• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PELAKSANAAN WELERI PATEAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE PELAKSANAAN WELERI PATEAN INDONESIA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

PT. ZENTRO INDONESIA PERSADA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pekerjaan Jalan Weleri Patean ini dilakukan memperlancar transportasi dan perekonomian. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi. Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga harus memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar OHSAS dalam proyek.

B. Maksud dan Tujuan

(3)

C. Lokasi Pekerjaan

Gambar 1. Lokasi Pekerjaan

D. Lingkup Pekerjaan

Satuan Kerja :

No. Paket Kontrak : 09/POKJA.WIL.II/JATENG/2017

Nama Paket : Peningkatan Jalan Weleri - Patean / Bts. Kab. Temanggung Prop/Kab/Kodya : Provinsi Jawa Tengah

Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2017

Nama Peserta Lelang : PT. Zentro Indonesia Persada Lingkup Pekerjaan :

DIVISI 1. UMUM

1.2 Mobilisasi

1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

DIVISI 2. DRAINASE

(4)

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar

2.6.(1) Saluran beton bertulang pracetak U - 40 - 60 2.6.(3) Saluran beton bertulang pracetak U - 60 - 80

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1.(1a) Galian Biasa

3.1.(3) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter

3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine 3.1.(8) Galian Perkerasan berbutir

3.1.(9). Galian Perkerasan Beton 3.2.(1a) Timbunan Biasa Manual

3.2.(1b) Timbunan Biasa Manual (NON MATERIAL) 3.2.(2a) Timbunan Pilihan Manual

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

5.3.(1) Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan) 5.3.(3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1 (7) a Beton mutu sedang fc’= 20 MPa

7.3 (1)(a) Baja Tulangan U 24 Polos (untuk perkerasan beton) 7.3 (3) Baja Tulangan U 32 Ulir

7.3 (3)a Baja Tulangan U 32 Ulir (untuk perkerasan beton) 7.9.(1) Pasangan Batu

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

8.1.(5) Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor 8.2.(3) Pemotongan Pohon diameter 30 - 50 cm 8.3.(4) Pemotongan Pohon diameter 50 - 70 cm 8.4.(5) Patok Pengarah

8.4.(6a) Patok Kilometer 8.4.(6b) Patok Hektometer 8.4.(7) Rel Pengaman

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

10.1.(2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

(5)

BAB II

METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

DIVISI 1. UMUM 1.2 Mobilisasi

Adapun yang termasuk dalam pekerjaan mobilisasi adalah sebagai berikut:

1. Penyewaan sebidang tanah/lahan untuk lokasi pendirian Base Camp bagi penyedia jasa, lokasi nya berada di dekat proyek yang akan dilaksanakan (+/- 10 km).

2. Mobilisasi semua personil penyedia jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah di setujui oleh direksi pekerjaan.

3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran.

4. Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp penyedia jasa, termasuk kantor lapangan tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.

1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Tahapan Pelaksanaan: 1. Perijinan pelaksanaan 2. Shop drawing

3. Koordinasi dengan instansi terkait (termasuk Polantas) 4. Pemasangan rambu pengaman kerja dan rambu peringatan 5. Pembuatan jalan darurat

6. Pengaturan Lalu Lintas (oleh Flagmen)

(6)

DIVISI 2. DRAINASE

2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan dan membuat ijin pelaksanaan.

2. Melakukan pengukuran dan memasang rambu pengaman.

3. Melakukan penggalian secara mekanis dan manual dengan elevasi/dimensi sesuai shop drawing

4. Melakukan pembuangan hasil galian keluar lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan

5. Perapihan lokasi pekerjaan

Gambar 3. Proses galian tanah (drainase) dilansir ke Dump Truck kemudian dibuang ke luar.

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

(7)

harus mengikuti garis serta kelandaian yang ditunjuk pada gambar potongan memanjang dan sesuai dengan profil tipe selokan.

3. Menyiapkan batu belah sesuai dengan ukuran yang diperlukan serta bebas dari unsur yang tidak diperlukan.

4. Pemasangan batu belah dilakukan dengan menggunakan tenaga mandor, tukang dan pekerja dengan dibantu alat yang telah dijabarkan di atas.

5. Adukan untuk spesi digunakan campuran yang telah tertulis pada analisis jadi di dalam pengadukan yang harus benar-benar merata adukannya sehingga tidak terjadi kelemahan sisi spesi nantinya. Adukan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan Direksi dan dibuatkan bak takaran agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.

6. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang merusak ikatan semen.

7. Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi adukan yang terletak selama + 30 menit (adukan yang sudah terletak + 30 menit tidak dibenarkan memakainya).

8. Pembuatan suling-suling diperlukan untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan merusak konstruksi. Air akan mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut. Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 2 “ dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan di belakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil dan batu-batu kecil. Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk dari Direksi nantinya.

9. Perapihan hasil pekerjaan dan pembersihan lokasi pekerjaan.

2.6.(1) Saluran Beton Bertulang Pracetak U-40-60 2.6.(3) Saluran Beton Bertulang Pracetak U-60-80

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

(8)

harus mengikuti garis serta kelandaian yang ditunjuk pada gambar potongan memanjang dan sesuai dengan profil tipe selokan.

3. Membuat lantai kerja untuk mengontrol elevasi pada permukaan saluran drainase yang akan dipasang. Sehingga disaat beton pracetak diturunkan elevasi sudah bisa diaplikasikan dengan baik.

4. Pemasangan Beton bertulang pracetak U dapat menggunakan excavator atau manual tergantung pada berat material yang diangkat. Pemasangan dilakukan setelah cor lantai kerja berumur minimal 1 hari. Di atas Beton bertulang pracetak U sebaiknya dipasang caping beam dari beton cor di tempat, berfungsi untuk menjaga posisi beton pracetak U agar tidak bergeser ke kiri atau ke kanan oleh desakan tanah setelah pengurugan kembali. Kemudian dilakukan pengelasan plat penyambung antar Beton bertulang pracetak U

5. Spasi antar Beton bertulang pracetak Uditutup dengan campuran semen. 6. Perapihan hasil pekerjaan dan pembersihan lokasi pekerjaan

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3.1.(1a) Galian Biasa

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Menyiapkan peralatan kerja dan tenaga.

3. Koordinasi dengan instansi terkait (Polantas dan instansi terkait lainnya bila ada). 4. Pekerjaan pengukuran dan dokumentasi sebelum galian dimulai untuk mendapatkan

patok instrumen batas elevasi, koordinat rencana penggalian dan secara simultan dapat juga di lakukan dokumentasi kondisi fisik 0% dengan jarak masing-masing 50 (lima puluh) m’.

5. Penggalian yang berpedoman pada patok-patok instrumen elevasi dan profil serta dilakukan apabila ruang gerak alat gali (excavator) tidak mengganggu aktivitas lalu lintas. Material sisa galian yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali diangkut dengan menggunakan dump truck untuk kemudian dibuang keluar lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

(9)

Gambar 4. Pekerjaan galian di lansir ke dump truck.

3.1.(1a) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Menyiapkan peralatan kerja dan tenaga.

3. Pekerjaan pengukuran dan dokumentasi sebelum galian dimulai untuk mendapatkan patok instrumen batas elevasi, koordinat rencana penggalian dan secara simultan dapat juga di lakukan dokumentasi kondisi fisik 0% dengan jarak masing-masing 50 (lima puluh) m’.

4. Penggalian yang berpedoman pada patok-patok instrumen elevasi dan profil serta dilakukan apabila ruang gerak alat gali (excavator) tidak mengganggu aktivitas lalu lintas.

5. Material sisa galian yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali diangkut dengan menggunakan bulldozer untuk kemudian dibuang keluar lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan.

6. Perapihan lokasi pekerjaan.

3.1.(7) Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

(10)

3. Permukaan perkerasan digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan alat bantu.

4. Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.

5. Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

6. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

3.1.(8) Galian Perkerasan berbutir 3.1.(9) Galian Perkerasan Beton

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

 Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

 Perkerasan yang akan dibongkar ditandai dengan cat atau pilok sesuai yang disetujui oleh direksi pekerjaan.

 Permukaan perkerasan digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air Compressor dan dibantu dengan alat bantu.

 Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.

 Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

 Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar rencana.

3.2.(1a) Timbunan Biasa Manual

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Material diambil dari lokasi quarry yang telah disetujui oleh konsultan pengawas berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada.

(11)

4. Melakukan pengukuran elevasi existing.

5. Menghampar material timbunan lapis demi lapis dengan Excavator dan Dump Truck 6. Kemudian diratakan menggunakan Motor Grader dan dipadatkan menggunakan

Vibrator Roller serta bantuan Water Tanker. 7. Perapihan lokasi pekerjaan.

3.2.(1b) Timbunan Biasa Manual (NON MATERIAL)

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Material diambil dari lokasi pekerjaan galian yang telah di setujui oleh konsultan pengawas berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada.

3. Material terdiri atas bahan galian tanah yang disetujui oleh direksi pekerjaan. 4. Melakukan pengukuran elevasi existing.

5. Menghampar material timbunan lapis demi lapis dengan Excavator dan Dump Truck. 6. Kemudian diratakan menggunakan Motor Grader dan dipadatkan menggunakan

Vibrator Roller serta bantuan Water Tanker. 7. Perapihan lokasi pekerjaan.

3.2.(2a) Timbunan Pilihan Manual

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Material diambil dari lokasi quarry yang telah disetujui oleh konsultan pengawas berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada.

3. Material terdiri atas bahan galian tanah yang disetujui oleh direksi pekerjaan. 4. Melakukan pengukuran elevasi existing.

5. Menghampar material timbunan lapis demi lapis dengan Excavator dan Dump Truck. 6. Kemudian diratakan menggunakan Motor Grader dan dipadatkan menggunakan

(12)

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut: 1. Melakukan pengukuran elevasi eksisting.

2. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

3. Untuk subgrade/permukaan tanah dasar untuk ketinggian akhir setelah pemadatan disesuaikan dengan gambar rencana.

4. Pembentukan elevasi dari permukaan tanah dasar/sub grade dibentuk/diratakan dengan alat motor grader. Selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat getar (vibrator roller).

5. Hasil pekerjaan cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlalunya aliran bebas dari permukaan.

6. Melakukan test kepadatan hasi pekerjaan.

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Melakukan pengukuran elevasi eksisting lapis pondasi (sub base) dan melakukan marking patok.

2. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

3. Material agregat kelas A dimuat ke dump truck dengan menggunakan wheel loader. 4. Dump truck mengangkut material agregat kelas A dari lokasi pengambilan ke lokasi

pekerjaan.

5. Material dihampar dan dibuat sloop (kemiringan) dengan bantuan motor grader, setelah sloop dibentuk maka tahap selanjutnya adalah pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan bantuan vibrator roller dan water tanker. Setelah kemiringan dibentuk, water tanker melakukan penyiraman diikuti dibelakangnya vibrator roller yang melakukan compact untuk pemadatan. Begitu seterusnya sampai lokasi yang disiapkan terbentuk dan padat.

(13)

Gambar 5. Proses Penghamparan dan Pemadatan Agregat kelas A

5.3.(1) Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut: 1. Melakukan pengukuran elevasi eksisting. 2. Menyiapkan lokasi pekerjaan.

3. Fabrikasi dan pemasangan bekisting.

4. Sebelum melakukan pengecoran, terlebih dahulu meminta ijin pelaksanaan kepada direksi teknik secara tertulis paling sedikit 24 jam.

5. Pengecoran dilakukan menggunakan Truck Mixer dengan material dari Batching Plant serta perataannya menggunakan alat hampar beton dibantu cara manual yaitu alat bantu sekop, pacul, sendok aduk, ember dan lorry. Kemudian dipadatkan menggunakan Concrete Vibrator (Alat Penggetar) dimana penggunaannya pada titik penimbunan beton

(14)

kira-kira jam ke 12 - 18 setelah pengecoran.

7. Pemeliharaan/perawatan hasil pekerjaan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari dengan menutupi beton dengan karung goni yang dibasahi dengan air.

8. Perapihan hasil pekerjaan. 9. Pembongkaran bekisting.

5.3.(3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut: 1. Melakukan pengukuran elevasi eksisting. 2. Menyiapkan lokasi pekerjaan.

3. Terlebih dahulu meminta ijin pelaksanaan kepada direksi teknik secara tertulis paling sedikit 24 jam.

4. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh bekisting harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Bekisting yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, bekisting harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas. Pengecoran mengunakan Batching Plant dengan mobilisasi menggunakan Truck Mixer mulai dilakukan pada lahan yang telah siap dengan metode hampar langsung dari Truck Mixer. Selanjutnya diratakan dengan alat hampar beton dan dengan bantuan alat bantu manual seperti sekop, pacul, sendok aduk, ember dan lorry.

5. Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.

(15)

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1.(7) a Beton Mutu Sedang fc’20 Mpa

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut: 1. Melakukan pengukuran elevasi eksisting. 2. Menyiapkan lokasi pekerjaan.

3. Fabrikasi dan pemasangan bekisting.

4. Fabrikasi dan pemasangan besi tulangan.

5. Sebelum melakukan pengecoran, terlebih dahulu meminta ijin pelaksanaan kepada direksi teknik secara tertulis paling sedikit 24 jam.

6. Pengecoran dilakukan dengan cara manual yaitu alat bantu sekop, pacul, sendok aduk, ember dan lorry serta pemadatannya menggunakan concrete vibrator (alat penggetar) dimana penggunaanya pada titik penimbunan beton.

7. Sebagian adukan beton tersebut diambil untuk sampel tes kubus pada umur beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

8. Perapihan hasil pekerjaan.

9. Pemeliharaan/perawatan hasil pekerjaan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari dengan menutupi beton dengan karung goni yang dibasahi dengan air.

10. Pembongkaran bekisting.

Gambar 6. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

(16)

7.3.(3)a Baja Tulangan U 32 Ulir (untuk perkerasan beton)

Penulangan Baja Tulangan U 24 Polos dan U32 Ulir digunakan untuk pekerjaan gorong-gorong dan perkerasan beton. Adapun pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

a. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

b. Melakukan Fabrikasi (Pemotongan dan atau Pembengkokan) sesuai dengan gambar shop drawing.

c. Pemasangan pembesian sesuai gambar dan syarat pada lahan yang akan dicor, pemasangan dapat menggunakan kawat bendrat.

7.9.(1) Pasangan Batu

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Melakukan pengukuran/pemasangan bowplank dan memasang rambu pengaman. 3. Melaksanakan penggalian dan pemotongan sebagaimana diperlukan secara manual

dan diharuskan mengikuti garis dan kelandaian yang ditunjuk pada gambar potongan memanjang dan sesuai dengan profil tipe selokan.

4. Menyiapkan batu belah dalam kondisi harus bersih sehingga tidak mengurangi kelekatan pada adukan.

5. Pemasangan batu belah dilakukan menggunakan tenaga tukang batu dibantu pekerja dan diawasi mandor dengan menggunakan peralatan seperti sekop, cangkul, sendok aduk, ember dan gerobak sorong.

6. Pemasangan batu belah dengan menyiapkan landasan dari adukan semen sesuai pada formasi yang disiapkan sehingga permukaan batu selalu tertanam pada adukan (spesi) secara kuat satu sama lainnya serta bersinggungan untuk mendapatkan tebal yang diperlukan.

(17)

Gambar 7. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan Batu

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 8.1.(5) Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

 Pencampuran agregat dan aspal dilakukan dengan Asphalt Mixing Plant

 Campuran aspal diangkut dengan wheel loader lalu dimasukan ke dump truck dan dihampar dengan asphalt finisher

 Setelah dihampar, dipadatkan Pedestrian Roller, serta dirapikan oleh pekerja dengan alat bantu

 Pengecekan elevasi akhir permukaan yang sesuai dengan gambar pelaksanaan.

8.2.(3) Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm 8.3.(4) Pemotongan Pohon Pilihan diameter 50 – 70 cm

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

1. Membuat shop drawing, metode pelaksanaan serta mengajukan ijin pelaksanaan pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2. Menentukan pohon yang akan dipotong, kemudian dilakukan kordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pertamanan dan instansi terkait lainnya.

(18)

4. Kayu hasil pemotongan diangkut keluar lokasi pekerjaan dengan menggunakan dump truck.

5. Pengangkutan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas.

Gambar 8. Tahapan Pelaksanaan Pemotongan Pohon

8.4.(5) Patok Pengarah 8.4.(5) Patok Kilometer 8.4.(5) Patok Hektometer

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut:

 Patok beton di cetak dilokasi pembuatan, kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan bantuan dump truck.

 Patok dipasang di lokasi yang telah digali dengan jarak sesuai dengan ketentuan gambar kerja.

 Pengecatan patok sesuai dengan spesifikasi.

 Pembersihan lokasi kerja.

8.4.(7) Rel Pengaman

Pelaksanaan pekerjaan meliputi hal sebagai berikut: a. Pemasangan Tiang Penyangga:

 Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan gambar (1.145 x 600 x 600) mm.

 Pada bagian tiang yang tertanam ditanah harus dipasang angkur paling sedikit 3 (tiga) buah.

(19)

dengan lapisan pasir padat minimal setebal 100 mm.

 Tiang penyangga harus dipasang pada posisi tegak lurus.

 Lubang dicor dengan adukan perbandingan semen, pasir dan koral 1:2:3.

 Tanah di pinggir pondasi dipadatkan dengan alat pemadat (stamper).

 Bagian pondasi yang menonjol diatas permukaan tanah 100 mm.

 Pemasangan tiang penyangga harus dilakukan secara cermat dan teliti, untuk itu perlu pemerikasaan ketinggian dan jarak sampai akurasi 10 mm (1 cm).

b. Pemasangan lempengan besi

 Lempengan besi direntangkan antara 3 (tiga) tiang dan lubang tempat penyambungan diletakan sesuai dengan pemasangannya. Bila menggunakan besi siku penyambung (bracket), besi ini diletakkan pada tempatnya.

 Setiap 2 (dua) lempengan besi yang berdampingan diikat pada satu tiang dengan menggunakan baut dan mur yang sesuai untuk pengamanan baut dapat dibengkokkan atau dilas.

 Apabila pada kondisi dimana penempatan pagar pengaman jalan menikung agar menggunakan lempengan besi (beam) yang melengkung untuk memudahkan pengikatan lempengan besi (beam) pada tiang (post) yang dikombinasikan dengan pemasangan rambu Chevron dan disesuaikan dengan bentuk tikungan.

 Semua baut yang terpasang harus dimatikan sehingga tidak bisa lepas.

c. Pada kedua ujung pagar pengaman jalan dapat dilekukkan sampai permukaan tanah atau diberi pengaman untuk keselamatan pemakai jalan.

d. Pemeriksaan Akhir

 Kekuatan berdirinya tiang penyangga.

 Ketepatan penyambungan antara lempeng besi dengan lempengan besi atau lempengan besi dengan lengan lempengan besi (sleeve beam).

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN 10.1.(2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

(20)

bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.

10.1.(4) Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah menurut Seksi 8.4 dari Spesifikasi ini.

10.1.(5) Pemeliharaan Rutin Jembatan

(21)

BAB III

URAIAN PEKERJAAN UTAMA

DIVISI 1. UMUM 1.2 Mobilisasi

Dalam waktu 7 (tujuh) Hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja, Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal, baik teknis maupun yang non teknis dalam kegiatan ini.

Periode mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam pasal 1.2.1.1 harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari kalender terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan fasilitas pelayanan pengendalian mutu, harus diselesaikan dalam waktu 45 hari kalender.

1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi berguna untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi selama berada di lingkungan sekitar tempat kerja. Adapun ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk konstruksi jalan jembatan No.004/BM/2006 serta peraturan terkait lainya.

Oleh karena lokasi proyek yang akan dikerjakan pada daerah dengan arus lalu lintas yang sangat padat, maka diperlukan system manajement traffic yang memadai guna menghindari terjadinya kecelakaan di lokasi tempat kerja, baik dari pengguna jalan atau pekerja konstruksi tersebut.

(22)

a. Pelindung Kepala (Safety Helmet)

b. Sepatu Pelindung Saat Bekerja (Safety Shoes)

c. Baju Rompi / Jacket berwarna mencolok dengan reflector untuk keamanan di jalan

d. Lampu Tanda Hati – hati (Rotari Lamp) e. Rubber Cone

f. Rambu Peringatan

g. Rambu Pembatas (Barrier)

h. Lampu Penerangan (untuk kerja malam hari) i. Bendera Merah

j. Alat Komunikasi (Handy Talky) k. Senter Penerangan

Setelah semua sarana keselamatan kerja lengkap dan berfungsi dengan baik, maka sebelum memulai pekerjaan haruslah dipersiapkan terlebih dahulu semua persyaratan adminstrasi yang telah disetujui oleh direksi teknik.

DIVISI 2. DRAINASE

2.1.(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau pembuatan stok dari tanah yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dalam kontrak ini.

a. Material

Dalam pekerjaan ini tidak menggunakan material/bahan

b. Peralatan

 Excavator

 Dump Truck

 Alat bantu lainya

(23)

 Pelaksana lapangan

 Mandor

 Operator excavator

 Pekerja

d. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 - 2 hari.

2.2.(1) Pasangan Batu dengan Mortar

Pasangan batu kali disini adalah untuk membuat Saluran dan Bangunan Air, adapun ketentuan yang akan kami ikuti disini secara garis besar saja diantaranya:

1. Material

 Batu

 Semen (PC)

 Pasir

2. Peralatan

 Concrete Mixer

 Alat Bantu

3. Tenaga

 Operator Concrete Mixer

 Tukang Batu

 Pekerja

 Mandor

(24)

2.6.(1) Saluran Beton Bertulang Pracetak U-40-60

Saluran Beton Bertulang Pracetak U-adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan juga bisa diberi tutup. Umumnya digunakan sebagai saluran drainase ataupun irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan.

1. Material

 Beton bertulang pracetak U

 Semen (PC)

 Pasir

 Air

2. Peralatan

 Alat Bantu

3. Tenaga

 Pekerja

 Mandor

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 5. ± 1 minggu.

2.6.(3) Saluran Beton Bertulang Pracetak U-60-80

Saluran Beton Bertulang Pracetak U-adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan juga bisa diberi tutup. Umumnya digunakan sebagai saluran drainase ataupun irigasi. Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan di lapangan atau elevasi saluran yang diinginkan.

(25)

 Beton bertulang pracetak U

 Semen (PC)

 Pasir

 Air

5. Peralatan

 Alat Bantu

6. Tenaga

 Pekerja

 Mandor

6. Waktu pelaksanaan pekerjaan : ± 1 minggu.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3.1.(1a) Galian Biasa

Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau pembuatan stock dari galian yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaan galian dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan utilitas di lokasi pekerjaan.

1. Material

 Tidak menggunakan material 2. Peralatan

 Excavator

 Dump Truck

 Alat Bantu

3. Tenaga

 Operator Excavator

(26)

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : ± 1 minggu.

3.1.(3) Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2 Meter

Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan dilakukan dengan menggunakan Excavator Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Bulldozer dan membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.. Pekerjaan galian dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan utilitas di lokasi pekerjaan.

a. Material

 Tidak menggunakan material

b. Peralatan

 Excavator

 Bulldozer

 Alat Bantu

c. Tenaga

 Operator Excavator

 Operator Bulldozer

 Pekerja

 Pelaksana

5. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 – 2 hari.

(27)

Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan menggunakan mesin cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi.

1. Material

Tidak Menggunakan material.

2. Peralatan

 Jack Hammer

 Compressor

 Dump Truck

 Alat Bantu seperti : sekop, pacul dll

3. Tenaga

 Operator

 Supir

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 - 2 hari.

3.1.(8) Galian Perkerasan berbutir 3.1.(9) Galian Perkerasan Beton

(28)

1. Material

Tidak menggunakan material

2. Peralatan

 Jack Hammer

 Air Compressor

 Dump Truck

 Alat Bantu

3. Tenaga

 Operator

 Supir Dump Truck

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan:

 Pekerjaan Galian Perkerasan Berbutir : 1 – 2 hari.

 Pekerjaan Galian Perkerasan Beton : 1 – 2 hari.

3.2.(1a) Timbunan Biasa Manual

Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah dari quarry yang disetujui direksi untuk konstruksi urugan yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintang. Bahan timbunan yang digunakan telah disetujui direksi teknik. Excavator menghampar material timbunan yang dibawa Dump Truck, kemudian diratakan menggunakan Motor Grader. Selanjutnya dipadatkan menggunakan Vibrator Roller dibantu dengan Water Tanker.

1. Material

 Bahan timbunan. 2. Peralatan

(29)

 Motor Grader

 Vibrator Roller

 Water Tanker

 Dump Truck

 Alat Bantu seperti : sekop, pacul dll 3. Tenaga

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 – 3 hari.

3.2.(1b) Timbunan Biasa Manual (NON MATERIAL)

Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah dari lokasi galian pekerjaan yang disetujui direksi untuk konstruksi urugan yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintang. Bahan timbunan yang digunakan telah disetujui direksi teknik. Excavator menghampar material timbunan yang dibawa Dump Truck, kemudian diratakan menggunakan Motor Grader. Selanjutnya dipadatkan menggunakan Vibrator Roller dibantu dengan Water Tanker.

1. Material

 Tidak ada material

2. Peralatan

 Excavator

 Motor Grader

 Vibrator Roller

 Water Tanker

 Dump Truck

 Alat Bantu seperti : sekop, pacul dll

(30)

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 – 2 hari.

3.2.(2a) Timbunan Pilihan Manual

Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah dari quarry yang disetujui direksi untuk konstruksi urugan yang diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan antara lain ketinggian yang sesuai persyaratan atau penampang melintang. Bahan timbunan yang digunakan telah disetujui direksi teknik. Excavator menghampar material timbunan yang dibawa Dump Truck, kemudian diratakan menggunakan Motor Grader. Selanjutnya dipadatkan menggunakan Vibrator Roller dibantu dengan Water Tanker.

 Material

 Material yang digunakan untuk timbunan pilihan dari sumber galian harus sesuai dengan spek yang ditentukan dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.

 Peralatan

 Excavator

 Motor Grader

 Vibrator Roller

 Water Tanker

 Dump Truck

 Alat Bantu seperti : sekop, pacul dll

 Tenaga

 Pekerja

 Pelaksana

(31)

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini pada dasamya dilaksanakan untuk pembentukan/subgrade preparation sebagai tempat bagi pekerjaan perkerasan di atasnya. Pekerjaan ini mencakup menyiapkan, pengurugan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau Permukaan Urugan.

1. Material

 Tidak menggunakan material

2. Peralatan

 Motor Grader

 Vibro Roller

 Alat bantu seperti : cangkul, dll

3. Tenaga

 Operator

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 – 2 hari.

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A

(32)

1. Material

 Lapis pondasi agregat klas A

2. Peralatan

 Wheel Loader

 Dump Truck

 Motor Grader

 Vibrator Roller

 Water Tanker

 Alat bantu seperti : sekop, cangkul, dll

3. Tenaga

 Operator

 Sopir Dump Truck

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 – 3 hari.

5.3.(1)(a) Perkerasan Beton Semen (tanpa tulangan)

Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal.

1. Material

 Semen (PC)

 Pasir Beton

 Agregat Kasar

(33)

 Expansion Cap

 Polytene 125 mikron

 Curing Compound

 Formwork Plate

 Kayu Pengarah Retak

 Paku / Angkur

 Additive

2. Peralatan

 Wheel Loader

 Con Pan. Mixer

 Truck Mixer

 Con. Vibrator

 Water Tank Truck

 Conc. Paver

3. Tenaga

 Mandor

 Tukang Kayu

 Pekerja

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 5 – 6 minggu.

5.3.(3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus

(34)

karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus memenuhi persyaratan sebagai filter material.

1. Material

 Semen

 Pasir beton

 Agregat

 Kayu

 Paku

2. Peralatan

 Concrete Mixer

 Water Tanker

 Concrete Vibrator

 Alat bantu

3. Tenaga

 Mandor

 Tukang Kayu

 Pekerja

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 2 – 3 minggu.

DIVISI 7. STRUKTUR

7.1.(7) a Beton Mutu Sedang fc’20 Mpa

(35)

direksi teknik. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 4 – 5 minggu.

7.3.(1)(a) Baja Tulangan U 24 Polos (untuk perkerasan beton) 7.3.(3) Baja Tulangan U32 Ulir

7.3.(3)a Baja Tulangan U 32 Ulir (untuk perkerasan beton)

Penulangan Baja Tulangan U 24 Polos dan U32 Ulir digunakan untuk pekerjaan gorong-gorong dan perkerasan beton.

Waktu pelaksanaan pekerjaan :

 Pekerjaan Baja Tulangan U24 Polos (untuk perkerasan beton) : 2 – 3 minggu.

(36)

 Pekerjaan Baja Tulangan U32 Ulir (untuk perkerasan beton) : 16 – 17 minggu.

7.9.(1) Pasangan Batu

Pekerjaan ini mencakup pasangan batu dan adukan semen membentuk dinding talud, sebagai dinding penguat tanah sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

1. Material

 Batu belah

 Semen (PC)

 Pasir

 Pipa PVC Ø2”

2. Peralatan

 Concrete Mixer

 Water Tanker

 Alat bantu

3. Tenaga

- Tukang Batu - Pekerja - Mandor

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 – 2 minggu.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 8.1.(5) Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor

Penggunaan aspal panas dan agregat digunakan untuk pekerjaan perbaikan lapisan permukaan aspal yang mengalami kerusakan ringan sperti kondisi bleeding dan permukaan berlubang.

(37)

 Agregat kasar

 Agregat halus

 Asphalt

 Filler 2. Peralatan

 Asphalt Mixing Plant (AMP)

 Dump Truck

 Wheel Loader

 Asphalt Finisher

 Genset

 Pedestrian Roller

 Alat bantu

3. Tenaga

 Mandor

 Pekerja

 Operator Amp

 Operator Alat Berat

 Sopir.

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan : 1 – 2 minggu.

8.2.(3) Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm 8.2.(4) Pemotongan Pohon Pilihan diameter 50 – 70 cm

Pekerjaan ini pada dasamya dilaksanakan untuk membersihkan lahan yang akan digunakan untuk pelebaran jalan. Pekerjaan ini melingkupi pemotongan pohon dengan gergaji mesin, lalu dimuat di Dump Truck untuk dibuang ke lokasi pembuangan.

1. Material

(38)

2. Peralatan

 Chainsaw (Gergaji Mesin)

 Dump Truck

 Alat bantu

3. Tenaga

 Operator

 Pekerja

 Pelaksana

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan :

 Pekerjaan Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 – 50 cm : 1 – 2 hari.

 Pekerjaan Pemotongan Pohon Pilihan diameter 50 – 70 cm : 2 – 3 hari.

8.4.(5) Patok Pengarah 8.4.(5) Patok Kilometer 8.4.(5) Patok Hektometer

Pekerjaan patok pengarah, patok kilometer dan patok Hektometer yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu yang ditentukan, kemudian diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar.

1. Material

 Beton Pracetak

 Cat dan bahan lainnya

2. Peralatan

 Dump truck

 Alat bantu (tang, obeng, cangkul, sekop, gerobak sorong dan cetok)

(39)

 Mandor

 Tukang

 Pekerja

 Sopir dump truk

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan :

 Pekerjaan Patok Pengarah : ± 1 minggu.

 Pekerjaan Patok Kilometer : 1 – 2 hari.

 Pekerjaan Patok Hektometer : 1 – 2 hari.

8.4.(7) Rel Pengaman

Fungsi pagar pengaman jalan (guard rail) untuk memperingatkan pengemudi akan adanya bahaya (jurang) dan melindungi pemakai jalan agar tidak sampai terperosok. Umumnya dipasang pada bagian-bagian jalan menikung, baik terdapat jurang maupun tidak, yang dikombinasikan dengan pemasangan rambu "chevron". Dapat juga dipasang pada jalan lurus dimana di sisi jalan terdapat jurang atau terdapat perbedaan ketinggian dengan badan jalan yang dapat membahayakan pemakai jalan.

1. Material

 Rel Pengaman

 Patok beton K-175

 Baja Tulangan

 Baut dan material lainnya 2. Peralatan

 Dump truck

 Alat bantu (tang, obeng, palu, bor dll) 3. Tenaga

 Mandor

 Tukang

 Pekerja

 Sopir dump truk

(40)

4 – 5 minggu.

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN 10.1.(2) Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya.

10.1.(4) Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan

Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah menurut Seksi 8.4 dari Spesifikasi ini.

10.1.(5) Pemeliharaan Rutin Jembatan

(41)

BAB IV

URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

Manajemen Mutu

Dalam mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang baik dan berkualitas, maka pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu dengan memanfaatkan sumber daya pemilik, direksi pekerjaan, kontraktor dan pihak ketiga sebagaimana diperlukan. Pengendalian mutu (Quality Control) adalah suatu proses pemeriksaan hasil produk atau jasa pelayanan tertentu untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standart mutu yang terkait, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan mutu yang lebih rendah serta cara-cara untuk mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat.

Penanggung jawab program manajemen mutu adalah :

- Pengendalian Mutu – merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa - Jaminan Mutu – merupakan tanggung jawab Direksi Pekerjaan

Penyedia jasa harus melaksanakan koordinasi yang baik terhadap semua pengoperasian yang berhubungan dengan pekerjaan serta mengorganisasi timnya. Pengoperasian berhubungan dengan tujuan dari melakukan hal-hal yang tepat pada saat pertama.

(42)

BAB V

PENUTUP

Proyek kontruksi adalah kegiatan dengan kompleksitas yang tinggi, setiap pekerjaan akan terkait satu dengan yang lain sehingga kesalahan koneksitas pekerjaan bisa berdampak terhadap terlambatnya pekerjaan secara keseluruhan. Untuk itu, Penetapkan strategis pelaksanaan harus berdasar pada manajemen resiko terhadap potensi-potensi penyebab keterlambatan pekerjaan antara lain:

- Keterlambatan terkait material

- Keterlambatan terkait tenaga kerja

- Keterlambatan terkait peralatan

- Perencanaan yang tidak sesuai

- Lemahnya kontrol waktu proyek

- Keterlambatan Subkontraktor

- Koordinasi yang lemah

- Pengawasan yang tidak memadai

- Metode pelaksanaan yang tidak sesuai

- Kurangnya personil secara teknikal

- Komunikasi yang lemah

Managemen resiko terhadap potensi-potensi penyebab keterlambatan dapat memaksimalkan potensi tim proyek dalam menyelesaikan proyek sebelum masa kontrak berakhir, termasuk didalamnya sistem PDCA. Aplikasi manajemen resiko yang dijabarkan dengan strategi respon resiko, yang diterapkan berdasarkan perioritas terhadap penyebab utama keterlambatan dapat dibagi menjadi beberapa strategi percepatan, seperti:

(43)

Manajerial harus menetapkan jalur kritis proyek. Penetapan jalur kritis dapat memberikan ruang pada tim proyek untuk membuat metode pelaksanaan yang mempertimbangkan aspek teknis, manajemen sumber daya (manusia, alat dan lingkungan), manajemen subkontraktor, mengatur sistem keuangan dan memfokuskan pekerjaan untuk pencapaian target. Serta mengupdate informasi terkait jalur kritis, memonitoring dan melakukan tindakan antisipasi dini atas masalah yang mungkin muncul. Majerial juga berfungsi untuk memberi motivasi yang kuat kepada tim proyek dalam usaha pencapaian target, serta mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang safety.

2. Lingkup Pekerjaan

Pengorganisiran lingkup pekerjaan terkait dengan spesifikasi pekerjaaan, BOQ, dan gambar dengan lebih detail dapat meminimalkan adanya perubahan lingkup pekerjaan yang kemungkinan bisa merubah metode pekerjaan secara keseluruhan sehingga menyulitkan tim dalam pencapaian target.

3. Kontrak

Melakukan monitoring harian penyebab-penyebab keterlambatan yang secara kontraktual dapat menjadi dasar perpanjangan waktu (Addendum waktu) serta melakukan komunikasi yang aktif terhadap pihak Owner.

4. Lintasan kritis

Penetapan lintasan kritis pekerjaan dapat memberikan antisipasi dini untuk pengelolaan sumberdaya yang terfokus pada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis. Strategi yang terfokus pada lintasan kritis meminimalkan pada keterlampatan pekerjaan yang tergantung pada pekerjaan lintasan kritis tersebut. Strategi lain adalah mengupayakan pengurangan jumlah durasi lintasan kritis atau menggabungkan dua atau lebih lintasan kritis dengan sistem managemen pelaksanaan pekerjaan.

5. Metode pelaksanaan

Aktif dalam menemukan metode pekerjaan yang lebih efektif dan efisien serta mengevaluasi dengan berkala kesesuaian metode kerja yang ada. Review design dapat juga dilaksanakan untuk memmperoleh desaign yang efektif tanpa mengurangi kehandalan fungsi design.

6. Pengelolaan lingkungan kerja

Penataan lingkungan kerja dan evaluasi berkala dapat membantu melancarkan pekerjaan dengan pengefektifan alur proses pekerjaan.

(44)

Manajemen tenaga kerja dapat dilakukan dengan memonitor tingkat disiplin pekerja, pengaktifan komunikasi yang efektif, traning secara berkala serta penyiapan fasilitas-fasilitas yang membantu karyawan dalam proses pekerjaan dan kesejahteraan karyawan. 8. Suplai material

Managemen persediaan dan dilevery harus diaktifkan oleh tim proyek untuk mendukung ketersediaan suplai material khususnya material pekerjaan yang masuk ke dalam lintasan kritis. Strategi lain yang bisa dilaksanakan dengan menetapkan lebih dari satu supplier untuk melayani pengadaan satu jenis material dengan tetap memperhatikan ketersedian dana.

9. Manajemen alat

Manajemen peralatan dilakukan dengan pengelolaan peralatan yang baik yaitu menjamin ketersediaan alat yang cukup, perawatan yang berkala, penyediaan suku cadang yang memadai dan penggantian peralatan dengan kapasitas yang lebih besar untuk enjamin tercapainya target lintasan kritis.

10. Manajemen subkontraktor

Manajemen subkontraktor juga perlu dilaksanakan untuk mengantisipasi ketidak sanggupan subkontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan dengan pengambil alihan pekerjaan, pengurangan atau penyelesaian masalah yang menghambat pekerjaan subkontraktor. Pelaksanaan pekerjaan dengan manajemen resiko yang baik terhadap 10 (sepuluh) faktor diatas dapat mendorong penyelesaian pekerjaan lebih cepat dari waktu kontrak.

Bogor, 23 Januari 2017 PT. Zentro Indonesia Persada

Gambar

Gambar 1. Lokasi Pekerjaan
Gambar 2. Ilustrasi pengaturan lalu lintas saat mobilisasi
Gambar 3. Proses galian tanah (drainase) dilansir ke Dump Truck
Gambar 4. Pekerjaan galian di lansir ke dump truck.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pimpinan Proyek/Direksi Pekerjaan sebagai

Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Bilamana tinggi timbunan satu meter atau

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu lapis

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu lapis

Hasil pekerjaan galian akan ditinjau oleh Pengawas / Direksi / Konsultan untuk menentukan apakah pekerjaan galian telah sesuai dengan gambar serta spesifikasi teknis

 Setelah pipa dipasang pada lubang galian, semua kotoran dibuang dari lubang galian dan setelah diperiksa oleh pengawas atau Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi, maka

Galian Tanah Biasa Setelah pemasangan bouwplank selesai serta telah mendapat persetujuan dari direksi maupun pengawas maka akan melakukan pekerjaan galian pondasi pekerjaan Pondasi

Pengangkutan dan Pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi guna mendapatkan persetujuannya, jika tidak ada persetujuan