• Tidak ada hasil yang ditemukan

Krisis Orde Baru dan Masa Reformasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Krisis Orde Baru dan Masa Reformasi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 14:

1.

Rachmad Ersan Satrio

121611433030

2.

Rizal Andi Pratama

121611433070

3.

Mahendra Abifathir

121611433080

▸ Baca selengkapnya: mengapa muncul krisis hukum pada pemerintahan orde baru

(2)

Denny J. A., 2006, Jatuhnya Soeharto dan Transisi Demokrasi Indonesia, Yogyakarta: LKIS.

Eep Saefulloh Fatah, 1998, Catatan Atas Gagalnya Poliik Orde Baru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemendikbud, 2012, Indonesia dalam Arus Sejarah (orde baru dan reformasi), Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.

Muridan S. Widjojo, et. al., 1999, Penakluk Rezim Orde Baru: Gerakan Mahasiswa 98, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Sri Bintang Pamungkas, 2003, Setelah Hari H, Jakarta: Pustaka Utan Kayu.

Wanandi Jusuf, 2014, Menyibak Tabir Orde Baru (memoar politik indonesia 1965-1998), Jakarta: Kompas.

Yop Pandie, Sakimin Kartoredjo, 1998, Pesta Pora Rezim Soeharto: Rekaman Dokumentasi Media, Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

(3)

1. Pada masa orde baru, tepatnya pada keturunan etnis tionghoa indonesia mengalami permasalahan diskriminasi persoalan hak kewarganegaraan, bukan hanya persoalan kewarganegaraan saja melainkan diskriminasi dalam hal lain juga di alami oleh keturunan tionghoa indonesia. mengapa bisa terjadi? Jelaskan.

Jawaban :

karena pada masa orde baru, tepatnya pemerintahannya lebih bersemangat kepada politik anti komunis, pelaksanaannya menjadi keras. Akibatnya, janji untuk memberi golongan tionghoa indonesia kesempatan yang sama untuk diterima di semua bidang tidak pernah dipenuhi. Janji golongan ini untuk membuka diri terhadap masyarakat indonesia juga tidak terlalu menolong, bahkan diskriminasi terjadi pada kartu tanda penduduk (KTP) yang mengalami perbedaan. Dimana KTP orang tionghoa diberi tanda khusus yang hanya diberikan kepada golongan tionghoa indonesia. dan mengalami diskriminasi di banyak bidang, dari pendidikan sampai pekerjaan. Tidak pernah berasimilasi penuh. Disisi lain sikap dari soeharto dan para petinggi militer tidak pernah mengakui sumbangsih yang diberikan etnis tionghoa. Soeharto hanya memanfaatkan mereka hanya karena kepentingan politiknya, dan pengusaha tionghoa hanya berguna untuk mendapatkan dana.

(4)

2. Krisis moneter yang terjadi di negara-negara asia pada tahun 1997 berdampak pada nilai rupiah yang melemah dan berdampak kebangkrutan serta pumutusan hubungan kerja secara besar-besaran, hal ini disebabkan ? Mengapa dan jelaskan.

Jawaban:

(5)

3. Bagaiamana proses strategi yang dilakukan Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaannya?

Jawaban:

(6)

4. Mengapa Persoalan KKN dalam Orde Baru begitu kuat dan muncul permasalahan-permasalahan terhadap lengsernya Soeharto sebagai Presiden, jelaskan?

Jawaban:

(7)

5. Pada pergantian Presiden dari Soeharto ke B.J. Habibie yang diangkat langsung tanpa melalui sidang MPR/DPR karena pada waktu itu gedung MPR diduduki oleh ribuan demonstran mengakibatkan pengangkatan langsung menjadi presiden. B.J. Habibie mengubah kabinetnya tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, ada beberapa yang baru dari kabinet yang diusung oleh B.J. Habibie. Jelaskan dan mengapa?

Jawaban:

(8)

6. Kesalahan-kesalahan apa saja yang dibuat oleh Rezim Orde Baru yang memicu seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk melengserkan Soeharto dari jabatannya?

Jawaban:

-Praktik Perkibulan Demokrasi

-Pancasila hanya sebagai alat legitimasi -Penyakit KKN yang tak kunjung mereda -Kekerasan Militeristik

(9)

7. Mengapa gerakan perubahan bulan Mei 1998 yang awalnya hanya sebatas gerakan mahasiswa kemudian berubah menjadi gerakan kerusuhan massal?

Jawaban:

(10)

8. Apa saja yang dilakukan Pemerintahan Reformasi pasca lengsernya Soeharto?

Jawaban:

1. Menyusun Kabinet Pemerintahan Sementara yang terdiri dari 12 Departemen dan 9 Kantor Negara non Departemen

2. Me-Reshuffle susunan pemerintahan di daerah dan memperbaiki kebijakan otonomi dan pemerintahan daerah

3. Melakukan sidang kabinet yang pertama, yang menghasilkan beberapa kesepakatan seperti penggabungan departemen-departemen dalam rangka mengurangi sentralisme kekuasaan, kantor-kantor kenegaraan memiliki koordinasi dengan kantor-kantor di tingkat daerah, Menteri dan Kepala kantor negara segera menyusun Proker, pembaharuan pegawai negeri, dibentuknya tim penasehat ekonomi Presidium, anggota Presidium segera meninjau daerah-daerah, penerbitan segera beberapa PP dan Perpu yang dianggap penting, serta kesepakatan bekerja keras antara Menteri dengan Kepala kantor negara.

4. Menyelenggarakan Pertemuan dengan Para Duta Besar

5. Mengkaji penyesuaian kebijakan Gaji Presidium, Pejabat Negara, Pegawai Negeri, hingga penyesuaian Jaminan Sosial

6. Melakukan sidang bersama dengan para Hakim Agung di Istana Negara

7. Melakukan Rapat Koordinasi Dalam Negeri

(11)

9. Mengapa pada kurun waktu 1997-1998 itu dirasa perlu untuk melakukan Reformasi?

Jawaban:

(12)

10. Bagaimana gerakan mahasiswa bisa menjadi gencar untuk menggulingkan kekuasaan Soeharto?

Jawaban:

(13)

Dalam Orde Baru hingga masa akhir Orde Baru muncul

beberapa permasalahan yang di alami oleh negara, point-point penting dalam permasalahan Orde Baru hingga masa akhir Orde Baru antara lain, Malari yang merupakan bukan akhir dari usaha-usaha menentang kekuasaan Soeharto. Ancaman datang dari banyak pihak, militer, mahasiswa, pemuda, organisasi massa, dan partai politik, kemudian permasalahan intervensi, dimana tahanan kelas C menjadi objek sasaran dan perlu diselamatkan, mereka bukan kader PKI, tetapi mereka masih diperlakukan dengan buruk.

Sepanjang tahun 1997 banyak pernyataan-pernyataan yang

dibuat-buat oleh orang-orang Soeharto untuk semakin melegitimasi kebertahanan Soeharto dalam jabatan.

Mahasiswa menjadi promotor jatuhnya kekuasaan Soeharto

atas Rezim Orde Baru.

Krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997-1998 membuat

pemerintah Indonesia seakan kehilangan semangat untuk mandiri, mengingat terus berupaya bergantung pada dunia internasional.

(14)

Pada masa akhir Orde Baru muncul tekanan-tekanan yang kuat terhadap Soeharto

yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya dan orang-orang yang tidak suka dengan cara kepimimpinannya seperti Diktator. Dari tekanan-tekanan yang menimpa Soeharto, membuatnya mengundurkan diri dari jabatannya.

Pada tanggal 21 Mei 1998 Soeharto secara resmi mundur dari kekuasaannya.

B. J. Habibie menjadi orang yang harus memenuhi tantangan pembaharuan di

segala bidang, terutama dalam hal kebijakan pemerintah dan ekonomi.

Masa reformasi presiden B.J. habibie menggantikan mandat Soeharto, kabinet

Reformasi yang diusung oleh Habibie menggantikan kabinet pembangunan Soeharto, dimana ada beberapa perubahan yang diusung kabinet Reformasi guna merubah carut marut negara menjadi ke arah yang lebih baik.

Masa Reformasi dimulai ketika pemerintahan Habibie dengan tegas merombak

(15)

Seputar Krisis Moneter & Jatuhnya Soeharto

15 Juni 1997:

Komnas HAM dimanupulatif oleh Partai Golkar, yang mana Soeharto mendapatkan dukungan dari kader-kader Golkar di tubuh Komnas HAM.

19 Juni 1997:

Soeharto tidak menyadari bahwa pendidikan di Indonesia mulai tertinggal dengan Malaysia.

7 Juli 1997:

Perusahaan-perusahaan BUMN digunakan untuk membendung pengusaha-pengusaha konglomerat.

24 Juli 1997:

Lembaga CGI (Consultative Group on Indonesia) masih belum mau untuk mengurangi ketergantungan Indonesia.

25 Juli 1997:

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah untuk pertama kalinya.

(16)

1 Agustus 1997:

Menko Ekonomi dan Keuangan, Ginanjar Kartasasmita, merangkap menjadi Ketua Bappenas.

6 Agustus 1997:

Hak Penguasaan Hutan di Indonesia dipermainkan dengan membuka lahan secara paksa.

27 Agustus 1997:

Soeharto mendapatkan legitimasi kembali bahwa Presiden itu hanya satu, tidak dapat diganggu gugat.

8 September 1997:

Kisruh pernyataan Juwono Sudarsono, seorang Doktor Ilmu Politik UI yang memberikan legitimasi orang militer lah yang siap menjadi pemimpin negara.

14 Oktober 1997:

(17)

16 Oktober 1997:

Soeharto kembali dicalonkan menjadi Presiden oleh Golkar menjadi

Presiden kembali dalam masa jabatan 1998-2003.

17 November 1997:

IMF, World Bank, dan ADB sepakat memberikan pinjaman untuk Indonesia

sebesar 23 Milyar USD. Sementara itu 16 bank “Cendana” harus

melikuidasi diri.

21 Desember 1997:

Kesehatan Soeharto mulai melemah, namun Tutut (anak tertuanya)

berbicara kepada media bahwa ayahnya masih bisa bertahan.

13 Januari 1998:

Soeharto medapatkan tekanan untuk mundur dari jabatannya, baik dari

dalam negeri maupun luar negeri. Tetapi Soeharto memilih bertahan.

17 Januari 1998:

(18)

27 Januari 1998:

Soeharto meminjam uang lagi ke asing sebesar 10 Milyar USD, Rupiah

kembali melemah.

11 Februari 1998:

Soeharto membuka Kawasan Industri Berat “Texmaco Perkasa” di Subang,

sebuah simbol keterlambatan dan dikalahkan oleh Malaysia.

20 Februari 1998:

Harga sembako mulai merangsek tajam. Yang terlihat mencolok pada saat

itu adalah terutama harga susu.

24 Februari 1998:

Pengajuan Soeharto kepada IMF ditolak, hutang luar negeri bertambah

parah.

25 Februari 1998:

(19)

1 Maret 1998:

Situasi perbankan di Indonesia bertambah runyam dengan ditolaknya

Letter

of Credit

yang dikeluarkan bank-bank Indonesia oleh luar negeri.

9 Maret 1998:

Soeharto melupakan asas ekonomi Indonesia, konsep ekonomi liberal tidak

sejalan dengan asas ekonomi yang ada. Soeharto juga mulai menjadi

bulan-bulanan IMF.

16 Maret 1998:

B. J. Habibie menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia berbarengan

dengan perpanjangan kuasa Soeharto.

1 April 1998:

Pihak ABRI mulai memposisikan dirinya dalam posisi tawar agar dapat

bernegosiasi dengan mahasiswa.

7 April 1998:

(20)

13 April 1998:

Indonesia dan IMF menyepakati “Memorandum Tambahan” mengenai restrukturisasi perbankan. Dalam hal ini Soeharto dalam keadaan terdesak dan menuruti kebijakan IMF.

15 April 1998:

Pemerintah Indonesia secara diam-diam menerbitkan Obligasi Negara untuk mengatasi defisit anggaran.

27 April 1998:

Pemerintah Indonesia mengalami masalah ekspor di kala melemahnya nilai tukar rupiah. 5 Mei 1998:

Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 70% yang berimbas pada kenaikan harga jasa angkutan, listrik, sembako, dan lain sebagainya.

15 Mei 1998:

Tragedi Bentrokan Trisakti. 18 Mei 1998:

Konferensi Pers tidak terduga “Pimpinan MPR/DPR menyatakan agar Soeharto sudi untuk mundur.”

21 Mei 1998:

Soeharto menyatakan dirinya mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia, B. J. Habibie menggantikan posisi Soeharto. Hal ini menjadi titik balik lahirnya Masa Reformasi di Indonesia.

26 Mei 1998:

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa awal Orde Baru keterlibatan militer secara aktif bertujuan untuk memulihkan krisis nasional yang terjadi akibat pemberontakan G30-S/PKI karena pada saat itu kondisi atau

Berdasarkan pendapat Bapak Warsito di atas, dapat diketahui bahwa Hankam pada masa Orde Baru cukup tegas, namun tidak terlalu peduli dengan HAM, berbeda dengan masa Reformasi

Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan

Sistem pemerintahan yang sentarlistik yang dijalankan pada masa Orde Baru dimana seluruh sumber ekonomi dikuasi oleh Negara, memberikan wewenang yang luas bagi

Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan

• PANCASILA PADA MASA REFORMASI TIDAKLAH JAUH BERBEDA DENGAN PANCASILA PADA MASA ORDE BARU DAN ORDE LAMA, YAITU TETAP ADA TANTANGAN YANG HARUS DI

Dengan metode Historical Comparative Research kami mengkaji peran Pemerintah pada masa Orde Baru dan Reformasi di balik kebijakan perfilman yang dibuat.. Kami menyadari

presidensial yang dipakai di Indonesia tidak terlalu murni atau semi presidensial. Mengingat di masa orde baru dan awal reformasi, Presiden dan Wakil Presiden dipilih