• Tidak ada hasil yang ditemukan

TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 20112012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 20112012"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

TWO STAY

TWO STRAY

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh:

NUR’AINI ARIFAH

K7408245

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

:

Nur’aini Arifah

NIM

: K740245

Jurusan/Program Studi

: PIPS/Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus

: Pendidikan Tata Niaga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

PENERAPAN

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

TWO STAY TWO STRAY

UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2011/2012

ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 30 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

TWO STAY

TWO STRAY

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI

DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

NUR’AINI ARIFAH

K7408245

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi BKK. P. Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

commit to user

(5)

commit to user

(6)

commit to user

vi

ABSTRAK

Nur’aini Arifah. PENERAPAN MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

TWO STAY TWO STRAY

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI

SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012.

Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli

2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi di SMA N 1 Teras Boyolali

tahun ajaran 2011/2012.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Subjek penelitian ini yaitu siswa X-2 SMA N 1 Teras Boyolali tahun

pembelajaran 20011/2012, yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data

dilakukan melalui kegiatan: (a) observasi, (b) wawancara, (c) tes, dan (d)

dokumentasi. Penelitian yang di gunakan terdapat 4 tahap yaitu: (1) perencanaan

tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) analisis data serta

refleksi. Penelitin ini dilakukan sebanyanyak tiga siklus, setiap siklus dilakukan

sebanyak tiga kali pertemuan, setiap siklus selama 5 X 45 menit

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat di simpulkan bahwa

model pembelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X-2 tahun pembelajaran

20011/2012. Hal ini terbukti pada siklus I sampai siklus III keaktifan dan hasil

belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum diterapkan medel prmbelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

nilai rata-rata kelas adalah 67,30 atau

presentase ketuntasan 41,67%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek

mental

activities

41,66%,

oral ativities

48,61%,

listening activities

51,38% dan

writing

activities

60,66%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 75,6 atau dengan

presentase ketuntasan 58,33%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek

mental

activities

80,56%,

oral ativities

75%,

listening activities

77,88% dan

writing

activities

66,66%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 76,55 atau dengan

presentase ketuntasan 69,44%. Sedangkan keaktifan siswa pada aspek

mental

activities

91,67%,

oral ativities

93,06%,

listening activities

81,35%,

writing

activities

88,78%.pada siklus III nilai rata-rata kelas adalah 78,83 atau dengan

presentase ketuntasan 78,83 Sedangkan keaktifan siswa pada aspek

mental

activities

95,83%,

oral ativities

95,83%,

listening activities

92,36% dan

writing

activities

100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan

model pembelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Kata kunci:

model pembelajaran

cooperative learning, two stay two tray,

(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Nur’aini Arifah. THE TWO STAY TO STRAY TYPE OF COOPERATIVE

LEARNING

MODEL

APPLICATION

TO

IMPROVE

STUDENT

ACTIVENESS

AND LEARNING ACHIEVEMENT IN ECONOMIC

LEARNING IN SMA N 1 TERAS OF BOYOLALI IN THE SCHOOL

YEAR OF 2011/2012.

Thesis, Teacher Training and Education Faculty of

Surakarta Sebelas Maret University. July 2012.

The objective of research is to find out a description of the two stay to

tray type of cooperative learning model application to improve student activeness

and learning achievement in economic learning in SMA N 1 Teras of Boyolali in

the school year of 2011/2012.

This study was a Classroom Action Research (CAR). The subject of

research was the X-2 graders of SMA N 1 Teras of Boyolali in the school year of

2011/2012, containing 36 students. Technique of collecting data was conducted

through such activities as: (a) observation, (b) interview, (c) test, and (d)

documentation. This research used involved 4 stages: (1) planning, (2) acting, (3)

observing, and (4) analyzing data and reflecting. This research was conducted in

three cycles, each of which was carried out in three meetings and each cycle lasted

for 5 x 45 minutes.

Based on the research conducted, it could be concluded that two stay two

tray type of cooperative learning model could improve the student activeness and

learning achievement of X-2 graders in the school year of 2011/2012. It could be

seen from the improvement of student activeness and learning achievement from

cycles I to III. Before the two stay to tray type of cooperative learning model

application, the mean class value was 67.30 or with passing proportion of 41.67%.

Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 41.66%, oral

activities 48.61%, listening activities 51.38%, and writing activities 60.66%. In

cycle I, the mean class value was 75.6 or with passing proportion of 58.33%.

Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 80.56%, oral

activities 75%, listening activities 77.88%, and writing activities 66.66%. In cycle

II, the mean class value was 76.55 or with passing proportion of 69.44%.

Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 91.67%, oral

activities 93.06%, listening activities 81.35%, and writing activities 88.78%. In

cycle III, the mean class value was 78.83 or with passing proportion of 77.78%.

Meanwhile, the student activeness in mental activities aspect was 95.83%, oral

activities 95.83%, listening activities 92.36%, and writing activities 100%. Thus,

it could be concluded that the two stay to tray type of cooperative learning model

application could improve student activeness and learning achievement in

economy subject.

(8)

commit to user

viii

MOTTO

#

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)

yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S.

Alam Nasyroh: 6-8) #

#

Man jadda wa jadda

.... barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil

(Q.S Alam Nasyrah : 5 dan 8) #

(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada henti engkau panjatkan kepada-Nya, kerja keras

yang tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas engkau lakukan demi putrimu

ini. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu. Terimakasih

Bapak, terimakasih Ibu.

“Kakakku tersayang Oktiana Kurniawati

Terimakasih atas doa, dorongan, motivasi, dan kasih sayang yang

engkau berikan padaku.

“Teman

-teman kos Ann

isa 2”

Trimakasih atas segala bantuan baik fikiran maupun tenaga serta , doa,

dorongan dan motivasi.

“Teman-teman BKK PTN 08

Terimakasih saya ucapkan untuk teman-teman BKK PTN angkatan

2008 yang telah membantu baik fikiran maupun tenaga serta terimakasih atas

doa, motivasi dan semangat yang kalian berikan.

FKIP Universitas Sebelas Maret, Almamater tercinta

Tempatku menimba ilmu, pengetahuan, dan pengalaman, serta tempat

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi

ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaiakan

skripsi

dengan

judul

PENERAPAN

MODEL

COOPERATIVE LEARNING

TIPE

TWO STAY TWO STRAY

UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI SMA N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2011/2012

”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program

Pendidikan Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis

menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk

itu, penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs Saiful Bachri, M.pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Sri Wahyuni, M.M selaku Ketua Program Pendidikan Keahlian Khusus

Pendidikan Tata Niaga yang memberikan bimbingan, pengarahan dengan

kebijaksanaan.

4. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M.Si., selaku Pembimbing I, yang selalu

memberi motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

commit to user

xi

6. Kepala SMA Negeri 1 Teras Boyolali, yang telah memberi kesempatan dan

tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Sri Mulyani, S,pd., selaku Guru mata pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1Teras

Boyolali, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Para siswa SMA Negeri 1 Teras Boyolali yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Babak, ibu, mb Ana dan keluarga tercintaku yang selalu memberiku dorongan,

motivasi, kasih sayang , serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar

10. Teman Anisa 2 Mb Titin, mb Lia, mb Afif, mb Eva, mb Yustin, Puput, Nindi,

Ditha, Egi, Nana, Ari, Oky, dll atas doa, motivasi, kebersamaan, keceriaan

selama ini

11. Saudara-saudaraku mb Pu, mb Desi, mb Vita, mb Frenti, atas doa, motivasi,

kebersamaan, keceriaan walau kalian jauh di mata namun dekat di hati

12. Puput, Kiki, Rosita, Melisa, Ika dan teman-teman seperjuangan BKK PTN 08,

atas semangat, doa, dan kerjasamanya

13. Teman-teman tercintaku Ika, Mela, Isna, Abdul, atas doa, kerjasama,

dukungan dan kebersamaan.

14. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, 26 Juli 2012

(12)

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN...ii

HALAM PENGAJUAN... iii

HALAM PERSETUAJUAN... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

DAFTAR PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka... 7

B. Penelitian yang Relevan ... 26

(13)

commit to user

xiii

D. Hipotesis Tindakan ...30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu... 31

B. Subyek dan Obyek Penelitian... 32

C. Sumber Data... 32

D. Teknik Pengumpulan Data... 33

E. Uji Validitas Data ... 35

F. Teknik Analisis Data... 35

G. Indikator Kinerja Penelitian ... 36

H. Prosedur Penelitian

... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 43

A. Deskripsi pra Tindakan ... 43

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ... 46

1

Penelitian Siklus I ... 46

2

Penelitian Siklus II... 56

3

Penelitian Siklus III ... 65

C. Perbandingan hasil tindakan antarsiklus ... 73

D. Pembahasan ... 80

BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN ... 85

A. Simpulan ... 85

B. Implikasi ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA... 89

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

...

Halaman

1

Skema Diskusi Model

Cooperatif Learning

Tipe

Two Stay Two Stray

...13

2

Kerangka Berfikir...

29

3

Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ...

44

4

Grafik

Mental Activities

tiap siklus ...

79

5

Perbandingan Presentase

Mental Activities

...

79

6

Grafik

Oral Activities

tiap siklus ...

80

7

Perbandingan Presentase

Oral Activities

...

81

8

Grafik

Listening Activities

tiap siklus ...

82

9

Perbandingan Presentase

Listening Activities

...

82

10 Grafik

Writing Activities

tiap siklus ...

83

11 Perbandingan Presentase

Listening Activities

...

84

12 Grafik Keaktifan Siswa ...

83

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

...

Halaman

1

Nilai Rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA N 1 Teras

Boyolali ...

2

2

Sintak Model Kooperatif ...

12

3

Indikator Ketercapaian ...

36

4

Tahap Pelaksanaan ...

41

5

Keaktifan Siswa Pra Observasi ...

45

6

Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I...

51

7

Keaktifan Siswa Siklus I ...

57

8

Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II ...

67

9

Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III ...

73

10 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek

Mental Activities

...

78

11 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek

Oral Activities

...

80

12 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek

Listening Activities

...

81

13 Pengukuran Keaktifan Siswa Aspek

Writing Activities

...

81

14 Perbandingan Skor Capaian Nilai Tes ...

84

15 Jadwal Penelitian ...

94

16 Lembar Observasi Guru ...

102

17 Lembar Observasi Siswa ...

105

18 Kriteria Penilaian...

107

19 Pedoman Wawancara ...

113

20 Daftar Siswa X-2 SMA Negeri 1 Teras Boyolali...

115

(16)

commit to user

xvi

22 Hasil Keaktifan SiswaPra Siklus ...

201

23 Silabus ...

124

24 Nama Kelompok Siklus I ...

113

25 Hasil Evluasi Siklus I ...

145

26 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus I ...

147

27 Hasil Observasi Guru Siklus I...

150

28 Nama Kelompok Siklus II...

163

28 Hasil Evaliasi Siklus II ...

173

29 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus II ...

175

30 Hasil Observasi Guru Siklus II ...

178

31 Nama Kelompok Siklus III ...

191

32 Hasil Evaluasi Siklus III...

198

29 Hasil Perhitungan Keaktifan Siswa Siklus III...

200

30 Hasil Observasi Guru Siklus II ...

203

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

...

Halaman

1. Jad wal Penelitian ...

93

2. Keadaan SMA N 1 Teras Boyolali...

95

3. Pedoman Observasi Guru ...

101

4. Pedoman Observasi Siswa ...

104

5. Kriteria Pengukuran Keaktifan Siswa ...

106

6. Pedoman Wawancara ...

112

7. Daftar Siswa kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali ...

114

8. Catatan Lapangan Pra Siklus...

116

9. Prestasi Siswa Pra Siklus ...

117

10. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus...

119

11. Silabus ...

123

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...

127

13. Pembagian Kelompok Siswa Siklus I ...

132

14. Soal Diskusi Siklus I ...

133

15. Soal Evaluasi Siklus I...

135

16. Contoh Laporan Hasil Diskusi Siklus I...

136

17. Contoh Hasil Evaluasi Siklus I...

141

18. Daftar Nilai Evaluasi Siklus I...

145

19. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I...

147

20. Lembar observasi guru siklu I ...

150

21. Catatan Lapangan Siklus I...

153

(18)

commit to user

xviii

23. Pembagian Kelompok Siswa Siklus II ...

163

24. Soal Diskusi Siklus II ...

164

25. Soal Evaluasi Siklus II ...

166

26. Contoh Laporan Hasil Diskusi Siklus II ...

167

27. Contoh Hasil Evaluasi Siklus II ...

169

28. Daftar Nilai Evaluasi Siklus II ...

173

29. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ...

175

30. Lembar observasi guru siklu II...

178

31. Catatan Lapangan Siklus II ...

181

32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III...

186

33. Pembagian Kelompok Siswa Siklus III...

191

34. Soal Diskusi Siklus III...

192

35. Soal Evaluasi Siklus III ...

193

36. Contoh Laporan Hasil Diskusi Siklus III ...

194

37. Contoh Hasil Evaluasi Siklus III ...

196

38. Daftar Nilai Evaluasi Siklus III ...

198

39. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus III ...

200

40. Lebar Observasi Guru siklus III ...

202

41. Catatan Lapangan Siklus III ...

209

42. Hasil Wawancara Guru ...

210

43. Hasil Wawancara Siswa ...

214

44. Dokumentasi...

221

(19)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses,

cara, maupun perbuatan

untuk

mempelajari sesuatu. Pembelajaran merupakan upaya mengubah siswa yang

belum terdidik menjadi terdidik dan yang belum berpengetahuan menjadi

memiliki pengetahuan.

Guru

dalam

kegiatan pembelajaran

harus

dapat

mengupayakan agar siswa dapat berinteraksi baik dengan lingkungan, teman

sebayanya maupun sumber belajar yang lain. Pembelajaran merupakan upaya

guru memberikan kesempatan bagi para siswanya untuk berpikir dan memahami

sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Pembelajaran dikatakan baik dan efektif jika terjadi proses belajar dalam

diri siswa. Disamping itu dapat terlihat dari adanya komunikasi antara guru dan

siswa. Hal ini akan meningkatkan interaksi dan keaktifan siswa. Oleh sebab itu,

dalam proses pembelajaran inilah hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Jika

guru dapat mengoptimalkan pelaksanaan proses pembelajaran, maka dapat

berdampak pada hasil belajar yang semakin memuaskan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pasal di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan di era ini

mengharuskan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan

menantang siswa agar bersikap kritis sehingga lebih aktif. Salah satu yang dapat

dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang

inovatif.

(20)

commit to user

Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman para guru dalam

merencanakan aktivitas pembelajaran

(Suprijono,

2010). Melalui model

pembelajaran guru dapat membantu para siswa mendapatkan ide, informasi,

keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran dapat

diterapkan di semua jenjang pendidikan salah satunya adalah di tingkat Sekolah

Menengah Atas (SMA).

SMA N 1 Teras Boyolali merupakan sekolah yang telah mengupayakan

perbaikan kualitas pembelajaran, diantaranya dengan memperbaiki sarana dan

prasarana sekolah misalnya adanya laboratorium, perpustakaan, komputer,

koneksi internet, dan lain sebagainya. Akan tetapi, upaya ini belum menunjukkan

suatu perbaikan kualitas pembelajaran yang maksimal. Hal ini terbukti bahwa

masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi.

Adapun rendahnya hasil belajar ekonomi ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA

Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012

Kelas

X-1

X-2

X-3

X-4

X-5

X-6

X-7

Nilai

rata-rata

74,82

67,30

74,41

78

71,55

75,66

73,63

Ketuntasan

62,24% 41,67% 67,33% 81,44% 59,67% 70,30% 64,11%

Sumber: Data Primer SMA Negeri 1 Teras Boyolali

(21)

commit to user

Berdasarkan hasil observasi pada kelas X-2 dapat diidentifikasi

permasalahan yang mengakibatkan rendahnya keaktifan dan hasil belajar antara

lain:

1. Model pembelajaran yang di gunakan oleh guru tidak variatif. Hal ini

memberikan dampak pada tidak tertariknya siswa pada mata pelajaran

ekonomi sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

2. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru

(

teacher center

). Hal ini dapat menghambat keaktifan siswa di dalam kegiatan

belajar sehingga berdampak pada hasil belajar yang tidak optimal.

3. Guru lebih banyak memberikan penjelasan di depan kelas dan siswa hanya

mencatat, disertai tanya jawab seperlunya, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian tugas. Hal ini mengakibatkan siswa cenderung kurang mampu

memahami materi ekonomi yang diajarkan oleh guru.

4. Keaktifan siswa yang rendah berdampak pada hasil belajar yang yang kurang

optimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui permasalahan yang dialami

dalam kelas X-2 adalah kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

sehingga pelajaran cenderung bersifat satu arah, materi kurang tidak dapat

terserap dengan baik, akibatnya hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal. Guru

ekonomi dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut hendaknya mampu

memilih dan menerapkan model pembelajaran yang menarik dan mampu

merangsang siswa untuk lebih aktif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Lie (2007),

“S

alah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan

siswa adalah pembelajaran kooperatif

(hlm. 6).

(22)

commit to user

dapat bertukar pendapat dan berdampak pada keaktifan dan hasil belajar mereka.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan di atas adalah

cooperative learning

tipe

two stay two stray.

Model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

ini menarik bagi

siswa karena dalam model ini siswa dituntut lebih aktif memecahkan masalah

dangan berargumen dan berbagi informasi, sedangkan guru hanya sebagai

fasilitator (Qomariyah dan Badriyah, 2010). Melalui model pembelajaran ini

diharapkan mampu merangsang partisipasi siswa untuk lebih aktif sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

Model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

ini adalah suatu

model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dan memberikan kesempatan

kepada kelompok-kelompok siswa untuk saling membagikan informasi yang

diperoleh. Model pembelajaran ini mengajak siswa belajar untuk mengungkapkan

dan menanggapi pendapat siswa lain. Hal ini akan mendorong adanya komunikasi

antar siswa.

Model pembelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

dimaksut sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran yang masih didominasi

oleh guru karena dalam

two stay two stray

terdiri diri pasangan-pasangan yang

berdiskusi hal ini sesuai dengan pendapat Holligsworth dan Lewis (2008) bahwa

ketika merubah model kerja siswa dari kelompok besar kekecil lebih mudah untuk

meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu dalam kegiatan

two stay two stray

ada

kegiatan bertamu dan menerima tamu yang meningkatkan kegiatan motorik yang

akan mengurangi kejenuhan.

Two stay two stray

menuntut adanya kegiatan

diskusi berulang sehingga siswa akan lebih mendalami materi dan berdampak

pada hasil belajar yang meningkat. Oleh karena itu, model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

tersebut diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan

(23)

commit to user

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian

tindakan kelas dengan judul:

Penerapan Model

Cooperative Learning

tipe

Two

Stay Two Stray

Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Ekonomi di SMA N 1

Teras Boyolali

.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran c

ooperative learning

tipe t

wo stay two stray

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi di

kelas X-2 SMA N 1 Teras Boyolali?

.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian tindakan kelas

untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar ekonomi di kelas X-2 SMA N 1

Teras Boyolali dengan menerapkan model pembelajaran c

ooperative learning

tipe

two stay two stray.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1.

Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran

ekonomi

dengan

menggunakan model pembelajaran c

ooperative learning

tipe

two stay two

stray

.

Secara khusus penelitian ini diharapkan mendukung penggunaan

model pembelajaran berupa pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke

paradigma belajar yang mementingkan pada proses untuk mencari hasil.

2.

Manfaat Praktis

(24)

commit to user

Memotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, khususnya mata

pelajaran ekonomi kerena lebih mudah memahami materi dan dapat

memperoleh pengalaman belajar.

b. Bagi guru

Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru sebagai model pembelajaran

di kelas dan meminimalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru

khususnya permasalahan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil

belajar siswa.

c. Bagi sekolah

(25)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1.

Hakikat Belajar

Belajar

akan

membawa

perubahan

pada

individu

yang

melakukannya, perubahan tersebut dapat meliputi pengetahuan sikap,

kecakapan, dan lain-lain. Individu yang mengalami proses belajar keadaannya

akan berbeda bila dibandingkan dengan keadaan pada saat tidak belajar.

Individu yang mengalami belajar akan lebih mampu menghadapi kesulitan,

memecahkan masalah atau menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang

dihadapinya. Margaret dan Gredler (2008) berpendapat bahwa,

“Belajar

merupakan proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan,

dan sikap yang diperoleh dari masa kecil sampai dewasa, baik berupa

perolehan sikap, nilai, dan ketrampilan hubungan sosial maupun kecakapan

dalam berbagai mata ajaran sekolah”

(hlm. 1). Sementara itu menurut ahli lain,

“belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku” (

Purwanto, 2011: 85). Hal

ini dapat diartikan bahwa perubahan tersebut dapat mengarah kepada tingkah

laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan yang mengarah kepada

tingkah laku yang lebih buruk.

Pribadi (2011) mengatakan,

“Belajar adalah kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa ketrampilan dan pengetahuan

yang diperlukan dan proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang

dilakukan oleh individu”

(hlm. 41). Guru disini bertindak sebagi pengajar yang

berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta

didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini

banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik dikatakan sudah belajar

bila mereka sudah menghafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya.

Belajar memiliki prinsip-prinsip yang harus dimengerti baik oleh

guru maupun siswa. Adapun pinsip-prinsip belajar tersebut antara lain :

(26)

commit to user

Pertama

, prinsip belajar adalah perubahan prilaku. perubahan prilaku sebagai

hasil belajar memiliki ciri-ciri :

a. Sebagai tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b. Berkesinambungan dengan prilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d. Positif atau bermanfaat sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

e. Permanen atau tetap.

f. Tertuju dan terarah.

g. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua

, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan

dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistimatik yang dinamis,

konstruktif dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai

komponen belajar.

Ketiga

, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman ini merupakan

hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

(Suprijono, 2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajar itu sendiri, dapat

dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang terdiri dari organisasi itu sendiri yang sering kita sebut faktor

individual, yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor

pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada ada diluar individu yang kita sebut faktor

sosial

, yang

termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga, guru dan

cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar mengajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

(27)

commit to user

seseorang, misalnya tingkah laku, pola pikir, sikap, sifat dan pemahamannya.

Belajar juga dapat membawa seseorang menuju status sosial yang lebih baik.

Adapun prinsip-prinsip belajar antara lain:

a. Perubahan prilaku seseorang dari yang belum mengetahui menjadi

mengetahui.

b. Belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Belajar merupakan pengalaman hasil interaksi dengan lingkungan

sekitar.

2.

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berdasarkan makna klasikal berarti proses, cara,

pembuatan mempelajari. Keberhasilan pembelajaraan di sini di pengaruhi

oleh kemampuan dan ketepatan model pembelajaran yang di pilih oleh guru,

sehingga guru di tuntut untuk menguasai model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik materi yang akan di berikan oleh siswa. Salah satu

fungsi dari pembelajaran adalah sebagai sarana komunikasi penting.

Pembelajaran juga dapat menggambarkan keseluruhan urutan alur langkah

yang diikuti oleh serangkaian kegiatan belajar, sehingga menunjukkan

kegiatan–kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau siswa, maka

sangat penting pembelajaran dalam proses belajar. Sedangkan tujuan

pembelajaran itu sendiri adalah mengembangkan potensi siswa

(28)

commit to user

3.

Model

Cooperative Learning

Tipe

Two Stay Two Stray

a. Pengertian Model Pembelajaran

Suprijono (2010) menyatakan,

“Model pembelajaran adalah

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan

dan teori belajar yang direncanakan terhadap implementasi kurikulum dan

implementasi pada tingkat oprasional di

kelas”

(hlm. 45). Dalam

menyampaikan materi seorang guru harus tepat dalam menenentukan

model yang digunakan, yaitu harus sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran

yang tersusun sebaik-baiknya untuk membantu peserta didik dalam belajar

dan harus di pelajari dan menambah pengetahuannya oleh para guru karena

memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat

tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan. Salah satu model yang perlu

dikembangkan seiring dengan penerapan kurikulum selalu berkembang

adalah model pembelajaran kooperatif.

b. Pengertian

Cooperative Learning

(29)

commit to user

dengan tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil dan

mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik.

c. Unsur-unsur

Cooperative Learning

Tidak semua belajar kelompok dapat dianggap c

ooperative

learning

. Unsur dalam model

cooperative learning

yang harus diterapkan

sebagai berikut:

1)

Positive interdependence

(Saling Ketergantungan Positif)

Dalam unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif

ada dua pertanggung jawaban kelompok.

Pertama

, mempelajari bahan

yang di tugaskan kepada kelompok.

Kedua

, kelompok secara individu

mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

2)

Personal responsibility

(Tanggung Jawab Perseorangan)

Unsur kedua ini akan muncul pada diri siswa jika dilakukan

pengukuran dari keberhasilan kelompok. Selain itu tanggung jawab

perseorangan merupakan kunci untuk menjamin semua yang diperkuat

oleh kegiatan belajar mengajar bersama sehingga anggota diberikan

kewajiban tak hanya mengikuti kelompok belajar bersama namun juga

anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama, hal ini

akan menjadikan anggota kelompok yang memiliki pribadi yang kuat

notabene

menjadi tujuan pembelajaran kooperatif ini.

3)

Face to face promotive interaction

(Interaksi Promotif)

Pada unsur ini kelompok di berikan kesempatam untuk bertatap muka

dan berdiskusi, dengan diskusi tersebut angota dapat membagi

pengalaman dan memahami perbedaan dengan memanfaatkan

kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal ini dapat menghasilkan

saling ketergantungan positif.

4)

Interpersonal skiil

(Komunikasi antar anggota)

(30)

commit to user

akurat, saling menerima dan saling mendukung, mampu menyelesaikan

konflik secara konstruktrif .

5)

Grup prosessing

(pemprosesan kelompok)

Unsur ini memiliki arti menilai. Melalui pemprosesan kelompok dapat

diiidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan

dari anggota kelompok. Siapa yang sangat membantu dan siapa yang

tidak membantu, hal ini memiliki tujuan untuk meningkatkan

efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan

kolaboratif untuk mencapai kegiatan kelompok.

(David dalam Suprijono, 2010)

d. Sintak Model

Cooperative Learning

Dalam pembelajaran kelompok kebanyakan guru hanya membagi

peserta didik dalam kelompok kemudian memberi tugas untuk

menyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai hal yang dikerjakan. Hal

ini mengakibatkan peserta didik merasa dilantarkan karena mereka belum

berpengalaman, mereka merasa bingung dan tidak mengerti harus

bagaimana bekerjasama menyelesaikan tugas tersebut. Akibatnya kelas

menjadi gaduh, untuk mengatasi hal tersebut guru seharusnya memahami

sintak model pembelajaran kelompok.

Sedangkan fase-fase sintak model pembelajaran koooperatif yang

harus di lakukan seorang guru sebagai berikut :

Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

FASE- FASE

PERILAKU GURU

Fase 1

: menyampaikan

tujuan dan menyiapkan

peserta didik

Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

dan

mempersiapkan peserta didik siap belajar.

Fase 2

: menyampaikan

informasi

(31)

commit to user

Fase 3

: menggorganisasi

dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta didik

tentang tata cara pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan transaksi

yang efisien.

Fase 4

: membantu kerja tim

dan belajar

Membantu tim-tim selama peserta

didik

mengerjakan tugasnya.

Fase 5

: mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik mengenai

berbagi materi pembelajaran aturan

kelompok-kelompok mempresentasikan hasil belajar.

Fase 6

: memberikan

pengakuan atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha

dan presentasi individu maupun kelompok.

(Sumber, Suprijono, 2010: 65)

Pemaparan fase di atas sebagai berikut :

1)

Fase pertama

: guru mengklasifikasikan tujuan pembelajaran kooperatif.

Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami

dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran

2)

Fase kedua

: guru menyampaikan materi pembelajaran

3)

Fase ketiga

: transisi pembelajaran dari dan ke kelompok-kelompok

belajar harus di konsentrasikan dengan cermat, sejumlah elemen perlu

di pertimbangkan dalam menstrukturisasikan tugasnya dengan

menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerjasama di dalam

kelompok dan menyelesaikan tugas bersama sehingga tiap kelompok

memiliki akuntabilitas individu untuk mencapai tujuan kelompok, tidak

saling tergantung antar individu dan terjadi kekacauan tidak terjadi pada

fase ini.

4)

Fase keempat:

guru mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan

(32)

commit to user

5)

Fase kelima:

guru melakukan evaluasi dengan mengunakan strategi

evaluasi yang konsisten dan tujuan pembelajaran.

6)

Fase keenam:

di dalam fase ini guru mempersiapkan struktur

reward

yang akan diberikan kepada peserta didik

e. Tujuan

Cooperative Learning

Pembelajaran

cooperative learning

dikembangkan untuk

mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, seperti dinyatakan oleh

Ibrahim,dkk (Isjoni, 2009), yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Meskipun

cooperative learning

mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu

siswa memahami konsep-konsep sulit.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai

latar belakang dan kondisi untuk bekerja sama pada tugas-tugas

akademik. Melalui model

cooperative learning

akan belajar saling

menghargai satu sama lain.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting

cooperative learning

adalah mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan sosial penting

dimiliki siswa, karena saat ini banyak anak muda masih kurang dalam

keterampilan sosial.

f. Model

Cooperative Learning

Tipe

Two Stay Two Stray

Model

cooperative learning

tipe t

wo stay two stray

merupakan

salah satu teknik dalam metode diskusi yang berbasis

cooperative

learning

.

Model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

(33)

commit to user

learning

tipe

two stay two stray

ini dilakukan dengan membentuk

kelompok-kelompok kecil dan terdapat ciri khas dalam pembentukan

kelompoknya yaitu anggota-anggota kelompoknya bersifat heterogen.

Model pembelajaran

two stay two stray

(dua tinggal dua tamu) merupakan

model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk

membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini

dilakukan dengan cara saling bertamu antar kelompok untuk berbagi

informasi.

Lie (2007:62) menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran

two stay

two stray.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut ini:

1) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.

2) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua

kelompok yang lain.

3) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil

kerja dan informasi ke tamu mereka.

4) Tamu kembali ke kelompok mereka masing-masing serta melaporkan

temuan mereka yang diperoleh dari kelompok lain.

5) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

6) Kesimpulan.

Berikut disajikan gambaran skema diskusi Model

cooperative learning

(34)

commit to user

: siswa bertamu ke kelompok lain

Gambar 2.1 Skema diskusi model

Cooperative Learning

tipe

Two Stay

Two Stray

Keterangan :

Menurut Santoso (2011) Berdasarkan langkah-langkah dalam

pelaksanaan pembelajaran tersebut, siswa mendapatkan banyak manfaat

antara lain:

1) Siswa dalam setiap kelompok mendapatkan informasi sekaligus dari

dua kelompok yang berbeda;

2) Siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat kepada siswa lain;

3) Siswa dapat meningkatkan prestasi dan daya ingatnya;

4) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis;

5) Siswa dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa

lainnya; dan

6) Meningkatkan hubungan persahabatan.

1b 2b

3b 4b

1a 2a

3a

4a

1f 2f

3f

4f

1e 2e

3e

4e

1d 2d

3d 4d

44d

1c 2c

(35)

commit to user

Menurut Santoso (2011) Model

cooperative learning

tipe

two stay

two stray

memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut :

1)

Kelebihan model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

antara

lain:

a) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep

sendiri dengan cara memecahkan masalah;

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan

kreatifitas dalam

melakukan komunikasi dengan tema pada

kelompoknya;

c) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman;

d) Meningkatkan motivasi belajar siswa; dan

e) Membantu guru dalam pencapaian pembelajaran, karena langkah

pembelajaran kooperatif mudah diterapkan di sekolah.

2)

Kekurangan dari model

cooperative learning

tipe

two stay two stray

antara lain:

a) Membutuhkan waktu yang lama.

b) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.

c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan

tenaga).

d) Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Menurut Susanto (2011) Kekurangan di dalam model

cooperative

learning

tipe

two stay two stray

dapat diatasi dengan cara guru terlebih

dahulu membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen, yaitu di

dalam masing-masing kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan.

Selain itu di dalam setiap kelompok terdapat siswa dengan kemampuan

akademik yang tinggi dan sedang, sehingga diharapkan masing-masing

siswa akan dapat saling mengajar dan saling mendukung. Hal ini akan

memudahkan guru dalam mengelola kelas dan tidak memakan waktu yang

banyak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

(36)

commit to user

yang memberikan kesempatan kepada suatu kelompok untuk saling

menyampaikan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan

dengan cara masing-masing kelompok saling bertamu untuk berbagi

informasi, sehinga siswa akan lebih aktif di dalam kelas dan hasil belajar

siswa pun dapat meningkat.

4.

Hakikat Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Menurut Hamalik (2003), pada hakekatnya keaktifan belajar

terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tapi kadarnya yang

berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang di pelajari

dan tujuan yang hendak dicapai. Sudjana (2010) berpendapat

Cara

Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar

yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia

betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan

belajar

.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, yang

dapat membawa perubahan ke arah yang lebih pada diri siswa karena

adanya peran dan partisipasi aktif dalam

melakukan kegiatan

pembelajaran. Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang

tidak dapat diamati secara langsung, setiap proses pembelajaran melalui

asimilasi, akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan,

tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk

keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial) penghayatan serta internalisasi

nilai-nilai dalam pembentukan sikap.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari

beberapa kegiatan diantaranya:

1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2) Terlibat dalam pemecahan masalah

(37)

commit to user

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenisnya

8) Kesempatan menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugasnya/ persoalan yang dihadapi.

(Sudjana, 2010: 61)

Ciri-ciri yang harus tampak dalam proses belajar yang aktif

sebagi berikut

1) Situasi siswa menentang siswa melakukan kegiatan belajar secara

bebas, tetapi terkendali.

2) Guru tidak mendominasi pembicaraan, tetapi lebih banyak memberikan

rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan masalah

3) Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa, bisa

sumber tertulis, sumber manusia, misalnya murid itu sendiri

menjelaskan permasalahan kepada murit lainnya

4) Kegiatan siswa bervariasi: ada kegiatan yang sifatnya bersama-sama

dilakukan oleh semua siswa, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara

berkelompok dalam bentuk berdiskusi, dan ada pula yang dilakukan

siswa secara mandiri

5) Hubungan guru dengan siswa

harus mencerminkan hubungan

manusiawi seperti hubungan orang tua-anak, bukan hubungan pimpinan

dan bawahan.

6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dan monoton, tetapi

sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan siswa

7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari hasil yang dicapai siswa,

tetapi juga diukur dari segi proses belajar yang dilakukan oleh siswa

8) Adanya

keberaniaan

siswa

mengajukan

pendapatnya

melalui

pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada

guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan masalah belajar.

9) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa, terlepas dari benar atau salah

(38)

commit to user

Mulyasa

menyatakan bahwa

dalam proses pembelajaran

setidaknya 75% siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial

(2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan

adalah kegiatan siswa yang menuju ke arah perbaikan ditunjukkan dari

adanya peningkatan interaksi di antara para siswa. Indikator suatu kelas

dikatakan aktif jika 75% siswa dalam kelas tersebut telah terlibat secara

aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.

b. Jenis Jenis Keaktifan

Keaktifan belajar terbagi menjadi beberapa jenis antara lain:

1)

Visual

activities

, seperti membaca, memperhatikan gambar,

memperhatikan demontrasi orang lain.

2)

Oral activities

, seperti : mengatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, diskusi.

3)

Listening activities

, seperti : mendengarkan. pidato, uraian, percakapan.

4)

Writing activities

, seperti : menulis, cerita, karangan, laporan, tes,

angket.

5)

Drawing activities

, seperti: membuat grafik, diagram, peta

6)

Motor activities

, seperti: melakukan percobaan, bermain, berkebun,

berternak.

7)

Mental antivities

, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan

8)

Emosional activities

, seperti: menaruh minat, merasa bosan, berani,

gembira, gugup

(Sardiman, 2008: 101)

(39)

commit to user

5. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, aspresiasi dan ketrampilan.

Hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain

kognitif adalah

Knowledge

(pengetahuan, ingatan),

comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

aplication

(menerapkan),

analiysis

(menguraikan,

menentukan

hubungan),

synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan baru), dan

evaluation

(menilai). Domain afektif adalah

receiving

(sikap menerima),

responding

(memberika respon,

valuing

(nilai),

organization

(organisasi),

characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi

initiatory,

pre-rautine,

dan

routinized.

Psikomotor juga mencakup ketrampilan

produktif, teknik, fisikal, sosial, menejerial, dan intelektual (Blom dalam

Suprijono, 2009).

Menurut Sudjana kriteria keberhasilan belajar siswa berkisar

antara 75-80% (2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang

meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian ini

menggunakan presentase ketuntasan hasil belajar yaitu 75% dari siswa di

kelas tersebut memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM yang

disyaratkan.

b. Fungsi Hasil Belajar

(40)

commit to user

merupakan akibat pembelajaran yang ditempuhnya. Fungsi-fungsi

evaluasi hasil belajar sebagai berikut:

1) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku

raport.

2) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan.

3) Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan

merencanakan program perbaikan pengajaran.

4) Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan

bimbingan dan penyuluhan.

5) Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi

pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM.

(Syah, 2011: 142)

c. Tujuan Hasil Belajar

Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian

hasil belajar adalah untuk:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat

diketahui kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau

mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan

tersebut dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan

siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di

sekolah, dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan

keterampilan yakni sejauh mana keefektifannya dalam mengubah

tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran penting artinya mengingat

peranannya sebagai upaya membudayakan manusia, dalam hal ini para

siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.

(41)

commit to user

pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi

dalam melaksanakan program tersebut.

4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak

yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah,

masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggung jawabkan

hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai

kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala

yang terjadi.

d. Penilaian Hasil Belajar

Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua

macam yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.

1) Tes

Menurut Purwanto

“Tes hasil belajar

merupakan tes penguasaan, karena

tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh

guru atau dipelajari oleh siswa

(1993: 66). Tes diujikan setelah siswa

memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk

mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes

menurut Purwanto (2011) yaitu:

a)

Tes Formatif

Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah

terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok

bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan

dalam tujuan pembelajarannya.

b)

Tes Sumatif

(42)

commit to user

c)

Tes Diagnostik

Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang

mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.

d)

Tes Penempatan

Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang

diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa

sesuai dengan minat dan bakatnya.

2) Non Tes

Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh

gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian.

Menurut Purwanto (2011) penilaian non tes melalui:

a)

Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh

guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik

perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas.

b)

Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan

sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang

lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa.

c)

Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau

mengerjakan dengan cara tertulis.

d)

Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang

dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.

e)

Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek

terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau

belum.

Menurut Bloom dalam Sudjana (2010), ada tiga ranah (

domain

) hasil

belajar, yaitu:

1) Ranah afektif

(43)

commit to user

2) Ranah psikomotor

Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan

pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan

dengan gerak fisik,

3) Ranah kognitif

Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir,

kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan

dengan

perolehan

pengetahuan,

pengenalan,

pemahaman,

konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

e. Keterkaitan Antara Model Pembelajaran

Cooperative Learning

tipe

Two Stay Two Stray

dan Peningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa

Model pembelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

menuntut siswa untuk aktif berinteraksi, baik dalam berdiskusi, tanya

jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang

dijelaskan kepada siswa, karena dalam metode ini siswa harus berani

mengungkapkan pandapat kepada siswa lain, sehinga dapat melatih

keberanian siswa untuk aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan

kemampuan berkomunikasi dengan siswa lain, hal ini akan meningkatkan

keaktifan siswa.

Model pembelajaran

cooperative learning

tipe

two stay two stray

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA
Tabel 2.1 Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Gambar 2.1 Skema diskusi model Cooperative Learning tipe Two Stay
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kartasura pada pembelajaran biologi mengalami peningkatan melalui penerapan

Dari mayoritas responden yaitu sebanyak 61.18% yang memberikan penilaian baik terhadap pelayanan yang dirasakan pelanggan tersebut artinya bahwa, pelanggan menilai

Berdasarkan uraian tersebut perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh parameter dasar pada proses pembubutan terhadap kesilindrisan benda kerja pada

 Jumlah Stasiun yang dikelola pada Tahun 2017 : 75 Stasiun  Jumlah Rangkaian yang beroperasi (Trainset) : 81 Trainset..  Jumlah Dipo yang dikelola pada Tahun 2017 :

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kegiatan melipat kertas dengan kreativitas anak terbukti adanya peningkatan dari minggu pertama sampai minggu keenam dalam semua aspek

Dimana sistem pakar bila dikaitkan dengan kemampuan dokter dalam mendiagnosa secara dini kondisi kesehatan pasien, dapat diciptakan suatu sistem komputer yang bertugas untuk

Dalam penelitian ini, metode WebQual yang digunakan adalah WebQual versi 4.0 yang telah dimodifikasi dengan menambahkan dimensi kualitas antarmuka pengguna (user

This paper deals with the problem of determining the economic order quantity (EOQ) for deteriorating items in the fuzzy sense where delay in payments for retailer and customer