• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI SELEKSI MAHASISWA BARU JALUR UNDANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SIMULASI SELEKSI MAHASISWA BARU JALUR UNDANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

SIMULASI SELEKSI MAHASISWA BARU JALUR UNDANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

oleh

RUBIYATUN

M0107014

SKRIPSI

ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sains Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

iii MOTTO

Keberhasilan itu diawali dengan semangat yang luar biasa, keikhlasan, ketekunan dan kesabaran dalam menjalankan.

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk

1. Kedua Orang Tua, kakak dan adikku tercinta atas doa, cinta dan dukungan

yang diberikan dalam menyusun skripsi ini.

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Rubiyatun, 2012. SIMULASI SELEKSI MAHASISWA BARU JALUR

UNDANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTING. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas

Maret.

Universitas merupakan salah satu institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berperan penting dalam dunia pendidikan. Universitas diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal tersebut memicu tiap universitas untuk mengadakan seleksi calon mahasiswa. Proses penyeleksian berdasarkan pada persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Multi Criteria Decision Making

(MCDM) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan untuk menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Salah satu metode dalam MCDM adalah Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW didasarkan pada konsep perangkingan dengan perbandingan berpasangan antar alternatif pada kriteria tertentu.

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode SAW dalam pengambilan keputusan pemilihan mahasiswa baru jalur undangan. Dari hasil penelitian, proses seleksi mahasiswa baru jalur undangan dengan metode SAW dipengaruhi oleh kriteria yang telah ditetapkan dan perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria. Perangkingan berdasarkan nilai akhir. Nilai akhir terbesar berada pada peringkat atas.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACK

Rubiyatun, 2012. SIMULATION OF INVITATION LINE PROSPECTIVE STUDENTS SELECTION USING SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University.

University is one of educational institution on college level that important role in education sector. Universities are expected to produce quality graduates. It triggers every university to arrange prospective students applicant selection. The selection proses is based on rules and regulations that has been given. Multi Criteria Decision Making (MCDM) is one of decision making method to select the best alternative from a number of alternatives based on certain criterias. One of the method in MCDM is Simple Additive Weighting (SAW). SAW method is based on ranking concept with paired comparison among alternatives on certain criterias.

The purpose of this study is to apply SAW method in decision making of invitation line prospective students selection. The result show, decision making of invitation line freshman selection process was influenced by criterias that once set and comparison of importance level among criterias. The ranking based on final score. The final score lies on top rank.

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas

dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghaturkan

terima kasih kepada

1. Bowo Winarno, S.Si, M.Kom sebagai Pembimbing I yang telah membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dra. Sri Sulistijowati H.,M.Si sebagai Pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Rika, Septi, Prita, Tatik dan teman-teman angkatan 2007 atas kerjasama dan

motivasi yang diberikan saat penulis menghadapi kendala dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, September 2012

(8)

commit to user

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat ... 3

II. LANDASAN TEORI 4 2.1 Tinjauan Pustaka ... 4

2.1.1 Multi Criteria Decision Making (MCDM) ... 5

2.1.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ... 6

2.1.3 Tingkat Konsistensi ... 8

2.1.4 SAW (Simple Additive Weighting) ... 9

2.2 Kerangka Pemikiran... 10

III. METODE PENELITIAN 12 IV. PEMBAHASAN 13 4.1 Representasi Masalah... 13

4.2 Matriks Perbandingan Berpasangan dan Bobot Kriteria ... 14

4.3 Tingkat Konsistensi ... 16

4.4 Perangkingan dengan SAW ... 18

V. PENUTUP 22 5.1 Kesimpulan ... 22

5.2 Saran ... 22

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

2.1 Skala perbandingan berpasangan Saaty ... 7

2.2 Konsistensi random rata-rata ( ) ... 9

4.1 Tabel Kriteria ... 13

4.1a Kriteria nilai rapor SMA ... 13

4.1bKriteria jumlah SPP ( ) ... 14

4.1c Kriteria penghasilan orang tua ( ) ... 14

4.1dKriteria jumlah tanggungan ( ) ... 14

4.2 Perbandingan berpasangan antar kriteria ... 15

(10)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan di dunia pendidikan sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari

semakin baiknya mutu pendidikan khususnya di Indonesia. Hal tersebut sejalan

dengan isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yang menyebutkan

bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tentu saja ini tak lepas dari peran institusi pendidikan. Institusi pendidikan

diharapkan bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga dapat membangun

negara menjadi lebih maju.

Universitas merupakan salah satu institusi pendidikan jenjang perguruan

tinggi dalam mencetak lulusan yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari survei

webometrics [7] tentang peringkat universitas terbaik di dunia dan hasilnya dapat

diakses oleh siapapun. Hasil survei yang diperoleh dapat menjadi acuan bagi calon

mahasiswa untuk menentukan universitas yang akan dipilih. Indonesia memiliki

beberapa universitas terbaik yang menjadi tujuan dari calon mahasiswa untuk

menimba ilmu. Hal tersebut memicu tiap universitas untuk mengadakan seleksi calon

mahasiswa. Proses penyeleksian berdasarkan pada persyaratan-persyaratan yang

dimiliki oleh universitas dan dapat diselesaikan dengan suatu metode pengambilan

keputusan yang melibatkan banyak kriteria dengan proses perangkingan.

Multi Criteria Decision Making (MCDM) merupakan salah satu metode

pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif

berdasarkan kriteria tertentu. Salah satu metode dalam MCDM adalah Simple

Additive Weighting (SAW). Menurut Afshari et al. [1], SAW disebut juga metode

penjumlahan terbobot atau metode perangkingan sederhana. SAW merupakan metode

yang sering digunakan untuk teknik pengambilan keputusan multi atribut. Metode

SAW didasarkan pada konsep perangkingan dengan perbandingan berpasangan

(11)

commit to user

2

Tahun 2010 Afshari et al. [1] melakukan penelitian terkait dengan metode

SAW dengan mengambil permasalahan pada pemilihan karyawan yang lulus ujian

pada perusahaan telekomunikasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa untuk

kriteria kualitatif tidak dapat dinilai secara tepat, untuk itu dapat digunakan bilangan

fuzzy.

Pada penelitian ini, penulis menerapkan metode SAW pada proses seleksi

mahasiswa baru. Pemilihan mahasiswa ini dilakukan dengan cara merangking calon

mahasiswa berdasar kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Pada penelitian ini

diambil hasil seleksi berdasarkan pendaftaran melalui jalur undangan yang memilih

Fakultas MIPA jurusan Matematika sebagai pilihan pertama. Kriteria-kriteria yang

digunakan untuk menyeleksi adalah nilai rata-rata setiap mata pelajaran yang masuk

ujian nasional kelas X sampai dengan kelas XII semester 1, SPP, penghasilan orang

tua, dan jumlah tanggungan. Siswa yang mendaftar disebut sebagai alternatif, dan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa disebut kriteria. Calon

mahasiswa yang berada pada peringkat atas menandakan bahwa calon tersebut dapat

diprioritaskan menjadi mahasiswa baru.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diberikan dalam latar belakang, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menerapkan metode SAW pada

pemilihan mahasiswa baru jalur undangan dan menyusun suatu program untuk

mempermudah proses perangkingan.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode SAW dalam

pengambilan keputusan pemilihan mahasiswa baru jalur undangan dan menyusun

(12)

commit to user

3

1.4Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Secara teoritis pembahasan ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan tentang MCDM khususnya metode SAW.

2. Secara praktis pembahasan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk

merangking calon mahasiswa baru jalur undangan sehingga terpilih

(13)

commit to user

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Tinjauan

pustaka berisi penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dan digunakan sebagai

dasar dilaksanakan skripsi ini, serta teori-teori penunjang berisi definisi-definisi yang

digunakan dalam pembahasan. Sedangkan kerangka pemikiran berisi alur pikir dalam

penulisan skripsi ini.

2.1. Tinjauan Pustaka

Analisis keputusan dengan banyak persyaratan telah mengalami banyak

perkembangan. Sebagaimana yang ditulis oleh Bawono [2], pada awal 1970an,

Koopmans, Kuhn dan Tucker adalah orang yang pertama kali mengembangkan

MCDM. Hingga saat ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk

menyelesaikan masalah MCDM [6] antara lain Simple Additive Weighting (SAW),

Weighted Product (WP), Elimination Et Choix Traduisant la Realite (ELECTRE),

Technique for Order Preference Similarity of Ideal Solution (TOPSIS), Analytic

Hierarchy Process (AHP).

Metode SAW pertama kali digunakan oleh Churchman dan Ackoff [3] pada

tahun 1954. Dalam penelitian tersebut studi kasus yang digunakan adalah

permasalahan pemilihan portfolio. Penelitian tersebut memberikan hasil yaitu

Pengambilan keputusan tergantung pada bobot kepentingan suatu permasalahan dan

penilaiannya dapat digunakan skala penilaian yang sudah ada. Tahun 2010 Afshari et

al. [1] melakukan penelitian terkait dengan metode SAW dengan mengambil

permasalahan pada pemilihan karyawan yang lulus ujian pada perusahaan

telekomunikasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa untuk kriteria kualitatif

tidak dapat dinilai secara tepat, untuk itu dapat digunakan bilangan fuzzy. Pada

(14)

commit to user

5

2.1.1. Multi Criteria Decision Making ( MCDM )

Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan

keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan

kriteria tertentu.

Berdasarkan Janko [4], terdapat beberapa fitur umum yang digunakan dalam

MCDM, yaitu

1. Alternatif

Alternatif adalah obyek-obyek yang berbeda dan memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih oleh pengambil keputusan.

2. Atribut

Atribut sering juga disebut sebagai karakteristik, komponen, atau

kriteria keputusan.

3. Konflik antar kriteria

Beberapa kriteria biasanya mempunyai konflik antara satu dengan yang

lain, misalnya kriteria keuntungan akan mengalami konflik dengan kriteria

biaya. Pada kriteria keuntungan bersifat monoton naik artinya alternatif yang

memiliki nilai lebih besar akan lebih dipilih. Sebaliknya, pada kriteria biaya

bersifat monoton turun, alternatif yang memiliki nilai lebih kecil akan lebih

dipilih [5].

4. Bobot kriteria/vektor prioritas

Bobot kriteria menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kriteria.

Bobot kriteria dapat dituliskan dengan

dengan adalah bobot kriteria ke- ,

(15)

commit to user

6

5. Matriks keputusan

Suatu matriks keputusan yang berukuran berisi elemen-elemen

yang mempresentasikan tingkat kecocokan dari alternatif terhadap kriteria,

dimana = alternatif dan = kriteria .

Matriks keputusan diberikan sebagai berikut.

dengan merupakan rating kinerja alternatif ke- terhadap kriteria ke- .

2.1.2. Matriks Perbandingan Berpasangan

Matriks perbandingan berpasangan disusun untuk menentukan bobot kriteria.

Sebagaimana ditulis oleh Taha [9], apabila di dalam suatu sistem operasi terdapat

elemen yang akan dinilai kepentingannya secara berpasangan yaitu

sebagai himpunan elemennya, maka nilai perbandingan berpasangan antara dan

direpresentasikan dalam matriks perbandingan berpasangan berukuran .

Menurut Saaty [8], cara memasukan nilai mengikuti aturan sebagai berikut.

1. Jika maka ,

(

2. Jika mempunyai tingkat kepentingan relatif yang sama dengan , maka

(16)

commit to user

7

Penentuan nilai menggunakan skala perbandingan berpasangan Saaty

seperti yang ditulis oleh Afshari et al. [1]. Skala perbandingan Saaty ditunjukkan

pada Tabel 2.1. Dengan demikian, bentuk matriks menjadi

Setelah matriks perbandingan berpasangan antar kriteria disusun, kemudian

dihitung jumlah tiap kolom. Langkah selanjutnya menghitung rata-rata baris dari

matriks perbandingan berpasangan sehingga dapat diperoleh bobot kriteria.

Tabel 2.1. Skala perbandingan berpasangan Saaty

Skala

nilai Definisi Keterangan

1 Sama pentingnya

(equal importance)

Kedua elemen memberikan kontribusi yang sama

2 Lemah atau sedikit

(weak or slight)

3 Elemen yang satu sedikit penting

(moderate importance)

Pengalaman dan pertimbangan sedikit memilih satu elemen atas yang lain

4 Sedikit lebih penting

(moderate plus)

5 Kuat pentingnya

(strong importance)

Pengalaman dan pertimbangan lebih memilih satu elemen atas yang lain

6 Lebih kuat

(strong plus)

7 Sangat kuat pentingnya

(very strong)

Kegiatan satu elemen sangat penting (dominan) dari yang lain 8 Sangat, sangat kuat

(very, very strong)

9 Mutlak pentingnya

(extreme importance)

(17)

commit to user

8

2.1.3. Tingkat Konsistensi

Matriks perbandingan berpasangan yang telah disusun harus diketahui apakah

matriks tersebut konsisten atau tidak. Apabila matriks perbandingan berpasangan

belum konsisten, maka matriks harus diperbaiki dengan cara menentukan kembali

nilai menggunakan skala perbandingan berpasangan Saaty. Jika matriks sudah

konsisten, maka metode SAW dapat digunakan untuk proses perangkingan.

Menurut Afshari et al. [1], perhitungan tingkat konsistensi dapat dilakukan

dengan langkah-langkah berikut.

1. Menghitung matriks jumlah tertimbang B dengan cara mengalikan matriks

perbandingan berpasangan dengan vektor prioritas yaitu

dengan ,

2. Membagi semua elemen matriks jumlah tertimbang dengan elemen matriks

bobot kriteria masing-masing yang dinyatakan dalam matriks

dengan ,

3. Menghitung rata-rata hasil langkah nomor 2 untuk menentukan ,

merupakan nilai eigen terbesar dari matriks yaitu

4. Menentukan indeks konsistensi,

dengan adalah orde matriks.

(18)

commit to user

9

dengan nilai RI adalah nilai konsistensi random rata-rata yang disajikan pada

Tabel 2.2.

Matriks perbandingan berpasangan bisa jadi tidak konsisten. Menurut Saaty

[8], matriks perbandingan berpasangan konsisten jika

a. kurang dari untuk ,

b. kurang dari untuk ,

c. kurang dari untuk .

Apabila matriks perbandingan berpasangan tidak konsisten, maka penilaian harus

ditinjau dan diperbaiki.

Tabel 2.2 Konsistensi random rata-rata ( ) Ukuran matriks Konsistensi random

1 0

2.1.4. SAW (Simple Additive Weighting)

Menurut Afshari et al. [1], SAW yang lebih dikenal sebagai metode

penjumlahan terbobot atau metode perangkingan sederhana adalah metode yang

(19)

commit to user

10

didasarkan pada konsep perangkingan dengan perbandingan berpasangan antara

alternatif pada kriteria tertentu.

Langkah awal dari metode SAW adalah menyusun matriks keputusan

kemudian dinormalisasi. Normalisasi matriks keputusan dapat dihitung dengan rumus

dengan adalah nilai matriks keputusan ternormalisasi dari alternatif pada atribut

dengan m adalah jumlah alternatif dan dengan n

adalah jumlah atribut.

Setelah matriks keputusan ternormalisasi maka langkah berikutnya adalah

menghitung nilai akhir untuk setiap alternatif. Nilai akhir untuk tiap alternatif

dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.

dengan adalah nilai total alternatif ke , adalah nilai matriks keputusan

ternormalisasi, adalah jumlah atribut, dan adalah bobot kriteria.

2.2. Kerangka Pemikiran

Pemilihan mahasiswa baru dapat ditentukan dengan metode SAW. Proses

pemilihan akan dilakukan dengan cara melakukan perangkingan. Siswa yang

mendaftar disebut alternatif dan persyaratan menjadi mahasiswa disebut kriteria.

Kriteria terdiri dari SPP, penghasilan orang tua, jumlah anak tanggungan, nilai

rata-rata rapor kelas X sampai dengan kelas XII semester 1 untuk mata pelajaran biologi,

bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, fisika, dan kimia. Siswa yang berada

(20)

commit to user

11

Tahapan selanjutnya adalah menganalisis masalah, kemudian menyusun

matriks perbandingan berpasangan. Dari matriks perbandingan berpasangan tersebut

dicari bobot kriterianya. Setelah itu dilakukan pengujian apakah matriks

perbandingan berpasangan yang telah dibuat konsisten atau tidak. Jika matriks

perbandingan berpasangan tidak konsisten maka dilakukan penilaian ulang dan

perbaikan. Jika matriks perbandingan berpasangan sudah konsisten maka dapat

dilanjutkan pada penyelesaian dengan metode SAW. Seluruh algoritma dalam skripsi

(21)

commit to user

12 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan oleh penulis skripsi ini adalah studi kasus. Studi

kasus yaitu dengan mempelajari permasalahan yang ada kemudian mencari solusi

dari permasalahan tersebut dengan metode yang telah ada, dalam penelitian ini

menggunakan metode SAW. Selanjutnya metode SAW diterapkan untuk merangking

calon mahasiswa baru sehingga diperoleh mahasiswa yang memenuhi kriteria. Data

yang digunakan adalah data yang dibangkitkan secara random sebanyak 80 data

dengan random generator. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mencapai

tujuan skripsi ini adalah

1. mempelajari proses seleksi mahasiswa baru jalur undangan,

2. menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyeleksian mahasiswa

baru jalur undangan. Faktor-faktor dalam penelitian ini adalah

syarat-syarat untuk dapat menjadi mahasiswa melalui jalur undangan,

3. membuat matriks perbandingan berpasangan antar kriteria,

4. menghitung bobot kriteria,

5. menguji tingkat konsistensi,

6. menghitung perkalian matrik ternormalisasi dengan bobot kriteria,

7. menghitung jumlah dari perkalian matriks dengan bobot kriteria,

8. menentukan rangking calon mahasiswa baru jalur undangan.

(22)

commit to user

13 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Representasi Masalah

Proses perangkingan calon mahasiswa baru jalur undangan didasarkan pada

syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak universitas. Pada bagian ini, dijelaskan

persyaratan dalam proses seleksi mahasiswa baru jalur undangan yang memilih

FMIPA jurusan Matematika sebagai pilihan pertama. Persyaratan tersebut selanjutnya

disebut sebagai kriteria.

Terdapat 80 data siswa calon mahasiswa baru jalur undangan. Siswa yang

mendaftar disebut sebagai alternatif ( ). Sedangkan syarat-syarat menjadi mahasiswa

disebut kriteria ( ). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah nilai rata-rata

kelas X sampai dengan kelas XII semester 1 untuk mata pelajaran matematika ,

fisika , kimia , bahasa Inggris , bahasa Indonesia , biologi .

Kriteria lain yang digunakan adalah SPP , penghasilan orang tua , jumlah

tanggungan . Setiap kriteria tersebut kemudian dikonversi ke dalam suatu skor

seperti pada Tabel 4.1.a - 4.1.d.

Tabel 4.1.a. Kriteria nilai rapor SMA

(23)

commit to user

14

Tabel 4.1.b. Kriteria jumlah SPP ( )

SPP Skor

Tabel 4.1.c. Kriteria penghasilan orang tua ( )

Penghasilan Skor

Tabel 4.1.d. Kriteria jumlah tanggungan ( )

Tanggungan Skor

Pemberian skor pada Tabel 4.1.a – 4.1.d berdasarkan ketentuan semakin besar

skor semakin besar kemungkinan alternatif terkait berada di peringkat atas.

4.2. Matriks Perbandingan Berpasangan dan Bobot Kriteria

Perbandingan berpasangan antar kriteria disusun untuk membandingkan

tingkat kepentingan suatu kriteria dengan kriteria yang lain. Nilai dari perbandingan

(24)

commit to user

15

seperti pada Tabel 2.1. Penyusunan perbandingan berpasangan antar kriteria

ditunjukkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Perbandingan berpasangan antar kriteria

Kriteria Bobot

nilai fisika adalah 3. Berdasarkan nilai skala perbandingan berpasangan Saaty,

nilai 3 berarti kriteria nilai matematika sedikit penting dari nilai fisika. Sedangkan

untuk perbandingan nilai fisika dengan nilai matematika berlaku

kebalikannya yaitu 1/3=0,333.

Angka 4 pada kriteria nilai matematika terhadap nilai kimia artinya

nilai matematika sedikit lebih penting daripada nilai kimia. Selanjutnya nilai kimia

terhadap nilai matematika berlaku kebalikannya yaitu 1/4=0,250. Kriteria

nilai matematika dinilai lebih penting dibanding nilai lainnya karena dalam skripsi ini

diharapkan terpilih mahasiswa yang sesuai dengan jurusannya yaitu jurusan

matematika.

Setelah matriks berpasangan antar kriteria disusun kemudian dilakukan

perhitungan untuk menentukan bobot tiap kriteria. Sebagai contoh perhitungan bobot

kriteria nilai matematika ( ) adalah

(25)

commit to user

16

.

Perhitungan bobot kriteria dapat diselesaikan dengan program berikut.

Program bobot kriteria

for i:=1 to 9 do begin jum[i]:=0;

for j:=1 to 9 do

begin

jum[i]:=jum[i]+StrToFloat(StringGrid2.Cells[j,i]); StringGrid2.Cells[10,i]:=FloatToStr(jum[i]);

StringGrid2.Cells[11,i]:=FloatToStr(StrToFloat(StringGrid2.Cel ls[10,i])/9)

end;

Bobot untuk masing-masing kriteria terdapat pada Tabel 4.2 kolom 11.

4.3. Tingkat Konsistensi

Untuk menguji apakah pertimbangan pengambil keputusan sudah konsisten

dilakukan perhitungan berikut.

1. Menghitung matriks tertimbang dengan cara mengalikan matriks perbandingan

berpasangan dengan bobot kriteria. Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh matriks

terbobot sebagai berikut.

Perhitungan matriks terbobot dapat diselesaikan dengan program berikut.

Program matriks terbobot.

for i:=1 to 9 do begin

c[i]:=0;

(26)

commit to user

2. Membagi semua elemen matriks jumlah tertimbang dengan masing-masing bobot

kriteria. Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh matriks berikut.

.

Perhitungan pembagian bobot kriteria dapat diselesaikan dengan program

berikut.

Program pembagian bobot kriteria for i:=1 to 9 do

3. Menentukan dengan cara menghitung rata-rata hasil langkah ke-2,

.

Perhitungan dapat diselesaikan dengan program berikut.

(27)

commit to user

18

end;

4. Menentukan indeks konsistensi ( ) menggunakan Persamaan (2.2).

.

5. Menghitung rasio konsistensi menggunakan Persamaan (2.3).

.

Karena nilai rasio konsistensi jadi matriks perbandingan

berpasangan antar kriteria konsisten. Sehingga dapat dilanjutkan dengan

perangkingan calon mahasiswa baru jalur undangan dengan menggunakan metode

SAW.

4.4. Perangkingan dengan SAW

Tahap awal dari metode SAW adalah membuat matrik keputusan. Matriks

keputusan disusun berdasarkan skor untuk setiap alternatif pada suatu kriteria,

sehingga diperoleh matriks keputusan sebagai berikut.

Contoh pemberian skor pada kriteria nilai matematika dijalankan dengan

program sebagai berikut.

Program skor. begin

Query2.Close;

Query2.SQL[0]:='select nilai_mat from dataku'; Query2.Open;

Query2.Active:=True; Query2.First;

(28)

commit to user

19

while not Query2.Eof do begin ShowMessage('maaf nilai antara 70-100'); Query2.Next;

i:=i+1;

(29)

commit to user

20

end;

Setelah matriks keputusan tersusun selanjutnya menghitung matriks

keputusan ternormalisasi. Normalisasi dapat dilakukan dengan persamaan

Hasil dari matriks keputusan ternormalisasi sebagai berikut.

Proses normalisasi dapat diselesaikan dengan program berikut.

Program normalisasi.

StringGrid7.Cells[k,l]:=FloatToStr(norm); end;

Matriks keputusan ternormalisasi yang telah disusun selanjutnya digunakan

pada proses perangkingan. Proses perangkingan ini dapat dilakukan dengan cara

mengalikan matriks keputusan ternormalisasi dengan bobot setiap kriteria.

Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan persamaan

Hasil dari proses perangkingan untuk 20 peringkat teratas disajikan pada Tabel 4.3

dengan NISN merupakan Nomor Induk Siswa Nasional.

Tabel 4.3. Hasil perangkingan calon mahasiswa baru jalur undangan untuk 20

peringkat teratas.

NISN Nilai Akhir Rangking NISN Nilai Akhir Rangking

63 0,84207407 1 27 0,76787407 11

(30)

commit to user

21

42 0,81179629 3 72 0,75802592 13

12 0,79320370 4 48 0,75033333 14

29 0,78934074 5 23 0,72921851 15

60 0,78745925 6 69 0,72638148 16

73 0,78302592 7 41 0,72308888 17

31 0,77425555 8 77 0,72025555 18

28 0,77296296 9 37 0,71935925 19

32 0,76930740 10 57 0,71719259 20

Berdasarkan hasil perangkingan, terlihat bahwa siswa yang memiliki nilai

terbesar menduduki peringkat atas dan jumlah siswa yang diterima disesuaikan

(31)

commit to user

22 BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

proses seleksi mahasiswa baru jalur undangan dengan metode SAW dipengaruhi oleh

kriteria yang telah ditetapkan dan perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria.

Selain itu, seleksi mahasiswa baru jalur undangan juga melalui proses perangkingan.

Perangkingan berdasarkan nilai akhir. Nilai akhir terbesar berada pada peringkat atas.

5.2Saran

Bagi universitas bisa dijadikan salah satu alternatif dalam menyeleksi

mahasiswa baru khususnya jalur undangan. Bagi peneliti yang tertarik dengan

Gambar

Tabel 2.1. Skala perbandingan berpasangan Saaty
Tabel 2.2 Konsistensi random rata-rata (
Tabel 4.1.b. Kriteria jumlah SPP (
Tabel 4.2. Perbandingan berpasangan antar kriteria
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan status gizi terhadap kejadian anemia siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Bejen Bantul Yogyakarta.. Saran :

Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus keperawatan komunitas terkait kesehatan sekolah serta UKS, kelompok khusus, anak remaja, ibu hamil, balita dan

Dalam konteks pandemi yang sedang terjadi saat ini, setiap pribadi sebenarnya harus mempunyai kesadaran bahwa dirinya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial saat ini..

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi

Salah satu upaya yang dilakukan selama ini dalam meminimalkan gangguan lalu lintas kendaraan dan mengurangi tingkat resiko kecelakaan bagi pejalan kaki di daerah perkotaan

Mengetahui perbedaan kinerja reksa dana pendapatan tetap konvensional dan reksa dana pendapatan tetap syariah di Indonesia dilihat dari Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen

penanganan peralatan dan mesin harus dilakukan berdasarkan pada peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku secara nasional.. Peralatan

 Upah adalah : hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada buruh yang ditetapkan dan dibayarkan