• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Uas Komunikasi Massa Analisis Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Uas Komunikasi Massa Analisis Te"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Media Global

TUGAS AKADEMIK MATA KULIAH KOMUNIKASI MASSA

DISUSUN OLEH :

DWI MAULANA (03201340002)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI BISNIS STRATA SATU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KOSGORO 1957

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dewasa ini media sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar orang. Kita mungkin tidak bisa mengupdate diri kita tanpa hadirnya media. Seiring perkembangan teknologi, media pun juga berkembang dalam proses penyebarannya menjadi media global yang terhubung dengan belahan seluruh penjuru dunia, satelit dan internet telah menjadikan media massa benar – benar mengglobal.

Berkat media global yang didukung oleh perkembangan teknologi, informasi saat ini berjalan dan tersebar secara cepat di negara berkembang maupun negara maju, banyak terjadi pertukaran informasi dari segi pendidikan, hiburan, maupun kebudayaan dan sebagainya melalui dunia digital. Media global memiliki pengaruh yang kuat disegala dimensi kehidupan masyarakat, hal ini menyebabkan perubahan positif maupun negatif. Pemerintah yang dahulu dapat melarang secara fisik pengenalan dan distribusi media (Surat Kabar, Majalah, Film) yang tidak diinginkan, kini harus bekerja lebih keras dalam menyumbat konten media digital (yang disebarkan melalui internet) yang tidak diinginkan .Banyak negara – negara maju menyebarkan informasi dan mengajarkan kebudayaan mereka melalui media global, salah satunya internet.

(3)

Berdasarkan sejarah perkembangannya internet berawal dari ditemukannya ARPA-net yang digunakan oleh militer Amerika dengan menghubungkan satu komputer ke komputer lain. ARPA-net kemudian dikembangkan menjadi NSF-net yang selanjutnya direduksi menjadi interconnected network atau dikenal dengan “internet” yang pada perkembangannya menyebar luas dan dapat digunakan oleh masyarakat umum melalui koneksi kabel telepon. Saat ini dengan berkembangannya tekhnologi informasi dan komunikasi, internet dapat diakses melalui handphone, pc tablet, dan gadget-gadget lainnya. Internet merupakan media komunikasi yang membuka era demokrasi baru dengan memberikan kekuasaan pada setiap penggunanya untuk memproduksi dan menerima informasi dan hiburan ke dan dari seluruh dunia. Pengguna internet dapat melihat dunia lebih luas.

Masyarakat menggunakan media online dan media sosial yang terdapat dalam internet dengan beragam aktifitas dan kepentingan seperti digunakan sebagai media promosi, kampanye politik, bisnis, pendidikan dan lain sebagainya. Saat ini masyarakat semakin berubah menuju masyarakat sadar informasi dan menjadikan new media sebagai kebutuhan bukan hanya sebagai user akan tetapi masyarakat juga berperan sebagai penyampai (sender) informasi itu sendiri (Maryani dan Aripin .2012:44). New media mempunyai konsep yang cukup luas dan perkembangannya cukup pesat didukung perkembangan teknologi dan media yang sudah mengglobal diseluruh penjuru dunia. Perkembangan ini menyebabkan efek positif dan negatif. Para ahli sependapat bahwa internet seperti “Pisau Bermata Dua” banyak kegunaannya namun juga banyak efek negatifnya tergantung bagaimana kita ingin menggunakannya.

(4)

Kami sepakat untuk menjadikan kebijakan pemerintah “Trust Internet Positif” sebagai contoh kasus dalam pembahasan ini karna kebijakan ini juga bisa berdampak sebagai penghambat perkembangan desa global yang disebabkan dari penerapan kebijakan yang tidak professional dan tidak sesuai dengan konsep awal dalam pembentukan Internet Positif Indonesia yang seharusnya sesuai dengan namanya yaitu menghasilkan efek positif bagi para pengguna media internet di Indonesia dan menuntun jalan kita di desa global, jangan sampai kebijakan Internet Positif Indonesia menghambat kemajuan kita dalam mendapatkan informasi.

1.2 Perumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah, kami mengambil perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa itu Trust+Positif ?

2. Kesalahan apa yang terjadi dalam Penerapan Internet Positif Indonesia ?

(5)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian & Sejarah Media Global

Sebelum kita mengerti apa itu media global, kami akan menjelaskan dahulu apa itu kata media & global. Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasaldan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa kesimpulan apa itu media global dari 2 arti kata diatas. Media global adalah mendunia nya media komunikasi (Media Massa) sehingga informasi yang disebarkan melalui media dapat menjangkau hampir seluruh belahan penjuru dunia menggunakan sinyal ataupun jaringan internet.

Guglielmo Marconi adalah putra Inggris dari seorang diploma Italia, dan diantara kesuksesesan awalnya adalah transmisi sinyal nirkabel dari Inggris ke NewFoundland pada tahun 1901. Seorang penemu dari Amerika Philo Farnsworth dan imigran Rusia Vladimir Zworykin, bertemu dan akhirnya menyelesaikan tantangan yang diajukan oleh John Logie Baird asal Skotlandia, yang di antara pencapaian terbesarnya adalah kesuksesan transmisi gambar televisi dari London ke New York di tahun 1928. Namun, baik transmisi temuan Marconi maupun Baird masih bersifat percobaan, dirancang untuk menarik perhatian dan uang bagi teknologi mereka yang masih baru.

2.2 Satelit & Media Massa Global

Dampak satelit pada komunikasi massa international sangat fundamental. Dengan kemunculan satelit, sinyal dapat didistribusikan tidak hanya secara internasional, yakni anatara dua negara tertentu, sebagaimana sebelumnya telah terjadi, tetapi didistribusikan keseluruh dunia. Revolusi satelit dimulai oleh Uni Soviet pada tahun 1972 (Sputnik) hal ini sebagai ajang pembuktiaan khususnya kepada Amerika Serikat. Namun hal ini juga menjadi motivasi besar negara negara blok barat agar berusaha lebih giat dalam mengorbitkan satelit mereka masing – masing.

(6)

2.3 Media Global Saat Ini

Setelah acara Who Wants to Be a Milionaire? Menjadi acara baru yang segar di televisi Amerika, acara permainan versi bahasa asli itu segera disiarkan di 29 negara yang lain, dan produser berencana untuk memperluas waralaba menjadi 50 lebih. Cartoon Network adalah siaran satelit dan televisi kabel di 145 negara dalam 14 bahasa. Discovery Channel memiliki 63 juta pelanggan di Asia, 35 juta pelanggan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, 30 juta pelanggan di India, dan 18 juta pelanggan di Amerika Latin. Hampir 200 negara menerima saluran CNN melalui satelit. Radio Beijing melakukan siaran kepada pengdengar di seluruh dunia dalam 40 bahasa. Ratusan juta penguna internet yang tersebar di sejumlah negara dapat menyetel ribuan WEB stasiun radio yang berasal dari tiap benua selain antartika. AT&T, perusahaan telekomunikasi dan kable terbesar di Amerika, dan British Telecom, penyedia jasa telekomunikasi terbesar di Inggris , telah menggabungkan operasi internasionalnya menjadi satu unit operasi bernilai 10 miliar dolar. Media sekarang hanya mengenal sedikit batasan nasional.

Namun tidak semua orang menyambut luapan ekspresi dan hiburan global. Undang – undang Prancis mempersyaratkan 40 persen dari semua siaran musik stasiun radio menggunkan bahasa prancis. Iran melarang “musik barat” baik dari radio maupun televisi. Turki melarang penggunaan huruf Q dan W, dengan dikenai hukuman denda karena huruf tersebut tidak termasuk dalam alphabet Turki. Takut Google Print, rencana raksasa internet untuk mendigitalkan jutaan buku, yang akan mendorong bahasa Inggris sebagai bahasa yang mendominasi di internet dan “menyebabkan ketidakseimbangan terutama untuk kepentingan pandangan Anglo-Saxon mengenai dunia”, para intelektual Prancis meminta pemerintahnya untuk bertindak melalui European Union untuk menghentikan upaya itu (“The World” berbeda dengan yang dimiliki sebuah negara demokratis berekonomi bebas yang kapitalis.

2.4 Teori New Media

(7)

tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan bedasarkan pada masyarakat.

New Media atau media online didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber dan Martin 2009). Definisi lain media online adalah media yang didalamnya terdiri gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). New Media merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara public (Mondry, 2008: 13) Semua informasi yang berisikan pendidikan, hiburan, dan sebagainya dapat kita temui didalamnya.

2.5 Perdebatan Imperialisme Budaya

Pemerintah yang dahulu dapat melarang penyebaran secara fisik distribusi dari surat kabar, majalah, dan buku – buku yang tidak diinginkan, harus bekerja lebih keras dalam menyumbat siaran radio dan televisi yang tidak diinginkan. Namun, pemerintah dapat melakukannya, sampai saat satelit datang. Pemerintah tidak dapat mengacaukan sinyal satelit. Hanya kekurangan teknologi penerima sinyal satelitlah, yang dapat membatasi jangkauannya. Sekarang, ada internet yang merupakan teknologi penerima baru yang murah, mudah digunakan, dan ada di atas meja lebih dari jutaan orang di tiap sudut dunia. Sebagai hasilnya, pertanyaan – pertanyaan yang sulit dijawab mengenai kedaulatan nasional dan keberagaman kultural muncul lagi.

Teori imperialisme cultural muncul sejak tahun 1960 dan telah menjadi topic pembahasan di kalangan elit politik sejak tahun 1970. Perbincangan tersebut melahirkan istilah-istilah seperti “media imperialism, imperialism structural, ketergantungan budaya dan dominasi, sinkronisasi budaya, kolonialisme elektronik, imperialism ideologis, dan imperialism ekonomi. Dalam pendefinisiannya, Imperialisme cultural merupakan tindak upaya dalam mempromosikan budaya yang lebih kuat atas budaya yang diketahui dan diinginkan. Imperialism cultural dapat mengambil bentuk yang aktif, kebijakan formal atau sikap umum. Sebuah metafora kolonialisme digunakan dalam produk budaya dunia pertama yang berbenturan dengan budaya dunia ketiga sehingga mampu menaklukan budaya local. Dalam arti budaya, istilah dominasi dunia diartikan sebagai tujuan dari Negara-negara atau perusahaan yang mengekspor budaya. Dalam arti peyoratif, biasanya ditujukan untuk menolak pengaruh asing.

(8)

ini sebagian besar terjadi melalui komersialisasi penyiaran. Menurut Schiller, konsep imperialisme kultural adalah keseluruhan proses dimana sebuah masyarakat dibawa ke dalam sistem dunia modern dan strata yang mendominasi (maksudnya elit) diiming-imingi, ditekan, dipaksa, dan kadang-kadang disuap untuk menjadikan pranata-pranata sosial serasi dengan atau bahkan mendukung nilai dan struktur pusat sistem yang mendominasi. Dalam perkembangan nya, teori imperialism budaya memiliki beberapa transformasi. Dalam hal ini akan membahas beberapa istilah-istilah yang muncul dalam perkembangan teori imperialism budaya. Electronic Colonialism yang didefinisikan oleh Tom McPhail sebagai hubungan suatu ketergantungan yang telah ditetapkan atas aspek impor perangkat keras komunikasi, program software asing (barat) yang dihasilkan, beserta dengan insinyur, teknisi, dan protocol informasi yang terkait, menetapkan seperangkat norma-norma asing, nilai-nilai, dan harapan yang, berbagai tingkat, dapat mengubah budaya dalam negeri dan proses sosialisasi."

Membahas imperialisme Communication dapat didefinisikan sebagai proses dimana adanya kepemilikan dan control atas perangkat keras dan perangkat lunak dari media massa serta bentuk komuniasi tergabung dalam satu Negara secara tunggal atau bersama-sama ditaklukan dengan dominasi Negara lain dengan resiko yang dapat merusak pada nilai-nilai adat, norma dan budaya.

Media imperialism selalu digambarkan sebagai suatu proses dimana Negara barat (Amerika dan Eropa barat) memproduksi sebagian besar produk media di dunia, sehingga membuat keuntungan dari penjualan domestic, lalu memasarkan produk di Negara-negara di dunia ketiga dengan biaya yang jauh lebih rendah jika dibandingkan Negara-negara harus dibebani dalam menghasilkan produk sejenis. Screberny-mohammadi menyatakan, imperialism sebagai penaklukan dan control atas satu Negara yang lebih kuat, imperialism budaya menandakan dimensi proses yang melampaui eksploitasi ekonomi atau kekuatan militer dalam sejarah kolonialisme (bentuk imperialism, di mana pemerintah colonial dijalankan secara langsung oleh orang asing), system penididikan dan media dari banyaknya Negara dunia ketiga yang telah ditetapkan sebagai replica dari masyarakat inggris, amerika serikat, atau prancis dan membawa nilai-nilai mereka.

(9)

2.6 Kasus Untuk Desa Global

Desa Global adalah konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianailogikan menjadi sebuah desa yang sangat besar. Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Masyarakat desa global menilai masyarakat dunia yang lebih menyatu merupakan budaya umum, dinegosiasikan dan tidak kebetulan. Sebagaimana kita menjadi lebih terhubung secara ekonomis. Seharusnya hanya ada sedikit ketakutan bahwa budaya individu dan identitas nasional akan hilang karena keragaman dunia akan memunculkan agenda kepentingan khusus dalam budaya tertentu. Misalnya mengikuti jejak kesuksesan film Spiderman, Marvel Comics dan sebuah perusahaan India mengumumkan lahirnya Spider-Man India, dimana anak muda Bombay, Pavitr Prabhakar, mewarisi kekuatan dari seorang yogi suci dan menambahkan dhoti tradisional pada setelan Spiderman-nya ketika berurusan dengan masalah – masalah dan tantangan lokal (Bal, 2004). Sebagai hasil pertukaran budaya tersebut, menurut pendukung globalisasi, “budaya global diciptakan, sepotong demi sepotong, tetapi tumbuh lebih beraneka ragam dan kompleks sepanjang jalan. Dan bahkan ketika identitas yang berbasis geografis kabur dan memudar, subkultur baru, yang berbasis selera bersama dalam music, sastra, atau hobi yang tidak jelas, tumbuh” (Bennett, 2004 ; 62).

2.6.1 Desa Global Di Indonesia A. Desa Global di Indonesia

(10)

lainnya adalah internet yang sudah terpasang di daerah Bojong, Kotamdaya Purwakarta, kota realtif kecil dua jam dari Bandung, suatu hal yang luar biasa, mengingat masyarakat Bojong belum lama dapat mengakses telepon, kehadiran internet dengan cepat menyusul, karena adanya perkembangan yang pesat di bidang teknologi dan komunikasi di Indonesia.

2.7 Kasus Menentang Desa Global

Penulis media Time James Poniewozik (2001: 69) menyebutnya “perang dingin era baru-antara poros Hollywood/poros Mickey D dengan setiap kebudayaan dunia lainnya”. Profesor Richard Rosenberg (1992) memperkirakan pengikisan kedaulatan nasional. “Kemajuan bangsa – bangsa di dunia, melalui perusahaan – perusahaan multi nasional mereka, akan memperluas secara besar – besaran kontrolnya atas arus informasi internasional. Akibatnya, dunia menjadi lebih sangat bergantung pada negara – negara Barat dan Jepang” Rosenberg juga memperkirakan runtuhnya budaya asli.

Kritikus media Robert McChesney (1997) khawatir akan demokrasi di seluruh dunia. “Jalur yang sekarang ini,” tulisnya, “merupakan salah satu dimana banyak hiburan dan jurnalisme di dunia akan disediakan oleh segelintir perusahaan besar, dengan posisi politis pasar yang selalu prokeuntungan dan proposisi politik pasar global pada isu – isu sentral di masa kita. Implikasi bagi demokrasi politik, dengan standar apapun, mengganggu”

Sistem media komersial global bersifat radikal karena tidak menghormati tradisi atau adat, setelah mempertimbangkan semuanya, jika sistem ini berdiri di jalur keuntungan. Sistem media global lebih baik dipahami sebagai salah satu yang memajukan perusahaan dan nilai – nilai serta kepentingan komersial, serta meremehkan atau mengabaikan hal yang tidak dapat dimasukkan ke dalam misinya. Tidak ada perbedaan yang dapat dilihat dari konten perusahaan, apakah perusahaan dimiliki oleh pemegang saham di Jepang atau Belgia atau memiliki kantor pusat perusahaan di New York atau Sydney. (1999; 13-14).

(11)

2.8 Menentukan Jalan Kita Di Desa Global

Pertanyaan – pertanyaan yang ditimbulkan oleh berbagai teknologi komunikasi baru sering kali memberi jawaban yang kurang jelas dan memuaskan. Bahkan, seperti yang ditunjukkan pada kontroversi besar yang dibahas dalam bab ini. Dampak teknologi komunikasi baru pada kedaulatan nasional dan budaya, jawaban – jawaban berbeda mengalir dari sudut pandangan yang berbeda. Contohnya, sebuah dunia yang damai di mana masyarakatnya berbagi asumsi bersama mengenai kebudayaan dominan, merupakan suatu mimpi utopis. Ada yang melihat bahwa hal ini dapat dicapai. Namun, jika kebudayaan umum yang mengikat kita adalah Mickey Mouse, apakah harmonisasi ini senilai dengan hilangnya kebudayaan tradisional yang unik ?

(12)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Apa itu Trust+Positif & Awal Mula Terbentuknya

Era digital saat ini membuat internet semakin punya posisi penting dalam kehidupan. Bukan rahasia bila kemudian internet yang bersifat netral akhirnya memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat umum yang memanfaatkan akses internet. Sadar akan dampak negatif internet yang bisa membahayakan masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama operator seluler Telkomsel membangun inisiatif agar internet dipakai secara baik. Inisiatif pun ini didukung berbagai lembaga swadaya masyarakat.

Pada tanggal 7 Juli 2014, Menteri Komunikasi & Informatika, Tifatul Sembiring mengesahkan Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 19, mengenai penanganan situs internet bermuatan negatif. Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa penyelenggara jasa akses internet (Internet Service Provider atau ISP) wajib melakukan pemblokiran terhadap website-website yang termasuk dalam database Trust+Positif.

Sebelum gagasan ini terbentuk, Telkomsel mengadakan gagasan yang sesuai dengan keinginan KOMINFO. Telkomsel meluncurkan program tanggung jawab perusahaan (Corporate Social Responsibility) bertajuk #internetBAIK, yang merupakan kampanye Telkomsel untuk menciptakan ekosistem digital yang positif dan konstruktif dengan penggunaan internet yang Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif. Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan, "Kampanye #internetBAIK merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial Telkomsel sebagai penyedia layanan seluler terdepan di Indonesia. Sudah menjadi kewajiban kami untuk membangun ekosistem digital yang positif dengan mengedukasi dan memberikan teladan bagi masyarakat Indonesia perihal penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi kita semua." Ririek menambahkan bahwa seiring dengan makin meluasnya ketersediaan jaringan broadband Telkomsel di seluruh Indonesia, melalui #internetBAIK, Telkomsel berusaha untuk menekan penggunaan layanan broadband yang kurang bermanfaat. Program #internetBAIK ingin menanamkan semangat cyber wellness di kalangan remaja dengan memberikan sosialisasi dan edukasi penggunaan internet secara BAIK (Bertanggung jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif).

Penggunaan internet yang bertanggung jawab artinya memanfatkan internet secara tepat sesuai dengan norma dan etika. Aman berarti pengguna internet terlindungi dari segala potensi kejahatan dan dampak buruh dari internet. Inspiratif artinya mendorong pemanfaatan internet untuk hal-hal yang positif dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pengguna dan orang di sekitarnya. Sementara kreatif berarti menciptakan ekosistem digital yang produktif sebagai wadah pengembangan daya cipta dan kreasi yang bermanfaat secara luas bagi masyarakat.

(13)

3.2 Kesalahan Dalam Penerapan Internet Positif Indonesia (Trust+Positif)

Kebijakan Menkominfo menerapkan Internet positif yang seharusnya membawa efek positif bagi masyarakat pengguna Internet di Indonesia malah menuai kritikan dari berbagai macam kalangan masyarakat Indonesia. Berdasarkan draf dokumen Rancangan Peraturan Menteri (RPM) yang dimiliki oleh ICT Watch , pada pasal 6 (enam) disebutkan tentang keberadaan TRUST+Positif sebagai daftar alamat situs (database) yang disediakan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemkominfo. Berdasarkan pasal 9 (sembilan) di dalam RPM tersebut, dinyatakan bahwa Penyelenggara Jasa Akses Internet (Internet Service Provider / ISP), wajib melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang masuk di dalam database Trust+Positif tersebut. Kita pahami bahwa secara umum untuk dapat berselancar di ranah maya dan mengakses konten online, kita membutuhkan akses Internet yang disediakan oleh para ISP. Maka praktis dapat dikatakan, apa yang boleh atau tidak boleh diakses oleh pengguna Internet di Indonesia, sangat tergantung kepada ketentuan dari Kementerian Kominfo, melalui Trust+Positif tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: Apakah Trust+Positif tersebut?.

Untuk memahami apakah Trust+Positif tersebut, ICT Watch berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), secara resmi mengirimkan surat permintaan informasi kepada Kementerian Kominfo. Kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kominfo, surat dikirimkan melalui e-mail dan juga disampaikan langsung ke kantor PPID pada tanggal 25 dan 26 Mei 2014 . Walaupun kemudian surat tersebut telah ditanggapi oleh Kominfo melalui email pada 9 Juni 2014 , namun isinya tidak dapat menjawab atau menjelaskan esensi yang ditanyakan oleh ICT Watch, yaitu tentang legitimasi keberadaan Trust+Positif dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang digunakan.

(14)

1. Tak Ada Legitimasi Keberadaan?

Ketika ICT Watch meminta informasi (dokumen resmi) yang dapat menunjukkan catatan pembentukan dan legitimasi kewenangan Trust+Positif, pihak Kominfo hanya memberikan Surat Edaran Ditjen Postel No. 1598/SE/DJPT.1/KOMINFO/7/2010 tentang “Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan yang Terkait Pornografi” . Surat tersebut ditujukan kepada para ISP. Keberadaan Trust+Positif bahkan sama sekali tidak disebutkan dalam surat edaran tersebut, apalagi yang terkait dengan pembentukan dan legitimasi kewenangannya. Ini tentu tetap menimbulkan pertanyaan mendasar tentang asal-usul keberadaan Trust+Positif di jajaran Kominfo.

2. Standar Operasi Prosedur Ilegal?

Ketika ICT Watch meminta informasi (dokumen resmi) tentang Standar Operasi Prosedur (SOP) yang digunakan Trust+Positif sejak 2011, pihak Kominfo hanya memberikan dokumen berjudul “SOP Penanganan Situs Internet Bermuatan Negatif” alias SOP Blokir . Dokumen tersebut sama sekali tidak ada penanda ataupun bukti pengesahan sebagai sebuah dokumen resmi, seperti cap/stempel, nomor surat, tanda tangan pejabat berwenang, tanggal dan nomor surat ataupun kop surat Kominfo. Menjadi menarik jika keberadaan SOP tanpa ada tanda atau bukti pengesahan tersebut, lantas diacukan pada Permen Kominfo No. 27/2013 tentang “Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur” (Permen SOP). Dalam pasal 2 di dalam Permen SOP tersebut ditegaskan bahwa:

SOP masing-masing satuan kerja disahkan oleh Pimpinan Satuan Kerja / Eselon II yang bersangkutan). SOP masing-masing UPT (Unit Pelaksana Teknis) pada tingkat eselon III, IV dan V disahkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal atau Sekretaris Badan. Kemudian pasal 4 dari Permen SOP tersebut, juga ditegaskan bahwa SOP yang berhubungan dengan perijinan dan pelayanan kepada masyarakat wajib diinformasikan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan agar terwujud transparansi. Dengan tidak adanya tanda atau bukti pengesahan apapun, maka dapat diindikasikan bahwa SOP Blokir yang menjadi landasan Trust+Positif tersebut adalah SOP “ilegal” yang melanggar aturan Permen SOP.

(15)

3. Sejak 2011 Tak Sah?

Kemudian mengapa ICT Watch meminta informasi /dokumen SOP untuk Trust+Positif per tahun 2011? Sebab keberadaan Trust+Positif itu sendiri telah disebut dalam surat resmi yang dikeluarkan oleh Direktur e-Bisnis, a/n Dirjen Aplikasi Informatika, Kemkominfo, No. 70/DJAI/KOMINFO/02/2011 per tanggal 11 Februari 2011, perihal “Penerapan Internet Sehat dan Aman oleh Para Penyelenggara Jasa Akses Internet (ISP)”. Secara logis, jika ternyata Trust+Positif selama ini memang tidak memiliki legitimasi dan/atau SOP yang sah, maka dapat dikatakan bahwa perintah Kominfo untuk menggunakan Trust+Positif sebagai database acuan pemblokiran situs Internet oleh ISP (setidaknya terhitung sejak 2011) dapat dipertanyakan keabsahan dan aspek legalitasnya.

Maka pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, atas nama hukum, dapatkah perintah pemblokiran dari Kementerian Kominfo yang telah dilakukan selama ini dibatalkan? Dan tentu saja kemudian sesegera mungkin ditata kelola ulang dengan pelibatan aktif multi-stakeholder (pemerintah, swasta, masyarakat sipil) sehingga memiliki landasan yang lebih baik, patuh hukum dan menghormati hak asasi manusia.

4. Tanpa Audit yang Akuntabel?

Berdasarkan tanggapan pertama Kominfo atas permintaan informasi tentang Trust+Positif yang diajukan oleh ICT Watch, dijelaskan bahwa, “Trust+Positif diaudit oleh lembaga pelaksana audit program kerja dan pelaksanaan kegiatan anggaran”. Berdasarkan jawaban tersebut, ICT Watch kemudian memohon untuk diberikan berkas dokumen hasil audit kinerja tersebut. Menurut ICT Watch, hal dokumen tersebut tidaklah termasuk klasifikasi rahasia sebagaimana diatur oleh UU KIP.

Berdasarkan permintaan dokumen hasil audit kinerja tersebut, Kominfo kemudian memberikan 1 (satu) lembar dokumen berjudul “Pencapaian Situs Tertangani”. Dokumen tersebut hanyalah tabel berisi data kategori situs dan jumlah situs. Dokumen ini menurut ICT Watch tidak dapat dianggap sebagai dokumen audit kinerja dari Trust+Positif. Acuan ICT Watch adalah sebagaimana Peraturan Menteri Negara, Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 35 Tahun 2011, tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

(16)

1. Database Salah Blokir

Sebenarnya proyek Trust+positif sendiri telah berjalan dari tahun 2010 (diresmikan dalam peraturan pemerintah pada tahun 2014) dan kala itu sempat terjadi kasus salah blokir yang seharusnya Trust+positif hanya memblokir hal hal negatif, namun banyak juga berita positif yang ikut terblokir.

 Agustus 2010: sejumlah website terkemuka seperti Detik, Kompas, dan Kaskus sempat diblokir lantaran masuk dalam database Trust+Positif

 Agustus 2011: website humor MalesBanget sempat diblokir karena mengandung kata “Males” atau “Male” dan kata “bang” — kata yang berkonotasi negatif — yang masuk dalam database Trust+Positif.

 September 2013: website CarFreeDay.com sempat diblokir lantaran pemilik domain sebelumnya sempat menggunakan domain tersebut untuk konten pornografi hingga tahun 2004

 Mei 2014 : website vimeo.com diblokir, vimeo adalah website yang berguna untuk menyimpan video berkualitas tinggi di dalam dunia maya dengan kapasitas yang besar sehingga membantu para pengguna internet.

2. Halaman Peringatan Yang Berbeda – Beda

Dari keputusan tersebut, muncul website peringatan bagi para pengguna internet di tanah air yang mengakses konten ilegal. Misalnya, First Media akan membawa penggunanya ke halaman website Internet Sehat dan Aman. Sedangkan Internet Positif, merupakan halaman peringatan yang akan tampil bagi pengguna internet yang menggunakan akses internet dari Telkom atau Telkomsel. Website ini dikelola oleh PT. MetraNet, anak perusahaan Telkom. Jadi pada dasarnya setiap ISP memiliki halaman website peringatan berbeda-beda.

3. Website Penuh Iklan

(17)

Website Pemblokiran Internet Positif Yang Penuh Dengan Iklan

4. Masuk Dalam 100 Besar Dengan Jutaan Pengunjung Setiap Bulan

(18)

Masih dari sumber yang sama, Internet Positif bahkan mendapat 8,7 juta pengguna setiap bulan. Mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014. Dari paparan kami di atas, pertanyaan yang muncul adalah, Kemana uang hasil iklan tersebut? Dan mengapa Kemkominfo memperbolehkan Internet Positif untuk meraup uang dari kegiatan pemblokiran internet? Pertanyaan ini masih belum terjawab hingga saat ini.

3.3 Apakah Internet Positif Indonesia membuat efek penurunan tindak kejahatan kekerasan seksual sejak berjalannya program ini ?

Internet merupakan salah satu media perwujudan hak asasi manusia untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tujuan dasar dari peraturan ini adalah memberikan dasar bagi pemerintah dan masyarakat terhadap pemahan situs internet bermuatan negatif dan peran bersama dalam menekan kekerasan seksual yang salah satu faktor disebabkan meningkatnya pencarian situs pornografi di Indonesia oleh kaum muda maupun dewasa.

Menurut laporan dari Humas Kominfo, dari data terbaru yang telah dirilis oleh situs dewasa Pornhub disebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat kedua pengakses situs tersebut, kebanyakan menurut Pornhub, para pengakses asal Indonesia membuka situsnya menggunakan handphone. Terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah pangakses situsnya dari Indonesia. Pengakses situs asal Indonesia jumlahnya naik empat kali lipat dibanding tahun 2013. Sampai 2015, tercatat ada 18,36 milyar viewer yang membuka situs porno tersebut.

(19)

anak setiap tahun terjadi peningkatan. Pada 2010, ada 2.046 kasus, diantaranya 42% kejahatan seksual. Pada 2011 terjadi 2.426 kasus (58% kejahatan seksual), dan 2012 ada 2.637 kasus (62% kejahatan seksual). Pada 2013, terjadi peningkatan yang cukup besar yaitu 3.339 kasus, dengan kejahatan seksual sebesar 62%. Sedangkan pada 2014 (Januari-April), terjadi sebanyak 600 kasus atau 876 korban, diantaranya 137 kasus adalah pelaku anak.

(20)

BAB IV KESIMPULAN

Dari hasil analis yang telah kami lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis. Media massa memenuhi kebutuhan masyarakat akan fantasi dan informasi. Saat ini, jenis media massa yang sudah masuk di Indonesia dibagi menjadi 3: media cetak (seperti surat kabar, tabloid, majalah), media elektronik (seperti radio, televisi, film atau video), dan media online (seperti website, portal berita, blog, media sosial).

Seiring perkembangan teknologi komunikasi, muncullah sebutan untuk Media global. Media Global dapat dipahami sebagai perkembangan penyebaran informasi yang sudah mendunia, kita dapat mendapatkan informasi darimana saja dan kita pun juda dapat menyebarkan informasi kemana saja melalui jaringan internet.

Melalui media massa yang bersifat internasional ini, penyebarluasan informasi masuk dalam era globalisasi. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi telekomunikasi yang telah berkembang pesat, maka seluruh bangsa di dunia dapat disatukan dalam agenda globalisasi.

Media massa dan globalisasi memiliki pengaruh maupun peran yang saling mendukung satu sama lain. Pengaruh globalisasi terhadap media massa di Indonesia memiliki dampak yang positif (konstruktif) maupun negatif (destruktif). Dengan adanya pengaruh negatif inilah maka diperlukan gatekeeper (filter) terhadap informasi yang diterima.

Globalisasi membentuk kita sebagai masyarakat informasi. Dalam masyarakat informasi, kita akan mendapatkan keuntungan yang penuh dari teknologi baru dalam segala aspek kehidupan:Di tempat kerja, di rumah dan tempat bermain. Contoh dari ICT’s adalah: ATM untuk penarikan tunai dan pelayan perbankan lainnya, telepon genggam(handphone), teletext television, faxes dan pelayan informasi seperti juga internet, e-mail, mailinglist, serta komunitas maya (virtual community) lainnya.

Ciri – ciri Masyarakat Informasi :

 Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja

 Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan– kegiatan lainnya.

(21)

Pemerintah telah sadar bahwa sekarang perkembangan masyarakat di era new media sangat lah cepat. Pemerintah harusnya mempertajam kerja (Program yang sudah dibentuk) dan melihat langsung apa yang terjadi dilapangan dengan mengedepankan etika professional bukan hanya retorika belaka. Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap lebih aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia.

Salah satu tindakan nyata pemerintah melalui Menteri Komunikasi & Informatika yang perlu kita dukung adalah dengan memblokir situs situs yang bermuatan negatif di Indonesia melalui Trust+positif (Internet Positif Indonesia). Seharusnya program ini menekan tindak kejahatan seksual seperti yang diharapkan oleh masyarakat, namun pada kenyataannya tindakan ini belum sesuai dengan program kerja yang telah dibentuk. Manajemen yang kurang aktif dan kurang professional menyebabkan program kerja ini tidak sepenuhnya didukung oleh masyarakat Indonesia khususnya para pengguna internet. Manajemen yang belum cukup baik dari program ini bisa menyebabkan terjadi nya penghambatan informasi, karna tidak hanya situs negatif saja yang di blokir oleh Trust+Positif, namun situs yang bermanfaat positif bagi para pengguna internet di Indonesia juga ikut terblokir akibat manajemen yang kurang baik dari Trus+Positif.

Di Indonesia, kita sebatas disuguhi satu-dua kisah anekdotal. Misalnya, si X memperkosa tetangganya setelah melihat video Ariel, atau si Y setelah mengakses situs porno di Warnet. Tapi benarkah hubungan antara pornografi, dorongan seksual dan kejahatan seksual sesederhana itu? Berapa banyak kasus pemerkosaan yang terjadi tanpa melibatkan pornografi?

Dua studi di AS jusru menunjukkan hubungan terbalik antara pornografi online dan pemerkosaan. Yang pertama, paper berjudul "Porn Up, Rape Down" oleh Anthony D'Amato dari Northwestern Law School (2006). Paper kedua adalah "Pornography, Rape and the Internet" oleh Ted Kendall, Departemen Ekonomi Universitas Clemson.

Dua paper itu menunjukkan, sejak awal '90an tingkat kejahatan pemerkosaan di AS turun. Data yang dikutip Kendall: tahun 1993 ada sekitar 1,6 pemerkosaan per seribu penduduk. Di tahun 2004, angka itu turun jadi 0,4 per seribu penduduk. Ini terjadi di periode di mana Internet berkembang dengan cepat, termasuk pornografi online.

(22)

Kendall juga menunjukkan, setiap kenaikan 1 persen jumlah rumah tangga yang punya akses Internet, tingkat pemerkosaan turun sebesar 7,3 persen.

Bagi yang paham statistik, tentu studi ini harus dilihat secara hat-hati. Pertama, studi-studi itu tidak spesifik melihat korelasi antara traffic ke situs porno dan pemerkosaan. Tapi ingat, dalam periode 1995-2003, situs pornografi, baik dalam hal jumlah maupun inovasi layanan yang diberikan, berkembang pesat. Dan di AS tidak ada pemblokiran situs porno, selain batasan tentang pornografi anak-anak yang dijalankan sangat ketat. Kendall juga menunjukkan bahwa dari berbagai jenis kriminalitas yang dilihat, efek dari kenaikan Internet hanya signifikan dalam penurunan kejahatan seksual, tidak di jenis-jenis kejahatan lainnya.

Kedua, korelasi bukan berarti kausalitas. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa pornografi online menurunkan tingkat pemerkosaan. Kendall memang punya argumen, pornografi online bisa jadi menjadi substitusi pemerkosaan - orang-orang yang tadinya punya potensi melakukan kejahatan seksual menemukan cara lain untuk melampiaskan dorongan seksualnya.

Ini bisa disanggah, turunnya kejahatan seksual tidak ada kaitan dengan kenaikan pornografi online. Menanggapi riset Kendall, psikolog Karen Cimini (Akron Family Institute) berkomentar, "Pemerkosaan adalah masalah kontrol dan kekuasaan. Turunnya pemerkosaan lebih karena masyarakat dan individual (di AS) lebih punya mekanisme kontrol (dan hukuman)."

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Baran Stanley J (2012). Pengantar Komunikasi Massa : Melek Media & Budaya (Jilid 2, Edisi 5, Bagian 15). (Teri. S. Rouli Manalu). Jakarta : Erlangga.

Flew, Terry. 2008. New Media: An Introduction (3rd Edition).South Melbourne : Oxford University Press.

Mansell, R and Raboy M, 2011, The Handbook of global media and Communication Policy. United Kingdom. Blackwell Publishing. Ltd.

https://jdih.kominfo.go.id/ http://ictwatch.id/organizational-info/ http://www.komnasperempuan.go.id/kontak-kami/

http://peluk.komnaspa.or.id/node/10 https://www.bps.go.id/index.php/Brs

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti tetang pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan di Kota Semarang yang dilakukan

proses persidangan yang sedang berlangsung, atau perkara yang dalam tahap upaya hukum, yang dapat mempengaruhi kemerdekaan atau sifat tidak memihak hakim, dipidana

mengatakan bahwa jumlah tanggungan yang tinggi pada suatu rumah tangga tanpa diikuti dengan peningkatan dari segi ekonomi akan mengharuskan anggota keluarga selain kepala keluarga

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengukuran lapangan yaitu pengambilan sampel sedimen dasar laut untuk mengetahui jenis sedimen dasar dan pola sebaran, dan

Luali (2006) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin besar pengaruhnya

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi layanan konseling individual merupakan kegiatan komunikasi antara konselor dengan klien

- Pencatatan hasil bimbingan ditulis pada lembar kerja untuk setiap peserta didik ( Biasanya disiapkan oleh pihak pendidikan, dan kalau tidak disiapkan maka CE harus menyiapkan

Salah satunya adalah untuk menyampaikan Informasi seputar pembuatan KTP, Pada Pekon Sridadi, masyarakat yang hendak membuat KTP harus datang ke Balai Pekon untuk