• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

285

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN

KOLOSTRUM PADA BAYI DI RSUD LABUANGBAJI MAKASSAR

Maryani

1

, Sunarti Dode

2

, Syafaraenan

3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3Universitas Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuningan, lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel (Kristiani, 2011). Tujuan Penelitian Ini adalah Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Behubungan dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di RSUD Labuang Baji. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang baru melahirkan di RSUD Labuang Baji Makassar yang Berusia 16-42 tahun sampel menggunakan tehnik Non probability sampling yaitu Accidental Sampling, didapatkan 30 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasilnya diolah menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α= 0,05. Hasil bivariat menunjukkan hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,008), terdapat hubungan antara Dukungan Keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,009), dan ada hubungan antara Sumber Informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi (p=0,001). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Sumber Informasi Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi. Dimana pengetahuan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pemberian kolostrum pada bayi.

Kata Kunci : Kolostrum, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Sumber Informasi.

PENDAHULUAN

Pemerintah mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan karena inisiasi menyusui dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global (Maryunani, 2012).

Hasil Survei Lembaga Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan AKB di Indonesia masih tergolong tinggi. Di Indonesia salah satu penyebab utama kematian bayi menurut SDKI tahun 2002-2003 adalah diare. Badan Kesehatan Dunia WHO menyatakan bahwa salah satu cara menurunkan AKB akibat penyakit diare adalah pemberian ASI. Diantara jenis ASI yang paling kaya akan protein dan memberikan perlindungan ekstra terhadap kuman yang menyerang saluran cerna bayi adalah kolostrum (Tarigan, 2011).

Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Sebaiknya diberikan sedini mungkin setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah pencernaan dan

penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik, menghentikan perdarahan pada ibu karena dapat cepat mengembalikan uterus. Hasil penelitian WHO tentang kolostrum menunjukkan sangat pentingnya pemberian kolostrum bagi bayi baru lahir terutama hari-hari pertama sesudah melahirkan (Anonim, 2011).

Menurut data SDKI tahun 2002-2003, cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai usia empat bulan hanya 55%, dan sampai usia 6 bulan sebesar 9,5% padahal target indonesia sehat sebesar 80%, bayi diberi ASI ekslusif sampai 6 bulan (Maryunani, 2012).

Berdasarkan Catatan Rekam Medik di RSUD Labuang Baji Makassar angka persalinan dari mulai tahun 2010 sebanyak 1050 ibu yang melahirkan, kemudian pada tahun 2011 sebanyak 1116 , di tahun 2012 ibu yang melahirkan sebanyak 893, Dan di tahun 2013 data yang didapatkan di bulan januari ibu yang melahirkan sebanyak 109.

(2)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

286

pedesaan, dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif (Riksana, 2012). Maka Dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi di RSUD Labuang Baji Makassar.

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel

Metode penelitian adalah cara menyelesaikan masalah dengan metode keilmuan. Pada bab ini akan disajikan desain penelitian, populasi, sampel, besar sampel dan tehnik pengambilan sampel, identifikasi variabel rencana pengolahan data, masalah penelitian dan keterbatasaan.

Penelitian ini mengunakan metode

survey analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu waktu. Untuk menentukan “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi”Populas dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RSUD Labuang Baji Makassar.

Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur pengumpulan data. Dalam penelitian ini informasi didapatkan dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang telah disediakan oleh peneliti kepada Responden. Pengumpulan data melalui kuesioner di maksudkan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Pengetahuan ibu, dukungan keluarga dan sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari RSUD Labuang Baji Makassar.

Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan langkah-langkah yang akan dipakai dalam pengolaan data antara lain :

1. Selecting

Selecting merupakan pemilihan untuk mengklasifikasikan data menurut kategori. 2. Editing

Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah di isi,

meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.

3. Koding

Koding merupakan tahap selanjutnya yaitu dengan memberi kode pada jawaban responden.

4. Tabulasi Data

Setelah dilakukan editing dan koding dilanjutkan dengan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.

Analisis Data

Setelah data ditabulasi maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan computer program SPSS for windows 16,0 yang meliputi : Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variable yang diteliti dan Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan p < α (0,05). Dari hasil uji statistik tersebut dapat diketahui tingkat signifikan hubungan antar variabel tersebut.

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berada di kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 15 orang (50,0%), responden yang berada di umur kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan umur lebih dari 31 tahun sebanyak 11 orang (36,7%).

(3)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

287

orang, responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 10 orang, responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 11 orang dan responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 6 orang.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan n %

Karyawan Swasta

Ibu Rumah Tangga 28 2 93.3 6.7

Total 30 100.0

Tabel 3 menunjukkan responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 2 orang (6,7%), responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga 28 orang (93,3%).

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan n %

Cukup

Kurang 21 9 30,0 70,0

Total 30 100,0

Pada tabel 4 menunjukkan, responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (30,0%), dan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (70,0%).

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan keluarga

Dukungan Keluarga n %

Baik

Kurang Baik 12 18 40,0 60,0

Total 30 100,0

Pada tabel 5 menunjukkan, responden yang mendapat dukungan baik dari keluarga sebanyak 12 orang (40,0%) dan responden yang mendapat dukungan keluarga kurang baik sebanyak 18 orang (60,0%).

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi n %

Tahu

Tidak Tahu 15 15 50,0 50,0

Total 30 100,0

Pada tabel 6 menunjukkan, responden yang memiliki sumber informasi tahu sebanyak 15 orang (50,0%) dan

responden yang memiliki sumber informasi tidak tahu sebanyak 15 orang (50,0%).

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan ASI Kolostrum

Kolostrum n %

Ya

Tidak 21 9 30,0 70,0

Total 30 100,0

Pada tabel 7 menunjukkan, responden yang memberikan kolostrum pada bayi sebanyak 9 (30,0%) orang dan yang tidak memberikan kolostrum pada bayi sebanyak 21 (70,0%) orang.

2. Analisis Bivariat

Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Pengetahuan

Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Total

Ya Tidak

n % n % n %

Cukup 6 20,0 3 10,0 9 30,0 Kurang 3 10,0 18 60,0 21 70,0 Total 9 30,0 21 70,0 30 100,0

p = 0,008

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, terdapat 9 orang (30,0%) yang mempunyai pengetahuan cukup dimana 6 orang (20,0%) diantaranya memberikan kolostrum sedangkan 3 orang lainnya (10,0%) tidak memberikan kolostrum. Sedangkan dari 21 orang (70,0%) yang memiliki pengetahuan kurang 3 orang (10,0%) memberikan kolostrum sedangkan 18 orang (60,0%) lainya tidak memberikan kolostrum

Tabel 9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Dukungan Keluarga

Pemberian Kolostrum

Pada Bayi Total

Ya Tidak

n % n % n %

Baik 7 23,3 5 16,7 12 40,0 Kurang Baik 2 6,7 16 53,3 18 60,0 Total 9 30,0 21 70,0 0 100,0

p = 0,009

(4)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

288

yang memiliki dukungan keluarga kurang baik, 13 orang (6,7%) diberikan kolostrum dan 18 orang (60,0%) lainya tidak memberikan kolostrum pada bayi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10 Hubungan Sumber Informasi Dengan Pemberian ASI Kolostrum Pada Bayi Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden, terdapat 15 orang (50,0%) yang mengatakan tahu dimana 9 orang (30,0%) memberikan kolostrum pada bayi sedangkan 6 orang (20,0%) tidak memberikan kolostrum. Kemudian yang mengatakan tidak tahu sebanyak 15 orang (50,0%) dimana yang memberikan kolostrum 0 orang (0,%) sedangkan yang tidak memberikan sebanyak 15 orang (50,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,008 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p > α, ini berarti Ha diterima atau ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Efendi, 2009).

Rumiyati (2011) mengatakan Pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikian ibu, semakin tinggi pendidikan ibu semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya terhadap manfaat dan keunggulan ASI kolostrum. Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang

manfaat pemberian kolostrum membuat ibu akan termotivasi untuk memberikan kolostrum pada bayinya.

Notoatmodjo dalam Tarigan dan Erniyati (2011), menyatakan bahwa pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan dan perilaku seseorang. Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pitri, R, S. (2010), yang dalam penelitiannya berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Sari Medan” yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (P volue =0,0001). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi. Kolostrum adalah sesuatu yang sangat khusus, kolostrum kaya akan protein, immunoglobulin, vitamin, bahan anti-infeksi, misalnya laktoferin dan lisozim, sel-sel hidup, serta mineral. Kolostrum memberi perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai system imunnya sendiri mulai berfungsi, dan memastikan bahwa system pencernaan bayi mulai berfungsi dengan benar, serta mengandung semua gizi yang dibutuhkannya.

2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi

Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,001 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p < α, ini berarti Ha diterima atau ada hubungan antara Dukungan Keluarga dengan pemberian ASI kolostrum pada bayi.

(5)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

289

Keberhasilan pemberian ASI ekslusif

ditentukan oleh peran keluarga, terutama suami. Selama proses ini berlangsung, peran suami sama pentingnya dengan peran ibu. Peran suami yang paling utama adalah menciptakan suasana dan situasi kondusif yang memungkinkan pemberian ASI berjalan lancar. Selain memenuhi kebutuhan ibu (terutama kebutuhan akan zat gizi yang baik selama menyusui), suami dapat berperan sebagai penghubung dalam menyusui dengan membawa bayi kepada ibu saat dia lapar. Peran suami, keluarga, dan semua pihak, sangat membantu keberhasilan pemberian ASI ekslusif (Riksana, 2012).

Menurut Roesli dalam Elinofia, Rita D, Roma U (2011), yang mengatakan Peran seorang ayah telah terbukti menjadi salah satu pengaruh yang paling kuat terhadap keputusan ibu untuk menyusui. Namun masih banyak para ayah yang berpendapat salah. Para ayah berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja. Sebenarnya ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran reflek pengeluaran ASI (let down reflek) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara emosinal. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendorong ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dulakukan oleh Septianingrum, T, K, Suparni, Prasojo S. (2011), yang dalam penelitiannya berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Ibu Dengan Pemberian ASI Kolostrum Diruang Cempaka Rsud Kraton Kabupaten Pekalongan” yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi (P value=0,024). Tingginya angka kesakitan bayi terkait dengan kemampuan seorang ibu dalam pemberian ASI kolostrum yang tidak memadai kepada bayinya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum pada bayi. Kolostrum adalah sesuatu yang

sangat khusus, kolostrum kaya akan protein, immunoglobulin, vitamin, bahan anti-infeksi, misalnya laktoferin dan lisozim, sel-sel hidup, serta mineral. Kolostrum memberi perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai system imunnya sendiri mulai berfungsi, dan memastikan bahwa system pencernaan bayi mulai berfungsi dengan benar, serta mengandung semua gizi yang dibutuhkannya.

3. Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi.

Dari hasil uji Chi-square diperoleh nilai p=0,003 dengan tingkat kemaknaan α =0,05. Hal ini menunjukkan nilai p < α, ini berati Ha diterima atau ada hubungan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi.

Sumber Informasi merupkan sekumpulan informasi yang telah di kelompokan berdasarkan masing-masing kategori yang berupa Perpustakaan, Majalah, Surat Kabar dan Website yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi atau berita untuk masyarakat luas (Anonim, 2011).

Upaya penyadaran serta pencerdasan masyarakat (terutama kaum ibu) menjadi tugas dan kewajiban semua pihak. Upaya sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan informasi kepada saudara, teman, atau kerabat dekat, tentang pentingnya ASI ekslusif serta beragam manfaat yang bisa bayi dan ibu dapatkan (Riksana, 2012).

Tarigan dan Erniyati (2011), yang mengatakan Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Sumber informasi mampu merubah prilaku ibu sesuai dengan informasi yang diperoleh. Sumber informasi dapat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan pemberian kolostrum, maka peran dari tenaga kesehatan dalam penyampaian informasi yang benar mengenai kolostrum sangat penting terhadap pembentukan perilaku ibu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pitri, R, S. (2010) yang mengatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi (P volue =0,008). Disarankan pada petugas tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan kepada ibu-ibu tentang pemberian kolostrum.

(6)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ● ISSN : 2302-1721

290

pengaruh yang signifikan antara sumber informasi dengan pemberian kolostrum pada bayi. Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, salah satu faktor yang menghambat pemberikan kolostrum adalah kurangnya informasi ibu tentang manfaat dan keunggulan ASI terutama pentingnya kolostrum. Dengan seringnya ibu terpapar informasi mengenai kolostrum baik dari media cetak maupun elektronik, sekalipun jenjang pendidikan ibu rendah maka tidak mustahil pengetahuan ibu akan lebih baik dan akan terwujud dalam bentuk perilaku yang baik pula terhadap pemberian kolostrum.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian kolostrum pada bayi. 2. Ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemberian kolostrum pada bayi. 3. Ada hubungan antara sumber informasi

dengan pemberian kolostrum pada bayi.

SARAN

1. Bagi Masyrakat diharapkan para ibu agar dapat menambah pengetahuan, wawasan dan mencari informasi yang sebanyak - banyaknya tentang manfaat ASI terutama ASI kolostrum serta meningkatkan hubungan antar individu yang nantinya bias berbagi informasi, pengalaman serta saling mendukung dalam memberikan ASI kepada anaknya.

2. Bagi Petugas Kesehatan diharapkan agar petugas kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan sebagai upaya memberikan informasi yang benar dan lebih banyak memberikan penyuluhan maupun pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI terutama manfaat dan keunggulan dari ASI kolostrum.

3. Bagi Pendidik disarankan agar peneliti ini dapat menjadi bahan acuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya di kurikulum pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,.2010. Kti pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif pada bayi Umur 06 bulan, (online),(http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-pengetahuan-ibu- tentang- pemberian.html sitasi tanggal 3 juni 013).

Anonim,. 2011. Sumber Informasi, (online), (//SUMBER INFORMASI_Garst TV.htm, sitasi tanggal 11 april 2013).

Elinofia, Rita D, Roma U,. 2011. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Pekerjaan, Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Tahun 2011, (online),(http://skripsistikes.wordpress.com/tag/pemberiankolostrum).

Freadman M. M,.(2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori Dan Praktik Edisi 5. Jakarta : EGT.

Kristiani W,. 2011. ASI, Menyusui & Sadari. Cetakan Kedua. Nuha Medika :Yokyakarta.

Maryunani A,. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Ekslusif Dan Manejemen Laktasi.Cetakan pertama 2012. CV . Trans Info Medika :Jakarta.

Pitri, R, S,. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Sari Medan 2010. Skripsi yang diterbitkan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Riksana R,. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Dunia Sehat : Jakarta

Rumiyati E,.2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Pertama (Kolostrum) Dl Rumah Bersalin An-NissaSurakarta.skripsi yang diterbitkan. Program Studi D-lll Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Septianingrum, T, K, Suparni, Prasojo S,. 2011.Hubungan Dukungan Keluarga TerhadapIbu Dengan Pemberian Asi Kolostrum Diruang Cempaka Rsud KratonKabupaten Pekalongan tahun 2011, Skripsi yang diterbitkan. Jawa Tengah : STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

Gambar

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Tabel 10 Hubungan Sumber Informasi Dengan Pemberian ASI Kolostrum Pada Bayi

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuktikan bahwa setiap objek diletakkan pada layer-layer yang terpisah, munculkanlah jendela Layers dengan mengklik menu Window &gt; Layers sampai Anda melihat

1) Efek hutang dan ekuitas untuk diperdagangkan ( trading ) dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan

Perhitungan penentuan nilai IC50 untuk uji aktivitas antikanker pada fraksi n -heksana buah bawang hutan.. t (kedalaman kamar hitung) =

[r]

Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Elektronika

Pengaturan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang hanya terbatas pada penyidikan tindak pidana

Kesimpulan: Karena subjek S-6 mampu menyebutkan konsep matematika dalam masalah namun kurang lengkap, tidak mampu menjelaskan keterkaitan antar konsep matematika

Berkaitan dengan masalah pendidikan, filsafat eksistensialisme memandang bahwa pendidikan terdiri dari beberapa aspek, berikut uraian aspek-aspek pendidikan perspektif