan produksi ASI sebagai barier pada bayi yang berfungsi sebagai antibody dengan judul “Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi Di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan,Ngemplak, Boyolali”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Ngemplak, Boyolali?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori baik.

(16)

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI dengan kategori kurang.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Bagi peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

3. Bagi Intitusi

a. Bagi pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi khususnya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

b. Bagi BPM

(17)

5

E. Keaslian Penelitian

1. Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI Di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali”. Jenis

penelitian adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPS Dyah Sumarmo Boyolali Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali pada bulan Mei sampai Juni 2012, yaitu sebanyak 34 ibu nifas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 5 responden (14,7%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan ASI 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 6 responden (17,7%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian, waktu penelitian dan hasil penelitian sedangkan persamaannya terletak pada judul penelitian, jenis penelitian dan teknik penelitian.

2. Atmawati (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang ASI Dengan Perilaku Perawatan Payudara Postpartum Di

Rumah Bersalin An Nissa Surakarta”. Penelitian ini menggunakan desain

(18)

dalam penelitian ini adalah ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta pada bulan Mei sampai Juni 2010. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu postpartum di Rumah Bersalin An Nissa Surakarta sebanyak 30 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik non random jenis purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang diberikan kepada ibu postpartum. Hasil penelitian menunjukkan kelompok responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 3,3%. Responden berpengetahuan cukup tentang pengetahuan ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 16,7%. Responden berpengetahuan baik tentang ASI dan berperilaku baik terhadap perawatan payudara sebesar 50%. Sedangkan responden yang berpengetahuan kurang tentang ASI dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 10%. Responden yang berpengetahuan cukup dan berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 20%. Dan responden yang berpengetahuan baik tentang ASI berperilaku tidak baik terhadap perawatan payudara sebesar 0%.

(19)

7 BABII

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pengetahuan

a) Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,2010).

b) Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010),pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu(Know)

(20)

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisa (Analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen- komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek tersebut. 5) Sintesis (sintesys)

(21)

9

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c) Faktor-faktor yan g Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Wawan dan Dewi, 2010) yaitu :

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga.

c) Umur

(22)

2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d) Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok :

1) Cara Tradisional

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :

a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)

(23)

11

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. d) Melalui Jalan Pikiran

Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

(24)

disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology).

2. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin , yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhirnya alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).

b. Tujuan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

(25)

13

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan KB (Saleha, 2009). c. Tahap Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1) Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.

2) Periode early postpartum (24 jam- 1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

3) Periode late postpartum ( 1 minggu -5 mnggu)

(26)

3. Peningkatan Produksi ASI a. Pengertian Produksi ASI

(27)

15

pengeluaran ASI sampai pada proses bayi menghisap dan menelan ASI (Marmi, 2012).

1) Tanda ASI Cukup

a) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya jernih sampai kuning muda.

b) Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan “berbiji”

c) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam

d) Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui.

e) Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI, setiap kali bayi mulai menyusu.

f) Bayi bertambah berat badannya. (Sulistyawati, 2009)

b. Komposisi Gizi dalam ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Air susu ibu khusus dibuat untuk bayi manusia. Kandungan gizi dari ASI sangat khusus dan sempurna serta sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi. ASI dibedakan dalam tiga stadium yaitu:

a) Kolustrum

(28)

pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolustrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolustrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi daripada ASI matur Selain itu, kolustrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Pro¬tein utama pada kolustrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.

Meskipun kolostrum yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 m1/24 jam.

Kolostrum juga merupakan pencahar ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi makanan yang akan datang.

b) ASI Transisi atau Peralihan

(29)

17

c) ASI Matur

ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

Air susu yang mengalir pertama kali atau saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer. Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.

Selanjutnya, air susu berubah menjadi hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang. Dengan demikian, bayi akan membutuhkan keduanya, baik foremilk maupun hindmilk. Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan komposisi antara kolustrum, ASI transisi dan ASI matur.

Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi dan ASI matur

Kandungan Kolustrum Transisi ASI matur

(30)

c. Manfaat Menyusui 1) Manfaat bagi bayi

a) ASI mengandung komponen perlindungan terhadap infeksi, mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh. b) Komponen ASI sangat baik karena mempunyai kandungan

protein, karbonhidrat, lemak dan mineral yang seimbang. c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh

usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.

d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki berat badan ideal.

e) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk kecerdasan bayi.

f) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran bayi.

g) ASI bebas kuman karenadiberikan langsung dari payudara sehingga kebersihannya terrjamin.

(31)

19

i) Menyusui akan melatih daya hisap dan membantu mengurangi insiden maloklusi dan membentuk otot pipi yang baik.

j) ASI memberikan keuntungan psikologis. k) Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. 2) Manfaat untuk ibu

a) Aspek kesehatan ibu

(1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke bentuk semula dan mengurangi perdarahan post partum karena isapan bayi pada payudara akan merangsang kelenjar hipopise untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Oksitosin bekerja untuk kontraksi saluran ASI pada kerlenjar air susu dan merangsang kontraksi uterus.

(2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan secara bertahap karena pengeluaran energi untuk ASI dan proses pembentukannya akan mempercepat kehilangan lemak.

(3) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian karsinoma payudara dan karsinoma ovarium. b) Aspek keluarga berencana

(32)

prolaktin yang menghambat terjadinya ovulasi sehingga menunda kesuburan.

c) Aspek psikologis

Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak.

3) Manfaat untuk keluarga a) Aspek ekonomi

Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli.

Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum ASI tidak mudah terkena infeksi

b) Aspek psikologis

Memberikan kebahagiaan pada keluarga dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat. 4) Manfaat untuk negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

(33)

21

b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial. c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional, jika semua ibu menyusui dapat menghemat devisa yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula.

d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Marmi, 2012).

d. Fisiologis Laktasi

(34)

Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus ke sinus lactiferous.Hisapan merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hypofisis posterior.Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel myoepithel) yang mengelilingi alveolus mamae dan duktus lactiferous. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan. Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau"pelepasan". Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekadar memikirkan tentang bayinya (Sulistyawati, 2009).

e. Gizi Ibu Menyusui

Menurut (Saleha, 2009), Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :

1) Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, , mineral, dan vitamin yang cukup

3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari

(35)

23

5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI

f. Cara Menyusui yang Benar

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.

Posisi:

1) Posisi madona atau menggendong: bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

2) Posisi football atau mengepit: bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan.

3) Posisi berbaring miring: ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan

Tahap tata laksana menyusui 1) Posisi badan ibu dan bayi

a) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai

(36)

d) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu

e) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu

f) Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi

g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam 2) Posisi mulut bayi dan puting susu ibu

a) Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

b) Sentuh pipi atau bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (reflek menghisap)

c) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar ,dan lidah menjulur kebawah

d) Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala

(37)

25

f) Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi

g) Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)

h) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar

i) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi j) Beberapa ibu sering meletakkkan jarinya pada payudara

dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu

k) Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi (Marmi,2012)

g. Cara Meningkatkan Produksi ASI

Upaya memperbanyak ASI menurut (Marmi, 2012)adalah:

1) Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara

(38)

3) Pastikan bayi menyusui dalam posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif

4) Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali habis menyusui.

5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi

6) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

7) Pertugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan

8) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut

h. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi ASI

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, menurut (Marmi, 2012) adalah:

1) Makanan.

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

2) Ketenangan jiwa dan pikiran.

(39)

27

3) Penggunaan alat kontrasepsi.

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.

4) Perawatan payudara.

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.

5) Anatomis payudara.

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.

6) Faktor fisiologi.

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu. 7) Pola istirahat.

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.

8) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

(40)

tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

9) Faktor obat-obatan

Tidak semua obat dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui, sebaiknya ibu menyusui hanya meminum obat atas instruksi dokter atau tenaga kesehatan.

10) Berat lahir bayi.

(41)

29

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.

11) Umur kehamilan saat melahirkan.

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI.Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ 12) Konsumsi rokok dan alkohol.

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.

(Marmi, 2012) i. Volume Produksi ASI

(42)
(43)

31

Pengetahuan Nifas Peningkatan

(44)

C. Kerangka Konsep penelitian

Keterangan:

= Diteliti

= Mempengaruhi

Gambar2.2 Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas

Baik

Cukup Kurang

1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur

(45)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka – angka (Riwidikdo, 2012). Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi Asi di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan Ngemplak Boyolali.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilaksanakan di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb, Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

2. Waktu penelitian

(46)

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015 dengan jumlah 30 Ibu nifas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPM Ririn Yunianti, Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali pada tanggal 07 April sampai tanggal 10 Mei 2015 dengan jumlah 30 responden.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

(47)

35

kecil kurang dari 30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

E. Definisi Operasional

(48)

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produks ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.KebSawahan,Ngemplak,Boyolali

Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Kategori Pengetahuan

Ordinal Kuesioner 1. Baik bila nilai responden yang 3. Kurang bila nilai yang

diperoleh(x) < mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2010) F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang di isi langsung oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban (Arikunto, 2010).

(49)

37

nilainya 0 dan kriteria negatif (unfavorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (√) pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2010).

Isi kuesioner terdiri dari pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI. Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validasi dan reliabilitas. Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen penelitian ini :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

Variabel Indikator No. Pertanyaan Jumlah

Favorable Unfavorable Ket*: Item yang tidak valid

1. Uji Validitas

(50)

valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai rxy hitung > rxy tabel atau dengan nilai p-value < 0,05 (Riwidikdo, 2013).

Menurut Riwidikdo (2012), untuk melakukan uji validitas, minimal dilakukan terhadap 30 orang.

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah

ݎ

௫௬ ேǤσ௑௒ିσ௑Ǥσ௒

ඥሼேσ௑మିሺσ௑ሻሼேσ௒ିሺσ௬ሻ

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total. N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

(51)

39

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha(α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).

Untuk menguji realibilitas instrumen peneliti menggunakan Alpa Chronbach dengan bantuan program computer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

ݎ

ୀቂ

ೖషభቃ൤ଵିσ഑್మ഑మ೟൨

Keterangan :

rxy : Rehabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ b2 : Jumlah varians butir

!t2 : Varians total

Dari uji coba reliabilitas dari 30 responden dan 33 soal yang dilakukan di BPM Al-firdaus Kismoyoso, Ngemplak, Boyolalididapatkannilairhitung

lebih besar dari nilai alpha cronbach, 0,925> (0,7) sehingga kuesioner dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

(52)

Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek atau objek oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil jawaban kuesioner tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI yang diisi oleh ibu nifas di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Data sekunder di dapatkan dari data ibu nifas di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data adalah :

a. Editing

(53)

41

editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi operasional.

c. Memasukan Data (Data Enty) atau Procesing

Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. AnalisisData

(54)

Menurut Riwididikdo (2013), untuk mendapat tiga jawaban kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan parameter :

a. Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD b. Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x≤mean +1 SD c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus :

Rumus : X =σ௫

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

σݔ : Jumlah seluruh jawaban responden

N : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD = ඨσݔͳ ʹሺσݔͳሻ

݊ ݊െͳ

Keterangan:

SD : Simpangan baku (standard deviation). X1 : Nilai responden

(55)

43

menurut Riwidikdo (2010), skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori.

Rumus :

Skor prosentase = ݏ݇݋ݎݕܽ݊݃݀݅݌݁ݎ݋݈݄݁ݎ݁ݏ݌݋݊݀݁݊

ݐ݋ݐ݈ܽݏ݇݋ݎ݉ܽ݇ݏ݅݉ݑ݉ݕܽ݊݃ݏ݄݁ܽݎݑݏ݊ݕܽ݀݅݌݁ݎ݋݈݄݁ܺͳͲͲΨ

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan maslah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain :

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat,2007). Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

(56)

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data (Hidayat,2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat,2007).

Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subjek akan dijamin.

J. Jadwal Peneltian

(57)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Ririn Yunianti Amd.keb terletak di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. BPM Ririn Yunianti Amd.keb adalah salah satu Bidan Praktek Swasta memiliki 1 Bidan. Sarana dan prasarana ruang di BPM Ririn Yunianti terdiri dari 1 Ruang bersalin, Ruang observasi nifas terdiri dari tempat tidur, ruang Poli Kebidanan dan Ruang Tunggu. Pelayanan yang diberikan BPM Ririn Yunianti meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC) oleh bidan, pelayanan ibu bersalin, Imunisasi, Pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

2. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No Umur Responden Presentase (%)

(58)

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No Pendidikan Responden Presentase (%)

1 SMP 9 30

2 SMA 19 63

3 PT (Perguruan Tinggi) 2 7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel di atas mayoritas responden penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI berpendidikan SMA yaitu sebanyak 19 responden (63%).

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Responden Persentase (%)

1 IRT 16 53

2 Swasta 12 40

3 PNS 2 7

Total 30 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan table 4.3 di atas mayoritas responden penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebanyak16 responden (53%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

(59)

47

Tabel.4.4Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar devisiasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI

18,86 9,02

Sumber: Data Primer 2015

Berikut ini perhitungan kategori pengetahuan responden: a. Baik,bila nilai yang diperoleh : (x)>mean+1SD

: (x)>18,86 +1.9,02 : (x)>27,88

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden >27,88

b. Cukup,bila nilai yang diperoleh : mean–1SD≤x≤ mean+1SD : 18,86 – 1.9,02≤x≤18,86 +1.9,02 : 9,84 ≤x ≤ 27,88

Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 9,84 < x ≤ 27,88 c. Kurang,bila nilai yang diperoleh : (x) <mean-1 SD

: (x) <18,86–1. 9,02 : (x)<9,84

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden <9,84

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

No Pengetahuan Jumlah Persentasi (%)

(60)

H. PEMBAHASAN

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu 14 responden (47%). Menurut Wawan (2010), faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (26,7%). Menurut data yang didapat dari kuesioner untuk 8 responden tersebut berpendidikan SMA sebanyak 6 responden dan perguruan tinggi sebanyak 2 responden. Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Informasi mengenai ASI didapatkan dari internet, televisi, tenaga kesehatan, majalah, guru.

(61)

49

bekerja. Informasi mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga kesehatan, teman.

Responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (26,7%), dimana 7 dari 8 responden tersebut tidak bekerja dan 1 responden dari ibu bekerja. Sesuai dengan Wawan Dewi (2010), pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang dan kehidupan keluarga. Kebanyakan responden adalah ibu rumah tangga, sehingga kurang dalam mendapatkan informasi. Informasi mengenai ASI didapatkan dari televisi, radio, tenaga kesehatan, dan teman.

(62)

mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan Wawan dan Dewi (2010).

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali mayoritas berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (46,7%), hal ini disebabkan karena adanya faktor pendidikan, pekerjaan dan usia. Pendidikan dapat diperoleh dari formal maupun non formal yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan sehingga responden memiliki pengetahuan cukup. Pekerjaan responden mayoritas adalah IRT, pedagang dan yang memiliki pekerjaan sebagai PNS hanya beberapa saja sehingga pekerjaan seseorang itu dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya. Sebagian besar usia responden antara 20 sampai 30 tahun sehingga semakin banyak umur, pengetahuanpun akan semakin tinggi. Faktor selanjutnya adalah sosial budaya, lingkungan sangat mempengaruhi pengetahuan dimana perkumpulan warga atau tetangga dapat mempengaruhi pola pikir dan kemampuan untuk berkembangnya suatu informasi dan sosial budaya masih sangat erat dimasyarakat saat ini dimana kepercayaan-kepercayaan dimasa lampau masih dilakukan dan dipegang erat oleh masyarakat luas sehingga semakin kuat suatu budaya maka dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fabona (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di

BPS Dyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten

(63)

51

cukup yaitu 23 responden (68%). Faktor yang mempengaruhinya adalah pendidikan, pekerjaan, umur dan lingkungan.

I. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitan

Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus mendatangi responden dari rumah kerumah.

2. Keterbatasan Penelitian a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

a. Kuesioner

(64)

52

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin di BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang berjumlah 30 responden.

1. Tingkat pengetahuan baik tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).

2. Tingkat pengetahuan cukup tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 14 responden (46,7%).

3. Tingkat pengetahuan kurang tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti Amd.Keb Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali sebanyak 8 responden (26,7%).

(65)

53

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Bagi BPM

Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan terutama mengenai cara peningkatan produksi ASI.

3. Bagi Responden

Diharapkan untuk lebih aktif untuk mengikuti penyuluhan dan lebih banyak mencari informasi tentang cara peningkatan produksi melalui media massa maupun media elektronik.

4. Bagi peneliti selanjutnya

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya

Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

2010. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. .2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press Proverawati, A. Rahmawati, E. 2010. Kopita Selekta ASI dan

Menyusui.Yogyakarta: Nuha Medika

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

, H. 2013. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Komposisi antara kolostrum, ASI transisi, ASI matur ...
Tabel 2.1 Perbedaan komposisi antara kolostrum, ASI transisi
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di BPM Ririn Yunianti,Amd.Keb Sawahan, Ngemplak, Boyolali
+3

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada petani penggarap di Dusun Slamet, curahan waktu yang dimiliki istri untuk mengurus aktivitas rumah tangga lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.. Selain

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai kompetensi kepribadian guru dalam melakukan pendekatan psikologis, pembentukan perilaku anak, upaya-upaya yang dilakukan,

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pemahaman PNS muslim Kota Medan terhadap zakat profesi relatif baik dengan rata-rata pemahaman bernilai 6,55.. Langkah-langkah

[r]

Dalam Movescount, Anda dapat membuat mode olahraga pilihan, mengedit mode olahraga yang telah ditetapkan sebelumnya, menghapus mode olahraga, atau hanya menyembunyikannya agar

The purpose of the practical paper (Paper 5 or 6) is to test Assessment Objective 3 (experimental skills). Your teacher will be able to give you more information about how each

Pembelajaran holistik integratif merupakan model pembelajaran untuk pendidikan anak usia dni yang berpusat pada anak, dimana dalam proses penerapannya menstimulasi

Oleh karena gerak tari Bedhaya menjadi konsep garapan, maka gerak tersebut dalam teater Pilihan Pembayun menjadi gerak Bedhayan, seolah-olah Bedhaya, rasa Bedhaya5.