• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian, Jenis Penelitian, dan Desain penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pembelajaran Diskusi Kelompok Berbantu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian, Jenis Penelitian, dan Desain penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Pengaruh antara Penerapan Pembelajaran Diskusi Kelompok Berbantu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian, Jenis Penelitian, dan Desain penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah yaitu, SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang. Meskipun keduanya terletak di tengah perkampungan, sebagian besar orang tua murid berpenghasilan sebagai buruh, dengan taraf ekonomi menengah ke bawah, namun begitu siswa-siswi tidak berkecil hati untuk belajar dengan semangat.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2011) penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik serta bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Jenis penelitian kuantitatif yang tergolong dalam jenis eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain serta menguji hipotesis hubungan sebab akibat (Nana Syaodih, 2010). Jenis penelitian eksperimen tersebut termasuk dalam desain quasi experiment, yang merupakan pengembangan dari true eksperiment.

Quasi experiment.

3.1.3 Desain Penelitian

(2)

Tabel 3.1 pembelajaran dengan diskusi kelompok berbantuan game puzzle.

2. O2 = Hasil belajar dari pretest kelas kontrol sebelum mengikuti pembelajaran ceramah bervariasi berbantuan game puzzle.

3. O3 = Hasil belajar dari postest kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan diskusi kelompok berbantuan game puzzle.

4. O4 = Hasil belajar dari postest kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran ceramah bervariasi berbantuan game puzzle.

5. X1 = Perlakuan treatment kelas eksperimen dengan metode pembelajaran dengan diskusi kelompok berbantuan game puzzle.

Dalam desain penelitian ini kelas II di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang sebagai kelas kontrol menggunakan metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle, sedangkan kelas II di SDN Siderejo Lor 04 Kota Salatiga sebagai kelas eksperimen menggunakan metode diskusi kelompok berbantuan

game puzzle. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan pretest,

untuk mengukur variabel terikat sebelum penelitian dilakukan. Setelah diberikan

pretest, kemudian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mendapat perlakuan perlakuan, kemudian diberikan posttest. Melihat hasil pretest dan

posttest dapat diketahui perubahan dan pengaruh secara signifikan melalui hasil belajar PKn pada siswa yang terjadi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan dan sebelum mendapat perlakuan.

(3)

kelompok juga dibandingkan (diuji perbedaan). Adanya perbedaan yang berarti (signifikan) antara hasil postest kelompok A dan B, menunjukkan pengaruh dari perlakuan metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup (Nana Syaodih, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan kelas II di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang pada semester II tahun ajaran 2013/2014.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan tempat untuk menarik kesimpulan (Nana Syaodih, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 29 siswa di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan kelas II yang berjumlah 29 siswa di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang, diambil dengan cara menilai kesetaraan kemampuan antara kedua kelas tersebut. Kesetaraan kedua kelas tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai rapor pada mata pelajaran PKn.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, aspek dari manusia, fenomena, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, variabel antara, dan variabel kontrol (Hamid Darmadi, 2011). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.3.1 Variabel Bebas

(4)

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Hamid Darmadi, 2011). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran PKn siswa.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data 3.4.1 Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas II di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga dan SDN Karanggondang 1 Kab Semarang, maka teknik pengumpulan data ini adalah observasi, tes dan dokumentasi.

3.4.1.1Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipasif) atau pun non partisipasif (Anurrahman dkk, 2009:198). Dalam penelitian ini menggunakan observasi jenis non partisipasif ini, Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2012). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang menerapkan metode ceramah bervariasi berbantu game puzzle pada kelas 2 di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang dan pada kelas 2 di SD Sidorejo Lor 4 Salatiga dengan menggunakan diskusi kelompok berbantuan game puzzle.

3.4.1.2 Tes

(5)

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini instrumen pengumpulan data menggunakan tes dan lembar observasi untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan menggunakan tes.

Kompetensi Dasar Indikator Soal

No item soal Jumlah

No Aspek yang diamati Kegiatan

1 Persiapan alat dan bahan kondisi kelas Pra pembelajaran 2 Persiapan guru dalam memulai

pembelajaran, pemberian motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran

3 Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dengan berbantuan game puzzle.

Kegiatan inti

(6)

3.5 Uji Instrumen

Instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik, sehingga sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengambil data prestasi belajar pada kelas sampel, maka instrument tersebut harus diujicobakan terlebih dahulu pada kelas di luar kelas sampel dan masih merupakan bagian dari populasi. Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran dari instrumen tersebut.

3.5.1 Validitas

Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur (Hamid Darmadi, 2011). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas butir soal. Validitas butir soal berfungsi untuk menguji setiap butir soal tes yang telah dibuat. Cara menguji validitas butir soal adalah skor total dikorelasikan dengan setiap skor-skor yang ada pada setiap butir soal. Skor butir disebut nilai X dan skor total disebut nilai Y.

Suharsimi Arikunto (2005) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi.

Validitas item soal dihitung dengan menggunakan koofesien validitas tipe biserial. Menurut Suharsimi Arikunto (2005) koofesien validitas tipe biserial adalah sebagai berikut :

Rpbis : Koefisien validitas tiap item soal

Me : rata-rata skor total yang dijawab benar pada butir soal Mt : rata-rata skor total

St : standar deviasi skor total

(7)

q : proporsi siswa yang menjawab salah setiap butir soal

Taraf validitas setiap item soal dinyatakan dalam koefisien yang disebut koefisien validitas tiap item soal ( Rpbis). Setelah diperoleh harga Rpbis kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r hasil koefisien validitas tiap item soal. Apabila harga Rpbis > r kritis pada tabel, maka item soal dinyatakan valid, jika harga Rpbis < r kritis pada tabel, maka item soal tidak valid (Suharsimi Arikunto, 2005).

Kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen dapat digunakan pedoman nilai koefisien sebagai berikut:

0,00-0,20 : dianggap tidak ada validitas 0,21-0,40 : validitas rendah

0,41-0,60 : validitas sedang 0,61-0,80 : validitas tinggi 0,81-1,00 : validitas sempurna

Hasil penghitungan r kritis pada tabel didapat angka 0,267 dengan tingkat signifikansi 5% dan dk = 37. Penghitungan Rpbis untuk tiap butir soal terdapat pada kolom Corrected Item-Total correlation.

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS 16.0, dari 45 soal yang diuji terdapat 30 soal yang valid dengan Rpbis > 0,267 dan ada 15 soal yang tidak valid dengan Rpbis < 0,267. Soal yang digunakan untuk penelitian adalah soal yang valid sehingga dalam penelitian ini dari 30 soal ada 45 soal yang digunakan untuk penelitian (terlampir).

Tabel 3.4

Data Validitas Instrumen

Validitas Butir Soal Jumlah

Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 36, 41, 42, 43, 44.

30 Tidak Valid 7, 8, 9, 10, 12, 15, 28, 33, 34, 35, 37, 38, 39,

40, 45. 15

(8)

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur. Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka koefisien. Semakin tinggi angka koefisiennya menunjukkan semakin tinggi reliabilitasnya (Hamid Darmadi, 2011).

Dalam penelitian ini rumus untuk mengukur reliabilitas adalah rumus yang diperkenalkan oleh Kurder dan Richardson. Hal ini disebabkan oleh alat evaluasi yang digunakan berbentuk tes obyektif, pilihan ganda. Suharsimi Arikunto (2005) menyatakan bahwa rumus K-R20 ini cenderung memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumus yang lain. Rumus K-R 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson tersebut adalah:

Keterangan :

R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya butir soal

P = proporsi subjek yang menjawab item benar q = 1 – p = proporsi subjek yang menjawab item salah S = simpangan baku

Σpq = jumlah perkalian antara p dan q

Menurut Suharsimi Arikunto (2005) klasifikasi koefisien reliabilitas adalah:

0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 = Tinggi

0,41 – 0,70 = Cukup 0,00 – 0,40 = Rendah

Negatif = tidak memenuhi uji reliabilitas

(9)

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.928 30

Hasil uji coba reliabilitas instrumen tes diperoleh koefisien reliabilitas (R11) sebesar 0,928. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria reliabilitas yang sangat tinggi.

3.5.3 Daya Beda

Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Daya Pembeda.

= Banyaknya peserta tes kelompok atas. = Banyaknya peserta tes kelompok bawah.

= Banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar. = Banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab salah. = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya beda:

D = 0,00 sampai 0,20 : jelek (poor)

D = 0,20 sampai 0,40 : cukup (satisfactory) D = 0,40 sampai 0,70 : baik (good)

D = 0,70 sampai 1,00 : baik sekali (excellent)

D = negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang.

(10)

Tabel 3.6 Data Uji Daya Beda

Daya Beda Butir Soal Jumlah

Jelek 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 28, 29, 30. 20

Cukup 4, 12, 15, 18, 20. 5

Baik 1, 2, 13, 14, 16. 5

Baik Sekali - -

Jumlah 30

3.5.4 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi Arikunto, 2005).

Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal menggunakan rumus sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2005)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: P = 0,00 adalah soal terlalu sukar

0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang 0,70 < P≤ 1,00 adalah soal mudah

(11)

Tabel 3.7

Data Uji Taraf Kesukaran Taraf

Kesukaran Butir Soal Jumlah

Mudah 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17,

3.6 Uji Prasyarat Analisis Data 3.6.1 Uji Homogenitas Pretest

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians dalam populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji Barletts. Jika nilai probalitasnya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai probalitasnya < 0,05 maka data berasal dari populasi yang variannya tidak sama atau heterogen atau berbeda.

Tabel 3.8

Based on Median and with

adjusted df .898 1 55.617 .347

Based on trimmed mean 1.119 1 56 .295

Berdasarkan pengujian homogenitas kelas eksperimen dan kontrol diperoleh taraf signifikansinya adalah 0,306. Karena hasil perolehan pengujian ini lebih besar 0,05 maka varian kelas ekperimen dan kontrol adalah homogen.

3.6.2 Uji Normalitas Pretest

(12)

Tabel 3.9 Hasil Uji Normalitas

KELOMPOK

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI

PRETES

Ekperimen .140 29 .156 .965 29 .441

Kontrol .140 29 .150 .972 29 .602

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan uji normalitas kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi 5%, distribusi nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal dari distribusi normal. Distribusi dikatakan tidak normal jika taraf signifikansi < 0,05 Taraf signifikansi normalitas kelas eksperimen adalah 0,156 (> 0,05). Taraf signigikansi kelas kontrol adalah 0,150 (> 0,05). Histogram uji normalitas kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada grafik 3.1 dan grafik 3.2.

Grafik 3.1

(13)

Grafik 3.2

Uji Normalitas Kelas Kontrol

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistik “Parametik”. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka analisis data menggunakan “Teknik analisis Ttes(uji)”. Teknik analisis ini digunakan dalam penelitian komparasional yang melakukan pembandingan antar dua variabel, yaitu apakah memang secara signifikan dua variabel yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaannya itu memang berbeda atau semata-mata karena kebetulan saja

(by chance). Ttest adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah Mean Sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Anas Sudijono, 2010).

3.7.1 Uji Hipotesis 1 (satu) dan Hipotesis 2 (dua)

(14)

postest PKn pada kelas II SDN Karanggondang 1 Kab Semarang sebagai kelas kontrol. Uji hipotesis 1 (satu) dan uji hipotesis 2 (dua) memakai teknik analisis data menggunakan uji Paired Samples Test dengan bantuan software SPSS versi 16.0. Jika p > 0,05 maka Ho diterima, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar PKn antara pretest dan postest. Jika p < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan hasil belajar PKn antara pretest dan postest.

3.7.2 Uji Hipotesis 3 (tiga)

Pada uji hipotesis 3 (tiga) peneliti membandingkan hasil postest PKn antara kelas II di SDN Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga yang memakai metode diskusi kelompok berbantuan game puzzle dan kelas II di SDN Karanggondang 1 Kab Semarang yang memakai metode ceramah bervariasi berbantuan game puzzle. Uji hipotesis 3 (tiga) memakai teknik analisis data menggunakan uji

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes
Tabel 3.4 Data Validitas Instrumen
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

 Kemampuan perawat melakukan komunikasi Kemampuan perawat melakukan komunikasi verbal akan menentukan kualitas asuhan yang. verbal akan menentukan kualitas

Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) mengakibatkan kerusakan dengan menghasilkan

Dengan keragaman fungsi tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan jenis-jenis anggrek di Distrik Oksibil, Kabupaten

Suatu perdamaian harus ada timbal balik dalam pengorbanan pada diri pihak-pihak yang berperkara maka tiada perdamaian apabila salah satu pihak dalam suatu

Dari kenyataan diatas penulis memandang penelitian ini sangat perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan: Pertama, pendidikan karakter di sekolah atau madrasah

Padahal dalam Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen kedua disebutkan &#34;setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak

Dari hasil penelitian mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen, dapat disimpulkan ada 4 atribut yang merepresentasikan keinginan konsumen terhadap produk

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan