• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANG P EMBANGUNANKOTAPASURUAN 3.2 .1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANG P EMBANGUNANKOTAPASURUAN 3.2 .1 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

B

BA

AB

B

I

II

II

I

R

RE

EN

NC

C

AN

A

N

A

A

P

PE

EM

MB

B

AN

A

N

GU

G

UN

N

AN

A

N

K

K

OT

O

TA

A

P

PA

AS

SU

UR

RU

U

AN

A

N

3

3..11 VVIISSII DDAANN MIMISSII KKOOTTA A PPAASSUURRUUAANN

3.1.1 Visi

Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu melalui pemberdayaan seluruh potensi dan peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2010-2015 Walikota Pasuruan mencanangkan visi sebagai berikut:

Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Industri, Perdagangan dan Jasa yang dilandasi Iman dan Taqwa menuju Masyarakat Sejahtera”.

Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap setiap satuan kerja di lingkup kerja Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan Kantor) dalam merumuskan visinya masing-masing. Sehingga diharapkan akan timbul keharmonisan yang terbentuk melalui kesepahaman visi di antara satuan kerja dalam mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa (RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015).

3.1.2 Misi

Upaya mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan jasa sebagaimana yang terdapat dalam visi Kota Pasuruan Tahun 2010-2015 harus ditunjang dengan rumusan misi yang berperan sebagai grand objectives dalam rangka mewujudkan visi. Misi merupakan pengejawantahan yang bersifat strategis dari visi yang ingin diwujudkan.

Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan, maka misi Kota Pasuruan dirumuskan sebagai berikut (RPJMD Kota Pasuruan Tahun 2010-2015):

1. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pendidikan.

2. Meningkatkan cakupan layanan dan kualitas kesehatan masyarakat. 3. Menciptakan kesempatan kerja dan iklim usaha yang kondusif. 4. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat secara layak.

5. Menyediakan infrastruktur kota, sarana dan prasarana dasar, serta tata ruang/ lingkungan yang nyaman.

6. Mewujudkan pelayanan publik dan tata pemerintahan yang baik. 7. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa.

3.1.3 Strategi Pertumbuhan

Sedangkan strategi pertumbuhan dalam RPJMD Kota Pasuruan dipusatkan pada

pemberdayaan (empowerment) manusia (baik sebagai individu maupun kelompok), Keterpihakan pada masyarakat miskin (Pro poor) dan Pemerataan pertumbuhan ekonomi (growth with equity). Strategi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

(2)

a. Revitalisasi peran industri kecil dan menengah, b. Pengembangan sektor perdagangan dan jasa,

c. Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

d. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi

2. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan pemenuhan hak dasar dalam pembangunan partisipasif

Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu :

a. Pemenuhan hak atas pangan,

b. Pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan, c. Pemenuhan hak atas pendidikan,

d. Pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha, e. Pemenuhan hak atas perumahan,

f. Pemenuhan hak atas pemukiman yang layak,

g. Pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup, h. Pemenuhan hak atas rasa aman,

i. Pemenuhan hak untuk berpartisipasi. 3. Pembangunan Infrastruktur Kota Pasuruan

Strategi pembangunan Kota Pasuruan di bidang infrastruktur ini diarahkan pada : a. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung wilayah, b. Pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang,

c. Pengembangan sistem dan jaringan transportasi darat dan laut, d. Penambahan kapasitas jalan dan jalan raya,

e. Penambahan dan peningkatan sarana dan prasarana perdagangan,

f. Peningkatan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana pendukung wilayah. g. Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur

4. Peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif, efisie n dan transparan.

Strategi peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif yang diarahkan pada :

a. Peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah,

b. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur pemerintah, c. Pengembangan sistem informasi keuangan.

3

3..22 TTIINNJJAAUUAANN TUTUJJUAUANN DADANN ARARAAHH PEPEMMBBAANNGGUUNNAANN JAJANNGGKKAA PAPANNJJAANNGG

P

PEEMMBBAANNGGUUNNAANN KKOOTTA A PPAASSUURRUUAANN

3

3..22..11 Tujuan Pembangunan Jangka Panjang

(3)

landasan bagi tahap pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

1. Sejalan dengan arah pembangunan Nasional dan pembangunan daerah Jawa Timur, maka Pembangunan Jangka Panjang Kedua Daerah Kota Pasuruan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia dan kualitas masyarakat agar semakin maju, mandiri dan sejahtera berdasarkan Pancasila, dengan rasa cinta tanah air yang melandasi kedasaran kebangsaan, semangat pengabdian dan tekad untuk membangun dengan lebih memberi peran kepada rakyat untuk berperan aktif dalam pembangunan dijiwai semangat kekeluargaan.

2. Melalui upaya pembangunan, potensi sumber daya pembangunan nasional dan daerah diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik dan pertahanan keamanan yang nyata, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.

3. Pembangunan ekonomi daerah diarahkan pada upaya mendukung terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri dan handal berdasarkan demokrasi ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara selaras, adil dan merata. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan sosial.

4. Pembangunan industri dan pertanian sektor produktif lainnya ditingkatkan dan diarahkan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pembangunan industri terus ditingkatkan dan diarahkan agar sektor industri makin menjadi penggerak utama ekonomi yang efisien, berdaya saing tinggi, mempunyai struktur yang semakin kukuh dengan pola produksi dan bersumber daya alam yang melimpah menjadi barang yang bermutu, bernilai tambah yang tinggi dan padat ketrampilan.

Industri kecil harus dikembangkan dan didorong untuk semakin menjadi kuat. Sektor pertanian terus ditingkatkan agar mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat dan mampu melanjutkan proses industrialisasi, serta makin terkait dan terpadu dengan sektor industri dan jasa menuju terbentuknya jaringan kegiatan agroindustri dan agribisnis yang produktif.

5. Jasa, termasuk pelayanan infrastruktur dan jasa keuangan terus dikembangkan menuju terciptanya jaringan informasi, perhubungan, perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal, efisien, mampu mendukung industrialisasi dan upaya pemerataan. Perdagangan harus mampu menunjang peningkatan produksi dan memperlancar distribusi sehingga mampu mendukung upaya pemerataan.

6. Pendayagunaan sumber daya alam diperuntukkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal dan bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan daya dukungnya dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup bagi pembangunan yang berkelanjutan.

(4)

depan dan pembangunan sektor ini dipacu untuk membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pengembangan wilayah, pembangunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat. 8. Pembangunan baik skala nasional/daerah pada dasarnya diselenggarakan oleh mesyarakat

bersama pemerintah. Dana untuk pembiayaan daerah terutama digali dari pendapatan asli daerah. Bantuan dan sumber dan dari pusat masih terus diperlukan dengan prinsip tetap meningkatkan kekuatan pembangunan daerah.

9. Pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran aktif masyarakat, meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

10. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia serta kualitas sumber daya manusia dan memperluas serta meningkatkan pemerataan kesempatan perolehan pendidikan termasuk di daerah terpencil.

11. Budaya masyarakat daerah sebagai bagian dari budaya bangsa merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa dan karya bangsa yang dilandasi nilai luhur bangsa berdasarkan Pancasila bercirikan Bhineka Tunggal Ika dan berwawasan nusantara, harus diupayakan agar senantiasa menjiwai perilaku masyarakat dan pelaksanaan pembangunan, serta membangkitkan sikap kesetiakawanan dan tanggung jawab sosial, disiplin serta semangat pantang menyerah.

12. Pembangunan kependudukan diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, serta perwujudan keluarga kecil sejahtera dan bahagia. Upaya penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dan pergeseran yang serasi perlu dilanjutkan dan lebih ditingkatkan, antara lain melalui transmigrasi swakarsa.

13. Pembinaan anak, remaja dan pemuda sebagai generasi penerus diarahkan untuk mengembangkan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa, sikap keteladanan/disiplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara harus dilaksanakan sedini mungkin di lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

14. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta akan sangat mempengaruhi perkembangan dalam masa Pembangunan Jangka Panjang. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan dalam membangun masyarakat yang maju dan mandiri. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan agar pemanfaatan, pengembangan dan penguasaannya dapat mempercepat peningkatan kecerdasan/kemampuan bangsa, mempercepat proses pembaharuan, meningkatkan kualitas, harkat/martabat bangsa, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.

15. Pembangunan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk mampu meningkatkan kualitas umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang penuh dengan keimanan, ketaqwaan dan kerukunan yang dinamis serta makin meningkatkan peran serta umat dalam pembangunan.

(5)

Undang-Undang Dasar 1945, pembangunan hukum diarahkan untuk membantu menghasilkan produk hukum nasional dan produk hukum daerah yang mampu mengatur tugas umum pemerintah dan penyelenggaraan pembangunan daerah yang didukung oleh aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh pengabdian, sadar dan taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai dengan kemanusiaan, serta yang profesional, efisien dan efektif, dilengkapi saran dan prasarana hukum yang memadai serta mengembangkan masyarakat yang sadar dan taat hukum.

17. Pembangunan politik diarahkan pada terwujudnya tatanan kehidupan politik berdasarkan Pancasila makin mampu menjamin berfungsinya lembaga politik/lembaga kemasyarakatan, mantapnya proses komunikasi politik, antara sesama suprastruktur politik/antara sesama suprastruktur dan infrastruktur politik/masyarakat, mengembangkan suasana/sikap keterbukaan yang bertanggung jawab.

18. Pembangunan aparatur negara/aparatur Pemda diharapkan meningkatkan kualitas aparatur, agar lebih memiliki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, keadilan dan kewibawaan sehingga dapat memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan dan aspirasi masyarakat.

Pembangunan pertahanan keamanan negara dan pembangunan keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah diarahkan pada kemampuan mewujudkan daya tangkal bangsa yang tangguh dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

3

3..22..22 Arah Pembangunan Jangka Panjang

Arah pembangunan jangka panjang Kota Pasuruan, antara lain sebagai berikut :

1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Kota Pasuruan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin, yang lebih selaras, adil dan merata.

2. Melanjutkan, meningkatkan, memperdalam, menyempurnakan, memperluas dan memacu pembangunan daerah di semua aspek kehidupan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan sekaligus sebagai pengamalan Pancasila yang didukung dengan pembangunan ekonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab sesuai dengan keinginan dan tuntutan serfa permasalahan masyarakat.

3. Mengembangkan dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah bawahan dan membuka daerah terisolasi/kepulauan, yang diimbangi dengan peningkatan efektifitas penataan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kota Pasuruan.

4. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya.

3

3..33 TTIINNJJAAUUAANN RREENNCCAANNAA PEPEMMBBAANNGGUUNNAANN JAJANNGGKKAA MEMENNEENNGGAAHH DADAEERRAAHH (R(RPPJJMMDD))

K

KOOTTAA PPAASSUURRUUAANN

3.3.1 Strategi Pembangunan Kota Pasuruan

(6)

pada masyarakat miskin (Pro poor) dan Pemerataan pertumbuhan ekonomi (growth with equity), yang pada hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Oleh karena itu strategi pembangunan dalam RPJMD kota pasuruan dapat dijabarkan melalui strategi sebagai berikut :

1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

Inti dari strategi ‘redistribution of benefits with growth’ berupa perubahan pula growth dan distribusi; yang ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin. Fokusnya mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan langsung bagi masyarakat sebagai alat untuk mendistribusikan pertumbuhan dan kesejahteraan.

Harapannya, hasil pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh sekelompok orang atau usaha besar, tetapi justru terdistribusi pada segmen menengah ke bawah. Strategi pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi pertumbuhan ekonomi berkualitas.

Fundamen ekonomi yang bertumpu pada indsutri kecil dan menengah, perdagangan serta jasa akan semakin kokoh apabila didukung dengan investasi yang efisien sehingga mampu mendukung peningkatan pendapatan per kapita.

Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bisa ditempuh melalui:

a)

Revitalisasi peran industri kecil dan menengah,

b)

Pengembangan sektor perdagangan dan jasa

c)

Optimalisasi pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.

d)

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi.

(7)

2. peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar dalam pembangunan partisipatif

Pemerintah berkewajiban melaksanakan pembangunan demi terpenuhinya kebutuhan hak dasar, yaitu:

a. pemenuhan hak atas pangan

b. pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan c. pemenuhan hak atas pendidikan

d. pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha e. Pemenuhan hak atas perumahan

f. pemenuhan hak atas pemukiman yang layak

g. pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup h. pemenuhan hak atas rasa aman, dan

i. pemenuhan hak untuk berpartisipasi

dengan memperhatikan keterlibatan masyarakat sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat pada berbagai kegiatan pembangunan daerah untuk menyeimbangkan antara laju pertumbuhan pembangunan dan pemerataan pembangunan.

Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah tersebut dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan dibutuhkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran masyarakat bagi keberhasilan pembangunan daerah.

Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan manusia, tingkat pemberdayaan masyarakat memiliki korelasi dengan tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan secara ekonomi. Oleh karena itu upaya pemberdayaan masyarakat harus diiringi dengan penyediaan layanan dan sarana pendidikan serta kesehatan yang layak, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga akan memberikan peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Pembangunan Infrastruktur Kota Pasuruan

Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan dapat terwujud, maka perlu ditunjang dengan percepatan pembangunan infrastruktur, seperti Jalan Lingkar Utara, Pembangunan Pelabuhan Pasuruan dan Rest Area Gadingrejo.

Selain pembangunan infrastruktur ekonomi, diperlukan pula pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan pemenuhan hak dasar masyarakat seperti air bersih, sanitasi, kesehatan dan pendidikan.

(8)

prasarana perdagangan; (6) peningkatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana wilayah; (7) Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur.

Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan struktur perkotaan yang antara lain dipengaruhi oleh jumlah penduduk, kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah Kota Pasuruan, maka struktur perwilayahan Kota Pasuruan dibagi menjadi empat bagian wilayah kota sebagai berikut:

1. Bagian Wilayah Pelabuhan;

2. Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa; 3. Bagian Wilayah Industri;

4. Bagian Wilayah Permukiman.

Berdasarkan RPJMD Kota Pasuruan 2011-2015 dengan memperhatikan struktur perwilayahan Kota Pasuruan, maka kawasan/wilayah potensial yang perlu mendapatkan perhatian dalam prioritas pembangunan adalah sebagai berikut:

a. Kawasan strategis yang meliputi kawasan andalan yaitu pelabuhan, sentra kerajinan meubel Bukir, sentra kerajinan logam di Mayangan, pusat perdagangan di Jalan Niaga dan Rest Area Gadingrejo. Sedangkan untuk pengembangan wilayah tertinggal diarahkan pada wilayah utara Kota Pasuruan. Pengembangan wilayah perdagangan akan dilakukan secara menyebar ke kawasan timur, barat dan selatan agar terjadi pemerataan perkembangan kota.

b. Pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur dasar diarahkan pada:

 Pembangunan jalan lingkar utara;

 Pembangunan wisata marina; dan

 Revitalisasi kawasan pelabuhan pasuruan.

c. Wilayah Pengembangan Industri terutama diarahkan di barat Kota Pasuruan (Gadingrejo, Bukir, Petahunan dan Randusari)

d. Wilayah permukiman baru, diarahkan pada wilayah selatan dan timur dengan konsekuensi lahan pertanian akan semakin sempit.

e. Wilayah bencana banjir. Banjir di Kota Pasuruan diakibatkan banjir kiriman dan banjir ROB. Penanggulangannya difokuskan pada perbaikan saluran-saluran air dan pembangunan tanggul penangkis gelombang di sepanjang garis pantai utara.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Pasuruan diperlukan ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan daerah. Ketersediaan infrastruktur tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan peran yang sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektifitas pola distribusi serta pemerataan hasil-hasil pembangunan.

(9)

pembiayaan dengan pemerintah pusat dan propisi serta mengembangkan kemitraan antara pemerintah dengan swasta dan masyarakat.

Dukungan pendanaan yang bersumber dari pendanaan utama dan alternatif, sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan Kota Pasuruan secara berkelanjutan. Sumber-sumber pendanaan pembangunan tersebut dapat diperoleh dari pemerintah, swasta maupun dari masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan berbagai kegiatan pembangunan secara efektif dan efisien.

Rasionalisasi dan obyektifitas pemanfaatan dana harus dilakukan atas dasar program-program dan kegiatan-kegiatan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Strategi peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif diarahkan pada : (1) peningkatan sumber-sumber penerimaan daerah; (2) peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur pemerintah; (3) pengembangan sistem informasi keuangan daerah. 3.3.2 Agenda Pembangunan Kota Pasuruan

Dalam kurun waktu lima tahun, 2010 – 2015, pembangunan diprioritaskan pada penanggulangan kemiskinan (pro poor) dan pengangguran (pro job), serta pertumbuhan ekonomi (pro growth). Selanjutnya untuk menerapkan strategi pembangunan, maka ditetapkan agenda pembangunan sebagai berikut:

1. Peningkatan pelayanan pendidikan;

2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

3. Perluasan Lapangan Kerja dan Penanggulangan Kemiskinan; 4. Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat;

5. Peningkatan Peran Perempuan dan Perlindungan Anak; 6. Peningkatan Peran Pemuda dan Keolahragaan;

7. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, serta Peningkatan Iklim Usaha dan Investasi;

8. Pembangunan, Pemeliharaan dan Perbaikan Infrastruktur; 9. Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang 10. Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik

11. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban, serta Harmoni Sosial 12. Peningkatan Kearifan Lokal dan Kesalehan Sosial

13. Dedicated Program Walikota-Wakil Walikota Pasuruan 2010–2015 14. Kebijakan Pengembangan Wilayah

(10)

3

3..44 SSKKEENNAARRIIOO PEPENNGGEEMMBBAANNGGAANN WWIILLAAYYAAHH BEBERRDDAASSAARRKKAANN RERENNCCAANNAA TTAATTAA RRUUAANNGG

(

(RTTRRWW)) KKOOTTAA PPAASSUURRUUAANN

Beberapa kebijakan regional maupun kebijakan pembangunan lokal terhadap Kota Pasuruan antara lain sebagai berikut:

3.4.1 Fungsi Wilayah dan Perkotaan Kota Pasuruan Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa

Timur

Sesuai yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, fungsi wilayah dan perkotaan di Kota Pasuruan adalah Kota Pasuruan selalu memiliki suatu rencana tata ruang yang dapat berfungsi sebagaimana ditetapkan dalam UU RI No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang ( UUPR ) yaitu sebagai pedoman untuk :

1. Perumusan Kebijaksanaan pokok pemanfaatan dan Pengendalian ruang di wilayah Kota Pasuruan

2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar kawasan wilayah Kota Pasuruan serta keserasian pembangunan antar sektor

3. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di Kota Pasuruan

4. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Pasuruan

5. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan .

3.4.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Berdasarkan RTRW Kota Pasuruan Tahun

2011-2031

Kebijakan penataan ruang Kota Pasuruan merupakan arah tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang Kota Pasuruan. Sedangkan strategi penataan ruang Kota Pasuruan adalah penjabaran kebijakan penataan ruang kota ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan tujuan penataan ruang Kota Pasuruan, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kota Pasuruan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:

a. pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam mendukung peran industri, perdagangan dan jasa.

b. pengembangan dan peningkatan pelayanan prasarana wilayah dalam mendukung perekonomian kota secara terpadu dan berkelanjutan.

c. pelestarian kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, serta menunjang perkembangan pariwisata;

d. pemantapan perankawasan industri, perdagangan dan jasa dengan tetap menghargai kearifan lokal dan menjaga kelestarian lingkungan;

e. penataan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dari sisi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup;

(11)

Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang dapat dijabarkan sebagai berikut :

I. Kebijakan I : Pengembangan sistem pusat pelayanan yang terintegrasi dan berhirarki dalam

mendukung peran industri, perdagangan dan jasa Strategi:

1. Mengembangkan kawasan pusat pelayanan, sub pusat pelayanan, dan pusat lingkungan kota yang saling terintegrasi dan melengkapi;

2. Menetapkan Pusat Pelayanan Kota sebagai pusat perdagangan jasa dan pusat perkantoran dengan kegiatan skala regional;

3. Membagi wilayah Kota Pasuruan menjadi 4 (empat) sub pusat pelayanan kota yang masing-masing melayani satu Wilayah Pengembangan (WP).

II. Kebijakan II : Pengembangan dan peningkatan pelayanan prasarana wilayah dalam

mendukung perekonomian kota secara terpadu dan berkelanjutan, Strategi :

a. Meningkatkan aksesibilitas kota terhadap wilayah sekitarnya;

b. Mendukung fungsi jalan arteri primer dengan melalui pengembangan arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder;

c. Mengembangkan Terminal;

d. Menetapkan sepanjang jaringan jalan rel kereta api sebagai Ruang Terbuka Hijau; e. Mendukung peran pelabuhan sebagai salah satu prasarana transportasi dan infrastruktur

pendorong pengembangan perekonomian;

f. Mengembangkan distribusi jaringan energi dan pelayanan ke seluruh wilayah Kota;

g. Meningkatkan jangkauan pelayanan telekomunikasi ke seluruh wilayah Kota untuk mendukung pengembangan perdagangan dan jasa;

h. Mengembangkan dan meningkatkan pelayanan prasarana sumber daya air ke seluruh wilayah kota;

i. Meningkatkan penyediaan dan persebaran infrastruktur perkotaan ke seluruh wilayah kota; j. Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana jalan pejalan kaki pada kawasan

fungsional kota termasuk penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat;

k. Meningkatkan penyediaan jalur evakuasi bencana pada lokasi permukiman padat, kawasan perdagangan, dan kawasan industri serta menyediakan ruang dan gedung-gedung pemerintah sebagai titik pengumpulan pengungsi.

l. Mengendalikan perkembangan kawasan di daerah hulu kota;

m. meningkatkan sistem pengolahan persampahan yang ramah lingkungan; n. Mengembangkan sistem prasarana drainase terpadu;

o. Pembatasan dan pelarangan alih fungsi jalur pejalan kaki untuk pusat kota;

III. Kebijakan III : Pelestarian kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas sumberdaya alam

(12)

a. melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat kawasan hutan kota;

b. mempertahankan dan meningkatkan fungsi kawasan perlindungan bawahan yaitu dengan

menetapkan sumur resapan sebagai bagian dari perijinan dalam pembangunan kawasan terutama di kawasan permukiman;

c. melindungi dan melestarikan kawasan lindung setempat;

d. mempertahankan dan meningkatkan luasan penyediaan ruang terbuka hijau.

IV. Kebijakan IV : Pemantapan peran kawasan industri, perdagangan dan jasa dengan tetap

menghargai kearifan lokal dan menjaga kelestarian lingkungan. Strategi :

a. mengembangan perumahan vertikal pada perumahan dengan kepadatan tinggi serta rehabilitasi dan revitalisasi pemukiman kumuh yang tersebar di seluruh kota;

b. menata dan mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa secara merata diseluruh wilayah kota sesuai dengan fungsi pelayanan kawasan;

c. mengembangkan potensi industri rumah tangga (home industry) dan industri kecil dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat;

d. mendorong peran pariwisata kota menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa Timur; e. meningkatkan fungsi RTnH untuk kegiatan masyarakat

f. menata dan mengendalikan sektor informal untuk menjaga estetika wajah kota.

g. mengembangkan jalur evakuasi bencana dan titik pengumpulan pengungsi serta menetapkan langkah-langkah pencegahan terhadap bencana banjir di Kota Pasuruan; h. mengembangkan dan menetapkan kawasan perikanan yang berkelanjutan;

i. menetapkan dan meningkatkan kawasan yang beririgasi teknis dan lahan pertanian berkelanjutan;

V. Kebijakan V : penataan pada kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis untuk peningkatan taraf hidup masyarakat dari sisi ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. Strategi :

a. menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama perdagangan jasa berskala regional;

b. meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan di kawasan strategis kota;

c. menata kawasan utara sebagai kawasan strategis terpadu yang dikembangkan dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi lokal, mendorong masuknya investasi sekaligus sebagai perlindungan terhadap lingkungan hidup di sepanjang pantai utara dengan menerapkan konsep waterfrontzone (kawasan yang menghadap ke pantai utara).

VI. Kebijakan VI : peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan Negara

(13)

a. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga; dan

c. memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

3.4.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota Pasuruan

Rencana pusat-pusat pelayanan wilayah kota merupakan kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan satu sama lain dihibungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah kota.

Kawasan pusat kota merupakan kawasan pusat pelayanan serta simpul kegiatan masyarakat pada suatu wilayah kota. Pusat kota identik dengan pemusatan seluruh fasilitas pelayanan seperti perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan, pemerintahan serta peribadatan skala besar/skala kota. Orientasi pergerakan masyarakat kota menentukan suatu kawasan menjadi pusat kota dengan berbagai kompleksitas kegiatan.

Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan wilayah yang ada di dalam kawasan potensial pengembangan kota berdasarkan lingkup pelayanan tertentu. Maksud dari pembagian wilayah kota adalah:

1. Menciptakan keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang ada setiap bagian wilayah yang direncanakan.

2. Menciptakan kelestarian lingkungan pemukiman pada setiap bagian wilayah kota.

3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan setiap kegiatan yang ada dalam bagian wilayah yang direncanakan sebagai upaya pemanfaatan ruang secara optimal.

4. Meningkatkan pembangunan kota melalui pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik komponen masing-masing bagian wilayah kota secara terukur, baik menyangkut kuantitas maupun kualitasnya.

Tujuan pembagian wilayah kota:

1. Memandang satu bagian wilayah kota sebagai satu kesatuan sub sistem kota yang mempunyai karakteristik yang spesifik dengan sarana dan prasarana yang sesuai untuk mendukungnya.

2. Memandang satu bagian wilayah kota sebagai satu kesatuan sub kehidupan kota beserta segala permasalahan yang terkandung di dalamnya untuk merumuskan tindakan pengembangan sesuai kebutuhan, sehingga penetapan Sub Pusat Pelayanan Kota merupakan upaya menciptakan keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan kehidupan kota secara keseluruhan.

Pembagian sub pusat pelayanan ditetapkan dengan batas administrasi kelurahan dengan pertimbangan;

(14)

2. Agar dalam pola prediksi dan distribusi penduduk, fasilitas, utilitas, dan jaringan sistem transportasinya akan relatif lebih realistis. Karena sumber data yang ada banyak yang dibatasi oleh batas administrasi (kelurahan dan kecamatan).

Pola kedekatan antar batas administrasi menjadi salah satu pertimbangan utama, dalam upaya kesatuan struktur ruang dan hubungan akses antar struktur ruang.

I. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota

Sistem pusat-pusat kota tidak terlepas dari kelengkapan dan kualitas fasilitas pelayanan yang dimiliki Kota termasuk juga potensi strategis dan aksesibilitas lokasi yang dimiliki dibandingkan dengan Kota lain. Penetapan sistem dan fungsi kota mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

1. Penetapan fungsi dilakukan dengan mempertimbangkan potensi lokasi yang dimiliki Kota 2. Potensi sumberdaya alam hinterland suatu kota yang menunjang pemantapan fungsi kota

pelayanannya

3. Laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kota sebagai wilayah hinterland kota pelayanan yang berimplikasi terhadap cepatnya laju pertumbuhan kota, meningkatnya daya beli dan interaksi ekonomi dan sosial yang terjadi, yang tergambarkan dari kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat disediakan sesuai dengan permintaan pasar.

Adanya peluang-peluang ekonomi maupun rencana-rencana pengembangan sektoral wilayah hinterland dan rencana pengembangan Kota itu sendiri untuk masa yang akan datang.

A. Pusat Pelayanan Kota

Pusat kota mempunyai skala pelayanan regional dalam wilayah Kota Pasuruan, yang harus mampu melayani kebutuhan masyarakat Kota Pasuruan dan mendukung kegiatan skala regional pada hirarki di atasnya. Deliniasi untuk penentuan pusat kota didasari oleh dominasi kegiatan dan perkembangan kegiatan. Pengembangan pusat pelayanan Kota Pasuruan diarahkan pada pengembangan fasilitas skala kota. Pusat pelayanan Kota Pasuruan yakni Kelurahan Kebonsari yang melayani beberapa kelurahan pada Kecamatan Bugulkidul, Purworejo dan Gadingrejo antara lain:

 Kelurahan Karanganyar (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Kebonsari (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Bangilan (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Purworejo (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Pekuncen (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Petamanan (Kelurahan Bugulkidul)

 Kelurahan Kandangsapi (Kecamatan Bugulkidul)

(15)

1) Fungsi Primer : Pusat perdagangan dan jasa, Pusat perkantoran, Pusat kegiatan olahraga, dan Pusat kegiatan keagamaan.

2) Fungsi Sekunder : Pendidikan skala lokal dan Kesehatan skala lokal.

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Pusat Pelayanan Kota ini adalah:

1) Pusat perdagangan dan jasa. 2) Pusat perkantoran

3) Pusat budaya berupa bangunan kuno dan pusat kajian Islam.

B. Subpusat Pelayanan Kota

Konsep struktur tata ruang yang diterapkan pada Kota Pasuruan adalah untuk mengurangi pemusatan pembangunan pada wilayah pusat kota. Berdasarkan hal tersebut, Kota Pasuruan dibagi menjadi 4 Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) yaitu SPK Utara, SPK Barat, SPK Timur dan SPK Selatan. Berikut diuraikan wilayah kelurahan pada masing-masing SPK serta fungsinya.

I. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) Utara

Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara Kota Pasuruan adalah Kelurahan Trajeng yang melayani 8 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada 3 kecamatan berbeda yaitu :

 Kelurahan Tambaan (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Trajeng (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Mandaranrejo (Kecamatan Bugul kidul)

 Kelurahan Panggungrejo (Kecamatan Bugul kidul)

 Kelurahan Bugul lor (Kecamatan Bugul kidul)

 Kelurahan Tapaan (Kecamatan Bugul kidul)

 Kelurahan Mayangan (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Ngemplakrejo (Kecamatan Purworejo)

Arahan fungsi kegiatan pada Subpusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara, antara lain :

1) Fungsi Primer : Pelabuhan barang dan ikan, Kawasan Pendidikan terpadu, Transportasi regional (stasiun), Pergudangan, Home industry pengolahan ikan, dan pariwisata.

2) Fungsi Sekunder : Perdagangan dan jasa skala lokal, pendidikan skala lokal, kesehatan skala lokal, peribadatan skala lokal, dan perkantoran skala lokal.

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara ini adalah :

1) pengembangan pelabuhan barang dan ikan;

2) pengembangan kawasan pendidikan terpadu;

3) pengembangan pariwisata berupa wisata bakau dan wisata modern dilengkapi tempat

peristirahatan yang dapat mengakomodir sektor informal (PK5); dan 4) pengembangan industri rumah tangga logam dan pengolahan ikan

(16)

II. Subpusat Pelayanan Kota (SPK) Barat

Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Barat Kota Pasuruan adalah Kelurahan Karangketug yang melayani 8 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Gadingrejo yaitu :

 Kelurahan Gadingrejo (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Karangketug (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Randusari (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Petahunan (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Sebani (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Gentong (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Krapyakrejo (Kecamatan Gadingrejo)

 Kelurahan Bukir (Kecamatan Gadingrejo)

Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Barat, antara lain :

1) Fungsi Primer : Pendidikan skala kota, Peribadatan skala kota, Home industry dan Industri menengah besar.

2) Fungsi Sekunder : Kesehatan skala lokal, Perdagangan dan jasa skala lokal, dan perkantoran skala lokal.

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Utara ini adalah :

1) Pengembangan kawasan pelayanan umum terpadu. 2) Pengembangan industri kecil dan industri rumah tangga.

III. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Bagian Timur

Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur Kota Pasuruan adalah Kelurahan Blandongan melayani 5 kelurahan dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Bugulkidul yaitu :

 Kelurahan Kepel (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Bugulkidul (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Krampyangan (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Bakalan (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Blandongan (Kecamatan Bugulkidul)

Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur, antara lain:

1) Fungsi Primer : Pendidikan skala kota, Perkantoran skala kota, Industri kecil, transportasi regional (terminal), pariwisata.

2) Fungsi Sekunder : Kesehatan skala lokal, Perdagangan dan jasa skala lokal, peribadatan skala lokal.

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur ini adalah :

1) pengembangan industri kecil;

2) pengembangan tempat peristirahatan sebagai pendukung kegiatan wisata; 3) pengembangan fasilitas umum dan

(17)

IV. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Bagian Selatan

Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Selatan Kota Pasuruan adalah Kelurahan Purutrejo yang melayani 6 kelurahan yang berpusat di Kelurahan Purutrejo dimana secara administrasi terletak pada Kecamatan Purworejo dan Bugulkidul yaitu :

 Kelurahan Sekargadung (Kecamatan Bugulkidul)

 Kelurahan Kebonagung (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Pohjentrek (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Purutrejo (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Wirogunan (Kecamatan Purworejo)

 Kelurahan Tembokrejo (Kecamatan Purworejo)

Arahan fungsi kegiatan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Selatan, antara lain : 1) Fungsi Primer : Pusat pemerintahan, Kesehatan skala kota, kegiatan olahraga skala kota,

pendidikan skala regional.

2) Fungsi Sekunder : Perdagangan jasa skala lokal, peribadatan skala lokal, transportasi skala lokal.

Adapun kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan pada Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) bagian Timur ini adalah :

1) pengembangan kawasan perkantoran pemerintah; 2) pengembangan arena olahraga;

3) pengembangan industri rumah tangga 4) pengembangan usaha peternakan dan 5) pengembangan sektor informal (PK5).

C. Pusat Lingkungan Kota

Berdasarkan hirarki yang berjenjang, Kota Pasuruan terbagi menjadi 11 Pusat Lingkungan (PL). Pusat-pusat lingkungan tersebut adalah :

I. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Utara

SPK bagian Utara Kota Pasuruan terbagi menjadi 3 Unit Lingkungan (UL) yaitu UL A – 1, UL A – 2 dan UL A – 3 yang dijelaskan berikut ini :

1. UL A – 1 dengan pusat di Kelurahan Tambaan yang memiliki kegiatan utama Perdagangan dan Jasa, fasilitas pelayanan umum. Fungsi kegiatan untuk UL A – 1 adalah pangkalan pendaratan ikan (PPI), transportasi regional, home industry pengolahan ikan, perdagangan jasa, industri dan pergudangan serta fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL A – 1 meliputi :

 Kelurahan Mayangan

 Kelurahan Tambaan

 Kelurahan Ngemplakrejo

(18)

2. UL A – 2 dengan pusat di Kelurahan Mandaranrejo memiliki kegiatan utama pergudangan dan pariwisata. Fungsi kegiatan untuk UL A – 2 adalah pelabuhan barang dan niaga, pariwisata, industri kecil dan pergudangan, serta fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL A – 2 meliputi :

 Kelurahan Mandaranrejo (Pusat)

 Kelurahan Panggungrejo

3. UL A – 3 dengan pusat di Kelurahan Bugullor memiliki kegiatan utama perdagangan dan jasa serta industri kecil dan pergudangan. Fungsi kegiatan untuk UL A – 3 adalah perdagangan dan jasa, industri kecil dan pergudangan, fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL A – 3 meliputi :

 Kelurahan Bugul lor (Pusat)

 Kelurahan Tapaan

II. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Barat

SPK bagian Barat Kota Pasuruan terbagi menjadi 3 Unit Lingkungan (UL) yaitu UL B – 1, UL B – 2 dan UL B – 3 yang dijelaskan berikut ini :

1. UL B – 1 dengan pusat di Kelurahan Gadingrejo yang memiliki kegiatan utama Perdagangan dan jasa serta industri kecil. Fungsi kegiatan untuk UL B – 1 adalah perdagangan dan jasa, industri kecil, dan fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL B – 1 meliputi :

 Kelurahan Gadingrejo (pusat)

 Kelurahan Karangketug

 Kelurahan Gentong

2. UL B – 2 dengan pusat di Kelurahan Bukir memiliki kegiatan utama industri kecil, home industri, perdagangan dan jasa. Fungsi kegiatan untuk UL B – 2 adalah industri kecil, home industri, perdagangan dan jasa serta fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL B – 2 meliputi :

 Kelurahan Bukir (Pusat)

 Kelurahan Sebani

3. UL B – 3 dengan pusat di Kelurahan Petahunan memiliki kegiatan utama fasilitas pelayanan umum dan home industri. Fungsi kegiatan untuk UL B – 3 adalah fasilitas pelayanan umum, home industri, perdagangan dan jasa. Wilayah pelayanan untuk UL B – 3 meliputi :

 Kelurahan Petahunan (Pusat)

 Kelurahan Randusari

 Kelurahan Krapyakrejo

III. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Timur

SPK bagian Timur Kota Pasuruan terbagi menjadi 3 Unit Lingkungan (UL) yaitu UL C – 1, UL C – 2 dan UL C – 3 yang dijelaskan berikut ini :

(19)

 Kelurahan Kepel (Pusat)

 Kelurahan Blandongan

2. UL C – 2 dengan pusat di Kelurahan Bugulkidul memiliki kegiatan perkantoran serta perdagangan dan jasa. Fungsi kegiatan untuk UL C – 2 adalah perkantoran, perdagangan dan jasa, serta fasilitas pelayanan umum. Wilayah pelayanan untuk UL C – 2 meliputi :

 Kelurahan Bugulkidul (Pusat)

 Kelurahan Krampyangan

3. UL C – 3 dengan wilayah pelayanan Kelurahan Bakalan. Fungsi kegiatan untuk UL C – 3 adalah fasilitas pelayanan umum, perdagangan dan jasa, perkantoran.

IV. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPK) Selatan

SPK bagian Selatan Kota Pasuruan terbagi menjadi 2 Unit Lingkungan (UL) yaitu UL D – 1 dan UL D – 2 yang dijelaskan berikut ini :

1. UL D – 1 dengan pusat di Kelurahan Pohjentrek yang memiliki kegiatan utama kesehatan, perkantoran kegiatan olahraga. Fungsi kegiatan untuk UL D – 1 adalah perdagangan dan jasa, perkantoran, pendidikan. Wilayah pelayanan untuk UL D – 1 meliputi :

 Kelurahan Pohjentrek (Pusat)

 Kelurahan Purutrejo

 Kelurahan Kebonagung

2. UL D – 2 dengan pusat di Kelurahan Tembokrejo memiliki kegiatan utama perdagangan jasa dan pendidikan. Fungsi kegiatan untuk UL D – 2 adalah perdagangan jasa, fasilitas pelayanan umum, perkantoran. Wilayah pelayanan untuk UL D – 2 meliputi :

 Kelurahan Tembokrejo (Pusat)

 Kelurahan Sekargadung

(20)
(21)

II. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota

A. Sistem jaringan Prasarana Utama

I. Sistem Jaringan Prasarana Darat a. Sistem Jaringan Jalan

Terkait dengan pola tata ruang wilayah Kota Pasuruan, maka pola pengembangan jaringan jalan yang ada di Kota Pasuruan direncanakan sebagai berikut :

- Rencana Pengembangan Jalan Lingkar Utara

Rencana Jalan Lingkar Utara Kota Pasuruan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan pembangunan wilayah utara Kota Pasuruan dan sekaligus sebagai upaya rekayasa lalu lintas untuk mengurangi masalah kepadatan lalu lintas kendaraan dalam kota. Adapun rencana jalur pengembangan Jalan Lingkar Utara yakni jalan yang melalui wilayah Kelurahan Karangketug, Kelurahan Gadingrejo, Kelurahan Tambaan, Kelurahan Ngemplakrejo, Kelurahan Panggungrejo, Kelurahan Mandaranrejo, Kelurahan Kepel dan Kelurahan Blandongan.

- Rencana Pengembangan Jalur Lingkar Selatan

Rencana pengembangan Jalan Lingkar Selatan (JLS) yaitu jalan yang melewati Jalan HOS. Cokroaminoto-Jalan Hasyim Ashari-Jalan Setia Budi-Jalan Untung Suropati-Jalan Urip Sumoharjo-Suropati-Jalan Gatot Subroto;

- Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Primer :

Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Primer meliputi ruas Jalan Jendral Ahmad Yani, Jalan Sukarno Hatta, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Veteran, Jalan Ir.H.Juanda, Jalan HOS. Cokroaminoto-Jalan Hasyim Ashari-Jalan Setia Budi-Jalan Untung Suropati-Jalan Urip Sumoharjo-Jalan Gatot Subroto

- Jalan Kolektor Primer meliputi Jalan Achmad Dahlan. Pengembangan jalan kolektor primer dilakukan dengan perluasan jalan yang belum memenuhi persyaratan jalan arteri sekunder dengan lebar minimal 9 meter.

b. Pemeliharaan dan peningkatan jaringan jalan kota .

- Jalan Arteri Sekunder : jalan arteri sekunder meliputi ruas Jalan KH.Wachid Hasyim, Jalan Pahlawan, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Dr.Wahidin Sudiro Husodo dan Jalan Balaikota..

- Jalan Kolektor Sekunder : jalan kolektor sekunder meliputi ruas Jalan Alun-alun, Jalan WR.Supratman, Jalan Diponegoro, Jalan Slagah, Jalan Hayam Wuruk, jalan Gajah Mada, Jalan RE Martadinata, Jalan Sulawesi, Jalan Halmahera,Jalan Hasanudin, Jalan Airlangga, Jalan Sultan Agung, Jalan Patiunus, Jalan Sunan Ampel, Jalan Pattimura, Jalan Imam Bonjol, Jalan MT. Haryono, Jalan Jenderal S.Parman, Jalan Cemara, Jalan Banda, Jalan Irian Jaya, Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Jalan RW. Monginsidi, Jalan Ki Hajar Dewantara, Jalan KH.Mansyur, dan Jalan KH.Agus Salim. - Jalan Lokal Primer : Jalan lokal primer menghubungkan Kota Pasuruan dengan pusat

(22)

- Jalan Lokal Sekunder : Jalan lokal sekunder di Kota Pasuruan menghubungkan antar pusat pelayanan lingkungan.

- Pembangunan jalan baru

1. pembangunan jalan Bakalan – Kepel,

2. pembangunan Jalan Sultan Agung – Jalan Sunan Ampel,

3. pembangunan jalan antara Jalan Sunan Ampel – Jalan Panglima Sudirman, 4. pembangunan jalan Bakalan – Tembokrejo,

5. pembangunan jalan tembus Bugulkidul – Blandongan 6. pembangunan Jalan Wirogunan – Pohjentrek

(23)
(24)

c. Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Adapun rencana trayek angkutan umum di Kota Pasuruan sampai dengan tahun 2031 meliputi :

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Jend.Urip Sumoharjo – Jl. Selamet Riyadi - Jl. Timor-Timur – Jl. Sukatno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukatno Hatta – Jl. Anjasmoro - Jl. Letjen. R. Suprapto – Jl. Veteran – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jl. Untung Suropati – Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Untung Suropati – Jl. Ki Hajar Dewantoro – Jl. Patiunus – Jl. Krampyangan – Jl. Bugul Kidul – Jl. Lecari / SMP 5 – Jl. Ir. H. Juanda – Jl. Imam Bonjol - Jl. Pantai - Jl. Letjen R. Suprapto – Jl. Veteran – Jl. Balaikota – Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta – Jl. Niaga – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Panglima Sudirman – Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Untung Suropati –Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jl. Pahlawan – Jl. Kusuma Bangsa – Jl. Kartini – Jl. Dewi Sartika Jl. Sukarno Hatta – Jl. Anjasmoro - Jl. Letjen. R. Suprapto – Jl. Veteran - Jl. Ir. H. Juanda - Terminal Blandongan - Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Veteran – Jl. Balaikota – Jl. Sukarno Hatta – Jl. Timor Timur – Jl. Selamet Riyadi - Jl. Jend. Urip Sumoharjo – Jl. Untung Suropati - Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. KH. Abdul Hamid - Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Anjasmoro - Jl. Letjen. R. Suprapto – Jl. Veteran - Jl. Ir. H. Juanda – Jl Lecari / SMP 5 – Jl. Patiunus – Bugul Kidul – Krampyangan Jl. Ki Hajar Dewantoro – Jl. Untung Suropati - Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Jend. Urip Sumoharjo – Jl. Jend. Gatot Subroto – Kraton - Jl. Jend. A. Yani - Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Anjasmoro - Jl. Letjen. R. Suprapto – Jl. Veteran - Jl. Pattimura – Jl. Patiunus – Krampyangan – Jl. Ki Hajar dewantoro – Jl. Untung Suropati - Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Jl. Kh. A. Dahlan – Kebonagung - Jl. Panglima Sudirman - Jl. Gajah Mada - Jl. KH. Abdul Hamid - Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Anjasmoro - Jl. Letjen. R. Suprapto - Jl. Veteran – Jl. Kusuma Bangsa - Jl. Wr. Supratman – Jl. Alun-alun Utara – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Panglima Sudirman – Kebonagung – Jl. Kh. A. Dahlan

(25)

- Pangkalan Jl. KH. Mansyur – Jl. Patiunus – Jl. Sultan Agung – Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jl. Slagah – Jl. Hayam Wuruk – Jl. Gajah Mada - Jl. KH. Abdul Hamid - Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta – Jl. Anjasmoro – Jl. Letjen. R. Suprapto - Jl. Veteran - Jl. Kusuma Bangsa - Jl. WR. Supratman – Jl. Alun-alun Utara – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Hayam Wuruk – Jl. Diponegoro – Jl. Kusuma Bangsa – Jl. Pahlawan - Jl. Dr. Wahidin Utara – Jl. Sunan Ampel - Jl. Patiunus – Krampyangan Jl. Kh. Mansyur.

- Terminal Blandongan – Jl. Ir. Juanda – Jl.Veteran – Jl.Cemara – Jl.R.Suprapto – Jl. Veteran – Jl.Blaikota – Pasar Besar – Jl. Sukarno Hatta – Jl. Niaga –Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Panglima Sudirman –Kebonagung – Jl. Untung Suropati – Jl. Ki Hajar Dewantoro – Jl.Kh.Mansyur – Doropayung sekargadung – Bakalan – Jl.Hos. Cokroaminoto – Terminal Blandongan.

- Terminal Blandongan – Jl. Hos. Cokroaminoto – Bakalan – Doropayung Sekargadung – Jl.Kh.Mansyur – Jl. Gajah Mada – Jl. Ki Hajar Dewantoro - Jl. Untung Suropati – Kebonagung –– Jl. Panglima Sudirman – Jl.Gajah Mada – Jl.Kh.Abd.Chamid – Jl.Raya Sukarno Hatta – Pasar Besar – Jl.Raya Sukarno Hatta – Jl. Anjasmoro – Jl. R.Suprapto – Jl.Veteran – Jl.Ir.Juanda – Terminal Blandongan.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Untung Suropati – Jl. Ki Hajar Dewantoro – Jl. Patiunus – Jl. Kh.Hasyim Asy’ari –Jl. Hos. Cokroaminoto – Terminal Blandongan – Jl. Ir. H. Juanda - Jl. Veteran - Jl. Cemara - Jl. Letjen R. Suprapto – Jl. Veteran – Jl. Balaikota – Jl. Sukarno Hatta – Pasas Besar - Jl. Jend. A. Yani – Kraton - Jl. Jend. Gatot Subroto – Jl. Jend. Urip Simoharjo Jl. Untung Suropati – Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Induk Pasar Kebonagung – Jl. Untung Suropati – Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jl. Pahlawan – Jl. Balaikota - Pasar Besar – Jl. Sukarno Hatta - Jl. Jend. Achmad Yani –Jl. Jend. Gatot Subroto – Jl. Jend. Urip Simoharjo – Jl. Untung Suropati – Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Pangkalan Kebonagung – Jl. Panglima Sudirman - Jl. Hayam Wuruk – Jl. Diponegoro – Jl. Kusuma Bangsa – Jl. Balaikota - Pasar Besar – Jl. Sukarno Hatta - Jl. Jend. Achmad Yani – Pasar Karang Ketuk – Jl. Jend. Gatot Subroto – Jl. Jend. Urip Simoharjo – Pangkalan Induk Pasar Kebonagung.

- Ds.Sekar Putih - Kelurahan Sakargadung – Perum.Cempaka Asri –– Jl. KH. Mansyur – Jl. Ki Hajar Dewantoro – Jl. Untung Suropati – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Erlangga – Jl. Hasanudin – Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta - Jl. Kh. Wachid Hasyim - Jl. Hayam Wuruk - Letjen– Jl. Slagah – Jl. DR. Wahidin Utara/Selatan – Jl. Ki. Hajar Dewantoro – Jl. KH. Mansyur – Perum.Cempaka Asri –Kelurahan. Sekargadung – Ds.Sekar Putih.

(26)

Erlangga – Jl. Hasanudin – Jl. Sukarno Hatta – Pasar Besar - Jl. Sukarno Hatta – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Sumatera – Jl. KH. Abd. Hamid – Jl. Gajah Mada – Jl. Erlangga – Kelurahan Ngegot – Jl.Slamet Riyadi – Depan SMU3 Kelurahan Petahunan – Jl. Gatot Subroto – Kelurahan.Krapayakrejo – Dsn.Masangan – DsLogowok – Pangkalan Dsn. Dompo.

- Pangkalan terminal kebonagung – Jl.Panglima Sudirman – Jl.Erlangga – Wironini – Jl.Hasanudin – Jl.Sukarno Hatta – Pasar gading – Jl.Irian Jaya – Jl.Halmahera – Jl.Kalimantan – Trajeng – Mayangan – Jl.Pelabuhan Barat – Depot Tiga – Jl.Anjasmoro – Jl. R Suprapto / Arjuno – Jl. Veteran – Jl. Pahlawan – Jl.Dr. Wahidin Utara / Selatan – RSU Purut – Jl. Untung Suropati – Pangkalan Kebonagung.

- Terminal Blandongan – Jl.Ir.Juanda – Jl.Veteran – Jl. Imam Bonjol – Pasar Besar – Jl. Lombok - Jl. Irian Jaya – Pasar gading – Jl. Irian Jaya – Jl. Lombok – Kumala – Pasar Besar – Anjasmoro – Jl.Cemara – Jl. Veteran – Jl. Juanda – Terminal Blandongan.

d. Rencana Jaringan Kereta Api

Sebagai upaya pengamanan transportasi kereta api, pada persilangan tiap jalan raya dengan rel kereta api diberikan pintu perlintasan kereta api untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan.

Arahan pengembangan jaringan dan prasarana kereta api di Kota Pasuruan adalah sebagai berikut:

a. mengamankan jalur kereta api yang menghubungkan Surabaya - Banyuwangi melalui Kelurahan Karangketug, Gadingrejo, Karanganyar, Trajeng, Mayangan, Bugul lor, Tapaan dan Blandongan;

b. pengembangan dan pemeliharaan lingkungan sekitar stasiun kota di Kelurahan Bangilan; dan

c. tidak melakukan penambahan jumlah titik perlintasan sebidang antara jaringan jalan kereta api dengan jaringan jalan.

II. Rencana Jaringan Transportasi Laut

Terdapatnya sarana transportasi laut berupa pelabuhan di Kota Pasuruan dapat dijadikan salah satu potensi, terutama untuk meningkatkan perekonomian Kota Pasuruan terkait dengan kegiatan perdagangan. Untuk semakin meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja pelayanan pelabuhan Kota Pasuruan maka arahan rencana yang dapat direkomendasikan meliputi

 Memantapkan fungsi pelabuhan Kota Pasuruan sebagai pelabuhan pengumpul,

(27)

 Arahan alur pelayaran kapal penumpang Kota Pasuruan dimulai dari kapal akan

memasuki pelabuhan – kapal mengantri untuk bersandar – kapal bersandar untuk menurunkan penumpang – kapal meninggalkan pelabuhan. Alur pelayaran untuk kapal penumpang dari laut – Sungai Gembong – dermaga penumpang – Sungai Gembong – laut.

 memantapkan fungsi pelabuhan Pasuruan sebagai pelabuhan pengumpul.

 Melakukan kerjasama pengelolaan pelabuhan dengan pihak ketiga.

 Pengembangan Pelabuhan Kota Pasuruan (otorita Pelindo):

(28)
(29)

B. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya

I. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi/Kelistrikan

Sebagian besar wilayah Kota Pasuruan sudah terlayani oleh jaringan listrik terutama pada kawasan permukiman penduduk.

Arahan pengembangan jaringan listrik di Kota Pasuruan adalah dengan Prakonstruksi jaringan listrik, yaitu :

- Sistem jaringan kelistrikan daerah menyatu dengan Kabupaten Pasuruan dan gardu distribusi listrik terdapat di Kabupaten Pasuruan;

- Pengembangan sistem jaringan jaringan energi listrik dan distribusinya;

- Pengembangan jaringan sempadan SUTT yang melintasi Kelurahan Pohjentrek, Tembokrejo, Sekargadung sebagai jalur penghijauan;

- Rencana pengembangan sistem jaringan SUTM dan SUTR diarahkan mengikuti jalan kolektor dan jalan lokal yang dimanfaatkan sebagai sirkulasi utama permukiman, terutama perumahan baru;

- Pelayanan SUTR untuk setiap rumah dikembangkan untuk penyaluran daya minimal 450 Watt untuk kapling kecil, 900 Watt untuk kapling sedang dan 1000 Watt untuk kapling besar;

- Rencana penambahan kapasitas gardu distribusi lama yang melayani beban lama dan juga untuk beban yang baru;

- Penambahan pemasangan lampu penerangan jalan pada tiang distribusi tegangan rendah dengan posisi selang satu tiang 50 meter. Pemasangan lampu ini dapat dipasang pada lampu sendiri terutama untuk lampu penerangan utama (Merkuri 500 VA) di jalan utama;

- Penyelarasan pengembangan pelayanan listrik yang disesuaikan dengan pengembangan perumahan dan kebutuhannya;

- Pengembangan sumber energi baru berupa biogas yang terdapat di Kelurahan Blandongan, Kelurahan Bakalan, Kelurahan Mandaranrejo, Kelurahan Bugullor, Kelurahan Ngemplakrejo, Kelurahan Panggungrejo, Kelurahan Wirogunan, Kelurahan Trajeng, dan Kelurahan Karanganyar.

- Gardu distribusi listrik terdapat di Kabupaten Pasuruan

- pengembangan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) melintasi Kelurahan Pohjentrek, Tembokrejo dan Sekargadung;

- jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) diarahkan mengikuti jalan kolektor dan jalan lokal; dan

(30)

II. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Dengan semakin berkembangnya teknologi, untuk peningkatan kebutuhan dan pelayanan masyarakat perlu dilakukan peningkatan jumlah dan mutu telematika pada tiap wilayah, adapun rencana pengembangannya adalah

1. Rencana sistem jaringan telekomunikasi terus ditingkatkan perkembangannya hingga mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana prasarana telekomunikasi mendorong kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

2. peningkatan penyediaan dan kualitas pelayanan jaringan telekomunikasi kabel yang menjangkau seluruh wilayah kota

3. Rencana sistem jaringan telekomunikasi meliputi sistem kabel dan sistem seluler; 4. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi meliputi:

a. pengembangan sistem Base Transceiver Station (BTS) terpadu di Kelurahan Bakalan, Bugul kidul, Panggungrejo, Sekargadung, Tembokrejo, Tambaan, Gadingrejo, Gentong, Randusari, Petahunan, Mandaranrejo, Kepel, Bukir, Panggungrejo, Tapaan, Purutrejo, Karangketug, Trajeng, Karanganyar, Kebonsari, Purworejo Kebonagung, dan Bugul Lor

b. Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi di wilayah Kota Pasuruan. 5. Peningkatan pelayangan jaringan telekomunikasi di wilayah Kota Pasuruan;

6. Rencana Pengembangan lokasi BTS akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Walikota;

III. Rencana Sistem Prasarana Sumber Daya Air

a. Pengelolaan DAS dilakukan melalui peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi pada DAS Gembong, DAS Petung, dan DAS Welang;

b. peningkatan saluran irigasi meliputi:

1. pengelolaan saluran irigasi sekunder Licin yang melayani persawahan di Kelurahan Randusari dan Kelurahan Karangketug;

2. pengelolaan saluran irigasi sekunder Pleret yang melayani persawahan di Kelurahan Pohjentrek, Kelurahan Bukir dan Kelurahan Kebonagung;

3. pengelolaan saluran irigasi sekunder Tanjung Akbar yang melayani Kelurahan Tembokrejo, Kelurahan Sekargadung, Kelurahan Krampyangan, dan Kelurahan Bugulkidul; dan

4. mempertahankan lahan beririgasi teknis agar tidak berubah fungsi di Daerah Irigasi Blandongan.

c. pengembangan jaringan air baku untuk air bersih meliputi:

(31)

2. Sumur Bor Pleret dengan kapasitas kurang lebih 40 (empat puluh) liter/detik di Kelurahan Pohjentrek.

d. pembatasan pengambilan air bawah tanah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota; e. pelayanan dan pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke seluruh wilayah

kota;

f. rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir jangka panjang dan jangka pendek, di kawasan sekitar Sungai Gembong, Petung dan Welang.

1. pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan dan normalisasi sungai; 2. pengendalian banjir jangka pendek dengan pembuatan kolam retensi (bozem),

pompa air dan sumur resapan;

3. pengendalian banjir dengan pembuatan kolam retensi (bozem) diarahkan di Kelurahan Kepel.

4. pengendalian banjir dengan pemantapan jaringan drainase seluruh kota,

5. pengendalian banjir dengan pembuatan rumah pompa dan pompa air di Kelurahan Kandangsapi, Kelurahan Bangilan, Kelurahan Mayangan, Kelurahan Purworejo, Kelurahan Ngemplakrejo, Kelurahan Trajeng, Kelurahan Petahunan, Kelurahan Randusari, dan Kelurahan Krampyangan; dan

6. sistem pengendalian banjir dengan menggunakan sumur resapan lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota.

IV. Rencana Sistem Infrastruktur Perkotaan

1. Rencana sistem penyediaan air minum kota:

a. sumber air minum berasal dari mata air Umbulan dan Sumur Bor Pohjentrek;

b. pengembangan jalur perpipaan di Kelurahan Gadingrejo, Kelurahan Petahunan, Kelurahan Panggungrejo, Kelurahan Tapaan, Kelurahan Tembokrejo, Kelurahan Sekargadung dan Kelurahan Blandongan; dan

c. penyediaan air minum diarahkan pada peningkatan pelayanan sampai akhir tahun rencana kurang lebih 371 (tiga ratus tujuh puluh satu) liter/ detik.

2. Rencana sistem pengelolaan air limbah kota meliputi :

a. penyediaan dan peningkatan prasarana pengelolaan limbah IPAL di Kelurahan Purutrejo dan Kelurahan Mayangan; dan

b. pengembangan tangki septik komunal di Kelurahan Panggungrejo, Kelurahan Ngemplakrejo dan Kelurahan Mayangan.

3. Rencana sistem persampahan kota dimana sampai akhir tahun rencana diperkirakan akan mengolah sampah kota kurang lebih 292 (dua ratus sembilan puluh dua) m3/hari, meliputi :

(32)

TPS Tapaan, TPS Mandaranrejo, TPS Panggungrejo, TPS Ngemplakrejo dan TPS Karanganyar;

b. peningkatan kualitas Tempat Pemrosesan Sampah Akhir (TPA) di Kelurahan Blandongan;

c. pengelolaan sampah pada TPA dengan konsep mengurangi, mendaur ulang dan menggunakan kembali atau disebut konsep 4R (reduce, recycle, reuse dan recovery) dengan sistem sanitary landfill ;

d. penyediaan TPA terpadu dengan sistem operasional yang memadai, dengan menjalin kerjasama terkait pengelolaan sampah dan limbah dengan Kabupaten Pasuruan dan daerah sekitarnya;

4. Rencana pengembangan drainase meliputi:

a. peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase primer pada Sungai Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang dengan normalisasi dan penguatan tanggul;

b. peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase sekunder pada jalan arteri primer, arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder untuk memperlancar aliran ke arah utara;

c. peningkatan fungsi pelayanan sistem drainase tersier dari perumahan ke saluran sekunder;

d. pengintegrasian sistem drainase dengan daerah resapan di seluruh wilayah kota; e. penurunan volume sampah dan limbah yang dibuang ke sistem drainase melalui

pengolahan setempat (4R); dan

f. penurunan tingkat sedimentasi pada sistem drainase melalui normalisasi sungai, reboisasi di sempadan sungai dan pengerukan sungai yang berkelanjutan.

5. Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki meliputi Jalan Alun-alun, Jalan Balaikota, Jalan Diponegoro, Jalan Dr.Wahidin, Jalan Hasanudin, Jalan Hayam Wuruk, Jalan KH.Wachid Hasyim, Jalan Pahlawan, Jalan Sukarno Hatta, Jalan Untung Suropati, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Sultan Agung, Jalan Airlangga, Jalan Abdul Hamid, Jalan Gajahmada, Jalan Belitung, Jalan Irian Jaya, Jalan Komandan Yos Sudarso, Jalan WR.Supratman, Jalan Slagah, Jalan Halmahera, Jalan Banda, Jalan

Lombok, Jalan KH. Ahmad Dahlan, Jalan Basuki Rahmat, Jalan MT.Haryono dan Jalan Veteran.

6. Rencana penyediaan dan pemanfaatan jalur dan ruang evakuasi bencana banjir meliputi:

a. jalur evakuasi bencana banjir untuk skala kota yang mengarah ke bagian selatan kota, di GOR Pasuruan di Jalan Sultan Agung dengan ruas jalan meliputi:

1. Jalan HOS Cokroaminoto - Jalan Hasyim Asyari - Jalan Patiunus - Jalan Sultan Agung;

(33)

4. Jalan Pattimura - Jalan Patiunus – Jalan Sultan Agung.

b. jalur evakuasi bencana banjir untuk skala kota yang mengarah ke bagian barat kota, di Gedung Gradika Kota Pasuruan di Jalan Panglima Sudirman dengan ruas jalan meliputi :

1. Jalan Sukarno-Hatta – Jalan Wachid hasyim – Jalan Panglima Sudirman; 2. Jalan Gatot Subroto – Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Panglima Sudirman; 3. Jalan Gajah Mada – jalan Panglima Sudirman.

c. jalur evakuasi bencana banjir untuk skala kawasan dan lokal dialokasikan ke kantor kelurahan atau kantor kecamatan yang ada pada masing-masing kawasan; dan d. pengembangan ruang evakuasi bencana meliputi kawasan GOR (barat) dan Gedung

Gradika di Kelurahan Purutrejo.

3.4.4 Rencana Penggunaan Lahan (Rencana Pola Ruang)

Rencana pola ruang wilayah Kota Pasuruan terdiri dari rencana pengembangan kawasan lindung dan rencana pengembangan kawasan budidaya, yang dijelaskan sebagamana berikut ini: I. Rencana kawasan lindung

Rencana pengembangan kawasan lindung Kota Pasuruan terdiri dari: a. Kawasan perlindungan setempat

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari perlindungan kawasan sempadan pantai dan perlindungan kawasan sempadan sungai. Kawasan sempadan pantai meliputi wilayah pesisir kota, yakni Kelurahan Gadingrejo, Tambaan, Ngemplakrejo, Kepel, dan

Blandongan dengan kegiatan pengelolaannya antara lain mempertahankan fungsi sempadan pantai dan mengendalikan perkembangannya, mengembalikan fungsi sempadan pantai yang telah berubah menjadi kawasan terbangun secara bertahap, dan memanfaatkan kawasan sempadan pantai untuk hutan bakau dan wisata pantai.

Sedangkan perlindungan kawasan sempadan sungai meliputi sepanjang aliran Sungai Gembong, Sungai Petung, dan Sungai Welang. Adapun pengelolaan kawasan sempadan sungai meliputi mempertahankan fungsi sempadan sungai dan mengendalikan perkembangannya, mengembalikan fungsi sempadan sungai yang telah berubah menjadi

kawasan terbangun secara bertahap, dan merehabilitasi kawasan sempadan sungai yang mengalami penurunan fungsi.

b. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

(34)

c. Kawasan cagar budaya

Kawasan cagar budaya meliputi:

- Makam Mbah Slagah yang terletak di Jalan Pahlawan

- Pondok pesantren Salafiyah yang terletak di Jalan Jawa Kebonsari

- Makam KH. Abdul Hamid yang berlokasi di kompleks pemakaman Masjid Agung Al-Anwar;

- Masjid Agung Al-Anwar Jl. Nusantara, depan alun-alun kota; - Gedung P3GI terletak di Jl. Pahlawan;

- Klenteng Tjoe Tik Kiong terletak di Jl. Lombok; - Gereja St. Antonius Padova terletak di Jl. Balaikota;

- Gedung-gedung Kuno Bersejarah yang berlokasi di Jl. Hasanudin, Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Pahlawan;

- Makam dan petilasan Untung Suropati.

Sedangkan pengembangan dan pengelolaannya melalui:

- pengembangan jalur khusus untuk wisata yang menghubungkan antar kawasan cagar budaya

- revitalisasi cagar budaya yang mengalami penurunan fungsi dan kondisi bangunannya d. Kawasan rawan bencana alam

Kawasan rencana bencana alam yang dimaksud adalah kawasan rawan bencana banjir meliputi kawasan di sekitar Sungai Gembong, Petung, dan Welang dengan rencana pengelolaan kawasan meliputi:

- pelebaran dan normalisasi Sungai Gembong, Sungai Petung dan Sungai Welang - penguatan tanggul sungai, disekitar Sungai Gembong

- pembangunan kolam retensi. - revitalisasi drainase perkotaan.

II. Rencana kawasan budidaya

Pola ruang untuk kawasan budidaya meliputi: a. Kawasan perumahan;

arahan pengembangan permukiman di Kota Pasuruan berdasarkan klasifikasi kepadatannya yaitu:

- Permukiman kepadatan rendah

- Permukiman dengan kepadatan rendah direncanakan pada SPK bagian timur. Hal ini dikarenakan lahan terbangun pada SPK tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan SPK lainnya. Selain itu juga distribusi penduduk eksisting SPK bagian timur memiliki tingkat kepadatan penduduk terendah.

Gambar

Tabel 3.1 Strategi Misi SPPIP

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pengadaan sarana dan prasarana olahraga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Pembangunan, Pemanfaatan, Pemeliharaan dan Pengamanan sarana dan prasarana indoor,

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

2) pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan pemasaran yang diarahkan

Info Box berfungsi untuk menampilkan elemen-elemen peng- gambaran yang sedang terpilih pada ToolBox maupun untuk memilih metode konstruksi (penggambaran), pengubahan metode geometri,

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA