• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOMIAWA PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SOMIAWA PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

MATERI AL-

QUR’AN

KARYA ILMIAH

TENTANG PERAN GENDER

DALAM MASYARAKAT ”

NAMA : SOMIAWA

NIIM : 160301027

KELAS: PAI/A (3)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)

T. A 2017/2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Dengan ridha dan magfirah-Nya

penulis dapat menyelesaikan menyusun sebuah karya ilmiah tentang “PERAN GENDER DALAM MASYARAKAT ”, dan dapat di selesaiakan dengan baik. Karya ilmiah ini di susun untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen mata

kuliah MATERI AL QUR’AN.

Dalam karya lmiah ini, telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan, dalam penulisan karya ilmiah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan.oleh karene itu, penulis membutuhkan saran dan kritik yang dapat membangun agar kaaya ilmiah ini lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kami semua terutama bagi kami sebagai penulis. AMIN....wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Senin, 25 desember 2017

(3)

Abstrak

Dalam sejarah mencatat bahwa di masyarakat pada zaman jahiliyah sebelum masuknya Islam, kaum perempuan selalu di anggap aib bagi keluarganya sendiri. Setiap bayi perempuan yang lahir mereka menguburnya hidup-hidup. masyarakat Arab pada waktu itu lebih mengistimewakan laki-laki di banding perempuan. Dan dalam penulisan karya ilmiah ini membahas peran gender dalam masyarakat serta masalah-masalah yang mengakibatkan terjadinya diskriminasi gender yang menjadi fokus pembahasan di kalangan masyarakat sampai saat ini. Dan bagaimana pandangan Islam tentang kesetaraan gender. Berbicara mengenai masalah kesetaraan gender, Islam telah mempunyai konsep dan implementasi yang dibawa oleh Nabi

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

Permasalahan isu gender kesetaraan laki-laki dan perempuan yang banyak di tuntut kaum perempuan(feminis), memang sudah bukan wacana baru di sebagian kalangan masyarakat. Perbincangan mengenai gender, sering kali menimbulkan suasana yanng kurang nyaman, baik itu dalam forum khusus perempuan sendiri atau forum-forum yang melibatkan keduanya (laki-laki dan perempuan). Hal ini di karenakan, gender masih di anggap sebagai suatu produk budaya Barat. Dan dalam kenyataanya dapat dilihat kaum perempuan menanggung beban ganda, kaum perempuan selain bertanggung jawab dalam wilayah domestik, juga terkadang mereka melakukan kegiatan-kegiatan diluar rumah misalanya membantu untuk mencari nafkah.

Konsep gender pada dasarnya adalah laki-laki dan perempuan yang menyangkut pada peran, fungsi, relasi antara ke dua jenis kelamin tersebut, baik dalam ranah kehidupan domestik maupun publik. Sebenarnya konsep gender sendiri

perlu di sambut baik, asalkan penerapannya tidak bertentangan dengan syariat islam dan tata nilai sosial kehidupan yang berlaku di Indonesia.

B.

Rumusan masalah

1. Apa itu gender

2. Bagaimana peran gender dalam masyarakat serta permasalahan gender dalam masyarakat

3. Kesetaran Gender dalam pandangan islam

C.

Tujuan

1. Mengetahui pengertian gender

(5)

3. Mengetahui kesetaraan gender dalam pandangan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian gender

Gender secara etimologi berarti jenis kelamin. Adapun menurut terminologi, gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Menurut Hillary m. Lips dalam bukunya yang terkenal seks and gender: an introduction, mengartikan bahwa gender

sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for woman and men). Jadi, gender merupakan suatu konsep yang di gunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial budaya.

Gender merupakan sebuah istilah yang menunjukkan pembagian peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang mengacu kepada pemberian ciri emosional dan psikologis yang di harapkan oleh budaya tertentu di sesuaikan dengan fisik laki-laki dan perempuan. Adapun istilah seks mengacu kepada perbedaan secara biologis dan anatomis antara laki-laki dan perempuan.

B. Gender dalam sejarah agama

Sebelum memaparkan bagaimana islam memuliakan manusia, penting untuk melihat sejarah-sejarah kehidupan terdahulu.

(6)

kaum yahudi. Dalam kitab perjanjian lama menempatkan perempuan sebagai sumber utama dari kesalahan. Hal ini terkisahkan dalam bentuk cerita atau kisah-kisah yang

di yakini kebenarannya. Dikisahkan bahwa hawa adalah penyebab di keluarkannya Adam dari surga karena telah merayu untuk ikut serta memakan buah khuldi setelah sebelumnya dia terpesona oleh rayuan iblis.

Tidak hanya itu, kitab perjanjia lama juga mengisahkan peristiwa antara Nabi Luth dan putrinya. Nabi Luth sebagai pembawa risalah di jadikan contoh sebagai laki-laki yang terpesona ole rayuan perempuan, yaitu putrinya. Dikisahkan bahwa, Nabi Luth melakukan uzlah ke gunung kemudian dia mendiami gua yang terdapat di gua tersebut. Sebagai seorang anak, putri dari Nabi Luth ini memberikan pengabdian dengan mengatar bahan makanan kepada ayahnya. Suatu hari, putri Nabi Luth ini mengajak dan menggoda Nabi Luth untuk ikut serta menikmati bir yan di bawa. Sehingga pada akhirnya mereka terlena daam kemabukan, kemudian mereka melakukan tindakan amoral yang pada akhirnya menyebabkan putri Nabi Luth ini menjadi hamil.

Ajaran yahudi juga mewajibkan bagi orang yang telah meninggal untuk melimpahkan hak waris kepada anak laki-laki tanpa sedikit pun melibatkan melibatkan anak perempuan. Dalam kitab perjanjian lama pasal 419 juga tertulis bahwa harta benda yang dimiliki oleh istri adalah hak atau milik suami secara penuh, sementara sang isteri hanya berhak memiliki harta benda yang menjadi mahar dalam

pernikahan. Ironisnya , yahudi menyandarkan segala kesalahan atau perbuatan amoral yang dilakukan 0leh laki-laki menjadi tanggung jawab perempuan.

Sementara kaum nasrani, dengan perjanjian baru sebagai kitab suci yang mereka yakini kebenarannya memosisikan perempuan sebagai perjanjian lama. Mereka meyakini bahwa perempuan merupakan penyebab utama menjauhnya Adam atau laki-laki dari Tuhan. Mereka menetapkan bahwa satu-satunya jalan menuju kedekatan kepada sang pencipta yaitu dengan menjauhkan diri dengan perempuan.

(7)

Martbat perempuan dalam pandangan mereka sunnguh rendah. Perempuan hanya di pandang sebagai alat penerus generasi dan semacam pembantu rumah tangga serta

pelepas nafsu seksual laki-laki, karena itu perzinahan merajalela.

Dalam sejarah masyarakat Arab pra- Islam sebagian besar hak-hak perempuan di hapuskan. Orang Arab pra-Islam bersedih dengan keahiran anak perempuan, karena merupakan bencana dan aib bagi ayah dan keluarganya sehinggah mereka membunuhnya, tanpa undang-undang dan tradisi melindunginya. Arab pra-Islam mempunyai adat dan tradisi yaitu menguburkan bayi hidup-hidup.1

Dilihat dari sejarah-sejarah agama Yahudi, Nasrani, dan masyarakarArab pra-Islam, kaum perempuan selalu diperlakukan tidak adil, menganggap perempuan hina dan sebagainya. Sementara Islam telah memuliakan semua manusia baik laki-laki maupun perempuan itu sama yang membedakan mereka adalah ketaqwaannya.

C. Peran gender dalam masyarakat

Pranata sosial yang kita masuki sebagi individu, sejak lahir, melalui pndidikan, kultur pemuda, dan kedalam dunia kerja dan kesenangan perkawinan dan kita mulai membentuk keluarg sendiri memberi pesan yang jelas kepada kita bagaimana orang berperilaku sesuai gendernya.

Dalam konstruksi sosial budaya gender, seorang laaki-laki misalnya haruslah berifat kuat, rasional pintar, berani dan segala macam sifat kelaki-lakian yang

ditentukan oleh masyarakat tersebut, maka sejak seorang bayi laki-laki lahir, dia sudah langsung di bentuk untuk menjaadi seorang laki-laki, dan disesuaikan dengan atribut-atribut yang melekat pada dirinya itu. Demikian pula dengan seorang perempuan yang karena dia lahir dengan jenis kelamin perempuan maka dia pun di bentuk untuk menjadi seorang perempuan sesuai dengan kriteria yang berlaku di masyarakat dan budaya dimana dia lahir dan di besarkan, misalnya karena dia

(8)

dilahirkan sebagai seorang perempuan maka sudah menjadi kodrat pula bagi dia untuk menjadi sosok yang cantik, anggun,irasional, emosional dan sebagainya.

Proses sosialisasi peran gender tersebut dilaksanakan melalui berbagai cara, dari mulai pembedaan pemilihan warna pakaian,aksesoris, permainan, perlakuan dan sebagainya yang kesemuanya diarahkan untuk mendukung dan memapankan proses pembentukan seseorang menjadi seorang laki-laki atau seorang perempuan sesuai dengan ketentuan sosial budaya setempat.2

Dalam kajiannya di masyarakat peran kaum perempuan bertanggung jawab di wilayaah domestik (rumah tangga) seperti memasak, menyapu, mencuci, dan mengurus anak dan sebagainya. Sementara laki-laki bekerja di sektor publik seperti mencari nafkah.

Disamping perbedaan peran diatas, Laki-laki dan perempuan juga memilki pearan yang sama seperti kebebasan dalam menempuh pendidikan, mengeluarkan pendapat, mengembangkan bakat dan sebagainya.

D. Permasalahan gender

Konsep perbedaan jenis kelamin sering kali di rancukan dengan konsep gender sebagai konstruksi sosial oleh pemahaman masyarakat. Pebedaan jenis kelamin (sex) memang berbeda sejak lahir, menjadi hak penuh tuhan dalam menentukkan jenis

kelamin manusia. Lain halnya dengan ‘pembedaan ‘ gender, terjadi melalui sebuah proses panjang yang di lakukan oleh manusia (masyarakat) melalui pencitraan pemberian peran, cara memperlakukan dan penghargaan terhadap keduanya. Pemberian peran sosial untuk anak laki-laki yang di beda-bedakan dengan anak perempuan menjadi dasar sebuah keyakinan bahwa anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dalam segala hal, misalnya menyapu untuk anak perempuan,

(9)

memperbaiki sepeda untuk anak laki-laki. Memasak dianggap khusus hanya untuk ibu, sedangkan bapak bekerja di kantor.3

Perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam konteks sosial ini, mengakibatkan salah satu jenis kelamin merasa terabaikan. Misalnya adanya penilaian sifat berbeda antara keduanya. seperti perempuan selalu di nilai lemah, penakut, cerewet, emosional. Sedangkan laki-laki dipandang kuat, keras rasional, dan sebagainya. Adanya pandangan bahwa salah satu jenis kelamin lebih unggul di banding jenis kelamin lainnya.

E. Gender dalam pandangan Islam

Konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam islam sesungguhnya telah menjadi bagian substantive nilai-nilai universal Islam melalui pewahyuan (al-qur’an dan al-hadits) dari Allah yang maha adil dan maha pengasih. Laki-laki dan perempuan di tempatkan pada posisi yang setara untuk kepentingan dan kebahagian mereka di dunia maupun di akhirat. Karena itu, laki-laki dan perempuan mempunyai hak-hak dasar dan kewjiban yang sama sebagai hamba Allah, yang membedakan hanyalah ketaqwaan di hadapan-Nya.

Firman Allah swt dalam qs.al-hujurat 49:13, yang artinya “hai manusia!

Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersusku-suku supaya

kamu saling kenal-mengenal. Sesengguhnya orang yang paling mulia diantara kamu

di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

maahaa mengetahui lagi maha mengenal.4

Penggalan pertama ayat di atas sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan adalah pengantar untuk menegaskan bahwa

3 Mufidah, pengarusutamaan gender pada basis keagamaan,(Malang:UIN-Malang press,

2009),c.1,hal.6-7

(10)

semua manusia derajat kemanusiaannya sama disisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dan yang lain. Tidak ada juga perbedaan pada nilai kemanusiaan antara

laki-laki dan perempuan

karena semua di ciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Pengantar tersebut mengantar pada kesimpulan yang disebut oleh penggalan terakhir

ayat ini yakni” sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa”. Karena itu, berusahalah untuk meningkatkan ketaqwaan agar menjadi yang termulia di sisi Allah.5

Syekh Mahmud Syaltut di dalam bukunya”min Tawjihad al-Islam” bahwa” tabiat kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan hampir dapat di katakan sama, Allah swt telah menganugerahkan kepada perempuan sebagaimana menganugerahkannya kepada laki-laki potensi dan kemampuan yang cukup untuk memikul tanggung jawab dan menjadikan keduanya dapat melakukan kegiatan maupun aktivitas yang bersifat umum maupun khusus".

Di samping itu juga seperti yang terdapat di dalam al-qur’an surah al-isra:70.

yang berbunyi:” sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam (bani Adam), kami angkat mereka di daratan dan di lautan (untuk memudahkan mereka

mencari kehidupan). Kami beri mereka rezeki yang baik-baik dan kami lebihkan

mereka dengankelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk-makhluk yang

kami ciptakan.”

Allah swt. Menyebutkan tentang penghormatan-Nya kepada bani Adam dan kemuliaan yang di berikan-Nya kepada mereka, bahwa dia telah menciptakan mereka dalam bentuk yang paling baik dan paling sempurna di antara makhluk lainnya. Yakni manusia bejalan pada dua kakinya dengan tegak dan makan dengan tanganya, sedangkan makhluk lainnya ada yang berjalan dengan keempat kakinya dan makan dengan mulutnya. Dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagi manusia, yang dengan kesemuanya itu manusia dapat mengerti dan memperoleh

(11)

banyak manfaat. Berkat itu manusia dapat membedakan diantara segala sesuatu dandapat mengenal kegunaan, manfaat, sera bahayannya bagi urusan agamaa dan

duniawinya. Kata kami angkut mereka di daratan. Yakni dengan memakai hewan kendaraan seperti unta, kuda, dan begal; sedangkan di lautan dengan perahu dan kapal laut. Kami beri mereka rezeki yang baik-baik. yaitu berupa hasil tanam-tanaman, buah-buahan, juga daging dan susu serta berbagai jenis makanan lainnya yang beraneka ragam serta lezat dan bergizi. Kami berikan pula kepada mereka penampilan yang baik serta pakaian-pakaian yang beraneka ragam jenis dan warna serta modelnya yang mereka buat sendiri untuk diri mereka, juga yang didatangkan oleh orang lain kepada mereka dari penjuru dunia. Dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan ang sempurna atas kebanyakn makhluk yag telah kami ciptakan. Manusia lebih utama daripada makhluk hidup lainnya, juga ebih utama dari semua jenis makhluk.6

Pada ayat tersebut, ada kata Bani Adam (anak-anak Adam) yang mencangkup laki-laki dan perempuan. Demikian juga, penghormatan Tuhan yang di berikannya itu mencangkup anak-anak Adam seluruhnya, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Secara epistimologis, proses pembentukan kesetaraan gender yang di lakukan Rasulullah saw tidak hanya dalam wilayah domestik saja, akan tetapi hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Seluruh aspek itu meliputi perempuan sebagai ibu, istri, anak, nenek,dan maupun sebagai anggota masyarakat,

dan sekaligus juga untuk memberikan jaminan keamanan serta perlindungan hak-hak dasar yang telah dianugerahkan oleh Allah.

Dengan demikian maka Rasulullah saw telah memulai tradisi baru dalam pandangan perempuan, diantaranya adalah:

1. Beliau melakukan perombakan besar-besaran terhadap cara pandang (world vieaw) masyarakat Arab yang pada waktu itu di dominasi oleh cara paandang

masyarakat era fir’aun, dimana latar historis yang menyertai kontruk masyarakat

6 Al-Imam Abdul Fida Isma’il Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi,tafsir Ibnu Kasir juz 15,(Bandung:Sinar baru

(12)

ketika itu adalah bernuansa misoginis. Salah satu contohnya adalah kebiasaan Rasulullah saw yang dipandang spektakuler pada waktu itu adaalah seringnya

Rasullah saw menggendong putrinya (Fatimah az-Zahrah) di depan umum. Kebiasaan Rasulullah saw padaa waktu itu dinilai tabuh oleh tradisi masyarakat Arab, apa yang telah dilakukan Rasulullaah saw tersebut ini adalah merupakn proses pembentukan wacana bahwa laki-laki dan perempuan tidak boleh dibeda-baedakan (sama).

2. Rasulullah saw memberikan teladan yang baik (Mu’asyra bi al-Makruf) terhadap perempuan di sepanjang hidupnya, yakni beliau tidak pernah sedikitpun melakukan kekerasan terhdap istri-istrinya sekalipun satu sama lainnya berpeluang untuk cemburu. Didalam menkonstruk masyarakan islam, Rasulullah saw melakukan upaya-upaya yang mengangkat harkat dan martabat perempuan melalui perbaikan (revisi) terhadap tradisi jahiliyah hal inilah merupakan proses pembentukan konsep dan kesetsraan gender dalam hukum islam.

Hal tersebut diantaranya adalah: perlindungan hak perempuan melalui hukum, perbaikan hukum keluarga( hak menentukan jodoh, mahar,waris, pengajuan talak, dsb), diperbolehkannya mengakses peran-peran publik, mempunyai hak

mentasaruf-kan hartanya sebagai simbol kemerdekaan dan kehormatan bagi setiap orang. Perombakan aturantersebut menunjukkan bahwa penghargaan islam terhadap perempuan telah di lakukan Rasulullah masih hidup, disaat citra islam dalam tradisi

Arab jahiliyah masih sangat rendah.

Di samping itu pula islam mengatur kesetaraan gender bahwa Allah swt telah menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan dan derajat yang sama. Demikian pandangan islam menempatkan wanita pada posisi yang terhormaai. Sehingg, apapun perananya baik sebagai anak, remaja, dewasa, ibu rumah tangga, kaum profesional dll mereka itu terhormat sejak kecil hingga usia lanjut.7

(13)

Islam telah mengajarkan cara memuliakan perempuan dengan menghargai hak-hak dasar manusia, sebagaimana ajaran Nabi Muhammad saw yang menjadikan

(14)

Kesimpulan

Gender merupakan sebuah istilah yang menunjukkan pembagian peran sosial antara laki-laki dan perempuan yang mengacu kepada pemberian ciri emosional dan psikologis yang di harapkan oleh budaya tertentu di sesuaikan dengan fisik laki-laki dan perempuan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu kasir Ad-Dimasyqi. Terj. Bahrun Abu Bakar,dkk. 2012.Tafsir Ibnu Kasir jus 15. Bandung:Sinar Baru Algensindo

Mufidah .2009.pengarusutamaan gender pada basis keagamaan. Malang: uin-malang pres.

Mufidah.2010.isu-isu gender kontemporer. Malang:Uin- maliki press

Referensi

Dokumen terkait

Larutan baku nitrit konsentrasi 1,4 ppm diambil 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 2 ml pereaksi Griess selanjutnya dibaca absorbansinya

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan PMP pasca bekerja di luar negeri yang paling tinggi adalah lebih dari Rp.1.000.000,00 per bulan, dengan

Berdasarkan analisa pada penelitian ini didapatkan bahwa rasio prevalensi variabel kadar albumin darah adalah 1,3, sedangkan rentang kepercayaannya adalah 1,09 s/d 1,7 (melebihi

Abstrak : Air asam tambang merupakan air dengan pH rendah dan memiliki kelarutan logam yang tinggi, pada umumnya air tersebut akan dialirkan kelingkungan sehingga

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa deskripsi proses pengolahan Kacang

Sebaiknya pemerintah harus lebih sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan, terutama pada kawasan gambut dan lahan gambut yang rawan akan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui nilai koefisien kepercayaan diri dengan perilaku merokok remaja memiliki koefisien korelasi sig 0,284

Manfaat yang diharapkan dari penelitian eksperimen tentang efektivitas penggunaan media gambar seri untukmeningkatkan keterampilan bercerita siswa pada pembelajaran Tematik