• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Bentuk Stratifikasi sosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian dan Bentuk Stratifikasi sosi"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian dan Bentuk Stratifikasi Sosial - Stratifikasi sosial merupakan gejala alami yang tidak mungkin dapat dihilangkan. Munculnya stratifikasi sosial tersebut merupakan konsekuensi logis dari beberapa faktor yang selalu ada dalam kehidupan manusia, yaitu berkaitan dengan:

(1) keturunan, (2) kekayaan, (3) kedudukan, (4) pendidikan, (5) pekerjaan,

Dari beberapa faktor tersebut kita mengenal beberapa istilah yang sesungguhnya merupakan pengelompokan masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti rakyat jelata, kaum bangsawan, golongan miskin, golongan menengah, golongan kaya, orang desa, orang kota, pejabat negara, rakyat jelata, berpendidikan rendah, berpendidikan menengah, berpendidikan tinggi, petani, pedagang, pemusik, pengamen, pemulung, dan lain sebagainya.

Pengelompokan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa setiap anggota masyarakat memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda. Perbedaan fungsi dan peran tersebut bukan berarti bahwa kelompok yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dengan kelompok yang lain. Sebaliknya, pengelompokan tersebut menegaskan bahwa: (1) setiap manusia memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangannya masing-masing, dan (2) antara sesama manusia harus saling melengkapi dan bahu membahu satu sama lain agar segala kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan baik.

1. Pengertian Stratifikasi Sosial

(2)

kita dapat mengenal kelas-kelas dalam kehidupan masyarakat, yaitu kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah.

Pada dasarnya stratifikasi sosial atau pelapisan sosial terjadi karena adanya sesuatu yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan masyarakat. Pembagian beberapa kelas (kelas atas, kelas menengah, kelas bawah) terjadi karena adanya ketimpangan dalam memberikan penghargaan. Golongan yang mendapatkan penghargaan yang tinggi akan menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas atas. Golongan yang mendapatkan penghargaan yang sedang-sedang saja akan menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas menengah. Selanjutnya, golongan yang mendapatkan penghargaan yang rendah akan menempatkan dirinya ke dalam kelompok masyarakat kelas bawah.

2. Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial

Proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: (1) terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat,

(2) terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia.

Stratifikasi sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh kecenderungan bakat, minat, dan dukungan lingkungan. Misalnya, di lingkungan pantai berkembang masyarakat nelayan, di sekitar lahan yang subur berkembang masyarakat petani, dan banyak lagi contoh-contoh lain yang berhubungan dengan proses stratifikasi sosial secara alamiah. Adapun stratifikasi sosial yang sengaja direncanakan dan dibentuk oleh manusia dapat diperhatikan pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi politik, penyusunan kabinet, dan lain sebagainya. Seperti yang telah diuraikan dalam penjelasan sebelumnya, bahwa terbentuknya stratifikasi sosial sangat terkait dengan nilai-nilai yang berharga dan terhormat. Standar nilai yang berharga dan terhormat berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari sudut mana seseorang memandang. Namun demikian, secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.

a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

(3)

Variasi inilah yang telah memunculkan kelas-kelas ekonomi (economic classes) tertentu dalam kehidupan masyarakat. Tolak ukur kelas ekonomi (economis classes) adalah seberapa banyak seseorang memiliki pendapatan dan/atau kekayaan. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan masyarakat dipandang dari sudut ekonomi, yaitu: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class), dan kelas bawah (lower class).

Masyarakat kelas atas (upper class) merupakan kelompok orang kaya yang diliputi dengan kemewahan. Masyarakat kelas menengah (middle class) merupakan kelompok orang yang berkecukupan, yakni mereka yang berkecukupan dalam hal kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan masyarakat kelas bawah (lower class) merupakan sekelompok orang miskin yang sering mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.

Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti, siapapun orangnya dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan kelas bawah, tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam bekerja dan memperoleh kekayaan. Orang kaya sewaktu-waktu dapat mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin. Sebaliknya, tidak mustahil orang miskin dapat mengubah nasibnya menjadi orang kaya asal bersedia bekerja keras dan hidup hemat.

b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat. Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam suatu pola soaial (hubungan sosial) tertentu. Seperti yang diketahui, bahwa biasanya seseorang tidak hanya memiliki satu pola sosial (hubungan sosial), melainkan beberapa pola sosial (hubungan sosial). Oleh karena itu, biasanya seseorang memiliki lebih dari satu kedudukan (status sosial). Bisa saja Si A berkedudukan sebagai pimpinan parpol yang sekaligus berkedudukan sebagai pejabat negara, pembina olah raga, dan sebagainya. Sehubungan dengan status sosial, Robert M.Z. Lawang mengemukakan dua pengertian, yakni ditinjau dari sudut objektif dan subjektif. Secara objektif, status sosial merupakan suatu tatanan hak dan kewajiban yang secara hierarkis terdapat dalam suatu struktur formal sebuah organisasi. Sebagai misal, seorang pimpinan partai politik akan memiliki hak dan sekaligus kewajiban tertentu yang melekat pada status tersebut.

(4)

Untuk memberikan penilaian, apakah seseorang memiliki status (kedudukan) sosial lebih tinggi atau lebih rendah dalam kehidupan sosial, Talcott Parsons mengemukakan lima kriteria sebagai berikut:

1) Kelahiran, yakni status yang diperoleh berdasarkan kelahiran, seperti jenis kelamin, kebangsawanan, ras, dan lain-lain.

2) Kepemilikan, yakni status yang diperoleh berdasarkan harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.

3) Kualitas pribadi, yakni status yang diperoleh berdasarkan kualitas-kualitas kepribadian yang tidak dimiliki oleh orang lain, seperti kecerdasan, kelembutan, kebijaksanaan, dan lain sebagainya.

4) Otoritas, yakni status yang diperoleh berdasarkan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga bersedia mengikuti segala sesuatu yang diinginkan.

5) Prestasi, yakni status yang diperoleh berdasarkan prestasi yang dicapai, baik dalam hal berusaha, pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kriteria sosial, masyarakat dapat digolongkan ke dalam berbagai lapisan yang dikenal dengan kelas sosial. Contoh nyata dari kelas sosial ini dapat diperhatikan pada sistem kasta yang terdapat pada masyarakat Hindu Bali. Dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali dikenal sistem kasta yang terdiri dari empat bagian, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana merupakan lapisan sosial yang terdiri dari kaum pendeta dan ahli agama Hindu. Kasta Ksatria merupakan lapisan sosial yang terdiri dari kaum bangsawan. Kasta Waisya merupakan lapisan sosial yang terdiri dari kaum petani dan kaum pedagang. Sedangkan Kasta Sudra merupakan lapisan sosial yang terdiri dari para pekerja kasar seperti tukang batu, tukang kayu, dan lain sebagainya.

Kasta merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup. Artinya, jika seseorang dilahirkan sebagai seorang Sudra, maka selamanya orang tersebut akan menjadi seorang Sudra. Bahkan, seorang Sudra akan melahirkan kelompok Sudra pula. Demikian juga seorang Brahmana, Ksatria, maupun Waisya, kasta tersebut juga dilahirkan dan sekaligus akan melahirkan kasta yang sama, yaitu Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Meskipun sistem kasta dalam kehidupan masyarakat Bali tidak terlalu ketat memisah-misahkan antara kasta yang satu dengan kasta yang lainnya, akan tetapi sistem kasta tersebut sangat berpengaruh terhadap sistem adab dan tata cara pergaulan sehari-hari. Misalnya, seorang Brahmana pantang melakukan perkawinan dengan seorang Sudra atau kasta yang lebih rendah lainnya.

(5)

dengan status yang diusahakan (achieved status). Pada masyarakat modern, status sosial lebih cenderung diusahakan (achieved status), bukan diperoleh secara keturunan (ascribed status). Status sosial yang diusahakan tersebut, menurut William J. Goode, secara bertingkat terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:

(1) profesional (professional), (2) pengusaha (business),

(3) karyawan kantor (white collar), (4) pekerja trampil (skilled),

(5) pekerja semi trampil (semiskilled),

(6) jasa domestik dan perorangan (domestic and personal service), (7) pertanian (farm),

(8) tenaga kasan nonpertanian (nonfarm labor).

Setiap orang bisa saja mencapai salah satu atau lebih dari status sosial tersebut asalkan berusaha secara sungguh-sungguh.

c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Lalu, apa yang dimaksud dengan kekuasaan?

Pada dasarnya kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi pihak lain agar menuruti segala kehendak dan kemauannya. Dengan demikian terdapat dua kutub dalam kekuasaan, yaitu yang menguasai dengan yang dikuasai. Antara yang menguasai dengan yang dikuasai terdapat batas-batas yang tegas yang menimbulkan stratifikasi kekuasaan atau piramida kekuasaan.

Bentu-bentuk kekuasaan terdiri dari bermacam-macam, akan tetapi terdapat satu pola umum yakni sistem sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat-istiadat dan pola perilaku yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini Mac Iver mengemukakan tiga pola umum sistem stratifikasi kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, dan tipe demokratis.

(6)

lapisan di atasnya. Pola stratifikasi kekuasaan tipe demokratis ditandai dengan garis pemisah antara tiap-tiap lapisan kekuasaan yang bisa berubah-ubah. Setiap orang berkesempatan untuk memperoleh kekuasaan tertentu sesuai dengan usaha, kemampuan, dan mungkin juga keberuntungan.

19 Mei 2014

Makalah Manusia dan Kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Budaya B. Fungsi Budaya bagi Manusia

C. Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan B. Saran

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah. Makalah ini membahas “Manusia danKebudayaan”

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Depok, 2 Maret 2014

(8)

( Muhammad Abi Arifianto)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(9)

Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan hakikat dari manusia? 2. Apakah pengertian kebudayaan?

a. Unsur – unsur apa saja yang mempengaruhi kebudayaan?

b. Faktor apakah yang mempengaruhi diterimanya suatu unsur kebudayaan baru? 3. Bagaimanakah kaitan manusia dan budaya?

4. Bagaimana kedudukan manusia dan budaya?

1.3 Tujuan

(10)

seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan masih banyak lagi peranan penting yang dimiliki kebudayaan. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah penunjang yang bertujuan memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara semacam ini diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan. Dengan membahas materi tentang kebudayaan di harapkan dapat nenambahkan wawasan pengetahuan dan kepedulian terhadap kebudayaan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),

yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan

atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA

Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

 ABINENO J. I

(11)

 UPANISADS

Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

 SOKRATES

Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.

 KEES BERTENS

Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

 I WAYAN WATRA

Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.

 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY

Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

 ERBE SENTANU

Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

 PAULA J. C & JANET W. K

Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.

B. Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari kata budh—> budhi—> budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).

(12)

a. Kebudayaan itu beraneka ragam.

b. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.

c. Kebudayaan itu terjabarkan dari komponen biologi, psikologi, sosiologi, dan eksistensi manusia.

d. Kebudayaan itu berstruktur.

e. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek-aspek. f. Kebudayaan itu dinamis.

g. Nilai-nilai dalam kebudayaan itu relatif

1.2 Unsur-unsur Kebudayaan

suatu kebudayaan tidak akan pernah ada tanpa adanya beberapa sistem yang mendukung terbentuknya suatu kebudayaan, sistem ini kemudian disebut sebagai unsur yang membentuk sebuah budaya, mulai dari bahasa, pengetahuan, tekhnologi dan lain lain. semua itu adalah faktor penting yang harus dimiliki oleh setiap kebudayaan untuk menunjukkan eksistensi mereka.

1.bahasa

yaitu suatu sistem perlambangan yang secara arbitrel dibentuk atas unsur – unsur bunyi ucapan manusia yang digunakan sebagai gagasan sarana interaksi

2. sistem pengetahuan

yaitu semua hal yang diketahui manusia dalam suatu kebudayaan mengenai lingkungan alam maupun sosialnya menurut azas – azas susunan tertentu

3. organisasi sosial

yaitu keseluruhan sistem yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dan merupakan salah satu dari unsur kebudayaan universal

4. sistem peralatan hidup dan tekhnologi

yaitu rangkaian konsep serta aktivitas mengenai pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan sarana hidup manusia dalam kebudayaannya

5. sistem mata pencarian hidup

yaitu rangkaian aktivitas masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam konteks kebudayaan

(13)

yaitu suatu sistem keindahan yang didapatkan dari hasil kebudayaan serta memiliki nilai dan makna yang mendukung eksistensi kebudayaan tersebut

7. sistem religi

yaitu rangkaian keyakinan mengenai alam gaib, aktivitas upacaranya serta sarana yang berfungsi melaksanakan komunikasi manusia dengan kekuatan alam gaib

1.3 wujud kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: Gagasan, Aktivitas, dan Artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam

masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. 3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

C. Kaitan Manusia Dan Budaya

Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:

(14)

2. Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia

3. Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia yang

mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik D. Kedudukan Manusia Terhadap Kebudayaan

Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya merupakan sebuah

kebudayaan. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan: 1) penganut kebudayaan,

2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.

D. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?

Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan - peraturan

(15)

hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :

1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv) Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

BAB III

PENUTUP

(16)

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya

B. Saran

Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.

Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia

Lembaga Kemasyarakatan

Posted in Public Health by GRANDIZ's MIND

Pengertian Lembaga Kemasyarakatan

Pengertian istilah lembaga kemasyarakatan dalam bahasa Inggris adalah social institution, namun socil institution juga diterjemahkan sebagai pranata social.

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Leopold Von Wiese dan Becker : Lembaga

kemasyarakatan adalah jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Peter L. Berger : Lembaga kemasyarakatan adalah

suatu prosedur yang menyebabkan perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Mayor polak: Lembaga kemasyarakatan adalah

suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting.

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut W. Hamilton: Lembaga kemasyarakatan adalah

(17)

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Robert Maclver dan C. H. Page, lembaga

kemasyarakatan adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat..

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Koentjaraningrat: Lembaga kemasyarakatan

adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.

 Pengertian lembaga kemasyarakatan menurut Soerjono Soekanto: Lembaga kemasyarakatan

adalah himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.(Tangkilisan,2008)

Ciri-Ciri Lembaga Kemasyarakatan (Lembaga Kemasyarakatan)

Menurut Gillin dalam karyanya yang berjudul General Feature of Social Instritution ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan adalah sebagai berikut :

1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil.

2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan.

3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

4. Lembaga kemasyarakatan mempunya alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya

5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan.

6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis mau pun tidak tertulis, yang

merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku dan lain-lain.(Soekanto,2007)

7. Merupakan suatu organisasi tentang pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.

8. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.

9. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.

10. Mempunyai alat-alat perlengkapan untuk mencapai tujuan lembaga.

11. Mempunyai lambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembagatersebut.

(18)

Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan

1. Dari sudut perkembangannya dibedakan menjadi Crescive institution danEnacted institution. Crescive institution disebut sebagai lembagaprimer yaitu lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adat istiadatmasyarakat. Enacted institutionyaitu lembaga kemasyarakatan yangsengaja dibentuk untuk tujuan tertentu.

2. Dari sudut sistem nilai-nilai yang diterima masyarakat, dibagi menjadiBasic

institutionDanSubsidiary institution. Basic institution adalah lembaga kemasyarakatan untuk memelihara tata tertib dalam masyarakat. SedangkanSubsidiary institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang kurang penting.

3. Dari sudut penerimaan masyarakatdibagi menjadi Social Sanctioned-institution

(Approved)danUnsanctioned-institution. Social Sanctioned-institutionadalah lembaga yang diterima masyarakat. SedangkanUnsanctioned-institutionadalah lembaga yang ditolak masyarakat.

4. Dari sudut penyebarannya dibagi menjadigeneral institutiondanrestriched institutiongeneral institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang dikenal masyarakat didunia.

Sedangkanrestriched institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang dianut olehmasyarakat tertentu.

5. Dari sudut fungsinya dibagi menjadi Operative institutiondanRegulative institution. Operative institution adalah lembaga kemasyarakatan yang berfungsi menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga. SedangkanRegulative institutionadalah lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadibagian yang mutlak dari lembaga.

Fungsi Lembaga Kemasyarakatan

Pada dasarnya lembaga kemasyarakatan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

1. Memberikan pedoman bagi anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.

2. Menjaga keutuhan masyarakat.

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial(social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

(19)

Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai pedoman perilaku atau sikap tindak manusia dan merupakan salah satu sarana untuk memelihara dan mengembangkan integrasi di dalam

masyarakat. Namun demikian, tidak semua norma di dalam masyarakat dengan sendirinya menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu. Hal ini tergantung pada proses pelembagaan dari norma-norma tersebut sehingga menjadi bagian dari suatu lembaga sosial tertentu.

( Soekanto dan Taneko, 1984)

Fungsi-fungsi Lembaga Sosial

Dengan melihat dua tujuan lembaga sosial, yaitu mengatur ketertiban dan pemenuhan kebutuhan masyarakat maka untuk mewujudkan fungsi dari lembaga-lembaga sosial harus dapat dilaksanakan. Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.

Contoh:

1. Lembaga ekonomi memberikan aturan-aturan produksi, distribusi dan hubungan kerja.

2. Lembaga agama memberikan aturan tentang halal dan haram, baik dan buruk dan tata cara peribadatan yang harus dilakukan oleh anggotanya.

3. Lembaga pendidikan memberikan akses bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan, sesuai dengan apa yang menjadi tujuan mereka

4. Lembaga keluarga memberikan pendidikan dasar tentang norma dan aturan dasar sosialisasi sehingga, individu mempunyai pengetahuan dasar bagaimana hidup dalam kelompok yang lebih besar sesuai dengan tujuan masing-masing.

2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau disintegrasi masyarakat. Perpecahan atau disintegrasi ini sangat mungkin terjadi di tengah masyarakat, mengingat sumber pemenuhan kebutuhan hidup cenderung tida seimbang dengan perkembangan masyarakat baik secara jumlah maupun kualitasnya.

3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem pengendalian

(20)

Jadi pada intinya, lembaga sosial berfungsi untuk mengatur kehidupan anggota-anggotanya agar mereka dapat hidup dengan tenang, damai, dan sejahtera dengan tercapainya tujuan-tujuan mereka.

1. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

Proses pelembagaan adalah proses yang terjadi pada suatu norma untuk menjadi bagian dari suatu lembaga social, sehingga dikenal, diakui, dimengerti, dihargai dan ditaati oleh masyarakat

1. Norma-norma social

Berdasarkan kekuatan mengikat anggotanya, norma-norma social dibedakan menjadi:

1. Cara (usage)

Suatu norma yang memiliki kekuatan mengikat paling lemah. Kemudian lebih menonjolkan hubungan antar individu dalam masyarakat, serta sanksi pelanggaran norma berupa celaan dari individu yang berinteraksi dengannya.

1. Kebiasaan (folkways)

Suatu norma memiliki kekuatan mengikat yang lebih besar daripadausage. Kemudian lebih menonjolkan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian besar individu dalam masyarakat, serta sanksi terhadap pelanggaran norma ini berupa celaan dari setiap anggota masyarakat

1. Tata kelakuan (mores)

Kebiasaan yang merupakan tata perilaku dan juga sekaligus diterima sebagai norma pengatur yang mencerminkan sifat-sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar ataupun tidak sadar, yang dilakukan terhadap anggotanya

1. Adat istiadat (custom)

Tata kelakuan yang kekal dan mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar terhadap anggota masyarakatnya. Sehingga masyarakat yang melanggarnya akan menerima sankni yang keras.

2. Jenis-jenis Lembaga Sosial

(21)

lembaga kemasyarakatan dianggap sebagai yang sungguh-sungguh berlaku, apabila norma-norma tersebut sepenihnya membantu pelaksanaan pola kemasyarakatan

3. Sistem Pengendalian Sosial (social control)

Roucek (1951:3) mendefinisikan sistem pengendalian sosial adalah pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap jalannya pemerintahan,khususnya pemerintahan beserta aparaturnya. Pengendalian sosialbertujuan menjaga keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Roucek juga membedakan pengendaliansosial berdasarkan sifatnya menjadi prevensif, represif atau kombinasi keduanya. Pengendalian sosial bersifat prevensif dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal. Pengendalian represif berwujud penjatuhan sanksi kepada anggota yang melanggar atau melakukan penyimpangan norma yang berlaku. Pada dasarnya proses pengendalian sosial dapat dilakukan dengancara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan (coercive).

1. LembagaKemasyarakatanDesa

Contoh lembaga kemasyarakatan yang ada di desa :

1. Karang Taruna

Karang Taruna merupakan wadah bagi generasi muda untuk mengekspresikan jiwa mudanya. Disamping di tingkat desa di masing-masing pedukuhan juga terdapat karang taruna tingkat dusun dengan kegiatan tergantung dari program kerja karang taruna tingkat dusun.

2. LPMD ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa )

Lembaga ini berkedudukan ditingkat desa yang berperan dalam rangka ikut memperlancar program-program pembangunan ditingkat desa.

3. GaPokTan ( Gabungan Kelompok Tani )

Merupakan wadah bagi kelompok tani ditingkat desa, kegiatan yang menjadi rutinitas adalah pertemuan kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan secara bergilir setiap bulan di masing-masing kelompok tani. Kegiatan yang dilakukan :

- Pendampingan Program Aksi MANDIRI PANGAN

(22)

4. POSYANDU ( Pos Pelayanan Terpadu )

Kegiatanposyandu meliputi penimbangan rutin bagi balita dan lansia, pemberian makanantambahan bagi balita dan lansia, penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia.

5. FORKESDES ( Forum Kesehatan Desa )/ DESA SIAGA

Forum ini berkedudukan di tingkat desa, yang merupakan sarana untuk membahas masalah-masalah kesehatan ditingkat desa. Kesehatan yang dimaksud disini termasuk kesehatan lingkungan. Forum ini terbentuk pada tahun 2007 hal tersebut didasari pada banyaknya masalah-masalah kesehatan ditingkat pedukuhan yang tidak dapat Secara maksimal. Sehingga dengan adanya forum ini akan lebih mendorong terwujudnya desa yang sehat salah satunya adalah penanganan masalah gizi buruk.

Fasilitas Kesehatan yang ada di desacontohnya :

1. POSKESTREN ( Pos Kesehatan Pondok Pesantren )

2. POLINDES ( Pondok Bersalin Desa )

3. PUSTU ( Puskesmas Pembantu )

4. POSYANDU BALITA

5. POSYANDU LANSIA

7. GERAKAN SAYANG IBU

8. PKK ( Pemberdayan Keluarga )

9. PPMD ( Pos Penanggulangan Malaria Desa )

10. BAZIS ( Lembaga ini yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka untuk membina kerukunan umat beragama dan pembinaan mental spiritual bagi warga masyarakat desa)

G. Lembaga Kemasyarakatan Kota

(23)

1. Lembaga Keluarga

Lembaga keluarga merupakan tempat pertama untuk anak menerima pendidikan dan pembinaan. Meskipun diakui bahwa sekolah mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan, namun sekolah tidak mulai dari “ruang hampa”Sekolah menerima anak setelah melalui berbagai pengalaman dan sikap serta memperoleh banyak pola tingkah laku dan keterampilan yang diperolehnya dari lembaga keluarga.

2. Lembaga Agama

Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Ia memberikan landasan

normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis). Dalam konteks ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem nilai bagi pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi ialah Lembaga yang mempunyai kegiatan bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Fungsi lembaga ekonomi:

•Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan •Memberi pedoman untuk barter dan jual beli barang

•Memberi pedoman untuk menggunakan tenaga kerja dan cara pengupahan • Memberi pedoman tentang cara pemutusan hubungan kerja

• Memberi identitas diri bagi masyarakat

Tujuan lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat.

4. Lembaga Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

5. Lembaga Pendidikan

Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat penting. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa da

KONFLIK SOSIAL

(24)

Idealnya, kondisi masyarakat adalah aman, tentram dan damai sejahtera. Manusia dapat berinteraksi dengan manusia lain secara harmonis dalam memenuhi kebutuhannya baik biologi, psikologi maupun social tanpa tekanan, paksaan ataupun kekerasan.

Namun kenyataannya, dalam masyarakat seringkali ditemukan berbagai persaingan yang kadangkala berujung konflik. Orang atau kelompok dalam masyarakat memaksakan kepentingan atau keinginannya kepada orang atau kelompok lain yang mengakibatkan terjadi benturan kepentingan bermuara pada ancaman bahkan kekerasan. Benturan kepentingan dapat terjadi baik di kalangan individu, kelompok, suku bahkan Negara. Benturan kepentingan inilah yang secara umum disebut konflik.

Konflik yang terjadi dalam masyarakat harus diatasi. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan, seperti kompromi, mediasi, ajudikasi dsb. Cara-cara ini dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pihak-pihak yang berkonflik.

Hal-hal seputar konflik dan solusi dari pemecahan konflik inilah yang akan dibahas pada bab ini. Semoga materi yang disampaikan dapat memudahkan siswa mempelajarinya.

B. Pengertian

1. Secara etimologis

Secara etimologis konflik social berasal dari kata “confligere” yang berarti sama-sama memukul. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) konflik didefinisikan sebagai percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. (Kun Maryati, 2001 : 54)

2. Pengertian Secara Umum

Konflik adalah proses social dimana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan ancaman dan kekerasan.

3. Menurut Para Ahli a. Berstein

Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi positif dan ada pula yang negative di dalam interaksi social.

b. Dr. Robert M.Z. Lawang

Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, di mana tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

c. Drs. Ariyono Suyono

Konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

d. James W. Vander Zanden

(25)

e. Soerjono Soekanto

Konflik adalah proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan.

C. Faktor Penyebab Konflik

Ada 4 faktor penyebab konflik, yaitu : 1. Perbedaan individu

Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kepribadian atau individu tertentu. Mmisalnya perceraian karena adanya WIL (Wanita Idaman Lain)

2. Perbedaan Latar belakang kebudayaan

Adalah konflik yang disebabkan perbedaan kebudayaan dalam masyarakat. Misal perbedaan budaya tentang perlakukan laki dan perempuan antara masyarakat tradisional dengan masyarakat modern.

3. Perbedaan Kepentingan

Adalah konflik yang terjadi karena kepentingan yang berbeda. Misalnya konflik buruh dengan majikan

4. Perubahan social

Adalah konflik yang terjadi karena perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Misal konflik antara generasi tua dengan generasi muda mengenai pendidikan seksualitas. (Kun Maryati, 2001 : 56 -57)

D. Bentuk-bentuk konflik

1. Berdasarkan sifatnya

a. Konflik destruktif adalah konflik yang muncul karena perasaan tidak senang,

rasa benci, dan dendam dari seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Misal : Konflik Ambon, Konflik Poso.

b. Konflik Konstruktif

Adalah konflilk yang muncul karena perbedaan pendapat dari kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Misal : perbedaan pendapat dalam suatu organisasi.

2. Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik

a. Konflik vertical adalah konflik antar komponen masyarakat yang di dalam

(26)

b. Konflilk horisantal adalah konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relative sama. Misal : Konflik antar organisasi massa.

c. Konflik diagonal adalah konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumberdaya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Misal : Konflik Aceh

3. Berdasarkan sifat pelakunya

a. Konflik terbuka adalah konflik yang diketahui semua pihak. Contoh : Konflik

Palestina-Israel

b. Konflik tertutup adalah konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau

kelompok yang terlibat konflik. Misal : konflik dalam rumah tangga.

E. Jenis-jenis konflik

1. Konflik Individu

Adalah konflik antara individu satu dengan individu lain. Misal : berkelahi.

2. Konflik kelompok

Adalah konflik antara kelompok satu dengan kelompok lain. Misal : tawuran.

3. Konflik Internasional

Adalah konflik antara satu Negara dengan Negara lain. Misal : Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2

4. Konflik kelas

Adalah konflik antara kelas social satu dengan kelas social lain. Misal : konflik antara buruh dengan Manager.

5. Konflik politik

Adalah konflik antar individu atau kelompok untuk tujuan politik. Misal : konflik antar Partai Politik.

(27)

Adalah konflik antara suku satu dengan suku lain. Misal : konflik Sampit.

7. Konflik antar agama

Adalah konflik antar pemeluk agama satu dengan pemeluk agama yang lain. Misal : perang salib.

8. Konflik antargenerasi

Adalah konflik antara generasi satu dengan generasi lain. Misal : konflik pandangan antara generasi muda dengan generasi tua tentang pendidikan seksual di sekolah.

9. Konflik Rasial

Adalah konflik antara kelompok satu dengan kelompok lain yang berbeda warna kulit. Misal : penerapan politik Apheirheid menyebabkan konflik ras kulit putih dengan ras kulit hitam.

F. Dampak konflik

1. Dampak positif

a. Meningkatkan solidaritas antar anggota. Misalnya : karena penjajahan selama 3,5 abad bangsa Indonesia yang berbeda suku dapat membentuk kesatuan bangsa yang dikenal dengan sumpah pemuda

b. Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh. Misal : karena konflik

Indonesia dengan Belanda pada masa perjuangan kemerdekaan, muncul Soekarno-Hatta.

c. Membantuk menghidupkan kembali norma lama dan menciptakan norma

baru

d. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan

seimbang.

2. Dampak negatif

a. Berkurangnya solidaritas antar sesame anggota b. Hancur dan retaknya kesatuan kelompok

c. Adanya perubahan kepribadian seorang individu d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia e. Kemiskinan bertambah dan tidak kondusifnya keamanan

(28)

G. Cara mengatasi konflik

Cara mengatasi konflik adalah dengan akomodasi. Ada beberapa bentuknya, yakni : 1. Genjatan senjata

Merupakan pencegahan permusuhan antarpihak yang bertikai untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan pekerjaan tertentu yang tidak boleh di ganggu.

2. Mediasi

adalah penghentian peritikaian oleh pihak ketiga dengan memberikan keputusan mengikat. 3. Konsiliasi

Adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

4. Stalemate

Adalah keadaan pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang tetapi berhenti pada titik tertentu tidak bisa maju ataupun mundur.

5. Arbitrasi

Merupakan perselisihan yang langsung dihentikan pihak ketiga yang memutuskan dan diterima serta ditaati oleh kedua pihak.

6. Ajudikasi

Adalah penyelesaian perkara atau sengketa pengadilan. 7. Eliminasi

Adalah pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik

8. Dominasi

Adalah orang atau pihak yang memiliki kekuatan besar dapat memaksakan orang atau pihak lain menaatinya.

9. Mayority rules

Adalah suara terbanyak ditentukan melalui voting akan menentukan keputusan tanpa pertimbangan argumentasi.

10. Kompromi

Adalah semua pihak yang terlibat konflik berusaha mencari jalan tengah dengan menguraikan tuntutan tertentu.

11. Minority consent

Adalah kelompok minoritas yang kalah menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.

12. Integrasi

Adalah pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembalik sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

BAB III.

KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

Pengertian Konflik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,

perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain

(29)

Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.

Pengertian Konflik menurut Ahli :

 Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha

memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan.

 Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi karena

adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.

Faktor-faktor Penyebab Konflik

 Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :

 perbedaan antarindividu,

 perbedaan kebudayaan ,

 perbedaan kepentingan dan

 perubahan sosial.

Perbedaan antarindividu

Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.

Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam diri anda. Sehingga terjadi konflik.

Perbedaan Kebudayaan

(30)

Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.

Perbedaan Kepentingan

Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

Perubahan Sosial

Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.

Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik diantara mereka.

Bentuk-bentuk Konflik

Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.

2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.

(31)

1. Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri

2. Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain.

Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :

3. Konflik atau pertentangan pribadi

4. Konflik atau pertentangan rasial

5. Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial

6. Konflik atau pertentangan politik

7. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional

Berdasarkan Sifatnya :

8. Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.

9. Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.

Berdasrkan posisi pelaku yang berkonflik

10. Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang bersifat hirarkis

11. Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan relatif sama.

(32)

Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik

13. Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina

14. Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik

Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:

15. Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :

1. Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.

2. Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama

16. Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan

17. Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.

18. Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik.

(33)

Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :

20. Konflik dengan orangtua

21. Konflik dengan anak-anak sendiri

22. Konflik dengan keluarga

23. Konflik dengan orang lain

24. Konflik dengan suami atau istri

25. Konflik disekolah

26. Konflik dalam pemilihan pekerjaan

27. Konflik agama

28. Konflik pribadi

Dampak Sebuah Konflik

Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif.

Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:

1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.

2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.

3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

(34)

5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.

6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.

7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.

Segi negatif dari konflik :

1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.

2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.

3. Berubahnya kepribadian para individu.

4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.

Konflik Dan Kekerasan

1. Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.

2. Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.

(35)

Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :

1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok

 Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti

kelainan genetik atau fisiologis

1. Teori Kekerasan Struktural

 Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem

sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.

1. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural

 Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi

kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :

a. kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)

b. kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)

c. kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu,

penjambretan)

d. kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)

Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.

(36)

Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan arbitasi.

Konsoliasi

Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.

Mediasi

Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator.

Arbitasi

Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.

Ajudication

Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan

(37)

Pengertian Integrasi Sosial

 Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi

kesatuan yang utuh dan bulat

 Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat

sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.

Pengertian integrasi sosial menurut ahli :

Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan pada ras tersebut

Syarat terjadinya Integrasi

Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya integrasi sosial adalah :

 Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi

kebutuhan-kebutuhan mereka

 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai

nilai dan norma

 Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi

 Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya tinggi integrasi

(38)

 Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.

 Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi

maka semakin mempengaruhi proses integrasi

 Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi

anggota-anggota masyarakat tercapai.

Bentuk-bentuk integrasi sosial

 Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang

berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika

 Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi

tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai berdagang.

 Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki

penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.

Proses Integrasi

 Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi

sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.

 Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan

tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan sifat aslinya.

(39)

 Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda

 Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi

 Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya

 Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa

 Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.

 Adanya perkawinan campur (amalgamasi)

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN (KONSEP DESAIN) Konsep perencanaan dan perancangan Galeri Mural dan Graffiti ini mengacu pada konsep Ekspresi dalam Arsitektur, khususnya diterapkan pada

Penelitian ini dibahas secara metode kuantitatif, dengan melihat adakah hubungan antara durasi dan frekuensi terpaan film porno dengan sikap remaja laki-laki

Ada juga gereja yang beralasan menerima perempuan menjadi pemimpin karena semua orang, laki-laki dan perempuan sama di hadapan Tuhan dan ayat yang dipakai untuk

Upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan

This research applies Russian formalism school of literary criticism, especially defamiliaization The research finding is that the lyrics that Black Sabbath use sound the spirit

Universitas Widyatama berkewajiban menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat disamping melaksanakan pendidikan dan pengajaran sebagaimana diamanahkan

Gambar 14.2 sama halnya dengan 14.1, hanya pada awal waktu jaringan adhoc multi-hop (5 node) terjadi peningkatan throughput (flow-1 dan flow-2), selebihnya hingga

Kasus ini bermula dari proses penyusunan anggaran yang sejak awal sudah bermasalah karena pengadaan UPS tersebut tidak berdasarkan dari kebutuhan sekolah dan juga tidak