• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PSIKOLOGI LUAR SEKOLAH PAUD Disusu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PSIKOLOGI LUAR SEKOLAH PAUD Disusu"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PSIKOLOGI LUAR SEKOLAH

PAUD

Disusun Oleh :

Yael Febriany K.N

15010112120024 Almira Oktaviani

15010112140102

Dessi Rusliana Dewi 15010112140141

Hita Sinidikoro Pambajeng 15010112130153

Mulyono 15010112130120

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI

2014

BAB I

PENDAHULUAN

(2)

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun–tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya. Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

Sejak itulah, perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak–kanak (TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, Seperti kelompok bermain, tempat penitipan anak, PAUD sejenis lainnya. Kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun belum mencapai apa yang diharapkan.

Hal itu dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan TK dan SD, yang mengungkapkan bahwa pada tahun 2007 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD/TK baru mencapai 26,68% dan sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%. Hal itu menyiratkan bahwa terdapat masalah–masalah yang harus dikaji lebih jauh di antaranya masih lemahnya peran Pemerintah dalam mengembangkan PAUD serta masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Pendidikan Usia Dini.

(3)

Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang komponen–komponen pendidikan usia dini perlu dilakukan. Komponen–komponen PAUD antara lain meliputi prinsip– prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen–komponen perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidikan usia dini perlu proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah–kaidah pendidikan yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah

Hal-hal yang berpengaruh terhadap hakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah kompleks. Maka dari itu, karena keterbatasan baik waktu, pikiran, biaya, dan tenaga penulis, dalam kesempatan ini hanya akan membahas tentang merubah cara pandang kita terhadap pendidikan anak usia dini jika telah dikuatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para tokoh-tokoh terkenal, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, dan untuk mengetahui karakter-karakter anak usia dini kita, sehingga batasan pendidikan yang akan diterimanya dapat sesuai dengan porsinya.

Sebagai dasar pijakan dalam pembahasan dibawah ini penulis mencoba merumuskan masalahnya sebagai berikut:

1) Apa itu PAUD?

2) Apa saja landasan ruang lingkup dalam PAUD?

3) Apa pengertian PAUD formal, PAUD non-formal dan PAUD in-formal? Bagaimana perbedaannya?

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian PAUD,

(4)
(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PAUD

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini (Adalilla, S, 2010).

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social (Hasan, 2009).

(6)

B. Tujuan PAUD

Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.

C. Fungsi PAUD

Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah :

1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak 2) Mengenalkan anak pada dunia sekitar

3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik

4) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi

5) Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak

6) Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

D. Dasar Hukum PAUD

Dasar hukum penyelenggaraan PAUD yaitu UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, bagian ke 7 (tujuh) Pasal 28 tentang PAUD dijelaskan:

1) PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

2) PAUD bisa diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, atau informal

3) PAUD pada jalur formal berbentuk TK (Taman Kanak-kanak), Raudhatul Athfal (RA) atau berbentuk lain yang sederajat.

4) PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.

(7)

6) Ketentuan mengenai PAUD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), (2), (3), dan (4) diatur lebih lanjut dengan PP.

E. Pentingnya PAUD

Adapun peran penting Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah sebagai berikut:

1) PAUD memegang peranan penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab merupakan fondasi dasar bagi kepribadian anak.

2) Anak yang mendapatkan pembinaan sejak dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja, produktivitas, pada akhirnya anak akan mampu lebih mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

3) Merupakan Masa Golden Age (Usia Keemasan). Dari perkembangan otak manusia, maka tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni mencapai 80% perkembangan otak.

4) Menurut Byrnes, pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah.

(8)

F. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Berikut karakteristik perkembangan Anak usia dini yang perlu kita ketahui:

1. Perkembangan Moral:

- Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan - Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua

- Menghargai memberi dan menerima

- Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya 2. Perkembangan Fisik:

- Pertumbuhan fisik yang cukup pesat

- Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik . - Energik dan aktif

- Membedakan perabaan

- Masih memerlukan waktu tidur yang banyak - Tertarik pada makanan

3. Perkembangan Bahasa:

- Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata - Mengetahui dan meniru suara-suara

(9)

- Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi - Memecahkan masalah dengan berdialog 4. Perkembangan Kognitif:

- Mengelompokkan benda-benda yang sejenis - Mengemlompokkan bentuk

- Membedakan rasa - Membedakan bau - Membedakan warna

- Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10) - Rasa inign tahu yang tinggi

- Imajinatif

5. Perkembangan Sosial dan Emosi: - Mengenal aturan

- Orientasi bermain - Egosentris

- Belajar tentang kerja sama dan berbagi

- Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training) - Selalu ingin mencoba sendiri

- Menunjukkan ekspresi emosi

(10)

- Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian 6. Perkembangan Seni:

- Mendengarkan musik - Mengikuti irama - Bernyanyi

- Mencipatakan irama - Menggambar

Selain itu, kita juga bisa memahami Kemampuan Anak melalui Inteligensinya. Gambaran mengenai spektrum kecerdasan yang lebih luas telah membuka mata para orang tua dan guru tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan (fitrah) akan diminati oleh anak-anak. Setiap anak akan menunjukkan kemampuannya ( yang tinggi ) dan merasa pas dengan apa yang diminatinya sehingga menjadi sangat menguasainya dan menjadikannya ahli dalam bidang tersebut.

(11)

2. Integensi berbahasa : memuat kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dari kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasannya.

3. Inteligensi musikal : memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suarasuaran non-verbal yang berada disekelilingnya, termasuk nada dan irama.

4. Inteligensi visual-spasial (ruang) : memuat kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara obyek dengan ruang. 5. Inteligensi kinestik (badaniah): memuat kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.

6. Inteligensi antar-pribadi (inter-personal) : memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, mudah memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi.

7. Intelegensi intra pribadi : menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri, cenderung mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri.

8. Inteligensi naturalis, yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam.

9. Inteligensi spiritual, adalah ekspresi pemikiran yang muncul dari dalam kalbu seseorang. Dapat mengilhami seseorang dan mendorongnya sebagai sumber motivasi yang memiliki kekuatan maha dahsyat, misalnya ditunjukkan dalam penemuan baru yang orisinal, kreatif dan isnpiratif.

(12)

Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan kartu menuju sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak.

Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten

melalui pembiasaan.

Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0 – <2 tahun; 2 – <4 tahun; dan 4 – ≤6 tahun. Pengelompokan usia 0 – <1 tahun dilakukan dalam rentang tiga bulanan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung sangat pesat. Pengelompokan usia 1 – <2 tahun dilakukan dalam rentang`enam bulanan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung tidak `sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya, pengelompokan dilakukan dalam rentang waktu per tahun.

Pengelompokan Usia Anak:

(13)

a. < 3 bulan

2. Tahap usia 2 – < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia: a. 2 – < 3 tahun

b. 3 – < 4 tahun

3. Tahap usia 4 – ≤ 6 tahun, terdiri atas kelompok usia : a. 4 – < 5 tahun

b. 5 – ≤ 6 tahun

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Tingkat Pencapaian Perkembangan Kelompok Usia 4 – ≤ 6 Tahun

LINGKUP PERKEMBANGAN

TINGKAT PENCAPAIAN PERKEMBANGAN USIA 4 - <5 TAHUN USIA 5 - ≤6 TAHUN I. Nilai-nilai Agama

dan Moral

3. Mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu.

4. Mengenal perilaku baik/ sopan dan buruk.

1. Mengenal agama yang dianut.

2. Membiasakan diri beribadah.

3. Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb). 4. Membedakan perilaku

baik dan buruk. 5. Mengenal ritual dan

(14)

5. Membiasakan diri berperilaku baik. 6. Mengucapkan salam

dan membalas salam.

6. Menghormati agama orang lain.

II. Fisik

A. Motorik Kasar

1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat

terbang, dsb.

2. Melakukan gerakan meng-gantung (bergelayut).

3. Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi

4. Melempar sesuatu secara terarah

5. Menangkap sesuatu secara tepat

6. Melakukan gerakan antisipasi

7. Menendang sesuatu secara terarah

8. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.

1. Melakukan gerakan tubuh secara

terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan,dan kelincahan.

2. Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam

menirukan tarian atau senam.

3. Melakukan permainan fisik dengan aturan. 4. Terampil

menggunakan tangan kanan dan kiri.

5. Melakukan kegiatan kebersihan diri.

B. Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan lingkaran.

2. Menjiplak bentuk.

1. Menggambar sesuai gagasan-nya.

2. Meniru bentuk.

(15)

3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.

4. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan

menggunakan berbagai media.

5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.

4. Menggunakan alat tulis dengan benar.

5. Menggunting sesuai dengan pola.

6. Menempel gambar dengan tepat.

7. Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.

C. Kesehatan Fisik 1. Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan.

2. Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan.

3. Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.

1. Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan.

2. Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan.

3. Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.

III. Kognitif

A. Pengetahuan umum dan sains

1. Mengenal benda berdasarkan fungsi (pisau untuk memotong, pensil untuk menulis). 2. Menggunakan

benda-benda sebagai permainan simbolik (kursi sebagai mobil).

1. Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi. 2. Menunjukkan aktivitas

(16)

3. Mengenal gejala sebab-akibat yang terkait dengan dirinya. 4. Mengenal konsep

sederhana dalam kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan, gelap, terang, temaram, dsb). 5. Mengkreasikan sesuatu

sesuai dengan idenya sendiri

3. Menyusun

perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. 4. Mengenal

sebab-akibat tentang

lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak, air dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah.)

5. Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti: ”ayo kita bermain pura-pura seperti burung”).

6. Memecahkan masalah seder-hana dalam kehidupan sehari-hari. B. Konsep bentuk,

warna, ukuran dan pola

1. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran.

2. Mengklasiifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi.

1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “lebih dari”; “kurang dari”; dan “paling/ter”. 2. Mengklasifikasikan

benda berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran (3 variasi) 3. Mengklasifikasikan

(17)

3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC.

4. Mengurutkan benda berdasar-kan 5 seriasi ukuran atau warna.

kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi. 4. Mengenal pola

ABCD-ABCD.

5. Mengurutkan benda berdasar-kan ukuran dari paling kecil ke paling besar atau sebaliknya.

C.

Konsepbilangan,lamb ang bilangandan huruf

1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit. 2. Membilang banyak benda satu sampai sepuluh.

3. Mengenal konsep bilangan.

4. Mengenal lambang bilangan.

5. Mengenal lambang huruf.

1. Menyebutkan lambang bilangan 1-10.

2. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.

3. Mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan.

IV. Bahasa

A. Menerima bahasa

1. Menyimak perkataan orang lain (bahasa ibu atau bahasa lainnya). 2. Mengerti dua perintah

yang diberikan bersamaan.

3. Memahami cerita yang dibacakan

1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks. 3. Memahami aturan

(18)

4. Mengenal

perbendaharaan kata mengenai kata sifat (nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb.) B.

MengungkapkanBaha sa

1. Mengulang kalimat sederhana.

2. Menjawab pertanyaan sederhana.

3. Mengungkapkan perasaan dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb.).

4. Menyebutkan kata-kata yang dikenal.

5. Mengutarakan

pendapat kepada orang lain.

6. Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau

ketidaksetujuan.

7. Menceritakan kembali cerita/ dongeng yang pernah didengar.

1. Menjawab pertanyaan yang lebihkompleks. 2. Menyebutkan

kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama.

3. Berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung.

4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok

kalimat-predikat-keterangan).

5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain.

(19)

simbol-simbol.

2. Mengenal suara–suara hewan/ benda yang ada di sekitarnya.

3. Membuat coretan yang bermakna.

4. Meniru huruf.

simbol huruf yang dikenal.

2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya.

3. Menyebutkan

kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama. 4. Memahami hubungan

antara bunyi dan bentuk huruf. 5. Membaca nama

sendiri.

6. Menuliskan nama sendiri.

V. Sosial emosional 1. Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan. 4. Mengendalikan

perasaan.

5. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu

1. Bersikap kooperatif dengan teman. 2. Menunjukkan sikap

toleran.

3. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb.)

(20)

permainan.

6. Menunjukkan rasa percaya diri.

7. Menjaga diri sendiri dari lingkungannya.

8. Menghargai orang lain.

5. Memahami peraturan dan disiplin.

6. Menunjukkan rasa empati.

7. Memiliki sikap gigih (tidak mudah

menyerah).

8. Bangga terhadap hasil karya sendiri.

9. Menghargai

keunggulan orang lain.

H. Materi Program PAUD

Walupun pada prakteknya kegiatan pada pembelajaran PAUD ini hanya bermain, namun ada materi – materi juga yang harus diberikan kepada anak usia dini tersebut. materi yang diberikan kepada anak usia dini tersebut dibagi menjadi dua kelompok usia, yakni usia 0 – 3 tahun dan juga 3 – 6 tahun. Materi yang diajarkan pada usia 0 – 3 tahun ini adalah materi seperti pengenalan diri sendiri, pengenalan perasaan, pengenalan tentang orang lain, pengenalan berbagai gerak, mengembangkan komunikasi dan ketrampilan berfikir.

(21)

Materi program kegiatan pendidikan anak usia dini dibagi dalam dua kelompok usia:

1. Materi usia lahir sampai 3 tahun a. Pengenalan diri sendiri

Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru, bereksplorasi, meniru, dan mempraktikan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun ketrampilan menolong dirinya sendiri, ketrampilan ini membuat anak merasa kompeten. Bermain mendukung anak untuk tumbuh serta mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya (Catron dan Allen, 1999)

b. Pengenalan perasaan

Pengenalan perasaan termasuk perkembangan emosi. Melalui brmain anak dapat beajar menerima, berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup (Catron dan Allen, 1999)

c. Pengenalan tentang orang lain

Pengenalan tentang orang lain termasuk dalam perkembangan sosial. Barmain merupakan saran dalam pengembangan kemampuan dalam bersosialisasi. Bermain memberikan jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Melalui bermain anak dapat belajar perilaku prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu, dan berbagi. (Catron dan Allen, 1999)

d. Pengenalan berbagai gerak

(22)

mata-kaki, seperti saat menggambar, menulis, manipulasi objek, mencari jejak secara visual, melempar, menangkap, menendang, (2) kemampuan motorik kasar, seperti gerak tubuh ketika berjalan, melompat, berbaris, meloncat, berlari, berjingkat, berguling-guling, merayap dan merangkak, (3) kemampuan bukan motorik kasar (statis) seperti menekuk, meraih, bergiliran, memutar, meregangkan tubuh, jongkok, duduk, berdiri, bergoyang, (4) manajemen tubuh dan kontrol seperti menunjukkan kepekaan tubuh, kepekaan akan tempat, keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti, mengubah petunjuk. (Catron dan Allen, 1999)

e. Mengembangkan komunikasi

Mengembangkan komunikasi dapat dilakukan dengan membantu anak dalam meningkatkan kemampuan berbahasanya. Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarakan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain spontan.

f. Ketrampilan berfikir

Materi ketrampilan berfikir merupakan materi yang diberikan sebagai tujuan untuk mengembangkan aspek kognitif anak. Pengembangan kognitif dapat dilakukakan dengan kegiatan bermain. Bermain adalah awalan dari fungsi kognitif selanjutnya, oleh karenanya bermain sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak Selama bermain, anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka. Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak untuk mengembangkan pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan. (Catron dan Allen, 1999)

(23)

a. Keaksaraan, mencangkup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran fonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan tekas lainnya.

b. Konsep matematika, mencangkup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.

c. Pengetahuan alam, lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan bumi dan lingkungan.

d. Pengetahuan sosial, mencangkup hidup orang benyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. e. Seni, mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar, keterampilan kerajinan tangan dan melukis.

f. Teknologi, mencangkup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran teknologi ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak dirumah, sekolah dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.

g. Ketrampilan proses, mencangkup pengamatan dan eksplorasi, eksperimen, pemecahan masalah, dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakili.

I. PAUD Formal , PAUD Non-Formal dan PAUD In-Formal

(24)

Pendekatan itu tidak hanya menekankan pada aspek pendidikan semata, tetapi mencakup juga aspek pelayanan gizi, pelayanan kesehatan, pengasuhan, dan perlindungan anak. Untuk melaksanakan kebijakan ini pemerintah terus mendorong dan memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengembangkan layanan pendidikan anak usia dini melalui pendirian berbagai jenis satuan pendidikan anak usia dini. PAUD diselenggarakan dalam dua jalur pendidikan, yaitu formal dan nonformal.

Jenis-jenis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) formal di antaranya: 1. Taman Kanak-kanak (TK)

2. Raudhatul Athfal

Jenis-jenis Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nonformal, di antaranya: 1. Taman Penitipan Anak (TPA)

2. Kelompok Bermain (KB)

Selain dua jenis jalur pendidikan tersebut, saat ini PAUD juga diselenggarakan dalam keluarga dan lingkungan.Jalur pendidikan ini dinamakan PAUD informal.

J. Perbedaan Aspek-Aspek dalam Pendidika Formal, Informal, dan Nonformal

a) Aspek Peserta Didik Peserta didik pada satuan pendidikan formal berusia pada usia sekolah Peserta didik pada satuan pendidikan nonformal dan informal berusia minimal 3 tahun di atas usia sekolah, khusus untuk peserta didik PAUD berusia 0 – 6 tahun.

b) Aspek Kegiatan PendidikanKegiatan pendidikan formal berbentuk kegiatan belajar mengajar yang terstruktur dan berjenjang. Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

(25)

dalam bentuk kursus dan lembaga pelatihan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan.

d) Aspek Satuan Hasil Hasil pendidikan formal tidak perlu melalui proses penilaian penyetaraan dari lembaga manapun karena telah mengacu kepada standar nasional pendidikan ü Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu kepada standar nasional pendidikan.

e) Aspek Pengawasan Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan Pengawasan pada pendidikan nonformal dilakukan oleh penilik satuan pendidikan.

K. Implikasi PAUD dalam PLS

Paud adalah pendidikan luar sekolah seperti kelompok bermain dan tempat penitipan anak. Paud mengajarkan anak mengenai problem solving yang akan mendorong anak menjadi lebih mandiri, disiplin dan bertanggung jawab. Selain itu PAUD juga dapat mengajarkan anak dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya, sehingga siap untuk memasuki pendidikan dasar.

(26)

BAB III

PENUTUP

(27)

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia, yaitu Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun), Periode praoperasional (usia 2–7 tahun), Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun), Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa). Saat ini di Indonesia terdapat tiga jenis PAUD, yaitu PAUD formal, non-formal, dan in-formal. PAUD Formal terdiri dari TK dan RA, PAUD Non-Formal terdiri dari Taman Penitipan Anak (TPA) dan Kelompok Bermain (KB), sedangkan PAUD In-Formal diselenggarakan di dalam keluarga dan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Adallila, S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. http://sadidadallila.wordpress.com (diakses 8 September 2014)

(28)

Model. New Jersey: Merill, Prentice-Hall.

Hasan, M. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diva Press. Yogyakarta

Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Boston, Mc. Graw Hill

Referensi

Dokumen terkait

Teknik yang sering digunakan dalam statistical downscaling adalah Regresi Komponen Utama (RKU) dengan data grid GCM sebagai domain (peubah bebas) dan data curah hujan

langsung untuk paket pekerjaan Pengadaan Belanja Bahan Promosi Kegiatan Pengadaan Souvenir Khas Muba pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

Subyek merupakan individu yang tidak mudah menyerah, meskipun pada awal mengerjakan sebuah tugas subyek akan selalu merasa tidak mampu. Subyek juga akan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul

Secara lengkap dapat dikatakan bahwa perubahan harga gula di Jakarta terjadi akibat adanya transmisi harga gula dari Jakarta, Ambon, Palembang, Lampung, Yogyakarta, Balikpapan

Dalam setiap perkembangan yang terjadi pada usaha ritel Indomaret, pasti adanya faktor-faktor mempengaruhi baik secara external maupun faktor internal. Perkembangan

Dari hasil diatas dapat dilihat sebaran 16 tipe kepribadian MBTI, di mana mayoritas mahasiswa adalah Extrovert sekitar 60,31% ini berarti mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan