• Tidak ada hasil yang ditemukan

215790929 MAKALAH Teori sosisologi klasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "215790929 MAKALAH Teori sosisologi klasi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah meberihidayah dan inayah-Nya pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaika makalahini dengan baik dan lancar. Serta tak lupa pula kami kami ucapkan terimakasih padaDosen yang membimbing dan teman- teman yang membantu dalam menyelesaikan makalah teori sosiologi klasik ini yang membahas mengenai biogafi dan teori menurut Vilfredo Pareto.

Dengan adanya makalah ini kami berharap semoga dapat bermanfaat bagi pembaca danpenulis. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami menerima saran dan kritik yang membangun daripembaca makalah ini.

Makassar, 10September 2013

Penulis,

T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . 1

DAFTAR ISI . . . 2

BAB I PENDAHULUAN . . . 3

BAB II PEMBAHASAN . . . 5

A. Biografi Vilfredo Pareto . . . 5

B. Teori Vilfredo Pareto . . . 6

C. Teori Elit dengan kehidupan sekarang . . . .. . . .. . . . . 10

BAB III PENUTUP . . . .12

A. Kesimpulan . . . .12

DAFTAR PUSTAKA . . . 13 T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Masyarakat adalah himpunan individu-individu, yang masing-masing secara egoistis mengejar kepentingan mereka sendiri. Kesimpulan ini diambil berdasarkan pengalaman empiris. Karena pengalaman empiris merupakan satu-satunya sumber untuk pengetahuan ilmiah yang sah. Kami menggunakan pandangan Thomas Hobbes (1588-1679) dalam memaparkan deskripsi tentang masyarakat tersebut diatas, yang telah dia tulis dalam bukunya Leviathan (1651).

Dari pengertian diatas tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat tidak dilihat sebagai kesatuan organis, melainkan sebagai kejamakan, yang terdiri dari banyak individu yang berkemauan yang mampu memilih antara hidup bersama atau hidup sendirian. Jadi realitasnya masyarakat itu ada karena individu itu ada. Dapat diartikan bahwa individulah yang menentukan masyarakat. Jika individu tidak ada maka masyarakatpun tidak ada. Jadi adanya individu tidak tergantung pada adanya masyarakat.

Menurut Vilfredo Pareto (1848-1923) sosiologi harus bersifat logis dan eksperimental. Dia mencita-citakan sosiologi yang didasarkan atas kriteria matematika rasional, yang selalu sah dan tak berubah sehingga harus dibenarkan oleh setiap orang yang berakal-budi sehat dan yang berlandasan pada realitas yang merupakan obyek observasi inderawi. Tiap-tiap konsep, proposisi, dan teori harus berpangkal pada fakta yang ditinjau atau mungkin dapat ditinjau. Menurut penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa Pareto mewarisi tradisi positivisme, dimana sosioogi harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan.

Vilfredo Pareto juga menekankan bahwa hidup bermasyarakat terdiri dari apa yang dilakukan oleh angota-anggota individual. Menurutnya sebagian kelakuan manusia bersifat mekanis atau otomatis. Perilaku tersebut dibedakan antara perbuatan logis dan nonlogis. Yang dimaksud logis jikalau direncanakan oleh akal-budi dengan berpedoman pada tujuan yang mau dicapai, dan menurut

(4)

kenyataan mencapai tujuan itu. Misalnya seorang anak pergi ke tempat makan (direncanakan oleh akal-budinya) untuk mengisi perutnya yang kosong (tujuannya), lalu dia merasa kenyang/ tidak lagi lapar karena dia telah makan, melakukan perbuatan yang logis. Sedangkan perilaku yang tidak berpedoman secara rasional pada tujuan, atau tidak mencapai tujuannya, disebut nonlogis.

Vilfredo Pareto juga menawarkan model masyarakat keseimbangan (homeostatika). Dimana masyarakat yang ditegakkan oleh individu-individu senantiasa mengarah kepada keseimbangan, yaitu pemeliharaan keseimbangan atau pemulihan keseimbangan setelah terjadi pergolakan. Individu-individu saling mempengaruhi, agar suatu keseimbangan tercapai. Hal ini sama kaitannya dengan masyarakat tidak berevolusi dan tidak maju. Oleh karena individu mengadakan relasi lahiriah, dan mereka sendiri tidak berubah, maka masyarakatpun tidak berubah.

Seperti efisiensi kerja dan pengorganisasian mungkin di tingkatkan, tetapi itu hanya penyusunan lain dari unsur-unsur yang selalu sudah ada. Pandangan ini disebut the seesaw theory of history. Artinya, masyarakat adalah bagaikan ungkat-ungkit (seesaw), yang selalu mencari keseimbangan antara kedua ujungnya. Hanya keseimbangan yang dicari, bukan perubahan. Memang kadang-kadang terjadi penyusunan kembali atau reshuffle dalam masyarakat, hal mana memberi kesan seolah-olah ada perkembangan dan kemajuan. Apa yang nampaknya perubahan, adalah perpindahan posisi saja sama seperti pada ungkat-ungkit. Ungkat-ungkit sendiri tidak berubah dalam gerak mencari keseimbangan baru.

T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Vilfredo Pareto

Vilfredo Federico Damaso Pareto adalah seorang insinyur Italia, sosiolog, ekonom, ilmuwan politik dan filsuf. Dia memberikan beberapa sumbangan penting dalam bidang ekonomi, terutama dalam studi distribusi pendapatan dan dalam analisis pilihan individu. Vilfredo Pareto memperkenalkan konsep efisiensi Pareto dan juga membantu mengembangkan bidang ekonomi mikro.

Vilfredo Pareto juga merupakan orang pertama yang menemukan bahwa pendapatan mengikuti distribusi Pareto, yang merupakan kuasa hukum distribusi probabilitas. Vilfredo Pareto juga memberikan kontribusi untuk bidang sosiologi dan matematika. Pareto lahir pada 15 July 1848, dari sebuah keluarga bangsawan Genoa yang diasingkan tahun 1848 di Paris. Ayahnya, Raffaele Pareto (1812-1882), adalah seorang insinyur sipil Italia. Ibunya, Marie Metenier, adalah seorang wanita Prancis. Vilfredo Pareto dan keluarganya kembali ke Italia pada tahun 1858.

Pada masa kecilnya, Vilfredo Pareto tinggal di lingkungan kelas menengah, dia menerima standar pendidikan yang tinggi . Pada tahun 1870, ia meraih gelar di bidang teknik, yang sekarang menjadi Universitas Politeknik Turin. Disertasinya berjudul "Prinsip-prinsip Dasar Ekuilibrium di Badan padat". Kemudian dia cenderung tertarik pada analisis ekuilibrium dalam ilmu ekonomi dan sosiologi. Beberapa tahun setelah lulus, Vilfredo Pareto bekerja sebagai seorang insinyur sipil, pertama untuk Perusahaan Kereta Api milik negara Italia dan kemudian di industri swasta. Dia tidak memulai pekerjaan serius di bidang ekonomi sampai usia pertengahan empat puluhan. Pada tahun 1886 ia menjadi dosen ekonomi dan manajemen di University of Florence.

(6)

pekerjaannya dan menikah dengan seorang perempuan Rusia, Alessandrina Bakunin. Namun kemudian Pareto pergi meninggalkan Alessandrina bersama pelayannya yang masih muda. Pada tahun 1893, Pareto diangkat sebagai dosen di bidang ekonomi di University of Lausanne di Swiss, dimana dia menetap sampai sisa hidupnya. Pada tahun 1906, Pareto mengembangkan apa yang disebutnya "Hukum 80/20". Risetnya mengindikasikan bahwa dalam sebuah bisnis, 20% barang dagangannya menghasilkan 80% bisnisnya dan bahwa kira-kira 20% populasi mengendalikan kira2 80% kekayaan. Namun gagasan ekonomi tersebut dianggap cacat. Hal tersebut membuat Pareto mencela pemimpin sosialis sebagai 'aristokrasi perampok' yang mengancam akan merampas negeri dan mengkritik pemerintah Giovanni Giolitti untuk tidak mengambil sikap lebih keras terhadap pemogokan pekerja. Keresahan yang berkembang di kalangan tenaga kerja di Italia membawanya ke kamp anti-sosialis dan anti-demokratis.

Tahun-tahun Pareto kemudian dihabiskan dalam mengumpulkan bahan untuk karyanya yang paling terkenal, yakni Trattato di sociologia generale (1916), Pikiran dan Masyarakat (1935) dan karya terakhirnya adalah Compendio di sociologia generale (1920). Filvredo Pareto wafat pada tanggal 19 agustus 1923 di kota celigny, di mana ia dimakamkan.

B. TeoriVilfredo Pareto

Vilfredo Pareto dikenal sebagai pendukung paradigma fungsionalisme, karir sosiologinya menanjak setelah dia menawarkan model masyarakat berkeseimbangan yang sangat mempengaruhi tokoh fungsionalisme modern Talcot Parsons. Pareto mewarisi tradisi positivisme, dimana sosiologi harus masuk dalam disiplin empirisme lewat metode logika eksperimental dengan penyelidikan yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan. Pareto percaya bahwa masyarakat alami adalah masyarakat yang berkeseimbangan dan dinamis. Berbeda dengan Comte dan Spencer yang melihat masyarakat berevolusi secara linear, menurut Pareto evolusi masyarakat lebih unilinear.

(7)

Vilfredo Pareto telah membuat teori dalam yang dianggap sebagai eksperimental sosial. Sosiologinya didasarkan pada eksperimen tehadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta, dan rumus-rumus matematis. Dalil-dalil yang umum, kata Pareto hendaknya dibentuk atas dasar metode induksi. Menurut dia, masyarakat merupakan sistem kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam dirinya.

Seorang teoritikus, Vilfredo Pareto mengemukakan konsep-konsep baru yang terkenal dengan teori “Circulation of the Elites” yaitu kelompok kecil dari orang-orang elit dalam sebuah komunitas ternyata memiliki pengaruh besar pada sebagian besar populasi. Sedangkan mempelajari apa yang disebut “sirkulasi elit” dalam sistem politik, memprediksi kekuatan yang mungkin bergeser dari satu kelompok kecil yang lain, tetapi kehidupan masyarakat akan tetap sama. Ia juga mengemukakan konsep "Pareto Optimum" membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Konsep "Circulation of the Elites" digunakan untuk memperbaharui konsep Marxisme yang mengagungkan kekuatan masyarakat.

Vilfredo Pareto (1848-1923) dalam bukunya The Mind and Society mencoba menyangkal Marxisme dengan jalan mengakui eksistensi dari kelas penguasa (the ruling class) atau kelompok elit. Dia memberikan alasan sebagai berikut: kaum elit tidak perlu mendapatkan posisinya berkat supremasi ekonomisnya, dan bahwa perubahan sosial dan perubahan politik akan terjadi oleh adanya sirkulasi dari kaum elitnya yang tidak perlu didukung oleh faktor-faktor ekonomi. Elit politik adalah suatu kaum minoritas (oligarki) yang selalu aktif dalam kelompok, sedangkan kaum mayoritas cenderung tidak aktif.

Dalam hal ini jelas terdapat batas dan pembagian antara yang berkuasa dan yang dikuasai, antara minoritas politik dan mayoritas politik. Menekankan bahwa komposisi kelas berkuasa atau elit politik itu dapat berubah pada suatu periode waktu, yaitu melalui perekrutan anggota-anggota dari non-elit, atau dengan jalan melaksanakan pembentukan elit-tandingan. Suatu proses yang disebut oleh Pareto

(8)

sebagai “sirkulasi elit” dan dia menyatakan bahwa hubungan antara minoritas dan mayoritas pada pokoknya adalah serupa dalam masyarakat.

Menurut Vilfredo Pareto, elit adalah orang-orang yang terbaik, mampu, dan berhasil menduduki jabatan tinggi dalam masyarakat. Elit pada umumnya berasal dari kelas yang sama, yaitu orang-orang kaya dan pandai yang mempunyai kelebihan dalam matematika, bidang musik, karakter moral, dan sebagainya. Istilah elit politik diperkenalkan oleh Pareto sebagai wujud kekecewaannya terhadap kinerja aristokrat yang sedang berjalan pada waktu itu. Ia beranggapan bahwa sifat dari elit politik yang otoriter dan mengintervensi menunjukkan kesamaan dengan konsep kekuasaan yang dirumuskan oleh Nicollo Machiavelli. Kekuasaan itu terletak pada posisi otoritas di lembaga-lembaga ekonomi dan politik penting. Perbedaan psikologis dan intelektuallah yang terkesan menentukan elit terpisah dari masyarakat.

Pareto mengungkapkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan atas atau elit dan lapisan yang lebih rendah atau non elit. Lapisan elit dalam masyarakat terdiri dari elit yang memerintah atau governing elit dan elit yang tidak memerintah atau non governing. Governing elite dan non governing senantiasa bersaing untuk memperoleh kekuasaan, sehingga membentuk polarisasi elit dan sirkulasi antara elit lama dan elit baru. Kontinuitas elit yang memerintah sangat bergantung pada dukungan masyarakat(Setianto, 2001: 73). Pareto juga mengemukakan tentang berbagai jenis pergantian elit, sebagai berikut:

- di antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri, dan - di antara elit dengan penduduk lainnya.

Pergantian ini dapat berupa individu dari lapisan berbeda masuk ke dalam kelompok elit yang sudah ada maupun individu dari lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk ke kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada.

Mengenai penyebab runtuhnya elit yang berkuasa, Pareto mengembangkan konsep residu, dengan memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam sifat psikologi berbagai kelompok elit yang berbeda. Yang dimaksud residu ialah kualitas-kualitas yang dapat meningkatkan taraf hidup seseorang. Dalam usaha

(9)

melestarikan kekuasaannya, Pareto mengikatkan kepentingan utamanya pada residu kombinasi (kecerdikan) dan residu keuletan bersama (kesetiaan pada kumpulan). Keadaan demikian menghasilkan perbedaan antara tindakan logis dan non-logis dari individu-individu dalam kehidupan sosialnya. Tindakan logis berupa tindakan-tindakan yang diarahkan pada tujuan-tujuan yang dapat diusahakan. Tindakan logis juga mengandung maksud pemilikan yang pada akhirnya dapat dijangkau.

Dalam bidang kekuasaan politik, teori yang dimaksud dapat disebut ideologi penguasa atau ideologi elite. Bagi ahli teori elite, seperti ahli sosiologi klasik Vilfredo Pareto, penggunaan kekuasaan sebagian besar tergantung kepada kemampuan elite untuk membentuk suatu ideologi yang dapat memanipulasi massa. Menurut Pareto, teori liberal mengenai demokrasi parlementer memberi gambaran tentang bentuk ideologi yang menjadi kedok dari dominasi elite.

Pareto, seorang liberal yang dikecewakan dan kemudian menjadi pendukung Mussolini mungkin agak sinis, tetapi pernyataan bahwa demokrsi parlementer dalam kenyataannya menjadi kedok dari peranan kelompok elite, mengundang perhatian yang serius. Tidaklah luar biasa jika terdengar bahwa anggota parlemen menyatakan karena mereka adalah wakil rakyat yang dipilih secara demokratis, mereka tidak harus bertanggung jawab terhadap anggota-anggota partainya atau terhadap siapapun. Pemilihan secara demokratis mengabsahkan kekuasaan politikus. Baik dari pandangan elite maupun konsensus, pemilihan melimpahkan kekuasaan kepada orang yang terpilih.

(10)

Berdasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Vilvredo Pareto dan C.I. Barnandrd, semua hubungan organisasi manusia didasarkan pada suatu penghargaan seperti kerjasama dalam sistem sosial. Beberapa pengamatan atau bahkan penelitian terhadap mesin dan teknologi yang sebenarnya merupkan bagian dari sistem sosial merupakan hal yang banyak terjadi dalam suatu organisasi. Itulah teori-teori yang disampaikan oleh salah satu tokoh sosiologi klasik, Vilfredo Pareto.

C. Teori Elit dengan kehidupan sekarang

Dalam kehidupan masyarakat sekarang tidak lepas dari demokrasi atau bidang kekuasaan politik, teori yang dimaksud dapat disebut ideologi penguasa atau ideologi elite. Bagi ahli teori elite, seperti ahli sosiologi klasik Vilfredo Pareto, penggunaan kekuasaan sebagian besar tergantung kepada kemampuan elite untuk membentuk suatu ideologi yang dapat memanipulasi massa. Menurut Pareto, teori liberal mengenai demokrasi parlementer memberi gambaran tentang bentuk ideologi yang menjadi kedok dari dominasi elite. Pareto, seorang liberal yang dikecewakan dan kemudian menjadi pendukung Mussolini mungkin agak sinis, tetapi pernyataan bahwa demokrsi parlementer dalam kenyataannya menjadi kedok dari peranan kelompok elite, mengundang perhatian yang serius. Tidaklah luar biasa jika terdengar bahwa anggota parlemen menyatakan karena mereka adalah wakil rakyat yang dipilih secara demokratis, mereka tidak harus bertanggung jawab terhadap anggota-anggota partainya atau terhadap siapapun. Pemilihan secara demokratis mengabsahkan kekuasaan politikus. Baik dari pandangan elite maupun konsensus, pemilihan melimpahkan kekuasaan kepada orang yang terpilih. Jika menurut teoritis konsensus kekuasaan kepada orang yang terpilih. Jika menurut teoritis konsensus kekuasaan ini cenderung dipergunakan untuk kesejahteraan umum, maka menurut teoritisi elite kekuasaan dipergunakan semata-mata unntuk kepentingan kaum elite. Menurut Pareto, beberapa partai yang bersaing dalam memperebutkan kedudukan dalam parlemen sebenarnya tidaklah menggambarkan beberapa elite yang bersaing, tetapi lebih merupakan

(11)

bermacam-macam wajah dari elite yang tunggal yaitu elite penguasa. Para elit penguasa tersebut tentunya tergabung dalam sebuah organisasi yang membutuhkan kerjasama antar penguasa elit.

T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melihat kekuasaan di masyarakat, Vilfredo Pareto lebih menekankan pada pemisahan antara elit yang memerintah dan nonelit.Pareto menegaskan jika dukungan masyarakat sangat mempengaruhi kedudukan para elit. Merekalah yang menentukan seberapa lama seorang elit akan memimpin suatu negara. Masyarakat dapat menurunkan penguasa apabila kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan tidak berhasil mewujudkan tujuan bersama. Pergantian penguasa bisa terjadi baik dari sesama kalangan elit yang memerintah maupun dari elit baru yang muncul dalam masyarakat.

Pareto juga mengemukakan tentang berbagai jenis pergantian elit, sebagai berikut: - di antara kelompok-kelompok elit yang memerintah itu sendiri,

- di antara elit dengan penduduk lainnya.

Pergantian ini dapat berupa individu dari lapisan berbeda masuk ke dalam kelompok elit yang sudah ada maupun individu dari lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk ke kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada.

T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

(13)

DAFTAR PUSTAKA

http://7chebe.blogspot.com/2012/12/teori-vilfredo-pareto.html

Lauer, Robert H.perspektif tentang perubahan sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta. 1993.

http://hadiwahono.blogspot.com/2013/07/vilfredo-pareto.html

T

e

o

ri

s

o

si

o

lo

g

i

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu kemampuan pedagogik yang diperlukan oleh para pendidik dan calon pendidik adalah kemampuan untuk bekerjasama (kooperatif). Banyak temuan di lapangan bahwa

Temuan ini menunjukkan perusahaan sebaiknya memberikan perhatian lebih pada harga kompetitif dan kualitas produk yang baik sesuai dengan keinginan konsumen, memberikan segala

1) Secara keseluruhan, prototip meja rotasi yang dikembangkan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat validitas isi yang memadai, yang ditandai oleh tingginya nilai yang

Terima kasih juga pada dosen-dosenku tercinta, Bu wiwik dosen pembimbingku yang paling baik hati, selalu sabar, humoris dan selalu memberikan masukan-masukan yang baik dalam proses

Proses penciptaan seni lukis dengan tema Cerita Tantri ini meliputi beberapa tahapan yaitu: penjajagan (eksplorasi), percobaan (eksperimen) dan pembentukan (forming). Tahap

Suara napas tambahan, seperti napas berbunyi, stridor, ronchi pada klien dengan peningkatan produksi sekret, dan kemampuan batuk menurun sering didapatkan pada klien cedera

Personal hygiene sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, dan untuk selalu menjaga kebersihan diri yaitu mandi 2x dalam

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan, penyelenggaraan politik dalam negeri dan kehidupan demokrasi,