KETERIKATAN BUDAYA DALAM PERKEMBANGAN
PARIWISATA DI INDONESIA
“Sumbangsih Mahasiswa Budaya dalam Memajukan Pariwisata Budaya di Indonesia”
Kata kebudayaan berasal dari kata “bhudayah” (bahasa sanskerta ) yang merupakan
bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi dan akal, Koentjaraningrat (1980 :195). Dengan
demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai ‘hal-hal yang bersangkutan dengan akal’.
Sedangkan kata ‘ budaya’ merupakan perkembangan majemuk dari ‘budi daya’yang berarti daya
dari budi. Sehinggap dapat dibedakan bahwa budaya yang berarti daya dari budi yang merupakan
hasil cipta, rasa dan karsa.
Wujud daripada sebuah kebudayaan itu sendiri yang dapat dinikmati dan dirasakan
adalah kesenian. Kesenian itu sendiri dapat dibagi menjadi:
1. Seni Rupa
Seni rupa sering hanya diartikan sebagai seni untuk indera mata, seni visual. Sebenarnya
seni rupa lebih dari yang bersifat lahiriah, ia lebih dalam lagi menukik kesisi batin.
Perwujudan karya seni rupa merupakan sarana untuk menjelaskan gagasan yang bersifat
abstrak itu kedalam sebuah karya yang bersifat konkret. Ketika menikamti sebuah karya
seni rupa, indera mata menangkap komposisi yang berupa warna,garis ,bidang ,tekstur
dan yang lainnya dan memasukkanya kedalam jiwa,sehingga terungkap ide yang ada
dibelakang karya seni rupa tersebut. Dengan menghayatinya kita dapat menangkap
maknanya,yaitu dengan cara empati (yang berarti ‘merasa didalam). Makna yang kita
menggunakan pemikirannya untuk menyampaikan sebuah makna, ide, pemikiran yang
dia lalui maupun yang dia pikirkan sebagai bentuk dari perwujudan akal tersebut. Ada 4 wujud dari seni rupa yaitu seperti seni patung, relief, lukis dan seni rias.
2. Seni Suara
Seni suara terdiri atas seni music. Seni music menggambarkan ungkapan perasaan
manusia sesuai engan semangat dan kondisi jiwanya. Ia mencerminkan ungkapan
perasaan yang beraneka ragam, berupa perasaan cinta, kesedihan, pengrbanan,
penderitaan, harapan, tanggungjawab, dan juga pandangan hidup suatu komunitas
masyarakat.
Seni music terdiri dari seni vocal dan instrumental. Seni vocal terdiri atas bunyi
nyanyian yang disuarakan leh manusia, berupa lirik dan lagunya ( tentang liriknya dapat
dibaca dalam pembicaraan mengenai puisi). Seni instrumental berupa bunyi yang
dikeluarkan oleh alat dari sebuah komunitas.
Salah satu hal yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia pada saat ini
adalah mengenai perkembangan pariwisata di Indonesia. Indonesia sebagai salah satu
Negara majemuk tentu memiliki kelebihan dalam hal pariwisata. Kemajemukan suku
maupun ras yang ada di Indonesia sudah tentu tidak perlu dihiraukan lagi. Hampir setiap
suku dan ras di Indonesia menyumbang sumbangsih kebudayaan yang beragam yang
akan cukup menarik jumlah pariwisata yang akan masuk kedalam lingkup kepariwisataan
di Indonesia. Hal ini tentu menjadi sebuah pekerjaan yang cukup layak untuk difokuskan
pemerintah Indonesia mengingat peluang bahwa pendapatan Negara Indonesia bisa
disumbang dari kepariwisataan tersebut.
Salah satu hal yang menjadi permasalahan di Indonesia adalah apakan pemerintah
cukup mampu untuk membenahi segala struktur fasilitas dan juga mengembangkan minat
benih penghasialan maupun pencaharian bagi masyarakat itu sendiri. Pemerintah , selain
mampu untuk membenahi bidang internal itu sendiri , mereka juga harus mampu untuk
menghindari kesalahan dalam pengembangan kebudayaan itu sendiri. Jangan sampai
kebudayaan yang telah turun temurun tersebut disalahgunakan dan dimanfaatkan hanya
untuk keuntungan semata. Pemerintah juga harus mengingat dan kembali kepada hakikat
dan pengertian kebudayaan itu sendiri. Pemerintah dalam pekerjaannya harus bisa
membedakan dan membatasi unsur kebudyaan manakah yang layak untuk di pasarkan
kepada pengunjung itu sendiri. Jangan sampai kesakralan dan pemaknaan sacral dari
wujud sebuah kebudayaan menjadi sebuah tontonan pemuas mata bagi para pengunjung
sehingga bisa menghilangkan kesakralan dari kebudayaan itu sendiri.
Selain pemerintah masyarakat juga tentu saja memengang peranan besar dalam
hal ini. Bagaimana masyarakat itu sendiri dapat menghargai kebudayaan yang diwariskan
itu sebagai bagian daripada diri mereka sendiri dan tentu saja hal ini perlu ditopang dari
kesadaran diri sendiri. Pemerintah perlu memberikan wawasan kepada masyarakat agar
mereka dapat mempertahankan tradisi dan budaya itu sebagai indentitas mereka sendiri. Contoh kasus yang pernah terjadi tentang penyalahgunaan kebudayaan sebagai
bagian dari pertunjukan pariwisata terjadi pada sebuah pernikahan artis di Bali yaitu
Mick Jegger dan Jerry Hall dimana pertunjukan yang diadakan disana tidak sesuai
dengan ranah kebudayaan itu sendiri. Sebagai contoh adalah tarian-tarian sacral yang
dipertunjukkan pada waktu itu telah menjadi sebuah penyalahgunaan dimana batasan
batasan yang harusnya pertunjukan itu tidak layak untuk dikonsumsi public sebagai
bagian dari pertunjukan semata. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam
menciptakan dan menjaga batasan-batasan itu sendiri, antara mana yang layak
menghargai Budaya tersebut sebagai bagian dari diri kita (Identitas) atau bisa dikatakan
merupakan gambaran dari diri kita sendiri sesuai dengan makna budaya itu sendiri. Di Sumatera Utara, pemerintah Indonesia telah mulai menggagas tentang
pengembangan objek pariwisata sebagai fokus utama dalam pembangunannya. Bukan
hanya disini, pemerintah tentu juga mengembangkan daerah lain karena kesadaran bahwa
Indonesia kaya akan budaya yang dapat disajikan kepada khalayak dunia sebagai bagian
dari pariwisata. Fokus utama pemerintah saat ini dalam hal pembangunan pariwisata di
Indonesia tentu bisa dilihat dari langkah yang telah diambil pemerintah dalam
penanganan pengembangan pariwisata. Salah satunya adalah wacana pemerintah yang
menjadikan Danau Toba sebagai Bali kedua. Bali yang merupakan symbol utama dalam
pariwisata di Indonesia dijadikan pemerintah sebagai acuan karena keberhasilan bali
menjadi wisata destinasi nomor satu dan yang paling banyak mempengaruhi
perkembangan pariwisata di Indonesia. Danau Toba diklaim pemerintah akan dapat
menjadi objek wisata yang sebanding dengan bali karena keunikan yang dimiliki oleh
kedua objek wisata ini hampir sama. Kesamaan pada kedua objek wisata ini adalah
terletak pada masih kentalnya tradisi yang terdapat pada daerah ini. Masyarakat luar,
khusunya yang berkunjung ke Indonesia telah terbukti sangat tertarik akan yang namanya
tradisi yang masih jauh dari campur aduk teknologi dan hiruk pikuk duniawi. Mereka
ingin merasakan sesuatu yang berbeda dari kehidupan mereka yang serba instan sebagai
perwujudan dari zaman modern ke zaman millennial.
Masyarakat pada saat ini umumnya telah meninggalkan kaidah-kaidah pemaknaan
alam dan beralih ke kehidupan yang serba instan yang tidak memikirkan tentang seni di
dalam hidup. Hal itu menjadikan tradisi dan kebudayaan yang masih kental merupakan
cepat, terukur dan mengejar target dalam hidup, masyarakat perlu untuk berbenah
kembali dan menikmati segala sesuatu bentuk pemikiran yang telah tercipta untuk
membuang segala bentuk kebosanan dalam diri mereka.
Peluang inilah yang dilihat oleh pemerintah. Kita sebagai masyarakat Indonesia
tentu sangat mendukung tentang hal ini karena pariwisata akan menyumbang sejuta
manfaat kepada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain sebagai masyarakat
Indonesia, tentu kita harus melihat hal ini dari kacamata dan pemikiran mahasiswa. Kita
harus mampu memanfaatkan momentum ini dalam mengasah keterampilan kita dalam
membantu pemerintah untuk mewujudkan pembangunan pariwisata itu sendiri. Hal ini
tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa zaman sekarang karena telah banyak
berinteraksi dengan lingkungan yang serba modern dan telah berkurang minat akan
kebudayaan dan tradisi, atau bahkan bisa kita bilang bahwa mahasiswa zaman sekarang
telah luput dan terlepas dari konteks kebudayaan local itu sendiri. Kita berpacu untuk
mengejar ketertinggalan kita terhadap kebudayaan masyarakat luar negeri khususnya
eropa dalam hal kehidupan serba instan dan mereka malah sebaliknya telah mulai
meninggalkannya. Hal ini tentu menjadi sebuah ironi tersendiri bagi mahasiwa mengingat
peranan mahasiwa dalam perkembangan Indonesia sangat besar. Kita kadang terkecoh
dan kadang tidak sadar bahwa sesungguhnya harta yang kita cari selama ini ada benar
benar di hadapan kita. Kita berusaha mati-matian agar bisa bersaing didunia internasional
dalam bidang pekerjaan tetapi apa yang ada dihadapan kita luput dari perhatian kita.
Sebagai contoh yang paling sederhana dari hal ini adalah semakin banyaknya klaim dari
Negara luar tentang kebudayaan milik Indonesia sendiri. Hal itu bukan merupakan
sebuah keheranan, karena m,emang tentu saja Negara Negara lain memanfaatkan
terlalu peduli lagi terhdapa harta yang ada dihadapan mereka sehingga mereka semakin
gencar melakukan serangan- serangan seperti ini. Oleh karena itu dengan adanya mata
kuliah yang diberikan kepada mahasiswa kebudayaan saat ini khusunya mhaasiswa di
Universitas Sumatera Utara mendapat kesadaran akan pentingnya menjaga keutuhan
budaya itu sendiri. Kita harus sadar bahwa ini merupakan salah satu harta yang sangat
berharga yang dititipkan oleh nenek moyang kita dalam berbenah diri, bertumbuh dan
berkembang demi kejayaan Indonesia itu sendiri. Tentu saja hal ini akan didukung oleh
para dosen yang terlibat dalam pengembangannya. Melakukan segala riset dan
memberikan masukan kepada mahasiwa yang telah sadar akan hal ini. Kita juga bisa
melihat cmpur tangan pemertintah dan kerja samanya dalam membingbing mahasiwa
sekarang dengan adanya program kewirausahaan. Mahasiwa bisa memanfaatkan hal ini
dalam membuka peluang dan diri mereka dalam mengembangkan potensi pertumbuhan